Benny Marbun Kepala Divisi Niaga PT PLN (Persero) Batam, 23 November 2012
1. 1 Proses produksi menuntut tersedianya pasokan listrik yang cukup, handal dan berkualitas 2. 2 PLN belum dapat menyediakan pasokan listrik secara cukup, handal, dan berkualitas di seluruh area layanan 3. 3 Konsumen, dan atau investor pembangkit listrik ingin membangun pembangkit listrik sendiri, namun terkendala oleh jarak terpisahnya lokasi pembangkit dengan pemanfaat/beban PP No.14/2012 Pasal-4 Kewajiban membuka kesempatan pemanfaatan jaringan transmisi untuk kepentingan umum Permintaan pasar sedapat mungkin dipenuhi
1 Pertumbuhan konsumsi listrik masih relatif tinggi, sekitar 9-10% per tahun. 2 Kebutuhan investasi untuk tambahan kapasitas pembangkit akan menjadi sangat besar bila hanya dipikul oleh PLN / Pemerintah. 3 Minat investor untuk menambah kapasitas pembangkit, pun untuk kepentingan pemakaian sendiri, akan berarti penambahan kapasitas secara nasional. 4 Sinergi antara sistem ketenagalistrikan PLN dengan tambahan kapasitas pembangkit baru dapat dioptimalkan untuk manfaat kedua belah pihak.
Memenuhi kriteria teknis (Mutu, Keandalan, Tingkat Hubung Singkat Peralatan, Sekuriti sistem) Pembangkit Konsumen Konsumen PLN dengan sistem Transmisi
Pembangkit Konsumen menjual listrik ke PLN dengan harga= (X), PLN menjual listrik ke Konsumen dengan harga= BPP nasional atau (X + 16%) (ambil terbesar). Prinsipnya: Tambahan pembangkit akan mengurangi besaran subsidi kepada konsumen 20 MW X BPP, atau X x (1+16%) Pembangkit Konsumen PLN dengan sistem Transmisi Konsumen
2x100 MW 20 MW Pembangkit Kawasan 850 1006, atau 850x(1+16%)= 986 Kawasan Industri 1x100 MW 2x100 MW Harga non subsidi PLN Harga Kawasan 20 MW 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Pembelian listrik dari Pembangkit, sesuai dengan energi yang terambil. Pembelian= E x 850 Penjualan listrik ke konsumen, sesuai dengan energi yang terpakai. Penjualan= E x 1006 20 MW 850 1006, atau 50 MW 20 MW
Pembelian listrik dari Pembangkit, sesuai dengan energi yang terambil. Pembelian= E x 850 Penjualan listrik ke konsumen, sesuai dengan energi yang terpakai. Penjualan= E x 1006 60 MW 850 1006 60 MW 50 MW
Pembelian listrik dari Pembangkit, sesuai dengan energi yang terambil. Pembelian= E x 1100 Penjualan listrik ke konsumen, sesuai dengan energi yang terpakai. Penjualan= E x 1100 x (1+16%) 20 MW 1100 1106 x (1+16%) 50 MW 20 MW
Pembelian listrik dari Pembangkit, sesuai dengan energi yang terambil. Pembelian= E x 1100 Penjualan listrik ke konsumen, sesuai dengan energi yang terpakai. Penjualan= E x 1100 x (1+16%) 60 MW 1100 1100 x (1+16%) 60 MW 50 MW Terima kasih
Tambahan
Perbaikan peringkat Getting Electricity, menyelamatkan peringkat Indonesia Perbaikan yang diapresiasi IFC Worldbank, al.: - Call-Center 123 dan web-site melayani permintaan sambungan baru. - Dihapuskannya Uang Jaminan Langganan bagi pelanggan baru - Tidak diperlukan lagi syarat copy rekening tetangga. 11/19/2012 12
Pasal-4 1) Usaha transmisi tenaga listrik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf b wajib membuka kesempatan pemanfaatan bersama jaringan transmisi untuk kepentingan umum. 2) Kewajiban membuka kesempatan pemanfaatan bersama jaringan transmisi dilakukan melalui sewa jaringan antara pemegang izin usaha penyediaan tenaga listrik yang melakukan usaha transmisi dengan pihak yang akan memanfaatkan jaringan transmisi. 3) Pemanfaatan bersama jaringan transmisi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan sesuai dengan kemampuan kapasitas jaringan transmisi. 4) Harga atas sewa jaringan transmisi tenaga listrik sebagaimana dimaksud pada ayat (2) wajib mendapatkan persetujuan Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya.
PT Jasindo Utama: Daya awal: 18 MW, Juni 2013 Lokasi : 45 km dari Kupang
1. Rencana Penjualan kwh 2012 semula tumbuh hanya 7%, namun Penjualan 2012 diprediksi tumbuh 10,19%. 2. Beberapa tahun mendatang, pertumbuhan penjualan masih relatif tinggi sekitar 9%. 3. Demand yang tinggi: a) Sektor komersil (industri dan bisnis) pasca Tsunami Jepang dan banjir di Thailand b) Keharusan mengolah bijih mineral di Indonesia c) Rasio elektrifikasi masih rendah (75%). d) Konsumsi energi kwh/kapita/tahun masih rendah (data World-bank 2009) 1. Brunei : 8.662 kwh/kapita/tahun; 2. Singapore : 7.949; 3. Malaysia : 3.614; 4. Thailand : 2.045; 5. Vietnam : 918; 6. Philipina : 593; 7. Indonesia : 590 sementara Pendapatan per kapita cenderung meningkat. TWh/bulan TWh/bulan 16.0 15.0 14.0 13.0 12.0 11.0 10.0 y = 0.129x + 13.51 y = 0.126x + 12.20 y = 0.081x + 11.60 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Okt Nov Des 2010 2011 2012 Pertumbuhan Penjualan 2012 diperkirakan mencapai 10,19% 10,19% 7,29% Meningkatnya Penjualan listrik berdampak kepada meningkatnya kebutuhan tambahan kapasitas pembangkit listrik
A. Biaya Penyambungan (Rupiah) B. Biaya Pemanfaatan (Rupiah/kWh) Biaya kapasitas Biaya susut Biaya kongesti C. Biaya Tambahan (Rp/kwh) Sebagai disinsentif apabila terjadi kondisi: 1. Unbalanced Surcharge 2. Over capacity Surcharge
Untuk menutupi biaya investasi penambahan instalasi di sisi PLN untuk keperluan PBJT baik di Titik Pasok dan di Titik Ambil. Investasi yg harus diganti oleh Pengguna via BP Instalasi Penyedia Instalasi Pengguna
Sebagai disinsentif apabila terjadi kondisi: 1. Unbalanced Surcharge 2. Over capacity Surcharge - Melampaui MW terkontrak. disinsentif sebesar tarif off peak