BAB I PENDAHULUAN. Transportasi merupakan salah satu elemen yang sangat penting bagi kebutuhan manusia

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KERANGKA TEORI. setiap manusia memiliki pandangan yang berbeda sesuai dengan tingkat pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam wilayah suatu negara akan ada kota yang sangat besar, ada kota

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor transportasi merupakan salah satu mata rantai jaringan distribusi

perbaikan hidup berkeadilan sosial.

ALTERNATIF KEBIJAKAN DALAM MENGATASI PERMASALAHAN KEMACETAN Analisis Posisi dan Peran setiap Elemen dalam Pengolahan Horizontal

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan pertambahan penduduk dan perkembangan zaman,

BAB I PENDAHULUAN. kompleks dibanding daerah sekitarnya (Bintarto, 1977). perekonomian, atau sebagai pusat pemerintahan (Darmendra, 2011).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

I. PENDAHULUAN. mempengaruhi tumbuh dan kembangnya pembangunan suatu kota, disamping faktor-faktor lain. Jumlah penduduk yang cenderung hidup di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. transportasi yang sekarang selalu dihadapi kota-kota besar di Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. pengoperasian fasilitas transportasi yang ada (Wahyuni.R, 2008 ).

GREEN TRANSPORTATION

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Jumlah penduduk di Indonesia terus mengalami peningkatan setiap

I. PENDAHULUAN. Administrasi (2010), Jakarta mempunyai luas 7.659,02 km 2. penduduk sebesar jiwa. Jakarta juga mempunyai kepadatan penduduk

BAB I PENDAHULUAN. berpenduduk di atas 1-2 juta jiwa sehingga permasalahan transportasi tidak bisa

BAB I PENDAHULUAN. Pendapatan yang rendah, terbatasnya sumber daya, khususnya dana, kualitas dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN I - 1 BAB I PENDAHULUAN TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. Mobil Penumpang (emp) adalah faktor yang menunjukkan pengaruh berbagai tipe

II. TINJAUAN PUSTAKA. Konsep transportasi didasarkan pada adanya perjalanan ( trip) antara asal ( origin) dan tujuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kota Semarang yang merupakan Ibukota Jawa Tengah adalah salah satu

I. PENDAHULUAN. manusia dengan tempat yang dituju. Transportasi digunakan untuk memudahkan

BAB I PENDAHULUAN. Jalan merupakan prasarana transportasi yang sangat penting untuk

PENDAHULUAN. banyaknya daerah yang dulunya desa telah menjadi kota dan daerah yang

II PENATAAN TAMAN KOTA DALAM KONTEKS RUANG TERBUKA HIJAU DI KOTA KUPANG

STUDI TENTANG KESADARAN HUKUM SISWA DALAM BERLALU LINTAS:

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan negara. Hal ini tercermin semakin meningkatnya kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Jalan raya merupakan salah satu sarana transportasi darat yang mempunyai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Munawar, A. (2004), angkutan dapat didefinisikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. interaksi yang baik dan ideal antara komponen komponen transportasi

IV.B.16. Urusan Wajib Perhubungan

BAB I PENDAHULUAN. Kota Sorong merupakan salah satu kota di Provinsi Papua Barat yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia sebagai negara berkembang saat ini sedang giat melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. pertahanan keamanan. Pertumbuhan sektor ini akan mencerminkan pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki mobilitas tinggi dalam menjalankan segala kegiatan. Namun, perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. keberlangsungan hidup manusia. Transportasi digunakan untuk memudahkan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Bintaro Utama 3 Jalan Bintaro Utama 3A Jalan Pondok Betung Raya Jalan Wr

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI III - 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perkotaan ditunjukan dengan adanya peningkatan jumlah pemakaian

D4 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan prasarana dan sarana perkotaan, misalnya peningkatan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Perpustakaan Unika SKALA DISIPLIN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Indonesia negara yang sedang berkembang, pembangunannya terus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Direktorat Jendral Perhubungan Darat, 1998). Parkir merupakan suatu kebutuhan bagi pemilik kendaraan dan

BAB I PENDAHULUAN. hampir terjadi diberbagai daerah terutama di kota-kota besar. Kondisi semacam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Peranan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur. Untuk menunjang pembangunan tersebut, salah satu

BAB 1 : PENDAHULUAN. beberapa tahun terakhir ini. Ekonomi kota yang tumbuh ditandai dengan laju urbanisasi yang

KERUGIAN SOSIAL DAN EKONOMI PENGGUNA KENDARAAN BERMOTOR AKIBAT ADANYA KEMACETAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. transportasi darat memiliki fungsi sangat mendasar yaitu : 1. membantu pertumbuhan ekonomi nasional,

operasi simpang yang umum diterapkan adalah dengan menggunakan sinyal lalu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Transportasi merupakan faktor pendukung pertumbuhan perekonomian di sebuah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karakteristik masing-masing kendaraan dengan disain dan lokasi parkir. (Direktorat Jendral Perhubungan Darat, 1998).

I. PENDAHULUAN. Transportasi juga diharapkan memiliki fungsi untuk memindahkan obyek sampai tujuan dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Direktorat Jendral Perhubungan Darat, 1998). menginginkan kendaraannya parkir ditempat, dimana tempat tersebut mudah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. maupun sanitasi. Infrastruktur memiliki keterkaitan yang sangat kuat dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kendaraan itu harus berhenti, baik itu bersifat sementara maupun bersifat lama atau

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Umum. Transportasi memegang peranan penting dalam perkotaan dan salah satu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dan pertumbuhan kota akan mendorong kebutuhan akan

BAB I PENDAHULUAN. penduduk. Untuk mendukung kelancaran pergerakan dan interaksi penduduk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelumnya, maka dengan ini penulis mengambil referensi dari beberapa buku dan

BAB I PENDAHULUAN. prasarana yang dimiliki kota tersebut. Jayadinata (1992:84) menyatakan, kota

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penting. Bahkan sektor ini diharapkan akan dapat menjadi penghasil devisa nomor. sektor Migas, sektor Batubara, dan Kelapa Sawit.

BAB I PENDAHULUAN. Kemacetan adalah situasi keadaan tersendatnya atau terhentinya lalu lintas yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Umum

Salah satu roda perekonomian yang berperan penting adalah transportasi jalan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kendaraan bermotor baik kendaraan roda dua, roda empat

KAJIAN MANAJEMEN SIRKULASI TERMINAL BUS ( Studi Kasus : Terminal Bus Tirtonadi Surakarta )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Tetapi sebaliknya, bila transportasi tidak ditata dengan baik maka mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menunjang kegiatan sehari-hari adalah sektor jasa transportasi. Transportasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Atika Permatasari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. memegang peranan penting dalam aspek kehidupan. Aspek-aspek kehidupan yang

BAB I PENDAHULUAN. terpencil yang merupakan sentral produksi pertanian. Usaha penataan ruang kota dan daerah ditujukan sebagai wadah dari fungsi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang tidak bersifat

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

BAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup lainnya (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41. Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara).

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan masyarakat akan pelayanan transportasi saat ini semakin

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Transportasi merupakan salah satu elemen yang sangat penting bagi kebutuhan manusia untuk menunjang kehidupan perekonomian di masyarakat, baik dalam bentuk perkembangan dan pertumbuhannya. Transportasi sebagai alat untuk memindahkan orang dan barang dari tempat asal ke tempat tujuan dengan menggunakan kendaraan (Suwardjoko, 2002 : 8). Transportasi dapat berupa angkutan pribadi dan angkutan umum. Sebagian masyarakat pada umumnya, ada yang menggunakan kendaraan milik sendiri berupa: kendaraan roda dua maupun roda empat dan ada juga sebagian yang tidak memiliki kendaraan, sehingga harus menggunakan angkutan umum dengan menggunakan sistem sewa bayar. Tujuan dari transportasi adalah menyediakan akses untuk bersosialisasi, mendapatkan pelayanan dan barang yang kita perlukan dengan cara yang mudah, dan rendah biaya. Kegunaan transportasi bagi masyarakat cukup baik dan menguntungkan dalam perekonomian bagi para pengemudi transportasi, apalagi dengan adanya transportasi semua kegiatan dapat dilakukan dengan baik dalam pengangkutan barang ataupun untuk angkutan umum (transportasi). Adapun 3 aspek penting dalam transportasi yaitu : 1. Aspek Ekologi Jalur yang menambah keindahan kota, apalagi ditambah dengan penambahan pepohonan yang dapat menyerap polusi dan dapat mengurangi konsumsi bahan bakar minyak serta pengurangan gas pencemaran polusi udara.

2. Aspek Ekonomi Dengan berjalan kaki, masyarakat akan lebih sehat sehingga akan terjadi penghematan dalam biaya kesehatan. Dengan adanya penguranngan konsumsi energi, maka pemerintah dapat memanfaatkan dana yang tersisa untuk perbaikan sarana dan prasarana transportasi. 3. Aspek Sosial Budaya dan Kesetaraan Para pejalan kaki akan lebih sering bertemu dan bersosialisasi dengan pejalan kaki lainnya, begitu juga pada kondisi dalam transportasi kota. Para pejalan kaki dan penumpang tidak lagi harus mementingkan prestise (status yang lebih tinggi) karena semua berstatus sama. (http://www.medantalk.com/uzur-sistem-transportasi-medan, diakses pada tanggal 3 Desember pukul 13:45 WIB). Kebutuhan transportasi merupakan kebutuhan turunan (devired demand) akibat aktifitas ekonomi, sosial, dan budaya. Dalam kerangka makro-ekonomi, sistem transportasi memiliki sifat sistem jaringan dimana kinerja pelayanan transportasi sangat dipengaruhi oleh integrasi dan keterpaduan jaringan. Tujuan perencanaan sistem transporatsi adalah menyediakan fasilitas untuk pergerakan penumpang dan barang dari satu tempat ke tempat lain atau dari berbagai pemanfaatan lahan, seperti lahan: untuk pengguna jalan kaki, pelebaran jalan transportasi, begitu juga dengan rambu-rambu lalu lintas dan peraturannya yang sudah ditentukan oleh Dinas Perhubungan, serta tata ruang kota yang sudah disignifikan oleh pemerintah. Transportasi menjadi faktor yang mempengaruhi terjadinya perubahan aktifitas penggunaan lahan, atau sebaliknya penggunaan lahan menjadi faktor yang mempengaruhi aktifitas transportasi. Dalam hal ini faktor utama yang mempengaruhi perubahan penggunaan lahan dalam transportasi baik dari segi perkotaan dan pedesaan.(http://gocampus.blogspot.com/2010/02/peranan-transportasidalam tataruang.html. diakses pada tanggal 5 Juli 2011 pukul 16.10 WIB).

Kini masalah-masalah yang menjadi ruang lingkup lalu lintas pada dasarnya akibat pertumbuhan lalu lintas yang tingkat pertumbuhannya dari tahun ke tahun semakin meningkat. sehingga timbul masalah antara lain : a. Masalah lingkungan, timbul dampak yang merugikan dengan adanya polusi udara, suara dan lain-lain, baik sebagai akibat kendaraan maupun pabrik pembuatnya. b. Kemacetan, pertumbuhan jumlah kendaraan yang tidak seimbang dengan kemampuan jalan untuk menampungnya akan menimbulkan kemacetan yang akhirnya akan meningkatkan yang dikeluarkan (transportation cost). c. Bahan bakar, bertambahnya jumlah kendaraan di jalan menuntut pula pertumbuhan pemakaian bahan bakar. Yang umumnya ongkos lebih besar dari harga penjual sehingga bahan bakar yang berlebihan akan menghabiskan banyak devisa negara. d. Kecelakaan, jumlah kecelakaan baik yang ringan maupun fatal akan bertambah sebagai konsekuensi pertumbuhan kendaraan. e. Pertumbuhan kendaraan akan berakibat pada kebutuhan tempat parkir, pertambahan alat pengatur lalu lintas dan lain-lain. (Ansyori, 2008 : 4-5). Perencanaan kota mempunyai tujuan untuk keselarasan sosial dan ekonomi bagi kepentingan publik dan pribadi. Perencanaan kota yang baik, mengalokasikan sumber daya lahan dengan efisien. Dalam aspek tata ruang dapat dilihat dari perubahan pola keterkaitan ruang, infrastruktur kota, berubahnya bentuk dan status kota, serta pergeseran lokasi aktifitas kota. Keempat hal diatas saling terkait, dimana satu dengan yang lain saling menunjang, dan sangat dipengaruhi oleh produktifitas ekonomi kota. Ruang lingkup manajemen kota dan wilayah ruang publik berkaitan erat dengan kegiatan penunjang kegiatan ekonomi dan aktivitas umum (Koestoer, 1997).

Dewasa ini menurut penelitian yang terkait dengan persepsi masyarakat terhadap kesemerawutan transportasi di Kota Medan terdapat keadaan yang kurang normatif, seperti peraturan lalu lintas yang kurang efektif dalam menjalankan peraturan yang telah di buat Pemerintah, dan kapasitas jalan yang kurang memadai sehingga menyebabkan pengguna jalan raya melanggar peraturan lalu lintas. Kesemrawutan adalah pertumbuhan jumlah kendaraan yang pesat, prasarana jalan yang kurang memadai sehingga terjadi kemacetan dalam mengendarai kendaraan serta pengguna jalan yang tidak mematuhi rambu-rambu lalu lintas yang telah dibuat oleh Pemerintah dengan dikeluarkannya Undang-Undang Lalu Lintas. Begitu juga dengan adanya faktor internal yang negatif seorang pengemudi yang egois, sok jagoan, terlebih-lebih pengemudi angkutan umum. Dengan tidak adanya kesemrawutan transportasi, kegiatan dan aktifitas perekonomian di Indonesia tidak akan terhambat. Sebagian masyarakat menggunakan transportasi untuk menjalankan rutinitas kehidupan mereka setiap hari khususnya para pegawai, anak sekolah, mahasiswa, pedagang, dan lain-lain. Seiring dengan perkembangan waktu, transportasi dan penggunaan lahan menjadi satu bagian yang tidak terpisahkan. Dalam konteks perencanaan, transportasi dan penggunaan lahan memiliki tujuan yang terarah dan spesifik. Persoalan transportasi dan kondisi Kota Medan hampir sama dengan yang dihadapi kota besar lainnya. Kemacetan dan kecelakaan lalu lintas di Kota Medan juga sudah memprihatinkan dan cenderung tinggi angkanya, dikarenakan sering terjadi akibat perilaku angkutan umum (kota), yang suka menyelonong (menyelinap), dan tiba-tiba berhenti di simpang jalan untuk menaikkan atau menurunkan penumpang dengan alasan untuk mengejar setoran. Kemacetan lalu lintas perkotaan juga terjadi karena rasio perkembangan prasarana jalan dan pertambahan kendaraan yang tidak seimbang serta tingkat disiplin sangat rendah, namun

yang menjadi alasan adalah pihak/oknum pemerintah yang terkait. Meskipun kesemerawutan ada dihadapan kita, namun masyarakat (termasuk pemerintah) belum mampu mengatasinya dengan baik. Pada saat ini, keadaan pertumbuhan transportasi Se-Kota Medan sangat pesat. Menurut Dinas Perhubungan Di Kota Medan pada tahun 2004-2009 jumlah sarana transportasi jalan raya Kota Medan berjumlah 2.708.511 kendaraan, secara terperinci dapat dilihat pada Tabel 1.1: Tabel 1.1 Jumlah Kendaraan (Angkutan Umum dan Pribadi) Tahun 2004-2009 Tahun 2004 2005 2006 2007 2008 2009 Mobil 149.302 164.314 175.198 189.157 209.527 222.891 Penumpang (unit & persentase 15% 14% 13,58% 13% 8% 8% Mobil Gerobak 104.776 112.001 116.184 120.328 140.986 144.865 (unit & persentase) 10% 10% 9,00% 9% 6% 5% Bus (unit & 12,108 12,406 12,619 12,751 22.130 22.123 persentase) 1% 1% 1% 1% 1% 1% Sepeda 756.569 883.406 985.745 1.103,707 2.104,026 2.318,632 Motor (uit & persentase) 74% 75% 76,42% 77% 85% 86% Jumlah 1.022,755 1.172.127 1.289,746 1.425,943 2.476,669 2.708,511 Sumber : Dinas Perhubungan Perkembangan perkotaan dan perkembangan transportasi merupakan dua hal yang saling terkait dan saling mempengaruhi. Semakin besar ukuran suatu kota, akan semakin penting dan besar permasalahan transportasi yang akan dihadapi. Persoalan transportasi khususnya di kawasan perkotaan tidak terlepas dari peranan manusia sebagai pelaku utamanya. Dari penelitian tentang kecelakaan lalu lintas, manusia menjadi penyebab utama (mencapai 82,39%). Dulunya

kecelakaan lalu lintas yang terjadi hampir semua didahului dengan pelanggaran lalu lintas. Departemen perhubungan, dalam hal ini Direktorat Jenderal Perhubungan Darat sebagai lembaga yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan transportasi darat telah mengeluarkan Undang- Undang No. 14 tahun 1992 beserta aturan pelaksanaan lainnya baik berupa Peraturan Pemerintah (PP), Keputusan Presiden, Keputusan Menteri (KM), Keputusan Dirjen (KD), maupun pelaksanaan lainnya. (http://sumutprov.pertumbuhan+dan+perkembangan+transportasi.com, diakses pada tanggal 5 Juli 2011 pukul 16:00 WIB). Hampir semua orang yang menggunakan jalan berprilaku semau sendiri, enggan teratur dan mengatur diri, semua membiarkan dirinya mendorong untuk terus terjadinya ketidakteraturan. Faktor yang paling mendorong terjadi kesemerawutan selain dijalan - jalan raya didepan pasar - pasar rakyat (Tradisional), pusat-pusat perbelanjaan : minimarket dan perumahan dapat terlihat dari peralihan lahan-lahan pemukiman penduduk menjadi sektor ekonomi (forecasting). Perubahan pola kehidupan yang terjadi di tengah masyarakat Padang Bulan saat ini sebagai akibat pertumbuhan ekonomi. Di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru, masalah transportasi semrawut disebabkan karena jalan yang sempit, pertumbuhan jumlah kendaraan yang semakin meningkat dan peraturan lalu lintas yang tidak dipatuhi oleh pengguna jalan raya. Begitu juga bangunanbangunan yang ada di area tersebut dijadikan untuk fasilitas berjualan misalnya, membuat rumah makan dan jalan dijadikan parkiran di setiap warung, sehingga membuat arena Jalan Raya menjadi semrawut. Sedangkan pelebaran jalan yang digunakan untuk fasilitas pengemudi kendaraan pribadi dan transportasi (angkutan umum) saat ini kurang memadai.

Tingginya pertumbuhan kendaraan umum yang terdapat di Kota Medan juga menjadi fakor pendorong kemacetan transportasi, serta perilaku para aktor pengguna jalan raya yang secara normatif tidak mematuhi peraturan lalu lintas yang tersedia. Hal inilah yang menjadi alasan peneliti untuk melihat persepsi masyarakat tentang kesemerawutan transportasi di Kota Medan khususnya pada masyarakat Kelurahan Padang Bulan, Kecamatan Medan Baru. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan dari latar belakang diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah Faktor-faktor apakah yang menjadi penyebab kesemrawutan transportasi di Kota Medan menurut persepsi masyarakat? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah diatas maka yang menjadi tujuan yang diharapkan dan dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor apa sajakah yang menjadi penyebab kesemrawutan transportasi di Kota Medan yang merupakan daerah kawasan Jalan Raya. 1.4 Manfaat Penelitian Setelah mengadakan penelitian ini diharapkan manfaat penelitian ini berupa : 1.4.1 Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada peneliti dan juga kepada pembaca mengenai persepsi masyarakat terhadap kesemrawutan transportasi di Kota

Medan serta bermanfaat untuk mengetahui perkembangan yang ada dan nyata. Dalam pengembangan teori Ilmu-Ilmu Sosial khususnya Ilmu Sosiologi Perkotaan. Selain itu, diharapkan juga dapat memberikan konstribusi kepada pihak yang memerlukannya khususnya Dinas Perhubungan. I.4.2 Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi peneliti berupa faktafakta temuan di lapangan dan meningkatkan daya, kritis dan analisis penelitian sehingga memperoleh pengetahuan tambahan dari penelitian tersebut. Khususnya penelitian ini dapat menjadi referensi penunjang yang diharapkan dan dapat berguna bagi peneliti berikutnya. 1.5 Definisi Konsep Dalam sebuah penelitian ilmiah, definisi konsep sangat diperlukan untuk mempermudah dan memfokuskan penelitian. Konsep adalah definisi suatu abstraksi mengenai gejala dan realita atau suatu pengertian yang nantinya akan menjelaskan suatu gejala. Disamping mempermudah dan memfokuskan penelitian, konsep juga berfungsi sebagai panduan bagi peneliti untuk menindak lanjuti kasus tersebut serta menghindari timbulnya kekacauan akibat kesalahan penafsiran dalam penelitian. Definisi konsep merupakan unsur penelitian yang penting untuk menggambarkan secara tepat fenomena yang hendak diteliti (Singarimbun, 1999 : 33). Beberapa konsep yang dibatasi dengan pendefinisiannya secara operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Persepsi adalah penilaian terhadap suatu objek yang dilakukan oleh seseorang stimulus terhadap rangsangan yang diperolehnya. Terdapat pada kesemerawutan transportasi dalam menafsirkan pandangan di lingkungan sekitarnya. 2. Persepsi terhadap kesemerawutan transportasi adalah penilaian atau cara pandang pengguna jalan terhadap kondisi jalan raya yang memiliki dampak positif dan negatif bagi masyarakat Padang Bulan. 3. Kesemerawutan Transportasi merupakan kemacetan lalu lintas yang terjadi pada ruas jalan yang tidak dapat menampung jumlah kendaraan yang tumbuh pesat serta tingkat disiplin yang sangat rendah. 4. Kota adalah suatu daerah yang pesat pertumbuhan penduduknya dari segi ekonomi dan dalam rutinitas sehari-harinya yang menggunakan alat transportasi untuk mempermudah aktivitas manusia. Kota di sini yang tergolong kota berkembang yaitu Kota Medan yang didalamnya terdapat para pengguna jalan raya. 5. Masyarakat adalah sekumpulan orang yang menempati wilayah tertentu yang melakukan kegiatan tertentu untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Masyarakat yang dimaksud dalam penilitian ini adalah masyarakat yang berdomisili di sekitar Padang Bulan. 6. Faktor - Faktor Penyebab Terhadap Kesemerawutan Transportasi adalah faktor-faktor yang mengakibatkan kemacetan lalu lintas antara lain : Faktor Kendaraan, Faktor Jalan, Faktor Alam, Faktor Manusia. - Faktor Kendaraan adalah laju pertumbuhan kendaraan di Kota Medan yang semakin meningkat sehingga menyebabkan terjadi kemacetan lalu lintas.

- Faktor Jalan adalah ruas jalan yang tidak dapat menampung jumlah kendaraan, jalan yang berlubang dan pengguna jalan yang melintasi di daerah Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru. - Faktor Alam adalah curah hujan yang tinggi pada musim hujan sehingga menyebabkan banjir. - Faktor Manusia adalah sikap manusia yang kurang mematuhi peraturan lalu lintas. Termasuk salah satu petugas lalu lintas. - Petugas Lalu Lintas adalah orang yang menjalankan tugas untuk mentertibkan peraturan lalu lintas.