F I K I H H U D U D. Publication : 1437 H_2016 M FIKIH HUDUD

dokumen-dokumen yang mirip
PEMBUNUHAN KARENA KELIRU (TIDAK DISENGAJA)

BAB IV KONSEP SAKIT. A. Ayat-ayat al-qur`an. 1. QS. Al-Baqarah [2]:

Iman Kepada KITAB-KITAB

TAFSIR AKHIR SURAT AL-BAQARAH

APA PEDOMANMU DALAM BERIBADAH KEPADA ALLAH TA'ALA?

Hadits-hadits Shohih Tentang

Kaidah Fiqh BERSUCI MENGGUNAKAN TAYAMMUM SEPERTI BERSUCI MENGGUNAKAN AIR. Publication in CHM: 1436 H_2015 M

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Anjuran Mencari Malam Lailatul Qadar

10 Renungan Bagi yang Ditimpa UJIAN/MUSIBAH

Sunnah menurut bahasa berarti: Sunnah menurut istilah: Ahli Hadis: Ahli Fiqh:

Menzhalimi Rakyat Termasuk DOSA BESAR

Iman Kepada Kitab-Kitab Allah Syaikh Dr. Abdul Aziz bin Muhammad Alu Abdul Lathif

KAIDAH FIQH. Pengakuan Adalah Sebuah Hujjah yang Terbatas. Publication 1437 H_2016 M. Kaidah Fiqh Pengakuan adalah Sebuah Hujjah yang Terbatas

YANG HARAM UNTUK DINIKAHI

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

Hadits Lemah Tentang Keutamaan Surat Az-Zalzalah

PETUNJUK NABI TENTANG MINUM

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

SUMPAH PALSU Sebab Masuk Neraka

ISLAM IS THE BEST CHOICE

مت إعداد هذا امللف آليا بواسطة املكتبة الشاملة

Kepada Siapa Puasa Diwajibkan?

Tatkala Menjenguk Orang Sakit

Syarah Istighfar dan Taubat

KITAB KELENGKAPAN BAB DZIKIR DAN DO'A

Bagi YANG BERHUTANG. Publication: 1434 H_2013 M. Download > 600 ebook Islam di PETUNJUK RASULULLAH

KRITERIA MENJADI IMAM SHOLAT

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Mengganti Puasa Yang Ditinggalkan

Mengabulkan DO A Hamba-Nya

مت إعداد هذا امللف آليا بواسطة املكتبة الشاملة

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

Qawaid Fiqhiyyah. Niat Lebih Utama Daripada Amalan. Publication : 1436 H_2015 M

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

HOMOSEKS Dosa yang Lebih Besar Dari Zina

Bisakah Kirim Pahala BISAKAH KIRIM PAHALA

TETANGGA Makna dan Batasannya حفظه هللا Syaikh 'Ali Hasan 'Ali 'Abdul Hamid al-halabi al-atsari

KAIDAH FIQH PENGGABUNGAN HUKUMAN DAN KAFFAROH. Publication 1437 H_2016 M. Kaidah Fiqh Penggabungan HUKUMAN dan KAFFAROH

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Dimanakah Allah Subhanahu Wa Ta ala?

AL-JAMIL Yang Maha Indah

Perjalanan Meraih Ridha Ar-Rahmaan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Yang Diizinkan Tidak Berpuasa

مت إعداد هذا امللف آليا بواسطة املكتبة الشاملة

Perkara yang Bermanfaat Bagi Seorang yang Telah Mati PERKARA YANG BERMANFAAT BAGI SEORANG YANG TELAH MATI

Jangan Mengikuti HAWA NAFSU. Publication : 1437 H_2016 M. Jangan Mengikuti Hawa Nafsu

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

KAIDAH FIQH. "Mengamalkan dua dalil sekaligus lebih utama daripada meninggalkan salah satunya selama masih memungkinkan" Publication: 1436 H_2015 M

KAIDAH FIQH. Sesuatu yang Diperbolehkan Oleh Syar'i Meniadakan Kewajiban Mengganti. Publication 1438 H_2016 M

Mensyukuri Nikmat Al Quran

Qawa id Fiqhiyah. Pertengahan dalam ibadah termasuk sebesar-besar tujuan syariat. Publication: 1436 H_2014 M

Amalan Setelah Ramadhan. Penulis: Al-Ustadz Saifuddin Zuhri, Lc.

مت إعداد هذا امللف آليا بواسطة املكتبة الشاملة

Berkompetisi mencintai Allah adalah terbuka untuk semua dan tidak terbatas kepada Nabi.

PANDUAN ISLAMI DALAM MENAFKAHI ISTRI

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

"Jadilah orang yang wara' niscaya engkau menjadi manusia yang paling beribadah"

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Menjaga Kebersihan Jasmani bagian dari Sunnah Rasulullah

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR:

Edisi: 11/9/1/1437 KHUTBAH PERTAMA م ع اش ر ال م س ل م ي ن ر ح م ن ي ور ح م ك م الل ه. Alloh Subhanahu wa Ta'ala berkata di dalam Al-Qur'an:

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan bermasyarakat ialah tentang kejahatan. Kejahatan adalah suatu

DOA dan DZIKIR. Publication in PDF : Sya'ban 1435 H_2015 M DOA DAN DZIKIR SEPUTAR PUASA

PENGERTIAN DIYAT. yang sering dikaitkan dengan lembah, seperti di dalam firman Allah Azza wa Jalla:

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

Oleh: Shahmuzir bin Nordzahir

KAIDAH FIQH. Sama saja antara orang yang merusak milik orang lain baik dengan sengaja, tidak tahu, ataupun lupa

Keutamaan Membaca dan Merenungkan AYAT AL-KURSI حفظه هللا Ustadz Abdullah Taslim al-buthoni, MA

Derajat Hadits Puasa TARWIYAH

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Keutamaan Akrab Dengan Al Qur an

Petunjuk Rasulullah. Ber-KOKOK

ISLAM DIN AL-FITRI. INDIKATOR: 1. Mendeskripsikan Islam sebagai agama yang fitri

PERAYAAN NATAL BERSAMA

Kaidah Fiqh. Seorang anak dinasabkan kepada bapaknya karena hubungan syar'i, sedangkan dinasabkan kepada ibunya karena sebab melahirkan

Perbaikan Keadaan Umat Urgensi Dan Cara Mewujudkannya

Manusia Dan Bermegah-Megah

Download > 300 ebook dari:

AL - MATIIN. Yang Maha Kokoh. حفظو هللا Oleh : Ustadz Abdullah bin Taslim al-buthoni. Publication : 1437 H_2016 M

BAB I PENDAHULUAN. Diantara larangan Allah yang tertulis di Al-Qur an adalah tentang larangan

HambaKu telah mengagungkan Aku, dan kemudian Ia berkata selanjutnya : HambaKu telah menyerahkan (urusannya) padaku. Jika seorang hamba mengatakan :

Ustadz Ahmas Faiz Asifuddin, MA. Publication: 1436 H_2014 M. Disalin dari Majalah al-sunnah, Edisi 08, Th.XVIII_1436/2014

1. Saling Cinta Karena Allah 2. Tanda Cinta Allah Penulis: Imam an-nawawi Pentakhrij: Syaikh Muhammad Nashir al-albani

Wa ba'du: penetapan awal bulan Ramadhan adalah dengan melihat hilal menurut semua ulama, berdasarkan sabda Nabi r:

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

(الإندونيسية بالغة) Wara' Sifat

حفظو هللا Oleh : Ustadz Muhammad Wasitho Abu Fawaz, Lc, MA. Publication : 1437 H_2016 M. Keutamaan Tauhid dan Bahaya Syirik

Hukum Onani. Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah Syaikh Muhammad al-utsaimin rahimahullah

KAIDAH FIQH. Disyariatkan Mengundi Jika Tidak Ketahuan Yang Berhak Serta Tidak Bisa Dibagi. حفظه هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf

AL-HAFIIDH DAN AL-HAAFIDH Syaikh Amin bin Abdullah asy-syaqawi

BAB IV. A. Analisis Terhadap Dasar Hukum yang Dijadikan Pedoman Oleh Hakim. dalam putusan No.150/pdt.G/2008/PA.Sda

Adzan Awal, Shalawat dan Syafaatul Ujma ADZAN AWAL, MEMBACA SHALAWAT NABI SAW, DAN SYAFA ATUL- UZHMA

Kaidah Fiqh PADA DASARNYA IBADAH ITU TERLARANG, SEDANGKAN ADAT ITU DIBOLEHKAN. Publication: 1434 H_2013 M

Konsisten dalam kebaikan

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP TINDAKAN ASUSILA DAN PENGANIAYAAN OLEH OKNUM TNI

ISLAM dan DEMOKRASI (1)

BUAH-BUAHAN DI SURGA GAMBARAN KENIKMATAN YANG TIADA TARA

Serial Bimbingan & Penyuluhan Islam

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Transkripsi:

F I K I H H U D U D حفظو هللا Ustadz Kholid Syamhudi Publication : 1437 H_2016 M FIKIH HUDUD حفظو هللا Oleh : Ustadz Kholid Syamhudi Sumber Almanhaj.Or.Id yang menyalinnya dari Majalah As-Sunnah Edisi 01/Tahun XIII_1430 H_2009 M e-book ini didownload dari www.ibnumajjah.com

MUQODDIMAH Allah Subhanahu wa Ta ala al-hâkim (Yang Maha Bijaksana) senantiasa menjaga hak-hak manusia dan menjaga kehidupan mereka dari kezhaliman dan kerusakan. Syariat Islam pun ditetapkan untuk menjaga dan memelihara agama, jiwa, keturunan, akal dan harta yang merupakan adh-dharûriyât al-khamsu (lima perkara mendesak pada kehidupan manusia). Sehingga setiap orang yang melanggar salah satu masalah ini harus mendapatkan hukuman yang ditetapkan Syari'at dan disesuaikan dengan pelanggaran tersebut. Salah satunya adalah penegakan hudûd yang menjadi salah satu keistimewaan ajaran Islam dan merupakan bentuk kesempurnaan rahmat dan kemurahan Allah Subhanahu wa Ta ala kepada makhluknya. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah menyatakan: hudûd berasal dari rahmat untuk makhluk dan kebaikan mereka. Oleh karena itu, sudah sepatutnya orang yang menghukum manusia karena dosa-dosa mereka, bertujuan melakukannya untuk kebaikan dan rahmat kepada mereka, sebagaimana tujuan orang tua membina anak-anaknya dan dokter dalam mengobati orang yang sakit. 1 1 al-mulakhash al-fiq-hi 2/521 menukil dari Hasyiyah ar-raudh al- Murbi' 7/300.

PENGERTIAN HUDUD Hudûd adalah kosa kata dalam bahasa Arab yang merupakan bentuk jamâ (plural) dari kata had yang asal artinya pembatas antara dua benda. Dinamakan had karena mencegah bersatunya sesuatu dengan yang lainnya. 2 Ada juga yang menyatakan bahwa kata had berarti al-man u (pencegah), sehingga dikatakan Hudûd Allah Azza wa Jalla adalah perkara-perkara yang Allah Azza wa Jalla larang melakukan atau melanggarnya 3. Menurut syar i, istilah hudûd adalah hukuman-hukuman kejahatan yang telah ditetapkan oleh syara untuk mencegah terjerumusnya seseorang kepada kejahatan yang sama dan menghapus dosa pelakunya. 4 2 3 4 Fat-hu Dzi al-jalâl wa al-ikrâm Bi Syarhi Bulûgh al-marâm, Ibnu Utsaimin 5/329. Lihat al-mulakhash al-fiqh 2/521 dan Syarhu al-mumti' 14/207. Syarhu al-mumti' 14/206 dan lihat juga Fat-hu al-jalâh 5/329 dan Mulakhas al-fiqh 2/521.

DELIK HUKUMAN KEJAHATAN (Jarîmah al-hudûd) Kitabullâh dan sunnah Rasul-Nya sudah menetapkan hukuman-hukuman tertentu bagi sejumlah tindak kejahatan tertentu yang disebut jarâimu al-hudûd (delik hukuman kejahatan), yang meliputi kasus; perzinahan, tuduhan berzina tanpa bukti yang akurat, pencurian, mabukmabukan, muhârabah (pemberontakan dalam negara Islam dan pengacau keamanan), murtad, dan perbuatan melampui batas lainnya. 5 Dengan demikian Hudûd meliputi tujuh jenis: 1. Had zina (hukuman Zina) ditegakkan untuk menjaga keturunan dan nasab. 2. Had al-qadzf (hukuman orang yang menuduh berzina tanpa bukti) untuk menjaga kehormatan dan harga diri. 3. Had al-khamr (hukuman orang minum khamer (minuman memabukkan) untuk menjaga akal. 4. Had as-sariqah (hukuman pencuri) untuk menjaga harta. 5. Had al-hirâbah (hukuman para perampok) untuk menjaga jiwa, harta dan harga diri kehormatan. 5 Fiq-hus Sunnah 2/302.

6. Had al-baghi (hukuman pembangkang) untuk menjaga agama dan jiwa. 7. Had ar-riddah (hukuman orang murtad) untuk menjaga agama. 8. Ta'zîr. 6 HIKMAH PENSYARIATAN HUDUD Hudûd disyaria'tkan untuk kemaslahatan hamba dan memiliki tujuan yang mulia. Di antaranya adalah: a. Hukuman dan siksaan bagi orang yang berbuat kejahatan dan membuatnya jera. Apabila ia merasakan sakitnya hukuman ini dan akibat buruk yang muncul darinya, maka ia akan jera untuk mengulangi dan dapat mendorongnya untuk istiqamah serta selalu taat kepada Allah Subhanahu wa Ta ala. Allah Subhanahu wa Ta ala berfirman: و ا لل ا لل م ن ن ك ال ك س ب ا ب ا ج ز اء أ ي د ي ه م ا ف اق ط ع وا و الس ار ق ة و الس ار ق ع ز يز ح ك يم 6 Lihat Manhaj as-sâlikin, Syaikh as-sa'di hal. 239-244.

Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya (sebagai) balasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah. dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. al- Mâidah/5:38) b. Mencegah orang lain agar tidak terjerumus dalam kemaksiatan. Oleh karena itu Allah Azza wa Jalla memerintahkan untuk mengumumkan had dan melakukannya di hadapan manusia. ي ال م ؤ م ن م ن ط ائ ف ة ع ذ اب ه م ا و ل ي ش ه د Dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan orang-orang yang beriman. (QS.an-Nûr/24:2). Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah menyatakan bahwa di antara hikmah hudûd adalah membuat jera pelaku untuk tidak mengulangi dan mencegah orang lain agar tidak terjerumus padanya; serta pensucian dan penghapusan dosa. 7 c. Hudûd adalah penghapus dosa dan pensuci jiwa pelaku kejahatan tersebut. Hal ini ditunjukkan oleh hadits Ubâdah bin Shâmit Radhiyallahu anhu, ia berkata: 7 Lihat Syarhu al-mumti' 14/206.

أ ص ح اب و م ن ع ص اب ة و ح و ل و ق ا ل و س ل م ع ل ي و ا لل ص ل ى ا لل ر س و ل أ ن ت ق ت ل وا و ل ت ز ن وا و ل ت س ر ق وا و ل ش ي ئ ا ب لل ت ش ر ك وا ل أ ن ع ل ى ب ي ع ون ف ت ع ص وا و ل و أ ر ج ل ك م أ ي د يك م ب ي ت ف ت ر ون و ب ب ه ت ان ت ت وا و ل أ و ل د ك م ش ي ئ ا ذ ل ك م ن أ ص ا ب و م ن ا لل ع ل ى ف أ ج ر ه م ن ك م و ف ف م ن م ع ر وف ا لل ث س ت ر ه ش ي ئ ا ذ ل ك م ن أ ص ا ب و م ن ل و ك ف ار ة ف ه و الد ن ي ا ف ف ع وق ب ذ ل ك ع ل ى ف ب اي ع ن اه ع اق ب و ش اء و إ ن ع ن و ع ف ا ش اء إ ن ا لل إ ل ف ه و Ketika di sekeliling beliau ada sekelompok sahabatnya, Rasulullâh Shallallahu alaihi wa sallam berkata, Berjanji setialah kamu kepadaku, untuk tidak akan mempersekutukan Allah Azza wa Jalla dengan sesuatu apa pun, tidak akan mencuri, tidak akan berzina, tidak membunuh anak-anak kamu dan tidak berbuat dusta sama sekali serta tidak bermaksiat dalam hal yang ma'rûf. Siapa di antara kamu yang menepati janjinya, niscaya Allah Azza wa Jalla akan memberikannya pahala. Tetapi siapa saja yang melanggar sesuatu darinya, lalu diberi hukuman di dunia, maka hukuman itu adalah kafarah (penghapus dosanya). Dan barangsiapa yang melanggar sesuatu darinya lalu ditutupi oleh Allah Azza wa Jallakesalahannya (tidak dihukum), maka terserah

kepada Allah Azza wa Jalla; kalau Dia menghendaki diampuni-nya kesalahan orang itu dan kalau Dia menghendaki, disiksa-nya. (Muttafaqun alaih: Fat-hul Bâri I/ 64 no: 18, Muslim 3/1333 no: 1709 dan an-nasâ i 7/148) d. Menciptakan suasana aman dalam masyarakat dan menjaganya. e. Menolak keburukan, dosa dan penyakit pada masyarakat, karena apabila kemaksiatan telah merata dan menyebar pada masyarakat maka Allah Azza wa Jalla akan menggantinya dengan kerusakan dan musibah serta dihapusnya kenikmatan dan ketenangan. Untuk menjaga hal ini maka solusi terbaiknya adalah menegakkan dan menerapkan hudûd. Allah Subhanahu wa Ta ala berfirman: ب ع ض ل ي ذ يق ه م الن ا س أ ي د ي ك س ب ت ب ا و ال ب ح ر ال ب ر ف ال ف س اد ظ ه ر ي ر ج ع و ن ل ع ل ه م ع م ل وا ال ذ ي Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia, supaya Allah Azza wa Jalla merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).(qs. ar-rûm/30:41)

Sehingga Rasulullah bersabda: ص ب اح ا ث ال ث ي ي ط ر و ا أ ن م ن أ ى ل ه ا إ ل أ ح ب ض األ ر ي ق ام ف ل د Dari Abû Hurairah Radhiyallahu anhu bahwa Rasulullah bersabda, Satu hukuman kejahatan yang ditegakkan di muka bumi lebih dicintai bagi penduduknya daripada mereka diguyur hujan selama tiga puluh hari. (Hasan ; Shahîh Ibnu Mâjah no; 2057, Ibnu Mâjah 2/848 no : 2538, an-nasâ i 8/76). 8 SYARAT PENERAPAN AL-HUDUD 9 Penerapan Hudûd tidak dilakukan tanpa empat syarat: 1. Pelaku kejahatan adalah seorang mukallaf yaitu baligh dan berakal. 2. Pelaku kejahatan tidak terpaksa dan dipaksa. 3. Pelaku kejahatan mengetahui larangannya. 8 9 Lihat lebih lengkap lagi hikmah pensyariatan had ini dalam al- Mulakhash al-fiqh 2/521 dan Taudhîh al-ahkâm 6/210-211. Lihat pembahasan ini dalam al-mulakhash al-fiqh 2/522-523, dan Syarhu al-mumti' 14/207-213.

4. Kejahatannya terbukti dan bahwa ia melakukannya tanpa ada syubhat. Hal ini bisa dibuktikan dengan pengakuannya sendiri atau dengan bukti persaksian orang lain. HUKUM MENEGAKKAN HAD Diwajibkan kepada wali umur (penguasa) untuk menegakkan dan menerapkan Had kepada seluruh rakyatnya berdasarkan dalil dari al-qur`ân, Sunnah dan Ijma' serta dituntut qiyas yang shahîh. 10 Dalil al-qur`ân di antaranya adalah firman Allah Subhanahu wa Ta ala : و ا لل ا لل م ن ن ك ال ك س ب ا ب ا ج ز اء أ ي د ي ه م ا ف اق ط ع وا و الس ار ق ة و الس ار ق ع ز يز ح ك يم Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya (sebagai) balasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah. 10 Lihat Taudhîh al-ahkâm, Syaikh al-bassâm 6/210 dan Fat-hu Dzil Jalâl 5/330 serta Syar-hu al-mumti' 14/208.

dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. al- Mâidah/5:38) Dalil Sunnah di antaranya adalah hadits Ubâdah bin Shâmit yang mengatakan bahwa Rasulullah bersabda: و ل و ال ب ع ي د ال ق ر ي ب ف ا لل أ ق يموا حد و د ل ئ م ل و م ة ا لل ف ت خذ ك م Tegakkanlah hukuman-hukuman (dari) Allah Azza wa Jallakepada kerabat dan lainnya, dan janganlah kecaman orang yang suka mencela mempengaruhi kamu (dalam menegakkan hukum-hukum) karena Allah Azza wa Jalla. (Hasan: Shahîh Ibnu Mâjah No. 2058 dan Ibnu Mâjah No. 2540) Demikian juga ulama kaum muslimin sepakat atas hal ini. TIDAK DIBENARKAN SYAFAAT (REKOMENDASI)PEMBEBASAN HUKUMAN, BILA SUDAH DIMEJA HIJAUKAN Apabila perkaranya telah masuk ke pemerintah atau telah dimeja hijaukan, maka dilarang adanya syafaat (rekomendasi) pembebasan atau pengurangan hukuman. Juga pemerintah tidak boleh menerima syafaat dalam hal ini.

Hal ini dijelaskan Rasulullah dalam hadits 'Aisyah Radhiyallahu anhuma yang berbunyi: ع ن س ر ق ت ع ائ ش ة ف ق ال وا ر ض ي و م ن ع ن ه ا ا لل ي ك ل م أ ن ف يه ا ق ر ي شا أ ه ه م ش أ ن ال م ر أ ة ال م خ ز وم ي ة ال ت ر س و ل ا لل ص ل ى ا لل ع ل ي و و س ل م ف ق الوا و م ن ي ت ئ ع ل ي و إ ل أ س ام ة ب ن ز ي د و س ل م ف ك ل م و أ س ام ة ف ق ا ل ر س ول ا لل ح د م ن ح د و د ا لل ث ق ا م ف اخ ت ط ب ب ر س و ل ا لل ص ل ى ا لل ع ل ي و ح ص ل ى ا لل ع ل ي و و س ل م أ ت ش ف ع ف ث ق ا ل إ ن ا أ ى ل ك ال ذ ي ن ق ب ل ك م الض ع يف ف يه م س ر ق و إ ذ ا ت ر ك وه الش ر يف ف يه م س ر ق إ ذ ا ك ان وا أ ن ه م ي د ى ا ل ق ط ع ت س ر ق ت م م د ب ن ت ف اط م ة أ ن ل و ا لل و ا ي ا ل د ع ل ي و أ ق ام وا Dari Aisyah Radhiyallahu anhuma yang mengatakan bahwa kaum Quraisy sangat dipusingkan ihwal seorang perempuan suku Makhzum yang melakukan pencurian. Mereka mengatakan, Siapa yang bisa berbicara dengan Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam (yaitu mengemukakan permintaan supaya perempuan itu dibebaskan)? Tidak ada yang mau berbicara tentang hal itu, kecuali Usamah kesayangan Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam. Nabi Shallallahu alaihi wa sallam menjawab, Apakah engkau hendak menolong supaya

orang bebas dari hukuman Allah Azza wa Jalla? Kemudian Nabi Shallallahu alaihi wa sallam berdiri lalu berkhutbah, Hai sekalian manusia, orang-orang sebelum kamu menjadi sesat hanyalah disebabkan apabila seorang bangsawan mencuri, mereka biarkan (tidak melaksanakan hukuman kepadanya) dan bila orang miskin mencuri, mereka tegakkan had padanya. Demi Allah Azza wa Jalla, kalaulah seandainya Fathimah binti Muhammad mencuri, niscaya Muhammad 11 memotong tangannya. (Muttafaqun alaih) 12 Dalam hadits yang mulia ini Rasulullah mengingkari orang yang memberi syafaat dalam hukuman had setelah sampai ke pemerintah. Adapun bila belum sampai maka diperbolehkan. Syaikhul Islam ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan: Tidak boleh menggagalkan (hukuman had) dengan syafaat, hadiah dan yang lainnya. Siapa yang menggagalkannya karena hal ini padahal ia mampu menerapkannya- maka semoga laknat Allah Azza wa Jalla, malaikat dan semua manusia menimpanya. 13 11 12 13 Lihat Fat-hu Dzil-Jalâl 5/389. Lihat Fat-hul Bâri 12/87 No. 6788, Muslim 2/1315 no 1688, Aunul Ma bûd 12/31 No: 4351, an-nasâ i 7/74, Tirmidzi 2/442 no: 1455 dan Ibnu Mâjah 2/851 no: 2547. Lihat Majmu' Al-Fatâwa 28/298.

PIHAK YANG BERWENANG MELAKSANAKAN HUDUD Tak ada yang berwenang menegakkan hudûd, kecuali imam, kepala negara, atau wakilnya (aparat pemerintah yang mendapat tugas darinya). Sebab di masa kerasulan, beliaulah yang melaksanakannya. Demikian pula para Khalifahnya sepeninggal beliau Shallalahu alalaihi wa sallam. Rasulullah pernah juga mengutus Unais Radhiyallahu anhu untuk melaksanakan hukum rajam, sebagaimana dalam sabdanya : ف ار ج ه ا اع ت ر ف ت ف إ ن ى ذ ا ام ر أ ة إ ل أ ن ي س ي و اغ د Wahai Unais, berangkatlah menemui isteri orang ini, jika ia mengaku (berzina), maka rajamlah! (HR al-bukhâri no. 2147). Demikian beliau Shallallahu alaihi wa sallam juga memerintahkan para sahabat untuk merajam Mâ'iz, dengan menyatakan : ف ار ج وه ب و اذ ى ب وا "Bawalah ia dan rajamlah!" (HR al-bukhâri no. 6815).

Demikian juga karena penentuan hukuman had dibutuhkan ijtihad dan tidak aman dari kezhaliman, maka wajib dilaksanakan oleh imam atau wakilnya. 14 LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN SAMA DALAM HUDUD Dalam penerapan hukuman had terhadap wanita sama seperti lelaki, karena pada asalnya semua yang ditetapkan syari'at untuk lelaki juga berlaku untuk wanita sampai ada dalil yang mengkhususkannya. Hal ini umum berlaku dalam ibadah, mu'amalah ataupun dalam hukuman. Namun para ulama memberikan 3 pengecualian, yaitu: 1. Wanita dihukum dengan duduk sedangkan lelaki dengan berdiri. 2. Pakaian wanita diikat sedangkan lelaki tidak. 3. Tangannya di tahan (diikat) hingga tidak terbuka auratnya, sedangkan lelaki tidak. 15 Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah menyatakan: Inilah yang membedakan wanita dengan laki-laki dalam had karena 14 15 Lihat al-mulakhash al-fiqh 2/523-524. Lihat masalah ini pada Syarhu al-mumti' 14/220-221.

kebutuhan menuntutnya. Kalau tidak, maka pada asalnya wanita sama dengan lelaki. 16 Demikianlah selintas permasalahan hudûd dalam Islam. Mudah-mudahan dapat memberikan pencerahan kepada kaum Muslimin tentang keindahan dan kelengkapan syari'at Islam. Wabillâhi taufîq.[] 16 Syarhu al-mumti' 14/221.