BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di tingkat Madrasah Ibtidaiyah merupakan lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. sampai habis dengan demikian, belajar tuntas semestinya terarah pada upaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupannya, sampai kapan dan dimanapun ia berada. sebagaimana sabda

BAB I PENDAHULUAN. ilmu pengetahuan teknologi dan kesenian. Tugas utama siswa di sekolah adalah

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan masyarakat adalah orang-orang dewasa, orang-orang yang. dan para pemimpin formal maupun informal.

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi pendidikan di Indonesia telah dijabarkan dalam Undang-Undang. Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 sebagai berikut:

PERINGATAN!!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan. dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara 1

PEMBELAJARAN PAI DI SMP ISLAM TERPADU AS-SHODIQIYYAH SEMARANG SKRIPSI. Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Program Studi Pendidikan Agama Islam

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan. Pendidikan adalah usaha sadar

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga Pendidikan Islam baik MI, MTs, MA, maupun PTAI sering

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN KEAKTIFAN SISWA PADA PEMBELAJARAN FIQIH MATERI POKOK KETENTUAN QURBAN DENGAN MENGGUNAKAN CARD SORT

BAB I PENDAHULUAN. Guru adalah satu komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar,

BAB I PENDAHULUAN. kondisi sosial kultural masyarakat Indonesia( Hamalik, 2001: 1)

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sekolah tampak cukup pesat, terutama di kota-kota besar. (TPA), Taman Kanak-Kanak Al Qur an (TKA), Madrasah Diniyah,

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan Umum (Perum). Perusahaan tersebut milik pemerintah (BUMN), berada

BAB I PENDAHULUAN. pada masa lalu dan masa kini, tetapi sudah seharusnya merupakan proses yang. pentingnya pendidikan seperti pada ayat berikut ini:

BAB I PENDAHULUAN. dan perkembangan bangsa. Pendidikan Agama Islam akan mengenalkan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Islam memandang manusia sebagai makhluk yang termulia dan sempurna. Ia

DIPLOMA PSIKOLOGI ISLAM DAN KAUNSELING. WPK1913 Kaunseling Keluarga (Minggu 4)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Definisi Operasional. membudayakan manusia. Melalui pendidikan segala potensi sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang berkualitas adalah pendidikan yang ditopang oleh empat

BAB I PENDAHULUAN. akan pentingnya pendidikan harus dilaksanakan sebaik-baiknya sehingga dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. posisi itu selalu didambakan oleh semua orang yang benar dan orang yang

BAB I PENDAHULUAN. Sekarang diera globlalisasi ini bangsa kita memerlukan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh pendidikan formal informal dan non-formal. Penerapan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu masalah yang terjadi pada dunia pendidikan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mahfud Junaedi. Ilmu Pendidikan Islam Filsafat dan pengembangan. (Semarang : Rasail. 2010).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt Berfirman. dalam surat Al-Mujadallah ayat 11.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses yang disosialisasikan sebagai usaha

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Oleh: Shahmuzir bin Nordzahir

BAB I PENDAHULUAN. guna) akan mampu mempercepat jalannya proses pembudayaan bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Maju tidaknya peradaban manusia, tidak terlepas dari eksistensi pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. ini. Kenyataan ini menunjukkan bahwa manusia memerlukan pendidikan. Akan

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk. khusus memudahkan pencapaian tujuan yang lebih tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. . Trianto, Model Pemblajaran Terpadu, Jakarta, 2011: Penerbit SINAR GRAFIKA OFFSET. hlm 3. 2

BAB I PENDAHULUAN. Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu

BAB V PEMBAHASAN. A. Pemberlakuan Sistem Kredit Semester (SKS) di SMA Negeri 3 Sidoarjo. Alokasi waktu yang diperlukan perminggu persatu satuan kredit

Bimbingan Konseling Islam pada Perilaku Menyimpang

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang berisi petunjuk-petunjuk agar manusia secara individual

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. berbangsa dan bernegara. Maju mundur suatu bangsa sebagian besar ditentukan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan. Dalam Q.S ar-ra d/13: 11 Allah Swt. berfirman: kemunduran menuju kemajuan. Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

والنظرية الرتبوية اإلسالمية ادلستمد من الكتاب والسنة- أي منتشريع اإلسال م الكلي للوجود اإلنساين وعال قا ته با خلا لق والكوان واحلياة...

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. selesai sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini, karena

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu aspek penting dalam

AL QUR AN SEBAGAI PEDOMAN BAGI MANUSIA

BAB I PENDAHULUAN. berperan dengan sebaik-baiknya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

BAB I PENDAHULUAN. derajat dan kedudukan suatu negara tersebut menjadi lebih tinggi. Sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. Jika dibanding dengan makhluk lainnya, manusia adalah makhluk Tuhan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai manusia pertama, sebagaimana al-qur an menyatakan. berkembang sesuai dengan kondisi dan konteks lingkungannya.

BAB I PENDAHULUAN. situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. 1. sangat penting artinya dalam proses pendidikan, karena dia yang bertanggung

PROBLEMATIKA DAN PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR KEMUHAMMADIYAHAN DI SMP MUHAMMADIYAH 9 NGEMPLAK BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. secara sistematis dan terencana dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sejumlah pengalaman dari seseorang atau

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Tarhib, Daarul Qolam, Libanon, 1992, hlm Al hafidz Abi Muhammad Zakiyuddin Abdul Adzim bin Abdul Qowiy, Targhib Wa

BAB I PENDAHULUAN. dapat tercapai. Di sisi lain, anak adalah generasi penerus umat dan bangsa. Tidak

BAB I PENDAHULUAN. menghayati kandungan isinya. Buta aksara membaca al-qur an ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peranan penting sebagai wahana untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan, kehidupan bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan manusia lainnya. Allah swt berfirman dalam Q.S. al-hujuraat ayat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH MOTIVASI ORANG TUA TERHADAP MINAT SISWA MENGIKUTI PELAJARAN BACA TULIS AL-QUR AN DI SMP HASANUDDIN 7 SEMARANG SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha manusia untuk menumbuhkan dan. mengembangkan potensi dan kemampuan anak didik sesuai dengan nilai-nilai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. negara. 1 Di atas sudah jelas bahwa pendidikan hendaknya direncanakan agar

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

BAB I PENDAHULUAN. dapat menghadapi segala tantangan yang akan timbul, lebih-lebih dalam

Bahtsun ilmiyyun. Darojati Liisaanis (S.1) fii Qismi Ta lim al Lughotil Arobiyah. Kulliyatu Uluumii at Tarbiyyati wa at Tadriisi

BAB I PENDAHULUAN. berpasang-pasangan termasuk di dalamnya mengenai kehidupan manusia, yaitu telah

BAB I PENDAHULUAN. sering diterjemahkan dengan tarbiyah yang berarti pendidikan. 1 Istilah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, dan mandiri.

BAB IV ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. telepon, bahkan sekarang beralih ke internet atau media sosial.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SIKLUS 1

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pondasi utama yang dapat menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikatakan sebagai kunci ilmu pengetahuan adalah mata pelajaran bahasa

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dapat dihilangkan rasa perbedaan kelas dan kasta, karena di mata

BAB I PENDAHULUAN. diturunkan (diwahyukan) kepada Nabi Muhammad SAW dan ditulis di mushaf

BAB I PENDAHULUAN. saat ini adalah mengenai peran dan tanggung jawab guru. Guru sebagai tenaga

IMPLEMENTASI PENDEKATAN SCIENTIFIC PADA PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS VI DI MIN GAMBUT

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam proses pendidikan Islam, metode memiliki kedudukan yang sangat signifikan untuk mencapai tujuan pendidikan Islam. Bahkan metode sebagai seni dalam mentransfer ilmu pengetahuan kepada siswa dianggap lebih signifikan dibanding dengan materi itu sendiri. Sebuah adagium mengatakan bahwa At- Thariqat Ahaam min al Maddah (metode jauh lebih penting dibandingkan materi). Ini adalah sebuah realita bahwa cara menyampaikan yang komunikatif lebih disenangi siswa, walaupun sebenarnya materi yang disampaikan sesungguhnya tidak terlalu menarik. Sebaliknya materi yang cukup menarik, karena disampaikan dengan cara yang kurang menarik maka materi itu kurang dapat dipahami oleh siswa. 1 Penerapan metode yang tepat akan sangat mempengaruhi keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Sebaliknya, kesalahan dalam menerapkan metode akan berakibat fatal. Di antara ayat Al Qur an yang terkait secara langsung tentang dorongan untuk memilih metode dalam proses pembelajaran adalah surat Al Nahl ayat 125 : اد ع إ لى س ب يل ر ب ك ب الح ك م ة و ال م و ع ظ ة الح س ن ة و ج اد له م ب ال تي ه ي أ ح س ن إ ن ر ب ك ه و أ ع ل م بم ن ض ل ع ن س ب يل ه و ه و أ ع ل م ب ال م ه ت د ي ن Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. 2 Sebagai pendidik seyogianya memahami karakteristik atau sifat-sifat peserta didiknya dengan tujuan untuk mengukur apakah peserta didik akan mampu 1 1 Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang: RaSAIL Media Group, 2008) hlm.2 2 Fahd bin Abdul Aziz Al Su ud, Al Qur an dan Terjemahnya, ( Madinah: Mujamma Al Malik Fahd LiThiba at Al Mush-haf, 1418 h ) hlm.421

2 mencapai tujuan belajarnya atau tidak dan untuk mengetahui motivasi peserta didik terhadap pelajaran yang akan dipelajari. Adapun sifat-sifat yang dimiliki oleh anak usia Sekolah Dasar (umur 9-13 tahun) antara lain: mempunyai perhatian terhadap kehidupan praktis sehari-hari, amat realistis, ingin tahu, ingin belajar, telah mempunyai minat terhadap hal-hal dan mata pelajaran khusus, membutuhkan bantuan guru atau orang tua dan senang membentuk kelompok sebaya. 3 Guru atau pendidik semestinya bisa mengerti dan memahami sifat-sifat anak tersebut dan berusaha menyediakan kebutuhan fisik yang memadai karena akan sangat membantu terhadap prestasi mereka. Selain itu guru secara hati-hati dan teliti memberi motivasi yang kuat, memberi lingkungan yang realistis dan segar serta mulai menanamkan norma-norma, nilai-nilai dan sikap yang berhubungan dengan sosial etika dan religius. Pengalaman belajar yang hendak menggerakkan motivasi belajar anak seyogianya mengintegrasikan berfungsinya otak kanan dan otak kiri secara harmonis dan menyatu. Pengalaman belajar yang hanya mementingkan persepsi kognitif yang sarat, akan membebani belahan otak sebelah kiri dan memperlambat perkembangan otak sebelah kanan. Selain itu juga akan mematikan motivasi untuk belajar. 4 Dalam memberikan motivasi kepada peserta didik dengan melibatkan berfungsinya kedua belahan otak kanan dan otak kiri dapat dicoba dengan menggunakan metode Edutainment Belanbe (Belajar dan bermain) yaitu suatu metode pembelajaran berbasis kompetensi yang aktif dan efisien, dirancang melalui suatu prinsip permainan. Konsep itu meliputi dua kepentingan anak-anak yakni bermain dan belajar. Terlebih untuk mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam yang dianggap oleh anak sebagai mata pelajaran yang membosankan dan sulit karena banyak menghafal. Seperti halnya yang diamati oleh penulis pada siswa kelas V MI Darussalam Sumowono Kabupaten Semarang tahun 2010. Hal 3.Mustaqim, Psikologi Pendidikan, (Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, 2009), hlm.19. 4 Conny R. Semiawan, Penerapan Pembelajaran Pada Anak, ( Jakarta : Indeks,2009) hlm.86.

3 ini disebabkan oleh pembelajaran yang bersifat konvensional sehingga motivasi mereka menjadi rendah. Berdasarkan masalah di atas penulis perlu untuk mengadakan penelitian dengan judul : STUDI EKSPERIMEN IMPLEMENTASI METODE EDUTAINMENT BELANBE TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM MATERI FATHU MAKKAH KELAS V MI DARUSSALAM SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2010. B. Identifikasi Masalah Dari pemaparan masalah di atas dapat diidentifikasikan masalah bahwa peserta didik kelas V MI Darussalam Sumowono Kabupaten Semarang Tahun 2010 pada umumnya memiliki motivasi belajar yang rendah khususnya pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam, salah satu penyebab utamanya karena kurang tepatnya metode pembelajaran yang digunakan guru dalam menyampaikan materi. C. Pembatasan Masalah Dari identifikasi masalah di atas dan agar permasalahan tidak terlalu kompleks, peneliti membatasi sasaran penelitian pada motivasi belajar peserta didik kelas V MI Darussalam Sumowono Kabupaten Semarang Tahun 2010 mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam materi Fathu Makkah sebelum dan sesudah menerapkan metode Edutainment Belanbe. Dan untuk memudahkan serta menghindari salah penafsiran dalam memahami judul skripsi ini, penulis perlu menjelaskan beberapa istilah yang terdapat dalam judul skripsi ini sebagai berikut. 1. Studi Ekperimen

4 Studi eksperimen dapat didefinisikan sebagai metode yang dijalankan dengan menggunakan suatu perlakuan (threatment) tertentu pada sekelompok orang kemudian hasil perlakuan tersebut dievaluasi. 5 2. Implementasi Metode Edutainment Belanbe Implementasi berasal dari bahasa Inggris yaitu implementation bersinonim dengan kata application 6 artinya pelaksanaan atau penerapan. 7 Sedangkan metode Edutainment Belanbe adalah suatu metode pembelajaran berbasis kompetensi yang aktif dan efisien, dirancang melalui suatu prinsip permainan dengan menggunakan alat peraga yang bisa menghibur. Konsep itu meliputi dua kepentingan anak-anak yakni bermain dan belajar. 8 3. Motivasi Belajar Sejarah Kebudayaan Islam Materi Fathu Makkah Istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat. 9 Sedangkan belajar adalah perubahan tingkah laku secara relatif permanen dan secara potensial terjadi sebagai hasil dari praktik atau penguatan (reinforced practice) yang dilandasi tujuan untuk mencapai tujuan tertentu. 10 Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Ibtidaiyyah merupakan salah satu mata pelajaran PAI yang secara substansial, mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam memiliki konstribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati sejarah kebudayaan Islam, yang mengandung nilai-nilai kearifan yang dapat digunakan untuk 5 Massofa, Metode Penelitian, Word Press. Com/2010 6 Atabik Ali, Kamus Inggris Indonesia Arab, (Yogyakarta: Multi karya Grafika, 2003) hlm.630 7 Tim Penyusun Kamus, Kamus Besar Bahasa Indonesia, ( Jakarta :Balai Pustaka, 2005) hlm.427 8 Muji Santoso, Sosialisasi Belanbe dan KBK, http: / /www. Suara Merdeka. com /harian /04.06 /sloa. htm 04/05/2010 11:03:15 9 Hamzah B.Uno, Teori Motivasi & Pengukurannya, (Jakarta, Bumi Aksara, 2007) cet kedua, hlm.3 10 ibid, hlm.23.

5 melatih kecerdasan, membentuk sikap, watak dan kepribadian peserta didik. 11 Salah satunya adalah memahami peristiwa Fathu Makkah, yaitu penaklukan kota Makkah, salah satu peperangan yang dipimpin oleh Nabi Muhammad SAW melawan kaum kafir Quraisy Mekah pada Tahun 8 H. 12 Fathu Makah ini merupakan salah satu materi yang diajarkan pada siswa kelas V MI di semester II. Dengan demikian motivasi belajar Sejarah Kebudayaan Islam materi Fathu Makkah adalah dorongan internal dan eksternal untuk mengadakan perubahan tingkah laku pada siswa yang sedang belajar Sejarah Kebudayaan Islam pada materi Fathu Makkah dengan berbagai indikator atau unsur yang mendukung. 4. MI Darussalam Sumowono Kabupaten Semarang MI Darussalam adalah lembaga pendidikan dasar di bawah naungan kementrian agama dan merupakan obyek dari penelitian ini, berlokasi di Jalan Diponegoro No.35 Sumowono Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang Propinsi Jawa Tengah. D. Rumusan Masalah Pengembangan metode pembelajaran dilakukan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. menurut hemat penulis, kebanyakan masih ditumpukan kepada aspek metodologis, dan masih melupakan aspek psikologis. Akhirnya yang terjadi pembelajaran masih berjalan kering dikarenakan masih terdapat jarak atau jurang pemisah antara antara guru dengan siswa. Dalam memberikan pelayanan terhadap motivasi belajar serta mengoptimalkan tumbuh kembang anak dengan menfungsikan kedua belahan otak kanan dan otak kiri dapat dilakukan melalui metode Edutainment Belanbe. Berdasarkan pemahaman di atas yang menjadi pokok masalah dalam penelitian ini adalah : 11 Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomer 2 Tahun 2008, hlm.21 12 Departemen Pendidikan Nasional, Ensiklopedi Islam, (Jakarta :2003) hlm.106

6 Seberapa jauh perbedaan yang positif pada motivasi belajar Sejarah Kebudayaan Islam materi Fathu Makkah kelas V MI Darussalam Sumowono Kabupaten Semarang Tahun 2010 sebelum dan sesudah menerapkan metode Edutainment Belanbe"? E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Secara teori penelitian ini dapat bermanfaat sebagai prinsip-prinsip yang berhubungan dalam mengatasi peserta didik yang dapat disusun sebagai kerangka kerja yang bermanfaat bagi peningkatan kemampuan dan keterampilan guru dalam meningkatkan keikutsertaan atau keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam melalui metode Edutainment Belanbe. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Guru 1) Membantu guru dalam mengatasi kurangnya motivasi siswa dengan memperhatikan dan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi belajar peserta didik baik faktor intern maupun ekstern. 2) Sebagai bahan masukan mengenai pemanfaatan alat peraga sehingga dapat mengatasi kurangnya motivasi peserta didik dalam belajar Sejarah Kebudayaan Islam. 3) Menanamkan kreatifitas dalam usaha pembenahan pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. b. Bagi Peserta Didik 1) Peserta didik dapat lebih terhibur dan menyenangi pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam sehingga dapat menghilangkan kejenuhan dalam belajar. 2) Peserta didik lebih termotivasi dan lebih merespon dalam mengikuti pelajaran.