Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK USU/RS H.Adam Malik Medan

dokumen-dokumen yang mirip
1 DETEKSI DINI PERTUMBUHAN ANAK. Debora S.Liana, dr., Sp.A FK UNDANA 2016

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. atrofi otot karena kurang bergerak. Atrofi (penyusutan) otot menyebabkan otot

BAB I PENDAHULUAN. dan keserasian antara perkembangan fisik dan perkembangan mental. Tingkat. lampau, bahkan jauh sebelum masa itu (Budiyanto, 2002).

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Status Gizi. Keadaan Gizi TINDAK LANJUT HASIL PENDIDIKAN KESEHATAN. Malnutrisi. Kurang Energi Protein (KEP) 1/18/2010 OBSERVASI/PEMANTAUAN STATUS GIZI

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA Definisi malnutrisi dan malnutrisi rumah sakit. Malnutrisi adalah suatu ketidakseimbangan (kekurangan atau kelebihan)

BAB 1 PENDAHULUAN. memerangi kemiskinan, namun untuk permasalahan gizi belum benar-benar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Patent duktus arteriosus (PDA) merupakan salah satu penyakit jantung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN. Diajukan pada Laporan Akhir Kasus Longitudinal MS-PPDS I IKA FK-UGM Yogyakarta 1

KEBUTUHAN ENERGI SEHARI

PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR (PAGT) INSTALASI GIZI RSU HAJI SURABAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. antara zat-zat gizi yang masuk dalam tubuh manusia dan penggunaannya

BAB I PENDAHULUAN. http ://digilip.unimus.ac.id

BAB 1 PENDAHULUAN. kemajuan kesehatan suatu negara. Menurunkan angka kematian bayi dari 34

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pelayanan Kesehatan bagi Anak. Bab 7 Gizi Buruk

Kartu Menuju Sehat (KMS)

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi penuh sejak janin berada dalam rahim(kira-kira pada. gestasi minggu ke-8). Tanpa adanya jantung yang berdenyut dan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Malaria merupakan penyakit kronik yang mengancam keselamatan jiwa yang

Pertumbuhan Janin Terhambat. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi

Pertumbuhan Janin Normal Pertumbuhan, diferensiasi dan maturasi jaringan dan organ. Pembelahan sel terdiri dari 3 fase : - Hiperplasia selama 16 mingg

Diabetes Mellitus Type II

energi yang dibutuhkan dan yang dilepaskan dari makanan harus seimbang Satuan energi :kilokalori yaitu sejumlah panas yang dibutuhkan untuk menaikkan

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. struktur jantung atau fungsi sirkulasi jantung yang dibawa dari lahir. 1 Insidens

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kesehatan Anak. awal Maret 2016 sampai dengan jumlah sampel terpenuhi.

Penilaian Status Nutrisi. Subbagian Nutrisi &Metabolik Bagian IKA FK USU-RSHAM

Definisi: keadaan yang terjadi apabila perbandingan kuantitas jaringan lemak


BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN

Feeding Practice in Small for Gestational Age Born Infant

BAB 1 PENDAHULUAN. Kasus gizi buruk masih menjadi masalah dibeberapa negara. Tercatat satu

FAKTOR RISIKO PENGASUHAN GIZI ANAK 0-6 BULAN. Langkah Awal Suatu Upaya Pemberdayaan Pengasuhan Ibu akan Gizi Anak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari nutritute dalam bentuk. variabel tertentu ( Istiany, 2013).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan desain cross-sectional. Pengambilan data dilakukan secara

Fungsi Makanan Dalam Perawatan Orang Sakit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. S DENGAN GANGGUAN SISTEM ENDOKRIN DIABETES MELLITUS PADA Ny.T DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURWOSARI

BAB I PENDAHULUAN. terutama penyakit infeksi. Asupan gizi yang kurang akan menyebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih dini pada usia bayi, atau bahkan saat masa neonatus, sedangkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian ini dilakukan adalah RSUP Dr. Kariadi Semarang.

Perbedaan Kecepatan Kesembuhan Anak Gizi Buruk yang Diberi Modisco Susu Formula dan Modisco Susu Formula Elemental Di RSU dr.

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam lima tahun pertama kehidupannya (Hadi, 2005).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

riwayat personal-sosial

BAB I PENDAHULUAN. kandungan. Kelainan penyerta yang timbul pada bayi baru lahir akan menghambat

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Small for Gestational Age: What We Have Worried about?

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (Armilawati, 2007). Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kesehatan Anak, khususnya

BAB I PENDAHULUAN. nutrisi dari makanan diet khusus selama dirawat di rumah sakit (Altmatsier,

Hubungan Albumin Serum Awal Perawatan dengan Perbaikan Klinis Infeksi Ulkus Kaki Diabetik di Rumah Sakit di Jakarta

Kekurangan volume cairan b.d kehilangan gaster berlebihan, diare dan penurunan masukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kehamilan merupakan proses fisiologis yang memberikan perubahan

METODOLOGI. n = 2 (σ 2 ) (Zα + Zβ) δ 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

METODE PENELITIAN. Populasi penelitian = 51 orang. 21 orang keluar. Kriteria inklusi. 30 orang responden. Gambar 2 Cara penarikan contoh

USIA REMAJA. Merupakan jalan panjang yg menjembatani priode Kehidupan anak dan dewasa. Berawal tahun dan berakhir usia 18 tahun

TINJAUAN PUSTAKA. Makanan Bayi

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB IV RANCANG BANGUN SISTEM

GANGGUAN NAPAS PADA BAYI

BAB I PENDAHULUAN. a. Latar Belakang. Congenital rubella syndrome (CRS) adalah kumpulan kelainan kongenital yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. (mordibity) dan angka kematian (mortality). ( Darmadi, 2008). Di negara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Rumah Sakit RSUD dr. Moewardi. 1. Rumah Sakit Umum Daerah dr. Moewardi

PERBEDAAN PENGGUNAAN INDEKS MEMBERIKAN PREVALENSI STATUS GIZI YG. BERBEDA.

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat rendah (BBLSR) yaitu kurang dari 1000 gram juga disebut sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. non-infeksi makin menonjol, baik di negara maju maupun di Negara berkembang.

BAB I KONSEP DASAR. menderita deferensiasi murni. Anak yang dengan defisiensi protein. dan Nelson membuat sinonim Malnutrisi Energi Protein dengan

Anemia Megaloblastik. Haryson Tondy Winoto, dr.,msi.med.,sp.a Bag. Anak FK-UWK Surabaya

GIZI BAYI DAN BALITA. CATUR SAPTANING W, S.Gz, MPH

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk menurunkan angka kematian bayi dan anak. 1. perkembangan, dan peningkatan kualitas anak berperan penting sejak masa dini

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. masalah gizi di Indonesia, terutama KEP masih lebih tinggi dari pada negara ASEAN

KESULITAN MAKAN PADA ANAK. Oleh : Dr. Djoko Sunarjo, Sp.A.

II. TINJAUAN PUSTAKA. memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses kehidupan. Disamping. dan produktivitas kerja (Almatsier, 2002).

LAMPIRAN. 1. Ketua Penelitian Nama : dr. Tengku Ellya Fazilla Jabatan : Peserta PPDS Ilmu Kesehatan Anak FK-USU/RSHAM

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LatihanPenemuanKasusTB dan MenentukanKlasifikasiSerta TipePasien. Kuliah EPPIT 13 Departemen Mikrobiologi FK USU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Usia tulang merupakan indikator utama untuk menilai maturitas tulang

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DI RS ROEMANI RUANG AYUB 3 : ANDHIKA ARIYANTO :G3A014095

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ibu selama kehamilan. Ketika ibu hamil mendapatkan infeksi virus rubella maka

Mengatur Berat Badan. Mengatur Berat Badan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Angka kematian bayi (AKB) merupakan salah satu indikator untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. selama beberapa tahun terakhir. Penurunan kematian bayi dari tahun 1990 hingga

Transkripsi:

GAGAL TUMBUH Divisi Nutrisi dan Penyakit Metabolik Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK USU/RS H.Adam Malik Medan

DEFINISI Gagal Tumbuh : Anak dengan BB kurang dari 2 SD dari nilai pertumbuhan standar rata-rata t sesuai umur dan jenis kelamin Dan atau anak dengan BB yang memotong lebih dari 2 garis persentil pada kurva pertumbuhan CDC Bayi < 5 bulan interval paling sedikit 56 hari Bayi > 5 bulan interval paling sedikat 3 bulan

Bila seorang bayi telah memperlihatkan nilai pertambahan PB atau BB kurang dari nilai persentil ke 10, evaluasi medis harus dilakukan lebih kerap dan seksama untuk menghindarkan gagal tumbuh Diagnosis gagal tumbuh akan semakin jelas bila observasi semakin lama dilakukan

DIAGNOSIS Harus dapat dibedakan gagal tumbuh dengan keadaan lain seperti kurang energi protein (KEP) atau perawakan pendek, untuk menghindarkan pemeriksaan yang tidak perlu Anamnesis,pemeriksaan fisik, telaah nutrisi, dan percobaan pemberian makanan adekuat (feeding trial) yang cermat perlu dilakukan untuk diagnosis yang tepat serta perencanaan program pengobatan yang terarah

Anamnesis Faktor organik Kesulitan makan Anoreksia, menolak makan, kaitannya dengan penyakit sistemik Kelainan neurologis, penyakit jantung bawaan, kelainan endokrin (hipotiroid, hipertiroid, defisiensi hormon pertumbuhan, hiperkortisol), displasia bronkopulmoner, demam

Anamnesis Muntah terus menerus Refluks gastroesofageal Malabsorpsi Kelainan kongenital Kelainan kromosom Komplikasi perinatal (PJT prematur keracunan Komplikasi perinatal (PJT, prematur, keracunan obat pada kehamilan)

Faktor non organik Kemiskinan Pemberian ASI tidak adekuat Psikososial: kekerasan dan penelantaran anak, deprivasi sosial Faktor lingkungan sosial yang tidak mendukung Ketidaktahuan dan pengertian yang salah dalam pembuatan formula makanan, pemberian jus buah yang berlebihan, mitos dan kepercayaan mengenai pola makan

Pemeriksaan Fisis 1. Antropometri t BB/U < persentil ke 5 Penurunan arah pertumbuhan lebih dari 2 persentil mayor dalam 3-6 bulan Penurunan berat badan lebih dari 2 SD dalam 3-6 bulan 2. Penyakit yang mendasari, misalnya penyakit jantung, paru, dan lain-lain

Growth faltering :

Flat Growth :

HUBUNGAN DENGAN KEP Penyebab gagal tumbuh terbanyak: kekurangan masukan makanan ( tipe gagal tumbuh non organik ) - 15-60% kasus gagal tumbuh yang dirawat - Sering data nutrisi penderita tak dapat ditelaah dengan baik sehingga penderita dikelompokkan sebagai penderita KEP -Biasanya penderita tidak memperlihatkan gejala klinis lain selain gagal tumbuh dan kadangkadang terdapat bukti defisiensi protein

- Pada KEP akan terdapat malabsorbsi dan maldigesti - Dengan percobaan pemberian makanan yang adekuat akan terdapat dua kemungkinan - keberhasilan a yang ditandai da dengan kenaikan a berat badan yang adekuat - kegagalan pertambahan berat badan - Kegagalan pada penderita gagal tumbuh dapat dihubungkan sebagian dengan KEP

Penyebab KEP bisa organik dan non organik Data akurat sangat perlu untuk mencari berbagai penyakit yang berhubungan dengan nutrisi dan pertumbuhan KEP pada bayi biasanya disebabkan kurangnya masukan nutrien Bila tidak terdapat penyebab gagal tumbuh yang jelas maka dilakukan pemberian makanan yang adekuat di rumah sakit untuk membuktikan penyebab non organik, metabolik atau lainnya

PENDEKATAN KESEIMBANGAN ENERGI - Tentukan apakah seorang bayi telah mendapat masukan kalori yang adekuat atau tidak sesuai pertumbuhan pada usia tertentu - Bila masukan kalori tidak adekuat harus dinilai apakah: 1. kalori yang diberikan telah adekuat tapi ditolak oleh bayi 2. kalori adekuat diterima tapi keluar lagi melalui muntah dan regurgitasi 3. memang kalori yang diberikan tidak adekuat

- Bila penyebab gagal tumbuh tidak terbukti degan jelas, mis : karena muntah atau PJB berat masukan kalori kurang / di bawah kebutuhan normal - Bila anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksan laboratorium sederhana tidak dapat menerangkan penyebab gagal tumbuh, dianjurkan untuk merawat penderita - Pengamatan selama 10-14 hari di rumah sakit sudah cukup untuk menentukan keseimbangan energi penderita

- Dari segi keseimbangan energi dapat ditemukan lebih dari satu penyebab gagal tumbuh pada seorang anak - Seorang anak dengan hipertonia hebat mungkin tidak dapat menerima masukan kalori adekuat akibat penyakit neuromuskularnya, tetapi sebaliknya membutuhkan energi tinggi akibat peningkatan tonus otot -

- Seorang penderita hepatitis i menolak masukan kalori karena anoreksia, tapi di pihak lain ia menderita pula steatorea - Anak penderita PJB berat tidak mampu mengambil masukan kalori adekuat padahal ia memerlukan sejumlah energi cukup besar dan pada saat yang sama dapat menderita steatorea

Suportif TERAPI Dietetik Kebutuhan kalori untuk tumbuh kejar (kcal/kg/h): RDA untuk umur x BB/PB ideal BB saat ini Kebutuhan protein untuk tumbuh (g/kg/h): RDA untuk umur x BB/PB ideal BB saat ini

Tabel 1. Recommended dietary allowances (RDA), 1989 Umur kcal/kg protein(g) 0-6 bulan 108 13 6-12 bulan 98 14 1-3 tahun 102 16 4-6 tahun 90 24

PROGNOSIS Gagal tumbuh organik prognosis berhubungan erat dengan penyakit yang mendasari Gagal tumbuh non organik prognosis bergantung dari tingkat malnutrisi yang telah timbul

Contoh Soal Seorang anak laki-laki usia 6 thn BB 12 kg TB 100 cm Antropometri - BB < persentil 5 - TB < persentil 5 - BB ideal (BB/TB) :15 kg (menurut CDC 2000) Berapa kebutuhan kalori dan protein untuk tumbuh kejar pada pasien ini? i?

Kebutuhan kalori untuk tumbuh kejar (kcal/kg/h): RDA untuk umur x BB/PB ideal BB saat ini 90 x 15/12 = 112,5 kcal/kg/hari Kebutuhan protein untuk tumbuh (g/kg/h): RDA untuk umur x BB/PB ideal BB saat ini 24 x 15/12 = 30 g/kg/hari