BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan pengamatan penulis selama ini dalam kenyataannya beberapa perusahaan pengiriman barang/paket di Kota Yogyakarta secara sepihak telah mencantumkan klausula eksonerasi dalam perjanjian pengiriman barang/paket tanpa adanya persetujuan dari pihak konsumen. Pencantuman klausula tersebut dimaksudkan untuk mengalihkan risiko atas barang yang dikirim oleh perusahaan pengiriman barang/paket tersebut apabila ternyata setelah dikirim barang tersebut mengalami kerusakan. Kalimat yang biasanya terulis dalam perjanjian pengiriman barang/paket misalnya pihak ekspeditur tidak menanggung semua kerusakan barang akibat kesalahan dalam pengepakan. Hal ini dilakukan oleh perusahaan pengiriman barang/paket dengan maksud untuk menghindari kerugian yang mungkin dapat diderita apabila barang yang sudah dikirim oleh perusahaan pengiriman barang/paket mengalami kerusakan. Berdasarkan pencantuman klausula tersebut, maka pihak konsumen tidak dapat meminta penggantian barang atau pengembalian uang yang telah dibayarkan apabila barang yang dikirim tersebut benar-benar rusak. Hal tersebut pada dasarnya berbeda atau bertentangan dengan Pasal 18 Undang- Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen dan hal ini dalam kenyataannya dapat menimbulkan permasalahan diantara perusahaan pengiriman barang/paket dan konsumen. 1
2 Contoh kasus yang pernah terjadi dan dialami oleh seorang konsumen yang mengirimkan barang/paket di sebuah perusahaan pengiriman barang/paket di Kota Yogyakarta. Pada waktu barang tersebut diserahkan kepada perusahaan pengiriman barang/paket dalam keadaan baik, akan tetapi setelah sampai di tempat tujuan, barang tersebut rusak. Oleh karena itu kemudian konsumen mengembalikan barang tersebut kepada perusahaan pengiriman barang/paket selaku jasa pengiriman barang/paket dan meminta penggantian barang yang sama atau pengembalian uang. Pihak perusahaan pengiriman barang/paket tidak bersedia mengganti barang atau mengembalikan uang dengan alasan kerusakan yang terjadi bukan menjadi tangung jawab perusahaan pengiriman barang/paket. Pasal 18 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen menentukan sebagai berikut: (1) Pelaku usaha dalam menawarkan barang dan/atau jasa yang ditujukan untuk diperdagangkan dilarang membuat atau mencantumkan klausula baku pada setiap dokumen dan/atau perjanjian apabila: a. menyatakan pengalihan tanggung jawab pelaku usaha; b. menyatakan bahwa pelaku usaha berhak menolak penyerahan kembali barang yang dibeli konsumen; c. menyatakan bahwa pelaku usaha berhak menolak penyerahan kembali uang yang dibayarkan atas barang dan/atau jasa yang dibeli oleh konsumen; d. menyatakan pemberian kuasa dari konsumen kepada pelaku usaha baik secara langsung maupun tidak langsung untuk melakukan segala tindakan sepihak yang berkaitan dengan barang yang dibeli oleh konsumen secara angsuran; e. mengatur perihal pembuktian atas hilangnya kegunaan barang atau pemanfaatan jasa yang dibeli oleh konsumen; f. memberi hak kepada pelaku usaha untuk mengurangi manfaat jasa atau mengurangi harta kekayaan konsumen yang menjadi objek jual beli jasa;
3 g. menyatakan tunduknya konsumen kepada peraturan yang berupa aturan baru, tambahan, lanjutan dan/atau pengubahan lanjutan yang dibuat sepihak oleh pelaku usaha dalam masa konsumen memanfaatkan jasa yang dibelinya; h. menyatakan bahwa konsumen memberi kuasa kepada pelaku usaha untuk pembebanan hak tanggungan, hak gadai, atau hak jaminan terhadap barang yang dibeli oleh konsumen secara angsuran. (2) Pelaku usaha dilarang mencantumkan klausula baku yang letak atau bentuknya sulit terlihat atau tidak dapat dibaca secara jelas, atau yang pengungkapannya sulit dimengerti (3) Setiap klausula baku yang telah ditetapkan oleh pelaku usaha pada dokumen atau perjanjian yang memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dinyatakan batal demi hukum (4) Pelaku usaha wajib menyesuaikan klausula baku yang bertentangan dengan undang-undang ini. Berdasarkan ketentuan Pasal 18 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen tersebut di atas, penulis lebih memfokuskan penelitian ini pada Pasal 18 ayat (1) huruf a dan c Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, yaitu pihak ekspeditur mencantukan klausula eksonerasi pada perjanjian pengiriman barang yang intinya menyatakan pengalihan tanggung jawab pelaku usaha, serta menyatakan bahwa pelaku usaha berhak menolak penyerahan kembali uang yang dibayarkan atas barang dan/atau jasa yang dibeli oleh konsumen. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka perlu dilakukan pengkajian lebih lanjut tentang perlindungan hukum bagi konsumen terhadap pencantuman klausula eksonerasi pada perjanjian pengiriman barang/paket sebagaimana diatur dalam Pasal 18 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999. Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian guna penyusunan skripsi dengan judul PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN TERHADAP PENCANTUMAN KLAUSULA EKSONERASI PADA
4 PERJANJIAN PENGIRIMAN BARANG ATAU PAKET DI KOTA YOGYAKARTA. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah tersebut di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana bentuk perlindungan hukum bagi konsumen terhadap pencantuman klausula eksonerasi pada perjanjian pengiriman barang atau paket di Kota Yogyakarta? 2. Bagaimana penyelesaian hukumnya dalam hal terjadi sengketa pada perjanjian pengiriman barang atau paket di Kota Yogyakarta? C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui dan mengkaji bentuk perlindungan hukum bagi konsumen terhadap pencantuman klausula eksonerasi pada perjanjian pengiriman barang atau paket di Kota Yogyakarta 2. Untuk mengetahui dan mengkaji penyelesaian hukumnya dalam hal terjadi sengketa pada perjanjian pengiriman barang atau paket di Kota Yogyakarta. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk: 1. Manfaat Teoristis, dalam penelitian ini hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi terhadap perkembangan ilmu hukum,
5 khususnya tentang perlindungan hukum bagi konsumen terhadap pencantuman klausula eksonerasi pada perjanjian pengiriman barang atau paket di Kota Yogyakarta. 2. Manfaat praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dan juga bahan masukan bagi pelaku usaha pengiriman barang atau paket dalam rangka meningkatkan kinerja organisasi pada waktu yang akan datang.