BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan jaman yang semakin maju, maka perubahan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi, tampaknya persaingan bisnis di antara

BAB I PENDAHULUAN. Krisis multidimensional dalam bidang ekonomi, politik, dan budaya yang

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi seperti sekarang ini, Indonesia mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dua dasawarsa terakhir ini, perubahan yang terjadi dalam berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Pada era gobalisasi ini, perkembangan masyarakat di berbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman mendorong terjadinya perubahan di berbagai

BAB I PENDAHULUAN. di bidang tekhnologi, ilmu pengetahuan, ekonomi, dan pendidikan. Perubahan

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang, baik di bidang ekonomi, politik, hukum dan tata kehidupan dalam

BAB I PENDAHULUAN. awal, dimana memiliki tuntutan yang berbeda. Pada masa dewasa awal lebih

BAB I PENDAHULUAN. akademik dan/atau vokasi dalam sejumlah ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni

COMPANY PROFILE. PT D adalah perusahaan yang bergerak di bidang produsen, distribusi

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, sehingga terus berusaha untuk memajukan kualitas pendidikan yang ada.

BAB I PENDAHULUAN. semakin menyadari pentingnya peranan pendidikan dalam kehidupan. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki tahun 2007 ini, negara Indonesia dihadapkan pada tantangan dunia

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan Tinggi atau Universitas merupakan lembaga pendidikan tinggi di

DAFTAR ISI. LEMBAR PENGESAHAN... i. ABSTRAK... ii. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR TABEL... viii. DAFTAR BAGAN...

BAB I PENDAHULUAN. mensosialisasikannya sejak Juli 2005 (

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan menengah. Tujuan pendidikan perguruan tinggi ialah untuk

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan lebih lanjut ke perguruan tinggi ( Perguruan tinggi

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi informasi telah mengubah pandangan orang terhadap

BAB I PENDAHULUAN. barang ataupun jasa, diperlukan adanya kegiatan yang memerlukan sumber daya,

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini, pertumbuhan di bidang pendidikan kian

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka memasuki era globalisasi, remaja sebagai generasi penerus

BAB I PENDAHULUAN. yang dididik secara formal dan diberikan wewenang untuk menerapkan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi, remaja sebagai generasi penerus bangsa diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. Zaman semakin berkembang seiring dengan berjalannya waktu.

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU pendidikan No.2 Tahun,1989, pendidikan adalah usaha sadar untuk

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah dan Pemuda Departemen Pendidikan Indonesia, Fasli Jalal (Harian

BAB I PENDAHULUAN. kualitas yang melayani, sehingga masalah-masalah yang terkait dengan sumber

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional tentunya memerlukan pendidikan sebaik dan setinggi

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menyiasati persaingan global, Indonesia berusaha membenahi

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas tersebut diciptakan melalui pendidikan (

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan menengah. Tujuan pendidikan perguruan tinggi ialah untuk

BAB I PENDAHULUAN. manusia melalui kegiatan pembelajaran yang dilaksanakannya ( Oleh

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori yang akan dibahas dalam bab ini adalah teori mengenai self-efficacy dan

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin kompleks. Hal ini disebabkan aspek-aspek dalam dunia pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di Indonesia. Upaya yang dilakukan pemerintah untuk menambah

BAB I PENDAHULUAN. semakin besar. Di tahun 2009 angka pengangguran terdidik telah mencapai

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, keadaan dunia pendidikan di Indonesia mengalami. perkembangan. Salah satu perkembangan terbaru yang terjadi adalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh pengetahuan atau menambah wawasan. Penyelenggaraan. melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. Dari anak kecil sampai orang dewasa mempunyai kegiatan atau aktivitas

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam model pembelajaran Bandura, faktor person (kognitif) memainkan peran

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini setiap orang berusaha untuk dapat bersekolah. Menurut W. S

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, persaingan global semakin ketat, sejalan dengan telah berlangsungnya

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan yang cukup, bahkan bercita-cita untuk lebih dari cukup untuk memenuhi semua

BAB I PENDAHULUAN. Setiap anak yang lahir merupakan sebuah karunia yang besar bagi orang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Tardif (dalam Muhibbin Syah, 2003) yang dimaksud dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman sekarang ini kemajuan suatu negara dipengaruhi oleh faktor

BAB I PENDAHULUAN menjadi kurikulum KKNI (kerangka kualifikasi nasional Indonesia) (Dinas

BAB I PENDAHULUAN. bergerak dalam bidang asuransi. Selama tahun 2007, total pendapatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini kehidupan manusia, termasuk Indonesia telah memasuki era

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan dalam pekerjaan. Perubahan gaya hidup tersebut diantaranya adalah

BAB I PENDAHULUAN. tersebut maka terjadi banyak perubahan di segala bidang termasuk di bidang

BAB II KAJIAN TEORI. 2010:523) menyatakan bahwa self efficacy mempengaruhi pilihan aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan tergolong tinggi, sehingga para petugas kesehatan seperti dokter,

BAB I PENDAHULUAN. Undang undang Pemerintahan Negara Republik Indonesia tahun 2003 pasal

BAB I PENDAHULUAN. semua kebutuhan dalam kehidupannya. Tidak ada seorangpun yang. menginginkan hidup berkekurangan. Oleh karena itu, setiap individu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Self-efficacy mengarah pada keyakinan seseorang terhadap kemampuannya dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam rangka menyongsong era persaingan bebas antar bangsa yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi adalah salah satu usaha dari sekelompok orang yang bekerja

BAB I PENDAHULUAN. Obesitas didefinisikan sebagai suatu keadaan dengan akumulasi lemak yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat menentukan bagi. dan negara. Contoh peran pendidikan yang nyata bagi perkembangan dan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan di alam bebas (Out Door s Activity), berupa mendaki gunung,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kritis dan secara kolektif tantangan-tantangan tersebut menuntut organisasi

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG TEORI SELF-EFICACY

BAB I PENDAHULUAN. sumbangsih bagi bangsa Indonesia di masa yang akan datang. Untuk memajukan

LAMPIRAN I KUESIONER DATA PENUNJANG KATA PENGANTAR

BAB II KAJIAN PUSTAKA

3. Tunjangan pensiun yang saya peroleh akan digunakan untuk. a. Modal usaha b. Tabungan c. Belum tahu. d..

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik, untuk membentuk Sumber Daya Manusia yang berkualitas.

BAB II LANDASAN TEORI

DAFTAR ISI. Lembar Pengesahan..i. Kata Pengantar.ii. Daftar Isi..v. Daftar Tabel ix. Daftar Bagan...x. Daftar Lampiran...xi

BAB II KAJIAN TEORITIK. a. Pengertian Kemampuan Komunikasi Matematis. matematis merupakan sebuah cara dalam berbagi ide-ide dan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidupnya sehari-hari. Dengan adanya kebutuhan-kebutuhan tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. terutama perguruan tinggi mulai sungguh-sungguh dan berkelanjutan mengadakan

BAB I PENDAHULUAN. latihan sehingga mereka belajar untuk mengembangkan segala potensi yang

2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DAN PEMODELAN TERHADAP SELF-EFFICACY SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI.

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan antara kepuasan..., Widiana Sasti Kirana, FISIP UI, Universitas Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Self-Efficacy. berhubungan dengan keyakinan bahwa dirinya mampu atau tidak mampu

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu organisasi yang memiliki tujuan tertentu yang

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini sangat banyak merek mobil yang digunakan di Indonesia.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Efikasi Diri. Menurut Bandura (1997) Efikasi diri merupakan bagian penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan tersebut. Perkembangan tersebut juga merambah ke segala aspek

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Self-efficacy mengarah pada keyakinan seseorang terhadap kemampuannya

DATA PRIBADI. 2. Menurut anda kesulitan dalam mempelajari Fisika A. Ada, yaitu. B. Tidak ada, alasan..

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Efikasi Diri Akademik

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang penting bagi individu, masyarakat dan

BAB II KAJIAN TEORI. A. Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team Assisted Individualization) siswa dengan kelompok heterogen. Sedangkan, Sunal dan Hans

BAB V PEMBAHASAN. Bandura 1997 mengungkapkan bahwa self efficacy membuat individu untuk

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas perusahaannya baik dalam hal pelayanan, kualitas

SELF-EFFICACY DAN KECERDASAN EMOSIONAL SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan jaman yang semakin maju, maka perubahan yang terjadi juga semakin banyak. Salah satunya dalam bidang teknologi, banyaknya teknologi yang semakin canggih yang dapat mempermudah dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Hal ini juga berlaku pada proses masakmemasak. Adanya perubahan dari cara masak yang menggunakan peralatan sederhana seperti pisau, ulekan, atau penggorengan yang biasanya cenderung kurang praktis dan membutuhkan banyak waktu, menjadi berubah setelah adanya peralatan elektronik antara lain microwave, oven, rice cooker, ataupun juicer. Perkembangan tersebut tidak berhenti melainkan terus berlanjut sehingga inovasi baru terus bermunculan PT X Bandung merupakan salah satu perusahaan yang menjual produk peralatan rumah tangga, khususnya peralatan memasak yang memiliki teknologi tinggi sehingga lebih praktis untuk digunakan. PT X Bandung merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produsen, distribusi dan penjualan yang telah berdiri sejak 10 tahun yang lalu. Saat ini, perusahaan tersebut telah memiliki 39 anak cabang yang tersebar di seluruh Indonesia. Beberapa jenis barang yang dijual oleh PT X Bandung antara lain adalah presscooker, gridle, OCR (Oven Conventional Roaster). 1

2 Saat ini perusahaan yang bergerak di bidang penjualan peralatan masak juga cukup banyak, sehingga jenis dan merek produk yang beredar dan ditawarkan kepada konsumen sangat bervariasi. Masyarakat sebagai konsumen dihadapkan pada berbagai pilihan untuk memilih produk yang sesuai dengan kebutuhannya. Hal ini membuat mereka menjadi lebih selektif dalam memilih barang yang akan dibeli, sehingga menimbulkan tantangan bagi perusahaanperusahaan untuk bersaing dalam mendapatkan konsumen. Perusahaan membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas agar dapat menghadapi tantangan tersebut. Menurut Harry Puspito, direktur pengelola Marketing Research Indonesia (MRI), agar suatu perusahaan dapat menjalankan bisnisnya dengan baik maka perusahaan itu harus memiliki orang-orang dengan komitmen tinggi, keterampilan dan memiliki kemampuan di bidangnya masingmasing. Orang-orang tersebut harus memiliki minat, pengetahuan, jaringan dan lain sebagainya untuk dapat menjalankan bisnis dengan baik (Prospektif, edisi 13/Vol 7/28 Maret 03 April 2005, Dari Manufaktur Merambah ke Bisnis Elektronika, hal. 68). Pada perusahaan distribusi seperti PT X Bandung, bagian sales marketing merupakan bagian yang sangat penting. Bagian sales marketing merupakan ujung tombak perusahaan karena berperan untuk mempromosikan dan memasarkan produk sehingga dapat menarik perhatian konsumen dan menciptakan penjualan. Pada PT X Bandung, yang melakukan penjualan disebut Team Demonstrator atau yang biasa disebut sebagai Tim Demo. Menurut bagian Sumber Daya Manusia di PT X Bandung, Tim Demo terdiri dari

3 seorang tenaga penjual yang memiliki kemampuan untuk menyampaikan produk dan sistem penjualan secara tepat dan benar, bertanggung jawab atas order yang diciptakan olehnya. Tugas utama Tim Demo adalah melakukan promosi, demo atau peragaan, membuat penataan mengenai produk yang akan mereka jual sehingga konsumen akan tertarik untuk membeli produk tersebut. Dalam melakukan demo, Tim Demo akan bekerja sama dengan seorang dealer. Dealer adalah rekanan dari perusahaan yang memungkinkan terjadinya demo. Dealer terdiri atas ibu-ibu rumah tangga. Dealer tersebut yang akan meminta diadakannya suatu demo, demo tersebut seringkali diadakan pada saat acara arisan atau pengajian. Dalam melaksanakan tugas-tugas utamanya, Tim Demo harus memiliki kemampuan untuk memahami produk, kemampuan komunikasi, meningkatkan wawasan mengenai penjualan, memiliki arah pembinaan, dan memberikan pembinaan kepada partner kerja (dealer), menjalin hubungan yang baik dengan dealer, memiliki jiwa kepemimpinan, loyalitas pada perusahaan, memiliki solusi dalam masalah penjualan dan inovatif dalam mencari cara-cara baru untuk melakukan promosi. Target yang diberikan oleh perusahaan kepada Tim Demo yaitu total DP (down payment) adalah seberapa banyak DP atau penjualan yang didapat oleh Tim Demo dalam waktu satu bulan. Rata-rata target DP berkisar 75 sampai 100 DP perbulan. Tim Demo yang berhasil melampaui target akan mendapatkan keuntungan sebesar 1% dari selisih total penjualan dengan target penjualannya. Tetapi apabila seorang Tim Demo hanya mampu mencapai minimum omzet saja

4 maka ia hanya akan mendapatkan gaji pokok tanpa mendapatkan keuntungan tambahan. Sedangkan apabila seorang Tim Demo gagal mencapai minimum omzet selama 3 bulan berturut-turut maka ia akan mendapatkan surat peringatan, dan apabila hal ini terus berlanjut dapat sampai terjadi pemutusan hubungan kerja. Tim Demo dituntut untuk mampu mengemban tugas pekerjaannya dan bekerja dengan baik sesuai tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan sehingga dapat memperoleh hasil penjualan yang tinggi dan sesuai target. Setiap Tim Demo diharapkan memiliki kemampuan dan keterampilan dalam menjual produknya serta mampu melihat kesempatan yang ada dalam melaksanakan pekerjaannya sehingga dapat mencapai hasil kerja sesuai target. Disamping itu juga perusahaan memiliki peranan dalam memperoleh hasil kerja, yaitu dengan menyediakan sarana dan prasarana, serta menyediakan pasokan produk yang akan dijual oleh Tim Demo. Menurut Direktur Sales di PT X Bandung, secara umum terdapat 2 faktor yang menyebabkan tidak tercapainya target penjualan, yang pertama adalah faktor eksternal yaitu kurangnya jadwal untuk melakukan demo, keterbatasan persediaan barang di kantor-kantor cabang, karena apabila barang yang tersedia cukup banyak maka akan memberikan keleluasaan bagi Tim Demo untuk memasarkan produk. Perubahan kebijakan perusahaan seperti kenaikan harga barang, atau perubahan cara pembayaran dapat berpengaruh terhadap ketertarikan konsumen pada suatu produk. Faktor kedua adalah faktor internal yaitu, kemampuan Tim Demo yang cenderung lambat dalam memahami produk yang akan dipasarkan olehnya sehingga membutuhkan training yang lebih lama.

5 Kurangnya persiapan dan perencanaan dalam melakukan demo, misalnya mempersiapkan peralatan memasak, atau administrasi untuk penjualan. kurang menguasai pengetahuan mengenai strategi penjualan yang disertai dengan keterampilan dalam menjual. Menurut data Produktivitas Kerja Tim Demo di Kota Bandung pada bulan Januari dan Februari, cabang-cabang di Kota Bandung memiliki tingkat produktivitas yang cukup beragam. Pada bulan Januari, dari 35 tim demo, terdapat 25 Tim Demo yang mencapai target DP, sedangkan 10 tim demo tidak berhasil mencapai target DP. Pada bulan Februari, dari 35 tim demo, terdapat 19 Tim Demo yang mencapai target DP, sedangkan 16 tim demo tidak berhasil mencapai target penjualan DP. Menurut salah seorang Tim Demo di PT X Bandung, target yang diberikan oleh perusahaan sangat tinggi sehingga Tim Demo seringkali merasa tidak yakin akan dapat mencapai target tersebut. Dalam usaha mencapai target tersebut, Tim Demo juga mengalami beberapa hambatan, yaitu terbatasnya kesempatan atau jadwal demo yang diberikan oleh perusahaan, terdapatnya waktu-waktu tertentu dimana penjualan dapat menurun secara drastis, misalnya saat musim liburan, masuk sekolah dan mendekati hari raya keagamaan. Selain itu, perekonomian yang sedang tidak menentu merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan tinggi atau rendahnya penjualan. Kenaikan harga kebutuhan pokok membuat konsumen berpikir dua kali untuk membeli barang kebutuhan sekunder, seperti produk yang ditawarkan oleh Tim Demo. Hal ini menyebabkan angka penjualan menurun. Usaha Tim Demo untuk mengatasi hal tersebut adalah

6 dengan menambah jadwal demo atau mencari cara-cara baru yang lebih menarik pada saat mempromosikan suatu produk. Tim Demo harus memiliki keyakinan akan kemampuan yang mereka miliki untuk berhasil di bidang ini. Dengan kata lain, mereka harus memiliki self efficacy yang tinggi. Menurut Bandura (2002:3), self efficacy adalah keyakinan individu atas kemampuan dirinya yang tidak berkaitan dengan kemampuan sesungguhnya, tetapi lebih mengacu pada keyakinan untuk mengatur sumbersumber dari tindakan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tuntutan, tugas dan permasalahannya. Bandura (2002:24), mengemukakan bahwa pembentukan penghayatan akan self-efficacy merupakan kontributor yang sangat penting dalam mencapai keberhasilan. Self-efficacy merupakan suatu mekanisme utama, dimana keberadaan suatu goal akan mempengaruhi motivasi dan performance seseorang. Self Efficacy yang tinggi akan meningkatkan kemungkinan tercapainya produktivitas kerja dan sebaliknya, self efficacy yang rendah akan menghambat pencapaian produktivitas kerja. Dari hasil survey awal yang diberikan pada 10 orang Tim Demo, sebesar 60% Tim Demo merasa keberatan dengan target yang telah ditetapkan oleh perusahaan sehingga merasa tidak yakin dapat mencapai target tersebut. Mereka juga tidak yakin dapat menghadapi kesulitan yang timbul, terutama dalam menciptakan order. Mereka juga cenderung mudah menyerah saat dihadapkan dengan permasalahan. Mereka cenderung pasrah dan tidak mencari cara lain untuk meningkatkan penjualan. Dari 60% tersebut, sebesar 66.6 % Tim Demo

7 tidak berhasil mencapai target yang ditentukan oleh perusahaan dan hanya sebesar 33.3% berhasil mencapai target yang ditentukan oleh perusahaan. Sebanyak 40% Tim Demo merasa yakin dapat mencapai target yang ditetapkan oleh perusahaan dan menilai target tersebut sebagai tantangan bukan sebagai beban yang berat. Mereka cenderung mencari jalan lain seperti menambah jumlah mini demo atau demo group untuk memperbesar kemungkinan menambah penjualan. Mereka juga yakin dapat mengatasi permasalahan yang timbul saat mencari order. Mereka juga menganggap kegagalan sebagai pelajaran dan terus berusaha untuk meningkatkan kembali order yang dicapai. Dari 40% tersebut, sebesar 75% Tim Demo tidak berhasil mencapai target yang ditentukan oleh perusahaan dan sebesar 25% berhasil mencapai target yang ditentukan oleh perusahaan. Berdasarkan pemaparan dari hasil survey terhadap 10 orang Tim Demo, peneliti menemukan berbagai variasi dari derajat self efficacy dan produktivitas kerja yang dimiliki oleh Tim Demo. Berdasarkan hasil tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai hubungan antara self efficacy dan produktivitas kerja pada Tim Demo di PT X Bandung. 1.2 Identifikasi Masalah Seberapa erat hubungan self-efficacy terhadap produktivitas kerja pada Tim Demo di PT X Bandung.

8 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian Maksud penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai eratnya hubungan self-efficacy terhadap produktivitas kerja pada Tim Demo di PT X Bandung. 1.3.2 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran yang lebih rinci mengenai eratnya hubungan self-efficacy dan sumber-sumber self efficacy terhadap produktivitas kerja dan variabel yang mempengaruhi produktivitas kerja pada Tim Demo di PT X Bandung. 1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoretis 1 Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk menambah dan memperkaya wawasan dan informasi pengetahuan terutama yang berkaitan dengan self efficacy dalam bidang industri dan organisasi 2 Untuk peneliti lain, hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai referensi dan dapat merangsang penelitian lanjutan yang berkaitan dengan self efficacy dan produktivitas kerja.

9 1.4.2 Kegunaan Praktis 1. Memberikan masukan atau sumbangan pemikiran bagi PT X Bandung mengenai hubungan Self-efficacy terhadap produktivitas kerja, yang berhubungan dengan upaya untuk meningkatkan produktivitas kerja para Tim Demo. 2. Diharapkan dari hasil penelitian ini perusahaan dapat memberikan pengetahuan terhadap Tim Demo mengenai self efficacy, sehingga dapat digunakan untuk meningkatkan produktivitas kerja. 1.5 Kerangka Pikir PT X Bandung merupakan perusahaan yang bergerak di bidang penjualan. Produk yang dijualnya merupakan peralatan memasak yang berteknologi tinggi dan praktis untuk digunakan. Menurut bagian Sumber Daya Manusia di PT X Bandung, Tim Demo terdiri dari seorang tenaga penjual yang memiliki kemampuan untuk menyampaikan produk dan sistem penjualan secara tepat dan benar. Tujuan utama dari Tim Demo adalah untuk menciptakan order sebanyak mungkin agar dapat memenuhi target penjualan yang telah ditentukan oleh perusahaan. Target Total DP (down payment) adalah seberapa banyak DP atau penjualan yang didapat oleh Tim Demo dalam waktu satu bulan. Rata-rata target DP berkisar antara 75 sampai 100 DP perbulan. Tugas utama Tim Demo adalah melakukan promosi, demo atau peragaan, membuat display mengenai produk akan mereka jual sehingga konsumen akan

10 tertarik untuk membeli produk tersebut. Dalam melakukan promosi, beberapa hal yang harus diperhatikan oleh seorang Tim Demo yaitu harus memiliki pengetahuan mengenai produk yang akan dijual, cara pembayaran, pengetahuan mengenai pasar, pengetahuan mengenai sistem penjualan. Dalam melakukan demo atau peragaan, seorang Tim Demo harus dapat menentukan produk yang akan diperagakan, mampu meyakinkan konsumen mengenai kelebihan yang dimiliki suatu produk, dan mampu menggunakan produk tersebut. Dalam membuat display, seorang Tim Demo harus dapat menentukan lokasi untuk mendisplay, menyiapkan sarana yang dibutuhkan (seperti meja, pencahayaan), menentukan jumlah produk yang akan ditata, dan mampu menata produk sehingga terlihat menarik. Seorang Tim Demo dapat dikatakan produktif atau tidak ditentukan dari rata-rata pencapaian target dalam waktu enam bulan. Apabila dalam waktu enam bulan, penjualannya diatas rata-rata maka ia akan dikatakan produktif dan sebaliknya apabila penjualannya dibawah rata-rata maka ia dikatakan tidak produktif. Hal ini menjadi tantangan yang berat bagi Tim Demo. Ernest J. McCormick (Industrial Psychology, 1979:22) mengungkapkan bahwa produktivitas kerja dapat dilihat salah satunya dari kuantitas pekerjaan seperti banyaknya unit yang dihasilkan, komisi, tingkat penjualan dan sebagainya. McCormick juga mengatakan bahwa produktivitas kerja dipengaruhi oleh variabel situasional (metode kerja, kondisi kerja dan kebijakan perusahaan) dan variabel individual (motivasi kerja, sikap kerja, karakter kepribadian, sistem nilai, minat dan kemampuan, usia, pengalaman kerja, dan latar belakang pendidikan).

11 Variabel Situasional mencakup metode kerja, yang merupakan cara yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk dapat menyelesaikan suatu satuan pekerjaan dengan lebih efektif. Dalam hal ini yang dimaksud adalah bagaimana perusahaan membantu Tim Demo dalam menyusun suatu strategi tertentu agar dapat meningkatkan penjualannya, misalnya dengan menyediakan panduan dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Kondisi kerja adalah kondisi fisik dan sosial (organisasi) yang terdapat di lingkungan kerja yang dapat mempengaruhi unjuk kerja seseorang, antara lain jadwal kerja, pencahayaan, dan kebisingan. Kebijakan perusahaan adalah sistem administrasi, tata usaha, dan sistem manajemen perusahaan yang dapat membantu memudahkan pekerjaan. Variable kedua menurut McCormick adalah variabel individual. Menurut penelitian oleh G.M. McEvoy dan W.F. Casio mengenai cummulative evidence of the relationship between employee age and job performance dalam Journal of applied Psychology (1989:11-17) hasil penelitiannya mengungkap bahwa usia dan perbedaan jenis kelamin dapat berpengaruh pula terhadap produktivitas kerja. Hal ini disebabkan oleh karena baik usia maupun masing-masing jenis kelamin memiliki karakter yang berbeda, yang memiliki dampak positif maupun negatif pada produktivitas kerja. Aspek lain dari variabel individual yaitu motivasi kerja dan sikap kerja. Motivasi kerja adalah kondisi-kondisi yang mempengaruhi timbulnya, adanya arah, dan bertahannya tingkah laku yang relevan dengan setting kerja. Adanya motivasi kerja yang tinggi dapat berpengaruh kepada meningkatnya produktivitas kerja. Sikap kerja adalah penghayatan seseorang yang bersifat menetap terhadap

12 pekerjaannya yang merupakan hasil penilaian seseorang terhadap pengalamannya dalam suatu pekerjaan. Bila seorang Tim Demo memiliki sikap yang positif terhadap pekerjaannya maka hal tersebut dapat berpengaruh secara positif terhadap produktivitas kerjanya. Tuntutan tugas dan target yang telah ditentukan oleh perusahaan ditujukan untuk meningkatkan produktivitas perusahaan tersebut. goal tersebut memiliki efek motivasional yang kuat. Goal yang dianggap sebagai tantangan dapat meingkatkan dan mendukung tingkatan usaha yang diperlukan untuk mencapai kesuksesan (Locke & Latham 1990). Untuk dapat mencapai goal tersebut, Tim Demo perlu memiliki self-efficacy. Bandura (2002 : 24), Self efficacy adalah keyakinan individu atas kemampuan dirinya yang tidak berkaitan dengan kemampuan sesungguhnya, tetapi lebih mengacu pada keyakinan untuk mengatur sumber-sumber dari tindakan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tuntutan, tugas dan permasalahannya. Self efficacy menentukan bagaimana seorang Tim Demo merasa, berpikir, memotivasi diri dan bertingkah laku untuk menjalankan tugas-tugasnya. Dalam situasi kerja, self efficacy akan mengarahkan pilihan Tim Demo dalam mengambil keputusan, berapa besar usahanya untuk melaksanakan keputusan yang dibuat, berapa lama Tim Demo dapat bertahan dalam rintangan dan kesulitan-kesulitan, serta penghayatan perasaannya mengenai hal-hal yang dilewati di atas. Menurut Bandura (2002 : 80), Self efficacy pada dasarnya dipengaruhi oleh empat sumber utama, yaitu Mastery Experience, Vicarious Experience, Verbal Persuasion, dan Physiological and Affective States. Sumber pertama

13 adalah Mastery Experience, yaitu pengalaman pribadi yang berkaitan dengan pekerjaannya saat ini, baik berupa keberhasilan ataupun kegagalan, yang pernah dialami oleh Tim Demo. Seorang Tim Demo yang memiliki pengalaman keberhasilan, misalnya telah berhasil mencapai target penjualannya atau mempunyai prestasi tertentu, maka akan semakin yakin bahwa dirinya memiliki keterampilan yang dibutuhkan untuk berhasil dalam pekerjaannya tersebut. Sedangkan pengalaman kegagalan dapat menghambat penghayatan efficacy pada Tim Demo. Terutama bila kegagalan terjadi sebelum penghayatan efficacy terbentuk secara mantap. Sumber kedua adalah Vicarious Experience, yaitu pengalaman yang dialami oleh orang lain (model sosial), yang seolah-olah dialami oleh dirinya sendiri. Self efficacy dapat terbentuk karena Tim Demo menghayati keberhasilan atau kegagalan yang dialami oleh model sosial atau figur yang signifikan, yang memiliki kesamaan karakteristik dengan dirinya, seperti orang tua, teman, rekan kerja atau atasan. Semakin besar kesamaan dirinya dengan model sosial tersebut maka semakin besar pengaruh kegagalan atau keberhasilan dari model tersebut. Apabila rekan kerjanya, yang menjadi model sosialnya, memiliki prestasi dalam menciptakan order dan selalu melebihi target yang ditentukan oleh perusahaan maka ia akan mempunyai keyakinan bahwa ia juga mampu melakukan kinerja yang hampir sama dengan rekan kerjanya tersebut. Sebaliknya, apabila rekan kerjanya tersebut selalu gagal mencapai target, maka hal ini dapat menurunkan keyakinan dan usaha yang dikerahkan oleh Tim Demo tersebut.

14 Sumber yang ketiga adalah social persuasion, yaitu adanya persuasi verbal dari orang lain yang menyatakan bahwa bahwa ia memiliki kemampuan untuk mencapai keberhasilan. Persuasi verbal dari orang-orang yang merupakan significant person seperti orang tua, saudara, teman dekat atau orang yang dikagumi oleh Tim Demo, akan lebih efektif dalam memperkuat self-efficacy beliefs Tim Demo tersebut. Persuasi verbal, dapat juga berupa pujian yang mampu mengarahkan Tim Demo untuk berusaha lebih keras dalam mencapai keberhasilan. Tim Demo yang tidak pernah mendapatkan persuasi atau significant person mengatakan pada dirinya bahwa ia kurang mampu melakukan pekerjaannya, cenderung menghindari aktivitas-aktivitas yang menantang dan mudah menyerah bila menghadapi kesulitan dalam pekerjaannya. Sumber terakhir adalah Physiological and Affective States yaitu bentuk reaksi emosional dan fisiologis seperti ketenangan, kepuasan, kekecewaan, marah, menangis. Hal ini dapat memberikan informasi mengenai keyakinan diri yang dimiliki oleh seorang Tim Demo. Keempat sumber self efficacy tersebut akan diolah melalui penilaian kognitif sehingga penghayatan self efficacy dapat berbeda tergantung dari bagaimana seorang Tim Demo menginterpretasikan informasi yang dimilikinya. Terdapat 4 proses yang melatarbelakangi pembentukan self efficacy yang akan mengarahkan individu untuk berperilaku, yaitu proses kognitif, proses motivasional, proses afektif dan proses seleksi. Self efficacy yang tinggi dapat meningkatkan produktivitas kerja Tim Demo dan kesejahteraan pribadi melalui berbagai cara. Secara umum, self efficacy akan membuat Tim Demo memiliki keyakinan dalam membuat pilihan untuk

15 masa depannya, menentukan seberapa besar usaha yang dikeluarkan oleh Tim Demo untuk mewujudkan pilihan yang dibuatnya, seberapa lama Tim Demo dapat bertahan dalam menghadapi kesulitan dan hambatan dalam menjalankan tugasnya dan bagaimana penghayatan perasaan Tim Demo terhadap permasalahan dalam pekerjaannya. Tim Demo yang memiliki Self efficacy yang tinggi akan merasa yakin dengan kemampuan yang dimilikinya sehingga mampu mencapai target akan menetapkan target penjualan yang menantang bagi dirinya dan berkomitmen terhadap target penjualan tersebut. Target penjualan yang menantang bukan hanya target yang ditetapkan oleh perusahaan tetapi bisa juga target pribadi Tim Demo yang diikuti oleh usaha maksimal untuk menjual produk perusahaan. Tim Demo juga diharapkan lebih mampu bertahan dalam menghadapi hambatan atau kesulitan dalam menjalankan tugasnya. Tim Demo akan berusaha lebih keras untuk mengatasi kegagalannya dengan mencari cara-cara baru. Mereka juga tidak cepat menyerah dan dapat kembali memulihkan self efficacynya apabila mengalami kegagalan atau kemunduran. Jadi, Tim Demo yang memiliki self efficacy tinggi akan memiliki keyakinan yang tinggi dalam mempromosikan produknya kepada calon pembeli dan memanfaatkan waktu demo seoptimal mungkin untuk membuat calon pembeli menjadi tertarik untuk membeli produk tersebut. Tidak mudah menyerah untuk mencari tahu kebutuhan calon pembeli terhadap produk yang ditawarkan kemudian memberikan penjelasan mengenai produk tersebut dengan lengkap dan menarik. Tim Demo juga tidak merasa stress ketika melakukan pendekatan dan

16 melayani calon pembeli dalam konsultasi mengenai cara pembayaran, sehingga Tim Demo dapat melakukan penjualan yang tinggi dan melampaui target yang diberikan oleh perusahaan. Sebaliknya, Tim Demo yang memiliki Self efficacy yang rendah akan meragukan kemampuan dirinya untuk berhasil mencapai target sehingga akan menjauhkan diri dari tugas-tugas yang menurutnya sulit dan menantang yang mereka pandang sebagai ancaman. Tim Demo juga mempunyai target penjualan yang rendah dan komitmen yang lemah terhadap target penjualan tersebut. Tim Demo seringkali terpaku pada kekurangan mereka sehingga kurang berusaha untuk mengatasi permasalahan yang mereka hadapi. Tim Demo seringkali mudah menyerah apabila dihadapkan pada tugas yang mereka pandang sulit. Tim Demo juga kesulitan untuk memulihkan Self efficacy yang mereka miliki setelah mengalami kegagalan sehingga mereka mudah mengalami stress ataupun depresi. Tim Demo dengan self efficacy yang rendah akan memiliki keyakinan yang rendah dalam mencari calon pembeli, kurang berani untuk mendekati calon pembeli, mudah menyerah dalam memberikan informasi mengenai produk yang dijualnya ketika calon pembeli terlihat kurang tertarik untuk mendengarkan. Tim Demo juga mudah stress ketika meyakinkan calon pembeli mengenai kelebihan dari produk yang dijualnya atau saat menjelaskan mengenai prosedur pembayaran, sehingga hanya dapat mencapai target penjualan minimum yang diberikan oleh perusahaan.

17 Proses-proses self-efficacy: - Proses kognitif - Proses motivasional - Proses afektif - Proses seleksi - mastery experience - vicarious experience - social / verbal persuasion - physiological and affective states Proses kognitif TIM DEMO Sumber-sumber Selfefficacy: Self- Efficacy Belief Indikator: - Pilihan yang dibuat. - Usaha yang dikeluarkan. - Daya tahan dalam menghadapi kesulitan dan kegagalan. - Penghayatan perasaan. Self efficacy tinggi Self efficacy rendah Dipengaruhi oleh: 1. Variabel Individual (motivasi kerja, sikap kerja, karakter kepribadian, sistem nilai, minat & kemampuan, usia, pengalaman kerja, latar belakang pendidikan) 2. Variabel Situasional (metode kerja, kondisi kerja, kebijakan perusahaan) Produktivitas Kerja Produktivitas kerja tinggi Produktivitas kerja rendah Bagan 1.5.1 Kerangka Pemikiran

18 1.6 Asumsi 1. Pembentukan self-efficacy para Tim Demo dipengaruhi oleh mastery experiences, vicarious experiences, sosial persuasion, physiological and affective states. 2. Self efficacy berhubungan dengan produktivitas kerja Tim Demo 3. Derajat self efficacy yang dimiliki para Tim Demo berbeda-beda sehingga memiliki produktivitas yang berbeda pula. 4. Derajat self efficacy yang tinggi dapat mendukung Tim Demo untuk memiliki produktivitas yang lebih baik. 5. Derajat self efficacy yang rendah dapat menurunkan produktivitas kerja Tim Demo. 1.7 Hipotesis Penelitian Terdapat hubungan yang erat antara Self-efficacy dengan produktivitas kerja pada Tim Demo di PT X Bandung.