BAB VI HASIL RANCANGAN. dalam perancangan yaitu dengan menggunakan konsep perancangan yang mengacu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep dasar yang digunakan dalam Perancangan Sekolah Seni

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep perancangan yang digunakan dalam perancangan kembali pasar

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Pusat Seni Tradisi Sunda di Ciamis Jawa Barat menggunakan

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. Redesain terminal Arjosari Malang ini memiliki batasan-batasan

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Hasil perancangan dari kawasan wisata Pantai Dalegan di Kabupaten Gresik

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. Terakota di Trawas Mojokerto ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep tersebut

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center di Kota Malang ini

BAB VI HASIL RANCANGAN. tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental,

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. Hasil rancangan adalah output dari semua proses dalam bab sebelumnya

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan

BAB 6 HASIL PERANCANGAN. konsep Hibridisasi arsitektur candi zaman Isana sampai Rajasa, adalah candi jawa

BAB VI HASIL RANCANGAN. produksi gula untuk mempermudah proses produksi. Ditambah dengan

b. Kebutuhan ruang Rumah Pengrajin Alat Tenun

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Komplek Wisata Budaya Madura merupakan sebuah rancangan yang

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Jenis musik biasanya didasarkan pada karakter dominan pada sebuah karya

SEKOLAH MENENGAH TUNANETRA BANDUNG

BAB V KONSEP 5.1 Konsep Tata Ruang Luar Gambar 5.1 Skema Site Plan

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB 6 HASIL PERANCANGAN. di Trawas Mojokerto ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep diambil dari tema Re-

BAB V HASIL RANCANGAN

Structure As Aesthetics of sport

BAB 6 HASIL RANCANGAN. pemikiran mengenai sirkulasi angin kawasan serta pemaksimalan lahan sebagai

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DI KELURAHAN KALIGAWE

BAB VI HASIL PERANCANGAN Hasil Perancangan Tata Masa dalam tapak. mengambil objek Candi Jawa Timur (cagar budaya)sebagai rujukannya, untuk

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. 5.1 Konsep Tapak Bangunan Pusat Pengembangan dan Pelatihan Mesin Industri Zoning

5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik,

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep pada Hasil Rancangan. sebelumnya didasarkan pada sebuah tema historicism sejarah Singosari masa

BAB VI HASIL PERANCANGAN. konsep Combined Metaphore Reyog dan wawasan keislaman akan menghasilkan

BAB VI HASIL RANCANGAN. Hasil Rancangan menggunakan konsep Serenity in Fluidity yang dijelaskan

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Perancangan Fasilitas Pendukung Kawasan Kampung Inggris Pare

BAB IV ANALISIS. sebuah hal yang mendasari terciptanya wujud dari rumah Bugis. Ide gagasan ini

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Perancangan Gumul Techno Park di Kediri ini menggunakan konsep

Zona lainnya menjadi zona nista-madya dan utama-madya.

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. perancangan tapak dan bangunan. Dalam penerapannya, terjadi ketidaksesuaian

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang.

Perancangan Convention and Exhibition di Malang

BAB V. KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

Terminal Antarmoda Monorel Busway di Jakarta PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL ANTARMODA

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAMAN PINTAR DI KOTA SOLO DENGAN METAFORA ARSITEKTUR

by NURI DZIHN P_ Sinkronisasi mentor: Ir. I G N Antaryama, PhD

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep perancangan dilakukan untuk memudahkan kita dalam merancangan

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Konsep desain kawasan menggunakan konsep dasar transformasi yang

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Konsep tersebut berawal dari tema utama yaitu Analogy pergerakan air laut, dimana tema

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Konsep dasar perancangan pada Sekolah Pembelajaran Terpadu ini terbentuk. dari sebuah pendekatan dari arsitektur prilaku yaitu dengan cara menganalisa

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN INTERMODA DI TANGERANG

BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

SMK PERTANIAN DI TAWANGMANGU DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR EKOLOGIS

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Pengembangan tempat pelelangan ikan dan prasarana samudera dalam

BAB VI HASIL PERANCANGAN. terdapat pada konsep perancangan Bab V yaitu, sesuai dengan tema Behaviour

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR DIAGRAM...

BAB VI HASIL PERANCANGAN. apartemen sewa untuk keluarga baru yang merupakan output dari proses analisis

BAB VI HASIL RANCANGAN. rancangan arsitektur yang didasarkan pada sebuah konsep taneyan lanjhang yang

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. tema perancangan dan karakteristik tapak, serta tidak lepas dari nilai-nilai

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Batu adala Trade Eco Tourism (TET). Trade Eco Tourism (TET) market merupakan

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TEMPAT ISTIRAHAT KM 166 DI JALAN TOL CIKOPO-PALIMANAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. mengacu pada tema dasar yaitu high-tech architecture, dengan tujuh prinsip tema

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Konsep dasar rancangan yang mempunyai beberapa fungsi antara lain: 1.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP. marmer adalah Prinsip Sustainable Architecture menurut SABD yang terangkum

lib.archiplan.ugm.ac.id

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Perancangan Kembali Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong di

BAB V KONSEP PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

Konsep Penataan Massa

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB III. Ide Rancangan. pengganti material kayu yang semakin susah diperoleh dan semakin mahal harga

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. a. Aksesibilitas d. View g. Vegetasi

BAB V. Konsep Perancangan

BAB VI HASIL RANCANGAN. Hasil perancangan diambil dari dasar penggambaran konsep yang terdapat

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GOR BASKET DI KAMPUS UNDIP TEMBALANG. sirkulasi/flow, sirkulasi dibuat berdasarkan tingkat kenyamanan sbb :

BAB VI HASIL PERANCANGAN. simbolisme dari kalimat Minazh zhulumati ilan nur pada surat Al Baqarah 257.

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. dengan ruang-ruang produksi kerajinan rakyat khas Malang yang fungsi

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Transkripsi:

153 BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Dasar Rancangan Di dalam perancangan Sekolah Seni Pertunjukan Tradisi Bugis terdapat beberapa input yang dijadikan dalam acuan perancangan. Aplikasi yang diterapkan dalam perancangan yaitu dengan menggunakan konsep perancangan yang mengacu pada nilai-nilai tradisi yang terkandung dalam rumah Bugis yang telah dijelaskan pada bab konsep perancangan. 6.1.1 Prinsip Reinterpreting Tradition Pada Rancangan Prinsip-prinsip Reinterpreting Tradition yang dipakai di dalam perancangan sekolah seni pertunjukan yaitu: 1. Memperlihatkan identitas tradisi rumah bugis. 2. Mentransformasikan tradisi rumah bugis ke dalam bangunan secara abstrak. 3. Memperlihatkan identitas tradisi rumah bugis secara simbolik ke dalam bentuk baru yang lebih kreatif. 4. Memperlihatkan tradisi rumah bugis sebagai tradisi yang sesuai untuk segala zaman. Rumah Bugis memiliki banyak nilai-nilai tradisi yang dapat digunakan, namun dalam perancangan sekolah seni pertunjukan tradisi bugis ini hanya menggunakan konsep kosmologis rumah bugis yang terdiri dari Botting Langi' (dunia atas), Ale Kawa (dunia tengah), dan Uri Liyu' (dunia bawah). Dan juga diperkuat oleh empat prinsip hidup suku bugis yaitu Sipakatau (saling memanusiakan), Sipakainge'

154 (saling mengingatkan), Sipakalebbi' (Saling menghormati), Sipatokkong (Saling membantu). 6.2 Hasil Rancangan Tapak dan Kawasan Di dalam perancangan tapak dan kawasan Sekolah Seni Pertunjukan Tradisi Bugis menerapkan nilai tradisi rumah Bugis dan prinsip hidup suku bugis yang bertujuan untuk menghidupkan kembali spirit dari tradisi bugis. 6.2.1 Zoning Dalam penzoningan Sekolah Seni Pertunjukan Tradisi Bugis ini mengambil nilai dari tiga tingkatan dunia yaitu Botting Langi' (dunia atas), Ale Kawa (dunia tengah), dan Uri Liyu' (dunia bawah). Gambar 6.1 Hasil Rancangan Zoning Kawasan

155 6.2.2 Tata Massa Pola tatanan massa Sekolah Seni Pertunjukan Tradisi Bugis mengambil nilai dari Pola penataan massa kampung Bugis sendiri dimana pada bagian tengah perkampungan merupakan tempat peribadatan atau tempat sakral. Dalam hasil rancangan, gedung sekolah seni pertunjukan merupakan perwujudan dari tempat sakral pada pola penataan kampung Bugis. Gambar 6.2 Hasil Rancangan Tata Massa

156 6.2.3 Aksesibilitas Sekolah seni pertunjukan tradisi bugis dapat dicapai melalui jalan sebelah barat kemudian terpisah menjadi dua yaitu jalan sebelah kiri untuk pengunjung dan pengelola sedangkan pada jalan sebelah kanan untuk para. Hal ini merupakan perwujudan dari nilai Sipakalebbi (saling menghormati) dengan pemisahan akses menuju bangunan. Gambar 6.3 Hasil Rancangan Aksesibilitas

157 6.2.4 Sirkulasi Sirkulasi pejalan kaki dari area parkir menuju bangunan pada Sekolah Seni Pertunjukan Tradisi Bugis terdapat selasar yang mengambil nilai dari Sipakalebbi' (saling menghormati). Gambar 6.4 Hasil Rancangan Sirkulasi 6.2.5 Vegetasi Jenis vegetasi yang digunakan pada Sekolah Seni Pertunjukan Tradisi Bugis yang berfungsi sebagai peneduh, dan pembatas taman. Jenis vegetasinya antara lain pohon tanjung, pohon cemara, pohon palem dan tanaman perdu berupa Lili Brasil.

158 Gambar 6.5 Hasil Rancangan Vegetasi 6.2.6 Kebisingan Gedung pertunjukan outdoor pada Sekolah Seni Pertunjukan Tradisi Bugis merupakan sumber kebisingan yang dapat mengganggu aktifitas dalam maupun luar tapak. Dengan pemberian vegetasi disekeliling bangunan dan menurunkan elevasi dapat memecah dan memantulkan suara yang dihasilkan.

159 Gambar 6.6 Hasil Rancangan Kebisingan 6.2.7 View Pemanfaatan elemen dari bangunan yang berupa atap sebagai view ke dalam tapak. Mengambil nilai dari kepercayaan terhadap dunia atas yang merupakan tempat dewa bersemayam. Dan menurunkan elevasi gedung pertunjukan outdoor agar view ke luar yang berupa gunung tidak terhalang.

160 Gambar 6.7 Hasil Rancangan View 6.3 Hasil Rancangan Ruang dan Bentuk Bangunan Rancangan bangunan ini merupakan perancangan yang diterapkan kepada bangunan, baik itu mulai dari susunan ruang, visual bangunan, dan fungsi dari setiap bangunan. Ada beberapa jenis bangunan yang terdapat dalam Sekolah Seni Pertunjukan Tradisi Bugis, berikut jenis bangunan yang telah dirancang dan penjelasan dari perancangan setiap bangunan tersebut.

161 6.3.1 Massa Bangunan Sekolah Bangunan ini merupakan bangunan tempat pembelajaran dan pelatihan seni pertunjukan tradisi Bugis. Bangunan sekolah ini terdiri dari ruang-ruang untuk pelatihan seni tari dan musik, serta ruang-ruang kelas untuk pembelajaran teori mengenai seni tari dan seni musik tradisi Bugis. Gambar 6.8 Denah Gedung Sekolah Berikut ini gambaran mengenai suasana ruang dari gedung sekolah yang dapat dilihat dalam gambar potongan bangunan.

162 Gambar 6.9 Potongan Gedung Sekolah Bentuk bangunan dari gedung sekolah mengambil nilai dari tiga tingkatan dunia yang memisahkan bangunan menjadi tiga zona, yaitu zona studio tari dan musik, zona kelas teori, dan ruang pengajar. Bangunan juga mengambil nilai dari prinsip Sipakainge' (saling mengingatkan) dimana bentuk dari elemen bangunan mengalami perulangan.

163 Gambar 6.10 Tampak Gedung Sekolah 6.3.2 Massa Bangunan Pertunjukan Indoor Bangunan pertunjukan indoor merupakan bangunan yang bersifat publik dimana pengunjung dapat menyaksikan pertunjukan seni tradisi Bugis. Fungsi dari bangunan ini adalah sebagai tempat pertunjukan seni dalam ruangan.

164 Gambar 6.11 Denah Gedung Pertunjukan Indoor Berikut ini gambaran mengenai suasana ruang dari Gedung Pertunjukan Indoor yang dapat dilihat dalam gambar potongan bangunan.

165 Gambar 6.12 Potongan Gedung Pertunjukan Indoor Bentuk bangunan gedung pertunjukan indoor mengambil nilai dari prinsip Sipatokkong (saling membantu) dimana bentukan atap yang saling menumpuk. Selain itu juga mengambil nilai dari tiga tingkatan dunia yang membagi bangunan menjadi tiga bagian. Dunia bawah digambarkan pada area penjualan tiket, dunia tengah digambarkan pada area tangga yang menghubungkan antara area penjualan tiket dan ruang pertunjukan, dan dunia atas digambarkan pada ruang pertunjukan.

166 Gambar 6.13 Tampak Gedung Pertunjukan Indoor 6.3.3 Massa Bangunan Gedung Multifungsi Gedung multifungsi merupakan bangunan publik yang menampung beberapa fungsi penunjang dari sekolah seni pertunjukan tradisi Bugis. Dalam bangunan ini terdiri dari ruang restaurant, ATM Center, Penjualan alat seni/cinderamata, galeri seni, dan perpustakaan.

167 Gambar 6.14 Denah Gedung Multifungsi Berikut ini gambaran mengenai suasana ruang dari gedung multifungsi yang dapat dilihat dalam gambar potongan bangunan.

168 Gambar 6.15 Potongan Gedung Multifungsi Bentuk bangunan dari gedung multifungsi mengambil nilai dari Sipakatau (saling memanusiakan) dimana terdapat berbagai macam bentukan atap dalam satu massa bangunan. Selain itu bangunan ini juga mengambil nilai dari tiga tingkatan dunia dimana dunia bawah merupakan galeri, kemudian dunia tengah adalah stand penjualan, dan dunia atas adalah perpustakaan. Gambar 6.16 Tampak Gedung Multifungsi

169 Interior galeri dan perpustakaan di dalam gedung multifungsi dibuat dengan menghadirkan warna natural dari material yang digunakan, seperti dalam tradisi rumah Bugis yang menggunakan warna material kayu asli. Gambar 6.17 Interior Ruang Makan Restaurant & Perpustakaan

170 6.3.4 Massa Bangunan Gedung Pengelola Bangunan kantor pengelola bersifat semi publik yang berfungsi sebagai tempat bekerja bagi pengelola Sekolah Seni Pertunjukan Tradisi Bugis. Bangunan kantor pengelola terdiri dari beberapa ruang seperti ruang karyawan, ruang direktur, ruang tamu, dan ruang rapat. Gambar 6.18 Denah Gedung pengelola

171 Berikut ini gambaran mengenai suasana ruang dari gedung pengelola yang dapat dilihat dalam gambar potongan bangunan. Gambar 6.19 Potongan Gedung Pengelola Bentuk bangunan pengelola mengambil nilai dari prinsip Sipakainge' (saling mengingatkan) dimana bangunan gedung pengelola berbentuk panggung. Hal ini bertujuan untuk mengingatkan kembali bentuk asli dari rumah Bugis yang berbentuk panggung, selain itu juga merupakan perwujudan dari identitas bentuk dari tradisi rumah Bugis.

172 Gambar 6.20 Tampak Gedung Pengelola 6.3.5 Massa Bangunan Gedung Musholla Bangunan musholla bersifat publik yang berfungsi sebagai tempat ibadah bagi pelajar, pengelola, dan pengunjung Sekolah Seni Pertunjukan Tradisi Bugis. Bangunan Musholla terdiri dari ruang sholat, tempat wudhu dan kamar mandi.

173 Gambar 6.21 Denah Musholla Berikut ini gambaran mengenai suasana ruang dari Musholla yang dapat dilihat dalam gambar potongan bangunan.

174 Gambar 6.22 Potongan Musholla Berikut ini gambaran mengenai bentuk dari musholla yang dapat dilihat dalam gambar tampak bangunan.

175 Gambar 6.23 Tampak Musholla 6.3.6 Massa Bangunan Gedung Pertunjukan Outdoor Bangunan Gedung Pertunjukan Outdoor bersifat publik dan terbuka yang berfungsi sebagai tempat untuk mementaskan seni pertunjukan tradisi Bugis. Gedung pertunjukan Outdoor terdiri dari beberapa ruang, yaitu ruang tata rias dan busana pria dan wanita, ruang kontrol audio dan visual, dan panggung pertunjukan.

176 Gambar 6.24 Denah Gedung Pertunjukan Outdoor Berikut ini gambaran mengenai suasana ruang dari gedung pertunjukan outdoor yang dapat dilihat dalam gambar potongan bangunan. Gambar 6.25 Potongan Gedung Pertunjukan Outdoor

177 Berikut ini gambaran mengenai bentuk dari gedung pertunjukan outdoor yang dapat dilihat dalam gambar tampak bangunan. Gambar 6.26 Tampak Gedung Pertunjukan Outdoor 6.3.7 Massa Bangunan Informasi Bangunan informasi berfungsi sebagai tempat bagi para pengunjung untuk mendapatkan informasi mengenai Sekolah Seni Pertunjukan Tradisi Bugis, seperti informasi tentang letak gedung. Bangunan ini terdiri dari ruang pelayanan informasi, dan ruang tunggu. Selain itu tempat ini juga merupakan sebagai tempat untuk mendapatkan jasa pemandu bagi sebuah kelompok yang datang untuk melakukan studi banding ataupun wisata.

178 Gambar 6.27 Denah Gedung Informasi Berikut ini gambaran mengenai suasana ruang dari gedung informasi yang dapat dilihat dalam gambar potongan bangunan.

179 Gambar 6.28 Potongan Gedung Informasi Berikut ini gambaran mengenai bentuk dari gedung informasi yang dapat dilihat dalam gambar tampak bangunan.

180 Gambar 6.29 Tampak Gedung Informasi 6.3.8 Massa Bangunan Pos Jaga Pos jaga berfungsi sebagai tempat pengawasan pengunjung yang masuk dan keluar ke dalam sekolah seni pertunjukan tradisi Bugis. Selain itu juga sebagai tempat pemeriksaan barang bawaan pengunjung seperti benda-benda tajam dan sebagainya yang dapat mengancam keselamatan pengunjung lainnya.

181 Gambar 6.30 Denah Pos Jaga Berikut ini gambaran mengenai suasana ruang dari pos jaga yang dapat dilihat dalam gambar potongan bangunan. Gambar 6.31 Potongan Pos Jaga

182 Berikut ini gambaran mengenai bentuk dari pos jaga yang dapat dilihat dalam gambar tampak bangunan. Gambar 6.32 Tampak Pos Jaga 6.4 Struktur Pemilihan struktur yang digunakan pada Sekolah Seni Pertunjukan Tradisi Bugis berdasarkan pertimbangan keadaan lingkungan sekitar dan desain bangunan. Dengan lokasi tapak yang berada di tanah bekas persawahan sehingga kepadatan tanah masih belum stabil, maka pondasi yang digunakan adalah perpaduan antara pondasi batu kali, pondasi sepatu (footplat), dan pondasi bor mini (strauss pile). Sedangkan untuk konstruksi atap menggunakan struktur rangka ruang dan rangka batang.

183 Gambar 6.33 Hasil Rancangan Struktur Gambar 6.34 Hasil Rancangan Struktur

184 Gambar 6.35 Hasil Rancangan Struktur 6.5 Utilitas 6.5.1 Utilitas Air Kawasan Sumber air bersih pada Sekolah Seni Pertunjukan Tradisi Bugis berasal dari air PDAM dan sumur bor. Air hujan maupun Air kotor yang dihasilkan di tiap-tiap bangunan dialirkan ke Instalasi Pengolahan Air Limbah yang ada dalam tapak, kemudian dimanfaatkan untuk sprinkler pada saat terjadi kebakaran dan suntuk sprayer di taman.

185 Gambar 6.36 Utilitas Air Kawasan 6.5.2 Utilitas Listrik Sumber energi listrik pada Sekolah Seni Pertunjukan Tradisi Bugis memanfaatkan energi listrik dari PLN dan juga menggunakan genset sebagai sumber listrik cadangan. Listrik yang berasal dari PLN kemudian di teruskan ke Control Panel listrik, setelah itu baru di teruskan ke tiap-tiap bangunan. Sumber listrik yang digunakan untuk lampu jalan dan lampu sorot taman menggunakan fotovoltaik yang akan menyimpan energi surya pada siang hari kemudian baru digunakan ketika malam hari.

186 Gambar 6.37 Utilitas Mechanical & Electrical Kawasan 6.5.3 Utilitas Sampah Penanggulangan Sampah pada Sekolah Seni Pertunjukan Tradisi Bugis dengan meletakkan tempat sampah pada setiap titik bangunan kemudian diangkut ke tempat penampungan sampah sementara dalam tapak. Setelah itu sampah yang ada dalam tempat penampungan sampah sementara di angkut menuju TPA.

187 Gambar 6.38 Utilitas Sampah Kawasan 6.5.4 Utilitas Penanggulangan Kebakaran Sistem untuk menanggulangi bahaya kebakaran yaitu setiap ruang dalam bangunan diberikan sprinkler sebagai langkah awal untuk mengurangi dampak kebakaran agar tidak merambat kebangunan lain. Air yang dikeluarkan oleh sprinkler berasal dari air bekas tiap bangunan dan air hujan yang ditampung di dalam bak penampungan bawah tanah. Hydrant diletakkan di tiap-tiap titik bangunan untuk mempermudah atau mempercepat proses pemadaman sehingga tidak merambat dengan cepat kebangunan yang lain.

188 Gambar 6.39 Utilitas Penanggulangan Kebakaran Kawasan 6.5.5 Utilitas Jalur Evakuasi Kebakaran Jalur evakuasi dibuat untuk penanganan bencana seperti kebakaran untuk membantu dan mempercepat proses evakuasi pengunjung menuju tempat yang aman. Area terbuka seperti taman yang berada paling dekat dengan akses masuk/keluar bangunan dijadikan sebagai tempat penampungan evakuasi pengguna untuk menunggu bantuan yang akan mengarahkan keluar dari tapak.

Gambar 6.40 Utilitas Jalur Evakuasi Kebakaran Kawasan 189

190 6.5.6 Utilitas Akustik Sistem akustik pada bangunan Sekolah dan Gedung pertunjukan indoor dibuat untuk mengefisiensikan suara yang dihasilkan dan tidak mengganggu terhadap aktifitas sekitar. Pada ruang studio tari dan studio musik mengenik jenis peredam rockwool yang dipasang di setiap sisi dinding interior studio. Gambar 6.41 Utilitas Akustik Gedung Sekolah Gambar 6.42 Peredam Rockwool ruang kelas studio

191 pada gedung pertunjukan outdoor menggunakan peredam suara jenis akustik panel diffuser. Panel ini dipasang pada dinding-dinding ruangan Gambar 6.43 Utilitas Akustik Gedung Pertunjukan Indoor

Gambar 6.42 Peredam Akustik Panel Diffuser Pada Ruang Pertunjukan Indoor 192