Pengaruh Subtitusi Asbuton Butir 20/25 pada Aspal pen. 60/70 Terhadap Karakteristik Campuran Beton Aspal AC-WC

dokumen-dokumen yang mirip
JURNAL PORTAL, ISSN , Volume 4 No. 1, April 2012, halaman: 1

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH VARIASI KANDUNGAN BAHAN PENGISI TERHADAP KRITERIA MARSHALL PADA CAMPURAN LAPIS ASPAL BETON-LAPIS ANTARA BERGRADASI HALUS

PENGGUNAAN PASIR BESI SEBAGAI AGREGAT HALUS PADA BETON ASPAL LAPISAN AUS

Agus Fanani Setya Budi 1, Ferdinan Nikson Liem 2, Koilal Alokabel 3, Fanny Toelle 4

Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.12 Desember 2015 ( ) ISSN:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Hasil Pemeriksaan Agregat dari AMP Sinar Karya Cahaya (Laboratorium Transportasi FT-UNG, 2013)

I Made Agus Ariawan 1 ABSTRAK 1. PENDAHULUAN. 2. METODE Asphalt Concrete - Binder Course (AC BC)

PENGARUH GRADASI AGREGAT TERHADAP NILAI KARAKTERISTIK ASPAL BETON (AC-BC) Sumiati 1 ), Sukarman 2 )

KARAKTERISTIK CAMPURAN ASPHALT CONCRETE BINDER COURSE

PENGARUH JUMLAH TUMBUKAN PEMADATAN BENDA UJI TERHADAP BESARAN MARSHALL CAMPURAN BERASPAL PANAS BERGRADASI MENERUS JENIS ASPHALT CONCRETE (AC)

PENGARUH KEPADATAN MUTLAK TERHADAP KEKUATAN CAMPURAN ASPAL PADA LAPISAN PERMUKAAN HRS-WC

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melebihi daya dukung tanah yang diijinkan (Sukirman, 1992).

KAJIAN PROPERTIES DARI AGREGAT BATU GUNUNG YANG DIGUNAKAN SEBAGAI MATERIAL CAMPURAN BERASPAL

BAB III LANDASAN TEORI. bergradasi baik yang dicampur dengan penetration grade aspal. Kekuatan yang

BAB III LANDASAN TEORI

Kamidjo Rahardjo Dosen Teknik Sipil FTSP ITN Malang ABSTRAKSI

3.1 Lataston atau Hot Rolled Sheet

VARIASI AGREGAT PIPIH TERHADAP KARAKTERISTIK ASPAL BETON (AC-BC) Sumiati Arfan Hasan ABSTRAK

Jurnal Sipil Statik Vol.5 No.1 Februari 2017 (1-10) ISSN:

Alik Ansyori Alamsyah Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Malang

VARIASI AGREGAT LONJONG PADA AGREGAT KASAR TERHADAP KARAKTERISTIK LAPISAN ASPAL BETON (LASTON) I Made Agus Ariawan 1 1

PENGARUH BATU KAPUR SEBAGAI FILLER PADA CAMPURAN LASTON LAPIS AUS (AC-WC) ABSTRAK

Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.4 April 2015 ( ) ISSN:

BAB 1. PENDAHULUAN. Perkerasan jalan merupakan lapisan perkerasan yang terletak diantara

KARAKTERISTIK MARSHALL ASPHALT CONCRETE-BINDER COURSE (AC-BC) DENGAN MENGGUNAKAN LIMBAH BETON SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN AGREGAT KASAR

Jurnal Teknik Sipil ISSN Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 9 Pages pp

PENGARUH PENGGUNAAN STEEL SLAG

Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.7 Juli 2016 ( ) ISSN:

STUDI PERBANDINGAN PENGGUNAAN JENIS-JENIS AGREGAT HALUS TERHADAP KARAKTERISTIK UJI MARSHAL PADA CAMPURAN LATASTON DI KABUPATEN KETAPANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kerusakan yang berarti. Agar perkerasan jalan yang sesuai dengan mutu yang

PEMANFAATAN LIMBAH ABU SERBUK KAYU SEBAGAI MATERIAL PENGISI CAMPURAN LATASTON TIPE B

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan hal tersebut mengakibatkan peningkatan mobilitas penduduk

UJI MARSHALL PADA CAMPURAN ASPHALT CONCRETE BINDER COURSE (AC-BC) DENGAN TAMBAHAN PARUTAN BAN BEKAS

BAB III LANDASAN TEORI

ANALISIS KARAKTERISTIK CAMPURAN ASPHALT CONCRETE- BINDER COURSE (AC-BC) DENGAN MENGGUNAKAN ASPAL RETONA BLEND 55 TUGAS AKHIR

KAJIAN LABORATORIUM PENGGUNAAN MATERIAL AGREGAT BERSUMBER DARI KAKI GUNUNG SOPUTAN UNTUK CAMPURAN BERASPAL PANAS

HASIL DAN PEMBAHASAN

STUDI PENGGUNAAN ASBUTON BUTIR PADA CAMPURAN BETON ASPAL BINDER COURSE (AC-BC)

PENGGUNAAN ASPAL BUTON TIPE RETONA BLEND 55 SEBAGAI BAHAN SUSUN CAMPURAN HRS-B

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.12 Desember 2016 ( ) ISSN:

PENGARUH VARIASI RATIO FILLER-BITUMEN CONTENT PADA CAMPURAN BERASPAL PANAS JENIS LAPIS TIPIS ASPAL BETON-LAPIS PONDASI GRADASI SENJANG

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pengujian Agregat. Hasil pengujian agregat ditunjukkan dalam Tabel 5.1.

VARIASI AGREGAT LONJONG SEBAGAI AGREGAT KASAR TERHADAP KARAKTERISTIK LAPISAN ASPAL BETON (LASTON) ABSTRAK

KAJIAN HUBUNGAN BATASAN KRITERIA MARSHALL QUOTIENT DENGAN RATIO PARTIKEL LOLOS SARINGAN NO.#200 BITUMEN EFEKTIF PADA CAMPURAN JENIS LASTON

PENGARUH SUHU DAN DURASI TERENDAMNYA PERKERASAN BERASPAL PANAS TERHADAP STABILITAS DAN KELELEHAN (FLOW)

Vol.16 No.2. Agustus 2014 Jurnal Momentum ISSN : X

KAJIAN KINERJA CAMPURAN BERASPAL PANAS JENIS LAPIS ASPAL BETON SEBAGAI LAPIS AUS BERGRADASI KASAR DAN HALUS

NILAI KEHANCURAN AGREGAT (AGGREGATE CRUSHING VALUE) PADA CAMPURAN ASPAL

PERBANDINGAN PENGARUH PENGGANTIAN AGREGAT KASAR No. 1/2 dan No. 3/8 TERHADAP PARAMETER MARSHALL PADA CAMPURAN HRS-WC 1 Farid Yusuf Setyawan 2

DAFTAR ISI UNIVERSITAS MEDAN AREA

BAB III LANDASAN TEORI

DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR NTISARI BAB I PENDAHULUAN 1

BAB III LANDASAN TEORI

PEMANFAATAN ABU AMPAS TEBU ( BAGASSE ASH OF SUGAR CANE ) SEBAGAI BAHAN PENGISI ( FILLER ) DENGAN VARIASI TUMBUKAN PADA CAMPURAN ASPAL PANAS LASTON

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. mengizinkan terjadinya deformasi vertikal akibat beban lalu lintas yang terjadi.

BATU KAPUR BATURAJA SEBAGAI FILLER PADA LAPIS ASPHALT CONCRETE-BINDER COURSE (AC-BC) CAMPURAN PANAS. Hamdi Arfan Hasan Sudarmadji

Studi Penggunaan Aspal Modifikasi Dengan Getah Pinus Pada Campuran Beton Aspal

KARAKTERISTIK CAMPURAN AC-WC MENGGUNAKAN AGREGAT SIMEULUE DENGAN VARIASI ASPAL RETONA BLEND 55 DAN ASPAL PENETRASI 60/70

CHARACTERISTIC TEST OF ASPHALT CONCRETE (AC- BC) BY USING THE AGGREGATE BASALT (CASE STUDY: SUBSTITUTION OF PORTLAND CEMENT AND HUSK ASH)

BAB I PENDAHULUAN. berkembang, sampai ditemukannya kendaraan bermotor oleh Gofflieb Daimler dan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PENGGUNAAN ABU TERBANG BATUBARA SEBAGAI BAHAN PENGISI TERHADAP MODULUS RESILIEN BETON ASPAL LAPIS AUS

BAB IV HASIL DAN ANALISA DATA. penetrasi, uji titik nyala, berat jenis, daktilitas dan titik lembek. Tabel 4.1 Hasil uji berat jenis Aspal pen 60/70

TINJAUAN PUSTAKA. 1. Konstruksi perkerasan lentur ( Flexible pavement), yaitu perkerasan yang

PENGARUH LIMBAH BAJA ( STEEL SLAG ) SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR NO. ½ DAN NO.8 PADA CAMPURAN HRS-WC TERHADAP KARAKTERISTIK MARSHALL 1

PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK BAN KARET PADA CAMPURAN LASTON UNTUK PERKERASAN JALAN RAYA

NASKAH SEMINAR INTISARI

BAB I PENDAHULUAN. agregat, dan agregat berperan sebagai tulangan. Sifat-sifat mekanis aspal dalam

ANALISA PERBANDINGAN PENGGUNAAN SEMEN PORTLAND DAN FLY ASH SEBAGAI FILLER PADA ASPHALT CONCRETE WEARING COURSE (AC-WC)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH GRADASI AGREGAT TERHADAP KEDALAMAN ALUR RODA PADA CAMPURAN BETON ASPAL PANAS

BAB IV HASIL DAN ANALISA DATA. aspal keras produksi Pertamina. Hasil Pengujian aspal dapat dilihat pada Tabel 4.1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Lapisan Antara (Asphalt Concrete-Binder Course) Salah satu produk campuran aspal yang kini banyak digunakan oleh

Variasi Jumlah Tumbukan Terhadap Uji Karakteristik Marshall Untuk Campuran Laston (AC-BC) Antonius Situmorang 1) Priyo Pratomo 2) Dwi Herianto 3)

sampai ke tanah dasar, sehingga beban pada tanah dasar tidak melebihi daya

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Inti Jalan Raya Fakultas Teknik

TINGKAT KEMUDAHAN MEMENUHI SPESIFIKASI PADA BERBAGAI JENIS CAMPURAN PANAS ASPAL AGREGAT.

STUDI PARAMETER MARSHALL CAMPURAN LASTON BERGRADASI AC-WC MENGGUNAKAN PASIR SUNGAI CIKAPUNDUNG Disusun oleh: Th. Jimmy Christian NRP:

PENGARUH PERUBAHAN RASIO ANTARA FILLER DENGAN BITUMEN EFEKTIF TERHADAP KRITERIA MARSHALL PADA CAMPURAN LASTON JENIS LAPIS AUS

ANALISIS STABILITAS CAMPURAN BERASPAL PANAS MENGGUNAKAN SPESIFIKASI AC-WC

BAB III METODELOGI PENELITIAN. (AASHTO,1998) dan Spesifikasi Umum Bidang Jalan dan Jembatan tahun 2010.

Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.2, Januari 2013 ( )

PENGARUH GRADASI AGREGAT TERHADAP PERILAKU CAMPURAN BETON ASPAL

PENGARUH GRADASI AGREGAT TERHADAP PERILAKU CAMPURAN BETON ASPAL

INVESTIGASI KARAKTERISTIK AC (ASPHALT CONCRETE) CAMPURAN ASPAL PANAS DENGAN MENGGUNAKAN BAHAN RAP ARTIFISIAL

EFEK PEMAKAIAN PASIR LAUT SEBAGAI AGREGAT HALUS PADA CAMPURAN ASPAL PANAS (AC-BC) DENGAN PENGUJIAN MARSHALL

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI. dari campuran aspal keras dan agregat yang bergradasi menerus (well graded)

KARAKTERISTIK CAMPURAN LASTON AC-BC DENGAN MENGGUNAKAN AGREGAT KASAR YANG BERBEDA NILAI ABRASI

METODOLOGI PENELITIAN

lapisan dan terletak di atas tanah dasar, baik berupa tanah asli maupun timbunan

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 November 2013

BAB III METODOLOGI. Gambar 3.1.a. Bagan Alir Penelitian

Pengaruh Penggunaan Abu Sekam Padi sebagai Bahan Pengisi pada Campuran Hot Rolled Asphalt terhadap Sifat Uji Marshall

KINERJA CAMPURAN SPLIT MASTIC ASPHALT SEBAGAI LAPISAN WEARING COURSE (WC)

METODOLOGI PENELITIAN

KAJIAN LABORATORIUM SIFAT FISIK AGREGAT YANG MEMPENGARUHI NILAI VMA PADA CAMPURAN BERASPAL PANAS HRS-WC

PENGARUH PENGGUNAAN AGREGAT HALUS (PASIR BESI) PASUR BLITAR TERHADAP KINERJA HOT ROLLED SHEET (HRS) Rifan Yuniartanto, S.T.

Transkripsi:

ISSN 2302-0253 13 Pages pp. 61-73 Pengaruh Subtitusi Asbuton Butir 20/25 pada Aspal pen. 60/70 Terhadap Karakteristik Campuran Beton Aspal AC-WC Heriyanto 1, Sofyan M. Saleh 2, M. Isya 3 1 Mahasiswa Magister Teknik Sipil, Universitas Syiah Kuala 2,3) Prodi Magister Teknik Sipil Universitas Syiah Kuala, Darussalam, Banda Aceh 23111, Indonesia Heri_7899@gmail.com Abstract: Potential stone asphalt Buton (Asbuton) are abundant, is a natural bitumen contained in Buton Island Southeast Sulawesi, asbuton natural bitumen reserves in the estimate of about 667 million tons. This study examines the Marshall parameter value generated by asphalt concrete wearing Course (AC-WC ) by using substitution Asbuton item 20/25,on asphalt pen 60/70 so in accordance with the technical specifications for AC-WC, so it can be known types of asphalt concrete mixtures which has the best quality. The material used in this study were crushed stone aggregates, asphalt penetration 60/70 and buton granular type 20/25. Test specimens were made consisting of two groups: the test object asphalt AC-WC with hard asphalt binder penetration without buton granular type 20/25 (0% buton granular 20/25) as a comparison of the test specimen and specimen mix asphalt AC-WC with 60/70 penetration bitumen binder with buton granular type 20/25 as a substitute for 0%, 3%, 4%, 5%, 6% of the total weight of the mixture. Variation bitumen content used 5.0%, 5.5%, 6.0%, 6.5%, 7.0%. The test is performed to obtain values Marshall parameter, Durability Tests conducted on the condition of each variation (Optimum Bitumen Content (OBC) buton granular mixture 20/25, Marshall test results show that the greater the percent increase buton granular 20/25 higher the value of stability, highest stability at levels 6% asbuton 20/25 and OBC 6.55 % with a value of stability 1577.74 Kg. Void content in the mixture (VIM) a relatively small change in the range of 4.16% - 4.63%, levels cavity between granular aggregate (VMA) tends to increase with increasing buton granular mixture 20/25. VMA values ranged from 18.17 to 19.61, while for the highest durability buton granular levels obtained at 20/25 and OBC 6.55% with value 92.16% Keyword : Asbuton, Asphalt Concrete Wearing Course (AC-WC), Parameter Marshal, Stability, Durability. Abstrak: Potensi aspal batu buton (Asbuton) yang melimpah, merupakan aspal alam yang terdapat di Pulau Buton Sulawesi Tenggara, Cadangan aspal alam asbuton di perkirakan sekitar 667 Juta ton. Penelitian ini bertujuan melihat nilai Parameter Marshall yang dihasilkan oleh campuran beton aspal AC-WC dengan menggunakan subtitusi Asbuton butir 20/25 pada aspal Pen 60/70 sehingga sesuai dengan spesifikasi teknis untuk campuran aspal beton AC-WC, sehingga dapat diketahui jenis campuran beton aspal yang mempunyai kualitas terbaik. Material yang digunakan pada penelitian ini adalah agregat batu pecah, aspal penetrasi 60/70 dan asbuton butir Tipe 20/25. Benda uji yang dibuat terdiri dari dua kelompok yaitu: benda uji aspal AC-WC dengan bahan pengikat aspal keras penetrasi 60/70 tanpa asbuton butir 20/25 (0% asbuton butir 20/25) sebagai benda uji pembanding dan benda uji campuran aspal beton lapis aus (AC-WC) dengan bahan pengikat aspal penetrasi 60/70 dengan asbuton butir 20/25 sebagai bahan subtitusi sebesar 0%, 3%, 4%, 5%, 6% terhadap total berat campuran. Dengan kadar aspal yang digunakan 5.0%, 5.5%, 6.0%, 6.5%, 7.0%. Pengujian ini dilakukan untuk memperoleh nilai Parameter Marshall, Pengujian Durabilitas dilakukan pada kondisi KAO masing masing variasi campuran asbuton butir 20/25, Hasil pengujian Marshall menunjukkan bahwa semakin besar persen penambahan asbuton butir 20/25 semakin tinggi nilai Stabilitasnya, Stabilitas tertinggi pada kadar asbuton butir 20/25 6 % dan KAO 6,55 dengan nilai stabilitas 1577,74 kg. Kadar rongga dalam campuran (VIM) perubahan yang relatif kecil 61 - Volume 4, No. 1, Februari 2015

berkisar 4,16% - 4,63%, Kadar rongga antara butiran agregat (VMA) cenderung meningkat dengan bertambahnya campuran asbuton butir 20/25. Nilai VMA berkisar antara 18,17 19,61 sedangkan untuk Durabilitas tertinggi diperoleh pada kadar asbuton butir 20/25 dan KAO 6,55 dengan nilai 92,16 % Kata kunci; Asbuton Butir 20/25, Aspal Beton Lapis Aus (AC-WC),Parameter Marshal, Stabilitas dan Durabilitas PENDAHULUAN Asbuton mempunyai kelebihan dalam hal jumlah cadangan yang melimpah namun kelemahannya adalah tidak homogen rendahnya kadar bitumen. Upaya untuk penyeragaman kadar bitumen asbuton yang akan digunakan dalam campuran beraspal, dilakukan fabrikasi dan klasifikasi dari jenis-jenis asbuton yang dihasilkan seperti untuk asbuton butir, aspal yang dimodifikasi dengan asbuton semi ektraksi (Retona) atau asbuton murni ( Kurniaji dan Nono, n.d) Dari permasalahan di atas, maka diperlukan suatu kajian mengenai Usaha yang dilakukan untuk memperbaiki kinerja campuran beraspal dengan menggunakan asbuton butir 20/25 (0%, 3%, 4%, 5%, dan 6%) dengan menggunakan gradasi batas tengah dan optimalisasi subtitusi asbuton butir dengan aspal Pen 60/70, Meminimalkan kadar air asbuton yang dihasilkan sekaligus melindungi terjadinya penambahan kadar air, contohnya dengan melakukan packaging. Melakukan pre blended antara asbuton butir 20/25 dengan aspal Pen 60/70 dengan proses subtitusi sehingga terjadi kehomogenan campuran. TINJAUAN KEPUSTAKAAN Lapisan beton aspal adalah jenis perkerasan jalan yang terdiri dari campuran agregat dan aspal yang berfungsi sebagai lapisan penutup dari konstruksi jalan yang harus mampu menjaga kestabilan jalan akibat dari beban kendaraan dan pengaruh cuaca. Campuran ini terdiri dari atas agregat bergradasi menerus dengan aspal keras, dicampur, dihamparkan dan dipadatkan dalam keadaan panas pada suhu tertentu. Laston (AC) terdiri dari tiga macam campuran, yaitu : Laston Lapis Aus atau AC-WC, dengan ukuran maksimum agregat campuran adalah 19 mm, a. Laston Lapis Pengikat atau AC-BC dengan ukuran maksimum agregat campuran adalah 25,4 mm b. Laston Lapis Pondasi atau AC-Base, dengan ukuran maksimum agregat campuran adalah 37,5 mm. 2.1 Bahan Campuran Beraspal Panas : a. Agregat Agregat Terdari dari : 1. Agregat Kasar mempunyai fungsi dalam campuran panas aspal adalah selain memberikan stabilitas dalam campuran juga sebagai pengisi mortar sehingga campuran menjadi ekonomis. 2. Agregat halus terdiri atas agregat hasil pemecah batu (abu batu) atau pasir alam dengan ukuran lolos saringan no. 8 (2,36 mm) dan tertahan pada saringan no.200 (Anonim, 2010). Volume 4, No. 1, Februari 2015-62

b. Bahan pengisi Bahan pengisi (filler) adalah bahan yang lolos ayakan no. 200 (75 micron) dan tidak kurang dari 75% terhadap beratnya. Bahan pengisi (filler) terdiri dari debu batu kapur (limestone dust), abu terbang, semen (PC).. c. Gradasi Gradasi adalah distribusi partikel-partikel berdasarkan ukuran agregat yang saling mengisi sehingga terjadinya suatu ikatan yang saling mengunci (interlocking). Persyaratan gradasi dapat dilihat pada Tabe1.Tabel 1. Spesifikasi Agregat Gradasi Laston AC-WC 1/2 Ukuran Ayakan % Berat yang Lolos AC-WC ASTM (mm) Gradasi Halus Gradasi Kasar 1 1 25 3 /4 19 100 100 1 /2 " 12,5 90 100 90-100 3/8 9,5 72-90 72-90 No. 4 4,75 54-69 43 63 No.8 2,36 39,1-53 28-39,1 No. 16 1,18 31,6-40 19-25,6 Tabel 1. Spesifikasi Agregat Gradasi Laston AC-WC 2/2 No. 30 0,6 23,1-30 13-19,1 No. 50 0,3 15,5-22 9-15,5 No. 100 0,15 9 15 13-Jun No. 200 0,075 4 10 4 10 d. Aspal Aspal mempunyai fungsi sebagai bahan pengikat antar aspal dan agregat dan antara sesama aspal, sebagai bahan pengisi rongga antar butir agregat dan pori-pori yang ada dalam butir agregat itu sendiri dan sebagai pelumas pada saat penghamparan di lapangan sehingga memudahkan untuk dipadatkan. e. Asbuton Butir 20/25 Asbuton butir 20/25 adalah hasil pengolahan dari Asbuton padat yang dipecah dengan alat pemecah batu (crusher) atau alat pemecah lainnya yang sesuai sehingga memiliki ukuran butiran tertentu. Asbuton butir 20/25 (kelas penetrasi 20 (0,1 mm) dan kelas kadar bitumen 25% dan kadar mineral 75% Perencanaan Campuran Beton Aspal Perencanaan campuran beraspal bertujuan untuk mendapatkan campuran efektif dari gradasi agregat dan dari aspal. Suatu campuran beraspal sebagai lapis perkerasan harus memiliki karakteristik sebagai berikut: 1. Stabilitas (stability). 2. Keawetan (durability) 3. Kelenturan (flexibility) 4. Ketahanan terhadap kelelahan (fatique reistance). 5. Kekesatan/tahanan geser permukaan (skid resistance). 6. Kedap air (impermeability). 7. Kemudahan dalam proses pelaksanaan (workability). (Sukirman, 2003). Menurut Departemen Pekerjaan Umum (2008) menghitung perencanaan kadar aspal menggunakan rumus sebagai berikut : Pb = 0,035(%CA)+ 0,045 (%FA) + 0,18 (%Filler) + Konstanta 63 - Volume 4, No. 1, Februari 2015

Keterangan : Pb = Kadar aspal tengah/ ideal, persen terhadap berat campuran CA = Agregat kasar tertahan saringan No. 8; FA = Agregat halus lolos saringan No. 8 dan tertahan saringan No. 200 Filler = adalah agregat minimal 75% lolos saringan No. 200 Metode Marshall Pada Pengujian Campuran Beraspal Parameter Marshall campuran beton aspal dapat diperiksa dengan menggunakan alat Marshall. Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan: stabilitas, kelelahan plastis (flow), berat volume (density), persen rongga dalam campuran (VIM), persen rongga terisi aspal (VFB), persen rongga antar butir agregat (VMA), Marshall Quotient (MQ), yaitu sebuah gambaran kekakuan yang merupakan ukuran ketahanan benda uji terhadap deformasi. Parameter dan spesifikasi Marshall untuk lalu lintas berat dengan menggunakan aspal Pen. 60/70 dan Asbuton 20/25 diperlihatkan pada Tabel 1 Penentuan Kadar Aspal Optimum (KAO) Kadar aspal optimum adalah nilai tengah dari rentang kadar aspal yang memenuhi semua spesifikasi campuran. Kadar aspal optimum yang baik adalah kadar aspal yang memenuhi semua sifat campuran yang diinginkan dalam rentang kadar aspal optimum (Sukirman, 2003). 0,5%, Durabilitas Durabilitas adalah kemampuan beton aspal menerima repetisi beban lalu lintas seperti berat kendaraan dan gesekan antara roda kendaraan dan permukaan jalan, serta menahan keausan akibat pengaruh cuaca dan iklim, seperti udara, air atau perubahan temperatur. Rasio antara stabilitas benda uji yang direndam 24 jam pada suhu 60 oc, dengan stabilitas benda uji yang direndam selama 30 menit pada suhu yang sama disebut stabilitas sisa (retained stability). Benda uji campuran beraspal dikategorikan awet (durable), bila nilai stabilitas sisa 90% (Sukirman, 2003). Penelitian Terdahulu 1. Pengaruh Penambahan Asbuton Butir Terhadap Karakteristik Beton Aspal Campuran Panas (Madi Hermadi, 2007) Pengaruh penambahan asbuton butir terhadap karakteristik campuran beraspal panas adalah sebagai berikut: - Makin tinggi kadar asbuton butir akan menyebabkan makin tinggi kadar aspal optimum campuran. - Makin tinggi kadar Asbuton Butir akan menyebabkan makin tinggi nilai Stabilitas Marshall campuran beraspal (optimum pada 7 % asbuton butir) yang berarti makin tahan terhadap beban lalu lintas. - Kadar Asbuton Butir 7 % menghasilkan nilai Hasil Bagi Marshall campuran beraspal (optimum pada 7 % Asbuton Butir) yang berarti campuran beraspal Volume 4, No. 1, Februari 2015-64

makin tahan terhadap kerusakan deformasi. 2. Pengaruh Penggunaan Asbuton Butir pada Campuran Aspal Beton Lapisan Aus (AC- WC) (Hasrizal Kurnia, 2011) 1. Hasil Pemeriksaan sifat-sifat fisis material berupa agregat dan aspal penetrasi 60/70 memenuhi spesifikasi dan dapat digunakan sebagai bahan campuran aspal beton aus (AC-WC). 2. Karakteriktik campuran dengan subsitusi asbuton butir pada campuran aspal beton aus (AC-WC) menunjukkan bahwa: a. Density campuran relatif konstan untuk masing-masing persentase asbuton butir dengan nilai density campuran berkisar antara 2,31 2,35 gr/cm 3. b. Semakin besar persentase asbuton butir nilai stabilitas campuran semakin meningkat, dengan nilai stabilitas tertinggi diperoleh pada kadar asbuton butir 10% dan KAO 6,1% sebesar 1227,74 kg. Nilai stabilitas yang diperoleh telah memenuhi spesifikasi yang syaratkan AASHTO (1990) untuk lalu lintas berat yaitu minimum 750 kg. c. Semakin besar kadar asbuton butir, nilai kadar rongga dalam campuran (VIM) semakin besar dengan tingkat kenaikan yang relatif kecil. Nilai VIM berkisar antara 3,20% - 3,97%. Meningkatnya nilai VIM diakibatkan belum terpisahnya antara mineral dan bitumen yang terdapat dalam asbuton butir. d. Semakin besar persentase asbuton butir sifat durabilitas campuran semakin meingkat dengan kata lain ketahanan terhadap air, pengaruh suhu dan cuaca semakin baik. Nilai durabilitas terbesar diperoleh pada kadar asbuton butir 10% dan KAO 6,10% sebesar 94,52%. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang dilaksanakan pada pogram kerja adalah Dimana prosudur penelitian mengacu kepada Standar Nasional Indonesia (SNI) dan standar lainnya seperti American Association of State Highway and Transportation Officianls (AASHTO) dan Setandar Bina Marga. Proses Penelitian Langkah awal dalam penelitian ini adalah penyiapan bahan-bahan dan peralatan yang diperlukan dalam proses penelitian, kemudian dilakukan pemeriksaan sifat-sifat fisis agregat dan aspal dan analisa saringan. Setelah diperoleh hasil dari pemeriksaan sifat-sifat fisis material yang sesuai dengan spesifikasi, maka dilakukan perencanaan pembuatan benda uji. Benda uji yang akan dibuat terdiri dari benda uji dengan variasi kadar aspal pen 60/70 tanpa penambahan Asbuton butir 20/25, penambahan 3% Asbuton butir 20/25, penambahan 4% 65 - Volume 4, No. 1, Februari 2015

Asbuton butir 20/25, dan penambahan 5% Asbuton butir 20/25, penambahan 6% Asbuton butir 20/25 dalam campuran beton aspal AC- WC. Kemudian pembuatan benda uji campuran beton aspal dengan kadar aspal optimum untuk masing-masing variasi penambahan Asbuton butir, benda uji 105 buah benda uji. Pemeriksaan Sifat-sifat Fisis Agregat Pemeriksaan sifat-sifat fisis agregat yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi pemeriksaan berat jenis dan penyerapan, berat isi agregat, keausan, kepipihan dan kelonjongan serta tumbukan. Pengujian Material Aspal Aspal yang digunakan dalam penelitian ini adalah Asbuton butir 20/25 yang diproduksi oleh PT. Olah Bumi Mandiri. Dipilihnya Asbuton butir 20/25 karena pertimbangan deposit yang sangat besar di Indonesia dan mampu meningkatkan kestabilan, ketahanan fatigue dan keretakan akibat temperatur. Pemeriksaan ini meliputi: pemeriksaan berat jenis aspal, pemeriksaan penetrasi aspal, pemeriksaan titik lembek; pemeriksaan daktilitas, dan pemeriksaan kelekatan aspal terhadap material. Pemeriksaan sifat-sifat fisis aspal dilakukan untuk melihat apakah aspal memenuhi persyaratan atau tidak. Pemilihan Gradasi Agregat Kurva gradasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah kurva gradasi Fuller dan berada dalam titik kontrol gradasi Beton Aspal Lapis Aus (AC-WC) Perencanaan Campuran dengan Metode Marshall Berdasarkan nilai Pb diperoleh 6 %, kemudian menyiapkan benda uji Marshall pada 5 variasi kadar aspal masing-masing 3 (tiga) benda uji, yaitu 5%, 5,5%, 6% (perkiraan Kadar Aspal tengah), 6,5% dan 7,0% terhadap berat total Dengan melihat pada batas-batas yang disyaratkan untuk semua parameter Marshall (Stabilitas, Flow, MQ, VFB, VMA, VIM dan VIM), maka ditentukan besarnya KAO sehingga memenuhi semua kriteria. Banyaknya benda uji untuk mengetahui sifat-sifat campuran dan penentuan kadar aspal masingmasing campuran AC-WC dapat dilihat pada Tabel 3 sampai Tabel 10. Tabel 3. benda uji menggunakan Aspal Pen. 60/70 No. Kadar Aspal Pen. 60/70 Kode Benda Uji 1. 5,0 % A 11, A 12, A 13 2. 5,5 % B 11, B 12, B 13 3. 6,0 % C 11, C 12, C 13 `4. 6,5 % D 11, D 12, D 13 5. 7,0 % E 11, E 12, E 13 15 Buah Volume 4, No. 1, Februari 2015-66

Tabel 5. benda uji menggunakan Asbuton Butir 20/25 (3%) No. Kadar Aspal Jurnal Teknik Sipil Asbuton Butir 20/25 (3%) Kode Benda Uji 1. 5,0 % F 11, F 12, F 13 2. 5,5 % G 11, G 12, G 13 3. 6,0 % H 11, H 12, H 13 `4. 6,5 % I 11, I 12, I 13 5. 7,0 % J 11, J 12, J 13 15 Buah Tabel 6. benda uji menggunakan Asbuton Butir 20/25 (4%) No. Kadar Aspal Asbuton Butir 20/25 (4%) Kode Benda Uji 1. 5,0 % K 11, K 12 K 13 2. 5,5 % L 11, L 12, L 13 3. 6,0 % M 11, M 12, M 13 `4. 6,5 % N 11, N 12, N 13 5. 7,0 % O 11, O 12, O 13 15 Buah Tabel 7. benda uji menggunakan Asbuton Butir 20/25 (5%) No. Kadar Aspal Asbuton Butir 20/25 (5%) Kode Benda Uji 1. 5,0 % P 11, P 12, P 13 2. 5,5 % Q 11, Q 12, Q 13 3. 6,0 % R 11, R 12, R 13 `4. 6,5 % S 11, S 12, S 13 5. 7,0 % T 11, T 12, T 13 15 Buah Tabel 8. benda uji menggunakan Asbuton Butir 20/25 (6%) No. Kadar Aspal Asbuton Butir 20/25 (6%) Kode Benda Uji 1. 5,0 % U 11, U 12, U 13 2. 5,5 % V 11, V 12, V 13 3. 6,0 % W 11, W 12, W 13 `4. 6,5 % X 11,X 12, X 13 5. 7,0 % Y 11, Y 12, Y 13 15 Buah Setelah kadar aspal optimum (KAO) diperoleh, maka dibuat benda uji dengan persen aspal KAO untuk masing-masing jenis aspal dan gradasi yang digunakan. Benda uji pada KAO ini dibuat untuk pengujian dengan standar dan rendaman 60 o C selama 24 jam. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 9 dan10 Tabel 9. Benda Uji dengan pada masing-masing KAO menggunakan Aspal Pen.60/70 Batas Tengah No. Jenis Benda Uji 1. Standar 3 Buah 2. 24 jam, 60 o C 3 Buah 6 Buah 67 - Volume 4, No. 1, Februari 2015

Tabel 10. Benda Uji dengan pada masing-masing KAO menggunakan subtitusi Asbuton Butir 20/25 (3%) No. Jenis Benda Uji Batas Tengah 1. Standar 3 Buah 2. 24 jam, 60 o C 3 Buah 6 Buah HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian yang disajikan adalah hasil evaluasi penggunaan asbuton butir 20/25 sebagai bahan substitusi terhadap karakteristik campuran aspal beton lapis aus (AC-WC). Hasil Pengujian Marshall pada Kadar Aspal Optimum (KAO) Berdasarkan KAO yang diperoleh dari evaluasi masing-masing gradasi dan jenis aspal yang digunakan, nilai parameter Marshall yang diperoleh. Pembahasan Hal-hal yang akan dibahas pada sub bab ini sesuai dengan hasil yang diperoleh dari penelitian dan hasil pengolahan data berupa tinjauan pengaruh substitusi asbuton butir terhadap karakteristik campuran aspal beton lapis aus (AC-WC). Gambar 1 Pengaruh Asbuton Butir 20/25 terhadap nilai KAO a. Tinjauan terhadap nilai kepadatan (density) Peningkatan persentase aspal dalam campuran dapat memperkecil rongga dalam campuran dan mengakibatkan campuran semakin rapat dan memiliki nilai density yang besar Gambar.2 Tinjauan Terhadap Nilai KAO Gambar 1 menunjukkan peningkatan kadar asbuton butir 20/25 mengakibatkan nilai KAO campuran cenderung meningkat meskipun relatif kecil. Gambar 2 Pengaruh Asbuton butir 20/25 terhadap nilai Density b. Tinjauan terhadap nilai stabilitas Gambar 3. menunjukkan semakin besar persentase asbuton butir nilai stabilitas campuran semakin tinggi. Hal ini disebabkan karena bitumen yang dikandung asbuton butir Volume 4, No. 1, Februari 2015-68

bercampur dengan aspal penetrasi 60/70 di dalam campuran. Pencampuran ini menyebabkan daya lekat aspal menjadi lebih baik sehingga mengakibatkan nilai stabilitas campuran semakin meningkat Gambar 3 Pengaruh Asbuton Butir 20/25 terhadap nilai Stabilitas d. Tinjauan terhadap nilai Marshall Quotient (MQ) Gambar 5. menunjukkan bahwa dengan substitusi asbuton butir campuran cenderung menjadi lebih kaku dimana nilai Marshall quotient campuran lebih tinggi dari campuran tanpa asbuton butir. Nilai Marshall quotient ini dipengaruhi oleh nilai stabilitas dan nilai flow dari campuran dimana nilai Marshall quotient berkorelasi negatif dengan nilai flow, penurunan nilai flow mengakibatkan nilai Marshall quotient semakin meningkat. c. Tinjauan terhadap nilai kelelehan plastis (flow) Gambar 4. menunjukkan bahwa semakin besar persentase asbuton butir nilai flow campuran semakin kecil. Hal ini disebabkan termobilisasinya bitumen dari asbuton butir ke dalam campuran sehingga mengakibatkan aspal dalam campuran menjadi lebih keras, Nilai flow pada semua variasi kadar asbuton butir memenuhi batas yang disyaratkan berkisar antara 3-5 mm. Gambar 5. Pengaruh Asbuton Butir 20/25 terhadap nilai Marshall Quotient e. Tinjauan terhadap nilai voids in mix (VIM) Gambar 6. menunjukkan substitusi asbuton butir tidak mempengaruhi rongga dalam campuran (VIM) secara signifikan atau dengan kata lain perubahan nilai VIM pada setiap persentase kadar asbuton butir sangat kecil. Peningkatan persentase aspal dalam campuran dapat memperkecil nilai VIM campuran, dirnana aspal akan mengisi ronggaronggadalamcampuran. Gambar 4. Pengaruh Asbuton Butir 20/25 terhadap nilai Flow 69 - Volume 4, No. 1, Februari 2015

nilai VFB. Hal ini disebabkan karena proses distribusi ukuran butiran yang membentuk pori dalam campuran aspal beton lapis aus (AC- WC) tidak merata pada berbagai variasi. Gambar 6. Pengaruh Asbuton Butir 20/25 terhadap nilai VIM f. Tinjauan terhadap nilai Void in Mineral Agregat (VMA) Gambar 4.7 menunjukkan semakin meningkatnya kadar asbuton butir nilai VMA campuran semakin besar. Peningkatan nilai VMA ini disebabkan karena semakin tingginya KAO dan banyak jumlah asbuton butir dalam campuran aspal beton yang tersubtitusi ke dalam campuran yang menyelimuti butiran semakin tebal, sehingga bila selimut aspal dibutir agregat dihilangkan, makan nilai VMA semakintinggi. Gambar 8. Grafik VMA dari variasi gradasi dan jenis aspal h. Tinjauan terhadap nilai Durabilitas Gambar 9. menunjukkan peningkatan nilai durabilitas campuran sebagai akibat dari adanya peningkatan persentase asbuton butir. Peningkatan nilai durabilitas ini disebabkan semakin bertambahnya bitumen yang terkandung dari asbuton yang menyelimuti butiran dalam campuran aspal beton lapis aus (AC-WC). Gambar 9. Pengaruh Asbuton Butir 20/25 terhadap nilai Durabilasi. Gambar 7. Pengaruh Asbuton Butir 20/25 terhadap nilai VMA g. Tinjauan Void Filled by Bitumen (VFB) Gambar 8. menunjukkan semakin meningkatnya kadar asbuton butir cendrung tidak linear dengan peningkatan atau penurunan Rangkuman Hasil Penelitian Hasil penelitian menunjukkan Pengaruh subtitusi Asbuton butir 20/25 pada Aspal pen.60/70 menyebabkan nilai stabilitas campuran meningkat dengan bertambahnya kadar asbuton, nilai stabilitas pada campuran Volume 4, No. 1, Februari 2015-70

tanpa menggunakan asbuton (0% asbuton) sebesar 1480,72; 3% asbuton sebesar 1508,39; 4% asbuton sebesar 1517,62; 5% asbuton sebesar 1545,29; 6% asbuton sebesar 1577,58. nilai VIM, VMA dan MQ juga meningkat dengan bertambahnya persentase asbuton, nilai flow dan VFB menurun. Nilai VIM, VMA, MQ, Flow dan VFB dapat dilihat pada Tabel 4.5 di atas. Nilai durabilitas campuran meningkat yaitu pada 0% asbuton sebesar 90,65; 3% asbuton sebesar 91,44; % asbuton sebesar 91,73; 5% asbuton sebesar 91,79; 6% asbuton sebesar 92,16. Meningkatnya nilai durabilitas menunjukkan bahwa semakin meningkatnya kadar persentase asbuton butir sebagai campuran AC-WC maka semakin awet lapisan AC-WC tersebut. Bertambahnya persentase campuran asbuton, maka kadar aspal optimum (KAO) semakin meningkat, hal ini disebabkan karena didalam asbuton butir 20/25 mengandung mineral sebesar 75%, dengan meningkatnya kadar asbuton meningkat pula jumlah mineral pada campuran AC-WC, sehingga nilai kadar aspal juga meningkat. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian, pengolahan data dan pembahasan yang telah dilakukan maka dapat diambil beberapa kesimpulan dan saran antara lain: 1. Hasil pemeriksaan sifat-sifat fisis material berupa agregat dan aspal penetrasi 60/70 memenuhi spesifikasi dan dapat digunakan sebagai bahan campuran aspal beton lapis aus (AC- WC). 2. a. Kadar aspal optimum yang didapat sebesar 6,06% untuk 0% kadar asbuton butir 20/25; 6,17% untuk 3% kadar asbuton butir 20/25; 6,27% untuk 4% kadar asbuton butir 20/25; 6,42% untuk 5% kadar asbuton butir 20/25; 6,55% untuk 6% kadar asbuton butir 20/25 b. Semakin besar persentase asbuton butir 20/25 nilai stabilitas campuran semakin meningkat, dengan nilai stabilitas tertinggi diperoleh pada kadar 6% asbuton butir 20/25 yaitu 1577,58 kg pada KAO 6,55%. Nilai stabilitas yang diperoleh telah memenuhi spesifikasi yang syaratkan AASHTO (1990) untuk lalulintas berat yaitu minimum 800 kg. c. Semakin besar persentase asbuton butir sifat durabilitas campuran semakin meningkat dengan kata lain ketahanan terhadap air, pengaruh suhu dan cuaca semakin baik. Nilai durabilitas terbesar diperoleh pada kadar asbuton butir 6% pada KAO 6,55% sebesar 92,16 %. d. Karakteristik campuran dengan substitusi asbuton butir 20/25 pada campuran aspal beton lapis aus (AC- WC) menunjukkan bahwa density campuran relatif konstan untuk masing-masing persentase asbuton butir 20/25 dengan nilai density campuran berkisar antara 2,34 2,37 gr/cm3. e. Semakin besar kadar asbuton butir 71 - Volume 4, No. 1, Februari 2015

20/25, nilai kadar rongga dalam campuran (VIM) semakin besar dengan tingkat kenaikan yang relatif kecil. Nilai VIM berkisar antara 4,16%- 4,63%. Meningkatnya nilai VIM diakibatkan belum terpisahnya antara mineral dan bitumen yang terdapat dalam asbuton butir. f. Secara keseluruhan karakteristik campuran aspal beton lapis aus (AC- WC) dengan penggunaan asbuton butir 20/25 sebagai bahan substitusi lebih baik dibandingkan tanpa asbuton butir. g. Hasil penelitian menunjukkan nilai stabilitas campuran meningkat dengan bertambahnya kadar asbuton, nilai stabilitas pada campuran tanpa menggunakan asbuton (0% asbuton) sebesar 1480,72; 3% asbuton sebesar 1508,39; 4% asbuton sebesar 1517,62; 5% asbuton sebesar 1545,29; 6% asbuton sebesar 1577,58 Meningkatnya nilai durabilitas menunjukkan bahwa semakin meningkatnya kadar persentase asbuton butir sebagai campuran AC-WC semakin awet. h. Bertambahnya persentase campuran asbuton, maka kadar aspal optimum (KAO) semakin meningkat, hal ini disebabkan karena didalam asbuton butir 20/25 mengandung mineral sebesar 75%, dengan meningkatnya kadar asbuton meningkat pula jumlah mineral pada campuran AC-WC, sehingga nilai kadar aspal juga meningkat. Saran 1. Dalam penelitian ini, campuran aspal beton lapis aus (AC-WC) ini menggunakan asbuton butir 20/25, disarankan untuk penelitian selanjutnya menggunakan asbuton butir tipe lain dengan gradasi yang berbeda. 2. Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk membuat substitusi asbuton dengan variasi butir lebih besar dari 6% sehingga dapat diketahui penambahan atau substitusi asbuton butir 20/25 yang dapat menurunkan karakteristik DAFTAR KEPUSTAKAAN 1. Ariawan, A.I.M., 2010, Pengaruh Gradasi Agregat Terhadap Karakteristik Campuran Laston, Jurnal Ilmiah Teknik Sipil, Vol. 14, Universitas Udayana, Denpasar. 2. Anonim, 1990, Standard Specification for Transportation Materials and Methods of Sampling and Testing, 15th ed, AASHTO,. Washington, DC. 3. Anonim, 2008, Buku Petunjuk Praktis Penggunaan Asbuton Dalam Campuran Beraspal Panas, Direktorat Jenderal Bina Marga, Departemen PU, Jakarta 4. Anonim, 2010, Spesifikasi Umum 2010, Divisi 6, Perkerasan Aspal, Direktorat Jenderal Bina Marga. Volume 4, No. 1, Februari 2015-72

5. Bukhari dkk, 2007, Rekayasa Bahan dan Tebal Perkerasan, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh. 6. Kusdiono, 2009, Komparasi Pengaruh Gradasi Agregat Batas Bawah Dengan Bergradasi Batas Atas Terhadap Karakteristik Marshall Pada Beton Aspal Campuran Panas, Wahana Teknik Sipil, Vol. 14, Politeknik Negeri Semarang, Semarang 7. Sukirman, S, 2003, Campuran Beraspal Panas, Penerbit Granit, Bandung. 73 - Volume 4, No. 1, Februari 2015