Jurnal Teknik Sipil ISSN Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 9 Pages pp
|
|
- Ivan Lie
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ISSN Pages pp KAJIAN CAMPURAN AGREGAT KASAR YANG BERBEDA ABRASI TERHADAP PARAMETER MARSHALL MENGGUNAKAN ASPAL PEN 60/70 UNTUK LASTON AC-WC (STUDI KASUS: AGREGAT KAB. GAYO LUES DAN AGREGAT KAB. ACEH UTARA) Suherry 1, Sofyan M Saleh 2, Yuhanis Yunus 2 1) Mahasiswa Magister Teknik Sipil Bidang Manajemen Rekayasa Transportasi, Universitas Syiah Kuala 2) Dosen Program Studi Magister Teknik Sipil, Universitas Syiah Kuala Abstract: Asphalt Concrete Wearing Course (AC-WC) is an important aspect to consider in designing the highway construction, because this layer receives direct distribution of the burden of passing vehicles. To keep the quality of this layer, its flexibility, durability and strength in the service need to be maintained. The use of aggregate should be reviewed against aggregate worn out 40 as Highways Specifications. Aggregate used should be in good quality and free from all impurities and can be used to mix asphalt. The purpose of this study was to determine the effect of the combination of aggregate in Cot Gaib and Cot Girek to aggregate physical properties and characteristics of Marshall. This research was conducted at the Laboratory of Transportation Civil Engineering, Faculty of Engineering, Syiah Kuala University. Indonesian National Standard refers to the study procedures and AASHTO. The results showed abrasion material from Cot Girek of % and the value of the material abrasion Rikit Gaib by 33.53%. The result of the mixing of the two materials with variations of the mixture (80 % RG: 20% CG ) abrasion value of %, the variation (70% RG : 30% CG) abrasion %, and the variation (60% RG: 40% CG) abrasion %. Relationships revealed by the mixing of the material showed that the greater percentage of the aggregate material mixture from Cot Girek abrasion value gets smaller and smaller the asphalt absorption. OBC value obtained from the results of mixing the material with variations (100 % RG : 0 % CG) % OBC value, the variation ( 80 % RG : 20 % CG) OBC value of 6.35 %, the variation (70 % RG : 30 % CG) value of 6.1 % OBC, the variation (60 % RG : 40 % CG) value of 5.9 % OBC. In Marshall Parameter evaluation, the results obtained from the mixture of the four variations qualified the specifications of Highways. Keywords: Abrasion Score, Asphalt Concrete Wearing Course (AC-WC), Beton Asphalt Concrete Characteristics and Marshall Evaluation Abstrak: Asphalt Concrete Wearing Course (AC-WC) merupakan aspek penting yang perlu dipertimbangkan dalam rancangan pada konstruksi jalan raya, karena lapisan ini merupakan lapisan yang langsung menerima pendistribusian beban dari kendaraan yang melintas. Untuk dapat terpeliharanya kualitas pada lapisan ini, hal yang perlu dilakukan yaitu menjaga tetap terpeliharanya kelenturan, keawetan dan kekuatan di masa pelayanan. Penggunaan agregat perlu ditinjau terhadap keausan agregat 40 sesuai Spesifikasi Bina Marga. Agregat yang digunakan harus berkualitas baik dan bebas dari segala kotoran dan dapat digunakan untuk campuran aspal. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh kombinasi agregat dari Rikit Gaib dan Cot Girek terhadap sifat fisis agregat dan karakteristik Marshall. Penelitian ini dilakukan pada Laboratorium Transportasi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala. Hasil penelitian menunjukkan abrasi material dari Cot Girek sebesar 22,897% dan Nilai abrasi material dari Rikit Gaib sebesar 33,53%. Hasil pencampuran dari kedua material dengan variasi campuran (80% RG : 20% CG) nilai abrasi 31,206%, variasi (70% RG : 30% CG) abrasi 30,319%, dan variasi (60% RG : 40% CG) abrasi 28,469%. Hubungan yang terlihat dari hasil pencampuran material menunjukkan bahwa semakin besar persentase campuran material agregat dari Cot Girek nilai abrasi semakin kecil dan penyerapan aspal semakin kecil. Nilai KAO yang didapatkan dari hasil pencampuran material dengan variasi (100% RG : 0% CG) nilai KAO 6,475%, variasi (80% RG : 20% CG) nilai KAO 6,35%, variasi (70% RG : 30% Volume 3, No. 2, Mei
2 CG) nilai KAO 6,1%, variasi (60% RG : 40% CG) nilai KAO 5,9%. Pada evaluasi parameter Marshall, hasil yang diperoleh dari keempat variasi campuran masih memenuhi spesifikasi Bina Marga. Kata Kunci: Nilai abrasi, Asphalt Concrete Wearing Course (AC-WC), Karekteristik Beton Asphalt dan Pengujian Marshall. PENDAHULUAN Struktur perkerasan yang banyak digunakan di Indonesia adalah perkerasan lentur yang terdiri atas komposisi agregat kasar, agregat halus, aspal dan material pengisi. Jenis perkerasan yang digunakan tersebut adalah perkerasan bergradasi rapat (beton aspal). Kemampuan campuran beton aspal dalam menahan beban kendaraan (lalu lintas) sangat dipengaruhi oleh mutu/kualitas dari bahan campuran beton aspal. Salah satu bahan campuran beton aspal yang sangat berpengaruh dalam menghasilkan kualitas campuran yang baik adalah agregat kasar. Persyaratan agregat kasar untuk menghasilkan campuran beton aspal yang mempunyai nilai struktural tinggi adalah mempunyai nilai keausan 40% untuk bisa digunakan sebagai bahan lapis pada perkerasan Asphalt Concrete Wearing Course (AC-WC). Agregat yang memiliki porositas tinggi akan semakin rendah kekuatan dan kekerasannya, tiap lapisan perkerasan harus terjamin kekuatan dan ketebalannya sehingga tidak akan mengalami distress yaitu perubahan karena tidak mampu menahan beban dan tidak cepat kritis atau failure. Lapis permukaan terdiri dari lapisan aus Asphalt Concrete Wearing Course (AC-WC), lapis perkerasan Antara Asphalt Concrete Binder Course (AC- BC). Lapisan aus AC-WC merupakan lapisan paling atas dari struktur perkerasan yang berhubungan langsung dengan roda kendaraan. Perbaikan kualitas material melalui pencampuran agregat dari sumber quarry agregat yang berbeda dilakukan dalam penelitian ini. Untuk menurunkan nilai abrasi (33,53%) yang berasal dari quarry di Rikit Gaib (RG) dilakukan proses pencampuran dengan agregat yang berasal dari Cot Girek (CG) yang memiliki nilai abrasi agregat 22,897% yang keduanya dari PT. Alhas Jaya Grup, agregat yang dilakukan pencampuran terdiri dari variasi (100% RG : 0% CG), (80%RG : 20% CG), (70% RG : 30 % CG), dan (60% RG : 40% CG) Pada pengujian ini bahan aspal yang dipergunakan adalah aspal Penetrasi 60/70 Produksi Pertamina sebagai bahan pengikat pada campuran beraspal panas untuk laston AC- WC. Dalam pengujian ini diperoleh nilai KAO (Kadar Aspal Optimum) yang didapat berdasarkan pengolahan data dari pengujian parameter Marshall dengan menggunakan metode range overlaping, selanjutnya dilakukan proses pembuatan benda uji dari masing-masing variasi agregat untuk dapat menentukan nilai durabilitasnya Volume 3, No. 2, Mei 2014
3 Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh campuran beraspal panas antara kombinasi agregat kasar quary dari Rikit Gaib (RG) dengan agregat kasar quarry dari Cot Girek (CG) yang berbeda abrasi terhadap parameter Marshall dan durabilitasnya, serta jumlah persentase campuran gabungan yang optimal sebagai bahan campuran AC-WC sesuai dengan spesifikasi Bina Marga KAJIAN KEPUSTAKAAN Christady (2009) menyatakan perkerasan jalan dikelompokkan dalam tiga kelompok yaitu perkerasan lentur, perkerasan kaku dan perkerasan komposit. Perkerasan lentur adalah perkerasan jalan yang terdiri dari beberapa lapisan yaitu lapis permukaan, lapis pondasi dan lapis bawah. Lapisan permukaan dibangun diatas lapisan pondasi atas dan lapisan pondasi bawah yang terletak pada tanah dasar (subgrade) yang telah dipadatkan. Perkerasan kaku adalah suatu perkerasan jalan yang terbuat dari semen Portland berupa pelat beton yang terletak langsung di atas lapisan tanah. Perkerasan komposit adalah perkerasan gabungan antara perkerasan beton semen Portland dan perkerasan aspal. Di Indonesia, jenis campuran agregat dan aspal yang sering digunakan adalah lapisan beton aspal. Menurut Departemen Pekerjaan Umum (2006), campuran ini terdiri dari atas agregat bergradasi menerus dengan aspal keras, dicampur, dihamparkan dan dipadatkan dalam keadaan panas pada suhu tertentu. Berdasarkan spesifikasi campuran beraspal Departemen Pekerjaan Umum (2010), Lapisan beton aspal (AC) terdiri dari tiga macam campuran, yaitu : a. Laston Lapis Aus Asphalt Concrete Wearing Course (AC-WC) dengan ukuran maksimum agregat campuran adalah 19 mm. b. Laston Lapis Pengikat antara Asphalt Concrete Bearing Course (AC-BC) dengan ukuran maksimum agregat campuran adalah 25,4 mm. c. Laston Lapis Pondasi Asphalt Concrete Base (AC-Base) dengan ukuran maksimum agregat campuran adalah 37,5 mm. Zulkifli (2004) meneliti pengaruh penggunaan agregat kasar bernilai abrasi tinggi ( 50%) pada campuran beton aspal AC-WC. Penelitian ini dilakukan dengan membuat benda uji dari tiga variasi gradasi agregat, variasi I, variasi II dan variasi III dengan kadar agregat kasar masing-masing 50 %, 57 % dan 65 %. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar aspal optimum pada campuran beton aspal masing-masing variasi gradasi agregat diperoleh: variasi I sebesar 6,64 %, variasi II sebesar 6,60 %, dan variasi III sebesar 6,54 % terhadap total campuran. Untuk perendaman 24 jam dengan nilai stabilitas yang didapatkan: variasi I sebesar 1457,95 kg, variasi II sebesar 1361,25 kg dan variasi III sebesar 1107,99 kg. Nilai flow yang didapatkan pada variasi I sebesar 4,23 mm, variasi II sebesar 4,33 mm, dan pada variasi III sebesar 4,50 mm. Indek Perendaman pada Volume 3, No. 2, Mei
4 variasi I diperoleh sebesar 83,39 %, variasi II sebesar 87,56 % dan variasi III sebesar 82,75 %. Nilai VIM untuk kepadatan mutlak pada variasi I diperoleh sebesar 1,20 %, variasi II sebesar 1,04%, dan variasi III, dan 0,66 %. Secara keseluruhan penggunaan agregat kasar bernilai abrasi tinggi ( 50%) pada campuran beton aspal sesuai Spesifikasi Departemen Kimpraswil (2000) hanya mampu melayani beban lalu lintas rendah untuk variasi I dan variasi II. Salah satu persyaratan agregat kasar untuk menghasilkan campuran beton aspal yang mempunyai nilai struktural tinggi adalah agregat kasar yang mempunyai nilai keausan 40 % berdasarkan spesifikasi Bina Marga untuk bisa digunakan sebagai bahan lapis pada perkerasan Asphalt Concrete Wearing Course (AC-WC). Menurut Silvia Sukirman, (2003), agregat artinya butir butir batu pecah, kerikil, pasir atau mineral lain. Agregat merupakan komponen utama dari struktur perkerasan jalan, maksimum 90% 95% agregat berdasarkan persentase berat, atau 75% 85% agregat berdasarkan persentase volume. Menurut Silvia Sukirman (2003) untuk menghitung perencanaan kadar aspal dapat ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut : Pb = 0,035(%CA)+ 0,045 (%FA) + 0,18 (%Filler)+Konstanta... (1) Dimana : Pb = Kadar aspal tengah/ideal, persen terhadap berat campuran; CA= Agregat kasar tertahan saringan No. 8; FA = Agregat halus lolos saringan No. 8 dan tertahan saringan No Filler adalah agregat minimal 75% lolos saringan No Nilai Konstanta sekitar 0,5 untuk penyerapan agregat yang rendah dan nilai 1,0 untuk penyerapan agregat yang tinggi. Stabilitas Bukhari (2007:65) menyatakan hasil pembacaan dial alat Parameter Marshall, nilai stabilitas harus dikalikan dengan kalibrasi alat dan faktor koreksi benda uji. S = p x q x r (2) Dimana : S = nilai stabilitas (kg) ; p = kalibrasi alat; q = pembacaan dial Marshall; r = koreksi benda uji. Marshall Quotient Bukhari (2007:67) Marshall quotient adalah perbandingan antara nilai stabilitas dengan nilai flow. MQ = q / r...(3) Dimana : MQ = nilai Marshall quotient (kg/mm); q = nilai stabilitas dikalikan faktor kalibrasi alat dan koreksi benda uji (kg); r = nilai flow (mm). Penentuan Kadar Aspal Optimum (KAO) Kadar aspal optimum yang baik adalah kadar aspal yang memenuhi semua sifat Volume 3, No. 2, Mei 2014
5 campuran yang diinginkan dalam rentang kadar aspal optimum 0,5% (Sukirman, 2003 : 203). METODE PENELITIAN Sistematika dalam melakukan penelitian ini adalah dimulai dengan menyiapkan bahanbahan dan peralatan yang dibutuhkan dalam proses penelitian, serta melakukan pemeriksaan sifat-sifat fisis bahan material. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Transportasi Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala. Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil pengujian sifat-sifat fisis material, pengujian aspal pen dan hasil pengujian parameter Marshall terhadap benda uji pada campuran beton aspal panas. Data sekunder diperoleh dari brosur-brosur produksi material dan literatur lainnya yang berhubungan dengan campuran aspal panas. Prosedur penelitian mengacu pada SNI dan AASHTO. Pengujian awal terhadap material dilakukan untuk memastikan material tersebut memenuhi syarat sebagai bahan campuran aspal beton, sebagaimana persyaratan yang telah ditetapkan dalam spesifikasi campuran beraspal panas untuk lapisan aus Asphalte Concrete Wearing Course. Pemeriksaan sifat-sifat fisis aspal pen 60/70 meliputi: pengujian berat jenis aspal, penetrasi, daktilitas, titik lembek, kelekatan aspal terhadap batuan, dan daktilitas. Material berasal dari dua quarry berbeda yaitu dari kecamataan Rikit Gaib, Kabupaten Gayo Lues dan Cot Girek, Kabupaten Aceh Utara. Analisa data dilakukan dengan menggunakan metode regresi. Analisa regresi dipakai untuk mengetahui hubungan antara dua variabel yaitu kadar aspal dengan salah satu parameter Marshall lainnya dan antara variasi persentase campuran agregat kasar dengan parameter Marshall. Dari data hasil pengujian Marshall diplot pada suatu grafik, dimana kadar aspal atau persentase campuran agregat kasar sebagai absis dan masing-masing parameter Marshall sebagai ordinat. Gambar 1. Bagan Alir Penelitian Volume 3, No. 2, Mei
6 Persen Lolos Saringan Jurnal Teknik Sipil HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pemeriksaan laboratorium terhadap sifat-sifat fisis agregat yang berasal dari Stone Crusher milik PT. Alhas Jaya Group yang berlokasi di Rikit Gaib, Kabupaten Gayo Lues dan Cot Girek, Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh yang disajikan dalam Tabel 1. Tabel 1 Pemeriksaan Sifat-Sifat Fisis Agregat dari Rikit Gaib dan Cot Gerik No Pemeriksaan Sifat Fisis Satua n Rikit Gaib Hasil Cot Girek Spesi fikasi Bina Marg a 1 Berat Jenis - 2,624 2,824 >2,5 2 Penyerapan % 0,813 1,261 <3,00 kg/ 3 Berat Isi 1,605 1,607 >1,00 dm³ 4 Kekerasan % 8,71 16,1 < 30 5 Keausan % 33,53 22,89 < Indeks Kepipihan Indeks Kelonjongan % 3,215 6,363 < 10 % 8,804 7,92 < 10 8 Pelapukan % 4,438 3,913 < 12 9 Kelekatan agregat terhadap aspal % (Sumber: Hasil Penelitian, 2014) Hasil pemeriksaan sifat fisis agregat, semua pengujian telah memenuhi persyaratan sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan. Agregat kasar terdapat ketentuan yang menyatakan, apabila nilai tersebut terdapat ketidak sesuaian, maka nilai tersebut dapat ditolerir, jika dari agregat tersebut masih memenuhi semua dengan ketentuan lainya yang berpedoman pada standar acuan di dalam pengujian, terutama terhadap hasil dari pengujian keausan agregat dengan mesin Los Angeles dapat memenuhi syarat dan bisa di terima (Spesifikasi Umum Bina Marga Tahun 2010). Hasil Analisa Saringan Rikit Gaib Dan Cot Girek Gradasi Agregat Pemeriksaan dilakukan terhadap gradasi agregat kasar dan agregat halus dengan menggunakan analisa saringan mulai dari ukuran terbesar sampai dengan yang terkecil diperlihatkan pada Gambar Berdasarkan gambar 2 dapat diketahui bahwa hasil analisa saringan gradasi agregat campuran dari kedua quarry berada antara rentang gradasi batas atas dan batas bawah sebagaimana yang disyaratkan dari spefikasi Bina Marga. Gradasi Cot Girek Gradasi Spec Bina Marga Hasil Pemeriksaan Abrasi Agregat dari Rikit Gaib dan Cot Girek Hasil penelitian menunjukkan nilai abrasi agregat dari Cot Girek 22,897%, nilai abrasi agregat dari Rikit Gaib 33,53%. Pada variasi campuran agregat (80% RG : 20% CG) nilai abrasi 31,206%, variasi (70% RG : 30% CG) abrasi 30,319%, dan variasi (60% RG : Ukuran Saringan (mm) 72 Gradasi Spec Bina Marga Gradasi Rikit Gaib Gambar 2. Grafik Gabungan Analisa Saringan Gradasi Agregat Quarry Dari Rikit Gaib dan Cot Girek Volume 3, No. 2, Mei 2014
7 Stabilitas (kg) Jurnal Teknik Sipil 40% CG) abrasi 28,469%. Hubungan yang terlihat dari hasil pencampuran material bahwa semakin besar persentase material agregat dari Cot Girek nilai abrasi semakin kecil. Hasil Pemeriksaan Sifat-Sifat Fisis Aspal Penetrasi 60/70 Pemeriksaan sifat-sifat fisis aspal Penetrasi 60/70 meliputi: pemeriksaan berat jenis aspal, penetrasi, daktilitas, titik lembek dan kelekatan aspal terhadap agregat atau batuan. Data hasil pemeriksaan sifat-sifat fisis aspal penetrasi 60/70 tersebut dapat digunakan karena memenuhi persyaratan yang ditetapkan. Hasil pemeriksaan sifat-sifat fisis aspal penetrasi 60/70 disajikan pada Tabel 2. Hasil pemeriksaan sifat fisis aspal, semua pengujian telah memenuhi persyaratan sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan. Tabel 2. Hasil Pemeriksaan Sifat-sifat Aspal Penetrasi 60/70 No Sifat-sifat Fisis Aspal Yang Diperiksa Satuan Hasil Persyaratan Aspal Pen 1 Berat Jenis gr/cc 1,027 1 Fisis Hasil Pengujian Parameter Marshall Berbagai Variasi Campuran Untuk Penentuan KAO Hasil pengujian Marshall dengan variasi kadar aspal 5%, 5,5%, 6%, 6,5% dan 7% dari keempat variasi campuran agregat kasar menghasilkan Kadar Aspal Optimum yang berbeda. Variasi campuran agregat kasar (100% RG : 0% CG) diperoleh nilai KAO sebesar 6,475%, variasi (80% RG : 20% CG) nilai KAO sebesar 6,35%, variasi 3500 (70% RG : 30% CG) nilai KAO sebesar 6,1%, dan variasi campuran agregat kasar (60% RG : 40% CG) diperoleh nilai KAO sebesar 5,9%. Semakin besar variasi campuran agregat kasar dari quarry Cot Girek, nilai KAO semakin menurun. Semakin kecil nilai abrasi dari pencampuran agregat kasar, penyerapan aspal semakin rendah. Hasil Pengujian Parameter Marshall Pada Stabilitas Rendaman 30 Menit Dan 24 Jam Dengan Suhu Temperatur 60 O C Hasil pengujian Marshall dari berbagai variasi kadar aspal menghasilkan nilai kadar aspal optimum diperlihatkan pada Grafik 3. 2 Penetrasi (0,1 mm) Daktilitas cm 132 Min Titik Lembek Kelekatan aspal terhadap batuan C 49,55 48 C % (Sumber: Hasil Penelitian, 2014) % RG : 0% CG % RG : 20% CG Stabilitas Rendaman 30 Menit Stabilitas Rendaman 24 Jam 70% RG : 30% CG Variasi Campuran Agregat Rikit Gaib/Cot Girek (%) 60% RG :40% CG Gambar 3 Grafik hubungan pengujian parameter Marshall pada stabilitas Volume 3, No. 2, Mei
8 rendaman 30 menit dan 24 Jam dengan suhu temperatur 60 O C Gambar 3 menunjukkan analisa perbedaan abrasi agregat kasar dari dua lokasi quarry terhadap parameter Marshall, semakin banyak penambahan agregat dari Cot Girek maka stabilitas Marshall semakin baik. Semakin kecil nilai abrasi dari material campuran agregat, perbandingan nilai stabilitas rendaman 30 menit dengan 24 jam semakin saling mendekati. Berdasarkan kadar aspal optimum yang diperoleh dengan spesifikasi gradasi yang sama, dan dibuat 3 (tiga) buah benda uji dari masingmasing nilai kadar aspal optimum yang berbeda, sesuai dengan 3 (tiga) variasi persentase campuran agregat kasar dari kedua quarry. Nilai durabilitas diperoleh dari perbandingan antara stabilitas rendaman 24 jam dengan stabilitas rendaman 30 menit pada suhu temperatur 60 O C. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Hasil pemeriksaan sifat-sifat fisis agregat batu pecah dari quarry Rikit Gaib dan quarry Cot Girek serta aspal penetrasi 60/70 dapat digunakan sebagai bahan material untuk campuran lapisan aus AC-WC dan sudah memenuhi persyaratan sesuai dengan pengujian di Laboratorum. 2. Hasil penelitian menunjukkan material dari Cot Girek memiliki nilai abrasi lebih kecil yaitu 22,897%, dibandingkan dengan nilai abrasi dari Rikit Gaib sebesar 33,53%. 3. Pada variasi campuran agregat kasar (80% RG : 20% CG) nilai abrasi 31,206%, variasi (70% RG : 30% CG) abrasi 30,319%, dan variasi (60% RG : 40% CG) abrasi 28,469%. 4. Kadar aspal optimum (KAO) yang diperoleh berdasarkan hasil evaluasi Parameter Marshall dari masing - masing variasi persentase agreagat kasar adalah: (80% RG : 20% CG) dengan nilai KAO 6,35%, (70% RG : 30% CG) nilai KAO 6,1%, (60% RG : 40% CG) nilai KAO yaitu 5,9%. 5. Semakin kecil nilai abrasi dari material campuran agregat, nilai stabilitas rendaman 30 menit dengan 24 jam semakin saling mendekati. yaitu pada campuran 60% RG : 40% CG durabilitas mencapai 93,4% lebih besar dari 90% sebagaimana yang disyaratkan pada spesifikasi umum Bina Marga. Saran Pada penelitian selanjutnya disarankan agar dapat menambah beberapa variasi seperti (75% : 25%), (65% : 35%), dan (50% : 50%) serta penggunaan pasir gunung sebagai pengganti filler terhadap campuran agregat dan aspal esso sebagai bahan pengikat sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan dalam campuran beton aspal, sehingga dapat diketahui bentuk variasi campuran yang ideal serta Volume 3, No. 2, Mei 2014
9 mendapat informasi lainya yang berhubungan dengan penggunaan jenis material lain seperti pengganti filler serta penggunaan type aspal lainya. DAFTAR KEPUSTAKAAN Anonim, 1989, Tata Cara Pelaksanaan Lapis Aspal Beton (Laston) Untuk Jalan Raya, SNI , Direktorat Jenderal Bina Marga, Departemen PU, Jakarta. Anonim, 1990, Standard Specification for Transportation Materials and Methods of Sampling and Testing, 15 th ed, AASHTO, Washington, DC. Anonim, 2010, Seksi 6.3 Spesifikasi Campuran Beraspal Panas, Direktorat Jenderal Bina Marga, Departemen PU, Jakarta. Bukhari dkk, 2007, Rekayasa Bahan dan Tebal Perkerasan, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh. Saodang, H, 2005, Konstruksi Jalan Raya, Penerbit Nova, Bandung Sukirman, S, 1999, Perkerasan Lentur Jalan Raya, Penerbit Nova, Bandung. Sukirman, S, 2003, Campuran Beraspal Panas, Penerbit Granit, Bandung. SNI, 1991, Metode Pengujian Sifat Fisis Aspal Padat, Zulkifli H, Pengaruh Penggunaan Agregat Kasar Bernilai Abrasi Tinggi (±50%) Pada Campuran Beton Aspal (AC- WC) Volume 3, No. 2, Mei
KARAKTERISTIK CAMPURAN LASTON AC-BC DENGAN MENGGUNAKAN AGREGAT KASAR YANG BERBEDA NILAI ABRASI
ISSN 2302-0253 10 Pages pp. 79-88 KARAKTERISTIK CAMPURAN LASTON AC-BC DENGAN MENGGUNAKAN AGREGAT KASAR YANG BERBEDA NILAI ABRASI Faisal Rizal 1, Sofyan M Saleh 2, Yuhanis Yunus 3 1) Magister Teknik Sipil
Lebih terperinciBAB 1. PENDAHULUAN. Perkerasan jalan merupakan lapisan perkerasan yang terletak diantara
BAB 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkerasan jalan merupakan lapisan perkerasan yang terletak diantara lapisan tanah dasar dan roda kendaraan yang berfungsi memberikan pelayanan kepada sarana transportasi,
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Lapis Aspal Beton Aspal beton adalah suatu lapisan pada konstruksi perkerasan jalan raya yang terdiri dari campuran aspal dan agregat yang mempunyai gradasi menerus yang dicampur,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Hasil penelitian yang dilakukan di Laboratorium Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri Gorontalo terdiri dari hasil pengujian agregat, pengujian
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Jurusan Teknik Sipil Universitas Lampung. Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian ini :
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Inti Jalan Raya Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Lampung. B. Bahan Adapun bahan yang digunakan
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Inti Jalan Raya Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Lampung. B. Bahan Bahan yang digunakan
Lebih terperinciVARIASI AGREGAT LONJONG PADA AGREGAT KASAR TERHADAP KARAKTERISTIK LAPISAN ASPAL BETON (LASTON) I Made Agus Ariawan 1 1
VARIASI AGREGAT LONJONG PADA AGREGAT KASAR TERHADAP KARAKTERISTIK LAPISAN ASPAL BETON (LASTON) I Made Agus Ariawan 1 1 Dosen Pada Jurusan Teknik Sipil Universitas Udayana E-mail : agusariawan17@yahoo.com
Lebih terperinciVARIASI AGREGAT LONJONG SEBAGAI AGREGAT KASAR TERHADAP KARAKTERISTIK LAPISAN ASPAL BETON (LASTON) ABSTRAK
Konferensi Nasional Teknik Sipil 4 (KoNTekS 4) Sanur-Bali, 2-3 Juni 2010 VARIASI AGREGAT LONJONG SEBAGAI AGREGAT KASAR TERHADAP KARAKTERISTIK LAPISAN ASPAL BETON (LASTON) I Made Agus Ariawan 1 1 Dosen
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Inti Jalan Raya Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Lampung. B. Bahan Bahan yang digunakan
Lebih terperinciAgus Fanani Setya Budi 1, Ferdinan Nikson Liem 2, Koilal Alokabel 3, Fanny Toelle 4
STUDI KOMPARASI PENGARUH VARIASI PENGGUNAAN NILAI KONSTANTA ASPAL RENCANA TERHADAP NILAI STABILITAS PADA CAMPURAN ASPAL BETON (HRSWC) TERHADAP KARAKTERISTIK UJI MARSHALL Agus Fanani Setya Budi 1, Ferdinan
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Inti Jalan Raya Fakultas Teknik
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Umum Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Inti Jalan Raya Fakultas Teknik Universitas Lampung dengan dasar menggunakan amplop gradasi gabungan untuk campuran lapis aspal
Lebih terperinciVARIASI AGREGAT PIPIH TERHADAP KARAKTERISTIK ASPAL BETON (AC-BC) Sumiati Arfan Hasan ABSTRAK
VARIASI AGREGAT PIPIH TERHADAP KARAKTERISTIK ASPAL BETON (AC-BC) Sumiati Arfan Hasan ABSTRAK Lapis permukaan konstruksi perkerasan jalan adalah lapisan yang paling besar menerima beban. Oleh sebab itu
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Jurusan Teknik Sipil Universitas Lampung. Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian ini :
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Inti Jalan Raya Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Lampung. B. Bahan Adapun bahan yang digunakan
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
26 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Inti Jalan Raya Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Lampung. B. Bahan Bahan yang digunakan dalam
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Lapis Aspal Beton Aspal beton adalah suatu lapisan pada konstruksi perkerasan jalan raya yang terdiri dari campuran aspal dan agregat yang mempunyai gradasi menerus yang dicampur
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN ANALISA DATA. aspal keras produksi Pertamina. Hasil Pengujian aspal dapat dilihat pada Tabel 4.1
BAB IV HASIL DAN ANALISA DATA 4.1. Pengujian Aspal Pada pengujian material aspal digunakan aspal minyak (AC Pen 60/70) atau aspal keras produksi Pertamina. Hasil Pengujian aspal dapat dilihat pada Tabel
Lebih terperinciPENGARUH SUHU DAN DURASI TERENDAMNYA PERKERASAN BERASPAL PANAS TERHADAP STABILITAS DAN KELELEHAN (FLOW)
PENGARUH SUHU DAN DURASI TERENDAMNYA PERKERASAN BERASPAL PANAS TERHADAP STABILITAS DAN KELELEHAN (FLOW) Vonne Carla Pangemanan Oscar H. Kaseke, Mecky R. E. Manoppo Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil
Lebih terperinciKAJIAN PROPERTIES DARI AGREGAT BATU GUNUNG YANG DIGUNAKAN SEBAGAI MATERIAL CAMPURAN BERASPAL
KAJIAN PROPERTIES DARI AGREGAT BATU GUNUNG YANG DIGUNAKAN SEBAGAI MATERIAL CAMPURAN BERASPAL ABSTRAK Oleh Lusyana Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Padang Kampus Limau Manis Padang Sifat-sifat fisik
Lebih terperinciPEMANFAATAN LIMBAH ABU SERBUK KAYU SEBAGAI MATERIAL PENGISI CAMPURAN LATASTON TIPE B
PEMANFAATAN LIMBAH ABU SERBUK KAYU SEBAGAI MATERIAL PENGISI CAMPURAN LATASTON TIPE B Sabaruddin Fakultas Teknik Universitas Khairun Kampus Gambesi Kotak Pos 53 - Ternate 97719 Ternate Selatan Telp. (0921)
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
31 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Inti Jalan Raya Fakultas Teknik Universitas Lampung. B. Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini agregat
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Aspal Beton Aspal Beton merupakan salah satu jenis lapis perkerasan lentur. Jenis perkerasan ini merupakan campuran merata antara agregat dan aspal sebagai bahan pengikat pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan hal tersebut mengakibatkan peningkatan mobilitas penduduk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini perkembangan dan pertumbuhan penduduk sangat pesat. Seiring dengan hal tersebut mengakibatkan peningkatan mobilitas penduduk sehingga muncul banyak kendaraan-kendaraan
Lebih terperinciKARAKTERISTIK MARSHALL ASPHALT CONCRETE-BINDER COURSE (AC-BC) DENGAN MENGGUNAKAN LIMBAH BETON SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN AGREGAT KASAR
KARAKTERISTIK MARSHALL ASPHALT CONCRETE-BINDER COURSE (AC-BC) DENGAN MENGGUNAKAN LIMBAH BETON SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN AGREGAT KASAR Senja Rum Harnaeni 1), Isyak Bayu M 2) 1) Jurusan Teknik Sipil, Fakultas
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. bergradasi baik yang dicampur dengan penetration grade aspal. Kekuatan yang
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Lapisan Aspal Beton Lapis Aspal Beton adalah suatu lapisan pada konstuksi jalan raya, yang terdiri dari campuran aspal keras dan agregat yang bergradasi menerus, dicampur, dihampar
Lebih terperinciSTUDI PARAMETER MARSHALL CAMPURAN LASTON BERGRADASI AC-WC MENGGUNAKAN PASIR SUNGAI CIKAPUNDUNG Disusun oleh: Th. Jimmy Christian NRP:
STUDI PARAMETER MARSHALL CAMPURAN LASTON BERGRADASI AC-WC MENGGUNAKAN PASIR SUNGAI CIKAPUNDUNG Disusun oleh: Th. Jimmy Christian NRP: 9921035 Pembimbing: Ir. Silvia Sukirman FAKULTAS TEKNIK JURUSAN SIPIL
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN AGREGAT HALUS (PASIR BESI) PASUR BLITAR TERHADAP KINERJA HOT ROLLED SHEET (HRS) Rifan Yuniartanto, S.T.
PENGARUH PENGGUNAAN AGREGAT HALUS (PASIR BESI) PASUR BLITAR TERHADAP KINERJA HOT ROLLED SHEET (HRS) Rifan Yuniartanto, S.T. ABSTRAK Hot rolled sheet Wearing Course (HRS WC) adalah campuran lapis tipis
Lebih terperinciProsiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 November 2013
OPTIMALISASI PENGGUNAAN RECLAIMED ASPHALT PAVEMENT (RAP) SEBAGAI BAHAN CAMPURAN BERASPAL PANAS (ASPHALTIC CONCRETE) TIPE AC-BASE COURSE (AC-BASE) DENGAN MENGGUNAKAN ASPAL MODIFIKASI ASBUTON (BNA) (Studi
Lebih terperinciSTUDI PENGGUNAAN PASIR SERUYAN KABUPATEN SERUYAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH SEBAGAI CAMPURAN ASPAL BETON AC WC
STUDI PENGGUNAAN PASIR SERUYAN KABUPATEN SERUYAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH SEBAGAI CAMPURAN ASPAL BETON AC WC Oleh : Denny Setiawan 3113 040 501 PROGRAM STUDI DIV TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN
Lebih terperinciBATU KAPUR BATURAJA SEBAGAI FILLER PADA LAPIS ASPHALT CONCRETE-BINDER COURSE (AC-BC) CAMPURAN PANAS. Hamdi Arfan Hasan Sudarmadji
BATU KAPUR BATURAJA SEBAGAI FILLER PADA LAPIS ASPHALT CONCRETE-BINDER COURSE (AC-BC) CAMPURAN PANAS Hamdi Arfan Hasan Sudarmadji Abstract : Daerah Baturaja merupakan kawasan penghasil batu kapur yang ada
Lebih terperinciPERENCANAAN CAMPURAN ASPAL BETON AC-BC DENGAN FILLER ABU SEKAM PADI, PASIR ANGGANA, DAN SPLIT PALU ABSTRACT
PERENCANAAN CAMPURAN ASPAL BETON AC-BC DENGAN FILLER ABU SEKAM PADI, PASIR ANGGANA, DAN SPLIT PALU Ahmad Basuki 1) Syahrul, ST., M.Eng 2) Hence Michael Wuaten, ST., M.Eng 3) Jurusan Teknik Sipil Fakultas
Lebih terperinciPengaruh Subtitusi Asbuton Butir 20/25 pada Aspal pen. 60/70 Terhadap Karakteristik Campuran Beton Aspal AC-WC
ISSN 2302-0253 13 Pages pp. 61-73 Pengaruh Subtitusi Asbuton Butir 20/25 pada Aspal pen. 60/70 Terhadap Karakteristik Campuran Beton Aspal AC-WC Heriyanto 1, Sofyan M. Saleh 2, M. Isya 3 1 Mahasiswa Magister
Lebih terperinci3.1 Lataston atau Hot Rolled Sheet
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Lataston atau Hot Rolled Sheet Menurut Kementrian Pekerjaan Umum (Bina Marga revisi 2010), lapis tipis aspal beton (lataston) adalah lapisan penutup yang terdiri dari campuran
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jalan merupakan infrastruktur dasar dan utama untuk menggerakkan roda perekonomian nasional, hal ini karena jalan memiliki peran penting dan strategis untuk mendorong
Lebih terperinciANALISA PERBANDINGAN PENGGUNAAN SEMEN PORTLAND DAN FLY ASH SEBAGAI FILLER PADA ASPHALT CONCRETE WEARING COURSE (AC-WC)
ANALISA PERBANDINGAN PENGGUNAAN SEMEN PORTLAND DAN FLY ASH SEBAGAI FILLER PADA ASPHALT CONCRETE WEARING COURSE (AC-WC) Michael Christianto Tanzil Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia Abstrak
Lebih terperinciStudi Alternatif Campuran Aspal Beton AC WC dengan Menggunaan Pasir Seruyan Kabupaten Seruyan Kalimantan Tengah
Jurnal APLIKASI Volume 13, Nomor 1, Pebruari 2015 Studi Alternatif Campuran Aspal Beton AC WC dengan Menggunaan Pasir Seruyan Kabupaten Seruyan Kalimantan Tengah Endang Kasiati, Rachmad Basuki, Denny Setiawan
Lebih terperinciKAJIAN LABORATORIUM PENGGUNAAN MATERIAL AGREGAT BERSUMBER DARI KAKI GUNUNG SOPUTAN UNTUK CAMPURAN BERASPAL PANAS
KAJIAN LABORATORIUM PENGGUNAAN MATERIAL AGREGAT BERSUMBER DARI KAKI GUNUNG SOPUTAN UNTUK CAMPURAN BERASPAL PANAS Steward Paulus Korompis Oscar H. Kaseke, Sompie Diantje Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Hasil Pemeriksaan Agregat dari AMP Sinar Karya Cahaya (Laboratorium Transportasi FT-UNG, 2013)
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Agregat Penelitian ini menggunakan agregat dari AMP Sinar Karya Cahaya yang berlokasi di Kecamatan Bongomeme. Agregat dari lokasi ini kemudian diuji di Laboratorium Transportasi
Lebih terperinciPENGARUH JUMLAH TUMBUKAN PEMADATAN BENDA UJI TERHADAP BESARAN MARSHALL CAMPURAN BERASPAL PANAS BERGRADASI MENERUS JENIS ASPHALT CONCRETE (AC)
PENGARUH PEMADATAN BENDA UJI TERHADAP BESARAN MARSHALL CAMPURAN BERASPAL PANAS BERGRADASI MENERUS JENIS ASPHALT CONCRETE (AC) Kiftheo Sanjaya Panungkelan Oscar H. Kaseke, Mecky R. E. Manoppo Fakultas Teknik,
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. untuk campuran lapis aspal beton Asphalt Concrete Binder Course (AC-
41 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Inti Jalan Raya Fakultas Teknik Universitas Lampung dengan dasar menggunakan amplop gradasi gabungan untuk campuran
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Aspal Beton Menurut Sukirman (1999) aspal beton merupakan salah satu jenis lapis perkerasan konstruksi perkerasan lentur. Jenis perkersana ini merupakan campuran merata antara
Lebih terperinciJURNAL PORTAL, ISSN , Volume 4 No. 1, April 2012, halaman: 1
KAJIAN VARIASI SUHU PEMADATAN PADA BETON ASPAL MENGGUNAKAN ASPAL RETONA BLEND 55 Syarwan Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Lhokseumawe E-mail: Syarwanst@yahoo.com Abstract The compaction
Lebih terperinciKamidjo Rahardjo Dosen Teknik Sipil FTSP ITN Malang ABSTRAKSI
STUDI PERBANDINGAN NILAI KARAKTERISTIK CAMPURAN SPLIT MASTIC ASPHALT (SMA) MENGGUNAKAN AGREGAT SUNGAI GRINDULU, SUNGAI LESTI, DAN BENGAWAN SOLO UNTUK LALULINTAS SEDANG Kamidjo Rahardjo Dosen Teknik Sipil
Lebih terperinciDAFTAR ISI UNIVERSITAS MEDAN AREA
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i ABSTRAK... iii ABSTRACT... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR NOTASI... viii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR LAMPIRAN... xi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...
Lebih terperinciJurnal Sipil Statik Vol.3 No.4 April 2015 ( ) ISSN:
KAJIAN PERBEDAAN KINERJA CAMPURAN BERASPAL PANAS ANTARA JENIS LAPIS TIPIS ASPAL BETON-LAPIS AUS (HRS-WC) BERGRADASI SENJANG DENGAN YANG BERGRADASI SEMI SENJANG Giavanny Hermanus Oscar H. Kaseke, Freddy
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. diperkirakan km. Pembangunan tersebut dilakukan dengan kerja paksa
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah perkembangan jalan di Indonesia yang tercatat dalam sejarah bangsa adalah pembangunan jalan Daendles pada zaman Belanda, yang dibangun dari Anyer di Banten sampai
Lebih terperinciUJI MARSHALL PADA CAMPURAN ASPHALT CONCRETE BINDER COURSE (AC-BC) DENGAN TAMBAHAN PARUTAN BAN BEKAS
ISSN 2088-9321 ISSN e-2502-5295 pp. 559-570 UJI MARSHALL PADA CAMPURAN ASPHALT CONCRETE BINDER COURSE (AC-BC) DENGAN TAMBAHAN PARUTAN BAN BEKAS Cut Khairani DE 1, Sofyan M. Saleh 2, Sugiarto 3 1) Mahasiswa
Lebih terperinci(Data Hasil Pengujian Agregat Dan Aspal)
(Data Hasil Pengujian Agregat Dan Aspal) LABORATORIUM INTI JALAN RAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS LAMPUNG Jl. Prof. Dr. Sumantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung Jurusan PEMERIKSAAN
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Material Dasar 1. Agregat dan Filler Material agregat yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari batu pecah yang berasal dari Tanjungan, Lampung Selatan. Sedangkan sebagian
Lebih terperinciPENGARUH GRADASI AGREGAT TERHADAP NILAI KARAKTERISTIK ASPAL BETON (AC-BC) Sumiati 1 ), Sukarman 2 )
PENGARUH GRADASI AGREGAT TERHADAP NILAI KARAKTERISTIK ASPAL BETON (AC-BC) Sumiati 1 ), Sukarman 2 ) Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Polsri Jalan Srijaya Negara Bukit Besar Palembang 1 ) E-mail:cecesumi@yahoo.com
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI KANDUNGAN BAHAN PENGISI TERHADAP KRITERIA MARSHALL PADA CAMPURAN LAPIS ASPAL BETON-LAPIS ANTARA BERGRADASI HALUS
PENGARUH VARIASI KANDUNGAN BAHAN PENGISI TERHADAP KRITERIA MARSHALL PADA CAMPURAN LAPIS ASPAL BETON-LAPIS ANTARA BERGRADASI HALUS Praesillia Christien Ator J. E. Waani, O. H. Kaseke Fakultas Teknik, Jurusan
Lebih terperinciPENGARUH GRADASI AGREGAT TERHADAP KEDALAMAN ALUR RODA PADA CAMPURAN BETON ASPAL PANAS
PENGARUH GRADASI AGREGAT TERHADAP KEDALAMAN ALUR RODA PADA CAMPURAN BETON ASPAL PANAS Dwinanta Utama Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Unversitas Borobudur Jl. Raya Kali Malang No. 1,
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Inti Jalan Raya Fakultas Teknik. Jurusan Teknik Sipil Universitas Lampung.
31 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Inti Jalan Raya Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Lampung. B. Bahan Bahan yang digunakan dalam
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI FILLER TERHADAP NILAI KEPADATAN UNTUK AGREGAT PASIR KASAR
PENGARUH VARIASI FILLER TERHADAP NILAI KEPADATAN UNTUK AGREGAT PASIR KASAR Jurusan Teknik Sipil, Universitas Malikussaleh Abstrak Campuran agregat sebagai bahan konstruksi perkerasan jalan raya sangat
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. Jurusan Teknik Sipil Universitas Lampung. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Inti Jalan Raya Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Lampung. B. Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjadi berlebihan (overload) atau disebabkan oleh Physical Damage Factor (P.D.F.)
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jalan merupakan infrastruktur dasar dan utama dalam menggerakkan roda perekonomian nasional dan daerah, mengingat penting dan strategisnya fungsi jalan untuk mendorong
Lebih terperinciStudi Penggunaan Aspal Modifikasi Dengan Getah Pinus Pada Campuran Beton Aspal
Rekaracana Teknik Sipil Itenas No.x Vol.xx Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Januari 2015 Studi Penggunaan Aspal Modifikasi Dengan Getah Pinus Pada Campuran Beton Aspal SYAMSI FAJRI, N.¹, SUKIRMAN,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. agregat, dan agregat berperan sebagai tulangan. Sifat-sifat mekanis aspal dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 UMUM Campuran beraspal adalah suatu kombinasi campuran antara agregat dan aspal. Dalam campuran beraspal,aspal berperan sebagai pengikat atau lem antar partikel agregat, dan agregat
Lebih terperinciPENGARUH KEPADATAN MUTLAK TERHADAP KEKUATAN CAMPURAN ASPAL PADA LAPISAN PERMUKAAN HRS-WC
PENGARUH KEPADATAN MUTLAK TERHADAP KEKUATAN CAMPURAN ASPAL PADA LAPISAN PERMUKAAN HRS-WC Januardi 1) Abstrak Dalam Ditjen (2011), khusus pada sifat-sifat campuran perkerasan hanya terdapat standar untuk
Lebih terperinciI Made Agus Ariawan 1 ABSTRAK 1. PENDAHULUAN. 2. METODE Asphalt Concrete - Binder Course (AC BC)
PENGGUNAAN LIMBAH BONGKARAN BANGUNAN (BATAKO) SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT HALUS DAN FILLER PADA CAMPURAN ASPHALT CONCRETE BINDER COURSE (AC-BC) DENGAN MENGGUNAKAN ASBUTON I Made Agus Ariawan 1 Program Studi
Lebih terperinciPENGGUNAAN PASIR BESI SEBAGAI AGREGAT HALUS PADA BETON ASPAL LAPISAN AUS
PENGGUNAAN PASIR BESI SEBAGAI AGREGAT HALUS PADA BETON ASPAL LAPISAN AUS Sumarni Hamid Aly Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Jln. Perintis Kemerdekaan KM 10 Makassar, 90445 Telp: (0411) 587636 marni_hamidaly@yahoo.com
Lebih terperinciAlik Ansyori Alamsyah Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Malang
PEMANFAATAN ABU AMPAS TEBU (BAGASSE ASH OF SUGAR CANE) SEBAGAI BAHAN PENGISI (FILLER) DENGAN VARIASI TUMBUKAN PADA CAMPURAN ASPAL PANAS ATB (ASPHALT TREATD BASE) Alik Ansyori Alamsyah Fakultas Teknik Jurusan
Lebih terperinciNILAI KEHANCURAN AGREGAT (AGGREGATE CRUSHING VALUE) PADA CAMPURAN ASPAL
NILAI KEHANCURAN AGREGAT (AGGREGATE CRUSHING VALUE) PADA CAMPURAN ASPAL M. Aminsyah Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Andalas Abstrak Dalam rangka peningkatan dan pengembangan
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN POLIMER ELVALOY TERHADAP NILAI INDEX KEKUATAN SISA PADA CAMPURAN MATERIAL PERKERASAN DAUR ULANG
Jurnal Itenas Rekayasa LPPM Itenas No.1 Vol.---- ISSN: Desember 2015 PENGARUH PENGGUNAAN POLIMER ELVALOY TERHADAP NILAI INDEX KEKUATAN SISA PADA CAMPURAN MATERIAL PERKERASAN DAUR ULANG Rahmi Zurni 1 1
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. merupakan kebutuhan pokok dalam kegiatan masyarakat sehari-hari. Kegiatan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dan pertumbuhan penduduk yang tinggi memberikan tantangan tersendiri bagi pelayanan fasilitas umum yang dapat mendukung mobilitas penduduk. Salah satu
Lebih terperinciJurnal Sipil Statik Vol.5 No.1 Februari 2017 (1-10) ISSN:
PENGARUH PERUBAHAN RATIO ANTARA PARTIKEL LOLOS SARINGAN NO. #200 DENGAN BITUMEN EFEKTIF, TERHADAP KRITERIA MARSHALL PADA CAMPURAN LATASTON JENIS LAPIS PONDASI DAN LAPIS AUS Tri Utami Wardahni Oscar H.
Lebih terperinciPENGARUH LIMBAH BAJA ( STEEL SLAG ) SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR NO. ½ DAN NO.8 PADA CAMPURAN HRS-WC TERHADAP KARAKTERISTIK MARSHALL 1
PENGARUH LIMBAH BAJA ( STEEL SLAG ) SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR NO. ½ DAN NO.8 PADA CAMPURAN HRS-WC TERHADAP KARAKTERISTIK MARSHALL 1 Windi Nugraening Pradana INTISARI Salah satu bidang industri yang
Lebih terperinciKAJIAN KINERJA CAMPURAN BERASPAL PANAS JENIS LAPIS ASPAL BETON SEBAGAI LAPIS AUS BERGRADASI KASAR DAN HALUS
KAJIAN KINERJA CAMPURAN BERASPAL PANAS JENIS LAPIS ASPAL BETON SEBAGAI LAPIS AUS BERGRADASI KASAR DAN HALUS Prylita Rombot Oscar H. Kaseke, Mecky R. E. Manoppo Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas
Lebih terperinciKARAKTERISTIK CAMPURAN ASPHALT CONCRETE BINDER COURSE
KARAKTERISTIK CAMPURAN ASPHALT CONCRETE BINDER COURSE (AC-BC) DENGAN MENGGUNAKAN ASBUTON DAN LIMBAH BONGKARAN BANGUNAN (BATAKO) SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT HALUS DAN FILLER I Made Agus Ariawan 1 Program
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN ABU TERBANG BATUBARA SEBAGAI BAHAN PENGISI TERHADAP MODULUS RESILIEN BETON ASPAL LAPIS AUS
PENGARUH PENGGUNAAN ABU TERBANG BATUBARA SEBAGAI BAHAN PENGISI TERHADAP MODULUS RESILIEN BETON ASPAL LAPIS AUS M. Zainul Arifin Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Jln. Mayjen Haryono
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN SERBUK BAN KARET PADA CAMPURAN LASTON UNTUK PERKERASAN JALAN RAYA
PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK BAN KARET PADA CAMPURAN LASTON UNTUK PERKERASAN JALAN RAYA Charly Laos 1, Gedy Goestiawan 2, Paravita Sri Wulandari 3, Harry Patmadjaja 4 ABSTRAK : Pertumbuhan jumlah kendaraan
Lebih terperinciKARAKTERISTIK CAMPURAN HOT ROLLED SHEET WEARING COARSE (HRS WC) PADA PEMADATAN DI BAWAH SUHU STANDAR
KARAKTERISTIK CAMPURAN HOT ROLLED SHEET WEARING COARSE (HRS WC) PADA PEMADATAN DI BAWAH SUHU STANDAR Heryanto dan Sondang Sylvia Manurung Fakultas Teknik Universitas Panca Bhakti Abstrak: Hot Rolled Sheet-Wearing
Lebih terperinciKARAKTERISTIK CAMPURAN AC-WC MENGGUNAKAN AGREGAT SIMEULUE DENGAN VARIASI ASPAL RETONA BLEND 55 DAN ASPAL PENETRASI 60/70
ISSN 2088-9321 ISSN e-2502-5295 pp. 605-616 KARAKTERISTIK CAMPURAN AC-WC MENGGUNAKAN AGREGAT SIMEULUE DENGAN VARIASI ASPAL RETONA BLEND 55 DAN ASPAL PENETRASI Firdaus 1, Yuhanis Yunus 2, M. Isya 3 1) Mahasiswa
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI SUHU PENCAMPURAN DAN PEMADATAN CAMPURAN BERASPAL PANAS MENGGUNAKAN ASPAL RETONA BLEND 55
PENGARUH VARIASI SUHU PENCAMPURAN DAN PEMADATAN CAMPURAN BERASPAL PANAS MENGGUNAKAN ASPAL RETONA BLEND 55 Joko Susilo NIM. 0607134548 Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil S1 Fakultas Teknik Universitas Riau
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI A. Hot Rolled Sheet (HRS) Menurut Kementerian Pekerjaan Umum (Bina Marga revisi 2010), lapis tipis aspal beton (lataston) adalah lapisan penutup yang terdiri dari dari campuran agregat
Lebih terperinciPERBANDINGAN KARAKTERISTIK AGREGAT KASAR PULAU JAWA DENGAN AGREGAT LUAR PULAU JAWA DITINJAU DARI KEKUATAN CAMPURAN PERKERASAN LENTUR
PERBANDINGAN KARAKTERISTIK AGREGAT KASAR PULAU JAWA DENGAN AGREGAT LUAR PULAU JAWA DITINJAU DARI KEKUATAN CAMPURAN PERKERASAN LENTUR Michael Kevindie Setyawan 1, Paravita Sri Wulandari 2, Harry Patmadjaja
Lebih terperinciPERKERASAN CAMPURAN ASPAL BETON (AC- BASE) DENGAN MATERIAL LOKAL KUTAI KARTANEGARA
PERKERASAN CAMPURAN ASPAL BETON (AC- BASE) DENGAN MATERIAL LOKAL KUTAI KARTANEGARA Syahrul Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda Jl. Ir H Juanda Samarinda. E-mail
Lebih terperinciANALISA KARAKTERISTIK CAMPURAN ASPAL EMULSI DINGIN DAN PERBANDINGAN STABILITAS ASPAL EMULSI DINGIN DENGAN LASTON
ANALISA KARAKTERISTIK CAMPURAN ASPAL EMULSI DINGIN DAN PERBANDINGAN STABILITAS ASPAL EMULSI DINGIN DENGAN LASTON Adrian Hartanto, Irawan Sugiharto 2, Paravita Sri Wulandari 3, Harry Patmadjaja 4 ABSTRAK:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jalan merupakan prasarana transportasi yang telah menjadi kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jalan merupakan prasarana transportasi yang telah menjadi kebutuhan pokok dalam kegiatan masyarakat. Dengan melihat peningkatan mobilitas penduduk yang sangat tinggi
Lebih terperinciPENGARUH KOMBINASI SEKAM PADI DAN SEMEN SEBAGAI FILLER TERHADAP KARAKTERISTIK MARSHALL CAMPURAN LAPIS ASPAL BETON
PENGARUH KOMBINASI SEKAM PADI DAN SEMEN SEBAGAI FILLER TERHADAP KARAKTERISTIK MARSHALL CAMPURAN LAPIS ASPAL BETON Laporan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas
Lebih terperinciSimposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) ISSN : X
PENGARUH NILAI SAND EQUIVALENT TERHADAP KARAKTERISTIK MARSHALL DAN DURABILITAS PADA CAMPURAN AC (ASPHALT CONCRETE) Agus Riyanto 1*, Safira Yaumil Akbar 2 1 Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil, Fakultas
Lebih terperinciSTUDI PENGARUH WAKTU CURING TERHADAP PARAMETER MARSHALL CAMPURAN AC - WC FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG
STUDI PENGARUH WAKTU CURING TERHADAP PARAMETER MARSHALL CAMPURAN AC - WC NUR HARISMANTO NRP : 0021089 Pembimbing : SILVIA SUKIRMAN, Ir. Pembimbing Pendamping : SAMUN HARIS, Ir., MT FAKULTAS TEKNIK JURUSAN
Lebih terperinciBAB III METODELOGI PENELITIAN. (AASHTO,1998) dan Spesifikasi Umum Bidang Jalan dan Jembatan tahun 2010.
BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Umum Penelitian ini dilakukan di Laboratorium PT. Karya Murni Perkasa, Patumbak dengan menggunakan metode pengujian eksperimen berdasarkan pada pedoman perencanaan campuran
Lebih terperinciTINJAUAN VOID CAMPURAN ASPAL YANG DIPADATKAN MENGGUNAKAN ALAT PEMADAT ROLLER SLAB (APRS) DAN STAMPER
TINJAUAN VOID CAMPURAN ASPAL YANG DIPADATKAN MENGGUNAKAN ALAT PEMADAT ROLLER SLAB (APRS) DAN STAMPER Senja Rum Harnaeni 1, Pancar Endah Kirnawan 2 1Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciPEMANFAATAN TRAS SEBAGAI FILLER DALAM CAMPURAN ASPAL PANAS HRS -WC
Jurnal Ilmiah MEDIA ENGINEERING Vol. 1, No. 2, Juli 2011 ISSN 20879334 (102107) PEMANFAATAN TRAS SEBAGAI FILLER DALAM CAMPURAN ASPAL PANAS HRS WC Mecky R.E.Manoppo Dosen Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Lebih terperinciPengaruh Suhu Tumbukan pada Campuran Aspal Beton dengan Jenis Lapis AC-WC Gradasi Halus. Wahyudi 1) Priyo Pratomo 2) Hadi Ali 3)
JRSDD, Edisi Juni 2015, Vol. 3, No. 2, Hal:351 360 (ISSN:2303-0011) Pengaruh Suhu Tumbukan pada Campuran Aspal Beton dengan Jenis Lapis AC-WC Gradasi Halus Wahyudi 1) Priyo Pratomo 2) Hadi Ali 3) Abtract
Lebih terperinciPERBANDINGAN FILLER PASIR LAUT DENGAN ABU BATU PADA CAMPURAN PANAS ASPHALT TRADE BINDER UNTUK PERKERASAN LENTUR DENGAN LALU LINTAS TINGGI
38 PERBANDINGAN FILLER PASIR LAUT DENGAN ABU BATU PADA CAMPURAN PANAS ASPHALT TRADE BINDER UNTUK PERKERASAN LENTUR DENGAN LALU LINTAS TINGGI Aidil Putra 1), Rika Sylviana 2), Anita Setyowati Srie Gunarti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkerasan jalan raya dibagi menjadi dua jenis yaitu perkerasan kaku (Rigid Pavement) dan perkerasan lentur (flexible Pavement) dan pada perkerasan lentur terdapat
Lebih terperinciPERENCANAAN CAMPURAN HRS-WC MENGGUNAKAN AGREGAT DAUR ULANG DARI SAMPEL PENGUJIAN KUAT TEKAN BETON
PERENCANAAN CAMPURAN HRS-WC MENGGUNAKAN AGREGAT DAUR ULANG DARI SAMPEL PENGUJIAN KUAT TEKAN BETON Riza Mahendra Fakultas Teknik Universitas Palangka Raya Jl. Yos Sudarso, Palangka Raya Hp. +6282329640007
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Transportasi memegang peranan penting dalam menunjang keberhasilan pembangunan terutama dalam mendukung kegiatan perekonomian masyarakat dan perkembangan wilayah pada
Lebih terperinciAkhmad Bestari, Studi Penggunaan Pasir Pantai Bakau Sebagai Campuran Aspal Beton Jenis HOT
Akhmad Bestari, Studi Penggunaan Pasir Pantai Bakau Sebagai Campuran Aspal Beton Jenis HOT STUDI PENGGUNAAN PASIR PANTAI BAKAU SEBAGAI CAMPURAN ASPAL BETON JENIS HOT ROLLED SHEET (HRS) AKHMAD BESTARI Dosen
Lebih terperinciNASKAH SEMINAR INTISARI
NASKAH SEMINAR PENGARUH VARIASI PEMADATAN PADA UJI MARSHALL TERHADAP ASPHALT TREATED BASE (ATB) MODIFIED MENURUT SPESIFIKASI BINA MARGA 2010 (REV-2) 1 Angga Ramdhani K F 2, Anita Rahmawati 3, Anita Widianti
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI 3.1 Pendekatan Penelitian
BAB 3 METODOLOGI 3.1 Pendekatan Penelitian Mulai Identifikasi Masalah Studi Literatur Persiapan Alat dan Bahan Pengujian Aspal Pengujian Agregat Pengujian filler Syarat Bahan Dasar Tidak Memenuhi Uji Marshall
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. perkerasan konstruksi perkerasan lentur. Jenis perkersana ini merupakan campuran
BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Aspal Beton Menurut Sukirman (2007) aspal beton merupakan salah satu jenis lapis perkerasan konstruksi perkerasan lentur. Jenis perkersana ini merupakan campuran merata antara
Lebih terperinciPENGARUH BATU KAPUR SEBAGAI FILLER PADA CAMPURAN LASTON LAPIS AUS (AC-WC) ABSTRAK
PENGARUH BATU KAPUR SEBAGAI FILLER PADA CAMPURAN LASTON LAPIS AUS (AC-WC) Dennis Aldimus NRP: 1221063 Pembimbing: Tan Lie Ing, S.T., M.T. ABSTRAK Penelitian tentang agregat pengganti maupun filler untuk
Lebih terperinciPEMANFAATAN ABU AMPAS TEBU ( BAGASSE ASH OF SUGAR CANE ) SEBAGAI BAHAN PENGISI ( FILLER ) DENGAN VARIASI TUMBUKAN PADA CAMPURAN ASPAL PANAS LASTON
PEMANFAATAN ABU AMPAS TEBU ( BAGASSE ASH OF SUGAR CANE ) SEBAGAI BAHAN PENGISI ( FILLER ) DENGAN VARIASI TUMBUKAN PADA CAMPURAN ASPAL PANAS LASTON Alik Ansyori Alamsyah Fakultas Teknik - Jurusan Teknik
Lebih terperinciPENGARUH KANDUNGAN AIR HUJAN TERHADAP NILAI KARAKTERISTIK MARSHALL DAN INDEKS KEKUATAN SISA (IKS) CAMPURAN LAPISAN ASPAL BETON (LASTON)
PENGARUH KANDUNGAN AIR HUJAN TERHADAP NILAI KARAKTERISTIK MARSHALL DAN INDEKS KEKUATAN SISA (IKS) CAMPURAN LAPISAN ASPAL BETON (LASTON) M. Zainul Arifin, Ludfi Djakfar dan Gina Martina Jurusan Sipil Fakultas
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN ANALISA DATA. penetrasi, uji titik nyala, berat jenis, daktilitas dan titik lembek. Tabel 4.1 Hasil uji berat jenis Aspal pen 60/70
BAB IV HASIL DAN ANALISA DATA 4.1 Hasil dan Analisa Pengujian Aspal Aspal yang digunakan pada penelitian ini adalah aspal keras yang mempunyai nilai penetrasi 60/70. Pengujian aspal di laboratorium Jalan
Lebih terperinciJurnal Sipil Statik Vol.1 No.2, Januari 2013 ( )
KAJIAN PENYEBAB PERBEDAAN NILAI BERAT JENIS MAKSIMUM CAMPURAN BERASPAL PANAS YANG DIHITUNG BERDASARKAN METODE MARSHALL DENGAN YANG DICARI LANGSUNG BERDASARKAN AASHTO T209 Maria Estela Laoli O.H. Kaseke,
Lebih terperinciPEMANFAATAN ABU VULKANIK GUNUNG KELUD PADA CAMPURAN ASPAL BETON
PEMANFAATAN ABU VULKANIK GUNUNG KELUD PADA CAMPURAN ASPAL BETON JF Soandrijanie L 1 1 Program Studi Teknik Sipil, Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Jl Babarsari 44 Yogyakarta Email: jose@staff.uajy.ac.id
Lebih terperinciPENGARUH LIMBAH KARET BAN SEBAGAI CAMPURAN ASPAL TERHADAP KARAKTERISTIK MARSHALL, PADA JENIS PERKERASAN LAPIS TIPIS ASPAL PASIR (LATASIR) KELAS B
PENGARUH LIMBAH KARET BAN SEBAGAI CAMPURAN ASPAL TERHADAP KARAKTERISTIK MARSHALL, PADA JENIS PERKERASAN LAPIS TIPIS ASPAL PASIR (LATASIR) KELAS B Sulfah Anjarwati 1*, Mahesa Anggi Pinandita 2 1,2 Teknik
Lebih terperinci