I. PENDAHULUAN. sayuran dengan jenis dan jumlah yang banyak. Menurut Ekawati (2009),

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. lalapan karena memiliki cita rasa yang khas. Daun muda pohpohan memiliki

SKRIPSI. Disusun oleh: YOGYAKARTA

I. PENDAHULUAN. maupun tujuan lain atau yang dikenal dengan istilah back to nature. Bahan

I. PENDAHULUAN. Bentuk jeruk purut bulat dengan tonjolan-tonjolan, permukaan kulitnya kasar

Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. endemik di Indonesia (Indriani dan Suminarsih, 1997). Tumbuhan-tumbuhan

I. PENDAHULUAN. diramu sendiri dan memiliki efek samping merugikan yang lebih kecil

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu bagian tanaman pepaya yang dapat dimanfaatkan sebagai obat

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sumberdaya hayati Indonesia sangat berlimpah dan beranekaragam.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mikroorganisme dapat menyebabkan infeksi terhadap manusia. Infeksi

AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN ANTIOKSIDAN EKSTRAK KULIT BUAH LANGSAT (Lansium domesticum var. langsat)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis yang kaya dengan berbagai tumbuhan, terdapat

5. Media Mekanisme kerja antimikroba Pengukuran aktivitas antibiotik Ekstraksi Kromatografi Lapis Tipis

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

bahan-bahan alami (Nascimento dkk., 2000).

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (1.3) Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat Penelitian, (1.5)

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini penggunaan obat tradisional masih disukai dan diminati oleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

KAJIAN AWAL AKTIFITAS ANTIOKSIDAN FRAKSI POLAR KELADI TIKUS (typhonium flagelliforme. lodd) DENGAN METODE DPPH

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

dimanfaatkan adalah parijoto (Medinilla speciosa). Di Indonesia, tanaman ini

ISOLASI DAN KARAKTERISASI GOLONGAN SENYAWA FENOLIK DARI KULIT BATANG TAMPOI (Baccaurea macrocarpa) DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

HASIL DA PEMBAHASA. Kadar Air

I. PENDAHULUAN. maupun yang berasal dari alam (Karadi dkk., 2011). dibandingkan obat modern (Hastari, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. Rongga mulut manusia tidak terlepas dari berbagai macam bakteri, diantaranya

Lampiran 1 Bagan alir lingkup kerja penelitian

I. PENDAHULUAN. Tanaman obat telah lama digunakan oleh masyarakat Indonesia sebagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya dengan tumbuhan berkhasiat, sehingga banyak dimanfaatkan dalam bidang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

IDENTIFIKASI SENYAWA ANTIOKSIDAN DALAM SELADA AIR (Nasturtium officinale R.Br)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN. Candida yang dapat menyebabkan infeksi kulit dan selaput lendir. C. albicans

PENDAHULUAN. alam yang besar. Berbagai jenis tanaman seperti buah-buahan dan sayuran yang beragam

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Candida (Brown dan Bums, 2005; Siregar, 2005). Rosalina dan Sianipar (2006)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. turunan asam amino fenil alanin yaitu 2-acetyl-1-pyrroline (Faras et al., 2014).

I. PENDAHULUAN. alam. Sebagai salah satu negara yang memiliki wilayah pantai terpanjang dan

I. PENDAHULUAN. makanan (foodborne disease) (Susanna, 2003). Foodborne disease tidak

I. PENDAHULUAN. (Setiyawati, 2003; Kuntorini, 2005; dan Kasrina, 2014). esensial dengan senyawa utama berupa sabinene, terpinen-4-ol, γ-terpinene,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang memiliki ribuan jenis tumbuhan

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. lumut. Tumbuhan lumut merupakan sekelompok tumbuhan non vascular yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi dan Taksonomi Pohpohan (Pilea trinervia W) Pohpohan yang termasuk ke dalam suku Urticaceae dan marga Pilea

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Reactive Oxygen Species (ROS) adalah hasil dari metabolisme aerobik

Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Pohpohan (Pilea trinervia W.) Terhadap Escherichia coli Dan Staphylococcus aureus

BAB I PENDAHULUAN. terutama disebabkan oleh kurangnya kebersihan. Penanganan penyakit yang

HASIL DAN PEMBAHASAN Persiapan dan Ekstraksi Sampel Uji Aktivitas dan Pemilihan Ekstrak Terbaik Buah Andaliman

Lampiran 1. Tanaman sirih dan daun sirih. Tanaman sirih. Daun sirih segar. Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. seseorang. Makanan yang sehat dan aman merupakan salah satu faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. telah sangat berkembang, salah satunya adalah sediaan transdermal. Dimana sediaan

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai uji klinis dan di pergunakan untuk pengobatan yang berdasarkan

I. PENDAHULUAN II. METODE PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN. graveolens L.), kemangi (Ocimum bacilicum L.) serta campuran keduanya. terhadap pertumbuhan Candida albicans in vitro yang

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan banyak dimanfaatkan oleh masyarakat, namun demikian pada

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator yang menggambarkan keseluruhan mengenai

TINJAUAN PUSTAKA Sifat Insektisida Tephrosia vogelii

HASIL DAN PEMBAHASAN

AKTIVITAS ANTIMIKROBIA DAUN MANGGA (Mangifera indica L.) TERHADAP Escherichia coli DAN Staphylococcus aureus. SKRIPSI

IDENTIFIKASI FITOKIMIA DAN EVALUASI TOKSISITAS EKSTRAK KULIT BUAH LANGSAT (Lansium domesticum var. langsat)

I. PENDAHULUAN. penyakit menemui kesulitan akibat terjadinya resistensi mikrobia terhadap antibiotik

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI FRAKSI DAUN ALPUKAT (PERSEA AMERICANA MILL) TERHADAP BAKTERI ESCHERICHIA COLI DAN STAPHYLOCOCCUS AUREUS

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN. Hasil pemeriksaan ciri makroskopik rambut jagung adalah seperti yang terdapat pada Gambar 4.1.

PROFIL FITOKIMIA DAN UJI ANTIBAKTERI BIJI MANGGA ARUM MANIS (Mangifera indica. Linn)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia dan Laboratorium Kimia Instrumen

I. PENDAHULUAN. rusak serta terbentuk senyawa baru yang mungkin bersifat racun bagi tubuh.

HASIL. (%) Kulit Petai 6.36 n-heksana 0,33 ± 0,06 Etil Asetat 0,32 ± 0,03 Etanol 70% 12,13 ± 0,06

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

MEMPELAJARI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN ANTIBAKTERI EVITA DAMAYANTI

I. PENDAHULUAN. timbulnya berbagai macam penyakit seperti jantung koroner, kanker, diabetes,

mencit dalam menurunkan jumlah rerata koloni Salmonella typhimurium (Murtini, 2006). Ekstrak metanol daun salam juga terbukti mampu menghambat

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Mencapai derajat sarjana S-1. Diajukan Oleh : Afini Rahmawati J Kepada : FAKULTAS KEDOKTERAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Kadar Air Ekstraksi dan Rendemen Hasil Ekstraksi

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang optimal dan untuk mengatasi berbagai penyakit secara alami.

BAB I PENDAHULUAN. penyakit infeksi adalah bakteri. Bakteri merupakan mikroorganisme yang tidak

I. PENDAHULUAN. penting dalam pemenuhan kebutuhan gizi, karena memiliki protein yang

BAB I PENDAHULUAN. Obat-obat modern walaupun telah mendominasi dalam pelayanan

Uji antibakteri komponen bioaktif daun lobak (Raphanus sativus L.) terhadap Escherichia coli dan profil kandungan kimianya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Dan Fraksi Kulit Buah Jengkol (Archidendron jiringa (Jeck) Nielsen Dengan Metode Peredaman Radikal Bebas DPPH

1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu cermin dari kesehatan manusia, karena merupakan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 14. Hasil Uji Alkaloid dengan Pereaksi Meyer; a) Akar, b) Batang, c) Kulit batang, d) Daun

BAB I PENDAHULUAN. tanaman berkhasiat obat sebagai salah satu upaya dalam penanggulangan masalah

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang mempunyai keanekaragaman hayati yang sangat tinggi, sehingga menghasilkan sayuran dengan jenis dan jumlah yang banyak. Menurut Ekawati (2009), sayuran yang banyak dimanfaatkan di Indonesia masih sebatas sayuran hijau yang sering terlihat di pasar tradisional maupun supermarket seperti bayam, kangkung, daun pepaya, dan daun singkong, sedangkan beberapa sayuran di Indonesia terutama di wilayah Jawa biasa dikonsumsi secara mentah yang disebut dengan lalapan atau sayuran indigenous. Menurut Suryadi dan Kusmana (2004), sayuran indijenes merupakan sayuran asli daerah yang telah dikonsumsi sejak zaman dahulu dan telah dikenal lama oleh masyarakat di suatu daerah tertentu. Semakin segar sayur-sayuran dikonsumsi, semakin tinggi zat berhasiat (phytochemicals) dari sayuran yang diperoleh tubuh, seperti pegagan, sambiloto, purwaceng, pohpohan, mangkokan, kecipir, mete, terung bulat, leunca, selada air, daun lobak, kemangi, kacang panjang dan masih banyak yang lainnya (Nadesul, 2008). Menurut Peoloengan dkk. (2006), upaya untuk memberikan nilai tambah dari tanaman yang masih liar salah satunya dengan dilakukan penelitian terhadap kandungan kimia serta khasiatnya. Penelitian berupa pengujian fitokimia dan uji aktivitas biologisnya seperti antimikrobia 1

2 sangat perlu untuk dilakukan. Antimikrobia merupakan senyawa kimia yang berfungsi untuk mengontrol pertumbuhan mikroorganisme yang tidak diinginkan. Antimikrobia meliputi antibakteri, antiprotozoal, antifungi, dan antivirus. Antibakteri termasuk ke dalam antimikrobia yang digunakan untuk menghambat pertumbuhan bakteri (Perry dkk., 2002; Schunack dkk., 1990). Pohpohan atau yang dikenal dengan nama ilmiah Pilea trinervia Wight, termasuk ke dalam tumbuhan terna dengan tinggi mencapai 2 meter. Helaian daun berbentuk bulat meruncing, bersifat lunak dan berbau khas yang biasanya digunakan untuk sakit perut (Balaikliring Kehati Jawa Barat, 2009; Heyne, 1987; Siemonsma dan Piluek, 1994; van Steenis, 2010). Menurut Wistreich (1999), sakit perut dapat disebabkan oleh adanya bakteri-bakteri merugikan baik dari luar tubuh maupun bakteri yang ada dalam saluran pencernaan. Bakteri penyebab penyakit saluran pencernaan yang berada dalam saluran pencernaan dan di luar tubuh salah satunya adalah Eschericia coli yang bersifat Gram negatif dan Staphylococcus aureus yang bersifat Gram positif. Kandungan fitokimia daun pohpohan menurut penelitian Amalia dkk. (2006), dengan menggunakan ekstraksi bertingkat menggunakan pelarut n-heksana, etil asetat, dan etanol, terdiri dari golongan streroid atau triterpenoid, alkaloid, dan flavonoid. Senyawa hasil ekstraksi daun pohpohan merupakan golongan alkaloid yang mempunyai gugus >NH, -

3 CH 3, -CH 2, >C=O, >C=C< dan memiliki ikatan rangkap terkonjugasi, sehingga daun pohpohan kemungkinan memiliki aktivitas antimikrobia. Menurut berbagai macam penelitian, flavonoid yang terdapat dalam makanan yang terkandung dalam komponen biologi memiliki banyak jenis, yang berfungsi sebagai antioksidan, antimikrobia, kemungkinan antikarsinogenik dan efek perlindungan terhadap jantung (Nutrien Data Laboratory, 2003). Beberapa penelitian membuktikan bahwa flavonoid yang terkandung dalam tanaman seperti daun papaya dapat menjadi senyawa antimikrobia alami (Ardina, 2007). Sedangkan menurut Markham (1988) dalam Setiaji (2009), daya antibakteri daun pepaya diakibatkan oleh adanya kandungan tokophenol dan flavonoid. B. Keaslian Penelitian Dwiyani (2008), dalam penelitiannya mengatakan adanya aktivitas antioksidan dari ekstrak daun pohpohan menggunakan pelarut metanol dan ekstraksi metanol dengan tambahan karbon aktif. Dengan menggunakan metode penghambatan radikal 1,1-difenil-2-pikrilhidrazil (DPPH) dan mengukur serapan dengan panjang gelombang 515 nm, diketahui bahwa ekstrak tanpa karbon aktif menunjukkan aktivitas antioksidan paling besar, setelah diisolasi dengan metode kromatografi kilas diketahui hasil terbaik pada fraksi 1 dengan nilai 30,39% pada konsentrasi 150 ppm, dan 55,39% pada konsentrasi 350 ppm, yang merupakan senyawa steroid dan triterpenoid.

4 Menurut Endrini (2011), ekstrak daun pohpohan dengan menggunakan metanol 95%, memiliki kemampuan antioksidan walaupun tidak sebesar sampel lainnya (rumput mutiara). Ekstrak daun pohpohan tidak memiliki kemampuan sebagai antikarsinogenik terhadap aktivitas kanker payudara yang dipengaruhi hormon (MCF-7) dengan menggunakan metode MTT (microculture tetrazolium salt). Hasil penelitian Kusumaningtyas dkk. (2008), menunjukkan ekstrak daun sirih dengan pelarut n-heksana, etil asetat, dan etanol, serta krim yang dibuat dari ekstrak etil asetat dan minyak atsiri daun sirih, menunjukkan adanya aktivitas anticendawan terhadap Candida albicans dan Trichophyton mentagrophytes. Penghambatan dari ekstrak etil asetat dan minyak atsiri lebih besar daripada daerah hambatan ekstrak n-heksana dan etanol. Menurut penelitian Zaichang dkk. (2013), ekstrak daun Pilea cadierei dengan pelarut etanol, memiliki kemampuan antibakteri minimum pada konsentrasi 12±3 % (4 mg/ml) terhadap bakteri Escherichia coli. Menurut penelitian Chahardehi dkk. (2010), aktivitas antibakteri dari ekstrak Pilea microphylla dengan pelarut heksana, kloroform, etil asetat dan metanol dengan metode disk diffusion, diketahui bahwa ekstrak Pilea microphylla efektif terhadap bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus, dengan KHM dengan pelarut etil asetat pada konsentrasi ekstrak 8,33 mg/ml.

5 Penggunaan ekstrak daun pohpohan belum diteliti keefektifannya terhadap aktivitas antimikrobia sampai saat ini. Selama ini penggunaan daun pohpohan hanya diuji untuk dilihat aktivitas antioksidannya saja seperti penelitian yang dilakukan Dwiyani (2008) dan Endrini (2011). C. Masalah Penelitian 1. Apakah ekstrak daun Pilea trinervia W dapat menghambat bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus? 2. Pelarut manakah yang menghasilkan ekstrak terbaik dalam memperlihatkan aktivitas antibakteri paling tinggi terhadap Escherichia coli dan Staphylococcus aureus? 3. Berapa Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) dari ekstrak daun Pilea trinervia W? D. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui ekstrak daun Pilea trinervia W dalam menghambat Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. 2. Mengetahui pelarut yang menghasilkan ekstrak dengan aktivitas antibakteri paling tinggi terhadap Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. 3. Mengetahui Konsentrasi Hambat Minimun (KHM) dari ekstrak daun Pilea trinervia W.

6 E. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang berguna bagi komunitas ilmiah maupun bagi masyarakat umum. Secara aplikatif, penelitian ini diharapkan memberikan gambaran kepada masyarakat bahwa daun pohpohan memiliki potensi antibakteri yang mampu menghambat pertumbuhan Escherichia coli dan Staphylococcus aureus yang sering menyebabkan penyakit pada saluran pencernaan.