HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP WISATAWAN TERHADAP PEMANFAATAN KLINIK WISATA

dokumen-dokumen yang mirip
JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA KARYA TULIS ILMIAH

Mahasiswa Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Bali 2 Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Bali

LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP WISATAWAN TERHADAP PEMANFAATAN KLINIK WISATA. (Studi Kasus Wisata Pantai Parangtritis Yogyakarta) LAPORAN HASIL

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN PENGELOLAAN AWAL INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA ANAK

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN PESERTA BPJS DI KELURAHAN ROWOSARI DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS ROWOSARI

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU TENTANG FAKTOR RISIKO PENYAKIT SEREBROVASKULAR TERHADAP KEJADIAN STROKE ISKEMIK ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG REKAM MEDIS DENGAN KELENGKAPAN PENGISIAN CATATAN KEPERAWATAN JURNAL PENELITIAN MEDIA MEDIKA MUDA

PERBEDAAN TINGKAT DEPRESI ANTARA LANSIA YANG TINGGAL DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI DAN YANG BERSAMA KELUARGA DI KELURAHAN PAJANG

ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat sarjana strata-1 kedokteran umum

LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO 2012

Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Tingkat penerapan PHBS

PERBANDINGAN KEPUASAN ANTARA PASIEN ASKES DAN PASIEN JAMKESMAS DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUP DR.KARIADI SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN SIKAP PEMBERIAN ASI EKSLKLUSIF DI WILAYAH PUSKESMAS KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH REAKSI IMUNISASI DPT/HB TERHADAP SIKAP DAN PERILAKU IBU DALAM PELAKSANAAN IMUNISASI DPT/HB DI KOTA SEMARANG

Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Pengunjung Terhadap Kepuasan Tentang Klinik Wisata Di Water Blaster Semarang

HUBUNGAN ANTARA SIKAP IBU TENTANG MITOS IMUNISASI DENGAN PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DI KLINIK UTAMA PKU MUHAMMADIYAH SAMPANGAN SURAKARTA

PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea

Keywords:. Knowledge, Attitude, Action in the Utilization of PHC.

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG FAKTOR RISIKO KEHAMILAN DENGAN KETERATURAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE PADA IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA

DAFTAR ISI BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DALAM PEWARNA RAMBUT TERHADAP KERUSAKAN RAMBUT

HUBUNGAN KEIKUTSERTAAN ORGANISASI DENGAN REGULASI DIRI PADA REMAJA : STUDI KASUS DI SMA N 2 NGAWI

Anis Fitriyani 1, Nuke Devi Indrawati 1

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU MEMERIKSAKAN DIRI KE PELAYANAN KESEHATAN : PENELITIAN PADA PASIEN GLAUKOMA DI RUMAH SAKIT DR.

HUBUNGAN ANTARA LAMA PAPARAN ASAP ROKOK DENGAN FREKUENSI KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI PUSKESMAS GAMBIRSARI SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

RELATIONSHIP BETWEEN EDUCATION AND KNOWLEDGE WITH KADARZI BEHAVIOR IN RURAL AREAS REPRESENTED BY KEMBARAN I DISTRICT

PERBEDAAN TINGKAT PENGETAHUAN DOKTER UMUM TENTANG VISUM ET REPERTUM JURNAL PENELITIAN MEDIA MEDIKA MUDA

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PEKERJA TENTANG APD TERHADAP PENGGUNAANNYA DI CV. UNGGUL FARM NGUTER

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN TINDAKAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS KARTASURA SKRIPSI

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGETAHUAN ORANG TUA MENGENAI KELAINAN GENETIK PENYEBAB DISABILITAS INTELEKTUAL DI KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Era otonomi daerah, sektor pariwisata memegang peranan penting dalam

HUBUNGAN ANTARA HIGIENE KANTIN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA PENJAMAH MAKANAN PT. X DI KARANGANYAR

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN BAHAYA NAPZA DENGAN SIKAP DAN TINDAKAN PENYALAHGUNAAN NAPZA PADA MAHASISWA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Pembimbing II : dr. Rita Tjokropranoto, M.Sc.

HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN KANKER SERVIKS UTERI DENGAN FAKTOR RISIKO MENIKAH USIA MUDA LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB WISATAWAN MEMILIH DAERAH KUNJUNGAN WISATA DI PARAPAT DAN TUKTUK SIADONG. DisusunOleh:

HUBUNGAN SIKAP DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PRESTASI MAHASISWA SEMESTER IV DI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO TAHUN 2016

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Kedokteran. Diajukan Oleh: Kiky Putri Anjany J

HUBUNGAN JENIS KELAMIN DENGAN AKTIVITAS FISIK PADA MAHASISWA PENDIDIKAN DOKTER ANGKATAN 2012 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PENGUNJUNG DI LINGKUNGAN RSUP Dr. KARIADI TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI MAHASISWA TENTANG MUTU PELAYANAN POLIKLINIK DIAN NUSWANTORO DENGAN KEPUTUSAN PEMANFAATAN ULANG DI UPT POLIKLINIK DIAN

ROY ANTONIUS TARIGAN NIM.

ANALISIS DEMAND MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN RAWAT INAP DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEDAN DELI, PUSKESMAS BROMO DAN PUSKESMAS KEDAI DURIAN TAHUN 2013

HUBUNGAN SOSIAL EKONOMI PESERTA BPJS DI KELURAHAN ROWOSARI DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS ROWOSARI

SIKAP IBU HAMIL DENGAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE PERTAMA (K1) COMPLIANCE WITH THE ATTITUDE OF PREGNANT WOMEN PRENATAL CARE FIRST VISIT

HUBUNGAN LAMA PEMAKAIAN KONTRASEPSI IMPLAN DENGAN KEJADIAN SPOTTING DI PUSKESMAS SANGKRAH SURAKARTA

LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN PESERTA BPJS DI KELURAHAN ROWOSARI DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS ROWOSARI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KUALITAS ASUHAN IBU NIFAS DAN KEPUASAN PASIEN DI RSUD SURAKARTA

PERBEDAAN PENGETAHUAN RAMBU LALU LINTAS DAN SIKAP AMAN BERKENDARA PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN ORANGTUA DENGAN PENGETAHUAN TENTANG PELECEHAN SEKSUAL PADA ANAK REMAJA DI SURAKARTA SKRIPSI

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KONSUMSI GARAM BERYODIUM PADA IBU RUMAH TANGGA DI DESA GEMBONG KECAMATAN GEMBONG KABUPATEN PATI

TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS HALMAHERA DAN PUSKESMAS ROWOSARI SEMARANG DI ERA JKN LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

Moch. Fatkhun Nizar Hartati Tuna Ningsih Dewi Sumaningrum Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

KARYA TULIS ILMIAH. HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN SIKAP DAN PERILAKU TERHADAP MINUMAN KERAS Studi Kasus di PT Esa Express Surabaya

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA KADER POSYANDU FACTORS RELATED TO THE PERFORMANCE CADRE IN POSYANDU

LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN DAN DEPRESI PADA MAHASISWA SISTEM PERKULIAHAN TRADISIONAL DENGAN SISTEM PERKULIAHAN TERINTEGRASI

PENGARUH PENYULUHAN TENTANG KEJANG DEMAM ANAK TERHADAP PENGETAHUAN ORANG TUA (Studi di Klinik Anak RSUP Dr. Kariadi Semarang)

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

ABSTRAK HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN UMUR TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG OBAT TRADISIONAL DI APOTEK AULIA BANJARMASIN.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG TENTANG KESELAMATAN LALU LINTAS TAHUN 2014

Sartika Zefanya Watugigir Esther Hutagaol Rina Kundre

Keywords: Attitude of mother, diarrhea, participation mother in posyandu

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KETERLAMBATAN BEROBAT PADA PASIEN PATAH TULANG YANG MENGGUNAKAN SISTEM PEMBIAYAAN JAMKESMAS

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan

PERBEDAAN INDEKS HIGIENE ORAL DAN ph PLAK KELOMPOK PEMAKAI DAN BUKAN PEMAKAI PESAWAT ORTODONTI CEKAT LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

PENGARUH PENYULUHAN TENTANG PALSI SEREBRAL TERHADAP PENGETAHUAN MASYARAKAT UMUM LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

Selvina Ismalia Assegaf 2, Fitria Siswi Utami 3 INTISARI

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI BP.GIGI PUSKESMAS KELAYAN DALAM KOTA BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan

Kata kunci: Hipertensi, Aktivitas Fisik, Indeks Massa Tubuh, Konsumsi Minuman Beralkohol

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP KELAS 3 DI RSUD DR. R. GOETENG TAROENADIBRATA PURBALINGGA TAHUN 2016

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

Abstract. Healthy Tadulako Journal 11. Hubungan antara pendampingan persalinan...( Abd. Halim, Fajar, Nur)

ARTIKEL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN PERILAKU PENCARIAN LAYANAN KESEHATAN DENGAN KETERLAMBATAN PASIEN DALAM DIAGNOSIS TB PARU DI BBKPM SURAKARTA SKRIPSI

HUBUNGAN SUMBER INFORMASI DAN SIKAP TENTANG SADARI PADA REMAJA PUTRI

ABSTRAK. Kata Kunci: Wisata Kuliner, Keputusan berkunjung. viii. Universitas Kristen Maranatha

MOTIVASI DAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL TRIMESTER III

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KUALITAS PELAYANAN OBSTETRI NEONATAL EMERGENSI DASAR (PONED) DENGAN KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS GAJAHAN KARYA TULIS ILMIAH

SKRIPSI. Penelitian Keperawatan Gerontik

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) MAHASISWI

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1-1 Jumlah Wisatawan Mancanegara dan Domestik di Kota Bandung Tahun

TINGKAT PENGETAHUAN SISWA SMA DAN REMAJA PUTUS SEKOLAH TERHADAP BAHAYA MEROKOK. Oleh : MEISYARAH KHAIRANI

PENGARUH REAKSI IMUNISASI CAMPAK TERHADAP SIKAP DAN PERILAKU IBU DALAM PELAKSANAAN IMUNISASI CAMPAK DI KOTA SEMARANG LAPORAN AKHIR HASIL PENELITIAN

BENTUK PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP ATRAKSI WISATA PENDAKIAN GUNUNG SLAMET KAWASAN WISATA GUCI TUGAS AKHIR

KARYA TULIS ILMIAH. Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Saint Terapan. Oleh : SUSANTI EKA SARI NIM : R

Correlation Analysis between Patient Characteristic with Patient Satisfactory Level in RSGMP UMY

Transkripsi:

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP WISATAWAN TERHADAP PEMANFAATAN KLINIK WISATA (Studi Kasus Wisata Pantai Parangtritis, Yogyakarata) THE RELATION BETWEEN TOURISTS KNOWLEDGE AND ATTITUDES AND THE USE OF TOURISM MEDICAL CLINIC (Case Study in Tourism Parangtritis Beach Yogyakarta) JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA KARYA TULIS ILMIAH Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat sarjana srata-1 kedokteran umum DEVI NURJANATUN N G2A 008 050 PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO 2012

LEMBAR PENGESAHAN JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP WISATAWAN TERHADAP PEMANFAATAN KLINIK WISATA (Studi Kasus Wisata Pantai Parangtritis Yogyakarta) Disusun oleh : DEVI NURJANATUN N G2A 008 050 Telah Disetujui : Semarang, 8 Agustus 2012 Pembimbing 1 dr. Dodik Pramono,M.Si.Med 196804271996031003 Ketua Penguji Penguji dr. Y.L.Aryoko Widodo,M.Si.Med dr. Suharto,M.Kes 196710111997021001 131803123

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP WISATAWAN TERHADAP PEMANFAATAN KLINIK WISATA (Studi Kasus Wisata Pantai Parangtritis Yogyakarta) Devi Nurjanatun N 1, Dodik Pramono 2 ABSTRAK Latar Belakang : Pantai Parangtritis merupakan salah satu tempat tujuan wisata yang banyak dikunjungi wisatawan. Setiap tahunnya jumlah wisatawan yang berkunjung ke Pantai Parangtritis selalu mengalami kenaikan. Peningkatan jumlah wisatawan yang semakin meningkat tersebut diikuti dengan peningkatan resiko kesehatan mengingat aktifitas kepariwisataan di daerah pantai menimbulkan resiko seperti kelelahan, tenggelam dan cidera. Karena itulah peranan klinik wisata sangat besar dalam membantu para wisatawan yang mengalami hal-hal tersebut. Metode : Penelitian ini merupakan suatu penelitian observasional dengan metode penelitian cross sectional. Lokasi penelitian yang dipilih adalah Kawasan Wisata Pantai Parangtritis Yogyakarta karena penelitian ini ingin mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap wisatawan terhadap pemanfaatan klinik wisata. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara consecutive sampling. Besar sampel yang digunakan adalah 100 responden. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner yang sebelumnya telah diuji validitasnya. Pengambilan data dilakukan dengan cara responden mengisi kuesioner. Data yang diperoleh diuji dengan menggunakan analisa Chi-square. Hasil : Dengan analisa statistik didapatkan bahwa tingkat pengetahuan wisatawan baik domestik maupun mancanegara diperoleh hasil (p=0,00) dan mengenai sikap wisatawan diperoleh hasil (p=0,00) untuk wisatawan mancanegara dan hasil (p=0,02) untuk wisatawan domestik memiliki hubungan yang signifikan terhadap pemanfaatan klinik wisata. Kesimpulan : Tingkat pengetahuan dan sikap wisatawan mempunyai hubungan yang signifikan terhadap pemanfaatan klinik wisata. Kata kunci : pengetahuan, sikap, pemanfaatan klinik wisata 1 Mahasiswa program pendidikan S-1 kedokteran umum FK Undip 2 Staf Pengajar Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat FK Undip

THE RELATION BETWEEN TOURISTS KNOWLEDGE AND ATTITUDES AND THE USE OF TOURISM MEDICAL CLINIC (Case Study in Tourism Parangtritis Beach Yogyakarta) Devi Nurjanatun N 1, Dodik Pramono 2 ABSTRACT Background: Parangtritis beach is one of the most favourite tourism destination. Easch year there was always been an increased in the number of tourists visiting Parangtritis beach. The increasing number of tourists was followed by increasing health risks considering that this tourism activity in temple area causing risks such as exhausting,drawn and acident. Because of that reason, travel medicine clinic is very helping to tourists who experienced all of the above risks. Methods: This study is an observational study with cross-sectional method. Selected location of this study is the Tourism Area of Parangtritis Beach Yogyakarata because the aim of this study is to know the relationship between education level and tourists attitude towards travel medicine clinic utilization. Samples are taken with consecutive sampling. The number of the samples were 100 respondents. Instrument of this study is valid questionnaires. Data tested with Chi-square analysis. Results: With statistical analysis it was earned that the tourists education level (p=0,00) and attitude (p=0,00) in foreign tourism and (p=0,02) in domestic tourism had a very significant relationship with travel medicine clinic utilization. Conclusion: Education level and tourist attitude had a significant relationship towards travel medicine clinic utilization. Keywords: education, attitude, travel medicine clinic utilization 1 Undergraduate Student of Medical Faculty Diponegoro University 2 Lecturer of Public Health Sciences Departement of Medical Faculty of Undip

PENDAHULUAN Indonesia sebagai salah satu sektor pembangunan ekonomi. Melalui pariwisata pemerintah berusaha untuk menambah penghasilan atau devisa negara, terutama dengan masuknya wisatawan mancanegara. 1 Yogyakarta adalah salah satu daerah tujuan wisata masyarakat dunia di Indonesia khususnya wisata Pantai Parangtritis. Parangtritis merupakan wisata pantai yang paling terkenal di Yogyakarta yang terletak tepatnya di desa Kretek Kabupaten Bantul, sekitar 27 kilometer dari kota Yogyakarta ke arah selatan, memanjang dari ujung timur yang dibatasi oleh tebing pegunungan ke arah barat hingga pantai-pantai selanjutnya. 2 Tempat yang paling banyak dikunjungi oleh wisatawan adalah Pantai Parangtritis, hal ini disebabkan karena banyaknya daya tarik wisatawan dan banyaknya obyek serta didukung dengan penyediaan fasilitas yang memadai dibandingkan dengan obyek tujuan wisata lainnya. Wisata pantai parangtritis merupakan tempat wisata alam terbuka dan terkenal akan keindahan tempatnya, selain menyajikan keindahan tempatnya pantai tersebut juga banyak menyediakan kebutuhan wisata. Kebanyakan dari mereka adalah para wisatawan yang sedang berlibur untuk berekreasi. Pantai ini tidak hanya terkenal di Indonesia akan tetapi sudah sampai ke mancanegara. Untuk itu parangtritis menjadi tujuan utama bagi wisatawan domestik maupun wisatawan asing. Setiap tahunnya wisata parangtritis mengalami kenaikan jumlah wisatawa yang sangat drastis dalam kurun waktu lima tahun terakhir. Pada tahun 2008 jumlah wisata yang berkunjung 1.196.771

orang dan meningkat di tahun 2009 mencapai 1.323.857 orang. Bahkan pada tahun 2011 jumlahnya meningkat lagi menjadi 1.338.112 orang. 3 Peningkatan jumlah wisatawan tersebut akan diikuti peningkatan resiko kesehatan dikarenakan aktifitas kepariwisataan di pantai merupakan aktifitas yang dapat menimbulkan resiko kecelakaan, sehingga dibutuhkan adanya fasilitas klinik wisata. Resiko kecelakaan yang sering dialami wisatawan di pantai seperti lecet, tenggelam, luka oleh benda laut, iritasi air laut, juga bisa patah tulang mengingat di wisata parangtritis juga telah disediakan sarana permainan motorcross dan kereta kuda. Hal ini perlu mendapatkan perhatian yang serius mengingat masih minimnya fasilitas klinik wisata akan resiko kecelakaan. 2 Menurut Undang-Undang No10/2009 tentang Kepariwisataan dikatakan wisatawan adalah orang yang melakukan wisata. Definisi wisatawan ini juga ditetapkan berdasarkan rekomendasi International Union of Office Travel Organization (IUOTO) dan World Tourism Organization (WTO). Wisatawan adalah seseorang atau sekelompok orang yang melakukan perjalanan ke sebuah atau beberapa negara di luar tempat tinggal biasanya atau keluar dari lingkungan tempat tinggalnya untuk periode kurang dari 12 bulan dan memiliki tujuan untuk melakukan berbagai aktivitas wisata. 4 Wisata menyebabkan berbagai resiko kesehatan tergantung dari keadaan fisik wisatawan maupun tipe perjalanannya. Wisatawan mungkin terpapar secara tiba-tiba dengan perubahan ketinggian, kelembaban, suhu, dan mikroba. Yang dapat menyebabkan masalah kesehatan. Resiko kesehatan serius juga bisa terjadi di daerah dimana mutu akomodasinya buruk dalam hal kualitas, kebersihan dan

sanitasi, layanan medis yang kurang memadai dan kurangnya penyediaan air bersih. Semua calon wisatawan yang akan melaksanakan perjalanan hendaknya mendapat pengetahuan yang cukup tentang potensi bahaya di tempat tujuan dan memahami apa yang terbaik yang harus dilakukan untuk melindungi kesehatan dan meminimalkan resiko terhadap penyakit. Sehubungan dengan hal diatas, telah muncul disiplin ilmu yang mempelajari dan mengaplikasikan aspek kedokteran dan kesehatan dalam kegiatan pariwisata yang dikenal dengan nama Travel Medicine atau Ilmu Kedokteran Wisata. 5 Kedokteran wisata atau travel medicine adalah bidang ilmu kedokteran yang mempelajari persiapan kesehatan dan penatalaksanaan masalah kesehatan orang yang berpergian (travelers). Bidang ilmu ini baru saja berkembang dalam tiga dekade terakhir sebagai respons terhadap peningkatan arus perjalanan internasional diseluruh dunia. 5 Pelayanan klinik wisata umumnya untuk memenuhi kebutuhan wisatawan yang akan bepergian ke tempat-tempat wisata. Sejauh ini tempat wisata dianggap sebagai daerah tujuan wisata yang mempunyai resiko kesehatan tertentu. Pelayanan kedokteran wisata diberikan di klinik yang ditujukan khusus untuk itu, yang disebut travel klinic medicine atau klinik kedokteran wisata. Namun sampai sejauh ini mungkin masih belum terbayangkan jenis pelayanan apa yang dapat diberikan di klinik kedoktean wisata. 5 METODE Penelitian ini merupakan penelitian observational dengan metode cross sectional yaitu mencari hubungan antara variable yang ada, dan dipelajari pada saat yang sama. 6,7 Sampel terdiri atas 100 wisatawan yang terdiri 50 wisatawan

domestik dan 50 wisatawan mancanegara yang sedang berkunjung dikawasan wisata pantai Parangtritis Yogyakarta pada periode bulan Maret Juli 2012 dan telah memenuhi kriteria penelitian yang telah ditentukan. Variabel yang diukur pada penelitian ini adalah tingkat pengetahuan wisatawan, sikap wisatawan dan pemanfaatan klinik wisata. Analisis analitik dilakukan dengan uji chi square. Semua uji analitik menggunakan p = 0,05. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian tentang tingkat pengetahuan wisatawan baik mancanegara maupun domestik terhadap pemanfaatan klinik wisata yang telah memenuhi kriteria penelitian dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Tingkat pengetahuan wisatawan terhadap pemanfaatan klinik wisata Pengetahuan Pemanfaatan Klinik Wisata Domestik Mancanegara Ya Tidak Ya Tidak Baik 37 1 41 1 Cukup 3 5 4 3 Kurang 0 4 0 1 p 0,00 1 0,00 1 1 = Chi Square Penelitian ini menghubungkan antara tingkat pengetahuan wisatawan terhadap pemanfaatan klinik wisata. Pada tingkat pengetahuan wisatawan domestik terhadap pemanfaatan klinik wisata didapatkan hubungan yang signifikan (P<0,05) begitu juga pada tingkat pengetahuan wisatawan

mancanegara terhadap pemanfaatan klinik wisata didapatkan hubungan yang signifikan (P<0,05). Hal ini menunjukkan tingkat pengetahuan wisatawan tentunya dipengaruhi oleh tingkat pendidikan wisatawan. Pada hasil penelitian ini respondens wisatawan mancanegara berpendidikan S1 dan SMA dan pengetahuannya mencapai 84% dan berkategori baik. Juga didapatkan hasil dari pengetahuan wisatawan domestik yang berpendidikan S1 dan SMA. Dan didapatkan hasil tingkat pengetahuannya 76% dengan kategori baik. Ini berarti pendidikan sangat berhubungan dengan tingkat pengetahuan seseorang. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti terjadi proses pertumbuha dan perkembangan kearah lebih dewasa. Makin tinggi tingkat pendidikan sesorang maka akan mudah menemukan informasi, makin banyak informasi makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki oleh orang tersebut. 8 Informasi merupakan bagian penting untuk kunjungan wisata. Informasi mengenai pelayanan kesehatan sebaiknya tersedia ditempat-tempat wisata, informasi tersebut perlu juga disediakan di tempat-tempat tujuan wisata, yang memberi penjelasan tentang jenis-jenis akomodasi, fasilitas swasta, atraksi dan panduan wisata dan sebagainya agar dapat mengantisipasi masalah kesehatan yang timbul. 30 Pengetahuan wisatawan dalam penelitian ini termasuk dalam kategori baik, hal ini adalah modal awal yang bagus bagi wisatawan memanfaatkan klinik wisata saat berwisata. Untuk itu mereka tahu di saat kapan mereka harus memanfaatkan dan tahu akan manfaat klinik wisata. Hal ini di dukung dengan lokasi klinik wisata yang berada di pinggir jalan yang akan

mempermudah wisatawan untuk memanfaatkannya. Ini menunjukkan bahwa pengetahuan seseorang juga dipengaruhi oleh informasi yang diterima. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa informasi mempengaruhi tingkat pengetahuan wisatawan dimana informasi tersebut dapat diperoleh wisatawan dari berbagai sumber, antara lain : buku cerita, media massa seperti Koran, majalah, ataupun televise, serta saling bertukar informasi. 8 Penelitian mengenai sikap wisatawan baik mancanegara maupun domestik terhadap pemanfaatan klinik wisata dan memenuhi kriteria penelitian dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Sikap wisatawan terhadap pemanfaatan klinik wisata Sikap Pemanfaatan Klinik Wisata Domestik Mancanegara Ya Tidak Ya Tidak Baik 32 1 32 0 Cukup 6 5 9 1 Kurang 4 2 4 4 p 0,02 1 0,00 1 1 = Chi Square Penelitian ini menghubungkan antara sikap wisatawan terhadap pemanfaatan klinik wisata. Pada sikap wisatawan domestik terhadap pemanfaatan klinik wisata didapatkan hubungan yang signifikan (P<0,05) begitu juga pada sikap wisatawan mancanegara terhadap pemanfaatan klinik wisata didapatkan hubungan yang signifikan (P<0,05).

Sikap merupakan predisposisi untuk melakukan atau tidak melakukan suatu perilaku tertentu, sikap lebih ke suatu proses kesadaran yang sifatnya individual. Sikap yang positif akan memicu sesorang untuk melakukan tindakan. 9 Sikap wisatawan dalam penelitian ini termasuk dalam kategori baik, hal ini merupakan modal awal yang baik untuk memanfaatkan klinik wisata. Sikap wisatawan juga dipengaruhi oleh faktor sarana fasilitas umum yang disediakan dalam tempat wisata. Dimana fasilitas umum yang baik dan layak adalah daya tarik utama bagi pewisata. Hal ini didukung oleh pendapat Bitner bahwa respon positif wisatawan berupa kepuasan terhadap keseluruhan persepsi pada produk wisata akan menghasilkan perilaku seperti: atraksi, lama tinggal dan kesediaan mengulang kunjungan. 10 Selain faktor sarana fasilitas, peran petugas dan pengelola wisata adalah modal utama untuk kemajuan peningkatan jumlah wisatawan. Karena pelayanan petugas dan pengelola yang semakin ramah dan peduli terhadap wisatawan membuat pengunjung wisata ini akan merasakan kenyaman dan keamanan selama berwisata. Hal tersebut sesuai dengan teori kualitas pelayanan menurut Hunt (dalam Nasution, 2004:40) dimana disebutkan kualitas pelayanan adalah kecocokan penggunaan produk (fitness for use) untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggan. Kecocokan penggunaan produk tersebut berdasarkan salah satu ciri yaitu etika (sopan santun, ramah dan jujur). Kepuasan wisatawan terhadap kualitas pelayanan di pantai parangtritis dilihat dari sikap ramah dan peduli petugas terhadap wisatawan. 11

Lingkungan wisata juga mempengaruhi sikap wisatawan. Kebersihan wisata sangat penting untuk kenyaman bagi wisatawan agar wisatawan pun mendapatkan kepuasan saat berwisata. Kebersihan tempat wisata adalah hal yang paling utama, karena berdampak pada kesehatan berwisata. Ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa Lingkungan merupakan seluruh kondisi disekitar manusia dan mempengaruhi perkembangan dan sikap seseorang. Melalui interaksi timbal balik akan mempengaruhi praktek seseorang dalam melakukan hygiene sanitasi disekitarnya. 12 Lingkungan yang bersih dijadikan indikator kualitas oleh wisatawan karena menunjukkan perhatian otoritas setempat terhadap masalah kesehatan lingkungan. 13 SIMPULAN Hasil penelitian menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan wisatawan domestik dan mancanegara terhadap pemanfaatan klinik wisata. Dan terdapat hubungan yang signifikan antara sikap wisatawan domestik dan mancanegara terhadap pemanfaatan klinik wisata. Baik wisatawan mancanegara maupun wisatawan domestik telah memanfaatkan klinik wisata dengan baik meskipun masih ada beberapa wisatawan baik mancanegara maupun domestik yang masih ragu-ragu bahkan tidak setuju memanfaatkannya. DAFTAR PUSTAKA 1) Selo S. Pariwisata dan Kebudayaan. dalam Prisma No.1 Tahun III Feb 1974, halm.56. 2) http://id.m.wikipedia.org/wiki/parangtritis,_kretek,_bantul.

3) Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul. 2006-2011 Laporan Tahunan Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul 2011. 4) Undang-undang Republik Indonesia No.10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan Indonesia. 5) Pakasi LS. Pelayanan Kedokteran Wisata : Suatu Peluang. Cermin Dunia Kedokteran. 2006. 152 :65 6) Sastroasmoro S. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. 3 rd ed. Jakarta: Sagung Seto; 2008. 7) Notoatmodjo S. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2010. 8) Notoatmodjo S. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. 1 st ed. Jakarta : Rineka Cipta ; 2003. 9) Wawan A, Dewi M. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Manusia. Yogyakarta : Nuha Medika; 2010. 10) Bitner, Mary J.,1992, Servicecape: The Impact of Physical Surrounding on Customer and Employee, Journal of Marketing, Vol. 56. 11) Nasution. 2004. Total service management. Management Jasa Terpadu. Indonesia: Ghalia. 12) Rahayuningsih S. Psikologi Umum. 2 nd ed; 2008. 13) I Ketut, S. 2008. Kesehatan Dalam Pariwisata : Peran Puskesmas Wisata Dalam Mendukung Visit Indonesia Year 2008.