BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Transportasi merupakan salah satu elemen yang sangat penting bagi kebutuhan manusia untuk menunjang kehidupan perekonomian di masyarakat, baik dalam bentuk perkembangan dan pertumbuhannya. Transportasi sebagai alat untuk memindahkan orang dan barang dari tempat asal ke tempat tujuan dengan menggunakan kendaraan (Suwardjoko, 2002 : 8). Transportasi dapat berupa angkutan pribadi dan angkutan umum. Sebagian masyarakat pada umumnya, ada yang menggunakan kendaraan milik sendiri berupa: kendaraan roda dua maupun roda empat dan ada juga sebagian yang tidak memiliki kendaraan, sehingga harus menggunakan angkutan umum dengan menggunakan sistem sewa bayar. Tujuan dari transportasi adalah menyediakan akses untuk bersosialisasi, mendapatkan pelayanan dan barang yang kita perlukan dengan cara yang mudah, dan rendah biaya. Kegunaan transportasi bagi masyarakat cukup baik dan menguntungkan dalam perekonomian bagi para pengemudi transportasi, apalagi dengan adanya transportasi semua kegiatan dapat dilakukan dengan baik dalam pengangkutan barang ataupun untuk angkutan umum (transportasi). Adapun 3 aspek penting dalam transportasi yaitu : 1. Aspek Ekologi Jalur yang menambah keindahan kota, apalagi ditambah dengan penambahan pepohonan yang dapat menyerap polusi dan dapat mengurangi konsumsi bahan bakar minyak serta pengurangan gas pencemaran polusi udara.
2. Aspek Ekonomi Dengan berjalan kaki, masyarakat akan lebih sehat sehingga akan terjadi penghematan dalam biaya kesehatan. Dengan adanya penguranngan konsumsi energi, maka pemerintah dapat memanfaatkan dana yang tersisa untuk perbaikan sarana dan prasarana transportasi. 3. Aspek Sosial Budaya dan Kesetaraan Para pejalan kaki akan lebih sering bertemu dan bersosialisasi dengan pejalan kaki lainnya, begitu juga pada kondisi dalam transportasi kota. Para pejalan kaki dan penumpang tidak lagi harus mementingkan prestise (status yang lebih tinggi) karena semua berstatus sama. (http://www.medantalk.com/uzur-sistem-transportasi-medan, diakses pada tanggal 3 Desember pukul 13:45 WIB). Kebutuhan transportasi merupakan kebutuhan turunan (devired demand) akibat aktifitas ekonomi, sosial, dan budaya. Dalam kerangka makro-ekonomi, sistem transportasi memiliki sifat sistem jaringan dimana kinerja pelayanan transportasi sangat dipengaruhi oleh integrasi dan keterpaduan jaringan. Tujuan perencanaan sistem transporatsi adalah menyediakan fasilitas untuk pergerakan penumpang dan barang dari satu tempat ke tempat lain atau dari berbagai pemanfaatan lahan, seperti lahan: untuk pengguna jalan kaki, pelebaran jalan transportasi, begitu juga dengan rambu-rambu lalu lintas dan peraturannya yang sudah ditentukan oleh Dinas Perhubungan, serta tata ruang kota yang sudah disignifikan oleh pemerintah. Transportasi menjadi faktor yang mempengaruhi terjadinya perubahan aktifitas penggunaan lahan, atau sebaliknya penggunaan lahan menjadi faktor yang mempengaruhi aktifitas transportasi. Dalam hal ini faktor utama yang mempengaruhi perubahan penggunaan lahan dalam transportasi baik dari segi perkotaan dan pedesaan.(http://gocampus.blogspot.com/2010/02/peranan-transportasidalam tataruang.html. diakses pada tanggal 5 Juli 2011 pukul 16.10 WIB).
Kini masalah-masalah yang menjadi ruang lingkup lalu lintas pada dasarnya akibat pertumbuhan lalu lintas yang tingkat pertumbuhannya dari tahun ke tahun semakin meningkat. sehingga timbul masalah antara lain : a. Masalah lingkungan, timbul dampak yang merugikan dengan adanya polusi udara, suara dan lain-lain, baik sebagai akibat kendaraan maupun pabrik pembuatnya. b. Kemacetan, pertumbuhan jumlah kendaraan yang tidak seimbang dengan kemampuan jalan untuk menampungnya akan menimbulkan kemacetan yang akhirnya akan meningkatkan yang dikeluarkan (transportation cost). c. Bahan bakar, bertambahnya jumlah kendaraan di jalan menuntut pula pertumbuhan pemakaian bahan bakar. Yang umumnya ongkos lebih besar dari harga penjual sehingga bahan bakar yang berlebihan akan menghabiskan banyak devisa negara. d. Kecelakaan, jumlah kecelakaan baik yang ringan maupun fatal akan bertambah sebagai konsekuensi pertumbuhan kendaraan. e. Pertumbuhan kendaraan akan berakibat pada kebutuhan tempat parkir, pertambahan alat pengatur lalu lintas dan lain-lain. (Ansyori, 2008 : 4-5). Perencanaan kota mempunyai tujuan untuk keselarasan sosial dan ekonomi bagi kepentingan publik dan pribadi. Perencanaan kota yang baik, mengalokasikan sumber daya lahan dengan efisien. Dalam aspek tata ruang dapat dilihat dari perubahan pola keterkaitan ruang, infrastruktur kota, berubahnya bentuk dan status kota, serta pergeseran lokasi aktifitas kota. Keempat hal diatas saling terkait, dimana satu dengan yang lain saling menunjang, dan sangat dipengaruhi oleh produktifitas ekonomi kota. Ruang lingkup manajemen kota dan wilayah ruang publik berkaitan erat dengan kegiatan penunjang kegiatan ekonomi dan aktivitas umum (Koestoer, 1997).
Dewasa ini menurut penelitian yang terkait dengan persepsi masyarakat terhadap kesemerawutan transportasi di Kota Medan terdapat keadaan yang kurang normatif, seperti peraturan lalu lintas yang kurang efektif dalam menjalankan peraturan yang telah di buat Pemerintah, dan kapasitas jalan yang kurang memadai sehingga menyebabkan pengguna jalan raya melanggar peraturan lalu lintas. Kesemrawutan adalah pertumbuhan jumlah kendaraan yang pesat, prasarana jalan yang kurang memadai sehingga terjadi kemacetan dalam mengendarai kendaraan serta pengguna jalan yang tidak mematuhi rambu-rambu lalu lintas yang telah dibuat oleh Pemerintah dengan dikeluarkannya Undang-Undang Lalu Lintas. Begitu juga dengan adanya faktor internal yang negatif seorang pengemudi yang egois, sok jagoan, terlebih-lebih pengemudi angkutan umum. Dengan tidak adanya kesemrawutan transportasi, kegiatan dan aktifitas perekonomian di Indonesia tidak akan terhambat. Sebagian masyarakat menggunakan transportasi untuk menjalankan rutinitas kehidupan mereka setiap hari khususnya para pegawai, anak sekolah, mahasiswa, pedagang, dan lain-lain. Seiring dengan perkembangan waktu, transportasi dan penggunaan lahan menjadi satu bagian yang tidak terpisahkan. Dalam konteks perencanaan, transportasi dan penggunaan lahan memiliki tujuan yang terarah dan spesifik. Persoalan transportasi dan kondisi Kota Medan hampir sama dengan yang dihadapi kota besar lainnya. Kemacetan dan kecelakaan lalu lintas di Kota Medan juga sudah memprihatinkan dan cenderung tinggi angkanya, dikarenakan sering terjadi akibat perilaku angkutan umum (kota), yang suka menyelonong (menyelinap), dan tiba-tiba berhenti di simpang jalan untuk menaikkan atau menurunkan penumpang dengan alasan untuk mengejar setoran. Kemacetan lalu lintas perkotaan juga terjadi karena rasio perkembangan prasarana jalan dan pertambahan kendaraan yang tidak seimbang serta tingkat disiplin sangat rendah, namun
yang menjadi alasan adalah pihak/oknum pemerintah yang terkait. Meskipun kesemerawutan ada dihadapan kita, namun masyarakat (termasuk pemerintah) belum mampu mengatasinya dengan baik. Pada saat ini, keadaan pertumbuhan transportasi Se-Kota Medan sangat pesat. Menurut Dinas Perhubungan Di Kota Medan pada tahun 2004-2009 jumlah sarana transportasi jalan raya Kota Medan berjumlah 2.708.511 kendaraan, secara terperinci dapat dilihat pada Tabel 1.1: Tabel 1.1 Jumlah Kendaraan (Angkutan Umum dan Pribadi) Tahun 2004-2009 Tahun 2004 2005 2006 2007 2008 2009 Mobil 149.302 164.314 175.198 189.157 209.527 222.891 Penumpang (unit & persentase 15% 14% 13,58% 13% 8% 8% Mobil Gerobak 104.776 112.001 116.184 120.328 140.986 144.865 (unit & persentase) 10% 10% 9,00% 9% 6% 5% Bus (unit & 12,108 12,406 12,619 12,751 22.130 22.123 persentase) 1% 1% 1% 1% 1% 1% Sepeda 756.569 883.406 985.745 1.103,707 2.104,026 2.318,632 Motor (uit & persentase) 74% 75% 76,42% 77% 85% 86% Jumlah 1.022,755 1.172.127 1.289,746 1.425,943 2.476,669 2.708,511 Sumber : Dinas Perhubungan Perkembangan perkotaan dan perkembangan transportasi merupakan dua hal yang saling terkait dan saling mempengaruhi. Semakin besar ukuran suatu kota, akan semakin penting dan besar permasalahan transportasi yang akan dihadapi. Persoalan transportasi khususnya di kawasan perkotaan tidak terlepas dari peranan manusia sebagai pelaku utamanya. Dari penelitian tentang kecelakaan lalu lintas, manusia menjadi penyebab utama (mencapai 82,39%). Dulunya
kecelakaan lalu lintas yang terjadi hampir semua didahului dengan pelanggaran lalu lintas. Departemen perhubungan, dalam hal ini Direktorat Jenderal Perhubungan Darat sebagai lembaga yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan transportasi darat telah mengeluarkan Undang- Undang No. 14 tahun 1992 beserta aturan pelaksanaan lainnya baik berupa Peraturan Pemerintah (PP), Keputusan Presiden, Keputusan Menteri (KM), Keputusan Dirjen (KD), maupun pelaksanaan lainnya. (http://sumutprov.pertumbuhan+dan+perkembangan+transportasi.com, diakses pada tanggal 5 Juli 2011 pukul 16:00 WIB). Hampir semua orang yang menggunakan jalan berprilaku semau sendiri, enggan teratur dan mengatur diri, semua membiarkan dirinya mendorong untuk terus terjadinya ketidakteraturan. Faktor yang paling mendorong terjadi kesemerawutan selain dijalan - jalan raya didepan pasar - pasar rakyat (Tradisional), pusat-pusat perbelanjaan : minimarket dan perumahan dapat terlihat dari peralihan lahan-lahan pemukiman penduduk menjadi sektor ekonomi (forecasting). Perubahan pola kehidupan yang terjadi di tengah masyarakat Padang Bulan saat ini sebagai akibat pertumbuhan ekonomi. Di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru, masalah transportasi semrawut disebabkan karena jalan yang sempit, pertumbuhan jumlah kendaraan yang semakin meningkat dan peraturan lalu lintas yang tidak dipatuhi oleh pengguna jalan raya. Begitu juga bangunanbangunan yang ada di area tersebut dijadikan untuk fasilitas berjualan misalnya, membuat rumah makan dan jalan dijadikan parkiran di setiap warung, sehingga membuat arena Jalan Raya menjadi semrawut. Sedangkan pelebaran jalan yang digunakan untuk fasilitas pengemudi kendaraan pribadi dan transportasi (angkutan umum) saat ini kurang memadai.
Tingginya pertumbuhan kendaraan umum yang terdapat di Kota Medan juga menjadi fakor pendorong kemacetan transportasi, serta perilaku para aktor pengguna jalan raya yang secara normatif tidak mematuhi peraturan lalu lintas yang tersedia. Hal inilah yang menjadi alasan peneliti untuk melihat persepsi masyarakat tentang kesemerawutan transportasi di Kota Medan khususnya pada masyarakat Kelurahan Padang Bulan, Kecamatan Medan Baru. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan dari latar belakang diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah Faktor-faktor apakah yang menjadi penyebab kesemrawutan transportasi di Kota Medan menurut persepsi masyarakat? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah diatas maka yang menjadi tujuan yang diharapkan dan dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor apa sajakah yang menjadi penyebab kesemrawutan transportasi di Kota Medan yang merupakan daerah kawasan Jalan Raya. 1.4 Manfaat Penelitian Setelah mengadakan penelitian ini diharapkan manfaat penelitian ini berupa : 1.4.1 Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada peneliti dan juga kepada pembaca mengenai persepsi masyarakat terhadap kesemrawutan transportasi di Kota
Medan serta bermanfaat untuk mengetahui perkembangan yang ada dan nyata. Dalam pengembangan teori Ilmu-Ilmu Sosial khususnya Ilmu Sosiologi Perkotaan. Selain itu, diharapkan juga dapat memberikan konstribusi kepada pihak yang memerlukannya khususnya Dinas Perhubungan. I.4.2 Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi peneliti berupa faktafakta temuan di lapangan dan meningkatkan daya, kritis dan analisis penelitian sehingga memperoleh pengetahuan tambahan dari penelitian tersebut. Khususnya penelitian ini dapat menjadi referensi penunjang yang diharapkan dan dapat berguna bagi peneliti berikutnya. 1.5 Definisi Konsep Dalam sebuah penelitian ilmiah, definisi konsep sangat diperlukan untuk mempermudah dan memfokuskan penelitian. Konsep adalah definisi suatu abstraksi mengenai gejala dan realita atau suatu pengertian yang nantinya akan menjelaskan suatu gejala. Disamping mempermudah dan memfokuskan penelitian, konsep juga berfungsi sebagai panduan bagi peneliti untuk menindak lanjuti kasus tersebut serta menghindari timbulnya kekacauan akibat kesalahan penafsiran dalam penelitian. Definisi konsep merupakan unsur penelitian yang penting untuk menggambarkan secara tepat fenomena yang hendak diteliti (Singarimbun, 1999 : 33). Beberapa konsep yang dibatasi dengan pendefinisiannya secara operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Persepsi adalah penilaian terhadap suatu objek yang dilakukan oleh seseorang stimulus terhadap rangsangan yang diperolehnya. Terdapat pada kesemerawutan transportasi dalam menafsirkan pandangan di lingkungan sekitarnya. 2. Persepsi terhadap kesemerawutan transportasi adalah penilaian atau cara pandang pengguna jalan terhadap kondisi jalan raya yang memiliki dampak positif dan negatif bagi masyarakat Padang Bulan. 3. Kesemerawutan Transportasi merupakan kemacetan lalu lintas yang terjadi pada ruas jalan yang tidak dapat menampung jumlah kendaraan yang tumbuh pesat serta tingkat disiplin yang sangat rendah. 4. Kota adalah suatu daerah yang pesat pertumbuhan penduduknya dari segi ekonomi dan dalam rutinitas sehari-harinya yang menggunakan alat transportasi untuk mempermudah aktivitas manusia. Kota di sini yang tergolong kota berkembang yaitu Kota Medan yang didalamnya terdapat para pengguna jalan raya. 5. Masyarakat adalah sekumpulan orang yang menempati wilayah tertentu yang melakukan kegiatan tertentu untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Masyarakat yang dimaksud dalam penilitian ini adalah masyarakat yang berdomisili di sekitar Padang Bulan. 6. Faktor - Faktor Penyebab Terhadap Kesemerawutan Transportasi adalah faktor-faktor yang mengakibatkan kemacetan lalu lintas antara lain : Faktor Kendaraan, Faktor Jalan, Faktor Alam, Faktor Manusia. - Faktor Kendaraan adalah laju pertumbuhan kendaraan di Kota Medan yang semakin meningkat sehingga menyebabkan terjadi kemacetan lalu lintas.
- Faktor Jalan adalah ruas jalan yang tidak dapat menampung jumlah kendaraan, jalan yang berlubang dan pengguna jalan yang melintasi di daerah Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru. - Faktor Alam adalah curah hujan yang tinggi pada musim hujan sehingga menyebabkan banjir. - Faktor Manusia adalah sikap manusia yang kurang mematuhi peraturan lalu lintas. Termasuk salah satu petugas lalu lintas. - Petugas Lalu Lintas adalah orang yang menjalankan tugas untuk mentertibkan peraturan lalu lintas.