PELATIHAN TEKNIK MITIGASI BENCANA GEMPABUMI BAGI KOMUNITAS SMPN 2 BANTUL

dokumen-dokumen yang mirip
PELATIHAN TEKNIK PENYELAMATAN DIRI DARI DAMPAK BENCANA ALAM GEMPABUMI BAGI KOMUNITAS SLB B KARNNA MANOHARA YOGYAKARTA

Oleh Rahayu Dwisiwi SR, M.Pd. dkk.


Informasi Umum Pendidikan Bencana Gempabumi di SD

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan korban jiwa, kerugian harta benda kerusakan lingkungan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. gempa bumi tersebut antara lain terjadi beberapa kali di wilayah Aceh, Nias,

MITIGASI BENCANA ALAM TSUNAMI BAGI KOMUNITAS SDN 1 LENDAH KULON PROGO. Oleh: Yusman Wiyatmo ABSTRAK

KESIAPSIAGAAN KOMUNITAS SEKOLAH UNTUK MENGANTISIPASI BENCANA ALAM DI KOTA BENGKULU LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA (LIPI), 2006 BENCANA ALAM

BAB I PENDAHULUAN. dan dikepung oleh tiga lempeng utama (Eurasia, Indo-Australia dan Pasifik),

BAB I PENDAHULUAN. strategis secara geografis dimana letaknya berada diantara Australia dan benua Asia

BAB I PENDAHULUAN. lempeng raksasa, yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia, dan

BAB 1 : PENDAHULUAN. Berdasarkan data dunia yang dihimpun oleh WHO, pada 10 dekade terakhir ini,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia menempati wilayah zona tektonik tempat pertemuan tiga

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yaitu Lempeng Euro-Asia dibagian Utara, Lempeng Indo-Australia. dibagian Selatan dan Lempeng Samudera Pasifik dibagian Timur.

BAB I PENDAHULUAN. (Undang-undang nomor 24 tahun 2007). Australia yang bergerak relative ke Utara dengan lempeng Euro-Asia yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bahaya gempabumi cukup tinggi. Tingginya ancaman gempabumi di Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. terletakm pada 3 pertemuan lempeng tektonik dunia, yaitu lempeng Euro-Asia

BAB I PENDAHULUAN. empat lempeng raksasa, yaitu lempeng Eurasia, lempeng Hindia-Australia,

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. bencana. Dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan

BAB I PENDAHULUAN. daerah yang terdapat zona subduksi atau zona pertemuan antara 2 lempeng

BAB I PENGANTAR. Wilayah Indonesia terletak pada jalur gempa bumi dan gunung berapi

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terletak di antara tiga lempeng aktif dunia, yaitu Lempeng

BAB I PEDAHULUAN. yang disebabkan, baik oleh faktor alam atau faktor non alam maupun. Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 ).

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. tingkat kepadatan penduduk nomor empat tertinggi di dunia, dengan jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Kepulauan Indonesia secara geografis terletak di 6 LU - 11 LS dan

BAB 1 : PENDAHULUAN. Samudera Pasifik yang bergerak kearah barat-barat laut dengan kecepatan sekitar 10

BAB I PENDAHULUAN. Secara geografis Indonesia terletak di daerah khatulstiwa dan berada pada

BAB 1 : PENDAHULUAN. bumi dan dapat menimbulkan tsunami. Ring of fire ini yang menjelaskan adanya

BAB 1 PENDAHULUAN. lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia dan Lempeng Pasifik. Gerakan ketiga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan baik oleh faktor alam dan/ faktor non-alam maupun faktor

BAB I PENDAHULUAN. Sabuk Gempa Pasifik, atau dikenal juga dengan Cincin Api (Ring

BAB 1 PENDAHULUAN. mengenai bencana alam, bencana non alam, dan bencana sosial.

MEMAHAMI PERINGATAN DINI TSUNAMI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia berada di tiga lempeng tektonik dunia, yaitu: Lempeng Indo-

Museum Gempa Bumi Yogyakarta BAB I

BAB 1 : PENDAHULUAN. mencapai 50 derajat celcius yang menewaskan orang akibat dehidrasi. (3) Badai

ARTIKEL PENELITIAN HIBAH BERSAING DISSASTER AWARENESS TSUNAMI BAGI KOMUNITAS SEKOLAH DASAR DI KAWASAN PESISIR PANTAI SELATAN KABUPATEN KULONPROGO

BAB I PENDAHULUAN. Permukaan Bumi mempunyai beberapa bentuk yaitu datar, berbukit. atau bergelombang sampai bergunung. Proses pembentukan bumi melalui

BAB I PENDAHULUAN. terhadap tata kehidupan dan penghidupan masyarakat (Sudibyakto, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. hidrologis dan demografis, merupakan wilayah yang tergolong rawan bencana,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2017 TENTANG OPERASI PENCARIAN DAN PERTOLONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. sebesar 0 15 cm setiap tahunnya. Lempeng Indo-Australia di bagian selatan

BAB 1 : PENDAHULUAN Latar Belakang

No semua komponen bangsa, maka pemerintah bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan pencarian yang dalam pelaksanaannya dilakukan oleh Badan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kanan Kota Palu terdapat jalur patahan utama, yaitu patahan Palu-Koro yang

BAB1 PENDAHULUAN. Krakatau diperkirakan memiliki kekuatan setara 200 megaton TNT, kira-kira

Penyebab Tsunami BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. pada episentrum LU BT (

BAB 1 PENDAHULUAN. Secara geografis, geologis, hidrologis, dan sosio-demografis, Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan Indonesia menjadi negara yang rawan bencana. maupun buatan manusia bahkan terorisme pernah dialami Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN Posisi Indonesia dalam Kawasan Bencana

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terletak pada garis Ring of Fire yang menyebabkan banyak

Gempa atau gempa bumi didefinisikan sebagai getaran yang terjadi pada lokasi tertentu pada permukaan bumi, dan sifatnya tidak berkelanjutan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

2015 PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGURANGAN RESIKO BENCANA GEMPA BUMI DI KOTA BUKITTINGGI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK

TANGGAP BENCANA GEMPA BUMI BAGI SISWA DAN GURU SDIT ANAK SHOLEH MATARAM

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gambar 1.1

BAB I PENDAHULUAN. Modul tinjauan umum manajemen bencana, UNDRO

BAB I PENDAHULUAN. manusia, yang dapat terjadi secara tiba-tiba atau perlahan-lahan, yang. serta melampaui kemampuan dan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. termasuk wilayah pacific ring of fire (deretan Gunung berapi Pasifik), juga

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2010 TENTANG MITIGASI BENCANA DI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 7. MENGANALISIS MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAMLATIHAN SOAL BAB 7

BAB 1 : PENDAHULUAN. faktor alam dan/atau faktor non-alam maupun faktor manusia, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Kota Surakarta merupakan kota dengan wilayah yang berbatasan dengan

ANALISA STRUKTUR DI WILAYAH SUMATERA BARAT (KOTA PADANG) PASCA GEMPA 30 SEPTEMBER 2009

BAB I PENDAHULUAN. baik oleh faktor alam, atau faktor non-alam maupun faktor manusia sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Lempeng Pasifik, Lempeng Eurasia, dan Lempeng Hindia-Australia yang lazim

Bencana dan Pergeseran Paradigma Penanggulangan Bencana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 2004 yang melanda Aceh dan sekitarnya. Menurut U.S. Geological

PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 77 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. komplek yang terletak pada lempeng benua Eurasia bagian tenggara (Gambar

BAB I PENDAHULUAN. tiga lempeng tektonik dunia yaitu Hindia-Australia di Selatan, Pasifik di

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang secara geografis, geologis,

BAB I. yaitu lempeng Eurasia, lempeng Samudera Hindia- Benua Australia dan lempeng

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGETAHUAN SISWA SMA MTA SURAKARTA KELAS X DAN KELAS XI TERHADAP KESIAPSIAGAAN BENCANA GEMPABUMI ARTIKEL PUBLIKASI. Guna Mencapai Derajat S-1

BAB I PENDAHULUAN. satu bukti kerawanan gempa tersebut adalah gempa tektonik yang terjadi pada

Berikut kerangka konsep kegiatan pembelajaran geografi kelas VI SD semester II pada KD mengenal cara cara menghadapi bencana alam.

Dicetak ulang oleh: UPT Loka Uji Teknik Penambangan dan Mitigasi Bencana, Liwa Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia 2014

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sarat akan potensi bencana gempa bumi

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2017 TENTANG OPERASI PENCARIAN DAN PERTOLONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

PELATIHAN TEKNIK MITIGASI BENCANA GEMPABUMI BAGI KOMUNITAS SMPN 2 BANTUL Oleh: Rahayu Dwisiwi SR, M.Pd, Yusman Wiyatmo, M.Si, Joko Sudomo, M.A, Surachman, M.S ABSTRAK Pengabdian Pada Masyarakat ini bertujuan agar komunitas SMP Negeri 2 Bantul memahami tentang bencana alam gempabumi secara ilmiah, mendapat pelatihan tentang mitigasi bencana alam gempabumi, dapat melakukan teknik penyelamatan diri yang tepat sehingga terhindar dari dampak bencana alam gempabumi, serta dapat melakukan pertolongan pertama pada korban dan cara evakuasinya apabila peristiwa gempabumi terjadi pada saat jam sekolah. Kegiatan pelatihan ini dilaksanakan di SMPN 2 Bantul yang berada di wilayah Kabupaten Bantul Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta pada tanggal 17 November 2012. Materi pelatihan tepat untuk menumbuhkan kesadaran pada komunitas sekolah bahwa ada kemungkinan akan terjadi gempabumi dan kemungkinan mereka menjadi korbannya, yaitu: teori tentang pengertian bencana alam, penyebab, jenis, dan dampak bencana gempabumi, merancang tindakan kesiapsiagaan yang meliputi tindakan sebelum, pada saat, dan setelah gempabumi terjadi, serta berlindung saat terjadi gempabumi. Metode pelatihan secara interaktif dan selalu berawal dari pengalamaan peserta di waktu yang lalu karena peserta peserta pelatihan sering mengalami gempabumi. Respon peserta terhadap pelatihan teknik mitigasi gempabumi sangat baik. Peserta pelatihan antusias dalam mengikuti semua kegiatan pelatihan. Hasil kegiatan pelatihan adalah semua materi pelatihan dapat disampaikan walaupun sebagian materi pelatihan tidak dapat dilatihkan seperti rencana. Materi tentang cara memberikan pertolongan pertama pada korban dan cara evakuasinya, dengan cara memperlihatkannya melalui video dan dilanjutkan dengan diskusi. Hal tersebut dilakukan karena keterbatasan waktu yang disediakan oleh sekolah. Diskusi dan informasi tentang: pengertian bencana alam, penyebab gempabumi, jenis gempabumi, dan dampaknya. Dilanjutkan diskusi peserta untuk merencanakan tindakan kesiapsiagaan menghadapi bencana gempabumi dengan dipandu pelatih selalu berawal dari pengalaman peserta. Pelatih menyarankan agar sekolah melakukan kegiatan simulasi evakuasi bersama siswa seperti yang ada dalam video. Kegiatan tersebut dapat dilakukan antara lain pada kegiatan ekstra kurikuler. Kata kunci: Mitigasi Bencana, Gempa bumi, Komunitas sekolah. 1

Pendahuluan Beberapa tahun terakhir ini terjadi banyak peristiwa gempabumi yang terjadi di wilayah Indonesia. Bencana alam gempabumi tersebut antara lain terjadi beberapa kali di wilayah Aceh, Nias, Padang, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Berdasarkan letak geografis, wilayah kepulauan Indonesia terletak di tempat pertemuan tiga lempeng besar dunia, yaitu lempeng India-Australia (bagian selatan), lempeng Eurasia (bagian barat dan utara) dan lempeng Pasifik (bagian timur). Oleh karena itu maka wilayah Indonesia merupakan wilayah yang paling sering terjadi gempabumi. Menurut data rekaman sebaran episentrum gempabumi dengan magnitudo 5 dari tahun 1900-2000 dan menurut peta daerah gempabumi di Indonesia, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) berada di wilayah 4. Wilayah tersebut merupakan wilayah yang rawan terhadap terjadinya gempabumi. Selain dikarenakan DIY berada di dekat pertemuan dua lempeng dunia, DIY juga berada di atas jalur gunung berapi yang aktif di dunia. Posisi Ini menjadikan DIY rentan terhadap terjadinya bencana alam gempabumi tektonik dan gempabumi vulkanik. Gempabumi dengan kekuatan 5,9 SR yang terjadi di Yogyakarta pada tanggal 27 Mei 2006 menimbulkan banyak kerusakan harta benda, sarana dan prasarana, serta banyak korban manusia yang terluka dan meninggal dunia. Bencana alam tersebut telah membuka mata semua elemen masyarakat secara nasional. Oleh karena itu, maka masyarakat perlu dibekali berbagai teknik penyelamatan diri yang merupakan bagian dari kesiapsiagaan. Melalui teknik penyelamatan diri yang tepat diharapkan masyarakat dapat terhindar dari resiko menjadi korban jika tiba-tiba terjadi gempabumi. Langkah strategis yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan pelatihan pada lembaga pendidikan terutama pada komunitas sekolah. Apabila gempabumi terjadi pada jam belajar di sekolah, maka dibutuhkan suatu tindakan tepat untuk melindungi anak-anak dari resiko akibat gempabumi. Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 2 Kabupaten Bantul mengalami kerusakan gedung yang sangat parah. Jika seandainya gempabumi terjadi pada saat jam sekolah, dapat dipastikan akan terjadi banyak korban dari guru dan siswa. 2

Oleh karena itu maka komunitas sekolah SMP Negeri 2 perlu mendapat pelatihan mitigasi bencana gempabumi. Beberapa materi yang dapat dilatihkan antara lain: mitigasi sebelum bencana gempabumi atau fase pengurangan resiko, upaya perlindungan diri pada saat terjadinya gempabumi, dan evakuasi setelah gempa mereda. Pada pelatihan ini juga dilakukan praktek berbagai teknik berlindung untuk penyelamatan diri dan praktek pertolongan pertama pada korban. Simulasi petolongan pertama tersebut melibatkan semua anggota komunitas sekolah yaitu kepala sekolah, guru, staf, komite sekolah, murid, dan penjaga sekolah. Berdasarkan uraian tersebut maka pelaksanaan kegiatan PPM ini bertujuan agar komunitas SMP Negeri 2 Bantul memahami tentang bencana alam gempabumi secara ilmiah, mendapat pelatihan tentang mitigasi bencana alam gempabumi, dapat melakukan teknik penyelamatan diri yang tepat sehingga terhindar dari dampak bencana alam gempabumi, serta dapat melakukan pertolongan pertama pada korban dan cara evakuasinya apabila peristiwa gempabumi terjadi pada saat jam sekolah. Kegiatan PPM ini diharapkan agar komunitas SMP Negeri 2 Bantul sadar bahwa mereka berada di daerah rawan terjadinya bencana alam gempabumi dan sadar akan kemungkinan mereka menjadi korban. Selanjutnya diharapkan mereka dapat menyelamatkan diri agar tidak menjadi korban jika terjadi bencana alam gempabumi. Materi dan Bentuk Kegiatan Peserta pelatihan adalah komunitas SMPN 2 Bantul yang terdiri dari Kepala Sekolah, Guru, dan Staf. Kegiatan pelatihan ini dilaksanakan di SMPN 2 Bantul yang berada di wilayah Kabupaten Bantul Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Pelatihan dilaksanakan selama satu hari yaitu pada tanggal 17 November 2012. Jadwal pelatihan terlampir. Materi pelatihan tepat untuk menumbuhkan kesadaran pada komunitas sekolah bahwa ada kemungkinan akan terjadi gempabumi dan kemungkinan mereka menjadi korbannya. Sasaran pelatihan berada di wilayah Yogyakarta yang memang rawan terjadi gempabumi. Secara rinci materi kegiatan pelatihan adalah: 1. Teori tentang pengertian bencana alam. 2. Teori tentang penyebab, jenis, dan dampak bencana gempabumi. 3

3. Pembuatan peta evakuasi untuk penyelamatan diri. 4. Merancang tindakan kesiapsiagaan yang meliputi tindakan sebelum, pada saat, dan setelah gempabumi terjadi. 5. Cara berlindung saat terjadi gempabumi, cara memberikan pertolongan pertama jika ada anggota komunitas sekolah yang mengalami kecelakaan saat terjadi gempabumi di sekolah, dan langkah evakuasi dari dalam kelas ke tempat yang aman (antara lain ke halaman sekolah). Peserta pelatihan sering mengalami gempabumi, maka penyampaian setiap materi pelatihan berangkat dari/didahului dengan pengalaman peserta di waktu yang lalu. Adapun rangkaian kegiatannya sebagai berikut: 1. Informasi dan tanya jawab tentang pengertian bencana alam. 2. Informasi dan tanya jawab tentang penyebab gempabumi, jenis gempabumi, dan dampak bencana gempabumi. 3. Identifikasi jalur aman dan tempat aman untuk membuat peta evakuasi di sekolah. 4. Informasi dan diskusi kelompok peserta untuk merencanakan tindakan kesiapsiagaan menghadapi bencana gempabumi, meliputi tindakan sebelum, pada saat, dan setelah gempabumi terjadi. Praktek cara berlindung saat terjadi gempabumi. 5. Pemutaran video yang berisi simulasi cara berlindung saat terjadi gempabumi, pemberian pertolongan pertama jika ada anggota komunitas sekolah yang mengalami kecelakaan ketika terjadi gempabumi di sekolah dan cara evakuasinya, serta langkah evakuasi dari dalam kelas ke tempat yang aman (ke halaman sekolah), dilanjutkan dengan tanya jawab. Hasil Kegiatan dan Rekomendasi Semua materi pelatihan dapat disampaikan. Sebagian materi pelatihan tidak dapat dilatihkan seperti rencana. Materi tentang cara memberikan pertolongan pertama pada korban dan cara evakuasinya, serta cara evakuasi dari dalam kelas ke halaman sekolah setelah gempabumi reda diberikan dengan cara memperlihatkannya melalui video dan dilanjutkan dengan diskusi. Hal tersebut dilakukan karena keterbatasan waktu yang disediakan oleh sekolah. Saat itu sekolah sedang mempunyai banyak kegiatan. 4

Pelatihan dilakukan dengan menggunakan metode andragogi, yaitu: menggunakan sistem pelatihan untuk orang dewasa. Langkah pertama pada setiap materi dilakukan eksplorasi ide dan pendapat dari peserta berdasarkan pengalaman riil yang mereka miliki tentang gempabumi dan bencana alam lainnya. Dari pengalaman riil peserta tersebut dijadikan dasar/pijakan langkah berikutnya yaitu diskusi dan informasi tentang: pengertian bencana alam, penyebab gempabumi, jenis gempabumi, dan dampaknya. Dilanjutkan diskusi peserta untuk merencanakan tindakan kesiapsiagaan menghadapi bencana gempabumi dengan dipandu pelatih. Adapun hasil diskusi kelompok peserta tentang rencana kesiapsiagaan menghadapi bencana gempabumi yang meliputi tindakan sebelum, pada saat, dan sesudah terjadi gempabumi adalah sebagai berikut: 1. Tindakan Sebelum Terjadi Bencana Gempabumi Ada beberapa tindakan yang perlu direncanakan dan disiapkan oleh komunitas sekolah, antara lain: a. Mengidentifikasi tempat berbahaya, tempat aman, jalur aman, jalur berbahaya. b. Menentukan jalur aman untuk evakuasi c. Menentukan tempat aman untuk tujuan evakuasi/mengungsi d. Menyepakati cara peringatan dini terjadinya bencana gempabumi e. Persiapan pribadi dan keluarga, misalnya tas siaga. 2. Tindakan Saat Terjadi Bencana Gempabumi a. Guru memerintahkan siswa untuk berlindung, misalnya di kolong meja. b. Menghindari tempat yang beresiko menciderai, misalnya kaca jendela, benda berat yang tergantung, benda berat yang menempel di dinding, bangunan tinggi, pohon besar. c. Tidak masuk ke dalam bangunan sekolah/rumah. d. Setelah gempabumi reda, guru memerintah siswa untuk melakukan evakuasi ke tempat aman, antara lain ke halaman sekolah. e. Menghitung jumlah siswa yang sudah berkumpul di tempat aman, untuk meyakinkan tidak ada anak yang tertinggal di ruang kelas. 5

3. Tindakan Setelah Terjadi Bencana (Pasca Bencana) Gempabumi. Ada beberapa kegiatan yang perlu dilakukan pasca bencana gempabumi, yaitu: a. Mengamati keadaan sekitar yang membahayakan orang, misalnya genting atau bagian bangunan lain yang hampir jatuh. b. Pencarian korban dan pertolongan pertama pada korban c. Inventarisasi kerusakan bangunan dan lingkungan sekolah/rumah. d. Inventarisasi kebutuhan bantuan dan meminta bantuan ke instansi terkait. Kegiatan berikutnya adalah pemutaran video yang berisi materi simulasi cara berlindung saat terjadi gempabumi, pemberian pertolongan pertama jika ada anggota komunitas sekolah yang mengalami kecelakaan ketika terjadi gempabumi di sekolah dan cara evakuasinya, serta langkah evakuasi dari dalam kelas ke tempat yang aman (ke halaman sekolah). Setelah pemutaran video selesai, dilanjutkan dengan informasi dan tanya jawab tentang kemungkinan jenis/macam korban yang dapat diakibatkan adanya gempabumi, prosedur, dan alat yang diperlukan untuk pertolongan pertama pada korban gempabumi. Dari pengalaman peserta, ada kemungkinan terjadi korban orang yang luka pendarahan dan patah tulang ketika terjadi gempabumi, serta permasalahan cara evakuasi korban. Respon peserta terhadap pelatihan teknik mitigasi gempabumi sangat baik. Peserta pelatihan antusias dalam mengikuti semua kegiatan pelatihan. Informasi yang merupakan pengalaman pribadi, keluarga, dan tetangga saat proses penyelamatan diri ketika terjadi gempabumi telah banyak disampaikan oleh peserta. Dikarenakan sekolah sedang mempunyai banyak kegiatan, maka sekolah menyediakan waktu untuk pelatihan teknik mitigasi bencana gempabumi sangatlah terbatas. Oleh karena itu, maka sebagian materi pelatihan tidak dapat dilatihkan dengan cara mempraktekkan secara langsung dengan melibatkan peserta pelatihan bersama siswa. Materi tersebut adalah cara memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan dan cara evakuasinya, cara berlindung saat terjadi gempabumi, serta cara evakuasi dari dalam kelas ke halaman sekolah sebagai tempat yang aman setelah gempabumi reda. 6

Hambatan tersebut dipecahkan dengan cara pelatih memutarkan video dan peserta mengamati dengan cermat. Setelah itu, pelatih memberikan informasi dan melakukan diskusi dengan peserta tentang materi tersebut di atas. Secara keseluruhan, materi tentang teknik mitigasi bencana gempabumi yang telah direncanakan telah tersampaikan ke para peserta pelatihan. Dikarenakan sebagian materi pelatihan merupakan keterampilan, maka beberapa materi perlu dipraktekkan seperti yang ada di dalam video. Oleh karena itu pelatih menyarankan agar sekolah melakukan kegiatan simulasi evakuasi bersama siswa. Kegiatan tersebut dapat dilakukan antara lain pada kegiatan ekstra kurikuler. 7

FOTO KEGIATAN PELATIHAN MITIGASI BENCANA GEMPABUMI DI SMP N 2 BANTUL, 17 NOVEMBER 2012 Gedung SMPN 2 Bantul Sambutan Pembukaan oleh Wakasek Presentasi materi Gempabumi dan Dampaknya Peserta memperhatikan Materi presentasi Tanya jawab dan Diskusi Informasi materi Kesiapsiagaan 8