BAB I PENDAHULUAN. Penunjukan manajer oleh pemegang saham untuk mengelola perusahaan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pemegang saham. Manajer mempunyai kewajiban untuk memaksimumkan. kepentingan untuk memaksimumkan kesejahteraan mereka.

BAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan pribadi manajer. Dengan wewenang yang dimiliki, manajer dapat

BAB I PENDAHULUAN. memaksimumkan kesejahteraan mereka. Dengan wewenang yang dimiliki, manajer

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sahamnya yang di-publish dalam situs resmi baik itu laporan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jensen dan Meckling (1976) Jensen dan Meckling (1976) Weston dan Brigham (2001:21) Jensen dan Meckling (1976)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dimiliki oleh insider shareholders dan outsider shareholders. Menurut Iturraga dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Manajemen keuangan dalam sebuah perusahaan bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan berbenturan dengan tujuan pribadi manajer. Manajer mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan go public merupakan istilah yang tidak asing lagi di

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Dalam mengelola suatu perusahaan telah lama dikenal suatu istilah yang

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan melalui

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. melimpahkan kepada pihak lain yaitu manajer sehingga menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN UKDW. seringkali membuat adanya konflik kepentingan antara kedua belah pihak.

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keputusan-keputusan yang akan membantu mencapai tujuan tersebut. Secara

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya konflik kepentingan antara shareholder dan manajer, karena

BAB I PENDAHULUAN. dapat mempengaruhi persepsi investor terhadap perusahaan. berdampak terhadap nilai perusahaan (Fama dan French, 1998).

A. Latar Belakang Penelitian

BABI PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan sarana untuk mempertanggungjawabkan. apa yang dilakukan oleh manajemen atas sumber daya yang dipercayakan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. manufaktur di Bursa Efek Indonesia tahun Ada beberapa teori yang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. macam resiko dan ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para

BAB I PENDAHULUAN. memahami corporate governance. Jensen dan Meckling (1976) dalam Muh.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. karena bagi para investor dividen merupakan return (tingkat pengembalian) atas

yang diangkat oleh pemegang saham bertindak atas kepentingan pemegang saham.

BAB I PENDAHULUAN. memaksimumkan kemakmuran pemegang saham atau stockholder. Kartika

BAB I PENDAHULUAN. orientation) maupun organisasi yang tidak berorentasi pada laba (non-profit

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai prinsipal dan manajer sebagai agen. Jensen dan Meckling (1976)

BAB I PENDAHULUAN. pemegang saham. Menurut Muhammad (2004:4) perusahaan didirikan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Teori keagenan (agency theory) menjelaskan bahwa hubungan agensi muncul

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama perusahaan yang telah go public adalah meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kondisi perusahaan dicerminkan dari Laporan Keuangan yang telah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa penelitian dalam menentukan kebijakan hutang telah banyak

BAB I PENDAHULUAN. ingin memakmurkan pemilik perusahaan. Ketiga tujuan perusahaan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. bebas antar perusahaan-perusahaan. Perusahaan-perusahaan yang bergerak di. memiliki tujuan dalam mendirikan perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. adalah pihak yang menjalankan dan mengendalikan jalannya perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan melalui

BAB 1 PENDAHULUAN. antara manajer ( agent) sebagai pengelola dengan pemegang saham ( principal)

BAB I PENDAHULUAN. mengantisipasi persaingan yang semakin tajam. Akan tetapi, dalam praktiknya

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk membiayai investasi yang dianggap memiliki net present

BAB I PENDAHULUAN. dimana satu atau lebih orang (prinsipal) memerintah orang lain (agen) untuk. agen membuat keputusan yang terbaik bagi prinsipal.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan adalah suatu organisasi yang didirikan oleh perseorangan atau

BAB I PENDAHULUAN UKDW. ini adalah laba yang diperoleh perusahaan melalui kegiatan operasional yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. pemegang saham dengan cara menaikkan nilai perusahaan. Awalnya suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. kepentingan pemilik seperti melakukan ekspansi untuk meningkatkan suatu gaji.

BAB I PENDAHULUAN. dipertimbangkan secara seksama. Sebagaimana dikemukakan oleh Bishop et al. (2000) dalam

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari perusahaan adalah memaksimalkan kesejahteraan pemilik

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan membuat persaingan di dunia usaha semakin ketat. Pada era

1. Pengertian Agency Theory

BAB I PENDAHULUAN. mengenai aliran kas bebas atau free cash flow. free cash flow didistribusikan untuk menjalankan proyek-proyek yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pemegang saham, debtholders dan manajemen adalah pihak-pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Perusahaan yang pada awalnya dikelola langsung oleh pemiliknya,

BAB I PENDAHULUAN UKDW. terhadap harga belinya (Handoko, 2002). Manajer sebagai agent pengelola. mengurangi unsur ketidakpastian dalam investasi.

PENGARUH PRAKTEK CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP AGENCY COST PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. tinggi kepada para pemengang saham. Setiap perusahaan yang terdaftar di Bursa

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan keagenan merupakan kontrak antara pemilik perusahaan (principal)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. disebut agency conflict disebabkan pihak-pihak yang terkait yaitu prinsipal

BAB I PENDAHULUAN. keberlangsungan hidup suatu perusahaan di era globalisasi sekarang ini.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori keagenan adalah teori yang timbul dari adanya suatu hubungan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lain yang belum terpenuhi, dimana hutang ini merupakan sumber dana

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan yang pertama adalah untuk mencapai keuntungan secara maksimal.

akibatnya dapat menghambat tingkat pertumbuhan perusahaan (rate of growth)

SEMINAR AKUNTANSI. Teori Agensi (AgenCy Theory)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hutang. Hutang adalah kewajiban suatu perusahaan yang timbul dari transaksi

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan yang merupakan organisasi bisnis umumnya memiliki

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan perusahaan adalah untuk meningkatkan kekayaan pemegang saham

BAB I PENDAHULUAN. manajer (agen). Manajemen ditunjuk sebagai pengelola perusahaan oleh pihak

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran pemegang saham, maka terjadi peningkatan pada nilai pemegang

Judul : Pengaruh Investment Opportunity Set, Leverage, Free Cash Flow, dan Collateral Assets pada Dividend Policy pada Perusahaan Sektor

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi yang meningkat dalam suatu periode, menuntut pihak

BAB 1 PENDAHULUAN. memaksimumkan kemakmuran pemegang saham atau stockholder (Brigham. karena pemilik modal memiliki banyak keterbatasan.

BAB I PENDAHULUAN. yaitu mengenai struktur kepemilikan, struktur modal, corporate

BAB 1 PENDAHULUAN. theory) merupakan suatu hubungan antara agent dengan principal. Dimana

Berbagai konflik kepentingan dalam perusahaan baik antara manajer dengan pemegang saham, manajer dengan kreditur atau antara pemegang saham,

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari setiap perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaannya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK) No.1 (2012) laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan menjadi harapan yang diinginkan oleh pihak internal perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. atau kekayaan bagi para pemegang saham. Nilai perusahaan merupakan suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. saham dan akan diinvestasikan kembali atau ditahan di dalam perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kerja atau investasi pada aset. Kas tersebut biasanya menimbulkan konflik

BAB I PENDAHULUAN. Sebelum membuat keputusan investasi saham pada perusahaan go public

BAB II LANDASAN TEORI. lalu dan harus dibayar dengan kas, barang dan jasa di waktu yang akan datang

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Lebih dari 40% di BEI adalah industri manufaktur.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penunjukan manajer oleh pemegang saham untuk mengelola perusahaan dalam kenyataannya seringkali menghadapi masalah dikarenakan tujuan perusahaan berbenturan dengan tujuan pribadi manajer. Manajer mempunyai kewajiban untuk memaksimumkan kesejahteraan para pemegang saham, namun disisi lain manajer juga mempunyai kepentingan untuk memaksimumkan kesejahteraan mereka. Penyatuan kepentingan pihak-pihak ini seringkali menimbulkan masalah yang disebut dengan masalah keagenan (agency problem). Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa konflik keagenan disebabkan antara lain oleh pembuatan keputusan aktivitas pencarian dana (financing decision) dan pembuatan keputusan bagaimana dana tersebut diinvestasikan. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan oleh pemegang saham untuk mengurangi kekhawatiran atas sumber daya perusahaan yang berada di bawah kendali manajemen. Salah satu cara yang lazim digunakan adalah melalui struktur kepemilikan. Jensen dan Meckling (1976) menyatakan kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional adalah dua mekanisme corporate governance utama yang membantu mengendalikan masalah keagenan. Cara lain yang dapat digunakan oleh pemegang saham adalah dengan kebijakan untuk membagikan sejumlah laba yang diperoleh perusahaan dalam bentuk dividen. Kebijakan dividen bukan ditentukan oleh manajemen tetapi oleh 1

2 pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) sehingga besar kecilnya dividen yang dibagikan sangat tergantung pada keinginan pemegang saham. Bhattacharya (1979) dalam Widanaputra (2007: 28) menyatakan bahwa pemegang saham memiliki kecenderungan untuk lebih menyukai dividen yang dibagikan dalam jumlah yang relatif besar, karena memiliki tingkat kepastian yang tinggi dibandingkan masih ditahan dalam bentuk laba ditahan. Selain itu dividen yang relatif tinggi menyebabkan jumlah dana yang dikendalikan oleh manajemen menjadi relatif kecil. Pembagian dividen yang tinggi kurang disukai oleh manajemen karena akan mengurangi utilitas manajemen yang disebabkan oleh semakin kecil dana yang berada dalam pengendaliannya. Hal ini sesuai dengan residual theory of cash dividend yang dikemukan oleh Karen (2003) dalam Widanaputra (2007:22) menyatakan bahwa kelebihan kas yang ada seharusnya dibagikan dalam bentuk dividen, tetapi manajemen tidak suka membagikan laba yang diperoleh dalam bentuk dividen dan lebih suka untuk diperlakukan sebagai laba ditahan, kecuali manajemen tahu bahwa dana tersebut tidak memberikan net present value (NPV) yang positif pada tambahan investasi. Laba ditahan dapat dipergunakan untuk reinvestasi atau membayar utang perusahaan. Timbulnya konflik keagenan ini memaksa pihak prinsipal untuk melakukan pengawasan terhadap manajemen dengan tujuan meminimalkan kecurangan-kecurangan (moral hazard) yang dapat dilakukan oleh pihak manajemen. Untuk mengurangi kesempatan pihak agen melakukan tindakan yang merugikan prinsipal, Jensen dan Meckling (1976) mengidentifikasikan ada dua cara yaitu investor melakukan pengawasan

3 (monitoring) dan manajer sendiri melakukan pembatasan atas tindakantindakannya (bonding). Pada satu sisi, kedua kegiatan tersebut akan mengurangi kesempatan penyimpangan oleh manajer sehingga nilai perusahaan meningkat sedangkan pada sisi lain keduanya akan memunculkan biaya sehingga akan mengurangi nilai perusahaan. Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa calon investor akan mengantisipasi adanya kedua biaya tersebut ditambah dengan kerugian yang masih muncul meskipun sudah ada monitoring dan bonding yang disebut residual loss. Menurut Jensen dan Meckling (1976) cara lain dalam menengahi permasalahan agensi adalah dengan meningkatkan utang. Argumen tersebut didukung oleh pernyataan bahwa dengan meningkatnya utang akan semakin kecil porsi saham yang akan dijual perusahaan dan semakin besar hutang perusahaan maka semakin kecil dana menganggur yang dapat dipakai perusahaan untuk pengeluaran-pengeluaran yang kurang perlu. Semakin besar utang maka perusahaan harus mencadangkan lebih banyak kas untuk membayar bunga serta pokok pinjaman. Dalam hal ini adanya utang akan dapat mengendalikan penggunaan free cash flow secara berlebihan oleh manajemen. Menurut Jansen (1986) mekanisme untuk mengurangi free cash flow ini dikelompokan sebagai bonding, yaitu suatu mekanisme yang dipakai manajer untuk membuktikan bahwa mereka tidak akan menghamburkan dana perusahaan dan mereka berani mengambil risiko kehilangan pekerjaan jika tidak bisa mengelola perusahaan dengan serius. Disisi pemegang saham, kebijakan peningkatan utang dapat mengurangi pengawasan terhadap manajemen karena pihak ketiga yang

4 meminjamkan dana (bondholder) akan melakukan pengawasan terhadap manajemen agar pinjamannya tidak disalahgunakan. Konflik antara manajemen dan pemegang saham yang berhubungan dengan keputusan keuangan seperti kebijakan dividen dan leverage telah diteliti oleh beberapa peneliti diantaranya Dewenter dan Warter (1998) meneliti tentang konflik antara manajemen dan pemegang saham atas kebijakan dividen untuk perusahaan di USA dan Jepang. Crutchley dan Hensen (1989) meneliti penerapan teori keagenan dalam menjelaskan pengaruh kepemilikan manajerial, leverage, dan kebijakan dividen pada peningkatan utilitas manajemen. Hasil dari penelitian Crutchley dan Hensen (1989) adalah mendukung teori keagenan tentang bagaimana para manajer memaksimalkan utilitas melalui kepemilikan saham, tingkat leverage, dan pembayaran dividen. Schooley et al. (1994) meneliti tentang kebijakan dividen dan kepemilikan saham sebagai alat untuk menurunkan kos keagenan. Temuan empiris dari penelitian Schooley et al. (1994) adalah kepemilikan saham dan kebijakan dividen berhubungan negatif dengan kos keagenan. Sponholtz (2005) dalam Widanaputra (2007: 3) menyatakan bahwa dividen dapat dijadikan alat untuk meminimalkan jumlah free cash flow untuk manajemen. Sponholtz menguji asimetri informasi yang terjadi antara manajemen dan pemegang saham atas pembagian dividen dengan menggunakan teori sinyal. Berdasarkan studi empiris tersebut, penelitian ini bermaksud untuk meneliti kos keagenan yang dijelaskan melalui kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, kebijakan dividen dan leverage dengan memilih

5 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebagai objek penelitian. 1.2 Rumusan Masalah Adapun pokok permasalahan yang akan diteliti apakah kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, kebijakan dividen dan leverage berpengaruh pada kos keagenan (agency cost)? 1.2 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang disampaikan, maka yang menjadi tujuan penelitian adalah untuk menguji dan membuktikan secara empiris pengaruh kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, kebijakan dividen dan leverage pada kos keagenan (agency cost). 1.2.2 Manfaat penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan, adapun manfaat yang diharapkan antara lain: 1) Kegunaan teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan di bidang akuntansi khususnya mengenai kos keagenan serta menambah pengetahuan mengenai pasar modal. Selain itu, dapat menjadi acuan bagi mahasiswa yang akan melakukan penelitian pada bidang yang sama. 2) Kegunaan praktis Penelitian mengenai kos keagenan sangat penting dipahami oleh praktisi untuk membantu pengambilan keputusan dalam menilai suatu perusahaan dan menentukan keputusan investasi.