PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM KENDALI MINIATUR LIFT 3 LANTAI BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) SKRIPSI

dokumen-dokumen yang mirip
TUGAS MEKATRONIKA SISTEM LIFT

BAB II LANDASAN TEORI

SISTEM KENDALI LIFT 3 LANTAI MENGGUNAKAN PLC TWIDO

JENIS-JENIS LIFT DAN FUNGSINYA

APLIKASI PLC OMRON CPM 1A 30 I/O UNTUK PROSES PENGEPAKAN BOTOL SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK

BAB III DASAR PERANCANGAN LIFT

II. TINJAUAN PUSTAKA. PLC adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan

SIRKULASI (VERTIKAL & HORIZONTAL) PADA BANGUNAN BERTINGKAT.

RANCANG BANGUN SIMULATOR PENGENDALIAN AIR BERSIH BERBASIS PLC LS XBC-DR30E

LIFT (ELEVATOR) Berikut yang perlu diketahui tentang lift, antara lain : A. Jenis Jenis Motor Penggerak Lift. 1. Motor Gear

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peran teknologi dewasa ini dalam dunia industri telah berkembang dengan pesat.

PERENCANAAN APLIKASI PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) OMRON CPM1A SEBAGAI PUSAT SISTEM PEMOMPAAN RPA I DAN RPA II DI PT PERTAMINA (PERSERO) RU III

PROTOTYPE SISTEM BUKA TUTUP PINTU OTOMATIS PADA LIFT 3 LANTAI BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8535

BAB III TEORI DASAR. o Lebih mudah untuk menemukan kesalahan dan kerusakan karena PLC memiliki fasilitas self diagnosis.

PENDETEKSI LOGAM UNTUK INDUSTRI MAKANAN BERBASIS PLC. Oleh : Atmiasri dan Sagita Rochman*)

BAB III LANDASAN TEORI. lingkungan. Apapun macam teknologi pengolahan air limbah domestik maupun

BAB III PERANCANGAN PROTOTIPE

TUGAS BESAR PERANCANGAN SISTEM MEKANIK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

MUHAMMA AD NAWAWI MEDAN

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

Abstrak. Susdarminasari Taini-L2F Halaman 1

BAB II SISTEM KENDALI, DIAGRAM TANGGA & PLC. Sejarah Perkembangan Sistem Kendali dan Otomtisasi Industri

SISTEM TRANSPORTASI PADA BANGUNAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab 2 Relay Prinsip dan Aplikasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Programmable Logic Controller (PLC) Pendahuluan

BAB II LANDASANTEORI

LAPORAN TUGAS AKHIR. Disusun Sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Pendidikan Program Diploma 3. Oleh: NIM : NIM :

t o l e a r n t o k n o w P L C BASIC I Instruktur : TOTOK NUR ALIF S.Pd NIP

Yudha Bhara P

LAPORAN PROYEK AKHIR PRANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI PLC-PNEUMATIK BATTERY FILLING EQUIPMENT ( PEMROGRAMAN PLC )

SIMULASI TIMER DAN COUNTER PLC OMRON TYPE ZEN SEBAGAI PENGGANTI SENSOR BERAT PADA JUNK BOX PAPER MILL CONTROL SYSTEM

Prototipe Lift Barang 4 Lantai menggunakan Kendali PLC

Aplikasi Mikrokontroller ATMega 16 Dengan Load Cell Pada Lift 3 Lantai

NASKAH PUBLIKASI PERANCANGAN SIMULATOR LIFT 3 LANTAI MENGGUNAKAN SMART RELAY ZELIO SR2B201BD

TUGAS AKHIR PEMROGRAMAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) PADA MESIN FINGER JOINT

PENGERTIAN PLC UNY-PLC-THT 2

LAPORAN TUGAS AKHIR Ditulis Untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Pendidikan Program Diploma 3

PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) SUATU PEMAHAMAN DASAR PERALATAN PENGENDALI DI INDUSTRI BAGI MAHASISWA TEKNIK INDUSTRI

I. PENDAHULUAN. Teknologi yang sangat membantu dalam kehidupan manusia adalah sistem

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI. blok diagram dari sistem yang akan di realisasikan.

Gambar 3.1 Tahapan Perancangan Miniatur Lift

RANCANG BANGUN SIMULATOR INSTALASI LISTRIK DOMESTIK DAN PENGOLAHAN AIR LIMBAH BERBASIS PLC OMRON CP1L

Makalah Seminar Kerja Praktek PERANCANGAN APLIKASI PLC OMRON SYSMAC CPM1A PADA MODUL SISTEM SILO

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

BAB III PERANCANGAN DAN APLIKASI KONTROL MESIN PEMISAH BARANG

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB IV PEMBAHASAN. pabrik PT. Boma Bisma Indra. Mesin ini digunakan untuk pelebaran lobang

TUGAS AKHIR. AUTOMATIC SPRAY CONTROLLER UNTUK MESIN INJECTION PLASTIK MENGGUNAKAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL (PLC) PANASONIC NAiS FP0-C14RS

PERANCANGAN SISTEM PENGOLAHAN AIR BERSIH BERBASIS PLC OMRON CPM 2A

Diajukan guna melengkapi sebagian syarat Dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1)

BAB I SISTEM KONTROL TNA 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

SISTEM PERANCANGAN LIFT TIGA LANTAI BERDASARKAN SELEKSI BARANG SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) TUGAS AKHIR

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan penerapannya yang semakin luas pada alat-alat elektronik dari segi audio dan

Sudarmaji SISTEM KERJA PENGENDALI OTOMATIS LAMPU TRAFFIC LIGHT PADA PERSIMPANGAN 4 (EMPAT) JALAN RAYA MENGGUNAKAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC)

PERCOBAAN 3 I. JUDUL PERCOBAAN PLC

BAB III PERENCANAAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PINTU GERBANG OTOMATIS KENDALI CELLULAR (PROTOTYPE) TUGAS AKHIR

MODIFIKASI SISTEM KONTROL PANEL KOMPRESSOR ATLAS COPCO GR-1520 MENGGUNAKAN PLC OMRON DI PT. JTX

RANCANG BANGUN SISTEM PENGENDALI MOTOR DC PENGGERAK SOLAR CELL MENGIKUTI ARAH CAHAYA MATAHARI BERBASIS MIKROKONTROLER

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM OTOMATISASI PERANGKAT ELEKTRONIKA RUMAH BERBASIS ARDUINO

Materi. Siswa Mampu :

TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN SISTEM ATS-AMF DAN CDC BERBASIS PLC DILENGKAPI SISTEM START-STOP GENSET VIA SMS GSM

Sortasi BAB II TEORI DASAR 2.1 PROSES PENYORTIR OBJEK. Proses penyortiran merupakan sebuah proses pemisahan atau penyeleksian

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM PENGANTONGAN MATERIAL OTOMATIS BERBASIS PLC OMRON CPM 1A

DAFTAR ISI. Halaman Judul. Lembar Pengesahan Pembimbing. Lembar Pernyataan Keaslian. Lembar Pengesahan Penguji. Halaman Persembahan.

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGAMAN PINTU RUMAH OTOMATIS MENGGUNAKAN SMS BERBASIS MIKROKONTROLER ATMega8535

BAB III PERANCANGAN ALAT

PROTOTYPE SISTEM KONTROL PINTU GARASI MENGGUNAKAN SMS

RANCANGAN SISTEM PENANGANAN LORI OTOMATIS BERBASIS PROGRAMABLE LOGIC CONTROLLER. Ahmad Mahfud ABSTRAK

TUGAS AKHIR RANCANGAN BACKUP KONTROL PERALATAN LIFTING PUMP BERBASIS PLC DI BANDARA SOEKARNO-HATTA

Abstrak. Arbye S L2F Halaman 1

Implementasi Pengendali PLC Pada Sistem Motor Tiga Phasa Untuk Star Y/

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT DAN SISTEM

AKHIR TUGAS OLEH: JURUSAN. Untuk

BAB II LANDASAN TEORI. Programmable Logic Controller (PLC) diperkenalkan pertama kali pada tahun

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini dimulai sejak bulan November 2012

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas

RANCANG BANGUN MINIATUR PALANG PINTU PERLINTASAN KERETA API BERBASIS PLC

RANCANGBANGUN SISTEM OTOMASI APLIKASI MESIN PENCAMPUR BERBASIS PLC OMRON CP1E 20 I/O

Kontrol Sekuensial. Ir. Jos Pramudijanto, M.Eng. Jurusan Teknik Elektro FTI ITS Telp Fax

NASKAH PUBLIKASI SISTEM PENGAMAN MOTOR TERHADAP SUHU TINGGI MENGGUNAKAN SISTEM BERBASIS PLC

PERANCANGAN SIMULASI KENDALI PENGISIAN BARANG KE KAPAL DENGAN MENGGUNAKAN PENGENDALI LOGIKA TERPROGRAM (PLC) OMRON CPM 1A

Kontrol Sekuensial. Ir. Josaphat Pramudijanto, M.Eng. Jurusan Teknik Elektro FTI ITS Telp Fax

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

DAFTAR ISI. Halaman Judul... i. Lembar Pengesahan Pembimbing... ii. Lembar Pengesahan Penguji... iii. Lembar PernyataanKeaslian...

RANCANG BANGUN MINIATUR PENGENDALI LEVEL DAN PINTU AIR SEI BENDUNG PALEMBANG MENGGUNAKAN PLC (PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER)

SIMULASI MODEL KONTROL MESIN MIXER MENGGUNAKAN PLC DAN PROGRAM KOMPUTER INTELLUTION FIX

Perancangan Sistem Kendali Miniatur Lift Tiga Lantai

INSTALASI MOTOR LISTRIK

APLIKSI KONTROL PERMUKAAN BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC)

OTOMASI ALAT PEMBUAT BRIKET ARANG MENGGUNAKAN PLC

Penggunaan PLC di industri dimaksudkan untuk menggantikan penggunaan rangkaian relay dan timer. Keuntungan penggunaan PLC antara lain :

APLIKASI ZELIO SOFT 2 PADA SISTEM KEAMANAN SMART ROOM DENGAN MENGGUNAKAN SMART RELAY

Transkripsi:

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM KENDALI MINIATUR LIFT 3 LANTAI BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) SKRIPSI Untuk memenuhi persyaratan mencapai derajat Sarjana Strata S1 Disusun Oleh : Ilham Pratama NIM : 10010006 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI ADISUTJIPTO YOGYAKARTA 2015

HALAMAN PERSEMBAHAN Tugas akhir ini penulis persembahkan kepada Ayah dan Ibu tercinta, yang selalu memberikan motivasi dan do a restunya kepada penulis, Semoga Allah SWT akan membalas semua kebaikan dan keikhlasannya dan selalu melimpahkan rahmat dan hidayah kepadanya dan kita semua. Aamiin. Uda Haris, Uda Iin, Uda Aan, Agung, Dara, Taufik, yang selalu memberi motivasi kepada penulis untuk segera menyelesaikan skripsi. Keluarga besar penulis di rumah yang senantiasa memberi dukungan dan motivasi. Igga Chardiola Arma seseorang yang memberikan semangat dalam pembutan skripsi ini dan dukungan serta Do a kepada penulis. Teman IMMSY, serta teman teman elektro angkatan 2010 yang seperjuangan salama menempuh dan menimba ilmu di Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto Yogyakarta. v

Halaman motto Bukanlah hidup kalau tidak ada masalah, bukanlah sukses kalau tidak melalui rintangan, bukanlah menang kalau tidak dengan pertarungan, bukanlah lulus kalau tidak ada ujian, dan bukanlah berhasil kalau tidak berusaha Orangtua memberikan pembekalan dan pelajaran yang berharga untuk anaknya, mencapai kesuksesan dan keinginan yang di impikan oleh anaknya Hargailah usaha mu apapun itu hasilnya, karna itu keinginan dan langkah yang dilakukan Sekecil apapun itu bentuknya dan sekicil apa itu hasilnya itu usaha sendiri. Pilihan yang baik pilihan yang anda pernah ambil untuk diri anda. Jangan mengatakan itu salah dan jangan pernah menyesal, penyesalan hanya membuat diri menjadi lemah. vi

KATA PENGANTAR Puji syukur Penulis sampaikan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-nya kepada kita semua. Sehingga dapat menyelesaikan penyusunan tugas akhir di teknik elektro STTA dengan sebaikbaiknya. Tugas akhir dengan judul Perancangan dan Pembuatan Sistem Kendali Miniatur Lift 3 Lantai Berbasis Programamble Logic Controller, yang penulis susun dalam bentuk sebuah karya tulis, merupakan syarat mutlak untuk menyelesaikan jenjang studi srata satu (S1). Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, antara lain : 1. Orang tua tercinta yang telah memberikan dukungan baik moral maupun spiritual dalam pembuatan Tugas Akhir ini. 2. Bapak Tabri Santoso SIP., selaku ketua STTA Yogyakarta. 3. Bapak Ir. Daniel Teguh Rudianto, M.T, selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto Yogyakarta. 4. Bapak Ir.Bambang Sudibya, M.T., selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan pengarahan dan bantuan didalam penyelesaian Tugas Akhir ini. 5. Bapak Denny Dermawan ST, M.Eng., selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan pengarahan dan bantuan di dalam penyelesaian Tugas Akhir ini. 6. Kepada Andhika yang telah membantu proses pembuatan alat Tugas Akhir ini. 7. Khusus kepada Igga Chadiola Arma kekasih tersayang yang telah memberikan semangat, dan ketenangan kepada penulis untuk menyelesaian Tugas Akhir ini. vii

8. Kepada Bang Randi, Bang Harry, Bang Ricco, Danil, Yandi, Ikhsan, Bang David Rizki Sofer, Bang widi, Winsen, Defren, dan semua teman teman yang telah membantu yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. 9. Kepada semua teman teman IMMSY yang telah memberikan canda dan tawa disela waktu. 10. Kepada semua teman teman jurusan Teknik Elektro dan Angkatan 2010 khususnya. 11. Dan kepada semua pihak yang tidak bisa di sebutkan semua, yang telah membantu dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini. Pada akhirnya penulis berharap bahwa karya tulis ini, selain berguna untuk melengkapi syarat dalam mencapai gelar kesarjanaan, juga dapat bermanfaat bagi perkembangan kemajuan STTA selanjutnya. Yogyakarta, Agustus 2015 Penulis Ilham Pratama viii

DAFTAR ISI Halaman Judul... i Lembar Pengesahan... ii Pernyataan Keaslian... iii Halaman Persembahan... iv Halaman Motto... v Kata Pengantar... vi Daftar Isi... ix Daftar Gambar... xii Daftar Tabel... xiv Abstrak... xv Abstract... xvi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Rumusan Masalah... 2 1.3. Batasan Masalah... 2 1.4. Tujuan Penelitian... 3 1.5. Manfaat penelitian... 3 1.6. Keaslian Penulisan... 3 1.7. Sistematika Penulisan..... 4 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka... 5 2.2. Teori Dasar Progammable Logic Controller (PLC)... 6 2.3. Struktur Dan Peralatan Pelengkap PLC... 7 2.4. Cara Kerja PLC... 9 2.5. Konsep Perancangan Sistem Kendali PLC... 10 2.6. Bahasa Pemograman... 11 2.7. Pengalamatan Pada PLC... 11 2.8. Peralatan Input PLC... 12 2.9. Peralatan Output PLC... 13 2.10. Driver Motor Utama Lift 3 Lantai Naik Dan Turun... 13 ix

2.11. Sejarah Lift... 14 2.12. Macam macam Lift... 15 2.13. Cara Kerja Lift Secara Umum... 16 BAB III METODE PERANCANGAN 3.1. Tinjauan Umum Perancangan... 21 3.2. Teknik Pengumpulan Data... 21 3.3. Tempat Penelitian... 22 3.4. Objek Penelitian... 22 3.5. Cara Kerja Lift Pada PLC... 22 3.6. Prosedur Perancangan Lift up and down.... 23 3.7. Alat dan Bahan... 24 3.8. Pembuatan Hardware... 24 3.8.1. Pembuatan Kerangka Utama Lift 3 lantai... 25 3.8.2. Pemasangan Jalur Pada kerangka utama Lift... 27 3.8.3. Pembuatan Cabbin Lift... 27 3.8.4. Pembuatan Panel Kendali Lift 3 lantai... 29 3.9. Pemasangan Komponen... 29 3.9.1. Pemasangan Indicator Keberadaan Cabin Lift... 30 3.9.2. Pemasangan Indicator Tujuan, Tombol Car Call, dan Open Close pintu Lift... 31 3.9.3. Pemasangan Tombol Hall Call... 32 3.9.4. Pemasangan Motor Up and Down dan Motor Pintu... 33 3.9.5. Pemasangan Limit Switch Lantai 1, 2, dan 3... 34 3.9.6. Pemasangan Buzzer... 34 3.9.7. Input dan Output Pada Lift... 35 3.9.8. Pemasangan Kabel Pada Panel PLC... 36 3.9.9. Panel Kontrol Lift... 39 3.10. Hasil Perancangan Lift... 42 3.11. Pembuatan Software... 43 3.12. Langkah - langkah Program Kontrol PLC... 44 3.13. Pembuatan Program Kontrol PLC... 45 3.14. Pengujian Program... 50 x

3.15. Pengujian Program PLC Pada Lift 3 Lantai... 50 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengujian Tombol Hall Call Lift... 56 4.1.1. Pengujian Tombol Hall Call 1 (satu)... 56 4.1.2. Pengujian Tombol Hall Call 2 (dua)... 58 4.1.3. Pengujian Tombol Hall Call 3 (tiga)... 59 4.1.4. Pengujian Tombol Hall Call 2 Turun... 60 4.2. Pengujian Dan Hasil Saklar Tujuan (Car Call)... 61 4.2.1. Pengujian Saklar Car Call 2 Up... 61 4.2.2. Pengujian Saklar Car Call 3 Up... 62 4.2.3. Pengujian Saklar Car Call 2 Down... 64 4.2.4. Pengujian Saklar Car Call 1... 66 4.2.5. Pengujian Open Dan Close Pintu... 68 4.3. Pengujian Sistem Keseluruhan... 69 BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan... 72 5.2. Saran... 72 DAFTAR PUSTAKA... 74 LAMPIRAN... 75 xi

DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1. Struktur PLC... 7 Gambar 2.2. Cara kerja PLC... 9 Gambar 2.3. Saklar dan limit switch... 13 Gambar 2.4. Motor, buzzer dan Led... 13 Gambar 2.5. Relay 24 volt 5 pin... 14 Gambar 2.6. Symbol contact relay... 14 Gambar 2.7. Mesin lift gearles.... 17 Gambar 2.8. Lift dengan motor... 18 Gambar 2.9. Kerangka lift Prototipe.... 19 Gambar 2.10. Bentuk sisi luar lift penumpang.... 20 Gambar 2.11. Tombol luar lift dan dalam lift.... 20 Gambar 3.1. Diagram alur perancangan.... 25 Gambar 3.2. Ukuran kerangka utama... 26 Gambar 3.3. Kerangka utama... 26 Gambar 3.4. Jalur lift... 27 Gambar 3.5. Desain cabbin lift... 28 Gambar 3.6. Cabbin lift 3 lantai... 28 Gambar 3.7. Panel kendali lift 3 lantai.... 29 Gambar 3.8. Blok diagram lift 3 lantai... 30 Gambar 3.9. Indicator keberadaan cabbin lift.... 31 Gambar 3.10. Indicator tujuan, tombol CC dan ppen, close pintu.... 32 Gambar 3.11. Tombol HC 1, HC 2, Dan HC 3... 32 Gambar 3.12. Motor up and down dan motor open and close... 33 Gambar 3.13. Limit switch... 34 Gambar 3.14. Buzzer... 34 Gambar 3.15. Input dan output.... 35 Gambar 3.16. Pemasangan kabel komponen pada panel PLC.... 39 Gambar 3.17. Panel kendali lift... 40 Gambar 3.18. Pemasangan kabel konektor ke PLC... 41 Gambar 3.19. Conecntor panel kendali lift ke PLC Omron... 42 Gamabr 3.20. Bentuk lift 3 lantai.... 43 xii

Gambar 3.21. Diagram alir pembuatan program PLC... 44 Gambar 3.22. Aplikasi CX-Programmer.... 45 Gambar 3.23. Jendela New Project..... 46 Gambar 3.24. Change PLC... 46 Gambar 3.25. Pemilihan CPU type PLC..... 47 Gambar 3.26. Halaman Penulisan Ladder Diagram... 47 Gambar 3.27. Pembuatan ladder diagram... 48 Gambar 3.28. Pembuatan 1 Pengontrolan panel PLC lift... 48 Gambar 3.29. Pembuatan 2 pengontrolan panel PLC lift... 49 Gambar 3.30. Pembuatan 3 Pengontrolan panel PLC lift... 49 Gambar 3.31. Eksekusi program pada lantai 1... 51 Gambar 3.32. Eksekusi program lantai 2 naik... 52 Gambar 3.33. Eksekusi program lantai 3 naik... 53 Gambar 3.34. Eksekusi program lantai 2 turun... 54 Gambar 3.35. Eksekusi program PLC pintu close... 55 Gambar 3.36. Eksekusi program PLC pintu open... 55 Gambar 4.1. Hall call 1 lift... 57 Gambar 4.2. Hall call 2 up lift... 58 Gambar 4.3. Hall call 3 lift... 59 Gambar 4.4. Hall call 2 down lift... 60 Gambar 4.5. Proses car call 2 naik... 61 Gambar 4.6. Proses kerja lift terhadap saklar tujuan 2... 62 Gambar 4.7. Proses permintaan pada saklar tujuan 3 up... 63 Gambar 4.8. Prose lift 3 lantai tombol CC 3 up... 64 Gambar 4.9. Proses kinerja lift 2 down... 65 Gambar 4.10. Prose lift 3 lantai tombol CC 2 down... 66 Gambar 4.11. Proses kinerja lift 1 down... 67 Gambar 4.12. Proses lift 3 lantai tombol CC 1 down... 68 Gambar 4.13. Prose close da open... 69 xiii

DAFTAR TABEL Tabel 2.1. Gerbang NO, NC, Coil dan Timer... 11 Table 2.2. Program PLC OMRON... 12 Table 2.3. Perbedaan alamat PLC... 12 Tabel 3.1. Input dan keterangan... 36 Tabel 3.2. Output dan keterangan... 36 Table 3.3. Komponen pada lift 3 lantai... 38 Tabel 3.4. Simbol simbol panel kendali... 41 Table 4.1. Permintaan tombol hall call 1... 57 Tabel 4.2. Permintaan tombol hall call 2... 58 Tabel 4.3. Permintan tombol hall call 3... 59 Tabel 4.4. Permintaan tombol hall call 2 naik... 60 Tabel 4.5. Pengujian tombol hall call... 69 Tabel 4.6. Kombinasi tombol car call... 70 Tabel 4.7. Pemintaan tombol car call... 70 xiv

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM KENDALI MINIATUR LIFT 3 LANTAI BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) Ilham Pratama Jurusan Teknik Elektro STT Adisutjipto Yogyakarta iempratama@gmail.com Abstrak Lift merupakan transportasi vertical, yang digunakan untuk mengangkut sesuatu benda dari bawah ke atas atau dari atas ke bawah. Lift banyak dijumpai di gedung - gedung bertingkat seperti mall, hotel, kantor dan rumah sakit (RS). Maka dirancang berupa lift penumpang. Lift ini dirancang berbentuk miniatur lift 3 lantai terdapat tombol Hall Call, Car Call, Emmergecy, tombol pintu open dan close, Buzzer serta Indicator. Miniatur lift 3 lantai ini dikendalikan oleh PLC OMRON CP1E. Miniatur lift 3 lantai dilengkapi rangkaian seperti, motor DC 24V untuk menggerakan naik dan turun cabbin lift, motor DC 12V untuk menggerakan pintu cabbin lift, limit switch sebagai sensor di lantai 1, 2, dan 3. Perancangan miniatur lift 3 lantai ini terdapat input dan output yang terhubung pada panel kendali lift 3 lantai. Dari hasil perancangan miniatur lift 3 lantai dan pembuatan sistem kendali berkerja sesuai yang diinginkan. Sistem kendali lift naik dan turun dirancang secara manual. Permintaan lift dilakukan baik lantai 1, 2 dan 3. Apabila lift dalam proses menuju ke lantai tujuan dan permintaan di lantai lain, maka permintaan tersebut diabaikan. Kata kunci : PLC Omron CP1E, Lift 3 lantai, Hall Call, Car Call, Motor DC 24V, dan Motor DC 12V. xvi

DESIGN AND DEVELOPMENT OF PROTOTYPE 3 FLOORS LIFT CONTROL SYSTEM BASED ON PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) Ilham Pratama Department of Electrical Engineering STT Adisutjipto Yogyakarta iempratama@gmail.com Abstract The elevator is a transportation vertical, used for haul an object from under to over or from over to under. Lift often found in buildings such as mall, hotel, office and hospital.it is designed as a passenger lift. The is lift designed in the of prototype 3 lift floors there is switch Hall Call, Car Call, Emergency, Open and Close door button, Buzzer and Indicator. Prototype lift 3 floors is controlled by PLC OMRON CP1E. Prototype 3 Lift floor equipped circuit as, motor DC 24V is for driver up and down cabbin lift. Motor DC 12V is for driver the door open and close, limit switch as sensor in floor 1, 2, and 3. Designed prototype 3 lift floor the are input and output that to lift controlled 3 floor. From the results of the model design and development prototype 3 lift floor control system works as desired. Lift system control up and down designed is done manually. When the lift move to the right floor there is a demand on another floor then the request is ignored. Keywords : PLC Omron CP1E, Lift 3 Floor, Car Call, Hall Call, Motor DC 24V, and Motor DC 12V xvii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya teknologi merupakan sesuatu yang dirancang oleh manusia untuk kebutuhan, sehingga dapat dipergunakan dengan maksimal untuk menunjang kebutuhan kehidupan. Zaman telah berubah peralatan teknologi berkembang pesat dikancah dunia, sehingga manusia dituntut untuk mengembangkan pola pikir mencapai suatu hasil yang baik. Alat yang telah dirancang maupun alat yang telah jadi, menuntut manusia untuk mengembangkan suatu ide kreatif dalam suatu pembuatan atau perancangan. Perkembangan teknologi erat kaitannya antara dunia indutsri dan dunia pendidikan, seorang tenaga pengajar diperkuliahan mempunyai andil yang besar untuk meningkatkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan, ilmu otomatisasi terhadap peserta didiknya. Untuk dapat memenuhi tuntutan tersebut, maka dibutuhkan sebuah alat bantu peraga guna memperlancar proses pembelajaran. PLC adalah Programmable Logic Controller, artinya pengontrol atau pengendali yang dapat diprogram ulang kembali. PLC merupakan suatu unit yang secara khusus dirancang untuk menangani suatu sistem kontrol otomatis pada mesin mesin industri ataupun aplikasi lainnya. PLC perangkat yang memprogram kinerja suatu alat yang akan dirancang sehingga dapat dioperasikan, yang nantinya disimpan pada memori internal untuk menjalankan suatu fungsi logika, aritmatika, dan fungsi waktu dengan cara membuat program dan di input pada perangkat eloktronika PLC. Adapun fungsi lainnya memantau proses kinerja alat pada monitor, yang mana program telah berjalan pada suatu alat yang dikendalikan pada waktu alat mulai berjalan. Pada skripsi ini merancang suatu alat yang nantinya dapat digunakan untuk bahan ajar di perkuliah maupun dimasyarakat, dan diaplikasikan pada kebutuhan di dunia industri. Alat yang dirancang dipergunakan dalam suatu industri, dan gedung bertingkat memudahkan operasi perkerjaan untuk mencapai tepat yang diinginkan. 1

2 Perancangan dan pembuatan sistem kendali minatur lift 3 lantai berbasis Programmable Logic Controller (PLC). Dengan alat ini memudahkan untuk pengetahuan dalam dunia teknik. Lift dirancang dengan model mini yang terdiri 3 lantai terdapat tombol up dan down pengendalian berbasis PLC. Setiap pergerakan lift menuju tepat yang diinginkan tombol ditekan baik turun dan naik pada setiap lantai, menampilakan suatu informasi dengan menggunakan Led baik lantai 1, 2 dan 3 yang menyatakan kereberadaan saat ini. Pada skripsi ini perancangan model lift up and down menggunakan pemprograman PLC dengan tenaga penggerak motor, karena model lift ini difokuskan pada gerak keja dengan tenaga penggerak motor DC. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan pada latar belakang yang ada, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut, yaitu: 1. Perancangan dan pembuatan miniatur lift 3 lantai. 2. System kontrol lift dirancang dengan PLC OMRON SYSMAC CP1E. 3. Pengontrolan kendali lift 3 lantai Up dan Down pada PLC. 1.3 Batasan Masalah Mengingat banyaknya masalah yang harus dihadapi dalam proses pembuatan model lift ini, maka lebih lanjut akan dibatasi lebih spesifik lagi mengenai perancangan pembuatan model lift ini. Adapun batasan masalahnya adalah : 1. Model lift yang dirancang adalah lift 3 lantai berbentuk mini dan mekanisme penggerak menggunakan motor listrik. 2. Pengaturan control lift 3 lantai menggunakan PLC dan lift 3 lantai bergerak secara manual naik dan turun. 3. Program untuk lift menggunakan OMRON SYSMAC CP1E dan PLC sebagai pengontrol lift 3 lantai.

3 1.4 Tujuan Penelitian Skripsi dengan judul Peracangan pengendalian model lift up and down berbasis Programmable Logic Controller (PLC) mempunyai tujuan sebagai berikut: 1. Mengetahui perancangan dan pembuatan kendali lift 3 lantai menggunakan PLC. 2. Menjelaskan mekanisme kinerja lift up and down saat program telah berjalan. 3. Mengetahui sistem program kontrol lift dan sebagai bahan ajar. 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian tugas akhir sebagai berikut: 1. Merancang dan membuat hardware miniatur lift 3 lantai. 2. Membuat ladder diagram lift 3 lantai menggukan PLC. 1.6 Keaslian Penulisan Dalam penelitian ini digunakan beberapa referensi yang berhubungan dalam objek penelitan. Referensi buku buku internet yang berhubungan dengan penelitian dan juga di peroleh dari literatur - literatur hasil penelitian yang telah digunakan. Pada pembahasan Tugas Akhir yang menggunakan acuan dari. Perancangan program simulasi lift sebagai alat bantu pembelajaran algoritma Look. (Youllia Indrawaty 2011), Perancangan simulator lift gedung 6 Lantai menggunakan mikrokontroller ATmega 8535, (Steven 2004), Sistem panel kendali lift schinder berbasis Programmable Logic Controller (Asep Saepuloh 2010), Programable Logic Controller (PLC) digunakana untuk merancang pengaturan lift, (Alaexander Irwan Sutikno 2001), Desain dan simulasi lift 4 lantai berbasis PLC OMRON CP1L, (Aventia 2011), Implenmentasi mikrokontroler sebagai pengendali lift 4 lantai. ( Jihad 2011), Prototipe sistem pengendali dan

4 monitoring lift berbasis mikrokontroler dengan pemograman VB. NET, (Jony 2013), Membangun Prototipe sistem pengendali lift berbasis mikrokontroler ATmega 8535 menggunakan bahasa C, ( Junia 2010), Rancangan bangun miniatur lift Pratikum matakuliah PLC dan mekatronika, (Agusnandar 2008). Pada penelitian ini lebih menekankan sistem perancangan dan pembuatan kendali lift 3 lantai berbasis PLC, sistem penggerak lift menggunakan motor Dc yang berkerja menarik dan ulur cabbin lift. Program PLC sebgai kendali proses gerak kinerja lift. 1.7 Sistematika Penulisan Dalam penyusunan penulisan tugas akhir ini, penulis menjabarkan bab - bab yang disesuaikan dengan sistematika penulisan di antaranya sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN Pada bab ini, dijelaskan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, dan sistematika penulisan. BAB II : LANDASAN TEORI Bab ini menjelaskan tentang kajian pustaka, konsep dasar Programmable Logic Control (PLC), dan sistem lift. BAB III : METODOLOGI PERANCANGAN. Bab ini berisikan tentang penjelasan Tinjauan umum perancangan, teknik pengumpulan data, dan Proses perancanganl lift. BABIV : HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab keempat ini berisikan tentang penjelasan dan hasil pembuatan alat peraga model lift serta pengujian alat dan program. BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN. Bab ini berisi pernyataan singkat dan jelas sesuai dengan apa yang diperoleh selama penelitian.

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Youllia Indrawaty 2011, Perancangan program simulasi lift sebagai alat bantu pembelajaran algoritma Look. Algoritma Look adalah algoritma penjadwalan disk pada sistem operasi yang memiliki prinsip kerja sesuai dengan namanya, yaitu seolah olah seperti dapat melihat apakah di depan arah pergerakannya masih ada permintaan atau tidak. Pada umumnya prinsip kerja lift diidentikan dengan algoritma, maka pada penelitian ini akan dibangun program simulasi lift dengan menerapkan algoritma. Pada lift terdapat 2 aspek utama yang dapat ditinjau, yaitu komponen pembangun serta prinsip kerja dalam mengeksekusi antrian permintaan. Karena beragamnya komponen pada lift dan terdapat beberapa objek yang memiliki prilaku sama maka diperlukan metode analisis berorientasi objek untuk mendapatkan komponen - komponen yang dibutuhkan dalam program simulasi lift yang di bangun. Steven 2004, Perancangan simulator lift gedung 6 Lantai menggunakan mikrokontroller ATmega 8535. Dalam perancangan mikrokontroller ATmega 8535 digunakan sebagai pengendali kecepatan motor. Motor yang dikendalikan ini berfungsi untuk menaik turunkan lift ke lantai tujuan. Selain sebagai pengatur kecepatan motor, Atmega 8535 juga mengatur waktu menunggu, dan daya angkut lift. Pada Tugas Akhir ini dilakukan pengujian terhadap simulasi lift yang dibuat lantai 6. Hasil yang ingin dicapai adalah lift dapat berpindah dari lantai yang satu ke lantai yang lainna secara halus, dan presisi pada perhentian. Hal yang paling terakhir yang mungkin ingin dikembangkan setelah semuana berjalan adalah ingin menciptakan prosedur keamanan lift. Asep Saepuloh 2010, Sistem panel kendali lift schindler berbasis Programmable Logic Controller (PLC). Sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan teknologi lift berupa komponen mekaniknya ataupun sistem kendalinya telah banyak mengalami perubahan dan inovasi. Sistem kendali lift beralih menggunakan sistem digital programmable logic controller (PLC). Telah 5

6 dilakukan modernisasi panel kendali tiga dari empat unit lift menjadi berbasis PLC. Dengan sistem tersebut operasi lift dapat diatur kecepatan geraknya pada setiap lantai. PLC adalah merupakan otak dari alat tersebut yang berfungsi untuk mengatur dan mengkoordinasi cara kerja lift. Dalam perencanaan sistem ini selain menggunakan i/o juga analog output dan Fuzzy logic. Sesuai prinsip logika relay, PLC akan mengolah program secara urut dan kontinyu (loop) sehingga menghasilkan sebuah program berupa kondisi on / off internal coil output yang disimpan dalam data memory output dan latch memory. Aplikasi PLC pada lift menunjukkan unjuk kerja lift semakin baik. 2.2 Teori Dasar Progammable Logic Controller (PLC) Pada tahun 1968, para ahli di General Motors Corporation s Hydramatic menghendaki bahwa sistem - sistem kendali yang digunakan hendaknya lebih fleksibel dan memenuhi syarat - syarat sebagai berikut : 1. Sistemnya harus modern yang bersifat solid state. 2. Fleksibilitas komputer. 3. Mampu menangani kondisi - kondisi industri yang sulit. 4. Pemprograman yang sederhana dan mudah. 5. Kemudahan dalam maintenance oleh para enginer dan teknisi. Kemampuan untuk dapat digunakan kembali dalam aplikasi lain dimasa yang akan datang. Dengan kemajuan teknologi, penggunaan PLC yang hampir sama majunya dengan komputer-komputer canggih diharapkan dapat mempunyai beberapa kelebihan - kelebihan lain, diantaranya : 1. PLC yang sederhana dapat mengendalikan berbagai situasi industri dari hanya satu gerakan, pekerjaan tingkat tinggi hingga aplikasi - aplikasi yang melibatkan manipulasi kompleks. 2. Program - program dapat dimodifikasi dengan cepat untuk menerima kondisi yang baru sehingga tidak ada lagi pemasangan ulang kabel dan dapat menekan biaya. 3. Setelah program selesai ditulis dan diuji maka dapat didesain dengan mudah kesejumlah PLC lainnya.

7 4. Mempunyai kecepatan waktu respon. 5. Dimungkinkan antarmuka (interface) khusus yang dapat diakses seperti display seven segmen, input / output analog dan fasilitas perhitungan dengan kecepatan tinggi. 6. Memungkinkan pemantauan grafis suatu sistem pengendali, dan lainlainnya. 2.3. Struktur Dan Peralatan Pelengkap PLC Pada umumnya PLC dapat dibayangkan sebagai sebuah personal komputer konvensional karena konfigurasi internal yang ada pada PLC mirip dengan konfigurasi yang dimiliki oleh sebuah personal komputer. Akan tetapi dalam hal khusus PLC dirancang untuk pembuatan panel kontrol (panel listrik). Secara khusus, PLC dirancang untuk mengganti suatu sistem kontrol otomatis pada mesin - mesin industri atau aplikasi-aplikasi lain diindustri seperti kontrol lampu lalu lintas, air mancur, sistem bagasi lapangan terbang, lift pada gedung, penyiraman lapangan golf otomatis. Struktur PLC pada gambar 2.1. Gambar 2.1. Struktur PLC (Sumber: Modul pratikum Teknik Kendali)

8 Secara garis besar struktur dasar PLC dapat dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: 1. CPU (Central Processing Unit) yaitu otak dari PLC yang mengerjakan berbagai operasi, antara lain mengeksekusi program, menyimpan dan mengambil data dari memori, membaca kondisi / nilai input serta mengatur nilai output, memeriksa adanya kerusakan (self diagnostic), serta melakukan komunikasi dengan perangkat lain. Dalam CPU sebuah PLC dapat diibaratkan sebagai kumpulan ribuan relay walaupun dalam kenyataannya bukan berarti terdapat ribuan relay berskala kecil. Tetapi dalam PLC berisi rangkaian elektronika digital yang berfungsi sebagai kontak normally open (NO) dan kontak normally close (NC) relay. Kontak NO dan NC pada PLC dapat digunakan berkali - kali untuk semua jenis instruksi dasar PLC kecuali instruksi output. Instruksi output sebuah PLC tidak dapat dilakukan untuk nomor kontak yang sama. 2. Input bagian PLC yang berhubungan dengan perangkat luar yang memberikan masukan kepada CPU. Input dapat berupa saklar - saklar atau sensor - sensor. Dari sekian banyak peralatan input yang dipakai diantaranya push button, Limit switch, flow switch, dan saklar tekan lainnya. 3. Output Merupakan bagian PLC yang berhubungan dengan perangkat luar yang memberikan keluaran dari CPU. Perangkat luar output dapat berupa motor, Led display, lampu penerang, buzzer, dan lain sebagainya. 4. Memori Yaitu tempat untuk menyimpan program dan data yang akan dijalankan dan diolah oleh CPU. Dalam pembahasan PLC, memori sering disebut file. Dalam PLC memori terdiri atas memori program untuk menyimpan program yang akan dieksekusi, memori data untuk menyimpan nilai - nilai hasil operasi CPU, nilai timer dan counter, serta memori yang menyimpan nilai kondisi input dan output.

9 5. Fasilitas komunikasi Yaitu fasilitas yang membantu CPU dalam melakukan pertukaran data dengan perangkat lain, termasuk juga berkomunikasi dengan komputer untuk melakukan pemrograman dan pemantauan. 6. Fasilitas ekstensi Untuk menghubungkan modul PLC dengan modul pengembangan input/output sehingga jumlah terminal I/O dapat ditingkatkan. 7. Catu daya Untuk menyuplai daya kepada semua komponen dalam PLC. Catu daya PLC adalah 24 V DC. Struktur PLC terdapat pada gambar 2.1. 2.4. Cara Kerja PLC PLC beroperasi secara continue dalam 3 langkah (disebut satu scan) cara kerja PLC seperti gambar 2.2. Gambar 2.2. Cara kerja PLC (Sumber : Prototipe lift 4 lantai dengan PLC) Setiap scan terdiri atas : 1. Input scan PLC Membaca nilai / kondisi dari terminal input dan menyimpannya dalam memori input. Pengolahan nilai input selanjutnya didasarkan pada nilai pada memori input. Hal ini dimaksudkan agar nilai input tetap konsisten selama 1 scan. Apabila terjadi perubahan nilai input maka baru akan berpengaruh pada scan

10 berikutnya. Namun terdapat instruksi khusus apabila hendak mengambil nilai langsung dari terminal input. 2. Solve logic. Selanjutnya PLC mengeksekusi program satu demi satu menggunakan nilai pada memori input dan memperbarui nilai pada memori output. Pemrograman PLC difokuskan pada bagian ini. 3. Output scan. Terakhir PLC mengeluarkan nilai dari memori output ke terminal output dan selanjutnya ke perangkat luar output. Setiap scan memerlukan waktu yang berbeda tergantung pada panjangnya program yang diterapkan, namun secara umum berlangsung sangat cepat. 2.5. Konsep Perancangan Sistem Kendali PLC Dalam merancang suatu sistem kendali dibutuhkan pendekatanpendekatan sistematis dengan prosedur sebagai berikut : 1. Rancangan sistem kendali Dalam tahapan ini perancang harus menetukan terlebih dahulu sistem apa yang akan dikendalikan dan proses bagaimana yang akan ditempuh. Sistem yang akan dikendalikan dapat berupa peralatan mesin ataupun proses terintegrasi yang sering secara umum disebut controlled system. 2. Penentuan I/O Pada tahap ini semua piranti masukan dan keluaran eksternal yang akan dihubungkan PLC harus ditentukan. 3. Perancangan program (Program design) Setelah ditentukan Input dan Output maka dilanjutkan dengan proses merancang program dalam bentuk ladder diagram dengan mengikuti aturan dan urutan operasi sistem kendali. 4. Menjalankan sistem (Run The System) Pada tahapan ini perlu dideteksi adanya kesalahan satu persatu (debug), dan menguji secara cermat sampai kita memastikan bahwa sistem aman untuk dijalankan.

11 2.6. Bahasa Pemprograman Beberapa bahasa program yang digunakan PLC antara lain ladderdiagram, block diagram, dan statetment list, PLC dilengkapi memori sebagai penyimpanan intruksi internal untuk menjalankan fungsi logika, pencacah, urutan proses, aritmatika, dan timer. Program aplikasi dimasukkan kedalam PLC kontrol melalui piranti pemrograman yang berupa komputer atau handheld console. Ladder diagram tersusun dari beberapa simbol - simbol yang hampir sama dengan relay relay mekanik yaitu : Saklar Normally open (NO), saklar Normally close (NC), Coil, dan Timer dapat dilihat pada tabel 2.1. Tabel 2.1. Gerbang NO, NC, Coil dan Timer NO Gambar Gerbang Keterangan 1 Saklar Normally open (NO), saklar ini menadakan keadaan saklar yang normalnya pada posisi OFF / terbuka, dan akan ON 2 Saklar Normally close (NC), saklar ini menandakan keadaan saklar yang normalnya pada keadaan ON / tertutup 3 Keluaran dapat berupa relay yang akan mengaktifkan kontak -kontak NO dan NC simbol relay 4 Timer merupakan sistem yang mengatur penundaan waktu ON dan OFF, sebagai penunda pada program yang akan aktif. 2.7. Pengalamatan Pada PLC Pada PLC untuk masukan dan keluaran diberikan alamat sesuai dengan tipe dan jenis dari PLC tersebut. Pengalamatan pada PLC OMRON dengan PLC

12 Mitsubhisi tidaklah sama yang dijelaskan pada tabel 2.2 program PLC OMRON dan tabel 2.3 perbedaan alamat PLC. Tabel 2.2. Program PLC OMRON (Sumber : Prototipe lift 4 lantai dengan PLC) Ladder PLC OMRON Keterangan LD OUT: A, OUT: X X akan On jika saklar A ditekan LD NOT: A, OUT: X X akan Off jika saklar A ditekan LD: A, AND: B OUT: X X akan On jika saklar A dan B ditekan LD: A, AND NOT: B, OUT: X X akan On jika saklar A ditekan LD: A, OR NOT: B AND: C, OUT: X LD: A, LD: B, OR: C, AND LD, OUT: X X akan On jika saklar C ditekan atau X akan On jika saklar A dan C di tekan X akan On jika saklar A dan B ditekan atau X akan On jika saklar A dan C ditekan Tabel 2.3. Perbedaan alamat PLC (Sumber : Prototipe lift 4 Lantai dengan PLC) I/O CPM 1A (OMRON) CQM1/CQM1 OMRON MITSUBHISI INPUT 0000 00NN (4 DIGIT) 00000-000NN (5 DIGIT) X000-X00N OUTPUT 1000-10NN (4 DIGIT) 10000-100NN (5 DIGIT) Y000-Y00N 2.8. Peralatan Input PLC Peralatan input sebagai perangkat komponen aktif yang bekerja memberikan perintah terhadap yang diinginkan. Contoh perangkat input, switch atau saklar, dan push button. Contoh sensor: limit switch. Dapat dilihat keterangan gambar Saklar dan limit swith input pada gambar 2.3.

13 Gambar 2.3. Saklar dan limit swith 2.9. Peralatan Output PLC Output sebagai perangkat yang menampilkan hasil yang diperintah dari input sebagai contoh, Led, Motor DC, dan buzzer output dapat dilihat pada gambar 2.4. Gambar 2.4. Motor, buzzer dan Led 2.10 Driver Motor Utama Lift 3 Lantai Naik Dan Turun Motor yang digunakan adalah motor penggulung kertas mesin photo copy dengan input 24V dan Rpm 180. Driver motor menggunakan relay sebagai mengatur putaran motor. Relay yang digunakan 24V 5 pin. Motor utama pada lift dengan percobaan bisa mengangkat barang ± 2 Kg. Pengontrolan pada motor DC menggunakan 2 relay sebagai driver motor supaya motor bisa bekerja untuk memutar bolak balik. Keterangan relay 24V 5 pin dapat dilihat pada gambar 2.5.

14 Gambar 2.5. Relay 24V 5 pin Keterangan pada relay 24 Volt 5 pin: a. 85 adalah kaki pengendali relay kutub negative. b. 86 adalah kaki pengendali relay kutub positif. c. 87a dan 87 adalah pennerima arus. d. 30 sumber arus yang dikendalikan oleh relay. Relay memiliki contact point terdiri dari: a. Normally open (NO) yaitu kondisi awal dalam kondisi terbuka (open). b. Normally close (NC) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan selalu dalam posisi tertutup. Sedangkan fungsi relay itu sendiri digunakan untuk menjalankan fungsi logika, penundaan waktu (time delay fuction), adapun lainnya melingdungi motor dari kelebihan tegangan. Simbol contact relay dapat dilihat pada gambar 2.6. Gambar 2.6. Simbol contact relay 2.11. Sejarah Lift Lift adalah angkutan transportasi vertikal yang digunakan untuk mengangkut orang atau barang. Lift umumnya digunakan di gedung - gedung bertingkat tinggi, biasanya lebih dari tiga atau empat lantai. Lift pada zaman modern mempunyai tombol - tombol yang dapat dipilih penumpangnya sesuai

15 lantai tujuan mereka, Terdapat tiga jenis mesin, yaitu hidrolik, Traxon atau katrol tetap, dan hoist atau katrol ganda, jenis hoist dapat dibagi lagi menjadi dua bagian, yaitu hoist dorong dan hoist tarik. Lift sering disebut elevator, yang merupakan alat angkut untuk mengangkut orang atau barang dalam suatu bangunan yang tinggi. Lift dapat dipasang untuk bangunan yang tingginya lebih dari 4 lantai, karena kemampuan orang untuk naik turun dalam menjalankan tugasnya hanya mampu dilakukan sampai 4 lantai. Lift awalnya adalah derek yang terbuat dari tali. Pada tahun 1853, Elisha Graves Otis, salah seorang pionir dalam bidang lift, memperkenalkan lift yang menghindarkan jatuhnya ruang lift jika kabelnya putus. Rancangannya mirip dengan suatu jenis mekanisme keamanan yang masih digunakan hingga kini.23 Maret 1857 - lift Otis pertama dipasang di New York City. 1880 - lift listrik pertama, dibuat oleh Werner von Siemens. 2004 - Pemasangan lift penumpang tercepat di dunia, di gedung Elevator penumpang pertama dipasang oleh Otis di New York pada tahun 1857. Setelah meninggalnya Otis pada tahun 1861, anaknya, Charles dan Norton mengembangkan warisan yang ditinggalkan oleh Otis dengan membentuk Otis Brothers pada tahun 1867. 2.12. Macam macam Lift Lift dapat dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu: 1. Lift penumpang. 2. Lift barang atau dumb waiter. 3. Lift service. 4. Lift hidrolik. 1. Lift penumpang Lift penumpang ini merupakan lift yang sifatnya berfungsi dan sangat khusus untuk manusia saja, lift ini sangat dijaga kehandalannya, keamanan dan keselamatan manusianya.

16 2.Lift Barang atau Dumb Waiter Lift ini sangat khusus fungsinya untuk barang saja, lift ini juga tak kalah handalnya dengan lift penumpang namun ada sedikit perbedaan dalam sistem keamanannya. 3. Lift Service Lift service ini biasanya dipasang diperhotelan, yaitu fungsinya untuk pelayan - pelayan hotel untuk mengantarkan barang ke kamar - kamar penghuni hotel. Namun disini pula lift ini tak kalah handalnya dengan lift penumpang, perbedaan dari lift service dengan lift penumpang ini sangat jelas dari sistem pengangkutannya, yaitu lift penumpang hanya khusus untuk manusia saja tapi lift service ini juga berfungsi sebagai pengangkutan manusia dan barang. 4. Lift Hidrolik Lift hidrolik ini sangat lain darpada yang lain, ini dilihat dari cara kerjanya dan juga fisiknya. Lift ini biasanya digunakan oleh pasukan pemadam kebakaran dan kapasitas daya angkutnya pun sangat terbatas, lift hidrolik ini sekarang tidak hanya dipakai oleh pemadam kebakaran saja. Sekarang lift hidrolik sering dipakai oleh perusahaan telekomunikasi, bengkel - bengkel kendaraan bermotor dan lainlain. 2.13. Cara Kerja Lift Secara Umum Pada sistem geared atau gearless (yang masing - masing digunakan pada instalasi gedung dengan ketinggian menengah dan tinggi), kereta elevator tergantung di ruang luncur oleh beberapa steel hoist ropes, biasanya dua puli katrol, dan sebuah bobot pengimbang (counter weight). Bobot kereta dan counter weight menghasilkan traksi yang memadai antara puli katrol dan hoist ropes sehingga puli katrol dapat menggegam hoist ropes dan bergerak serta menahan kereta tanpa selip berlebihan. Kereta dan counter weight bergerak sepanjang rel yang vertikal agar mereka tidak berayun-ayun. 1. Mesin dapat dilihat pada gambar 2.11. Mesin untuk menggerakkan elevator terletak di ruang mesin yang biasanya tepat di atas ruang luncur kereta. Untuk

17 memasok listrik ke kereta dan menerima sinyal listrik dari kereta ini, dipergunakan sebuah kabel listrik multi - wire untuk menghubungkan ruang mesin dengan kereta. Ujung kabel yang terikat pada kereta turut bergerak dengan kereta sehingga disebut sebagai kabel bergerak (traveling cable). 2. Jalur Lift (Hoistway) dan ruang mesin di atasnya 1651 Mesin geared memiliki motor dengan kecepatan lebih tinggi dan drive sheave dihubungkan dengan poros motor melalui gigi gigi dikotak gigi, yang dapat mengurangi kecepatan rotasi poros motor menjadi kecepatan drive - sheave rendah. Mesin gearless memiliki motor kecepatan rendah dan puli katrol penggerak dihubungkan langsung ke poros motor. 3. Sistem pergerakan lift dengan Gearless Pada sistem hidrolik (terutama digunakan pada instalasi di gedung rendah, dengan kecepatan kereta menengah), kereta dihubungkan ke bagian atas dari piston panjang yang bergerak naik dan turun di dalam sebuah silinder. Kereta bergerak naik saat oli dipompa ke dalam silinder dari tangki oli, sehingga mendorong piston naik. Kereta turun saat oli kembali ketangki oli. Aksi pengangkatan dapat bersifat langsung (piston terhubungkan ke kereta) atau roped (piston terikat ke kereta melalui rope) Mesin Lift Gearles terdapat pada gambar 2.7. Gambar 2.7. Mesin lift gearles (Sumber: google.com) Pada kedua cara tersebut, pekerjaan pengangkatan yang dilakukan oleh pompa motor (energi kinetik) untuk mengangkat kereta ke elevasi yang lebih tinggi sehingga membuat kereta mampu melakukan pekerjaan (energi potensial).

18 Transfer energi ini terjadi setiap kali kereta diangkat. Ketika kereta diturunkan. Gerakan naik dan turun kereta elevator dikendalikan oleh katup hidrolik. Lift hidrolik ini mempunyai karakteristik: 1. Tidak mengakibatkan tambahan beban di puncak bangunan 2. Hanya digunakan untuk kecepatan yang relative rendah 3. Hanya digunakan untuk lantai yang jumlahnya sedikit 4. Sangat baik untuk mengangkut beban berat 5. Alas lantai kereta dapat berada pada level bangunan secara tepat 6. Tidak membutuhkan beban pengimbang (counter weight ) 7. Menimbulkan suara yang lebih berisik dibandingkan dengan lift yang digerakkan oleh motor traksi. Pada lift terdapat sebuah penempatan motor untuk menarik dan mengulur sebuah cabbin lift dengan motor terdapat pada gambar 2.8. Motor Di Atas Motor Di Bawah Gambar 2.8. Lift dengan motor (Sumber: Rancangan bangun,pdf) 1. Prototype of Double Front Side Elevator Lift atau Elevator merupakan alat transportasi secara vertical dan mempunyai prinsip dasar mekatronika yang memiliki bagian mekanik, elektronik dan sistem kontrol. Elevator sendiri sudah mengalami berbagai perubahan bentuk serta jenisnya, khususnya elevator double front side (lift dengan pintu dua muka). Suatu alat tercipta karena adanya kebutuhan, begitu juga dengan double front side

19 elevator. Banyak perusahaan membutuhkan lift dengan pintu di kedua sisinya, seperti hotel atau rumah sakit atau bangunan lainnya yang menuntut penggunaan elevator double front side ini. Besarnya penggunaan lift jenis ini dikarenakan banyaknya desain bangunan yang mana menuntut efisiensi tanpa mengesampingkan fungsi dari bagunan dimana elevator itu sendiri berada atau tujuan dari penggunaan elevator itu sendiri. Seperti halnya penggunaan lift jenis ini di rumah sakit, yang semata demi kenyamanan pengunjung atau pasien agar dimudahkan aksesnya untuk menuju fasilitas yang diinginkannya atau dokter yang ingin dirujuk, atau pada suatu hotel yang mana desain bangunan dibuat sesuai dengan tata letak ruang yang sesuai dengan fungsinya dan saling berbeda tiap lantainya. Lift prototipe dapat dilihat pada gambar 2.9. Gambar 2.9. Kerangka lift prototipe (Sumber: Sistem lift UNDIP) Keterangan pada gambar 2.9. lift prototipe : 1. Rangka 2. Ruang penumpang (Car-lift) 3. Box Controller 4. Motor utama 5. Car Call 6. Hall Call

20 7. Pulley 8. Counter Weight 9. Rail 10. Penggulung 11. Gear Penggulung Pada sebuah lift terdapat beberapa tombol yang bekerja untuk permintaan, yang dimana ada tombol luar hall call terdapat pada gambar. 2.10. Gambar 2.10. Bentuk sisi luar lift penumpang (sumber: google.com) Tombol luar dan dalam lift sebagai permintaan tujuan setiap lantai, yang dapat dilihat pada gambar 2.11. Gambar 2.11. Tombol luar lift dan dalam lift (Sumber: www.google.com.)

BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Tinjauan Umum Perancangan Perancangan dilakukan untuk mengetahui lebih jauh tentang sistem PLC dan cara kerja lift up and down serta menganalisa sistem kerja PLC pada pemodelan lift up and down yang akan dirancang. Perancangan ini dibuat pertama kali dengan membuat model lift up and down yang digerakkan oleh motor DC. Motor DC yang menggerakkan sistem kerja lift up and down dikontrol secara langsung oleh PLC, sehingga perancangan ini dapat difokuskan pada gerak lift up and down, termasuk juga gerakan membuka, menutupnya pintu, naik dan turun cabbin lift up and down seperti yang terdapat pada sitem kinerja lift. 3.2 Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data yang dilakukan penulis sebagai sarana penunjang dalam penyusunan tugas akhir ini adalah menggunakan metode pendekatan, yaitu sebagai berikut : 1. Metode Observasi Metode observasi merupakan proses pengambilan data dan informasi yang dibutuhkan melalui pengamatan dan pencatatan dengan sistemaika terhadap kejadian yang ditemukan dilapangan pada perancangan yang sudah dilakukan. 2. Metode Studi Literatur Metode studi literatur merupakan suatu pengambilan data yang dilakukan oleh pembelajaran dari berbagai sumber media cetak maupun elektronik, yang berkaitan dengan pembahasan yang sedang dilakukan oleh penulis, yang berfungsi sebagai sarana penunjang dalam pengerjaan tugas akhir. 3. Metode Wawancara Metode ini merupakan suatu cara pengambilan data yang dilakukan penulis dengan melakukan tanya jawab terhadap narasumber yang disarasankan 21

22 memiliki kemampuan dan keahlian tersendiri didalam penguasaan bidang yang akan dikaji. 4. Metode Analisis Data Metode analisa adalah proses dari penyusunan data yang telah didapat agar mudah dipahami dan dimenegerti melalui suatu pendekatan - pendekatan tersendiri sehingga menghasilkan output yang akurat dan valid kebenarannya untuk sebuah data yang diperlukan dalam penyusunan tugas akhir ini. Data tersebut diperoleh dari hasil pengamatan data observasi, literatur maupun wawancara yang kemudian dianalisa menjadi sebuah data deskriptif. 5. Metode Percobaan. Metode percobaan ini dilakukan untuk merancang program kontrol kendali. Percobaan dilakukan terhadap hasil pemprograman sehingga didapatkan sebuah program yang bisa mengontrol kerja dari lift up and down. 3.3 Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Praktek Sekolah Tinggi Tekhnologi Adisutjipto, dengan kegiatan meliputi penelusuran literatur melalui internet dan buku - buku, penelitian pendahuluan, pembuatan program, analisis output, pengolahan data dan penyusunan laporan. 3.4 Objek Penelitian Sesuai dengan tujuan penelitian yang telah diuraikan maka objek penelitian dalam penyusunan Tugas Akhir ini meliputi: 1. Perancangan lift 3 lantai kendali PLC. 2. Proses kerja motor lift up and down yang di kendalikan oleh PLC. 3. Memprogram PLC dan perangkat kinerja pada lift up and down. 3.5 Cara Kerja Lift Pada PLC Sistem kerja lift pada PLC terdiri dari input dan output untuk menjalankan sitsem pada lift tersebut, dapat dijelaskan lift bekerja secara berurutan dari latai 1, 2, dan 3 maupun sebaliknya. Apabila terjadi permintaaan bersamaan disaat lift

23 berjalan, lift akan menyelesaikan permintaan yang pertama dan selanjutnya. Sehingga saat lift berkerja teratur. Setiap permintaan akan dieksekusi sesuai urutan 1, 2, dan 3. Setiap lantai mempunyai indicator sebagai penanda dan buzzer berbunyi telah mencapai tujuan.indicator di dalam bilik penanda tujuan yang di tuju oleh penumpang. Lift 3 lantai menpunyai pintu pada cabbin, ditutup baik secara manual oleh penumpang dengan menekan tombol close atau open, dan tombol darurat untuk mematikan lift secara paksa dan alarm lift akan berbunyi ketika terjadi kesalahan atau bahaya disaat tombol darurat diketan. Lift dikendalikan dengan PLC omrom, input dan output berjalan sesuai permintaan yang telah dirancang. 3.6 Prosedur Perancangan Lift Up and Down. Tahap perancangan model lift up and down dengan kendali PLC menggunakan metode continue yang berarti penentuan ide kemudian dilanjutkan dengan proses pembuatan alat sesuai dengan bagiannya agar memudahkan proses perakitan, hal ini dilakukan agar tidak terjadi kekacauan dalam bekerja dan kesalahan dalam merangkai komponen. Tahap - tahap Perancangan : 1. Membuat desain alat dan rangkaian. 2. Pembuatan kerangka utama. 3. Pembuatan lift. 4. Pengujian kepresisian lift up and down. 5. Pembuatan jalur bilik lift. 6. Pembuatan tombol up and down untuk lift. 7. Pembuatan pintu lift up and down. 8. Pengujian kepresisian pintu lift up and down. 9. Pemasangan kabel-kabel. 10. Proses pemasangan badan lift.. 11. Pembuatan program PLC pengontrol lift up and down. 12. pengujian sistem gerak lift up and down dengan kontrol PLC.

24 3.7 Alat dan Bahan Proses pembuatan lift membutuhkan alat dan bahan sebagai berikut. Alat : a. Cutter b. Penggaris c. Obeng dan Tang d. Gunting e. PLC Omron CP1E f. Saklar g. Limit swith h. Led i. Buzzer j. Limit switch k. Motor Dc l. Pin Konektor Bahan untuk pembuatan lift 3 lantai sebagai berikut : a. Almunium batangan b. Dobble tip c. Kabel d. Mur e. Lem f. Triplek 3.8. Pembuatan Hardware Pembutan hardware dilakuan untuk Pembuatan model lift 3 lantai dengan kontrol PLC ini terlebih dahulu dibuat gambar secara manual baik ukuran dan tata letak komponen. Kemudian dilanjutkan dengan realisasi pembuatan alat. Namun yang didesain dan dibuat bukanlah sama (ukuran dan bentuk) dengan lift yang sesungguhnya pada pada gedung-gedung bertingkat, melainkan pemodelan alat

25 yang menyerupai lift sebenarnya dengan memfokuskan pada proses sistem up dan down. Dapat dilihat diagram alur pembuatan hardware pada gambar 3.1. Gambar 3.1. Diagram alur perancangan 3.8.1 Pembuatan Kerangka Utama Lift 3 lantai Kerangka merupakan penopang dari kedudukan dan tata letak suatu komponen. kerangka utama menggati bagian dari bangunan lift. Sehingga Lift berfunggsi sesuai dengan kerja yang ada. Kerangka didesain sedemikian rupa sehingga lift bekerja pada jalur semestinya. Pembuatan kerangka pertama dilakukan skema ukuran dengan manual pada sebuah kertas setelah selasai ukuran yang dibuat, bagian utama memotong almunium batangan, sebagai penopang atau pondasi dari sebuah kerangka. Pembuatan kerangka terdiri dari 6 tiang, untuk

26 penompang bangunan kerangka. Alminium yang digunakan berukuran ½ dengang panjang setiap penopang 1 meter (M), 1 batang terdiri dari pangang 6 meter (M), memerlukan 5 batang berukan 6 meter dan dipotong menjadi 110 Cm. Ukuran kerangka utama dilihat pada gambar 3.2. Design lift 3 lantai Ukuran lift 3 lantai Gambar 3.2. Ukuran kerangka utama Perancangan kerangka pada Lift 3 lantai dapat dilihat gambar 3.3 yang terdapat sebuah kerangka utama sebgai penopang. Gambar 3.3. kerangka Utama

27 Lift dirancang merupakan berbentuk miniatur yang bekerja sesuai lift sebenarnya yaitu terdapat tombol sesuai dengan permintaan yang ada seperti, hall call, car call, imergency, indicator, dan terdapat tombol pintu close dan open pintu. 3.8.2 Pemasangan Jalur pada kerangka utama Lift Pada pembuatan jalur memiliki ukran dan penyangga disetiap sudut lift terdiri 4 jalur supaya lift berjalan seimbang dan teratur, pembuatan jalur lift menepelkan bagian almunium siku ukuran ½, dipasangkan pada kerangka utama dengan baut tinggi jalur yang dibuat 1 meter sama tinggi dengan kerangka utama. Ukuran jalur lift panjang 22 cm, tinggi 15 cm, lebar 15 cm. sama bersarnya dengan cabbin / ruang penumpang lift. Jalur pada cabbin lift dapat dilihat pada gambar 3.4. Jalur lift Gambar 3.4. Jalur lift 3.8.3 Pembuatan Cabbin Lift Setelah jalur dipasangkan pada kerangka utama, pembuatan cabbin lift dengan ukuran panjang 22 cm, tinggi 15 cm dan lebar 15 cm. Pada pembuatan cabbin ini terlebih dahulu didesain secara manual, serta dilanjutkan dengan pembutam kerangka cabbin lift dapat dilihat pada gambar 3.5.

28 Gambar 3.5. Design cabbin lift Setelah pembuatan design maka dieksekusi pada bahan yang telah ada, dengan ukuran yang dibuat. cabbin lift 3 Lantai dapat dilihat pada gambar 3.6. Gambar 3.6. Cabbin lift 3 Lantai

29 3.8.4 Pembuatan Panel Kendali Lift 3 lantai Panel kontrol merupakan panel yang mengontrol dan menghubungkan antara sistem kerja lift 3 lantai dengan program PLC. Panel ini nantinya menghubungkan output dan input PLC ke motor motor lift. Pada panel ini terdapat motor pintu, motor up dan down, indikator tujuan, indikator keberadaan, limit switch, buzzer, switch hall call switch car call, dan emmergency. Panel terbuat dari akrilik, dilanjutkan proses pemotongan sesuai dengan banyak input dan output yang digunakan. Setelah itu dilanjutkan dengan pembuatan lubang pin konektor. Pada panel lift 3 lantai terdapat 41 panel yang menghubungkan lift ke conector PLC, terdiri dari input 13 dan output 8. Panel controll lift dapat dilihat pada gambar 3.7. Gambar 3.7. Panel kendali lift 3 lantai 3.9. Pemasangan Komponen Pemasang komponen merupakan bagian utama dari sistem kinerja lift yang terdiri dari: Tombol hall call, car call, emmergency, open close pintu, indicator, limit switch, buzzer, motor utama dan motor pintu. Dapat dilihat blok diagram lift 3 lantai pada gambar 3.8.

30 Gambar 3.8. Blok diagram lift 3 lantai 3.9.1 Pemasangan Indicator Keberadaan Cabbin Lift Indicator merupakan petunjuk keberadaan posisi lift. Indicator keberadaan dipasang disetiap lantai yaitu dibagian luar lift, indicator keberadaan tersebut dipasang disetiap lantai 1,2,dan 3. Indicator keberadaan cabbin dapat dilihat pada Gambar 3.9.

31 Gambar 3.9. Indicator keberadaan cabbin lift 3.9.2 Pemasangan Indicator Tujuan, Tombol Car Call, dan Open Close pintu Lift Pemasangan komponen indicator tujuan, tombol CC, dan open close pintu yaitu bagian dari komponen dalam lift. Indicator tutjuan terdapat 3 LED yang aktif memberikan informasi kepada penumpang lift terdiri dari lantai 1, 2, dan 3. Tombol car call terdiri dari tombol 1, 2 dan 3 merupakan tombol permintaan lantai tujan yang diinginkan oleh penumpang lift. Tombol open, close pintu, dipasang untuk membuka dan menutup pintu secara manual. Setiap komponen yang dipasang merupakan perangkat di dalam lift, namun komponen tersebut pemasangannya ditempatkan disisi luar lift, karena cabbin lift berukuran kecil. Alasan untuk pemasangan komponen diluar cabbin lift yaitu menudahkan pengguna dan permintaan yang diinginkan serta lift hanya berbentuk miniatur. Komponen yang terpasang baik indicator lift, tombol car call dan open, close pintu pada gambar 3.10.

32 a.proses pemasangan 1 b.proses pemsangan 2 Gambar 3.10. Indicator tujuan, tombol car call dan Open, Close pintu. 3.9.3 Pemasangan Tombol Hall Call Tombol HC memiliki 4 tombol panggilan yaitu: 1 naik, 2 naik, 2 turun dan 3 turun. Tombol HC dipasang pada lift berfungsi sebagai pemanggilan cabbin lift baik turun maupun naik, tombol yang digunakan berupa saklar nomarlly open (NO). Tombol HC dapat dilihat pada gambar 3.10. a.hc 1 b.hc 2 c.hc 3 a. HC 1 Naik b. HC 2 Naik dan Turun c. HC 3 Turun Gambar 3.11. Tombol HC 1, HC 2, Dan HC 3

33 3.9.4 Pemasangan Motor Up and Down dan Motor Pintu Motor penggerak naik dan turun cabbin lift ditempatkan pada posisi atas kerangka utama lift. Motor yang digunakan yaitu motor Dc 24V. Motor diberi penggulung serta tali yang disambungkan pada cabbin lift. Motor open dan close pintu menggunakan motor Dc 12V. Motor ditepatkan pada sisi dalam cabbin lift. Motor utama dan motor open, close pintu dapat dilihat pada gambar 3.11. a. Motor up and down b. Motor open and close Gambar 3.12. Motor up and down dan motor open and close

34 3.9.5 Pemasangan Limit Switch Lantai 1, 2, dan 3 Pemasang limit Switch disetiap lantai lift, limit switch berfungsi sebagai sensor cabbin lift yang nanti untuk mematikan motor naik dan turun. Limit switch ditempatkan disetiap lantai 1, 2, dan 3. Pemasangan limit switch dapat dilihat pada gambar 3.13. Gambar 3.13. Limit switch 3.9.6 Pemasangan Buzzer Buzzer sebagai penanda apabila lift sampai pada tujuan yang diminta oleh penumpang. Buzzer dipasang disisi bagian luar lift. Buzzer akan berbunyi ketika menyentuh limit switch disetiap lantai. Pemasangan buzzer dapat dilihat pada Gambar 3.14. Gambar 3.14. Buzzer

35 3.9.7 Input dan Output Pada Lift Perancangan lift 3 (tiga) lantai ini, mempunyai input dan output yang nantinya untuk menjalankan lift. Terdiri dari 10 saklar dan 5 limit Switch untuk input, sedangkan untuk output 2 motor, 1 buzzer dan 12 led. Input dan Output dapat dilihat pada gambar 3.15. tabel 3.2. Gambar 3.15. Input dan output Keterangan input dan output pada PLC dapat dilihat pada tabel 3.1 dan

36 Tabel 3.1. Keterangan input NO INPUT KETERANGAN 1 ST1 Saklar tujuan NO 1 2 ST2 Saklar tujuan NO 2 3 ST3 Saklar tujuan NO 3 4 SN1 Saklar naik lantai 1 5 SN2 Saklar naik lanati 2 6 ST2 Saklar turun lantai 2 7 ST3 Saklar turun lantai 3 8 Ls1 Limit switch 1 9 Ls2 Limit switch 2 10 Ls3 Limit switch 3 11 Ls4 Limit switch 4 pintu open 12 Ls5 Limit switch 5 pintu close 13 SI Saklar emmergency Tabel 3.2. Keterangan output NO OUTPUT KETERANGAN 1 MN1 Motor penggerak naik 2 MT2 Motor penggerak turun 3 MP Motor pintu box 4 BUZZER Penanda bilik sampai tujuan 5 LED 1,2 DAN 3 Indikator 1, 2 dan 3 di dalam bilik 6 LED 1,2 DAN 3 Indikator 1, 2, dan 3 lantai 1 7 LED 1,2 DAN 3 Indikator 1, 2, dan 3 lantai 2 8 LED 1,2 DAN 3 Indikator 1, 2, dan 3 lantai 3 3.9.8 Pemasangan Kabel Pada Panel PLC Pemasangan kabel pada komponen untuk conection panel input, output dan PLC, supaya setiap komponen aktif, terdiri dari switch, limit switch, Led,

37 buzzer dan Motor. Switch dipasang pada setiap lantai untuk memanggil cabbin lift, tujuan terhadap yang diingginkan oleh penumpang, serta switch open dan close untuk membuka serta close pintu pemasangan kabel terdiri dari baberapa pemasang sebagai berikut : 1. Pemasangan kabel pada indicator. Indicator lantai dan indicator tujuan, indicator lantai menunjukan keberadaan cabbin lift dan indicator tujuan menandakan penumpang menginginkan tujuan tersebut. Indicator tujuan terdapat 3 Led, dan indicator keberdaan lift terdapat 9 Led. Indicator merupakan petunjuk suatu sistem telah berjalan. Indicator terdiri dari beberapa yaitu. 2. Indicator penanda keberadaan lift. Indicator penanda keberadaan lift berfungsi pada saat lift telah sampai di lantai tujuan baik 1, 2, dan 3. 3. Indicator tujuan. Indicator tujuan sebagai penanda lift disaat penumpang menginkan suatu tujan pada setiap lantai. 4. Pemasangan kabel Limit switch. Limit switch dipasang sebagai mematikan motor pintu, motor utama serta untuk mengatifkan Led dan buzzer. Setiap lantai terdapat limit switch dan pintu. Pada lantai 1, 2, 3 terdapat 1 limit switch dan 2 limit switch dibagian pintu cabbin lift. 5. Pemasang kabel pada switch Hal call dan Car call. Pada setiap lantai terdapat tombol HC untuk pemanggilan cabbin lift, pada lantai 1, 2, dan 3. Sedangkan CC terdapat di dalam cabbin lift, tetapi penempatan pada tombol CC lift yang dibuat ditempatkan di luar lift. CC berguna untuk tujuan yang diinginkan oleh penumpang. Car Call 1, 2, dan 3. 6. Pemasangan kabel emmergency. Emmergency merupakan suatu yang berguna pada lift untuk disaat terjadi kegagalan atau lift dalam keadaan mati disaat jalan, maka tombol ini mematikan secara paksa motor dan panggilan darurat untuk pertolongan pada pemumpang. Tombol emmergency disambungkan ke panel kendali input dan output PLC.

38 7. Pemasangan kabel Buzzer. Buzzer berguna sebagai penanda darurat dan penanda sebai telah sampai tujuan. Kabel untuk Buzzer terhubung pada panel kendali input dan output PLC. 8. Pemasangan kabel motor up dan down. Motor up dan down menggunakan motor Dc mesin photo copy, intput 24V yang mana nanti untuk proses menarik cabbin lift saat up dan down. Naik dan turun lift diberikan suatu tali yang terikat pada cabbin dan disisi atas lift terdapat katrol. Motor lift disambungkan dengan kabel untuk memberikan arus 24V, supaya motor bekerja untuk naik dan turun lift. 9. Pemasangan kabel pada motor pintu Motor pintu menggunakan motor Dc, motor mesin printer sebagai membuka dan menutup pintu lift. Motor diberikan arus 12V supaya motor bergerak mebuka dan menutup pintu. Komponen pada lift 3 lantai dapat dilihat pada tabel 3.3. Tabel. 3.3. Komponen pada lift 3 lantai No Nama Komponen Keterangan input / output 1 Led Luar (setiap Lantai 1,2,3) output 2 Led Tujuan ( 1,2 dan 3) output 3 Limit Switch lantai 1, 2, 3 input 4 Buzzer output 5 Saklar emmergency input 6 Saklar pemanggilan Luar 1,2,3 input 7 Saklar tujuan input 8 saklar close pintu input 9 Saklar open input 10 Motor naik dan turun output 11 Motor pintu output Semua kabel terhubung pada panel PLC baik HC, CC, emmergency, limit switch, motor dan indicator. Kabel yang terhubung pada panel input dan output untuk memberikan conection pada PLC. Pemasangan kabel pada panel input dan output dapat dilihat pada gambar 3.16.

39 A. Pemasangan komponen input ke trainer B. Pemasangan komponen output ke trainer a.pemasangan kabel input b.pemasangan kabel output Gambar. 3.16. Pemasangan kabel komponen pada panel PLC. 3.9.9 Menghubungkan Panel Kendali Lift dengan PLC Panel kontrol sebagai input dan output yang menghubungkan konektor PLC dan lift. Panel kontrol terdapat di belakang badan kerangka lift. Papan panel ini terdapat 40 pin yang akan menyambungkan kabel kabel conector terhadap PLC. Panel kendali lift Dapat dilihat pada gambar 3.17.

40 Gambar 3.17. Panel kendali lift Keterangan simbol simbol pada panel kendali terhadap input dan output lift 3 lantai dapat dilihat pada tabel 3.4. Tabel 3.4 Simbol simbol panel kendali NO SYMBOL KETERANGAN 1 ST 1 Saklar Tujuan 1 2 ST 2 Saklar Tujuan 2 3 ST 3 Saklar Tujuan 3 4 PO Pintu Open 5 PC Pintu Close 6 LS3 Limit Switch 3 7 LS2 Limit Switch 2 8 LS1 Limit Switch 1 9 COM PLC Input 10 COM PLC Input 11 TT3 Tombol Turun 3 12 TT2 Tombol Turun 2 13 TN2 Tombol Naik 2 14 TN1 Tombol Naik 1 15 LSO Limit Switch open

41 16 LSC Limit Switch close 17 LL 1, 2 dan 3 Lampu Luar 1,2 dan 3 18 B Buzzer 19 COM PLC Output 20 + - 12 v dan 24 v 21 MU Motor Up 22 MD Motor Down 23 MO Motor Open 24 MC Motor Close 25 LD 1,2 dan 3 Lampu Dalam 1,2 dan 3 Setelah semua kabel tersambung sesuai alamatnya, maka langkah pengujian selanjutnya adalah dengan menjalankan program kendali. Pemasangan kabel conector pada panel ke PLC menghubungkan, input dan output terhadap komponen aktif pada lift 3 lantai. Pemasangang kabel konektor lift ke PLC pada gambar 3.18. Gambar 3.18. Pemasangan kabel konektor ke PLC

42 Penyambungan kabel konektor dari lift ke PLC Omron SYSMAC CP1E, menyambungkan input dan ouput lift yang akan dikendalikan oleh program PLC. Penyambungan kabel konekntor panel kendali lift ke PLC Omron dapat dilihat pada gambar 2.19. Gambar 2.19 Conector panel kendali lift ke PLC Omron 3.10 Hasil Perancangan Lift Pada pembuatan yang telah dilakukan baik mekanik dan elektriknya yang telah dirancang sedemikian rupa, jadi suatu bentuk barang yang dapat berfungsi, yaitu lift 3 lantai up dan down, hasil dari alat yang telah dirakit dikombinasikan dengan program PLC. Bentuk lift 3 lantai yang telah dibuat dapat dilihat pada gambar 3.20.

43 Gambar 3.20. Bentuk lift 3 lantai Bentuk lift 3 lantai digerakan dengan motor Dc 24V baik naik dan turun lift, open dan close pada pintu digerakan dengan motor Dc 12V, pada tombol yang ada menggunakan switch No, indicator menggunakan Led, penanda buzzer. Sistem gerak dibantu oleh tali dan kantrol yang diikat pada motor dan cabbin lift. Katrol dipasang dibagian atas cabbin lift. 3.11 Pembuatan Software Pembuatan hardware selesai dibuat, selanjutnya pembuatan software yaitu melakukan pembuatan program untuk lift 3 lantai menggunakan CX-Programmer. Pembuatan program lift yang dikendalikan oleh PLC. Dapat dilihat diagram alir pembuatan program PLC pada gambar 3.21.

44 Gambar 3.21. Diagram alir pembuatan program PLC Pembuatan software dilakukan berguna untuk mengatur sistem naik dan turun lift. Pembuatan software yaitu perancang program kendali yang terdiri dari input dan output lift 3 lantai. 3.12 Langkah - langkah Program Kontrol PLC Dalam proses pembuatan miniatur lift 3 lantai yang dikontrol oleh PLC ini, langkah terakhir yang harus diselesaikan adalah pembuatan program kendali lift 3 lantai. Program yang akan dibuat menggunakan software CX Programmer, software inilah yang akan mengalamatkan perintah pada program PLC. Setiap pembuatan program yang diingikan terlebih dahulu memastikan software dalam terinstal pada komputer atau laptop, menyambugkan kabel data pada komputer dan PLC. PLC dan komputer dalam keadaan On supaya program yang dibuat dapat dijlankan. Langkah langkah pembuatan program kontrol miniatur lift 3 lantai adalah sebagai berikut :

45 1. Memulai membuat project baru 2. Kemudian akan tertampil pilihan PLC, pilih Device Type CP1E dan Network Type USB. 3. Kemudian akan tertampil windows Device type, pilih CPU type E, maka akan tertampil windows pemograman sebagai berikut. 4. Buat Program Ladder. Pengontrolan yang dilakukan dengan sistem kendali PLC menggunakan program CX Programmer. Lift berkerja berututan sesuai dengan permintaan yang diinginkan. Pembuatan program disusun No, Nc, timer dan output. PLC merupakan kemampuan dalam hal memori untuk menyimpan program yang telah dibuat yang dengan mudah diubah - ubah fungsi atau kegunaannya. 3.13 Pembuatan Program Kontrol PLC Dalam proses pembuatan model lift yang dikontrol oleh PLC ini, langkah terakhir yang harus diselesaikan adalah pembuatan program kendali lift. Program yang akan dibuat menggunakan software CX Programmer, software inilah yang akan mengalamatkan perintah pada program PLC. Langkah langkah pembuatan program kontrol model lift adalah sebagai berikut : 1. Buka aplikasi CX-Programmer pada gambar 3.22 Gambar 3.22 Aplikasi CX-Programmer

46 1. Memulai membuat New project baru gambar 3.23. Gambar 3.23. Jendela New Project. 2. Kemudian akan tertampil Change PLC, ambill Device Type (CP1E) dan klik OK.Tampilan Change PLC Pada gambar 3.24. Gambar 3.24. Change PLC

47 3. Kemudian akan tertampil windows device type settings (CP1E), pilih CPU type E30 dan klik Ok. Pemilihan Cpu type dapat dilihat pada gambar 3.25. Gambar 3.25. Pemilihan CPU type PLC. 3. Kemudian akan tertampil windows pemprogramman sebagai berikut. Halaman Penulisan Ladder Diagram pada gambar 3.26. Gambar 3.26. Halaman penulisan ladder diagram.

48 1. Buat Program Ladder pada gambar 3.27. Gambar 3.27. Pembuatan ladder diagram 2. Kembangkan program sampai ke output. Untuk kendali lift 3 lantai Up and Down Ladder diagramnya adalah sebagai berikut: Pembuatan 1 Pengontrolan Panel PLC Lift pada gambar 3.28, Pembuatan 2 pengontrolan panel PLC lift pada gambar 3.29, dan Pembuatan 3 Pengontrolan panel PLC lift pada gambar 3.30. Gambar 3.28. Pembuatan 1 pengontrolan panel PLC lift

49 Gambar 3.29. Pembuatan 2 pengontrolan panel PLC lift Gambar 3.30. Pembuatan 3 pengontrolan panel PLC lift Pengontrolan dibuat untuk menjalankan sistem yang akan dilakukan dalam susunan mekanis dan elektronis, hingga kinerja lift berfungsi sesuai ketentuan pengontrolan dari program PLC yang telah dibuat sehingga input dan output aktif apabila program dijalankan.

50 Program yang telah dibuat dari input 0000 00101 dan output 10001 10011. Program telah selesai dibuat maka tahap pengontrolan bisa dilaksanakan dan dijalankan dapat dilihat pada gambar 3.28 samapai 3.30. Setelah selesai maka program dapat dijalankan atau dieksekusi dengan prosedur sebagai berikut. 1. Memilih menu di toolbar program dan mengambila compile. 2. Memilih menu di toolbar PLC mengambil work online. 3. Setelah itu mengambil menu PLC dan Transfer to PLC mengklik Ok. Apabila terjadi kesalahan pada program maka dapat diedit dengan prosedur sebagai berikut. 1. Mengambil menu work online. 2. Mengambil atau pilih menu di toolbar berlambang cupsor. 3. Setelah itu program dapat diedit. 3.14 Pengujian Program Pengujian alat dilakukan untuk memastikan apakah alat dapat berfungsi dengan sempurna sesuai dengan tujuan skripsi ini. Pengujian dilakukan pada program dan pada lift 3 lantai up and down. Pengujian program ini dilakukan agar tidak terjadinya error pada saat alat sudah terhubung pada program, error pada program bias berakibat fatal pada alat lift 3 lantai up and down. Setelah pengujian program barulah pengujian dilakukan pada alat. Untuk pengujian pada alat semua pin konektor telah terhubung pada PLC sesuai dengan pengalamatannya masing masing input dan output. 3.15 Pengujian Program PLC Pada Lift 3 Lantai Pengujian program yang telah dibuat maka program dan alat diuji sesuai dengan gerak vertical lift saat tombol tombol car call, hall call, dan open, close pintu dieksekusi, pengujian program pada alat sebagai berikut. 1. Pengujian program pada lantai 1 pada tombol Car Call. Program PLC telah selesai dapat dicoba untuk kendali lift 3 lantai pengontrolan pada lift menggunkan Program PLC supaya gerak vertical pada lift

51 dan permintaan dapat berjalan sesuai rencana dan keinginan oleh penumpang. Program yang dijalankan dapat dilihat pada gambar 3.30. Program yang dibuat baik permintaan lantai 1, 2 dan 3, saklar open dan close, saklar HC dan saklar CC, buzzer, Led lantai, Led tujuan, limit switch dan emmergency. Eksekusi program pada lantai 1 pada tombol HC dapat dilihat pada gambar 3.31. Gambar 3.31. Eksekusi program pada lantai 1 Program dirancang dengan konsep logika manusia yang dituangkan pada program sehingga lift dapat bergerak, dengan program yang dibuat. Lift standby di lantai 1, 2 dan 3. Lift akan berjalan apabila arus 12 24V diberikan pada pengontrolan dan sistem elektriknya. Eksekusi car call 1 pada program. Tombol CC 1 (alamat 0007) maka eksekusi CC 1 Motor utama untuk turun aktif (alamat 10002) serta Led tujuan aktif (alamat 10005). Lift menuju ke lantai 1, setelah tiba di lantai 1 cabbin lift menyentuh limit switch (Ls 1 alamat 0000), maka motor utama mati, Led 1 keberadaan (alamat 10100) akan hidup dan buzzer alamat (10103) sebagai tanda menyatakan lift telah sampai tujuan aktif.

52 2. Pengujian program lantai 2 naik tombol Car Call 2 Tombol CC 2 (alamat 0008) telah ditekan maka permintaan untuk naik ke lantai 2 dieksekusi, motor aktif (alamat 10001) untuk menuju ke lantai 2, setelah tombol ditekan (Led 2 10006) dalam cabbin hidup dan motor menuju ke lantai 2, selanjutnya limit switch (Ls 2 0001) akan berfungsi, motor segera mati. (Led 2 keberdaan 10101) di lantai hidup, dan Led 2 dalam cabbin mati, buzzer (alamat 10103) akan berbunyi menandakan telah sampai di lantai 2. Eksekusi program lantai 2 naik dapat dilihat pada gambar 3.32. Gambar 3.32. Eksekusi program lantai 2 naik 3. Pengujian program lantai 3 naik, pada tombol Car Call 3 Setelah tombol CC 3 (alamat 0009) ditekan permintaan pada lantai 3 dieksekusi, setelah tombol ditekan maka motor naik (alamat 10001) akan hidup menuju lantai 3, Led 3 (alamat 10006) dalam cabbin hidup atau menyala berwarna merah. Cabbin menyentuh Ls 3 (alamat 0002) maka motor mati dan Led dalam akan mati, sedangkan Led 3 (alamat 10102) di luar atau Led 3 lantai akan menyala menunjukan 3, bahwa cabbin berada di lantai 3, dan buzzer (alamat 101003) aktif.

53 Menyatakan permintaan behasil. Eksekusi program lantai 3 naik dapat dilihat pada gambar 3.33. Gambar 3.33. Eksekusi program lantai 3 naik 4. Pengujian program lantai 2 turun, Car Call 2 turun Pada saat tombol (Car Call 2 0008) ditekan maka motor turun (alamat 10002) akan aktif menuju lantai 2 turun, setelah motor dan tombol ditekan maka (Led 2 10006) dalam cabbin menyala menujukan 2, kemudian motor bergerak menuju lantai 2 turun, sehingga saat limit switch (Ls 3 0002) tersentuh oleh cabbin maka motor akan mati, selanjutnya Led 2 dalam cabbin akan mati. Setelah itu (Led 2 10001) pada lantai 2 akan menyala menunjukan cabbin dalam posisi di lantai 2 dan buzzer (alamat 10003) berbunyi, menyatakan cabbin atau penumpang telah sampai pada lantai 2. Eksekusi program lantai 2 turun dapat dilihat pada gambar 3.34.

54 Gambar 3.34. Eksekusi program lantai 2 turun 5. Pengujian program pintu close Setelah (motor close 10003) pintu aktif kemudian pintu akan menutup dan menyentuh limit switch pintu close (Ls close 0011) untuk mematikan motor pintu close (10003). Eksekusi program PLC pintu close dapat dilihat pada gambar 3.35. Gambar 3.35. Eksekusi program PLC pintu close 6. Penujian program pintu open Pada saat penumpang telah berda pada setiap tujuan penumpang akan membuka dan menutup pintu. Pintu open lift akan aktif apabila tiba di tujuan setiap lantai dikarenakan pintu open otomatis, pintu tiba di tujuan 1, 2, dan 3 maka akan menyetuh limit switch 1, 2 dan 3 (Ls 1 0000, Ls 2 0001 dan Ls 3 0002) di

55 lantai, maka motor Up dan Down mati dan motor pintu (10004) aktif untuk membuka pintu dan motor open hidup. Setalah hidup dan pintu bergerak pintu menyetuh limit switch pada pintu (Ls open 0100) maka motor akan mati dalam kurun waktu 50 detik dan menutup kembali. Open pintu dapat digunakan baik manual dan otomatis. Program PLC pintu open dapat dilihat pada gambar 3.36. Gambar 3.36. Eksekusi program PLC pintu open

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dibahas tentang pengujian berdasarkan tujuan dari sistem alat model lift yang dibuat. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui proses kerja dari sistem dan untuk mengetahui apakah sudah sesuai dengan tujuan atau belum. 4.1. Pengujian Tombol Hall Call Lift Setelah program lulus pengujian selanjutnya dilakukan pengujian pada alat model lift. Pengujian ini difokuskan pada gerak kerja alat lift yaitu, gerak up (naik) dan down (turun) yang bergerak secara vertical. Langkah pengujian ini yang pertama kali dilakukan adalah penyambungan kabel - kabel dari pin konektor papan trainer ke PLC Omron SYSMAC CP1E. 4.1.1 Pengujian Tombol Hall Call 1 (satu) Pada lift 3 lantai terdapat tombol pemanggil terhadap cabbin lift 1,2,3 tombol tersebut berada disisi luar lift. Pengujian tombol tersebut akan mendapatkan hasil kinerja program PLC dan lift miniatur yang telah dibuat, pengujian HC 1 tehadap lift dapat dilihat pada gambar 4.1. Lift standby di lantai 3 (Led 3) aktif bahwa lift berada di lantai 3 pemanggilan di lantai 1 (HC 1), pada permintaan yang telah dilakukan, maka motor aktif yaitu motor turun,setelah motor aktif maka lift bergerak menuju turun ke lantai 1. (Led 3) mati dikarenakan tidak menyentuh limit switch 3 (Ls3) bahwa lift telah meninggalkan lantai 3, pada saat turun dan menyentuh limit switch 1 (Ls1) maka (Led 1) aktif dan motor mati, sehingga buzzer berbunyi. Hall call 1 lift dapat dilihat pada gambar 4.1. 56

57 A. Posisi awal lantai 3 B. Proses menuju lantai 1 C. Posis di lantai 1 Gambar 4.1. Hall call 1 lift Pengujian HC 1 dari lantai 3 ke lantai 1 lift berjalan lancar sesuai dengan permintaan yang telah diberikan dan lift dapat menyetuh limit switch untuk mematikan motor. Permintaan tombol HC 1 pada tabel 4.1. Permintan tombol HC 1 Tekan HC 1 Lantai 3 Lantai 1 Tabel 4.1. Permintaan tombol hall call 1 Posisi Tujuan Indicator Keberadaan cabin lift lantai terakhir Keterangan 3 2 1 posisi On - - Lift Sesuai - On - dengan - - On tujuan

58 4.1.2 Pengujian Tombol Hall call 2 (dua) Pengujian HC 2 up, pengujian HC 2 up pada saat lift berada diposisi 1 (Led 1) aktif, atau sebaliknya di lantai 3, maka (Led 3) aktif. HC 2 ditekan maka Motor naik aktif hingga lift meninggalkan posisi sebelumnya, dan limit switch pada lantai sebelumnya tidak berfungsi, pada saat menuju lantai 2 naik, maka lantai (Led 1) mati, lift akan menuju ke lantai 2 maka Led mati dan setelah sampai di lantai 2 naik maka cabbin menyentuh limit switch 2 (Ls2) maka Led 2 aktif dan motor akan mati, maka buzzer berbunyi. Dapat dilihat hall call pada gambar 4.2. Gambar 4.2. Hall call 2 up lift Pengujian HC 2 naik dari lantai 1 ke lantai 2 lift berjalan lancar sesuai dengan permintaan yang telah dieksekusi dan lift dapat menyetuh limit switch untuk mematikan motor. Pengujian tombol HC 2 dapat dilihat pada tabel 4.2 Permintan tombol HC 2 a. Posisi dilantai 1 b. Posisi dilantai 2 Tabel 4.2. Permintaan tombol hall call 2 Posisi Tujuan Indicator Keberadaan cabbin lift lantai terakhir Keterangan 1 2 3 posisi On - - Lift Sesuai - On - dengan - - - tujuan Tekan HC 2 Lantai 1 Lantai 2 naik

59 4.1.3 Pengujian Tombol Hall Call 3 (tiga) Pengujian tombol hall call 3 dilakukan untuk mengetahui kinerja dari program dan kinerja lift itu sendiri. Pengujian hall call 3 lift dapat dilihat pada gambar 4.3. a. Posisi di lantai 2 b. Posisi di lantai 3 Gambar 4.3. Hall call 3 lift Pengujian HC 3, pada saat berada di lantai 2 (Led 2) hidup karena posisi masih di lantai 2, maka permintaan di lantai 3 untuk naik, maka HC 3 ditekan dan motor naik aktif lift meninggalkan lantai 2, (Led 2) mati. lift saat menuju ke lantai 3 maka setelah lift menyetuh limit switch 3 (Ls 3) maka (Led 3) aktif, motor mati, sehingga buzzer hidup bahwa telah sampai tujuan. Dapat dilihat permintaan tombol HC 3 pada tabel 4.3. Permintan tombol HC 3 Tekan HC 3 Lantai 2 Lantai 3 naik Tabel 4.3. Permintan tombol hall call 3 Posisi Tujuan Indicator Keberadaan cabin lift lantai terakhir Keterangan 1 2 3 posisi - - - Lift Sesuai - On - dengan - - On tujuan

60 4.1.4 Pengujian Tombol Hall Call 2 Pengujian HC 2 turun, pada saat lift berada di lantai 3 maka (Led 3) aktif, permintaan berada di lantai 2 turun bahwa lift disuruh untuk turun maka tombol HC 2 turun ditekan maka motor turun akan aktif dan (Led 3) mati. Pada saat lift telah berjalan setelah lift menyentuh limit switch 3 (Ls 3) maka motor lift mati dan (Led 2) hidup, sehingga buzzer berbunyi menandakan lift telah sampai pada tujuan. Dapat dilihat hall call 2 down lift pada gambar 4.4. Gambar 4.4. Hall call 2 down lift Pada pengujian pada HC 2 down lift berjalan dengan lancar tidak dapat kendala apapun, limit switch, buzzer dan Led aktif. Dapat dilihat permintaan tombol HC 2 pada tabel 4.4. Permintan tombon HC 2 a. Posisi dilantai 3 b. Posisi dilantai 2 Tabel 4.4. Permintaan tombol hall call 2 naik Posisi Tujuan Indicator Keberadaan cabin lift lantai terakhir Keterangan 3 2 1 posisi On - - Lift Sesuai dengan - On - tujuan Tekan HC 2 Lantai 3 Lantai 2 turun - - -

61 4.2 Pengujian Dan Hasil Saklar Tujuan ( Car Call ) Pada pengujian saklar tujuan (car call) suatu permintaan tombol di dalam cabbin 1, 2, dan 3. Tombol ini berguna sebagai permintaan penumpang untuk mencapai tujuan saat penumpang berada di dalam cabbin. 4.2.1 Pengujian Saklar Car Call 2 Up Pengujian CC 2 Up, penumpang berada di lantai 1, maka penumpang masuk lift dan menekan tombol close pintu (PC), motor pintu aktif, dan penumpang menekan tombol (CC 2 up), sehingga motor naik aktif, (Led 2) dalam bilik hidup, bahwa permintaan untuk 2. Motor up aktif lift meninggalkan lantai 1, setelah berada di lantai 2 maka (Led 2) tujuan yang di dalam bilik mati, (Led 2) keberadaan menyala, dan motor up mati. Sehingga buzzer berbunyi menyatakan telah berada diposisi. Penumpang menekan tombol open pintu (PO). Dapat dilihat proses pemanggilan car call 2 naik pada gambar dibawah 4.5. a. Posis di lantai 3 b. Tombol tujuan (CC 2) c. Posisi di lantai 2 d. Open pintu cabin Gambar 4.5. Proses car call 2 naik

62 Pada pengujian car call 2 tidak ada terjadi kendala lift berjalan dengan baik setiap proses berjalan baik program berjalan lancar. Proses kerja lift terhadap saklar tujuan 2 dapat dilihat pada gambar 4.6. Gambar 4.6. Proses kerja lift terhadap saklar tujuan 2 4.2.2. Pengujian Saklar Car Call 3 Up Pengujian car call 3 up, penumpang berada di lantai 2, maka penumpang masuk lift dan menekan tombol close pintu (PC), motor pintu aktif, dan penumpang menekan tombol (car call 3 up), sehingga motor naik aktif, (Led 3) dalam bilik hidup, bahwa permintaan untuk ke lantai 3. Motor up aktif lift meninggalkan lantai 2, setelah berada di lantai 3 maka (Led 3 dalam) indicator tujuan bilik mati, (Led 3) keberadaan menyala, dan motor up mati. Sehingga buzzer berbunyi menyatakan telah berada diposisi lantai 3. Penumpang menekan

63 tombol open pintu (PO). Dapat dilihat proses pemanggilan CC 3 up pada gambar dibawah 4.7. a. Posisi di lantai 2 b. Permintaan tombol CC 3 c. Posisi di lantai tujuan 3 d. Posisi 1 pintu cabbin close e. Posisi 2 pintu cabbin open Gambar 4.7. Prose lift 3 lantai tombol CC 3 up Proses pengujian car call 3 up, cabbin lift berada di lantai 2, penumpang menekan tombol open pintu, penumpang masuk ke dalam cabbin lift selanjutnya penumpang menekan tombol close. Penumpang tersebut menekan tombol tujuan

64 car call 3, maka motor up aktif sehingga membawa penumpang ke lantai tujuan. Proses terhadap tombol tujuan 3 up dapat dilihat pada gambar 4.8. Gambar 4.8. Proses permintaan pada saklar tujuan 3 up 4.2.3 Pengujian Saklar Car Call 2 Down Pengujian tombol car call 2 down, Permintaan tombol tujuan / car call 2 down terhadap lift, keberadaan cabbin lift di lantai 3 dan menuju ke lantai 2, proses kinerja lift saat tombol ditekan 2 suatu permintaan dari lantai 3 menuju turun merupakan permintaan terhadap cabbin lift. Proses kinerja lift 2 down dapat dilihat pada gambar. 4.9.

65 Gambar 4.9. Proses kinerja lift 2 down Pengujian CC 2 down, penumpang berada di lantai 3, maka penumpang masuk lift dan menekan tombol close pintu (PC), motor pintu aktif, dan penumpang menekan tombol (CC 2 down), sehingga motor turun aktif, (Led 2) dalam bilik hidup, bahwa permintaan untuk ke lantai 2 turun. Motor down aktif lift meninggalkan lantai 3, setelah berada di lantai 2 maka Led 2 dalam indicator tujuan bilik mati, (Led 2) keberadaan menyala, dan motor down mati. Sehingga Buzzer berbunyi menyatakan telah berada diposisi lantai 2. Penumpang menekan tombol open pintu (PO). Dapat dilihat proses pemanggilan CC 2 down pada gambar dibawah 4.10.

66 a. Posisi di lantai 3 b. Permintaan tombol cc 2 c. Posisi di lantai 2 d. Posisi pintu cabin close E. Pintu cabin open Gambar 4.10. Proses lift 3 lantai tombol CC 2 down 4.2.4 Pengujian Saklar Car Call 1 Pengujian tombol car call 1 down, Permintaan tombol tujuan / car call 1 down terhadap lift, keberadaan cabbin lift di lantai 2 dan menuju ke lantai 1, proses kinerja lift saat tombol ditekan 1 suatu permintaan dari lantai 2 menuju turun merupakan permintaan terhadap cabbin lift. Proses kinerja lift 1 down dapat dilihat pada gambar. 4.11.

67 Gambar 4.11. Proses kinerja lift 1 down Pengujian CC 1 down, penumpang berada di lantai 2, maka penumpang masuk lift dan menekan tombol close pintu (PC), motor pintu aktif, dan penumpang menekan tombol (CC 1 down), sehingga motor turun aktif, (Led 1) dalam cabbin hidup, bahwa permintaan untuk ke lantai 1 turun. Motor down aktif lift meninggalkan lantai 2, setelah berada di lantai 1 maka Led 1 dalam indikator tujuan bilik mati, (Led 1) keberadaan menyala, dan motor down mati. Sehingga buzzer berbunyi menyatakan telah berada diposisi lantai 1. Penumpang menekan tombol open pintu (PO). Dapat dilihat proses pemanggilan CC 1 down pada gambar dibawah 4.12.

68 a. Posisi di lantai 2 b. Permintaan tombol cc 1 c. Posisi di lantai d. Posisi pintu close e. Posisi pintu open Gambar 4.12. Proses lift 3 lantai tombol CC 1 down 4.2.5 Pengujian Open Dan Close Pintu Pengujian open dan close terhadap pintu, pada saat pintu dalam kondisi tertutup, penumpang bisa membuka otomatis dan manual terhadap pintu, motor open dan motor close, berguna untu membuka dan menutup pintu. setiap sisi pintu terdapat 2 buah limit switch (Ls open) untuk mematikan motor open, LS close untuk mematikan motor close. Dapat dilihat close dan open pintu cabbin pada gambar 4.13.

69 a. pintu close b. pintu open Gambar 4.13. Proses close dan open 4.3 Pengujian Sistem Keseluruhan Pengujian dilakukan dengan cara menjalankan sistem secara keseluruhan. Kemudian memberikan input, perintah, atau panggilan lift pada setiap lantai dengan berbagai kemungkinan. Tabel 4.5 menunjukkan hasil yang didapatkan dari pengujian sistem tombol hall call secara keseluruhan. Tabel 4.5. Pengujian tombol hall call Permintaan Hall Call Posisi Tujuan Mode Keterangan Hc 1 3 1 Turun Lift ke lantai 1 lalu stop dan lantai 2 berhenti sesaat Hc 2 1 2 Naik Lift ke lantai 2 lalu stop Hc 3 2 3 Naik Lift ke lantai 3 lalu stop Hc 2 3 2 Turun Lift ke lantai 2 lalu stop Pengujian kombinasi pada tombol car call yaitu menekan tombol car call secara bersamaan yang akan diinginkan oleh penumpang. Kombinasi tombol car call terdiri dari 3 peluang kombinasi terhadap tombol yang diperoleh. Kombinasi yang diperoleh pada tombol car call dapat dilihat pada tabel 4.6.

70 Tabel 4.6. Kombinasi tombol car call Kombinasi permintaan Car Call Posisi Tujuan Mode Keterangan 2-1 3 2-1 Turun Turun Lift ke lantai 2 lalu berhenti sesaat dan lanjut ke lantai 1 berhenti 2-3 1 2-3 Naik Naik Lift ke lantai 2 lalu berhenti sesaat dan lanjut ke lantai 3 berhenti 3-1 2 3-1 Naik Turun Lift ke lantai 3 naik lalu berhenti sesaat dan lanjut ke lantai 2 berhenti sesaat lanjut ke lantai 1 stop Pengujian sistem tombol car call tanpa melakukan kombinasi terjadi 4 peluang yang diperoleh. Permintaan tombol car call merupakan tombol tujuan yang dinginkan baik ke lantai 1, 2, dan 3. Motor akan bergerak naik dan turun sesuai input dan ouput yang diminta. Permintaan tombol car call dapat dilihat pada tabel 4.7. Tabel 4.7. Pemintaan tombol car call Permintan Car Call Posisi cabin Tujuan Mode Keterangan Cc 1 3 1 Turun Lift ke lantai 1 lalu stop dan lantai 2 berhenti sesaat Cc 2 up 1 2 Naik Lift ke lantai 2 lalu stop Cc 3 2 3 Naik Lift ke lantai 3 lalu stop Cc 2 down 3 2 Turun Lift ke lantai 2 lalu stop

71 Keterangan pada tabel sebagai berikut: Lantai asal: adalah posisi terakhir kali lift berhenti / tidak ada masukan. Lantai tujuan: adalah lantai yang akan dituju lift karena ada input / perintah dari pengguna. Mode: adalah mode pergerakan lift naik atau turun. Tombol: adalah penekanan tombol ketika lift sedang bergerak menuju lantai tujuan / semacam permintaan interupsi. Car call: adalah tombol pada lantai tujuan naik atau turun lantai 1, 2, dan 3 Hall call: adalah tombol permintaan cabbin ke posisi awal 1, 2, dan 3 untuk memperoleh lanti tujuan.

BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil perancangan, pembuatan dan pengujian yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Dapat dibuat sebuah lift 3 lantai yang dikontrol dengan kendali PLC Omron SYSMAC CP1E menggunakan software CX Programmer. 2. Pemograman PLC Omron SYSMAC CP1E dapat dimanfaatkan dan diterapkan untuk kontrol kerjal lift 3 lantai terhadap suatu gerak vertical. 3. Lift 3 lantai bekerja dengan sistem manual apabila permintaan pada tombol car call dan hall call 4. Perancangan lift 3 lantai menggunakan PLC relative lebih mudah untuk dipahami sehingga pembuatan ladder diagram dilakukan dengan sistem gerak lift hanya bersifat manual saja. 5. Setiap permintaan pada lift berupa tombol car call 1, 2, 3dan hall call 1, 2, 3 tidak bisa dilakukan kombinasi secara bersaamaan. 6. Apabila terjadi permintaan up dan down, lift hanya dapat melakukan 1 (satu) proses saja maka program dapat dieksekusi. 5.2. Saran Berdasarkan perancangan, pembuatan, dan pengujian alat lift 3 lantai ini, masih terdapat beberapa kendala untuk mendapatkan hasil yang optimal. Dalam aplikasi peralatan ini dapat dilakukan pengembangan lebih lanjut, dengan mengoptimalkan kekurangan yang terjadi seperti : 1. Motor lift menggunakan motor DC mesin photo copy, mengakibatkan kurang optimalnya kinerja dari motor sehingga diharap alat ini dikembangkan dengan penggantian motor yang baru dan lebih baik. Supaya bisa mengankat beban lebih berat. 72

73 2. Alat dan program dirancang menggunakan PLC untuk kendali lift 3 lantai dan setiap gerak pada fungsi lift, Untuk itu dapat dikembangkan juga dengan program dan kendali lainnya seperti microcontroller. 3. Kerangka dan bentuk bilik lift diganti dengan yang lebih bagus. 4. Memberikan alarm kapasitas dan sensor pada cabbin lift, untuk beban yang diangkat oleh motor utama.

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM KENDALI MINIATUR LIFT 3 LANTAI BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) SKRIPSI Untuk memenuhi persyaratan mencapai derajat Sarjana Strata S1 Disusun Oleh : Ilham Pratama NIM : 10010006 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI ADISUTJIPTO YOGYAKARTA 2015

HALAMAN PERSEMBAHAN Tugas akhir ini penulis persembahkan kepada Ayah dan Ibu tercinta, yang selalu memberikan motivasi dan do a restunya kepada penulis, Semoga Allah SWT akan membalas semua kebaikan dan keikhlasannya dan selalu melimpahkan rahmat dan hidayah kepadanya dan kita semua. Aamiin. Uda Haris, Uda Iin, Uda Aan, Agung, Dara, Taufik, yang selalu memberi motivasi kepada penulis untuk segera menyelesaikan skripsi. Keluarga besar penulis di rumah yang senantiasa memberi dukungan dan motivasi. Igga Chardiola Arma seseorang yang memberikan semangat dalam pembutan skripsi ini dan dukungan serta Do a kepada penulis. Teman IMMSY, serta teman teman elektro angkatan 2010 yang seperjuangan salama menempuh dan menimba ilmu di Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto Yogyakarta. v

Halaman motto Bukanlah hidup kalau tidak ada masalah, bukanlah sukses kalau tidak melalui rintangan, bukanlah menang kalau tidak dengan pertarungan, bukanlah lulus kalau tidak ada ujian, dan bukanlah berhasil kalau tidak berusaha Orangtua memberikan pembekalan dan pelajaran yang berharga untuk anaknya, mencapai kesuksesan dan keinginan yang di impikan oleh anaknya Hargailah usaha mu apapun itu hasilnya, karna itu keinginan dan langkah yang dilakukan Sekecil apapun itu bentuknya dan sekicil apa itu hasilnya itu usaha sendiri. Pilihan yang baik pilihan yang anda pernah ambil untuk diri anda. Jangan mengatakan itu salah dan jangan pernah menyesal, penyesalan hanya membuat diri menjadi lemah. vi

KATA PENGANTAR Puji syukur Penulis sampaikan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-nya kepada kita semua. Sehingga dapat menyelesaikan penyusunan tugas akhir di teknik elektro STTA dengan sebaikbaiknya. Tugas akhir dengan judul Perancangan dan Pembuatan Sistem Kendali Miniatur Lift 3 Lantai Berbasis Programamble Logic Controller, yang penulis susun dalam bentuk sebuah karya tulis, merupakan syarat mutlak untuk menyelesaikan jenjang studi srata satu (S1). Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, antara lain : 1. Orang tua tercinta yang telah memberikan dukungan baik moral maupun spiritual dalam pembuatan Tugas Akhir ini. 2. Bapak Tabri Santoso SIP., selaku ketua STTA Yogyakarta. 3. Bapak Ir. Daniel Teguh Rudianto, M.T, selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto Yogyakarta. 4. Bapak Ir.Bambang Sudibya, M.T., selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan pengarahan dan bantuan didalam penyelesaian Tugas Akhir ini. 5. Bapak Denny Dermawan ST, M.Eng., selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan pengarahan dan bantuan di dalam penyelesaian Tugas Akhir ini. 6. Kepada Andhika yang telah membantu proses pembuatan alat Tugas Akhir ini. 7. Khusus kepada Igga Chadiola Arma kekasih tersayang yang telah memberikan semangat, dan ketenangan kepada penulis untuk menyelesaian Tugas Akhir ini. vii

8. Kepada Bang Randi, Bang Harry, Bang Ricco, Danil, Yandi, Ikhsan, Bang David Rizki Sofer, Bang widi, Winsen, Defren, dan semua teman teman yang telah membantu yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. 9. Kepada semua teman teman IMMSY yang telah memberikan canda dan tawa disela waktu. 10. Kepada semua teman teman jurusan Teknik Elektro dan Angkatan 2010 khususnya. 11. Dan kepada semua pihak yang tidak bisa di sebutkan semua, yang telah membantu dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini. Pada akhirnya penulis berharap bahwa karya tulis ini, selain berguna untuk melengkapi syarat dalam mencapai gelar kesarjanaan, juga dapat bermanfaat bagi perkembangan kemajuan STTA selanjutnya. Yogyakarta, Agustus 2015 Penulis Ilham Pratama viii

DAFTAR ISI Halaman Judul... i Lembar Pengesahan... ii Pernyataan Keaslian... iii Halaman Persembahan... iv Halaman Motto... v Kata Pengantar... vi Daftar Isi... ix Daftar Gambar... xii Daftar Tabel... xiv Abstrak... xv Abstract... xvi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Rumusan Masalah... 2 1.3. Batasan Masalah... 2 1.4. Tujuan Penelitian... 3 1.5. Manfaat penelitian... 3 1.6. Keaslian Penulisan... 3 1.7. Sistematika Penulisan..... 4 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka... 5 2.2. Teori Dasar Progammable Logic Controller (PLC)... 6 2.3. Struktur Dan Peralatan Pelengkap PLC... 7 2.4. Cara Kerja PLC... 9 2.5. Konsep Perancangan Sistem Kendali PLC... 10 2.6. Bahasa Pemograman... 11 2.7. Pengalamatan Pada PLC... 11 2.8. Peralatan Input PLC... 12 2.9. Peralatan Output PLC... 13 2.10. Driver Motor Utama Lift 3 Lantai Naik Dan Turun... 13 ix

2.11. Sejarah Lift... 14 2.12. Macam macam Lift... 15 2.13. Cara Kerja Lift Secara Umum... 16 BAB III METODE PERANCANGAN 3.1. Tinjauan Umum Perancangan... 21 3.2. Teknik Pengumpulan Data... 21 3.3. Tempat Penelitian... 22 3.4. Objek Penelitian... 22 3.5. Cara Kerja Lift Pada PLC... 22 3.6. Prosedur Perancangan Lift up and down.... 23 3.7. Alat dan Bahan... 24 3.8. Pembuatan Hardware... 24 3.8.1. Pembuatan Kerangka Utama Lift 3 lantai... 25 3.8.2. Pemasangan Jalur Pada kerangka utama Lift... 27 3.8.3. Pembuatan Cabbin Lift... 27 3.8.4. Pembuatan Panel Kendali Lift 3 lantai... 29 3.9. Pemasangan Komponen... 29 3.9.1. Pemasangan Indicator Keberadaan Cabin Lift... 30 3.9.2. Pemasangan Indicator Tujuan, Tombol Car Call, dan Open Close pintu Lift... 31 3.9.3. Pemasangan Tombol Hall Call... 32 3.9.4. Pemasangan Motor Up and Down dan Motor Pintu... 33 3.9.5. Pemasangan Limit Switch Lantai 1, 2, dan 3... 34 3.9.6. Pemasangan Buzzer... 34 3.9.7. Input dan Output Pada Lift... 35 3.9.8. Pemasangan Kabel Pada Panel PLC... 36 3.9.9. Panel Kontrol Lift... 39 3.10. Hasil Perancangan Lift... 42 3.11. Pembuatan Software... 43 3.12. Langkah - langkah Program Kontrol PLC... 44 3.13. Pembuatan Program Kontrol PLC... 45 3.14. Pengujian Program... 50 x

3.15. Pengujian Program PLC Pada Lift 3 Lantai... 50 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengujian Tombol Hall Call Lift... 56 4.1.1. Pengujian Tombol Hall Call 1 (satu)... 56 4.1.2. Pengujian Tombol Hall Call 2 (dua)... 58 4.1.3. Pengujian Tombol Hall Call 3 (tiga)... 59 4.1.4. Pengujian Tombol Hall Call 2 Turun... 60 4.2. Pengujian Dan Hasil Saklar Tujuan (Car Call)... 61 4.2.1. Pengujian Saklar Car Call 2 Up... 61 4.2.2. Pengujian Saklar Car Call 3 Up... 62 4.2.3. Pengujian Saklar Car Call 2 Down... 64 4.2.4. Pengujian Saklar Car Call 1... 66 4.2.5. Pengujian Open Dan Close Pintu... 68 4.3. Pengujian Sistem Keseluruhan... 69 BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan... 72 5.2. Saran... 72 DAFTAR PUSTAKA... 74 LAMPIRAN... 75 xi

DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1. Struktur PLC... 7 Gambar 2.2. Cara kerja PLC... 9 Gambar 2.3. Saklar dan limit switch... 13 Gambar 2.4. Motor, buzzer dan Led... 13 Gambar 2.5. Relay 24 volt 5 pin... 14 Gambar 2.6. Symbol contact relay... 14 Gambar 2.7. Mesin lift gearles.... 17 Gambar 2.8. Lift dengan motor... 18 Gambar 2.9. Kerangka lift Prototipe.... 19 Gambar 2.10. Bentuk sisi luar lift penumpang.... 20 Gambar 2.11. Tombol luar lift dan dalam lift.... 20 Gambar 3.1. Diagram alur perancangan.... 25 Gambar 3.2. Ukuran kerangka utama... 26 Gambar 3.3. Kerangka utama... 26 Gambar 3.4. Jalur lift... 27 Gambar 3.5. Desain cabbin lift... 28 Gambar 3.6. Cabbin lift 3 lantai... 28 Gambar 3.7. Panel kendali lift 3 lantai.... 29 Gambar 3.8. Blok diagram lift 3 lantai... 30 Gambar 3.9. Indicator keberadaan cabbin lift.... 31 Gambar 3.10. Indicator tujuan, tombol CC dan ppen, close pintu.... 32 Gambar 3.11. Tombol HC 1, HC 2, Dan HC 3... 32 Gambar 3.12. Motor up and down dan motor open and close... 33 Gambar 3.13. Limit switch... 34 Gambar 3.14. Buzzer... 34 Gambar 3.15. Input dan output.... 35 Gambar 3.16. Pemasangan kabel komponen pada panel PLC.... 39 Gambar 3.17. Panel kendali lift... 40 Gambar 3.18. Pemasangan kabel konektor ke PLC... 41 Gambar 3.19. Conecntor panel kendali lift ke PLC Omron... 42 Gamabr 3.20. Bentuk lift 3 lantai.... 43 xii

Gambar 3.21. Diagram alir pembuatan program PLC... 44 Gambar 3.22. Aplikasi CX-Programmer.... 45 Gambar 3.23. Jendela New Project..... 46 Gambar 3.24. Change PLC... 46 Gambar 3.25. Pemilihan CPU type PLC..... 47 Gambar 3.26. Halaman Penulisan Ladder Diagram... 47 Gambar 3.27. Pembuatan ladder diagram... 48 Gambar 3.28. Pembuatan 1 Pengontrolan panel PLC lift... 48 Gambar 3.29. Pembuatan 2 pengontrolan panel PLC lift... 49 Gambar 3.30. Pembuatan 3 Pengontrolan panel PLC lift... 49 Gambar 3.31. Eksekusi program pada lantai 1... 51 Gambar 3.32. Eksekusi program lantai 2 naik... 52 Gambar 3.33. Eksekusi program lantai 3 naik... 53 Gambar 3.34. Eksekusi program lantai 2 turun... 54 Gambar 3.35. Eksekusi program PLC pintu close... 55 Gambar 3.36. Eksekusi program PLC pintu open... 55 Gambar 4.1. Hall call 1 lift... 57 Gambar 4.2. Hall call 2 up lift... 58 Gambar 4.3. Hall call 3 lift... 59 Gambar 4.4. Hall call 2 down lift... 60 Gambar 4.5. Proses car call 2 naik... 61 Gambar 4.6. Proses kerja lift terhadap saklar tujuan 2... 62 Gambar 4.7. Proses permintaan pada saklar tujuan 3 up... 63 Gambar 4.8. Prose lift 3 lantai tombol CC 3 up... 64 Gambar 4.9. Proses kinerja lift 2 down... 65 Gambar 4.10. Prose lift 3 lantai tombol CC 2 down... 66 Gambar 4.11. Proses kinerja lift 1 down... 67 Gambar 4.12. Proses lift 3 lantai tombol CC 1 down... 68 Gambar 4.13. Prose close da open... 69 xiii

DAFTAR TABEL Tabel 2.1. Gerbang NO, NC, Coil dan Timer... 11 Table 2.2. Program PLC OMRON... 12 Table 2.3. Perbedaan alamat PLC... 12 Tabel 3.1. Input dan keterangan... 36 Tabel 3.2. Output dan keterangan... 36 Table 3.3. Komponen pada lift 3 lantai... 38 Tabel 3.4. Simbol simbol panel kendali... 41 Table 4.1. Permintaan tombol hall call 1... 57 Tabel 4.2. Permintaan tombol hall call 2... 58 Tabel 4.3. Permintan tombol hall call 3... 59 Tabel 4.4. Permintaan tombol hall call 2 naik... 60 Tabel 4.5. Pengujian tombol hall call... 69 Tabel 4.6. Kombinasi tombol car call... 70 Tabel 4.7. Pemintaan tombol car call... 70 xiv

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM KENDALI MINIATUR LIFT 3 LANTAI BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) Ilham Pratama Jurusan Teknik Elektro STT Adisutjipto Yogyakarta iempratama@gmail.com Abstrak Lift merupakan transportasi vertical, yang digunakan untuk mengangkut sesuatu benda dari bawah ke atas atau dari atas ke bawah. Lift banyak dijumpai di gedung - gedung bertingkat seperti mall, hotel, kantor dan rumah sakit (RS). Maka dirancang berupa lift penumpang. Lift ini dirancang berbentuk miniatur lift 3 lantai terdapat tombol Hall Call, Car Call, Emmergecy, tombol pintu open dan close, Buzzer serta Indicator. Miniatur lift 3 lantai ini dikendalikan oleh PLC OMRON CP1E. Miniatur lift 3 lantai dilengkapi rangkaian seperti, motor DC 24V untuk menggerakan naik dan turun cabbin lift, motor DC 12V untuk menggerakan pintu cabbin lift, limit switch sebagai sensor di lantai 1, 2, dan 3. Perancangan miniatur lift 3 lantai ini terdapat input dan output yang terhubung pada panel kendali lift 3 lantai. Dari hasil perancangan miniatur lift 3 lantai dan pembuatan sistem kendali berkerja sesuai yang diinginkan. Sistem kendali lift naik dan turun dirancang secara manual. Permintaan lift dilakukan baik lantai 1, 2 dan 3. Apabila lift dalam proses menuju ke lantai tujuan dan permintaan di lantai lain, maka permintaan tersebut diabaikan. Kata kunci : PLC Omron CP1E, Lift 3 lantai, Hall Call, Car Call, Motor DC 24V, dan Motor DC 12V. xvi

DESIGN AND DEVELOPMENT OF PROTOTYPE 3 FLOORS LIFT CONTROL SYSTEM BASED ON PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) Ilham Pratama Department of Electrical Engineering STT Adisutjipto Yogyakarta iempratama@gmail.com Abstract The elevator is a transportation vertical, used for haul an object from under to over or from over to under. Lift often found in buildings such as mall, hotel, office and hospital.it is designed as a passenger lift. The is lift designed in the of prototype 3 lift floors there is switch Hall Call, Car Call, Emergency, Open and Close door button, Buzzer and Indicator. Prototype lift 3 floors is controlled by PLC OMRON CP1E. Prototype 3 Lift floor equipped circuit as, motor DC 24V is for driver up and down cabbin lift. Motor DC 12V is for driver the door open and close, limit switch as sensor in floor 1, 2, and 3. Designed prototype 3 lift floor the are input and output that to lift controlled 3 floor. From the results of the model design and development prototype 3 lift floor control system works as desired. Lift system control up and down designed is done manually. When the lift move to the right floor there is a demand on another floor then the request is ignored. Keywords : PLC Omron CP1E, Lift 3 Floor, Car Call, Hall Call, Motor DC 24V, and Motor DC 12V xvii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya teknologi merupakan sesuatu yang dirancang oleh manusia untuk kebutuhan, sehingga dapat dipergunakan dengan maksimal untuk menunjang kebutuhan kehidupan. Zaman telah berubah peralatan teknologi berkembang pesat dikancah dunia, sehingga manusia dituntut untuk mengembangkan pola pikir mencapai suatu hasil yang baik. Alat yang telah dirancang maupun alat yang telah jadi, menuntut manusia untuk mengembangkan suatu ide kreatif dalam suatu pembuatan atau perancangan. Perkembangan teknologi erat kaitannya antara dunia indutsri dan dunia pendidikan, seorang tenaga pengajar diperkuliahan mempunyai andil yang besar untuk meningkatkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan, ilmu otomatisasi terhadap peserta didiknya. Untuk dapat memenuhi tuntutan tersebut, maka dibutuhkan sebuah alat bantu peraga guna memperlancar proses pembelajaran. PLC adalah Programmable Logic Controller, artinya pengontrol atau pengendali yang dapat diprogram ulang kembali. PLC merupakan suatu unit yang secara khusus dirancang untuk menangani suatu sistem kontrol otomatis pada mesin mesin industri ataupun aplikasi lainnya. PLC perangkat yang memprogram kinerja suatu alat yang akan dirancang sehingga dapat dioperasikan, yang nantinya disimpan pada memori internal untuk menjalankan suatu fungsi logika, aritmatika, dan fungsi waktu dengan cara membuat program dan di input pada perangkat eloktronika PLC. Adapun fungsi lainnya memantau proses kinerja alat pada monitor, yang mana program telah berjalan pada suatu alat yang dikendalikan pada waktu alat mulai berjalan. Pada skripsi ini merancang suatu alat yang nantinya dapat digunakan untuk bahan ajar di perkuliah maupun dimasyarakat, dan diaplikasikan pada kebutuhan di dunia industri. Alat yang dirancang dipergunakan dalam suatu industri, dan gedung bertingkat memudahkan operasi perkerjaan untuk mencapai tepat yang diinginkan. 1

2 Perancangan dan pembuatan sistem kendali minatur lift 3 lantai berbasis Programmable Logic Controller (PLC). Dengan alat ini memudahkan untuk pengetahuan dalam dunia teknik. Lift dirancang dengan model mini yang terdiri 3 lantai terdapat tombol up dan down pengendalian berbasis PLC. Setiap pergerakan lift menuju tepat yang diinginkan tombol ditekan baik turun dan naik pada setiap lantai, menampilakan suatu informasi dengan menggunakan Led baik lantai 1, 2 dan 3 yang menyatakan kereberadaan saat ini. Pada skripsi ini perancangan model lift up and down menggunakan pemprograman PLC dengan tenaga penggerak motor, karena model lift ini difokuskan pada gerak keja dengan tenaga penggerak motor DC. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan pada latar belakang yang ada, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut, yaitu: 1. Perancangan dan pembuatan miniatur lift 3 lantai. 2. System kontrol lift dirancang dengan PLC OMRON SYSMAC CP1E. 3. Pengontrolan kendali lift 3 lantai Up dan Down pada PLC. 1.3 Batasan Masalah Mengingat banyaknya masalah yang harus dihadapi dalam proses pembuatan model lift ini, maka lebih lanjut akan dibatasi lebih spesifik lagi mengenai perancangan pembuatan model lift ini. Adapun batasan masalahnya adalah : 1. Model lift yang dirancang adalah lift 3 lantai berbentuk mini dan mekanisme penggerak menggunakan motor listrik. 2. Pengaturan control lift 3 lantai menggunakan PLC dan lift 3 lantai bergerak secara manual naik dan turun. 3. Program untuk lift menggunakan OMRON SYSMAC CP1E dan PLC sebagai pengontrol lift 3 lantai.

3 1.4 Tujuan Penelitian Skripsi dengan judul Peracangan pengendalian model lift up and down berbasis Programmable Logic Controller (PLC) mempunyai tujuan sebagai berikut: 1. Mengetahui perancangan dan pembuatan kendali lift 3 lantai menggunakan PLC. 2. Menjelaskan mekanisme kinerja lift up and down saat program telah berjalan. 3. Mengetahui sistem program kontrol lift dan sebagai bahan ajar. 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian tugas akhir sebagai berikut: 1. Merancang dan membuat hardware miniatur lift 3 lantai. 2. Membuat ladder diagram lift 3 lantai menggukan PLC. 1.6 Keaslian Penulisan Dalam penelitian ini digunakan beberapa referensi yang berhubungan dalam objek penelitan. Referensi buku buku internet yang berhubungan dengan penelitian dan juga di peroleh dari literatur - literatur hasil penelitian yang telah digunakan. Pada pembahasan Tugas Akhir yang menggunakan acuan dari. Perancangan program simulasi lift sebagai alat bantu pembelajaran algoritma Look. (Youllia Indrawaty 2011), Perancangan simulator lift gedung 6 Lantai menggunakan mikrokontroller ATmega 8535, (Steven 2004), Sistem panel kendali lift schinder berbasis Programmable Logic Controller (Asep Saepuloh 2010), Programable Logic Controller (PLC) digunakana untuk merancang pengaturan lift, (Alaexander Irwan Sutikno 2001), Desain dan simulasi lift 4 lantai berbasis PLC OMRON CP1L, (Aventia 2011), Implenmentasi mikrokontroler sebagai pengendali lift 4 lantai. ( Jihad 2011), Prototipe sistem pengendali dan

4 monitoring lift berbasis mikrokontroler dengan pemograman VB. NET, (Jony 2013), Membangun Prototipe sistem pengendali lift berbasis mikrokontroler ATmega 8535 menggunakan bahasa C, ( Junia 2010), Rancangan bangun miniatur lift Pratikum matakuliah PLC dan mekatronika, (Agusnandar 2008). Pada penelitian ini lebih menekankan sistem perancangan dan pembuatan kendali lift 3 lantai berbasis PLC, sistem penggerak lift menggunakan motor Dc yang berkerja menarik dan ulur cabbin lift. Program PLC sebgai kendali proses gerak kinerja lift. 1.7 Sistematika Penulisan Dalam penyusunan penulisan tugas akhir ini, penulis menjabarkan bab - bab yang disesuaikan dengan sistematika penulisan di antaranya sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN Pada bab ini, dijelaskan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, dan sistematika penulisan. BAB II : LANDASAN TEORI Bab ini menjelaskan tentang kajian pustaka, konsep dasar Programmable Logic Control (PLC), dan sistem lift. BAB III : METODOLOGI PERANCANGAN. Bab ini berisikan tentang penjelasan Tinjauan umum perancangan, teknik pengumpulan data, dan Proses perancanganl lift. BABIV : HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab keempat ini berisikan tentang penjelasan dan hasil pembuatan alat peraga model lift serta pengujian alat dan program. BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN. Bab ini berisi pernyataan singkat dan jelas sesuai dengan apa yang diperoleh selama penelitian.

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Youllia Indrawaty 2011, Perancangan program simulasi lift sebagai alat bantu pembelajaran algoritma Look. Algoritma Look adalah algoritma penjadwalan disk pada sistem operasi yang memiliki prinsip kerja sesuai dengan namanya, yaitu seolah olah seperti dapat melihat apakah di depan arah pergerakannya masih ada permintaan atau tidak. Pada umumnya prinsip kerja lift diidentikan dengan algoritma, maka pada penelitian ini akan dibangun program simulasi lift dengan menerapkan algoritma. Pada lift terdapat 2 aspek utama yang dapat ditinjau, yaitu komponen pembangun serta prinsip kerja dalam mengeksekusi antrian permintaan. Karena beragamnya komponen pada lift dan terdapat beberapa objek yang memiliki prilaku sama maka diperlukan metode analisis berorientasi objek untuk mendapatkan komponen - komponen yang dibutuhkan dalam program simulasi lift yang di bangun. Steven 2004, Perancangan simulator lift gedung 6 Lantai menggunakan mikrokontroller ATmega 8535. Dalam perancangan mikrokontroller ATmega 8535 digunakan sebagai pengendali kecepatan motor. Motor yang dikendalikan ini berfungsi untuk menaik turunkan lift ke lantai tujuan. Selain sebagai pengatur kecepatan motor, Atmega 8535 juga mengatur waktu menunggu, dan daya angkut lift. Pada Tugas Akhir ini dilakukan pengujian terhadap simulasi lift yang dibuat lantai 6. Hasil yang ingin dicapai adalah lift dapat berpindah dari lantai yang satu ke lantai yang lainna secara halus, dan presisi pada perhentian. Hal yang paling terakhir yang mungkin ingin dikembangkan setelah semuana berjalan adalah ingin menciptakan prosedur keamanan lift. Asep Saepuloh 2010, Sistem panel kendali lift schindler berbasis Programmable Logic Controller (PLC). Sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan teknologi lift berupa komponen mekaniknya ataupun sistem kendalinya telah banyak mengalami perubahan dan inovasi. Sistem kendali lift beralih menggunakan sistem digital programmable logic controller (PLC). Telah 5

6 dilakukan modernisasi panel kendali tiga dari empat unit lift menjadi berbasis PLC. Dengan sistem tersebut operasi lift dapat diatur kecepatan geraknya pada setiap lantai. PLC adalah merupakan otak dari alat tersebut yang berfungsi untuk mengatur dan mengkoordinasi cara kerja lift. Dalam perencanaan sistem ini selain menggunakan i/o juga analog output dan Fuzzy logic. Sesuai prinsip logika relay, PLC akan mengolah program secara urut dan kontinyu (loop) sehingga menghasilkan sebuah program berupa kondisi on / off internal coil output yang disimpan dalam data memory output dan latch memory. Aplikasi PLC pada lift menunjukkan unjuk kerja lift semakin baik. 2.2 Teori Dasar Progammable Logic Controller (PLC) Pada tahun 1968, para ahli di General Motors Corporation s Hydramatic menghendaki bahwa sistem - sistem kendali yang digunakan hendaknya lebih fleksibel dan memenuhi syarat - syarat sebagai berikut : 1. Sistemnya harus modern yang bersifat solid state. 2. Fleksibilitas komputer. 3. Mampu menangani kondisi - kondisi industri yang sulit. 4. Pemprograman yang sederhana dan mudah. 5. Kemudahan dalam maintenance oleh para enginer dan teknisi. Kemampuan untuk dapat digunakan kembali dalam aplikasi lain dimasa yang akan datang. Dengan kemajuan teknologi, penggunaan PLC yang hampir sama majunya dengan komputer-komputer canggih diharapkan dapat mempunyai beberapa kelebihan - kelebihan lain, diantaranya : 1. PLC yang sederhana dapat mengendalikan berbagai situasi industri dari hanya satu gerakan, pekerjaan tingkat tinggi hingga aplikasi - aplikasi yang melibatkan manipulasi kompleks. 2. Program - program dapat dimodifikasi dengan cepat untuk menerima kondisi yang baru sehingga tidak ada lagi pemasangan ulang kabel dan dapat menekan biaya. 3. Setelah program selesai ditulis dan diuji maka dapat didesain dengan mudah kesejumlah PLC lainnya.

7 4. Mempunyai kecepatan waktu respon. 5. Dimungkinkan antarmuka (interface) khusus yang dapat diakses seperti display seven segmen, input / output analog dan fasilitas perhitungan dengan kecepatan tinggi. 6. Memungkinkan pemantauan grafis suatu sistem pengendali, dan lainlainnya. 2.3. Struktur Dan Peralatan Pelengkap PLC Pada umumnya PLC dapat dibayangkan sebagai sebuah personal komputer konvensional karena konfigurasi internal yang ada pada PLC mirip dengan konfigurasi yang dimiliki oleh sebuah personal komputer. Akan tetapi dalam hal khusus PLC dirancang untuk pembuatan panel kontrol (panel listrik). Secara khusus, PLC dirancang untuk mengganti suatu sistem kontrol otomatis pada mesin - mesin industri atau aplikasi-aplikasi lain diindustri seperti kontrol lampu lalu lintas, air mancur, sistem bagasi lapangan terbang, lift pada gedung, penyiraman lapangan golf otomatis. Struktur PLC pada gambar 2.1. Gambar 2.1. Struktur PLC (Sumber: Modul pratikum Teknik Kendali)

8 Secara garis besar struktur dasar PLC dapat dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: 1. CPU (Central Processing Unit) yaitu otak dari PLC yang mengerjakan berbagai operasi, antara lain mengeksekusi program, menyimpan dan mengambil data dari memori, membaca kondisi / nilai input serta mengatur nilai output, memeriksa adanya kerusakan (self diagnostic), serta melakukan komunikasi dengan perangkat lain. Dalam CPU sebuah PLC dapat diibaratkan sebagai kumpulan ribuan relay walaupun dalam kenyataannya bukan berarti terdapat ribuan relay berskala kecil. Tetapi dalam PLC berisi rangkaian elektronika digital yang berfungsi sebagai kontak normally open (NO) dan kontak normally close (NC) relay. Kontak NO dan NC pada PLC dapat digunakan berkali - kali untuk semua jenis instruksi dasar PLC kecuali instruksi output. Instruksi output sebuah PLC tidak dapat dilakukan untuk nomor kontak yang sama. 2. Input bagian PLC yang berhubungan dengan perangkat luar yang memberikan masukan kepada CPU. Input dapat berupa saklar - saklar atau sensor - sensor. Dari sekian banyak peralatan input yang dipakai diantaranya push button, Limit switch, flow switch, dan saklar tekan lainnya. 3. Output Merupakan bagian PLC yang berhubungan dengan perangkat luar yang memberikan keluaran dari CPU. Perangkat luar output dapat berupa motor, Led display, lampu penerang, buzzer, dan lain sebagainya. 4. Memori Yaitu tempat untuk menyimpan program dan data yang akan dijalankan dan diolah oleh CPU. Dalam pembahasan PLC, memori sering disebut file. Dalam PLC memori terdiri atas memori program untuk menyimpan program yang akan dieksekusi, memori data untuk menyimpan nilai - nilai hasil operasi CPU, nilai timer dan counter, serta memori yang menyimpan nilai kondisi input dan output.

9 5. Fasilitas komunikasi Yaitu fasilitas yang membantu CPU dalam melakukan pertukaran data dengan perangkat lain, termasuk juga berkomunikasi dengan komputer untuk melakukan pemrograman dan pemantauan. 6. Fasilitas ekstensi Untuk menghubungkan modul PLC dengan modul pengembangan input/output sehingga jumlah terminal I/O dapat ditingkatkan. 7. Catu daya Untuk menyuplai daya kepada semua komponen dalam PLC. Catu daya PLC adalah 24 V DC. Struktur PLC terdapat pada gambar 2.1. 2.4. Cara Kerja PLC PLC beroperasi secara continue dalam 3 langkah (disebut satu scan) cara kerja PLC seperti gambar 2.2. Gambar 2.2. Cara kerja PLC (Sumber : Prototipe lift 4 lantai dengan PLC) Setiap scan terdiri atas : 1. Input scan PLC Membaca nilai / kondisi dari terminal input dan menyimpannya dalam memori input. Pengolahan nilai input selanjutnya didasarkan pada nilai pada memori input. Hal ini dimaksudkan agar nilai input tetap konsisten selama 1 scan. Apabila terjadi perubahan nilai input maka baru akan berpengaruh pada scan

10 berikutnya. Namun terdapat instruksi khusus apabila hendak mengambil nilai langsung dari terminal input. 2. Solve logic. Selanjutnya PLC mengeksekusi program satu demi satu menggunakan nilai pada memori input dan memperbarui nilai pada memori output. Pemrograman PLC difokuskan pada bagian ini. 3. Output scan. Terakhir PLC mengeluarkan nilai dari memori output ke terminal output dan selanjutnya ke perangkat luar output. Setiap scan memerlukan waktu yang berbeda tergantung pada panjangnya program yang diterapkan, namun secara umum berlangsung sangat cepat. 2.5. Konsep Perancangan Sistem Kendali PLC Dalam merancang suatu sistem kendali dibutuhkan pendekatanpendekatan sistematis dengan prosedur sebagai berikut : 1. Rancangan sistem kendali Dalam tahapan ini perancang harus menetukan terlebih dahulu sistem apa yang akan dikendalikan dan proses bagaimana yang akan ditempuh. Sistem yang akan dikendalikan dapat berupa peralatan mesin ataupun proses terintegrasi yang sering secara umum disebut controlled system. 2. Penentuan I/O Pada tahap ini semua piranti masukan dan keluaran eksternal yang akan dihubungkan PLC harus ditentukan. 3. Perancangan program (Program design) Setelah ditentukan Input dan Output maka dilanjutkan dengan proses merancang program dalam bentuk ladder diagram dengan mengikuti aturan dan urutan operasi sistem kendali. 4. Menjalankan sistem (Run The System) Pada tahapan ini perlu dideteksi adanya kesalahan satu persatu (debug), dan menguji secara cermat sampai kita memastikan bahwa sistem aman untuk dijalankan.

11 2.6. Bahasa Pemprograman Beberapa bahasa program yang digunakan PLC antara lain ladderdiagram, block diagram, dan statetment list, PLC dilengkapi memori sebagai penyimpanan intruksi internal untuk menjalankan fungsi logika, pencacah, urutan proses, aritmatika, dan timer. Program aplikasi dimasukkan kedalam PLC kontrol melalui piranti pemrograman yang berupa komputer atau handheld console. Ladder diagram tersusun dari beberapa simbol - simbol yang hampir sama dengan relay relay mekanik yaitu : Saklar Normally open (NO), saklar Normally close (NC), Coil, dan Timer dapat dilihat pada tabel 2.1. Tabel 2.1. Gerbang NO, NC, Coil dan Timer NO Gambar Gerbang Keterangan 1 Saklar Normally open (NO), saklar ini menadakan keadaan saklar yang normalnya pada posisi OFF / terbuka, dan akan ON 2 Saklar Normally close (NC), saklar ini menandakan keadaan saklar yang normalnya pada keadaan ON / tertutup 3 Keluaran dapat berupa relay yang akan mengaktifkan kontak -kontak NO dan NC simbol relay 4 Timer merupakan sistem yang mengatur penundaan waktu ON dan OFF, sebagai penunda pada program yang akan aktif. 2.7. Pengalamatan Pada PLC Pada PLC untuk masukan dan keluaran diberikan alamat sesuai dengan tipe dan jenis dari PLC tersebut. Pengalamatan pada PLC OMRON dengan PLC

12 Mitsubhisi tidaklah sama yang dijelaskan pada tabel 2.2 program PLC OMRON dan tabel 2.3 perbedaan alamat PLC. Tabel 2.2. Program PLC OMRON (Sumber : Prototipe lift 4 lantai dengan PLC) Ladder PLC OMRON Keterangan LD OUT: A, OUT: X X akan On jika saklar A ditekan LD NOT: A, OUT: X X akan Off jika saklar A ditekan LD: A, AND: B OUT: X X akan On jika saklar A dan B ditekan LD: A, AND NOT: B, OUT: X X akan On jika saklar A ditekan LD: A, OR NOT: B AND: C, OUT: X LD: A, LD: B, OR: C, AND LD, OUT: X X akan On jika saklar C ditekan atau X akan On jika saklar A dan C di tekan X akan On jika saklar A dan B ditekan atau X akan On jika saklar A dan C ditekan Tabel 2.3. Perbedaan alamat PLC (Sumber : Prototipe lift 4 Lantai dengan PLC) I/O CPM 1A (OMRON) CQM1/CQM1 OMRON MITSUBHISI INPUT 0000 00NN (4 DIGIT) 00000-000NN (5 DIGIT) X000-X00N OUTPUT 1000-10NN (4 DIGIT) 10000-100NN (5 DIGIT) Y000-Y00N 2.8. Peralatan Input PLC Peralatan input sebagai perangkat komponen aktif yang bekerja memberikan perintah terhadap yang diinginkan. Contoh perangkat input, switch atau saklar, dan push button. Contoh sensor: limit switch. Dapat dilihat keterangan gambar Saklar dan limit swith input pada gambar 2.3.

13 Gambar 2.3. Saklar dan limit swith 2.9. Peralatan Output PLC Output sebagai perangkat yang menampilkan hasil yang diperintah dari input sebagai contoh, Led, Motor DC, dan buzzer output dapat dilihat pada gambar 2.4. Gambar 2.4. Motor, buzzer dan Led 2.10 Driver Motor Utama Lift 3 Lantai Naik Dan Turun Motor yang digunakan adalah motor penggulung kertas mesin photo copy dengan input 24V dan Rpm 180. Driver motor menggunakan relay sebagai mengatur putaran motor. Relay yang digunakan 24V 5 pin. Motor utama pada lift dengan percobaan bisa mengangkat barang ± 2 Kg. Pengontrolan pada motor DC menggunakan 2 relay sebagai driver motor supaya motor bisa bekerja untuk memutar bolak balik. Keterangan relay 24V 5 pin dapat dilihat pada gambar 2.5.

14 Gambar 2.5. Relay 24V 5 pin Keterangan pada relay 24 Volt 5 pin: a. 85 adalah kaki pengendali relay kutub negative. b. 86 adalah kaki pengendali relay kutub positif. c. 87a dan 87 adalah pennerima arus. d. 30 sumber arus yang dikendalikan oleh relay. Relay memiliki contact point terdiri dari: a. Normally open (NO) yaitu kondisi awal dalam kondisi terbuka (open). b. Normally close (NC) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan selalu dalam posisi tertutup. Sedangkan fungsi relay itu sendiri digunakan untuk menjalankan fungsi logika, penundaan waktu (time delay fuction), adapun lainnya melingdungi motor dari kelebihan tegangan. Simbol contact relay dapat dilihat pada gambar 2.6. Gambar 2.6. Simbol contact relay 2.11. Sejarah Lift Lift adalah angkutan transportasi vertikal yang digunakan untuk mengangkut orang atau barang. Lift umumnya digunakan di gedung - gedung bertingkat tinggi, biasanya lebih dari tiga atau empat lantai. Lift pada zaman modern mempunyai tombol - tombol yang dapat dipilih penumpangnya sesuai

15 lantai tujuan mereka, Terdapat tiga jenis mesin, yaitu hidrolik, Traxon atau katrol tetap, dan hoist atau katrol ganda, jenis hoist dapat dibagi lagi menjadi dua bagian, yaitu hoist dorong dan hoist tarik. Lift sering disebut elevator, yang merupakan alat angkut untuk mengangkut orang atau barang dalam suatu bangunan yang tinggi. Lift dapat dipasang untuk bangunan yang tingginya lebih dari 4 lantai, karena kemampuan orang untuk naik turun dalam menjalankan tugasnya hanya mampu dilakukan sampai 4 lantai. Lift awalnya adalah derek yang terbuat dari tali. Pada tahun 1853, Elisha Graves Otis, salah seorang pionir dalam bidang lift, memperkenalkan lift yang menghindarkan jatuhnya ruang lift jika kabelnya putus. Rancangannya mirip dengan suatu jenis mekanisme keamanan yang masih digunakan hingga kini.23 Maret 1857 - lift Otis pertama dipasang di New York City. 1880 - lift listrik pertama, dibuat oleh Werner von Siemens. 2004 - Pemasangan lift penumpang tercepat di dunia, di gedung Elevator penumpang pertama dipasang oleh Otis di New York pada tahun 1857. Setelah meninggalnya Otis pada tahun 1861, anaknya, Charles dan Norton mengembangkan warisan yang ditinggalkan oleh Otis dengan membentuk Otis Brothers pada tahun 1867. 2.12. Macam macam Lift Lift dapat dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu: 1. Lift penumpang. 2. Lift barang atau dumb waiter. 3. Lift service. 4. Lift hidrolik. 1. Lift penumpang Lift penumpang ini merupakan lift yang sifatnya berfungsi dan sangat khusus untuk manusia saja, lift ini sangat dijaga kehandalannya, keamanan dan keselamatan manusianya.

16 2.Lift Barang atau Dumb Waiter Lift ini sangat khusus fungsinya untuk barang saja, lift ini juga tak kalah handalnya dengan lift penumpang namun ada sedikit perbedaan dalam sistem keamanannya. 3. Lift Service Lift service ini biasanya dipasang diperhotelan, yaitu fungsinya untuk pelayan - pelayan hotel untuk mengantarkan barang ke kamar - kamar penghuni hotel. Namun disini pula lift ini tak kalah handalnya dengan lift penumpang, perbedaan dari lift service dengan lift penumpang ini sangat jelas dari sistem pengangkutannya, yaitu lift penumpang hanya khusus untuk manusia saja tapi lift service ini juga berfungsi sebagai pengangkutan manusia dan barang. 4. Lift Hidrolik Lift hidrolik ini sangat lain darpada yang lain, ini dilihat dari cara kerjanya dan juga fisiknya. Lift ini biasanya digunakan oleh pasukan pemadam kebakaran dan kapasitas daya angkutnya pun sangat terbatas, lift hidrolik ini sekarang tidak hanya dipakai oleh pemadam kebakaran saja. Sekarang lift hidrolik sering dipakai oleh perusahaan telekomunikasi, bengkel - bengkel kendaraan bermotor dan lainlain. 2.13. Cara Kerja Lift Secara Umum Pada sistem geared atau gearless (yang masing - masing digunakan pada instalasi gedung dengan ketinggian menengah dan tinggi), kereta elevator tergantung di ruang luncur oleh beberapa steel hoist ropes, biasanya dua puli katrol, dan sebuah bobot pengimbang (counter weight). Bobot kereta dan counter weight menghasilkan traksi yang memadai antara puli katrol dan hoist ropes sehingga puli katrol dapat menggegam hoist ropes dan bergerak serta menahan kereta tanpa selip berlebihan. Kereta dan counter weight bergerak sepanjang rel yang vertikal agar mereka tidak berayun-ayun. 1. Mesin dapat dilihat pada gambar 2.11. Mesin untuk menggerakkan elevator terletak di ruang mesin yang biasanya tepat di atas ruang luncur kereta. Untuk

17 memasok listrik ke kereta dan menerima sinyal listrik dari kereta ini, dipergunakan sebuah kabel listrik multi - wire untuk menghubungkan ruang mesin dengan kereta. Ujung kabel yang terikat pada kereta turut bergerak dengan kereta sehingga disebut sebagai kabel bergerak (traveling cable). 2. Jalur Lift (Hoistway) dan ruang mesin di atasnya 1651 Mesin geared memiliki motor dengan kecepatan lebih tinggi dan drive sheave dihubungkan dengan poros motor melalui gigi gigi dikotak gigi, yang dapat mengurangi kecepatan rotasi poros motor menjadi kecepatan drive - sheave rendah. Mesin gearless memiliki motor kecepatan rendah dan puli katrol penggerak dihubungkan langsung ke poros motor. 3. Sistem pergerakan lift dengan Gearless Pada sistem hidrolik (terutama digunakan pada instalasi di gedung rendah, dengan kecepatan kereta menengah), kereta dihubungkan ke bagian atas dari piston panjang yang bergerak naik dan turun di dalam sebuah silinder. Kereta bergerak naik saat oli dipompa ke dalam silinder dari tangki oli, sehingga mendorong piston naik. Kereta turun saat oli kembali ketangki oli. Aksi pengangkatan dapat bersifat langsung (piston terhubungkan ke kereta) atau roped (piston terikat ke kereta melalui rope) Mesin Lift Gearles terdapat pada gambar 2.7. Gambar 2.7. Mesin lift gearles (Sumber: google.com) Pada kedua cara tersebut, pekerjaan pengangkatan yang dilakukan oleh pompa motor (energi kinetik) untuk mengangkat kereta ke elevasi yang lebih tinggi sehingga membuat kereta mampu melakukan pekerjaan (energi potensial).

18 Transfer energi ini terjadi setiap kali kereta diangkat. Ketika kereta diturunkan. Gerakan naik dan turun kereta elevator dikendalikan oleh katup hidrolik. Lift hidrolik ini mempunyai karakteristik: 1. Tidak mengakibatkan tambahan beban di puncak bangunan 2. Hanya digunakan untuk kecepatan yang relative rendah 3. Hanya digunakan untuk lantai yang jumlahnya sedikit 4. Sangat baik untuk mengangkut beban berat 5. Alas lantai kereta dapat berada pada level bangunan secara tepat 6. Tidak membutuhkan beban pengimbang (counter weight ) 7. Menimbulkan suara yang lebih berisik dibandingkan dengan lift yang digerakkan oleh motor traksi. Pada lift terdapat sebuah penempatan motor untuk menarik dan mengulur sebuah cabbin lift dengan motor terdapat pada gambar 2.8. Motor Di Atas Motor Di Bawah Gambar 2.8. Lift dengan motor (Sumber: Rancangan bangun,pdf) 1. Prototype of Double Front Side Elevator Lift atau Elevator merupakan alat transportasi secara vertical dan mempunyai prinsip dasar mekatronika yang memiliki bagian mekanik, elektronik dan sistem kontrol. Elevator sendiri sudah mengalami berbagai perubahan bentuk serta jenisnya, khususnya elevator double front side (lift dengan pintu dua muka). Suatu alat tercipta karena adanya kebutuhan, begitu juga dengan double front side

19 elevator. Banyak perusahaan membutuhkan lift dengan pintu di kedua sisinya, seperti hotel atau rumah sakit atau bangunan lainnya yang menuntut penggunaan elevator double front side ini. Besarnya penggunaan lift jenis ini dikarenakan banyaknya desain bangunan yang mana menuntut efisiensi tanpa mengesampingkan fungsi dari bagunan dimana elevator itu sendiri berada atau tujuan dari penggunaan elevator itu sendiri. Seperti halnya penggunaan lift jenis ini di rumah sakit, yang semata demi kenyamanan pengunjung atau pasien agar dimudahkan aksesnya untuk menuju fasilitas yang diinginkannya atau dokter yang ingin dirujuk, atau pada suatu hotel yang mana desain bangunan dibuat sesuai dengan tata letak ruang yang sesuai dengan fungsinya dan saling berbeda tiap lantainya. Lift prototipe dapat dilihat pada gambar 2.9. Gambar 2.9. Kerangka lift prototipe (Sumber: Sistem lift UNDIP) Keterangan pada gambar 2.9. lift prototipe : 1. Rangka 2. Ruang penumpang (Car-lift) 3. Box Controller 4. Motor utama 5. Car Call 6. Hall Call

20 7. Pulley 8. Counter Weight 9. Rail 10. Penggulung 11. Gear Penggulung Pada sebuah lift terdapat beberapa tombol yang bekerja untuk permintaan, yang dimana ada tombol luar hall call terdapat pada gambar. 2.10. Gambar 2.10. Bentuk sisi luar lift penumpang (sumber: google.com) Tombol luar dan dalam lift sebagai permintaan tujuan setiap lantai, yang dapat dilihat pada gambar 2.11. Gambar 2.11. Tombol luar lift dan dalam lift (Sumber: www.google.com.)

BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Tinjauan Umum Perancangan Perancangan dilakukan untuk mengetahui lebih jauh tentang sistem PLC dan cara kerja lift up and down serta menganalisa sistem kerja PLC pada pemodelan lift up and down yang akan dirancang. Perancangan ini dibuat pertama kali dengan membuat model lift up and down yang digerakkan oleh motor DC. Motor DC yang menggerakkan sistem kerja lift up and down dikontrol secara langsung oleh PLC, sehingga perancangan ini dapat difokuskan pada gerak lift up and down, termasuk juga gerakan membuka, menutupnya pintu, naik dan turun cabbin lift up and down seperti yang terdapat pada sitem kinerja lift. 3.2 Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data yang dilakukan penulis sebagai sarana penunjang dalam penyusunan tugas akhir ini adalah menggunakan metode pendekatan, yaitu sebagai berikut : 1. Metode Observasi Metode observasi merupakan proses pengambilan data dan informasi yang dibutuhkan melalui pengamatan dan pencatatan dengan sistemaika terhadap kejadian yang ditemukan dilapangan pada perancangan yang sudah dilakukan. 2. Metode Studi Literatur Metode studi literatur merupakan suatu pengambilan data yang dilakukan oleh pembelajaran dari berbagai sumber media cetak maupun elektronik, yang berkaitan dengan pembahasan yang sedang dilakukan oleh penulis, yang berfungsi sebagai sarana penunjang dalam pengerjaan tugas akhir. 3. Metode Wawancara Metode ini merupakan suatu cara pengambilan data yang dilakukan penulis dengan melakukan tanya jawab terhadap narasumber yang disarasankan 21

22 memiliki kemampuan dan keahlian tersendiri didalam penguasaan bidang yang akan dikaji. 4. Metode Analisis Data Metode analisa adalah proses dari penyusunan data yang telah didapat agar mudah dipahami dan dimenegerti melalui suatu pendekatan - pendekatan tersendiri sehingga menghasilkan output yang akurat dan valid kebenarannya untuk sebuah data yang diperlukan dalam penyusunan tugas akhir ini. Data tersebut diperoleh dari hasil pengamatan data observasi, literatur maupun wawancara yang kemudian dianalisa menjadi sebuah data deskriptif. 5. Metode Percobaan. Metode percobaan ini dilakukan untuk merancang program kontrol kendali. Percobaan dilakukan terhadap hasil pemprograman sehingga didapatkan sebuah program yang bisa mengontrol kerja dari lift up and down. 3.3 Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Praktek Sekolah Tinggi Tekhnologi Adisutjipto, dengan kegiatan meliputi penelusuran literatur melalui internet dan buku - buku, penelitian pendahuluan, pembuatan program, analisis output, pengolahan data dan penyusunan laporan. 3.4 Objek Penelitian Sesuai dengan tujuan penelitian yang telah diuraikan maka objek penelitian dalam penyusunan Tugas Akhir ini meliputi: 1. Perancangan lift 3 lantai kendali PLC. 2. Proses kerja motor lift up and down yang di kendalikan oleh PLC. 3. Memprogram PLC dan perangkat kinerja pada lift up and down. 3.5 Cara Kerja Lift Pada PLC Sistem kerja lift pada PLC terdiri dari input dan output untuk menjalankan sitsem pada lift tersebut, dapat dijelaskan lift bekerja secara berurutan dari latai 1, 2, dan 3 maupun sebaliknya. Apabila terjadi permintaaan bersamaan disaat lift

23 berjalan, lift akan menyelesaikan permintaan yang pertama dan selanjutnya. Sehingga saat lift berkerja teratur. Setiap permintaan akan dieksekusi sesuai urutan 1, 2, dan 3. Setiap lantai mempunyai indicator sebagai penanda dan buzzer berbunyi telah mencapai tujuan.indicator di dalam bilik penanda tujuan yang di tuju oleh penumpang. Lift 3 lantai menpunyai pintu pada cabbin, ditutup baik secara manual oleh penumpang dengan menekan tombol close atau open, dan tombol darurat untuk mematikan lift secara paksa dan alarm lift akan berbunyi ketika terjadi kesalahan atau bahaya disaat tombol darurat diketan. Lift dikendalikan dengan PLC omrom, input dan output berjalan sesuai permintaan yang telah dirancang. 3.6 Prosedur Perancangan Lift Up and Down. Tahap perancangan model lift up and down dengan kendali PLC menggunakan metode continue yang berarti penentuan ide kemudian dilanjutkan dengan proses pembuatan alat sesuai dengan bagiannya agar memudahkan proses perakitan, hal ini dilakukan agar tidak terjadi kekacauan dalam bekerja dan kesalahan dalam merangkai komponen. Tahap - tahap Perancangan : 1. Membuat desain alat dan rangkaian. 2. Pembuatan kerangka utama. 3. Pembuatan lift. 4. Pengujian kepresisian lift up and down. 5. Pembuatan jalur bilik lift. 6. Pembuatan tombol up and down untuk lift. 7. Pembuatan pintu lift up and down. 8. Pengujian kepresisian pintu lift up and down. 9. Pemasangan kabel-kabel. 10. Proses pemasangan badan lift.. 11. Pembuatan program PLC pengontrol lift up and down. 12. pengujian sistem gerak lift up and down dengan kontrol PLC.

24 3.7 Alat dan Bahan Proses pembuatan lift membutuhkan alat dan bahan sebagai berikut. Alat : a. Cutter b. Penggaris c. Obeng dan Tang d. Gunting e. PLC Omron CP1E f. Saklar g. Limit swith h. Led i. Buzzer j. Limit switch k. Motor Dc l. Pin Konektor Bahan untuk pembuatan lift 3 lantai sebagai berikut : a. Almunium batangan b. Dobble tip c. Kabel d. Mur e. Lem f. Triplek 3.8. Pembuatan Hardware Pembutan hardware dilakuan untuk Pembuatan model lift 3 lantai dengan kontrol PLC ini terlebih dahulu dibuat gambar secara manual baik ukuran dan tata letak komponen. Kemudian dilanjutkan dengan realisasi pembuatan alat. Namun yang didesain dan dibuat bukanlah sama (ukuran dan bentuk) dengan lift yang sesungguhnya pada pada gedung-gedung bertingkat, melainkan pemodelan alat

25 yang menyerupai lift sebenarnya dengan memfokuskan pada proses sistem up dan down. Dapat dilihat diagram alur pembuatan hardware pada gambar 3.1. Gambar 3.1. Diagram alur perancangan 3.8.1 Pembuatan Kerangka Utama Lift 3 lantai Kerangka merupakan penopang dari kedudukan dan tata letak suatu komponen. kerangka utama menggati bagian dari bangunan lift. Sehingga Lift berfunggsi sesuai dengan kerja yang ada. Kerangka didesain sedemikian rupa sehingga lift bekerja pada jalur semestinya. Pembuatan kerangka pertama dilakukan skema ukuran dengan manual pada sebuah kertas setelah selasai ukuran yang dibuat, bagian utama memotong almunium batangan, sebagai penopang atau pondasi dari sebuah kerangka. Pembuatan kerangka terdiri dari 6 tiang, untuk

26 penompang bangunan kerangka. Alminium yang digunakan berukuran ½ dengang panjang setiap penopang 1 meter (M), 1 batang terdiri dari pangang 6 meter (M), memerlukan 5 batang berukan 6 meter dan dipotong menjadi 110 Cm. Ukuran kerangka utama dilihat pada gambar 3.2. Design lift 3 lantai Ukuran lift 3 lantai Gambar 3.2. Ukuran kerangka utama Perancangan kerangka pada Lift 3 lantai dapat dilihat gambar 3.3 yang terdapat sebuah kerangka utama sebgai penopang. Gambar 3.3. kerangka Utama

27 Lift dirancang merupakan berbentuk miniatur yang bekerja sesuai lift sebenarnya yaitu terdapat tombol sesuai dengan permintaan yang ada seperti, hall call, car call, imergency, indicator, dan terdapat tombol pintu close dan open pintu. 3.8.2 Pemasangan Jalur pada kerangka utama Lift Pada pembuatan jalur memiliki ukran dan penyangga disetiap sudut lift terdiri 4 jalur supaya lift berjalan seimbang dan teratur, pembuatan jalur lift menepelkan bagian almunium siku ukuran ½, dipasangkan pada kerangka utama dengan baut tinggi jalur yang dibuat 1 meter sama tinggi dengan kerangka utama. Ukuran jalur lift panjang 22 cm, tinggi 15 cm, lebar 15 cm. sama bersarnya dengan cabbin / ruang penumpang lift. Jalur pada cabbin lift dapat dilihat pada gambar 3.4. Jalur lift Gambar 3.4. Jalur lift 3.8.3 Pembuatan Cabbin Lift Setelah jalur dipasangkan pada kerangka utama, pembuatan cabbin lift dengan ukuran panjang 22 cm, tinggi 15 cm dan lebar 15 cm. Pada pembuatan cabbin ini terlebih dahulu didesain secara manual, serta dilanjutkan dengan pembutam kerangka cabbin lift dapat dilihat pada gambar 3.5.

28 Gambar 3.5. Design cabbin lift Setelah pembuatan design maka dieksekusi pada bahan yang telah ada, dengan ukuran yang dibuat. cabbin lift 3 Lantai dapat dilihat pada gambar 3.6. Gambar 3.6. Cabbin lift 3 Lantai

29 3.8.4 Pembuatan Panel Kendali Lift 3 lantai Panel kontrol merupakan panel yang mengontrol dan menghubungkan antara sistem kerja lift 3 lantai dengan program PLC. Panel ini nantinya menghubungkan output dan input PLC ke motor motor lift. Pada panel ini terdapat motor pintu, motor up dan down, indikator tujuan, indikator keberadaan, limit switch, buzzer, switch hall call switch car call, dan emmergency. Panel terbuat dari akrilik, dilanjutkan proses pemotongan sesuai dengan banyak input dan output yang digunakan. Setelah itu dilanjutkan dengan pembuatan lubang pin konektor. Pada panel lift 3 lantai terdapat 41 panel yang menghubungkan lift ke conector PLC, terdiri dari input 13 dan output 8. Panel controll lift dapat dilihat pada gambar 3.7. Gambar 3.7. Panel kendali lift 3 lantai 3.9. Pemasangan Komponen Pemasang komponen merupakan bagian utama dari sistem kinerja lift yang terdiri dari: Tombol hall call, car call, emmergency, open close pintu, indicator, limit switch, buzzer, motor utama dan motor pintu. Dapat dilihat blok diagram lift 3 lantai pada gambar 3.8.

30 Gambar 3.8. Blok diagram lift 3 lantai 3.9.1 Pemasangan Indicator Keberadaan Cabbin Lift Indicator merupakan petunjuk keberadaan posisi lift. Indicator keberadaan dipasang disetiap lantai yaitu dibagian luar lift, indicator keberadaan tersebut dipasang disetiap lantai 1,2,dan 3. Indicator keberadaan cabbin dapat dilihat pada Gambar 3.9.

31 Gambar 3.9. Indicator keberadaan cabbin lift 3.9.2 Pemasangan Indicator Tujuan, Tombol Car Call, dan Open Close pintu Lift Pemasangan komponen indicator tujuan, tombol CC, dan open close pintu yaitu bagian dari komponen dalam lift. Indicator tutjuan terdapat 3 LED yang aktif memberikan informasi kepada penumpang lift terdiri dari lantai 1, 2, dan 3. Tombol car call terdiri dari tombol 1, 2 dan 3 merupakan tombol permintaan lantai tujan yang diinginkan oleh penumpang lift. Tombol open, close pintu, dipasang untuk membuka dan menutup pintu secara manual. Setiap komponen yang dipasang merupakan perangkat di dalam lift, namun komponen tersebut pemasangannya ditempatkan disisi luar lift, karena cabbin lift berukuran kecil. Alasan untuk pemasangan komponen diluar cabbin lift yaitu menudahkan pengguna dan permintaan yang diinginkan serta lift hanya berbentuk miniatur. Komponen yang terpasang baik indicator lift, tombol car call dan open, close pintu pada gambar 3.10.

32 a.proses pemasangan 1 b.proses pemsangan 2 Gambar 3.10. Indicator tujuan, tombol car call dan Open, Close pintu. 3.9.3 Pemasangan Tombol Hall Call Tombol HC memiliki 4 tombol panggilan yaitu: 1 naik, 2 naik, 2 turun dan 3 turun. Tombol HC dipasang pada lift berfungsi sebagai pemanggilan cabbin lift baik turun maupun naik, tombol yang digunakan berupa saklar nomarlly open (NO). Tombol HC dapat dilihat pada gambar 3.10. a.hc 1 b.hc 2 c.hc 3 a. HC 1 Naik b. HC 2 Naik dan Turun c. HC 3 Turun Gambar 3.11. Tombol HC 1, HC 2, Dan HC 3

33 3.9.4 Pemasangan Motor Up and Down dan Motor Pintu Motor penggerak naik dan turun cabbin lift ditempatkan pada posisi atas kerangka utama lift. Motor yang digunakan yaitu motor Dc 24V. Motor diberi penggulung serta tali yang disambungkan pada cabbin lift. Motor open dan close pintu menggunakan motor Dc 12V. Motor ditepatkan pada sisi dalam cabbin lift. Motor utama dan motor open, close pintu dapat dilihat pada gambar 3.11. a. Motor up and down b. Motor open and close Gambar 3.12. Motor up and down dan motor open and close

34 3.9.5 Pemasangan Limit Switch Lantai 1, 2, dan 3 Pemasang limit Switch disetiap lantai lift, limit switch berfungsi sebagai sensor cabbin lift yang nanti untuk mematikan motor naik dan turun. Limit switch ditempatkan disetiap lantai 1, 2, dan 3. Pemasangan limit switch dapat dilihat pada gambar 3.13. Gambar 3.13. Limit switch 3.9.6 Pemasangan Buzzer Buzzer sebagai penanda apabila lift sampai pada tujuan yang diminta oleh penumpang. Buzzer dipasang disisi bagian luar lift. Buzzer akan berbunyi ketika menyentuh limit switch disetiap lantai. Pemasangan buzzer dapat dilihat pada Gambar 3.14. Gambar 3.14. Buzzer

35 3.9.7 Input dan Output Pada Lift Perancangan lift 3 (tiga) lantai ini, mempunyai input dan output yang nantinya untuk menjalankan lift. Terdiri dari 10 saklar dan 5 limit Switch untuk input, sedangkan untuk output 2 motor, 1 buzzer dan 12 led. Input dan Output dapat dilihat pada gambar 3.15. tabel 3.2. Gambar 3.15. Input dan output Keterangan input dan output pada PLC dapat dilihat pada tabel 3.1 dan

36 Tabel 3.1. Keterangan input NO INPUT KETERANGAN 1 ST1 Saklar tujuan NO 1 2 ST2 Saklar tujuan NO 2 3 ST3 Saklar tujuan NO 3 4 SN1 Saklar naik lantai 1 5 SN2 Saklar naik lanati 2 6 ST2 Saklar turun lantai 2 7 ST3 Saklar turun lantai 3 8 Ls1 Limit switch 1 9 Ls2 Limit switch 2 10 Ls3 Limit switch 3 11 Ls4 Limit switch 4 pintu open 12 Ls5 Limit switch 5 pintu close 13 SI Saklar emmergency Tabel 3.2. Keterangan output NO OUTPUT KETERANGAN 1 MN1 Motor penggerak naik 2 MT2 Motor penggerak turun 3 MP Motor pintu box 4 BUZZER Penanda bilik sampai tujuan 5 LED 1,2 DAN 3 Indikator 1, 2 dan 3 di dalam bilik 6 LED 1,2 DAN 3 Indikator 1, 2, dan 3 lantai 1 7 LED 1,2 DAN 3 Indikator 1, 2, dan 3 lantai 2 8 LED 1,2 DAN 3 Indikator 1, 2, dan 3 lantai 3 3.9.8 Pemasangan Kabel Pada Panel PLC Pemasangan kabel pada komponen untuk conection panel input, output dan PLC, supaya setiap komponen aktif, terdiri dari switch, limit switch, Led,

37 buzzer dan Motor. Switch dipasang pada setiap lantai untuk memanggil cabbin lift, tujuan terhadap yang diingginkan oleh penumpang, serta switch open dan close untuk membuka serta close pintu pemasangan kabel terdiri dari baberapa pemasang sebagai berikut : 1. Pemasangan kabel pada indicator. Indicator lantai dan indicator tujuan, indicator lantai menunjukan keberadaan cabbin lift dan indicator tujuan menandakan penumpang menginginkan tujuan tersebut. Indicator tujuan terdapat 3 Led, dan indicator keberdaan lift terdapat 9 Led. Indicator merupakan petunjuk suatu sistem telah berjalan. Indicator terdiri dari beberapa yaitu. 2. Indicator penanda keberadaan lift. Indicator penanda keberadaan lift berfungsi pada saat lift telah sampai di lantai tujuan baik 1, 2, dan 3. 3. Indicator tujuan. Indicator tujuan sebagai penanda lift disaat penumpang menginkan suatu tujan pada setiap lantai. 4. Pemasangan kabel Limit switch. Limit switch dipasang sebagai mematikan motor pintu, motor utama serta untuk mengatifkan Led dan buzzer. Setiap lantai terdapat limit switch dan pintu. Pada lantai 1, 2, 3 terdapat 1 limit switch dan 2 limit switch dibagian pintu cabbin lift. 5. Pemasang kabel pada switch Hal call dan Car call. Pada setiap lantai terdapat tombol HC untuk pemanggilan cabbin lift, pada lantai 1, 2, dan 3. Sedangkan CC terdapat di dalam cabbin lift, tetapi penempatan pada tombol CC lift yang dibuat ditempatkan di luar lift. CC berguna untuk tujuan yang diinginkan oleh penumpang. Car Call 1, 2, dan 3. 6. Pemasangan kabel emmergency. Emmergency merupakan suatu yang berguna pada lift untuk disaat terjadi kegagalan atau lift dalam keadaan mati disaat jalan, maka tombol ini mematikan secara paksa motor dan panggilan darurat untuk pertolongan pada pemumpang. Tombol emmergency disambungkan ke panel kendali input dan output PLC.

38 7. Pemasangan kabel Buzzer. Buzzer berguna sebagai penanda darurat dan penanda sebai telah sampai tujuan. Kabel untuk Buzzer terhubung pada panel kendali input dan output PLC. 8. Pemasangan kabel motor up dan down. Motor up dan down menggunakan motor Dc mesin photo copy, intput 24V yang mana nanti untuk proses menarik cabbin lift saat up dan down. Naik dan turun lift diberikan suatu tali yang terikat pada cabbin dan disisi atas lift terdapat katrol. Motor lift disambungkan dengan kabel untuk memberikan arus 24V, supaya motor bekerja untuk naik dan turun lift. 9. Pemasangan kabel pada motor pintu Motor pintu menggunakan motor Dc, motor mesin printer sebagai membuka dan menutup pintu lift. Motor diberikan arus 12V supaya motor bergerak mebuka dan menutup pintu. Komponen pada lift 3 lantai dapat dilihat pada tabel 3.3. Tabel. 3.3. Komponen pada lift 3 lantai No Nama Komponen Keterangan input / output 1 Led Luar (setiap Lantai 1,2,3) output 2 Led Tujuan ( 1,2 dan 3) output 3 Limit Switch lantai 1, 2, 3 input 4 Buzzer output 5 Saklar emmergency input 6 Saklar pemanggilan Luar 1,2,3 input 7 Saklar tujuan input 8 saklar close pintu input 9 Saklar open input 10 Motor naik dan turun output 11 Motor pintu output Semua kabel terhubung pada panel PLC baik HC, CC, emmergency, limit switch, motor dan indicator. Kabel yang terhubung pada panel input dan output untuk memberikan conection pada PLC. Pemasangan kabel pada panel input dan output dapat dilihat pada gambar 3.16.

39 A. Pemasangan komponen input ke trainer B. Pemasangan komponen output ke trainer a.pemasangan kabel input b.pemasangan kabel output Gambar. 3.16. Pemasangan kabel komponen pada panel PLC. 3.9.9 Menghubungkan Panel Kendali Lift dengan PLC Panel kontrol sebagai input dan output yang menghubungkan konektor PLC dan lift. Panel kontrol terdapat di belakang badan kerangka lift. Papan panel ini terdapat 40 pin yang akan menyambungkan kabel kabel conector terhadap PLC. Panel kendali lift Dapat dilihat pada gambar 3.17.

40 Gambar 3.17. Panel kendali lift Keterangan simbol simbol pada panel kendali terhadap input dan output lift 3 lantai dapat dilihat pada tabel 3.4. Tabel 3.4 Simbol simbol panel kendali NO SYMBOL KETERANGAN 1 ST 1 Saklar Tujuan 1 2 ST 2 Saklar Tujuan 2 3 ST 3 Saklar Tujuan 3 4 PO Pintu Open 5 PC Pintu Close 6 LS3 Limit Switch 3 7 LS2 Limit Switch 2 8 LS1 Limit Switch 1 9 COM PLC Input 10 COM PLC Input 11 TT3 Tombol Turun 3 12 TT2 Tombol Turun 2 13 TN2 Tombol Naik 2 14 TN1 Tombol Naik 1 15 LSO Limit Switch open

41 16 LSC Limit Switch close 17 LL 1, 2 dan 3 Lampu Luar 1,2 dan 3 18 B Buzzer 19 COM PLC Output 20 + - 12 v dan 24 v 21 MU Motor Up 22 MD Motor Down 23 MO Motor Open 24 MC Motor Close 25 LD 1,2 dan 3 Lampu Dalam 1,2 dan 3 Setelah semua kabel tersambung sesuai alamatnya, maka langkah pengujian selanjutnya adalah dengan menjalankan program kendali. Pemasangan kabel conector pada panel ke PLC menghubungkan, input dan output terhadap komponen aktif pada lift 3 lantai. Pemasangang kabel konektor lift ke PLC pada gambar 3.18. Gambar 3.18. Pemasangan kabel konektor ke PLC

42 Penyambungan kabel konektor dari lift ke PLC Omron SYSMAC CP1E, menyambungkan input dan ouput lift yang akan dikendalikan oleh program PLC. Penyambungan kabel konekntor panel kendali lift ke PLC Omron dapat dilihat pada gambar 2.19. Gambar 2.19 Conector panel kendali lift ke PLC Omron 3.10 Hasil Perancangan Lift Pada pembuatan yang telah dilakukan baik mekanik dan elektriknya yang telah dirancang sedemikian rupa, jadi suatu bentuk barang yang dapat berfungsi, yaitu lift 3 lantai up dan down, hasil dari alat yang telah dirakit dikombinasikan dengan program PLC. Bentuk lift 3 lantai yang telah dibuat dapat dilihat pada gambar 3.20.

43 Gambar 3.20. Bentuk lift 3 lantai Bentuk lift 3 lantai digerakan dengan motor Dc 24V baik naik dan turun lift, open dan close pada pintu digerakan dengan motor Dc 12V, pada tombol yang ada menggunakan switch No, indicator menggunakan Led, penanda buzzer. Sistem gerak dibantu oleh tali dan kantrol yang diikat pada motor dan cabbin lift. Katrol dipasang dibagian atas cabbin lift. 3.11 Pembuatan Software Pembuatan hardware selesai dibuat, selanjutnya pembuatan software yaitu melakukan pembuatan program untuk lift 3 lantai menggunakan CX-Programmer. Pembuatan program lift yang dikendalikan oleh PLC. Dapat dilihat diagram alir pembuatan program PLC pada gambar 3.21.

44 Gambar 3.21. Diagram alir pembuatan program PLC Pembuatan software dilakukan berguna untuk mengatur sistem naik dan turun lift. Pembuatan software yaitu perancang program kendali yang terdiri dari input dan output lift 3 lantai. 3.12 Langkah - langkah Program Kontrol PLC Dalam proses pembuatan miniatur lift 3 lantai yang dikontrol oleh PLC ini, langkah terakhir yang harus diselesaikan adalah pembuatan program kendali lift 3 lantai. Program yang akan dibuat menggunakan software CX Programmer, software inilah yang akan mengalamatkan perintah pada program PLC. Setiap pembuatan program yang diingikan terlebih dahulu memastikan software dalam terinstal pada komputer atau laptop, menyambugkan kabel data pada komputer dan PLC. PLC dan komputer dalam keadaan On supaya program yang dibuat dapat dijlankan. Langkah langkah pembuatan program kontrol miniatur lift 3 lantai adalah sebagai berikut :

45 1. Memulai membuat project baru 2. Kemudian akan tertampil pilihan PLC, pilih Device Type CP1E dan Network Type USB. 3. Kemudian akan tertampil windows Device type, pilih CPU type E, maka akan tertampil windows pemograman sebagai berikut. 4. Buat Program Ladder. Pengontrolan yang dilakukan dengan sistem kendali PLC menggunakan program CX Programmer. Lift berkerja berututan sesuai dengan permintaan yang diinginkan. Pembuatan program disusun No, Nc, timer dan output. PLC merupakan kemampuan dalam hal memori untuk menyimpan program yang telah dibuat yang dengan mudah diubah - ubah fungsi atau kegunaannya. 3.13 Pembuatan Program Kontrol PLC Dalam proses pembuatan model lift yang dikontrol oleh PLC ini, langkah terakhir yang harus diselesaikan adalah pembuatan program kendali lift. Program yang akan dibuat menggunakan software CX Programmer, software inilah yang akan mengalamatkan perintah pada program PLC. Langkah langkah pembuatan program kontrol model lift adalah sebagai berikut : 1. Buka aplikasi CX-Programmer pada gambar 3.22 Gambar 3.22 Aplikasi CX-Programmer

46 1. Memulai membuat New project baru gambar 3.23. Gambar 3.23. Jendela New Project. 2. Kemudian akan tertampil Change PLC, ambill Device Type (CP1E) dan klik OK.Tampilan Change PLC Pada gambar 3.24. Gambar 3.24. Change PLC

47 3. Kemudian akan tertampil windows device type settings (CP1E), pilih CPU type E30 dan klik Ok. Pemilihan Cpu type dapat dilihat pada gambar 3.25. Gambar 3.25. Pemilihan CPU type PLC. 3. Kemudian akan tertampil windows pemprogramman sebagai berikut. Halaman Penulisan Ladder Diagram pada gambar 3.26. Gambar 3.26. Halaman penulisan ladder diagram.

48 1. Buat Program Ladder pada gambar 3.27. Gambar 3.27. Pembuatan ladder diagram 2. Kembangkan program sampai ke output. Untuk kendali lift 3 lantai Up and Down Ladder diagramnya adalah sebagai berikut: Pembuatan 1 Pengontrolan Panel PLC Lift pada gambar 3.28, Pembuatan 2 pengontrolan panel PLC lift pada gambar 3.29, dan Pembuatan 3 Pengontrolan panel PLC lift pada gambar 3.30. Gambar 3.28. Pembuatan 1 pengontrolan panel PLC lift

49 Gambar 3.29. Pembuatan 2 pengontrolan panel PLC lift Gambar 3.30. Pembuatan 3 pengontrolan panel PLC lift Pengontrolan dibuat untuk menjalankan sistem yang akan dilakukan dalam susunan mekanis dan elektronis, hingga kinerja lift berfungsi sesuai ketentuan pengontrolan dari program PLC yang telah dibuat sehingga input dan output aktif apabila program dijalankan.

50 Program yang telah dibuat dari input 0000 00101 dan output 10001 10011. Program telah selesai dibuat maka tahap pengontrolan bisa dilaksanakan dan dijalankan dapat dilihat pada gambar 3.28 samapai 3.30. Setelah selesai maka program dapat dijalankan atau dieksekusi dengan prosedur sebagai berikut. 1. Memilih menu di toolbar program dan mengambila compile. 2. Memilih menu di toolbar PLC mengambil work online. 3. Setelah itu mengambil menu PLC dan Transfer to PLC mengklik Ok. Apabila terjadi kesalahan pada program maka dapat diedit dengan prosedur sebagai berikut. 1. Mengambil menu work online. 2. Mengambil atau pilih menu di toolbar berlambang cupsor. 3. Setelah itu program dapat diedit. 3.14 Pengujian Program Pengujian alat dilakukan untuk memastikan apakah alat dapat berfungsi dengan sempurna sesuai dengan tujuan skripsi ini. Pengujian dilakukan pada program dan pada lift 3 lantai up and down. Pengujian program ini dilakukan agar tidak terjadinya error pada saat alat sudah terhubung pada program, error pada program bias berakibat fatal pada alat lift 3 lantai up and down. Setelah pengujian program barulah pengujian dilakukan pada alat. Untuk pengujian pada alat semua pin konektor telah terhubung pada PLC sesuai dengan pengalamatannya masing masing input dan output. 3.15 Pengujian Program PLC Pada Lift 3 Lantai Pengujian program yang telah dibuat maka program dan alat diuji sesuai dengan gerak vertical lift saat tombol tombol car call, hall call, dan open, close pintu dieksekusi, pengujian program pada alat sebagai berikut. 1. Pengujian program pada lantai 1 pada tombol Car Call. Program PLC telah selesai dapat dicoba untuk kendali lift 3 lantai pengontrolan pada lift menggunkan Program PLC supaya gerak vertical pada lift

51 dan permintaan dapat berjalan sesuai rencana dan keinginan oleh penumpang. Program yang dijalankan dapat dilihat pada gambar 3.30. Program yang dibuat baik permintaan lantai 1, 2 dan 3, saklar open dan close, saklar HC dan saklar CC, buzzer, Led lantai, Led tujuan, limit switch dan emmergency. Eksekusi program pada lantai 1 pada tombol HC dapat dilihat pada gambar 3.31. Gambar 3.31. Eksekusi program pada lantai 1 Program dirancang dengan konsep logika manusia yang dituangkan pada program sehingga lift dapat bergerak, dengan program yang dibuat. Lift standby di lantai 1, 2 dan 3. Lift akan berjalan apabila arus 12 24V diberikan pada pengontrolan dan sistem elektriknya. Eksekusi car call 1 pada program. Tombol CC 1 (alamat 0007) maka eksekusi CC 1 Motor utama untuk turun aktif (alamat 10002) serta Led tujuan aktif (alamat 10005). Lift menuju ke lantai 1, setelah tiba di lantai 1 cabbin lift menyentuh limit switch (Ls 1 alamat 0000), maka motor utama mati, Led 1 keberadaan (alamat 10100) akan hidup dan buzzer alamat (10103) sebagai tanda menyatakan lift telah sampai tujuan aktif.

52 2. Pengujian program lantai 2 naik tombol Car Call 2 Tombol CC 2 (alamat 0008) telah ditekan maka permintaan untuk naik ke lantai 2 dieksekusi, motor aktif (alamat 10001) untuk menuju ke lantai 2, setelah tombol ditekan (Led 2 10006) dalam cabbin hidup dan motor menuju ke lantai 2, selanjutnya limit switch (Ls 2 0001) akan berfungsi, motor segera mati. (Led 2 keberdaan 10101) di lantai hidup, dan Led 2 dalam cabbin mati, buzzer (alamat 10103) akan berbunyi menandakan telah sampai di lantai 2. Eksekusi program lantai 2 naik dapat dilihat pada gambar 3.32. Gambar 3.32. Eksekusi program lantai 2 naik 3. Pengujian program lantai 3 naik, pada tombol Car Call 3 Setelah tombol CC 3 (alamat 0009) ditekan permintaan pada lantai 3 dieksekusi, setelah tombol ditekan maka motor naik (alamat 10001) akan hidup menuju lantai 3, Led 3 (alamat 10006) dalam cabbin hidup atau menyala berwarna merah. Cabbin menyentuh Ls 3 (alamat 0002) maka motor mati dan Led dalam akan mati, sedangkan Led 3 (alamat 10102) di luar atau Led 3 lantai akan menyala menunjukan 3, bahwa cabbin berada di lantai 3, dan buzzer (alamat 101003) aktif.

53 Menyatakan permintaan behasil. Eksekusi program lantai 3 naik dapat dilihat pada gambar 3.33. Gambar 3.33. Eksekusi program lantai 3 naik 4. Pengujian program lantai 2 turun, Car Call 2 turun Pada saat tombol (Car Call 2 0008) ditekan maka motor turun (alamat 10002) akan aktif menuju lantai 2 turun, setelah motor dan tombol ditekan maka (Led 2 10006) dalam cabbin menyala menujukan 2, kemudian motor bergerak menuju lantai 2 turun, sehingga saat limit switch (Ls 3 0002) tersentuh oleh cabbin maka motor akan mati, selanjutnya Led 2 dalam cabbin akan mati. Setelah itu (Led 2 10001) pada lantai 2 akan menyala menunjukan cabbin dalam posisi di lantai 2 dan buzzer (alamat 10003) berbunyi, menyatakan cabbin atau penumpang telah sampai pada lantai 2. Eksekusi program lantai 2 turun dapat dilihat pada gambar 3.34.

54 Gambar 3.34. Eksekusi program lantai 2 turun 5. Pengujian program pintu close Setelah (motor close 10003) pintu aktif kemudian pintu akan menutup dan menyentuh limit switch pintu close (Ls close 0011) untuk mematikan motor pintu close (10003). Eksekusi program PLC pintu close dapat dilihat pada gambar 3.35. Gambar 3.35. Eksekusi program PLC pintu close 6. Penujian program pintu open Pada saat penumpang telah berda pada setiap tujuan penumpang akan membuka dan menutup pintu. Pintu open lift akan aktif apabila tiba di tujuan setiap lantai dikarenakan pintu open otomatis, pintu tiba di tujuan 1, 2, dan 3 maka akan menyetuh limit switch 1, 2 dan 3 (Ls 1 0000, Ls 2 0001 dan Ls 3 0002) di

55 lantai, maka motor Up dan Down mati dan motor pintu (10004) aktif untuk membuka pintu dan motor open hidup. Setalah hidup dan pintu bergerak pintu menyetuh limit switch pada pintu (Ls open 0100) maka motor akan mati dalam kurun waktu 50 detik dan menutup kembali. Open pintu dapat digunakan baik manual dan otomatis. Program PLC pintu open dapat dilihat pada gambar 3.36. Gambar 3.36. Eksekusi program PLC pintu open

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dibahas tentang pengujian berdasarkan tujuan dari sistem alat model lift yang dibuat. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui proses kerja dari sistem dan untuk mengetahui apakah sudah sesuai dengan tujuan atau belum. 4.1. Pengujian Tombol Hall Call Lift Setelah program lulus pengujian selanjutnya dilakukan pengujian pada alat model lift. Pengujian ini difokuskan pada gerak kerja alat lift yaitu, gerak up (naik) dan down (turun) yang bergerak secara vertical. Langkah pengujian ini yang pertama kali dilakukan adalah penyambungan kabel - kabel dari pin konektor papan trainer ke PLC Omron SYSMAC CP1E. 4.1.1 Pengujian Tombol Hall Call 1 (satu) Pada lift 3 lantai terdapat tombol pemanggil terhadap cabbin lift 1,2,3 tombol tersebut berada disisi luar lift. Pengujian tombol tersebut akan mendapatkan hasil kinerja program PLC dan lift miniatur yang telah dibuat, pengujian HC 1 tehadap lift dapat dilihat pada gambar 4.1. Lift standby di lantai 3 (Led 3) aktif bahwa lift berada di lantai 3 pemanggilan di lantai 1 (HC 1), pada permintaan yang telah dilakukan, maka motor aktif yaitu motor turun,setelah motor aktif maka lift bergerak menuju turun ke lantai 1. (Led 3) mati dikarenakan tidak menyentuh limit switch 3 (Ls3) bahwa lift telah meninggalkan lantai 3, pada saat turun dan menyentuh limit switch 1 (Ls1) maka (Led 1) aktif dan motor mati, sehingga buzzer berbunyi. Hall call 1 lift dapat dilihat pada gambar 4.1. 56

57 A. Posisi awal lantai 3 B. Proses menuju lantai 1 C. Posis di lantai 1 Gambar 4.1. Hall call 1 lift Pengujian HC 1 dari lantai 3 ke lantai 1 lift berjalan lancar sesuai dengan permintaan yang telah diberikan dan lift dapat menyetuh limit switch untuk mematikan motor. Permintaan tombol HC 1 pada tabel 4.1. Permintan tombol HC 1 Tekan HC 1 Lantai 3 Lantai 1 Tabel 4.1. Permintaan tombol hall call 1 Posisi Tujuan Indicator Keberadaan cabin lift lantai terakhir Keterangan 3 2 1 posisi On - - Lift Sesuai - On - dengan - - On tujuan

58 4.1.2 Pengujian Tombol Hall call 2 (dua) Pengujian HC 2 up, pengujian HC 2 up pada saat lift berada diposisi 1 (Led 1) aktif, atau sebaliknya di lantai 3, maka (Led 3) aktif. HC 2 ditekan maka Motor naik aktif hingga lift meninggalkan posisi sebelumnya, dan limit switch pada lantai sebelumnya tidak berfungsi, pada saat menuju lantai 2 naik, maka lantai (Led 1) mati, lift akan menuju ke lantai 2 maka Led mati dan setelah sampai di lantai 2 naik maka cabbin menyentuh limit switch 2 (Ls2) maka Led 2 aktif dan motor akan mati, maka buzzer berbunyi. Dapat dilihat hall call pada gambar 4.2. Gambar 4.2. Hall call 2 up lift Pengujian HC 2 naik dari lantai 1 ke lantai 2 lift berjalan lancar sesuai dengan permintaan yang telah dieksekusi dan lift dapat menyetuh limit switch untuk mematikan motor. Pengujian tombol HC 2 dapat dilihat pada tabel 4.2 Permintan tombol HC 2 a. Posisi dilantai 1 b. Posisi dilantai 2 Tabel 4.2. Permintaan tombol hall call 2 Posisi Tujuan Indicator Keberadaan cabbin lift lantai terakhir Keterangan 1 2 3 posisi On - - Lift Sesuai - On - dengan - - - tujuan Tekan HC 2 Lantai 1 Lantai 2 naik

59 4.1.3 Pengujian Tombol Hall Call 3 (tiga) Pengujian tombol hall call 3 dilakukan untuk mengetahui kinerja dari program dan kinerja lift itu sendiri. Pengujian hall call 3 lift dapat dilihat pada gambar 4.3. a. Posisi di lantai 2 b. Posisi di lantai 3 Gambar 4.3. Hall call 3 lift Pengujian HC 3, pada saat berada di lantai 2 (Led 2) hidup karena posisi masih di lantai 2, maka permintaan di lantai 3 untuk naik, maka HC 3 ditekan dan motor naik aktif lift meninggalkan lantai 2, (Led 2) mati. lift saat menuju ke lantai 3 maka setelah lift menyetuh limit switch 3 (Ls 3) maka (Led 3) aktif, motor mati, sehingga buzzer hidup bahwa telah sampai tujuan. Dapat dilihat permintaan tombol HC 3 pada tabel 4.3. Permintan tombol HC 3 Tekan HC 3 Lantai 2 Lantai 3 naik Tabel 4.3. Permintan tombol hall call 3 Posisi Tujuan Indicator Keberadaan cabin lift lantai terakhir Keterangan 1 2 3 posisi - - - Lift Sesuai - On - dengan - - On tujuan

60 4.1.4 Pengujian Tombol Hall Call 2 Pengujian HC 2 turun, pada saat lift berada di lantai 3 maka (Led 3) aktif, permintaan berada di lantai 2 turun bahwa lift disuruh untuk turun maka tombol HC 2 turun ditekan maka motor turun akan aktif dan (Led 3) mati. Pada saat lift telah berjalan setelah lift menyentuh limit switch 3 (Ls 3) maka motor lift mati dan (Led 2) hidup, sehingga buzzer berbunyi menandakan lift telah sampai pada tujuan. Dapat dilihat hall call 2 down lift pada gambar 4.4. Gambar 4.4. Hall call 2 down lift Pada pengujian pada HC 2 down lift berjalan dengan lancar tidak dapat kendala apapun, limit switch, buzzer dan Led aktif. Dapat dilihat permintaan tombol HC 2 pada tabel 4.4. Permintan tombon HC 2 a. Posisi dilantai 3 b. Posisi dilantai 2 Tabel 4.4. Permintaan tombol hall call 2 naik Posisi Tujuan Indicator Keberadaan cabin lift lantai terakhir Keterangan 3 2 1 posisi On - - Lift Sesuai dengan - On - tujuan Tekan HC 2 Lantai 3 Lantai 2 turun - - -

61 4.2 Pengujian Dan Hasil Saklar Tujuan ( Car Call ) Pada pengujian saklar tujuan (car call) suatu permintaan tombol di dalam cabbin 1, 2, dan 3. Tombol ini berguna sebagai permintaan penumpang untuk mencapai tujuan saat penumpang berada di dalam cabbin. 4.2.1 Pengujian Saklar Car Call 2 Up Pengujian CC 2 Up, penumpang berada di lantai 1, maka penumpang masuk lift dan menekan tombol close pintu (PC), motor pintu aktif, dan penumpang menekan tombol (CC 2 up), sehingga motor naik aktif, (Led 2) dalam bilik hidup, bahwa permintaan untuk 2. Motor up aktif lift meninggalkan lantai 1, setelah berada di lantai 2 maka (Led 2) tujuan yang di dalam bilik mati, (Led 2) keberadaan menyala, dan motor up mati. Sehingga buzzer berbunyi menyatakan telah berada diposisi. Penumpang menekan tombol open pintu (PO). Dapat dilihat proses pemanggilan car call 2 naik pada gambar dibawah 4.5. a. Posis di lantai 3 b. Tombol tujuan (CC 2) c. Posisi di lantai 2 d. Open pintu cabin Gambar 4.5. Proses car call 2 naik

62 Pada pengujian car call 2 tidak ada terjadi kendala lift berjalan dengan baik setiap proses berjalan baik program berjalan lancar. Proses kerja lift terhadap saklar tujuan 2 dapat dilihat pada gambar 4.6. Gambar 4.6. Proses kerja lift terhadap saklar tujuan 2 4.2.2. Pengujian Saklar Car Call 3 Up Pengujian car call 3 up, penumpang berada di lantai 2, maka penumpang masuk lift dan menekan tombol close pintu (PC), motor pintu aktif, dan penumpang menekan tombol (car call 3 up), sehingga motor naik aktif, (Led 3) dalam bilik hidup, bahwa permintaan untuk ke lantai 3. Motor up aktif lift meninggalkan lantai 2, setelah berada di lantai 3 maka (Led 3 dalam) indicator tujuan bilik mati, (Led 3) keberadaan menyala, dan motor up mati. Sehingga buzzer berbunyi menyatakan telah berada diposisi lantai 3. Penumpang menekan

63 tombol open pintu (PO). Dapat dilihat proses pemanggilan CC 3 up pada gambar dibawah 4.7. a. Posisi di lantai 2 b. Permintaan tombol CC 3 c. Posisi di lantai tujuan 3 d. Posisi 1 pintu cabbin close e. Posisi 2 pintu cabbin open Gambar 4.7. Prose lift 3 lantai tombol CC 3 up Proses pengujian car call 3 up, cabbin lift berada di lantai 2, penumpang menekan tombol open pintu, penumpang masuk ke dalam cabbin lift selanjutnya penumpang menekan tombol close. Penumpang tersebut menekan tombol tujuan

64 car call 3, maka motor up aktif sehingga membawa penumpang ke lantai tujuan. Proses terhadap tombol tujuan 3 up dapat dilihat pada gambar 4.8. Gambar 4.8. Proses permintaan pada saklar tujuan 3 up 4.2.3 Pengujian Saklar Car Call 2 Down Pengujian tombol car call 2 down, Permintaan tombol tujuan / car call 2 down terhadap lift, keberadaan cabbin lift di lantai 3 dan menuju ke lantai 2, proses kinerja lift saat tombol ditekan 2 suatu permintaan dari lantai 3 menuju turun merupakan permintaan terhadap cabbin lift. Proses kinerja lift 2 down dapat dilihat pada gambar. 4.9.

65 Gambar 4.9. Proses kinerja lift 2 down Pengujian CC 2 down, penumpang berada di lantai 3, maka penumpang masuk lift dan menekan tombol close pintu (PC), motor pintu aktif, dan penumpang menekan tombol (CC 2 down), sehingga motor turun aktif, (Led 2) dalam bilik hidup, bahwa permintaan untuk ke lantai 2 turun. Motor down aktif lift meninggalkan lantai 3, setelah berada di lantai 2 maka Led 2 dalam indicator tujuan bilik mati, (Led 2) keberadaan menyala, dan motor down mati. Sehingga Buzzer berbunyi menyatakan telah berada diposisi lantai 2. Penumpang menekan tombol open pintu (PO). Dapat dilihat proses pemanggilan CC 2 down pada gambar dibawah 4.10.

66 a. Posisi di lantai 3 b. Permintaan tombol cc 2 c. Posisi di lantai 2 d. Posisi pintu cabin close E. Pintu cabin open Gambar 4.10. Proses lift 3 lantai tombol CC 2 down 4.2.4 Pengujian Saklar Car Call 1 Pengujian tombol car call 1 down, Permintaan tombol tujuan / car call 1 down terhadap lift, keberadaan cabbin lift di lantai 2 dan menuju ke lantai 1, proses kinerja lift saat tombol ditekan 1 suatu permintaan dari lantai 2 menuju turun merupakan permintaan terhadap cabbin lift. Proses kinerja lift 1 down dapat dilihat pada gambar. 4.11.

67 Gambar 4.11. Proses kinerja lift 1 down Pengujian CC 1 down, penumpang berada di lantai 2, maka penumpang masuk lift dan menekan tombol close pintu (PC), motor pintu aktif, dan penumpang menekan tombol (CC 1 down), sehingga motor turun aktif, (Led 1) dalam cabbin hidup, bahwa permintaan untuk ke lantai 1 turun. Motor down aktif lift meninggalkan lantai 2, setelah berada di lantai 1 maka Led 1 dalam indikator tujuan bilik mati, (Led 1) keberadaan menyala, dan motor down mati. Sehingga buzzer berbunyi menyatakan telah berada diposisi lantai 1. Penumpang menekan tombol open pintu (PO). Dapat dilihat proses pemanggilan CC 1 down pada gambar dibawah 4.12.

68 a. Posisi di lantai 2 b. Permintaan tombol cc 1 c. Posisi di lantai d. Posisi pintu close e. Posisi pintu open Gambar 4.12. Proses lift 3 lantai tombol CC 1 down 4.2.5 Pengujian Open Dan Close Pintu Pengujian open dan close terhadap pintu, pada saat pintu dalam kondisi tertutup, penumpang bisa membuka otomatis dan manual terhadap pintu, motor open dan motor close, berguna untu membuka dan menutup pintu. setiap sisi pintu terdapat 2 buah limit switch (Ls open) untuk mematikan motor open, LS close untuk mematikan motor close. Dapat dilihat close dan open pintu cabbin pada gambar 4.13.

69 a. pintu close b. pintu open Gambar 4.13. Proses close dan open 4.3 Pengujian Sistem Keseluruhan Pengujian dilakukan dengan cara menjalankan sistem secara keseluruhan. Kemudian memberikan input, perintah, atau panggilan lift pada setiap lantai dengan berbagai kemungkinan. Tabel 4.5 menunjukkan hasil yang didapatkan dari pengujian sistem tombol hall call secara keseluruhan. Tabel 4.5. Pengujian tombol hall call Permintaan Hall Call Posisi Tujuan Mode Keterangan Hc 1 3 1 Turun Lift ke lantai 1 lalu stop dan lantai 2 berhenti sesaat Hc 2 1 2 Naik Lift ke lantai 2 lalu stop Hc 3 2 3 Naik Lift ke lantai 3 lalu stop Hc 2 3 2 Turun Lift ke lantai 2 lalu stop Pengujian kombinasi pada tombol car call yaitu menekan tombol car call secara bersamaan yang akan diinginkan oleh penumpang. Kombinasi tombol car call terdiri dari 3 peluang kombinasi terhadap tombol yang diperoleh. Kombinasi yang diperoleh pada tombol car call dapat dilihat pada tabel 4.6.

70 Tabel 4.6. Kombinasi tombol car call Kombinasi permintaan Car Call Posisi Tujuan Mode Keterangan 2-1 3 2-1 Turun Turun Lift ke lantai 2 lalu berhenti sesaat dan lanjut ke lantai 1 berhenti 2-3 1 2-3 Naik Naik Lift ke lantai 2 lalu berhenti sesaat dan lanjut ke lantai 3 berhenti 3-1 2 3-1 Naik Turun Lift ke lantai 3 naik lalu berhenti sesaat dan lanjut ke lantai 2 berhenti sesaat lanjut ke lantai 1 stop Pengujian sistem tombol car call tanpa melakukan kombinasi terjadi 4 peluang yang diperoleh. Permintaan tombol car call merupakan tombol tujuan yang dinginkan baik ke lantai 1, 2, dan 3. Motor akan bergerak naik dan turun sesuai input dan ouput yang diminta. Permintaan tombol car call dapat dilihat pada tabel 4.7. Tabel 4.7. Pemintaan tombol car call Permintan Car Call Posisi cabin Tujuan Mode Keterangan Cc 1 3 1 Turun Lift ke lantai 1 lalu stop dan lantai 2 berhenti sesaat Cc 2 up 1 2 Naik Lift ke lantai 2 lalu stop Cc 3 2 3 Naik Lift ke lantai 3 lalu stop Cc 2 down 3 2 Turun Lift ke lantai 2 lalu stop

71 Keterangan pada tabel sebagai berikut: Lantai asal: adalah posisi terakhir kali lift berhenti / tidak ada masukan. Lantai tujuan: adalah lantai yang akan dituju lift karena ada input / perintah dari pengguna. Mode: adalah mode pergerakan lift naik atau turun. Tombol: adalah penekanan tombol ketika lift sedang bergerak menuju lantai tujuan / semacam permintaan interupsi. Car call: adalah tombol pada lantai tujuan naik atau turun lantai 1, 2, dan 3 Hall call: adalah tombol permintaan cabbin ke posisi awal 1, 2, dan 3 untuk memperoleh lanti tujuan.

BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil perancangan, pembuatan dan pengujian yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Dapat dibuat sebuah lift 3 lantai yang dikontrol dengan kendali PLC Omron SYSMAC CP1E menggunakan software CX Programmer. 2. Pemograman PLC Omron SYSMAC CP1E dapat dimanfaatkan dan diterapkan untuk kontrol kerjal lift 3 lantai terhadap suatu gerak vertical. 3. Lift 3 lantai bekerja dengan sistem manual apabila permintaan pada tombol car call dan hall call 4. Perancangan lift 3 lantai menggunakan PLC relative lebih mudah untuk dipahami sehingga pembuatan ladder diagram dilakukan dengan sistem gerak lift hanya bersifat manual saja. 5. Setiap permintaan pada lift berupa tombol car call 1, 2, 3dan hall call 1, 2, 3 tidak bisa dilakukan kombinasi secara bersaamaan. 6. Apabila terjadi permintaan up dan down, lift hanya dapat melakukan 1 (satu) proses saja maka program dapat dieksekusi. 5.2. Saran Berdasarkan perancangan, pembuatan, dan pengujian alat lift 3 lantai ini, masih terdapat beberapa kendala untuk mendapatkan hasil yang optimal. Dalam aplikasi peralatan ini dapat dilakukan pengembangan lebih lanjut, dengan mengoptimalkan kekurangan yang terjadi seperti : 1. Motor lift menggunakan motor DC mesin photo copy, mengakibatkan kurang optimalnya kinerja dari motor sehingga diharap alat ini dikembangkan dengan penggantian motor yang baru dan lebih baik. Supaya bisa mengankat beban lebih berat. 72

73 2. Alat dan program dirancang menggunakan PLC untuk kendali lift 3 lantai dan setiap gerak pada fungsi lift, Untuk itu dapat dikembangkan juga dengan program dan kendali lainnya seperti microcontroller. 3. Kerangka dan bentuk bilik lift diganti dengan yang lebih bagus. 4. Memberikan alarm kapasitas dan sensor pada cabbin lift, untuk beban yang diangkat oleh motor utama.

LAMPIRAN

1

Miniatar Lift 3 lantai 2

Motor Lift 3 lantai 3

Komponen Lift 3 lantai 4

5 Plc Omron cp1e Program 1

6 Program 2 Program 3

Program 4 7