BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan menggemanya semangat back to nature, banyak orang

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. mulai bergeser dari pengobatan modern menuju ke pengobatan tradisional.

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat mulai menyukai menggunakan ramuan-ramuan tradisional daripada

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan dasar dalam sistem perekonomian dan globalisasi telah

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin ketat dan berbentuk sangat kompleks. Menghadapi persaingan

BAB I PENDAHULUAN. dengan mampu mengelola dan menyampaikan informasi kepada konsumennya

BAB I PENDAHULUAN. Dunia bisnis menghadapi era baru persaingan global yang semakin ketat

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan mengenai

Pen g a r u h P e r i k l a n a n ( A d v e r t i s i n g ) t e r h a d a p P r o s e s K e p u t u s a n P e m b e l i a n K o n s u m e n 1 BAB I

I PENDAHULUAN. barang, dan jasa. Pengusaha tidak hanya menerapkan strategi positioning sebuah

BAB I PENDAHULUAN. bagian yang tidak dapat dilepas dari kaum wanita. Secara psikologis wanita memang

BAB I PENDAHULUAN. konsumen karena dipengaruhi oleh daya beli, begitu juga dengan dunia

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu industri atau kompetisi bisnis. Dalam menjalani kompetisi bisnis, setiap

BAB I PENDAHULUAN. bisnis restoran cepat saji. Makanan asing yang disajikan oleh restoran-restoran

BAB 1 PENDAHULUAN. yang semakin cepat dan tepat agar tidak kalah bersaing. Dalam meningkatkan

I. PENDAHULUAN. dengan semakin sering munculnya iklan-iklan baru dari merek-merek lama di

BAB I PENDAHULUAN. dan pada giliran nya laba akan menurun. berusaha melakukan berbagai kegiatan yang menunjang, kegiatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 LatarBelakang. Berkembangnya perdagangan bebas menimbulkan persaingan bisnis yang

BAB I PENDAHULUAN. percaya diri seorang wanita maupun pria akan timbul dengan rambut yang

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan antar pasar industri perawatan pribadi dan kosmetik semakin

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu alat yang digunakan dalam promosi adalah periklanan, periklanan

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia bisnis. Sehingga menimbulkan persaingan-persaingan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu ukuran atau indikasi kemajuan suatu masyarakat adalah tersedianya fasilitas

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia modern dan globalisasi saat ini membuat kebutuhan akan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Air minum merupakan salah satu kebutuhan manusia yang paling pokok.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. mempertahankan konsumen dan memperluas pangsa pasar.

BAB 1 PENDAHULUAN. ini, perusahaan dituntut agar semakin gencar mengembangkan strategi pemasarannya

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. selera konsumen dan perubahan yang terjadi pada lingkungan sekitarnya.

I. PENDAHULUAN. perusahaan yang menghasilkan barang maupun jasa, yang menyebabkan persaingan

BAB I PENDAHULUAN. karena akan menentukan kunci sukses untuk sebuah perusahaan. Menurut

BAB 1 PENDAHULUAN. perubahan pada lingkungan yang bersifat dinamis. Bentuk persaingan salah

BAB I PENDAHULUAN. bidang yang sama sehingga banyak perusahaan yang tidak dapat. mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. maka semakin banyak pula pilihan bagi pelanggan untuk dapat memilih produk

ANALISIS BAURAN PEMASARAN PENGARUHNYA DALAM UPAYA MENCIPTAKAN LOYALITAS PELANGGAN PADA TOSERBA LARIS KARTASURA

BAB I PENDAHULUAN. Perawatan kulit wajah secara teratur sangat penting dilakukan. secara langsung. Dalam mengatasi masalah tersebut kaum pria

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam kemajuan dan berkembangnya dunia dapat diprediksi bahwa pola

BAB I PENDAHULUAN. cara terbaik guna merebut dan mempertahankan pangsa pasar. Pemasaran

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam mencapai tujuan perusahaan. Pemasaran merupakan

BAB I PENDAHULUAN. orang yang datang ke skin care ingin melakukan perawatan agar terlihat lebih

BAB I PENDAHULUAN. dunia kosmetik menjadi semakin ketat. Berdasarkan analisis data sekunder. diperoleh data pertumbuhan sektor industri kosmetik.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat serta

BAB I PENDAHULUAN. Selama bertahun-tahun Wings adalah salah satu perusahaan yang telah tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dunia yaitu globalisasi dan kemajuan teknologi. Kedua kekuatan ini

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Fenomena mengenai perilaku konsumen dapat di lihat dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. tantangan bagi pengusaha untuk tetap berada dalam persaingan industri.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat dengan hasilnya yang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. yang bersaing dalam satu pasar semakin banyak dan beragam akibat keterbukaan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah Proses pengambilan keputusan dan aktivitas masing-masing individu yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada Era Globalisasi ini, aktivitas pembangunan dan perekonomian

Dalam persaingan tersebut ada beberapa perusahaan yang tidak dapat bertahan (survive), karena tidak dapat bersaing dengan perusahaan pesaing

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Awal September 2015, pemerintah menerbitkan paket kebijakan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan diantara perusahaan-perusahaan elektronik terutama dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dewasa ini dalam kegiatan promosinya dituntut untuk lebih dari sekedar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ketatnya persaingan bisnis saat ini membuat perusahaan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. potensial bagi pemasaran, berbagai jenis informasi, teknologi, dan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi baru untuk memuaskan kebutuhan. Untuk dapat beradaptasi dengan perubahan yang

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan persaingan semakin banyak dan ketat. Berbagai dunia usaha juga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saat ini internet menjadi peran penting untuk mencari informasi, sarana untuk

BAB I PENDAHULUAN. dan mempunyai pandangan yang baik terhadap perusahaan tersebut. menarik konsumen untuk melakukan keputusan pembelian produk yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. pastinya dapat mendatangkan keuntungan bagi produsennya.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan mereknya menjadi merek yang selalu dipilih konsumen. Merek

BAB I PENDAHULUAN. adanya kekhawatiran akan terjadinya bencana yang dapat mengancam lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. minat konsumen terhadap pembelian kosmetik. Perusahaan Kosmetik Indonesia (Perkosmi), omset industri kosmetik tahun

BAB I PENDAHULUAN. setiap orang. Bukan hanya kaum wanita, tapi kaum pria juga membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. pelanggannya. Di dalam kondisi persaingan usaha yang semakin ketat ini, konsumen untuk mengkonsumsi produk mereka (Lasty, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. meluasnya berbagai produk dan jasa, menyebabkan persaingan bisnis yang

I. PENDAHULUAN. saat ini tidak hanya membutuhkan produk yang sekedar untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keputusan pembelian. Menurut Setiadi (2007: 44) perilaku konsumen

BAB I PENDAHULUAN. pesat di dunia khususnya di Indonesia menyebabkan banyaknya penguna rokok mulai

BAB I PENDAHULUAN. eksitensinya dalam usaha, keunggulan bersaing nantinya menjadi kekuatan. mempunyai brand image yang kuat dibenak konsumen.

BAB I PENDAHULUAN. yang lain mempunyai tingkatan dan nilai yang berbeda-beda. Kecantikan dapat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki lebih dari 220 juta penduduk dengan kesamaan karakter

I. PENDAHULUAN. Salah satu strategi pemasaran yang efektif yaitu melalui promosi. Promosi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. laku atau kepribadian seseorang bahkan bisa dinilai dari penampilan mereka.

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini dengan adanya penanggulangan terhadap resiko-resiko seperti mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu bagian dari bauran komunikasi pemasaran atau bauran

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pertimbangan bagi calon konsumen dalam memilih sebuah brand. Sebagai

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini menyebabkan persaingan bisnis semakin kompetitif. Tidak sedikit

BAB I PENDAHULUAN. keinginan dan kebutuhan konsumen maka produsen perlu memahami perilaku

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. pilihan dalam memilih produk yang akan mereka konsumsi. Hal ini menyebabkan. munculnya banyak pesaing di dalam dunia usaha.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Produk adalah penawaran nyata perusahaan pada dasarnya mereknya dan

I. PENDAHULUAN. Perkembangan usaha dewasa ini telah memasuki era globalisasi dan perdagangan

I. PENDAHULUAN. Pemasaran pada dasarnya adalah membangun merek di benak konsumen. Merek menjadi semakin penting karena konsumen tidak lagi puas hanya

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan perekonomian global dan teknologi dewasa ini yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kotler (2003 (M. FarisNaufal, 2014) Vitality Show diakses pada 14 September 2015). Departemen Riset IFT

BAB I PENDAHULUAN. Pemikiran yang berorientasi pasar merupakan kebutuhan yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. sangat ketat ditandai dengan adanya berbagai usaha dilakukan untuk mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. cepat mendorong timbulnya laju persaingan dalam dunia usaha, sehingga masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan global pada saat ini sudah merupakan fenomena yang tidak dapat

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Salah satu kunci penting bagi perusahaan untuk menawarkan

BAB 1 PENDAHULUAN. komputer mulai dari komunikasi, push , belanja online, browsing, bahkan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan menggemanya semangat back to nature, banyak orang diseluruh dunia kini makin menggandrungi produk-produk yang terbuat dari bahan alami dan proses produksinya tidak merusak alam. PT. Mustika Ratu sebagai salah produk kosmetika tradisional Indonesia yang saat ini sudah mencapai puncaknya berusaha untuk terus menyempurnakan dan mengembangkan setiap aspek usahanya. Bila dilihat dari jumlah penduduk Indonesia yang besar, sekitar 220 juta jiwa, dan hampir lebih dari setengahnya adalah kaum wanita, Mustika Ratu mempunyai kesempatan untuk mendominasi pasar kosmetika nasional dengan produk-produknya yang berbahan dasar alami. Sayangnya menurut Brand Ambassador Mustika Ratu di Kota Padang image PT. Mustika Ratu sebagai kosmetika kalangan menengah ke bawah sampai saat ini masih melekat di benak setiap orang, sehingga hal ini dapat mengganggu promosi dan kampanye Mustika Ratu dalam menggusung kosmetika tradisional ke pasar luar negeri. Produk dari Mustika Ratu ini sendiri terdiri dari produk-produk jamu dan kosmetika tradisional Mustika Ratu, Biocell, Mustika Putri, Bask, Ratu Mas, Moor's, dan Taman Sari Royal Heritage Spa. Selain kosmetik juga terdapat produk minuman pelangsing yang terbuat dari bahan-bahan alami yaitu Slimming Tea Mustika Ratu. Berikut ini adalah data penjualan produk Slimming Tea Mustika Ratu yang dibagi dalam tiga wilayah di Kota Padang.

Tabel 1.1 Data penjualan Slimming Tea Mustika Ratu Periode Juli Desember 2015 Bulan Area 1(Kotak) Area 2(Kotak) Area 3(Kotak) Juli 361 306 269 Agustus 272 257 236 September 117 470 325 Oktober 161 317 239 November 360 448 330 Desember 297 398 391 Jumlah 1568 2196 1790 Sumber: Distributor PT. Mustika Ratu Kota Padang, (2016) Tabel 1.1 menjelaskan bahwa penjualan tertinggi terjadi pada Area 2 yaitu sebesar 2196. Dan penjualan terendah pada Area 1 yaitu sebesar 1568. Dapat dilihat juga bahwa penjualan Slimming Tea Mustika Ratu ini mengalami ketidakstabilan penjualan atau mengalami fluktuasi pada setiap bulannya. Dari bulan ke bulan terjadi naik dan turun pada tingkat penjualannya. Walaupun sampai saat ini, PT. Mustika Ratu tetap menjadi salah satu sponsor utama dalam Pemilihan Puteri Indonesia dan sekarang sudah mulai Go Internasional dengan mengirimkan Puteri Indonesia untuk mengikuti pemilihan Miss Universe, tetap saja aktivitas ini tidak mengangkat image Mustika Ratu. Produk ini biasanya dipakai oleh para artis, penyanyi ataupun model papan atas Indonesia tetapi kurang membawa Mustika Ratu ke posisi yang lebih baik. Selain itu, dengan adanya isu global warming saat ini dan keadaan udara yang kotor membuat semua orang khawatir dengan keadaan kecantikan dan tubuh mereka khususnya wanita. Dengan adanya peluang tersebut maka banyak perusahaan yang memproduksi produk kosmetika dan perawatan tubuh, sehingga menimbulkan persaingan yang

ketat. Dengan situasi dan kondisi tersebut mau tidak mau memaksa setiap perusahaan terus mengembangkan usahanya serta secara intensif memantau kondisi pesaing. Demi tercapainya misi, tujuan, dan kebijakan perusahaan tersebut, setidaknya dibutuhkan suatu rencana kerja yang bernama strategi pemasaran pada umumnya dan strategi kosmetika dan perawatan tubuh pada khususnya. Untuk menetapkan suatu strategi tersebut, perusahaaan kosmetika dan perawatan tubuh perlu mengamati lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Dengan demikian perusahaan dapat melihat apa yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman perusahaan. Pesatnya perkembangan teknologi dan informasi dewasa ini telah membawa perubahan sikap yang sangat besar bagi masyarakat sebagai konsumen pada suatu produk. Perusahaan yang dulunya selalu berorientasi pada produk, kini perusahaan harus selalu berorientasi pada konsumen, sehingga segala inovasi-inovasi produk harus selalu memperhatikan kepentingan konsumen agar produknya dapat diterima konsumen dan laku keras di pasaran. Perusahaan juga harus menyadari bahwa titik tolak pemasaran terletak pada kebutuhan dan keinginan konsumen, sehingga sasaran yang penting bagi perusahaan adalah memenuhi kepuasan konsumen. Sebagai falsafah bisnis, konsep pemasaran bertujuan memberikan kepuasan terhadap keinginan dan kebutuhan konsumen atau berorentasi kepada konsumen. Suatu perusahaan tidak dapat terlepas dari persaingan. Untuk itu, perusahaan memerlukan dukungan usaha pemasaran yang aktif yang dapat menarik minat pembeli untuk melakukan pembelian terhadap produk yang dihasilkan perusahaan. Perusahaan juga harus tetap memperhatikan pelanggannya, sebab sikap konsumen

terhadap suatu produk akan terbentuk setelah konsumen mengetahui informasi tentang produk Slimming Tea Mustika Ratu. Menurut Mowen dan Minor (2002:322), Proses terbentuknya sikap dimana pertama-tama konsumen membentuk kepercayaan atas sebuah produk, dan kemudian mengembangkan sikap terhadapnya dan akhirnya membeli atau konsumen memutuskan untuk melakukan perilaku pembelian produk, selanjutnya konsekuen dalam membentuk suatu kepercayaan serta sikap terhadap produk tersebut. Hal ini juga menguraikan bahwa sikap konsumen terhadap Slimming Tea Mustika Ratu merupakan suatu penilaian konsumen terhadap produk Slimming Tea Mustika Ratu. Pengukuran sikap merupakan dasar untuk memahami bagaimana pilihan konsumen terhadap merek ataupun produk Slimming Tea Mustika Ratu. Dalam menentukan sikap konsumen, perlu dilakukan survei awal untuk melihat bagaimana tanggapan konsumen untuk produk Slimming Tea Mustika Ratu. Survei awal tersebut dilakukan pada 15 orang wanita di Kota Padang. Tabel 1.2 Sikap Wanita di Kota Padang Tentang Slimming Tea Mustika Ratu No Pertanyaan Alternatif Jawaban Ya Tidak 1 Mengetahui Slimming Tea Mustika Ratu dengan 6 9 baik 2 Mengetahui bahwa Slimming Tea Mustika Ratu bisa 2 13 menurunkan berat badan dalam waktu 28 hari 3 Menyukai produk Slimming Tea Mustika Ratu 4 11 4 Berencana untuk membeli produk Slimming Tea Mustika Ratu 3 12 Sumber: Data Primer, 2016 (Diolah).

Tabel 1.2 di atas menjelaskan tentang bagaimana sikap wanita di Kota Padang atas produk Slimming Tea Mustika Ratu. Penilaian ini dilakukan kepada 15 orang wanita yang belum mengkonsumsi produk Slimming Tea Mustika Ratu. Berdasarkan penilaian tersebut dapat disimpulkan hampir seluruh responden menyatakan bahwa mereka tidak mengetahui, menyukai dan berkeinginan untuk membeli produk Slimming Tea Mustika Ratu. Hal ini disebabkan informasi tentang keunggulan dan kelemahan produk Slimming Tea Mustika Ratu belum mereka ketahui dengan jelas. Pemasar sangat penting untuk mengetahui sikap konsumen terhadap produknya khususnya yang dibahas di sini yaitu Slimming Tea Mustika Ratu, hal ini disebabkan karena sikap positif konsumen atau tanggapan suka terhadap produk Slimming Tea Mustika Ratu akan menghasilkan pembelian yang berkelanjutan, bukan saja untuk dirinya sendiri tetapi konsumen tersebut akan merekomendasikannya kepada teman-teman maupun keluarga. Sebaliknya sikap negatif atau tidak menyukai Slimming Tea Mustika Ratu akan menghasikan penolakan dan sikap yang seperti ini akan diteruskan untuk mempengaruhi orang lain untuk tidak membeli produk Slimming Tea Mustika Ratu tersebut. Sikap konsumen terhadap produk Slimming Tea Mustika Ratu yang positif harus selalu diupayakan tetap positif dan sikap yang negatif diusahakan berubah menjadi positif atau menyukai produk Slimming Tea Mustika Ratu tersebut. Persaingan antara merek-merek produk pelangsing saat ini semakin ketat dan perusahaan melakukan berbagai cara yang dilakukan untuk menarik pelanggan. Hal ini tentu saja akan menentukan bagaimana sikap konsumen terhadap produk

Slimming Tea Mustika Ratu tersebut. Sikap konsumen dipengaruhi oleh banyak hal, dua diantaranya adalah iklan dan informasi dari kelompok referensi. Kartika (2010), menyatakan bahwa Pada dasarnya iklan ditujukan untuk membentuk suatu sikap konsumen. Sedangkan menurut Bearden dan Michael (2001), Kelompok referensi bertindak sebagai perbandingan langsung atau tidak langsung dalam pembentukan sikap konsumen dan tingkah laku seseorang. Dalam menghadapi persaingan, setiap merek produk pelangsing melakukan berbagai upaya untuk mempertahankan posisinya agar dapat merebut pangsa pasar. Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh perusahaan yaitu dengan menggunakan media komunikasi pemasaran, salah satunya adalah iklan. Iklan yang ditayangkan produk pelangsing Slimming Tea Mustika Ratu biasanya selalu menonjolkan kelebihan produk, sehingga menyebabkan konsumen akan mudah tertarik. Iklan Slimming Tea Mustika Ratu selalu menonjolkan khasiat dan perubahan tubuh setelah penggunaan produk, mulai dari dapat dikonsumsi oleh pria dan wanita sampai dapat menurunkan berat badan dalam waktu 28 hari. Hal ini membuat konsumen untuk mencoba merek produk pelangsing Slimming Tea Mustika Ratu. Secara faktual di Kota Padang masih ditemukan beberapa orang wanita yang bersikap negatif terhadap iklan Slimming Tea Mustika Ratu. Hal ini disebabkan oleh pesan iklan dari produk Slimming Tea Mustika Ratu tidak sesuai dengan hasil setelah penggunaan produk oleh konsumen. Serta adanya informasi dari kelompok referensi

bahwa produk Slimming Tea Mustika Ratu tidak memberikan hasil yang diharapkan, sehingga timbul sikap negatif calon konsumen terhadap produk tersebut. Iklan merupakan komponen yang sangat penting didalam bauran promosi. Hal ini disebabkan karena iklan dapat menimbulkan tanggapan yang positif maupun yang negatif terhadap produk Slimming Tea Mustika Ratu tersebut. Sebagaimana menurut Kotler dan Keller (2009:202) bahwa Periklanan adalah semua bentuk terbayar atas presentasi non pribadi dan promosi, ide, barang atau jasa oleh sponsor yang jelas. Iklan menjadi salah satu sarana yang digunakan oleh perusahaan untuk preferensi merek dan membangun pengetahuan konsumen tentang produk yang ditawarkan oleh perusahaan terhadap konsumen. Adapun promosi yang dilakukan oleh perusahaan Slimming Tea Mustika Ratu yaitu melalui majalah dan siaran televisi, dimana dapat dilihat promosi pada majalah yaitu majalah Femina dan melalui siaran iklan di televisi yaitu dapat dilihat di RCTI dan SCTV. Pada iklan di televisi perusahaan Slimming Tea Mustika Ratu berusaha untuk menyampaikan kepada penonton kegunaan dari produk Slimming Tea Mustika Ratu tersebut, dengan menampilkan model bintang iklan yang cantik dan langsing. Penelitian ini memfokuskan pada iklan televisi, karena isi pesan dari iklan televisi lebih efektif dan efesien dalam menyampaikan keunggulan produk agar sampai dengan jelas kepada calon konsumen. Dan juga iklan televisi mempunyai karakteristik khusus melalui kombinasi gambar, suara, dan gerak sehingga lebih menarik perhatian konsumen sebagai penonton. Selain itu model iklan untuk televisi bisa dibuat dengan lebih banyak variasi dan bisa ditayangkan berulang-ulang,

sehingga kemungkinan penonton untuk melihat iklan tersebut lebih besar. Jadi iklan yang dilakukan oleh perusahaan akan berdampak pada sikap konsumen terhadap Slimming Tea Mustika Ratu tersebut. Di dalam melakukan pembelian suatu produk konsumen sebelumnya mencari tahu tentang produk tersebut dari berbagai sumber. Kelompok referensi merupakan suatu sumber yang dapat mempengaruhi konsumen dalam melakukan tindakan sebelum pembelian. Hal ini senada dengan yang diungkapkan Peter dan Olson (2000:109), konsep kelompok referensi telah digunakan oleh para pengiklan dalam upaya untuk mempengaruhi konsumen agar membeli produk dan merek mereka. Menurut Schiffman dan Kanuk (2008:292). Kelompok referensi atau kelompok rujukan adalah setiap orang atau kelompok yang dianggap sebagai dasar perbandingan (atau rujukan) bagi seseorang dalam membentuk nilai-nilai dan sikap umum atau khusus, atau pedoman khusus bagi perilaku. Mengaitkan kelompok referensi dalam upaya memasarkan produk dan merek menunjukkan adanya kepercayaan bahwa kelompok referensi mengekspos seseorang pada prilaku dan gaya hidup, berkontribusi pada pembentukan nilai dan sikap, dan menciptakan tekanan untuk berkompromi dengan norma-norma kelompok. Dewasa ini konsumen cenderung memiliki minat dan bahkan meniru produk yang dipakai oleh kelompok referensinya, salah satu caranya adalah dengan menggunakan apa yang dipakai atau yang dianjurkan oleh kelompok referensi tersebut. Sebagai contoh bintang iklan dari produk Slimming Tea Mustika Ratu yaitu Ayu Pratiwi Runner Up II Putri Indonesia 2009 yang menggunakan produk tersebut. Dengan demikian

konsumen akan berminat untuk menggunakan produk yang sama dalam hal pemilihan produk pelangsing. Kekuatan dari kelompok referensi lebih efektif, karena konsumen lebih cenderung mempercayai orang-orang terdekat seperti keluarga, teman, tetangga, artis/selebriti, maupun kelompok masyarakat lainnya. Oleh karena itu, pemasar harus berhati-hati mengambil keputusan untuk menjalankan strategi pemasaran produknya. Berdasarkan latar belakang di atas penulis tertarik untuk melakukan pengujian yang mendalam tentang faktor-faktor yang mempengaruhi sikap konsumen terhadap suatu produk khususnya Slimming Tea Mustika Ratu dan untuk melakukan pembahasan lebih lanjut, maka diambil judul tentang Pengaruh Iklan dan Kelompok Referensi terhadap Sikap Konsumen Atas Produk Slimming Tea Mustika Ratu (Studi kasus pada Wanita di Kota Padang). 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Sejauhmana pengaruh iklan terhadap sikap konsumen atas produk Slimming Tea Mustika Ratu pada wanita di Kota Padang. 2. Sejauhmana pengaruh kelompok referensi terhadap sikap konsumen atas produk Slimming Tea Mustika Ratu pada wanita di Kota Padang. 1.3 Tujuan Penelitian

Pada latar belakang dan rumusan masalah tersebut, penelitian yang akan diteliti ini bertujuan untuk menganalisis: 1. Pengaruh iklan terhadap sikap konsumen atas produk Slimming Tea Mustika Ratu pada wanita di Kota Padang. 2. Pengaruh kelompok referensi terhadap sikap konsumen atas produk Slimming Tea Mustika Ratu pada wanita di Kota Padang. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti a. Sebagai salah satu prasyarat untuk mendapatkan gelar sarjana pada program studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Andalas Padang. b. Membuktikan kebenaran teori yang dipelajari dengan kenyataannya atau realisasinya. 2. Bagi pengembangan ilmu pengetahuan dalam bidang pemasaran khususnya keputusan pembelian. Penelitian ini dapat menjadi masukan dan pertimbangan dasar bagi mahasiswa dan peneliti lain yang mendalami tentang analisis perilaku konsumen dalam keputusan pembelian. 3. Bagi perusahaan Hasil penelitian ini bisa diharapkan dapat memberi masukan kepada perusahaan tentang bagaimana sikap konsumen terhadap produk Slimming

Tea Mustika Ratu, agar perusahaan dapat menciptakan produk pelangsing yang lebih baik lagi. 4. Bagi peneliti selanjutnya, dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan perbandingan didalam melakukan kajian tentang masalah-masalah yang relevan. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Untuk mencegah terjadinya perluasan pembahasan dan kerancuan dalam pembahasan, maka ruang lingkup penelitian ini berfokus pada pengaruh iklan dan kelompok referensi terhadap sikap konsumen atas produk Slimming Tea Mustika Ratu pada wanita di Kota Padang. 1.6 Sistematika Penulisan Agar penulisan skripsi ini lebih jelas dan terfokus pada permasalahan yang dibahas, maka perlu disusun suatu sistematika penulisan yang tepat. Skripsi ini disusun dalam lima bab, dengan perincian sebagai berikut : Bab I Pendahuluan : Bagian ini menguraikan latar belakang permasalahan, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat dan ruang lingkup penelitian serta sistematika penulisan.

Bab II Tinjauan Literatur : Bagian ini mengulas dan menjelaskan tentang landaran teori dan penelitian terdahulu, kerangka konseptual serta pengembangan hipotesis. Bab III Metode Penelitian : Bagian ini menguraikan dan menjelaskan mengenai variabel penelitian dan defenisi operasional, penentuan sampel penelitian, jenis dan sumber data yang diperlukan, metode pengumpulan dan metode analisis data. Bab IV Pembahasan : Bagian ini menguraikan gambaran umum perusahaan sebagai objek penelitian dan analisis data serta pembahasannya. Bab V Penutup : Bagian ini berisikan kesimpulan dan saran dari seluruh proses pembahasan masalah pada penelitian.