CLINICAL PATHOLOGY AND MEDICAL LABORATORY

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. menggambarkan pasien yang datang dengan Unstable Angina Pectoris. (UAP) atau dengan Acute Myocard Infark (AMI) baik dengan elevasi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PREVALENSI FAKTOR RESIKO MAYOR PADA PASIEN SINDROMA KORONER AKUT PERIODE JANUARI HINGGA DESEMBER 2013 YANG RAWAT INAP DI RSUP.

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan problem kesehatan utama yang

BAB 1 PENDAHULUAN. angka morbiditas penderitanya. Deteksi dini masih merupakan masalah yang susah

Hubungan antara Kadar Troponin T dengan Fungsi Diastolik Ventrikel Kiri pada Pasien Sindrom Koroner Akut di RS Al Islam Bandung Tahun 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. Infark miokard akut (IMA) adalah nekrosis miokard akibat

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia. Fenomena yang terjadi sejak abad ke-20, penyakit jantung dan UKDW

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab nomor satu kematian di

BAB I PENDAHULUAN. Sindrom Koroner Akut (SKA) adalah salah satu manifestasi klinis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sindroma Koroner Akut (SKA) merupakan manifestasi klinis akut penyakit

Artikel Penelitian. Abstrak. Abstract PENDAHULUAN. Muhammad Lingga Primananda 1, Masrul Syafri 2, Malinda Meinapuri 3

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit kardiovaskuler memiliki banyak macam, salah satunya adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. terbanyak pada pasien rawat inap di rumah sakit negara-negara industri (Antman

CLINICAL PATHOLOGY AND MEDICAL LABORATORY

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. penyakit jantung dan pembuluh darah telah menduduki peringkat pertama sebagai

BAB I PENDAHULUAN. utama pada sebagian besar negara-negara maju maupun berkembang di seluruh

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2009

HUBUNGAN ANTARA LUAS INFARK MIOKARD BERDASARKAN HASIL EKG DENGAN KADAR TROPONIN T PADA PENDERITA INFARK MIOKARD AKUT STEMI DAN NON STEMI DI RSUP H

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. secara global, termasuk Indonesia. Pada tahun 2001, World Health Organization

Gambaran Jenis dan Biaya Obat pada Pasien Rawat Inap dengan. Sindroma Koroner Akut di Rumah Sakit Umum Pusat. Haji Adam Malik Medan pada Tahun 2011

BAB I PENDAHULUAN. gangguan kesehatan yang semakin meningkat di dunia (Renjith dan Jayakumari, perkembangan ekonomi (Renjith dan Jayakumari, 2011).

CLINICAL PATHOLOGY AND MEDICAL LABORATORY

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab terjadinya IMANEST dapat disebabkan oleh rupturnya plak. (Liwang dan Wijaya, 2014; PERKI, 2015).

ANGKA KEJADIAN SINDROMA KORONER AKUT DAN HUBUNGANNYA DENGAN HIPERTENSI DI RSUP H. ADAM MALIK, MEDAN PADA TAHUN 2011 KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. menurun sedikit pada kelompok umur 75 tahun (Riskesdas, 2013). Menurut

ABSTRAK... 1 ABSTRACT

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK PREVALENSI INFEKSI SALURAN KEMIH PADA WANITA HAMIL BERDASARKAN HASIL PEMERIKSAAN URINALISIS RUTIN DI PUSKESMAS SUKAWARNA BANDUNG

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR RISIKO PENDERITA PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014

BAB I. Pendahuluan. I.1 Latar Belakang. Angina adalah tipe nyeri dada yang disebabkan oleh. berkurangnya aliran darah ke otot jantung.

BAB 1 PENDAHULUAN. dan mortalitas yang tinggi di dunia. Menurut data World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sindrom Koroner Akut (SKA)/Acute coronary syndrome (ACS) adalah

SKRIPSI. Diajukan oleh : Enny Suryanti J

MKS, Th. 46, No. 3, Juli M. Novran Chalik 1, Ferry Usnizar 2, Tri Suciati 3. Abstrak. Abstract. 1. Pendahuluan

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit kardiovaskuler merupakan penyakit yang masih menjadi masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner. Kelebihan tersebut bereaksi dengan zat-zat lain dan mengendap di

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Angina pektoris stabil adalah salah satu manifestasi. klinis dari penyakit jantung iskemik.

PREVALENSI DAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER

ABSTRAK GAMBARAN PROFIL LIPID PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 YANG DIRAWAT DI RS IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI - DESEMBER 2005

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat ini penyakit kardiovaskuler merupakan penyebab kematian

Gambaran Profil Lipid pada Pasien Sindrom Koroner Akut di Rumah Sakit Khusus Jantung Sumatera Barat Tahun

DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) 1. Incidence Rate dan Case Fatality Rate Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan usia harapan hidup penduduk dunia membawa dampak

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. infark miokard akut (IMA) merupakan penyebab utama kematian di dunia.

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Penyakit Acute Myocardial Infarction (AMI) merupakan penyebab

sebesar 0,8% diikuti Aceh, DKI Jakarta, dan Sulawesi Utara masing-masing sebesar 0,7 %. Sementara itu, hasil prevalensi jantung koroner menurut

Penatalaksanaan Astigmatism No. Dokumen : No. Revisi : Tgl. Terbit : Halaman :

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan oksigen miokard. Biasanya disebabkan ruptur plak dengan formasi. trombus pada pembuluh koroner (Zafari, 2011).

HUBUNGAN TEKANAN DARAH SISTOLIK PADA PENDERITA INFARK MIOKARD AKUT SEGMEN ST ELEVASI ONSET < 12 JAM SAAT MASUK DENGAN MORTALITAS DI RSUP H.

BAB 1 PENDAHULUAN. darah termasuk penyakit jantung koroner, gagal jantung kongestif, infark

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. tersering kematian di negara industri (Kumar et al., 2007; Alwi, 2009). Infark

ABSTRAK ASPEK KLINIS PEMERIKSAAN TROPONIN T SEBAGAI PENANDA TUNGGAL INFARK MIOKARD AKUT

B A B I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) dengan penyakit kardiovaskular sangat erat

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA PASIEN GAGAL JANTUNG DI RUMAH SAKIT SANTO BORROMEUS BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2010

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit jantung dan pembuluh darah (PJPD) merupakan penyebab utama

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Hubungan antara Kadar Creatine Kinase-MB dengan Mortalitas Pasien Infark Miokard Akut Selama Perawatan di RS. Dr. Wahidin Sudirohusodo, Makasar

BAB I PENDAHULUAN. individu maupun masyarakat. Identifikasi awal faktor risiko yang. meningkatkan angka kejadian stroke, akan memberikan kontribusi

BAB I PENDAHULUAN. jantung yang utama adalah sesak napas dan rasa lelah yang membatasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. jantung koroner yang utama dan paling sering mengakibatkan kematian (Departemen

BAB I PENDAHULUAN. tidak menular yang lebih dikenal dengan sebutan transisi epidemiologi. 1

KARYA TULIS ILMIAH PROFIL PASIEN HIV DENGAN TUBERKULOSIS YANG BEROBAT KE BALAI PENGOBATAN PARU PROVINSI (BP4), MEDAN DARI JULI 2011 HINGGA JUNI 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. yang merajarela dan banyak menelan korban. Namun demikian, perkembangan

ABSTRAK GAMBARAN USIA, JENIS KELAMIN, LINGKAR PERUT DAN BERAT BADAN PADA PENDERITA PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RS IMMANUEL. Aming Tohardi, dr.

Gambaran Kadar Troponin T dan Creatinin Kinase Myocardial Band pada Infark Miokard Akut

BAB I PENDAHULUAN. plak yang tersusun oleh kolesterol, substansi lemak, kalsium, fibrin, serta debris

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskuler secara cepat di negara maju dan negara berkembang.

DAFTAR ISI. i ii iii iv

HUBUNGAN JUMLAH LEUKOSIT TERHADAP KADAR TROPONIN I PADA PASIEN INFARK MIOKARD

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan pembunuh nomor satu di seluruh dunia. Lebih dari 80% kematian

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Tingkat morbiditas dan mortalitas penyakit jantung. iskemik masih menduduki peringkat pertama di dunia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT DIABETES MELITUS PADA ORANG DEWASA YANG DIRAWAT INAP DIRUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi ditandai dengan peningkatan Tekanan Darah Sistolik (TDS)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menggunakan uji Chi Square atau Fisher Exact jika jumlah sel tidak. memenuhi (Sastroasmoro dan Ismael, 2011).

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA HEPATITIS B DI RUMAH SAKIT SANTO YUSUP BANDUNG TAHUN 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. arrhythmias, hypertension, stroke, hyperlipidemia, acute myocardial infarction.

Informed Consent Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kecepatan pertolongan pada pasien dengan kasus kegawat daruratan menjadi elemen penting dalam penanganan pasien

NILAI DIAGNOSTIK PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS SPUTUM BTA PADA PASIEN KLINIS TUBERKULOSIS PARU DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. atau gabungan keduanya (Majid, 2007). Penyakit jantung dan pembuluh darah

BAB I. PENDAHULUAN. Infark miokard akut dengan elevasi segmen ST (IMA-EST) didefinisikan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRAK GAMBARAN INFEKSI MALARIA DI RSUD TOBELO KABUPATEN HALMAHERA UTARA PROVINSI MALUKU UTARA PERIODE JANUARI DESEMBER 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Dewasa ini perilaku pengendalian PJK belum dapat dilakukan secara

Novina Aryanti, dr., SpPK Departemen Patologi Klinik FK UWK- Surabaya 2014

GAMBARAN FAKTOR RISIKO PENDERITA SINDROM KORONER AKUT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit jantung koroner (PJK) atau di kenal dengan Coronary Artery

ABSTRAK. UJI DIAGNOSTIK PEMERIKSAAN TUBEX-TF DAN WIDAL TERHADAP BAKU EMAS KULTUR Salmonella typhi PADA PENDERITA TERSANGKA DEMAM TIFOID

ABSTRAK GAMBARAN KADAR ASAM URAT SERUM PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2

BAB I PENDAHULUAN. menempati peringkat ke-3 penyebab kematian setelah stroke dan hipertensi.

Prevalensi sindrom koroner akut di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode 1 Januari Desember 2014

BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP

HUBUNGAN JENIS SINDROM KORONER AKUT DENGAN KUALITAS HIDUP ASPEK FISIK PASIEN PASCA SERANGAN JANTUNG YANG DIRAWAT DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

Vol 12. No. 3 Juli 2006 ISSN 0854-4263 INDONESIAN JOURNAL OF CLINICAL PATHOLOGY AND MEDICAL LABORATORY Majalah Patologi Klinik Indonesia dan Laboratorium Medik DAFTAR ISI PENELITIAN Pola Bakteri dan Tes Kepekaan Antibiotika Wanita Hamil dengan Bakteriuria Asimtomatis (Bacteria Pattern and Antibiotic Susceptibility Test of Pregnant women with Asymptomatic Bacteriuria) L.P. Kalalo, Aryati, B. Subagjo... 103 109 Pola dan Sensitivitas Kuman di Penderita Infeksi Saluran Kemih (Bacterial Pattern and It s Sensitivity in Patients Suffering from Urinary Tract Infection) Samirah, Darwati, Windarwati, Hardjoeno... 110 113 Profil Analisis Batu Saluran Kemih di Laboratorium Patologi Klinik (The Analysis of Urethral Stone Profile at The Clinical Pathology Laboratory) G. Ratu, A. Badji, Hardjoeno... 114 117 Uji Diagnostik Plasmodium Malaria Menggunakan Metode Imunokromatografi Diperbandingkan dengan Pemeriksaan Mikroskopis (Diagnostic Test of Plasmodium Malaria by Immunochromatographic Method Compared to Microscopic Examination) Ima Arum L, Purwanto AP, Arfi S, Tetrawindu H, M. Octora, Mulyanto, Surayah K, Amanukarti... 118 122 Nilai Troponin T (ctnt) Penderita Sindrom Koroner Akut (SKA) (Troponin T Value/cTnT of Patients with Acute Coronary Syndrome) R.A. Nawawi, Fitriani, B. Rusli, Hardjoeno... 123 126 TELAAH PUSTAKA Diagnosis Sepsis Menggunakan Procalcitonin (Sepsis Diagnosis by Procalcitonin) Buchori, Prihatini... 127 133 LAPORAN KASUS Leukemia Sel Plasma (Plasma Cell Leukemia) Wiwin H, D.B. Hadiwidjaja... 134 136 MENGENAL PRODUK BARU Nilai Rujukan Hematologi pada Orang Dewasa Sehat Berdasarkan Sysmex Xt-1800i (The Haematology Reference Value of Healthy Adult People Based on Sysmex Xt-1800i) T. Esa, S. Aprianti, M. Arif, Hardjoeno... 137 140 MANAJEMEN LABORATORIUM Penerapan Pemetaan Gagasan (Concept Mapping) dalam Manajemen Mutu di Laboratorium Klinik (The Implementation of Concept Mapping for Quality Management in a Clinical Laboratory) H. Kahar... 141 143 INFORMASI LABORATORIUM MEDIK TERBARU... 144 145 Dicetak oleh (printed by) Airlangga University Press. (048/0406/AUP-B3E). Kampus C Unair, Jln. Mulyorejo Surabaya 60115, Indonesia. Telp. (031) 5992246, 5992247, Telp./Fax. (031) 5992248. E-mail: aupsby@rad.net.id. Kesalahan penulisan (isi) di luar tanggung jawab AUP

NILAI TROPONIN T (ctnt) PENDERITA SINDROM KORONER AKUT (SKA) (Troponin T Value/cTnT of Patients With Acute Coronary Syndrome) R.A. Nawawi, Fitriani, B. Rusli, Hardjoeno Abstract Acute Coronary Syndrome (ACS) is an emergency cardiac condition manifested by chest pain or other symptoms as the result of ischemic myocardium. Myocardial damage can be detected by Creatine Kinase MB (CK-MB), Lactate Dehydrogenase (LDH) and ctnt tests. CTnT can be used as criteria of therapy determination. The combination of CK-MB and ctnt are the most effective tests if the early myocardium damage is unknown, to evaluate ctnt, CK-MB, and LDH values in patients with Acute Coronary Syndrome (ACS) at Wahidin Sudirohusodo Hospital, Makassar. Secondary data were collected from the medical records (from March to July 2005 period) at Wahidin Sudirohusodo Hospital, Makassar. Chi-square and Spearman correlation were carried out to analyze the collected data. The investigators found 90 patients with ACS consisted of 57 males (63.33%) and 33 females (36.67%). The highest ctnt Value of 0.1 to 2.0 ng/ml was found in 39 patients (43.33%), 30 females (52.63%). Significant correlation showed by Chi-square test between IMA EKG and ctnt values (p < 0.05). Spearman correlation test demonstrated significant correlation between ctnt value and CK-MB and LDH (p = 0.001). Most ctnt values were found in the male patients with ACS, aged 60 to 69 years and significantly correlated with IMA s ECG, CK-MB and LDH. Key words: ctnt test, Ck-MB testt, LDH test, ACS PENDAHULUAN Sindrom koroner akut (SKA) merupakan keadaan darurat jantung dengan manifestasi klinis rasa tidak enak didada atau gejala lain sebagai akibat iskemia miokardium. SKA terdiri atas angina pektoris tidak stabil, infarct myocard acute (IMA) yang disertai elevasi segmen ST. Penderita dengan infark miokardium tanpa elevasi ST. 1 3 SKA ditetapkan sebagai manifestasi klinis penyakit arteri koroner. Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan manifestasi utama proses aterosklerosis. 3 The American Heart Association memperkirakan bahwa lebih dari 6 juta penduduk Amerika, menderita penyakit jantung koroner (PJK) dan lebih dari 1 juta orang yang diperkirakan mengalami serangan infark miokardium setiap tahun. Kejadiannya lebih sering pada pria dengan umur antara 45 sampai 65 tahun, dan tidak ada perbedaan dengan wanita setelah umur 65 tahun. 4 6 Penyakit jantung koroner juga merupakan penyebab kematian utama (20%) penduduk Amerika. Di Indonesia data lengkap PJK belum ada. Pada survei kesehatan rumah tangga (SKRT) tahun 1992, kematian akibat penyakit kardiovaskuler menempati urutan pertama (16%) untuk umur di atas 40 tahun. SKRT pada tahun 1995 di Pulau Jawa dan Pulau Bali didapatkan kematian akibat penyakit * Bagian Patologi Klinik FK.UNHAS / RS.Dr.Wahidin Sudirohusodo Makassar/ Unit Pelayanan Laboratorium RS Wahidin Sudirohusodo Jl.Perintis Kemerdekaan Km 10. Makassar Telp : 0411-582678-586010. kardiovaskuler tetap menempati urutan pertama dan persentasenya semakin meningkat (25%) dibandingkan dengan SKRT tahun 1992. Di Makassar, didasari data yang dikumpulkan oleh Alkatiri 7 diempat rumah sakit (RS) selama 5 tahun (1985 sampai 1989), ternyata penyakit kardiovaskuler menempati urutan ke 5 sampai 6 dengan persentase berkisar antara 7,5 sampai 8,6%. PJK terus-menerus menempati urutan pertama di antara jenis penyakit jantung lainnya. dan angka kesakitannya berkisar antara 30 sampai 36,1%. 7 Penyebab utama PJK adalah aterosklerosis, yang merupakan proses multifaktor. Kelainan ini sudah mulai terjadi pada usia muda, yang diawali terbentuknya sel busa, kemudian pada usia antara 10 sampai 20 tahun berubah menjadi bercak perlemakan dan pada usia 40 sampai 50 tahun bercak perlemakan ini selanjutnya dapat berkembang menjadi plak aterosklerotik yang dapat berkomplikasi menyulut pembentukan trombus yang bermanifestasi klinis berupa infark miokardium maupun angina (nyeri dada). 4,7 Berbagai cara telah digunakan untuk mengenali adanya PJK, mulai dari teknik non invasif seperti elektrokardiografi (EKG) sampai pemeriksaan invasif seperti arteriografi koroner. 8 Gambaran EKG abnormal terdapat di penderita IMA dengan ditemukannya ketinggian (elevasi) segmen ST dan adanya gelombang Q. Namun demikian, ketinggian (elevasi) segmen ST dapat juga ditemukan di perikarditis, repolarisasi cepat yang normal, dan aneurisma ventrikel kiri. 8 10 123

Kerusakan miokardium dikenali keberadaanya antara lain dengan menggunakan test enzim jantung, seperti: kreatin-kinase (CK), kreatin-kinase MB (CK- MB) dan laktat dehidrogenase (LDH). 11,12 Berbagai penelitian penggunaan test kadar serum Troponin T (ctnt) dalam mengenali kerusakan miokardium akhir-akhir ini telah dipublikasikan. ctnt adalah struktur protein serabut otot serat melintang yang merupakan subunit troponin yang penting, terdiri dari dua miofilamen. Yaitu filamen tebal terdiri dari miosin, dan filamen tipis terdiri dari aktin, tropomiosin dan troponin. Kompleks troponin yang terdiri atas: troponin T, troponin I, dan troponin C. ctnt merupakan fragmen ikatan tropomiosin. ctnt ditemukan di otot jantung dan otot skelet, kadar serum protein ini meningkat di penderita IMA segera setelah 3 sampai 4 jam mulai serangan nyeri dada dan menetap sampai 1 sampai 2 minggu. Bila penderita yang tidak disertai perubahan EKG yang karakteristik ditemui ctnt positif, hal tersebut merupakan risiko serius yang terjadi dan terkait koroner. Dengan demikian ctnt dapat digunakan sebagai kriteria dalam menentukan keputusan terapi. 9,13-15 Enzim jantung antara lain: CK dan CK-MB biasanya mulai meningkat 6 sampai 10 jam setelah kerusakan sel miokardium. Puncaknya 14 sampai 36 jam dan kembali normal setelah 48 sampai 72 jam. Di samping CK, CK-MB, aktivitas LDH muncul dan turun lebih lambat melampaui kadar normal dalam 36 sampai 48 jam setelah serangan IMA, yang mencapai puncaknya 4 sampai 7 hari dan kembali normal 8 14 hari setelah infark. 8,9 Pengidentifikasian penderita nyeri dada yang diduga IMA atau minor myocardial damage (MMD) masih merupakan masalah sehari-hari. Perbedaan antara MMD dan sindroma non kardio juga masih merupakan masalah yang tentunya berdampak pada siasat pengobatan untuk masing-masing penderita. Pengujian yang digunakan saat ini dengan mengukur enzim jantung seperti yang disebut di atas, pada sejumlah kasus masih membuat diagnosis yang tidak jelas. Penderita masuk RS (Gawat darurat) dengan nyeri dada kadang sudah disertai dengan komplikasi, sehingga awal kerusakan miokardium tidak diketahui. Gabungan petanda IMA misalnya CK-MB dan Troponin T adalah yang paling efektif bila awal kerusakan miokardium tidak diketahui. Menurut American Collage of Cardiology (ACC) kriteria untuk IMA ialah terdapat peningkatan nilai enzim jantung (CK-MB) atau troponin I atau Troponin T dengan gejala dan adanya perubahan EKG yang diduga iskemia. 11,13 Kriteria World Health Organization (WHO) diagnosis IMA dapat ditentukan antara lain dengan: 2 dari 3 kriteria yang harus dipenuhi, yaitu riwayat nyeri dada dan penjalarannya yang berkepanjangan (lebih dari 30 menit), perubahan EKG, serta peningkatan aktivitas enzim jantung. Berdasarkan hal tersebut di atas, para peneliti terdorong untuk mengevaluasi nilai Troponin T di penderita SKA yang dirawat di RS. Dr. Wahidin Sudirohusodo, dengan merumuskan beberapa masalah: a) Bagaimanakah hubungan distribusi umur dan jenis kelamin penderita SKA di RS Dr. Wahidin Sudirohusodo berdasarkan nilai troponin T?; b) Bagaimanakah hubungan nilai ctnt terhadap EKG penderita SKA di RS Dr. Wahidin Sudirohusodo?; c) Bagaimanakah hubungan nilai ctnt terhadap CK-MB dan LDH penderita SKA di RS Dr. Wahidin Sudirohusodo? Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui distribusi umur dan jenis kelamin penderita SKA di RS Dr. Wahidin Sudirohusodo, nilai ctnt penderita SKA di RS Dr. Wahidin Sudirohusodo, nilai ctnt berdasarkan gambaran EKG penderita SKA di RS Dr. Wahidin Sudirohusodo, nilai ctnt terhadap CK-MB dan LDH penderita SKA di RS Dr. Wahidin Sudirohusodo. Manfaat penelitian ialah untuk membantu peklinik dalam mendiagnosis SKA khususnya IMA dan penatalaksanaan terapi SKA. BAHAN DAN METODE Rancangan penelitian ialah kerat lintang (cross sectional), sedangkan data merupakan data sekunder rekam medik RS Dr. Wahidin Sudirohusodo, dari periode Maret sampai dengan Juli 2005. Penderita berasal dari Unit Pelayanan yang memeriksakan ctnt di Laboratorium, pada rekam medik dicatat umur, jenis kelamin, nilai ctnt, CK, CK-MB, LDH, EKG, kemudian dianalisis. Cara mengerjakannya, 15 ialah menggunakan uji ctnt, uji cepat (rapid test) yang pengukurannya menggunakan alat cardiac reader (Roche Diagnostic ); uji CK-MB, dengan metode immunochemistry UV (aktivasi NAC). Pengukuran dengan alat chemical auto analyzer (ABX Pentra 400); uji LDH, dengan metode kinetik UV. Pengukuran dengan alat chemical auto analyzer (ABX Pentra 400). HASIL DAN PEMBAHASAN Jumlah penderita (sampel) yang diteliti sebanyak 90 orang, terdiri atas laki-laki sebanyak 57 orang (63,33%) dan perempuan sebanyak 33 orang (36,67%) Penderita paling muda berumur 18 tahun dan paling tua berumur 80 tahun (lihat Tabel 1). 124 Indonesian Journal of Clinical Pathology and Medical Laboratory, Vol. 12, No. 3, Juli 2006: 123-126

Tabel 1. Distribusi sampel berdasarkan umur dan jenis kelamin Umur (tahun) < 40 40 49 50 59 60 69 70 Laki-laki 0 (0) 8 (14,03) 19 (33,33) 23 (40,35) 7 (12,28) Perempuan 4 (12,12) 9 (27,27) 8 (24,24) 6 (18,18) 6 (18,18) Jumlah 4 (4,44) 17 (18,89) 27 (30,00) 29 (32,22) 13 (14,44) Jumlah 57 (63,33) 33 (36,67) 90 (100) Di Tabel 1 yang banyak menderita SKA adalah laki-laki umur 60 sampai 69 tahun sebanyak 23 orang (40,35%). Kadar ctnt pada penderita SKA di RS Dr. Wahidin Sudirohusodo Kadar (nilai) ctnt terbanyak berkadar 0,1-2,0 ng/ ml sebanyak 39 orang (43,33%) Laki-laki sebanyak 30 orang (52,63%) (lihat Tabel 2). Tabel 2. Distribusi Kadar ctnt berdasarkan jenis kelamin ctnt (ng/ml) Negatif < 0,1 0,1 2,0 > 2,0 Laki-laki 19 (33,33) 1 (1,75) 30 (52,63) 7 (12,28) Perempuan 20 (60,60) 1 (3,03) 9 (27,27) 3 (9,09) Jumlah 39 (43,33) 2 (2,22) 39 (43,33) 10 (11,11) Jumlah 57 (63,33) 33 (36,67) 90 (100) Diagnosis IMA ditetapkan bila ada peningkatan enzim jantung, gambaran EKG memperlihatkan adanya gelombang Q dan elevasi ST. Ada 6,66%, ctnt negatif dengan gambaran EKG IMA positif, tetapi sebanyak 36,67% memperlihatkan gambaran EKG IMA negatif dengan kadar ctnt negatif. Gambaran EKG IMA positif dengan kadar ctnt 0,1 2,0 ng/ml sebanyak 26 orang (28,89%) (lihat Tabel 3). Dengan analisis statistik uji X 2 (chi square) diperlihatkan ada hubungan antara gambaran EKG IMA positif dan kadar ctnt (p < 0,05) dengan uji koefisien korelasi Pearson (Pearson Corelation) didapatkan hubungan yang bermakna antara kadar Troponin T terhadap CK-MB dan LDH (p = 0,001). Berdasar Tabel 1 umur di atas 70 tahun tidak ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan. Hal yang sama didapatkan Ferri (USA) dan kawankawan 5 secara epidemiologis dan demografis insidens laki-laki umur 40 tahun dan 65 tahun lebih banyak menderita SKA dibandingkan dengan perempuan, tetapi tidak ada perbedaan setelah umur 65 tahun. 5 Didasari penelitian ini umur < 40 tahun tidak didapatkan SKA penderita lakilaki, sedangkan sebanyak 4 orang (12,12%) adalah penderita perempuan. Menurut Ferri kebanyakan perempuan meninggal dan menderita IMA yang lebih berat (severe AMI ) dibandingkan dengan laki-laki. 5 Didasari Tabel 2, terlihat pula ctnt negatif mempunyai persentase yang sama dengan kadar ctnt 0,1 sampai 2,0 ng/ml yakni 43,33%. Penelitian Ravkilde 16 ctnt >0,2 ng/ml terdapat di 3 dari 23 penderita yang menjalani percutaneus transluminal coronary angioplasty (PTCA) (13,04%) menunjukkan adanya kerusakan miokardial. 13 Peningkatan CK-MB juga terlihat diketiga penderita ini. Hal yang tak jauh beda didapat dari penelitian ini, semua sampel menunjukkan peningkatan enzim jantung (CK, CK-MB, LDH) dan kadar > 2,0 ng/ml didapat sebanyak 11,11%. Didasari penelitian ini pula digambarkan kadar > 2,0 ng/ml mengalami mati jantung (cardiac death). Kadar ctnt berdasarkan gambaran EKG penderita SKA di RS Dr. Wahidin Sudirohusodo. SIMPULAN DAN SARAN Dari 90 penderita SKA yang diperiksa di RS Dr. Wahidin Sudirohusodo pada bulan Maret sampai Juli 2005 didapatkan: kadar ctnt terbanyak pada laki-laki berkadar 0,1 sampai 2,0 ng/ml, kelompok umur 60 sampai 69 tahun yang banyak menderita SKA, dengan jenis kelamin laki-laki lebih banyak daripada perempuan, terdapat korelasi peningkatan kadar ctnt dengan gambaran EKG di penderita IMA, terdapat hubungan yang bermakna antara kadar Troponin T terhadap CKMB dan LDH. Tabel 3. Distribusi kadar ctnt berdasarkan gambaran EKG Gambaran EKG Kadar ctnt Negatif <0,1ng/ml (low) 0,1 2,0 ng/ml >2,0 ng/ml(high) Total IMA negatif IMA positif 33 (36,67) 6 (6,66) 2 (2,22) 0 (0) 13 (14,44) 26 ( 28,89 ) 1 (1,11) 9 (10) 48 (53,33) 42 (46,67) Total 39 (43,33) 2 ( 2,22 ) 39 ( 43,33 ) 10( 11,11 ) 90 ( 100 ) Nilai Troponin T (ctnt) Penderita Sindrom Koroner Akut (SKA) - Nawawi, dkk. 125

Oleh karena itu disarankan bila diagnosis IMA sudah ditetapkan, sebaiknya test troponin dilakukan secara serial. Bila fasilitas laboratorik (fotometer) belum ada, disarankan test cepat ctnt bagi penderita nyeri dada. DAFTAR PUSTAKA 1. Hardjoeno, Metabolic Syndrome Diabetes and Cardiovascular Disease, AscPalm Congres, Medan 2004. 2. Hardjoeno, Rapid Testts Acut Coronary Syndrome, Seminar Dan Lokakarya Penanggulangan Penyakit Infeksi dan Kegawatan Medik, RS Dr. Wahidin Sudirohusodo 2004. 3. Mappahya, A.A., Penatalaksanaan Sindroma Koroner kut, Seminar dan Workshop Penanggulangan Penyakit Infeksi dan Kegawatan Medik, RS Dr Wahidin Sudirohusodo 2004. 4. Harrisons, Prinsiples of Internal Medicine, 15 ed, Philadelphia, McGraw Hill, 2000, 1387 97. 5. Ferri, F.F., Myocardial Infarction, Ferri s Clinical Advisor, 2004, 580 2. 6. Corbett, J.V., C-Reactive Protein Routine and High Sensitivity (Cardiac CRP) in Laboratory Test and Diagnositic with Nursing Diagnosis, Sixth edition, Pearson Prectice Hall, New Jersey, 2004, 366 7. 7. Alkatiri, J., Penyakit Jantung Koroner, Tantangan di Masa Datang dan Upaya-upaya Penanggulangannya, Pidato Pengukuhan Guru Besar Tetap dalam Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, Makassar, 1990. 8. Wijaya, A., Kurniasih, R.,: High Sensitivity C-Reactive Protein (hs-crp) Suatu Petanda Untuk Menentukan Risiko Penyakit Jantung Koroner Yang Menjanjikan Lab. Klinik Prodia, 2001, no 2. 9. Antman, E.M., Braunwald, E.,: Acute Myocardial Infarction, Braunwald, E,ed Heart Disease:A textbook of Cardiovascular Medicine, Phladelphia, Pa: WB Saunders, 1997, 1352 65. 10. Kusnandar, S., Troponin Petanda Infark Miokard dalam Pendidikan Berkesinambungan Patologi Klinik 2003, Bagian Patologi Klinik FK-UI, Jakarta, 2003, 103 12. 11. Gomi,Kunihide., Uzawa, R and Takogi, Y.,: Cardiac Troponin T: It s Basic and Clinical Significances, Departement of Clinical Pathology, Showa University School of Medicine, Tokyo, 1994, 1 5. 12. Adams, JE., Sicard, GA., Allen, BT., Bridwell, KH., Lenke, LG., Davila-Roman, VG., Bodor, GS., Ladenson, JH. And Jaffe, AS., Diagnosis of Preoperative Myocardial Infarction with Measurement of Cardiac Troponin I in New England Journal of Medicine, March 10, 1994, 330(10):670 4 13. Diagnosis of preoperative myocardial infarction with measurement of cardiac Troponin I in New England Journal of Medicine, 1999, 330:670 4. 14. Antmann, E.M., Grudzien, C and Sackz, DB, Evaluation of Rapid Bedside Assay for Detection of Serum Cardiac Troponin I, JAMA, April 26, 1995, 273:16, 1279 82. 15. Harun, S., Infark Miokard Akut, dalam Ilmu Penyakit Dalam, jilid I, edisi ketiga, Balai Penerbit FK-UI, Jakarta, 2001, 1098 112. 16. Hardjoeno., dkk, Interpretasi Hasil Test Laboratorium Diagnostik, Hasanuddin University Press, Majassar, 2003, 207 15. 17. Ravkilde J., Risk stratification in acute coronary syndrome using cardiac troponin I. ClinChem., 2000, 46:443 444. Available at http://www.clinchem.org/cgi/content/full/46/4/443. Accessed March 17, 2004. 126 Indonesian Journal of Clinical Pathology and Medical Laboratory, Vol. 12, No. 3, Juli 2006: 123-126