2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Bagan

dokumen-dokumen yang mirip
2 TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Macam-macam lampu tabung (

PENGARUH PERBEDAAN POSISI PENEMPATAN LAMPU TABUNG TERHADAP HASIL TANGKAPAN BAGAN APUNG NELA INDAH ERMAWATI

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 3. 1 Ilustrasi pemantulan spekuler (kiri) dan pemantulan difuse (kanan)

KATA PENGANTAR. Kupang, September Tim Penyusun

BAB II CAHAYA. elektromagnetik. Cahaya dapat merambat dalam ruang hampa dengan kecepatan 3 x

SIFAT DAN PERAMBATAN CAHAYA. Oleh : Sabar Nurohman,M.Pd

BAB GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK

Sifat gelombang elektromagnetik. Pantulan (Refleksi) Pembiasan (Refraksi) Pembelokan (Difraksi) Hamburan (Scattering) P o l a r i s a s i

D. massa E. volume. D. mhv E. h/(mv) 3. Warna-warna yang tampak pada gelembung sabun menunjukkan gejala : A. diraksi B. refraksi C.

Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang, dan optika dalam. Cahaya dapat kita temui dimana-mana. cahaya bersifat gelombang dan

biasanya dialami benda yang tidak tembus cahaya, sedangkan pembiasan terjadi pada benda yang transparan atau tembus cahaya. garis normal sinar bias

BAB IV BIOOPTIK FISIKA KESEHATAN

DINAS PENDIDIKAN KOTA PADANG SMA NEGERI 10 PADANG Cahaya

DISPERSI DAN DAYA PEMECAH PRISMA

PENDALAMAN MATERI CAHAYA

O L E H : B H E K T I K U M O R O W AT I T R I W A H Y U N I W I N D Y S E T Y O R I N I M A R I A M A G D A L E N A T I T I S A N I N G R O H A N I

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

MAKALAH ILUMINASI DISUSUN OLEH : M. ALDWY WAHAB TEKNIK ELEKTRO

Spektrum Gelombang Elektromagnetik

BAB II TINJAUAN UMUM HUKUM-HUKUM OPTIK

Gambar dibawah memperlihatkan sebuah image dari mineral Beryl (kiri) dan enzim Rubisco (kanan) yang ditembak dengan menggunakan sinar X.

ALAT OPTIK. Bagian-bagian Mata

1. Jika periode gelombang 2 sekon maka persamaan gelombangnya adalah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Xpedia Fisika. Optika Fisis - Soal

fisika CAHAYA DAN OPTIK

Gambar 3. Morfologi pepetek (Secutor insidiator)

FISIKA. 2 SKS By : Sri Rezeki Candra Nursari

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - GELOMBANG ELEKTROMAGNET - G ELO MB ANG ELEK TRO M AG NETIK

2.2. Reaksi ikan terhadap cahaya

Sipenmaru Besaran-besaran di bawah ini yang BUKAN merupakan besaran turunan adalah: a. Momentum b. Kecepatan c. Gaya d. Massa e.

6.4! LIGHT ( B. LENSA ) NOOR

A. LEMBAR IDENTITAS 1. Nama : 2. Nim : 3. Kelas : Geotermal IIA 4. Jurusan/Prodi : Fisika Geotermal 5. Kelompok : 1 6. Judul Percobaan : Indeks Bias

C. Kunci : E Penyelesaian : Diket mobil massa = m Daya = P f s = 0 V o = 0 Waktu mininiumyang diperlukan untuk sampai kecepatan V adalah :

Sifat-sifat gelombang elektromagnetik

BAB 23. CAHAYA : OPTIK GEOMETRIK

Fisika Optis & Gelombang

Sunglasses kesehatan mata

D. I, U, X E. X, I, U. D. 5,59 x J E. 6,21 x J

SIFAT-SIFAT CAHAYA. 1. Cahaya Merambat Lurus

Cahaya. Bab. Peta Konsep. Gambar 17.1 Pensil yang dicelupkan ke dalam air. Cermin datar. pada. Pemantulan cahaya. Cermin lengkung.

Gelombang Cahaya. Spektrum Gelombang Cahaya

CAHAYA. CERMIN. A. 5 CM B. 10 CM C. 20 CM D. 30 CM E. 40 CM

Antiremed Kelas 12 Fisika

K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Fisika

Balai Diklat Perikanan Banyuwangi

Lampiran I. Soal. 2. Gambarkan garis normal apabila diketahui sinar datangnya! 3. Gambarkan garis normal apabila diketahui sinar datangnya!

ANTIREMED KELAS 10 FISIKA

BAB I GETARAN, GELOMBANG DAN BUNYI

BAB I GETARAN, GELOMBANG DAN BUNYI

BAB 24. CAHAYA : OPTIK GEOMETRIK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Kaca merupakan salah satu produk industri kimia yang banyak digunakan dalam

STUDI PENDAHULUAN PENGGUNAAN LAMPU TABUNG BEREFLEKTOR TERHADAP HASIL TANGKAPAN BAGAN APUNG SITI ROHANAH

13. Cahaya; Optika geometri

CHAPTER I RADIASI BENDA HITAM

BAB II : PEMBIASAN CAHAYA

Cahaya merupakan gelombang transversal yang termasuk gelombang elektromagnetik. Cahaya dapat merambat dalam ruang hampa dengan kecepatan 3 x 10 8 m/s.

g. Lensa Cembung Jadi kalau pada cermin pembahasan hanya pada pemantulan maka pada lensa pembahasan hanya pada pembiasan

KONSEP OPTIK DAN PERAMBATAN CAHAYA. Irnin Agustina D.A,M.Pd.

Antiremed Kelas 08 Fisika

PREDIKSI UN FISIKA V (m.s -1 ) 20

SOAL SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1985

MODEL ATOM DALTON. Atom ialah bagian terkecil suatu zat yang tidak dapat dibagi-bagi. Atom tidak dapat dimusnahkan & diciptakan

Apakah Gelombang Elektromagnetik?? Gelombang Elektromagnetik adalah gelombang yang dapat merambat walau tidak ada medium

Materi Pendalaman 03 GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK =================================================

FISIKA. Sesi GELOMBANG CAHAYA A. INTERFERENSI

Disusun oleh : MIRA RESTUTI PENDIDIKAN FISIKA (RM)

Kumpulan Soal Fisika Dasar II.

D. 30 newton E. 70 newton. D. momentum E. percepatan

Latihan Soal UN Fisika SMA. 1. Dimensi energi potensial adalah... A. MLT-1 B. MLT-2 C. ML-1T-2 D. ML2 T-2 E. ML-2T-2

Laporan Praktikum Fisika Dasar 2

7.4 Alat-Alat Optik. A. Mata. Latihan 7.3

I. PENDAHULUAN. sehingga, Indonesia disebut sebagai Negara Maritim. alamnya mayoritas mata pencaharian masyarakat indonesia setelah petani adalah

HANDOUT FISIKA KELAS XII (UNTUK KALANGAN SENDIRI) GELOMBANG CAHAYA

Gelombang Transversal Dan Longitudinal

Jenis dan Sifat Gelombang

Pertanyaan berhubungan dengan gambar di bawah ini serta pilihan yang ada.

FISIKA IPA SMA/MA 1 D Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah.

SOAL DAN PEMBAHASAN FINAL SESI I LIGA FISIKA PIF XIX TINGKAT SMA/MA SEDERAJAT PAKET 1

1. Pengukuran tebal sebuah logam dengan jangka sorong ditunjukkan 2,79 cm,ditentikan gambar yang benar adalah. A

Fisika Modern (Teori Atom)

Untuk terang ke 3 maka Maka diperoleh : adalah

( v 2 0.(sin α) 2. g ) 10 ) ) 10

A. SIFAT-SIFAT CAHAYA

CAHAYA. Kamu dapat menyelidiki sifat-sifat cahaya dan hubungannya dengan berbagai bentuk cermin dan lensa. akibat. Tegak lurus.

Elyas Narantika NIM

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Macam-macam berkas cahaya: 1. Berkas mengumpul (Konvergen) 2. Berkas Menyebar ( divergen) 3. Berkas Sejajar.

PEMBIASAN PADA KACA PLAN PARALEL

A. PENGERTIAN difraksi Difraksi

DASAR-DASAR OPTIKA. Dr. Ida Hamidah, M.Si. Oleh: JPTM FPTK UPI Prodi Pend. IPA SPs UPI

FISIKA 2014 TIPE A. 30 o. t (s)

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bagan

2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Sejarah Penggunaan Cahaya pada Penangkapan Ikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III OPTIK. 2. Pemantulan teratur : terjadi jika suatu berkas cahaya sejajar datang pada permukaan yang halus atau rata.

Transkripsi:

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bagan Bagan merupakan suatu alat tangkap yang termasuk kedalam kelompok jaring angkat dan terdiri atas beberapa komponen, yaitu jaring, rumah bagan, dan lampu. Jaring bagan umumnya berkuran 9 9 (m), dengan ukuran mata jaring (mesh size) 0,5-1 cm. Bahan jaring yang digunakan terbuat dari PE (polyethylene). Bagan dioperasikan dengan cara mengangkat dan menurunkan jaring secara vertikal. Sebagai alat bantu digunakan cahaya untuk pengumpul ikan (Subani dan Barus 1989). 2.1.1 Pengelompokan bagan Von Brandt (1984) mengklasifikasikan bagan ke dalam kelompok alat tangkap yang dalam pengoperasiannya menggunakan cahaya sebagai alat bantu untuk memikat ikan. Ikan yang menjadi tujuan penangkapan adalah jenis-jenis ikan yang bersifat fototaksis positif. Bagan, menurut Subani dan Barus (1989), dikelompokkan atas bagan tancap, bagan rakit atau bagan apung dan bagan perahu. Bagan tancap berbentuk bangunan bujur sangkar yang terbuat dari bambu betung yang ditanam ke dasar perairan. Lokasi pengoperasian bagan tancap tidak dapat dipindah-pindahkan. Bagan rakit memiliki rakit bambu sebagai landasan rumah bagan sekaligus alat apungnya. Bagan rakit sama halnya dengan bagan apung, dapat dipindahpindahkan dengan bantuan perahu penarik. Adapun bagan perahu menggunakan dua perahu sebagai penopang. Jarak antara kedua perahu digunakan sebagai tempat pengoperasian alat tangkap. 2.1.2 Bagan apung Bagan apung adalah jaring angkat yang keberadaannya dapat dipindahpindahkan. Pada bagian bawah kanan-kiri bagan terdapat alat apung berupa drum dan rakit sebagai pondasi rumah bagan. Bagan apung tidak dilengkapi dengan alat bantu perpindahan tempat pengoperasian. Untuk proses pemindahan lokasi bagan apung dilakukan dengan bantuan perahu penarik (Subani dan Barus 1989).

2.2 Cahaya Cahaya adalah gelombang elektromagnetik yang apabila dipancarkan atau diserap akan memperlihatkan sifat-sifat partikel. Cahaya dapat merambat pada medium hampa udara dengan kecepatan 3 10 8 m/detik. Adapun laju cahaya merupakan konstanta fisika fundamental (Young and Freedman 2004). Bila cahaya ditransmisikan dari satu medium ke medium yang lain, maka frekuensinya tidak akan berubah. Hal ini terjadi karena setiap siklus gelombangnya tidak mengalami perubahan. Perubahan hanya terjadi pada panjang gelombang dan laju gelombang. Hal ini disebabkan oleh panjang gelombang secara umum akan berbeda pada material yang berbeda (Young and Freedman 2004). Cahaya yang melewati dua medium berbeda akan mengalami refraksi. Refraksi adalah perubahan kecepatan cahaya akibat perbedaan medium yang menyebabkan perubahan lintasan cahaya. Refraksi juga dikenal dengan pembiasan. Indeks refraksi dari sebuah material optik merupakan rasio antara laju cahaya c dalam ruang hampa terhadap laju cahaya v dalam material itu. Hal ini dapat dilihat melalui persamaan berikut: n = c / v Keterangan : n : Indeks refraksi atau indeks bias; c : Laju cahaya dalam ruang hampa (m/detik); dan v : Laju cahaya dalam material tertentu (m/detik). Cahaya yang melewati dua medium dengan indeks refraksi yang berbeda akan mengalami penyerapan, pemantulan atau pembiasan (Puspito 2008). Saat cahaya dari medium udara melalui medium air akan terjadi pembiasan cahaya. Hukum Snellius mengatakan bahwa rasio dari sinus sudut θ a dan θ b sama dengan rasio antara indeks refraksi medium a dan b. Sudut θ a dan θ b diukur dari garis normal terhadap permukaan. Rumusnya dapat dituliskan sebagai berikut: atau Sin θa Sin θb = nb na n a sin θ a = n b sin θ b

Keterangan : n : Indeks refraksi medium a (udara); n : Indeks refraksi medium b (air); θ : Sudut sinar datang terhadap garis normal; θ : Sudut sinar yang direfraksikan terhadap garis normal; dan N : Garis normal. Pembiasan dan pemantulan cahaya disajikan pada Gambar 1. N Udara Udar θ θ Air θ Gambar 1 Pembiasan dan pemantulan cahaya (Young and Freedman 2004) Sinar yang bergerak dari medium satu ke medium lainnya dengan indeks refraksi yang lebih besar akan mengalami pembelokan mendekati garis normal. Sinar yang datang dari udara ke dalam air (n b(air) > n a(udara) ) akan mengalami penurunan laju gelombang (Young and Freedman 2004). Menurut Cayless dan Marsden (1983), kekuatan atau intensitas cahaya ditentukan berdasarkan iluminasinya. Iluminasi adalah kekuatan cahaya yang dipancarkan oleh sumber cahaya dan mengenai suatu permukaaan benda. Besar intensitas cahaya dapat diukur dengan satuan candela. Iluminasi cahaya akan semakin menurun seiring dengan bertambahnya jarak terhadap sumber cahaya. Pengukuran iluminasi cahaya dapat dilakukan dengan menggunakan rumus berikut : E = I / r 2

Keterangan E I R : : Iluminasi cahaya (lux); : Intesitas cahaya (candela); dan : Jarak dari sumber cahaya (m). Gelombang cahaya tersebar dari ultraviolet hingga infrared. Cahaya ultraviolet memiliki panjang gelombang kurang dari 390 µm dan infrared memiliki panjang gelombang lebih dari 770 µm. Gelombang yang terdapat antara cahaya ultraviolet dan cahaya infrared adalah gelombang cahaya tampak yang terdiri dari violet (390 455 µm), biru (455 492 µm), hijau (492 577 µm), kuning (577 497 µm), orange (597 622 µm), dan merah (622 770 µm). Namun, hanya cahaya yang berasal dari gelombang 400-750 µm termasuk ke dalam gelombang cahaya tampak (Ben Yami 1988). Gambar 2 menunjukkan penyebaran gelombang cahaya tampak (Ben Yami 1987). Gambar 2 Penyebaran cahaya tampak (Ben Yami 1987) 2.3 Lampu Lampu berdasarkan kamus besar bahasa Indonesia adalah alat untuk menerangi atau pelita (KBBI 2011). Terdapat empat jenis lampu listrik yaitu lampu tabung atau lampu TL (tubular lamp), lampu LED (light emitting diode),

lampu halogen, dan lampu pijar. (Hindarto 2011). Salah satu jenis lampu listrik yang banyak digunakan adalah lampu tabung. Pada lampu tabung terdapat elektron yang dipancarkan dari dalam tabung dan menyebabkan atom-atom media gas di dalam tabung berpendar atau melepaskan energi cahaya. Pendar cahaya inilah yang kemudian biasa dilihat dalam bentuk cahaya berwarna putih. Lampu tabung lebih hemat energi dibanding lampu pijar, karena tidak terjadi hubungan langsung antara kutub positif dan negatif untuk membuat filamen berpijar dan menghasilkan cahaya seperti pada cara lampu pijar. Cahaya yang dihasilkan oleh lampu tabung juga lebih terang dibandingkan dengan cahaya lampu pijar (Pratiwi 2011). 2.4 Fisiologi ikan Iluminasi cahaya pada umumnya menurun seiring dengan meningkatnya jarak dari sumber cahaya. Hal ini terjadi karena beragam sebab. Untuk alasan geometris, iluminasi akan memberikan efek secara proporsional terhadap objek dan permukaan air di sekitarnya. Selain itu, hal mendasar yang memberikan pengaruh besar adalah transparansi. Cahaya yang melalui air yang bening akan tiba dengan lebih baik dibandingkan dengan air yang keruh. Pada saat cahaya bulan kuat, seperti saat terjadi purnama, cahaya di permukaan air menjadi lebih terang. Hal ini berakibat pada tingkah laku ikan yang memiliki ketertarikan pada cahaya tidak begitu terlihat (Ben Yami 1988). Mata adalah reseptor penglihatan yang sempurna untuk sebagian besar ikan. Cahaya memasuki mata melalui kornea, selaput bening pada bagian depan mata. Selanjutnya cahaya membentuk fokus bayangan untuk dianalisis oleh retina. Pada ikan, peran kornea dalam memfokuskan cahaya sangat kecil karena perbedaan indeks bias antara kornea dan air sangat kecil. Hal ini membuat lensa mata menjadi lebih bulat dan dilakukan pergerakan lensa untuk meningkatkan pemfokusan. Pada siang hari, distribusi pigmen yang terdapat pada kornea akan berfungsi sebagai penyaring cahaya. Sensitivitas dan ketajaman mata tergantung pada terangnya bayangan yang mencapai retina. Penerimaan cahaya pada retina mata ikan secara langsung dan tidak langsung akan mempengaruhi pergerakan dan tingkah laku ikan (Fujaya 2004).

Tingkah laku ikan terhadap cahaya, menurut Gunarso (1988) dapat dibedakan menjadi dua, yaitu fototaksis positif dan fototaksis negatif. Tingkah laku ikan yang tertarik untuk mendekati sumber cahaya disebut dengan fototaksis positif. Adapun tingkah laku menjauhi sumber cahaya disebut fototaksis negatif. Ikan yang menjadi hasil tangkapan bagan terdiri dari ikan yang bersifat fototaksis positif dan fototaksis negatif. Ikan yang bersifat fototaksis positif diantaranya cumi-cumi, rebon dan teri. Adapun contoh ikan yang fototaksis negatif, biasanya merupakan termasuk dalam jenis ikan predator contohnya adalah layur dan tongkol (Subani dan Barus 1989).