BAB II GAMBARAN UMUM KOTA KOTAMOBAGU

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II GAMBARAN UMUM KOTA KOTAMOBAGU

Buku Putih Sanitasi Kota Kotamobagu 2012

Gambaran Umum Wilayah

2.1 Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik. A. Kondsi Geografis

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN SOPPENG

KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH

PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KOTA KOTAMOBAGU

D A F T A R I S I Halaman

Daftar Tabel. Halaman

Gambar 9. Peta Batas Administrasi

Kota Salatiga terletak antara Lintang Selatan dan antara , ,64 Bujur Timur.

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak Geografis. 08º00'27" Lintang Selatan dan 110º12'34" - 110º31'08" Bujur Timur. Di

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Wilayah Administratif Kabupaten Tanggamus

BAB IV GAMBARAN UMUM

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun

BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT

BUKU PUTIH SANITASI KOTA SALATIGA 2012

IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi

BUKU PUTIH SANITASI. KOTA KOTAMOBAGU Provinsi Sulawesi Utara. Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2012

WALIKOTA KOTAMOBAGU PROVINSI SULAWESI UTARA PERATURAN DAERAH KOTA KOTAMOBAGU NOMOR 8 TAHUN 2014

BAB III Data Lokasi 3.1. Tinjauan Umum DKI Jakarta Kondisi Geografis

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

2017, No Tingkat I Sulawesi Selatan-Tenggara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1964 Nomor 7) menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara R

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT. Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan luas wilayah

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH DAN ISU STRATEGIS... II-1

BAB IV GAMBARAN UMUM

KONDISI W I L A Y A H

BAB III TINJAUAN WILAYAH KABUPATEN SLEMAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI WILAYAH PERENCANAAN 2.1. KONDISI GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI

III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III TINJAUAN LOKASI. 3.1 Tinjauan Umum Kabupaten Kulon Progo sebagai Wilayah Sasaran Proyek

GAMBARAN UMUM KOTA TANGERANG SELATAN

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV KONDISI UMUM KABUPATEN BOGOR

V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung.

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

KAJIAN PEMANFAATAN LAHAN PADA DAERAH RAWAN LONGSOR DI KECAMATAN TIKALA KOTA MANADO

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

BAB IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. Secara Geografis Kota Depok terletak di antara Lintang

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PRODUKSI PADI SAWAH DI DAERAH PENELITIAN

Lampiran Peraturan Bupati Tanah Datar Nomor : 18 Tahun 2015 Tanggal : 18 Mei 2015 Tentang : Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2016 DAFTAR ISI

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM. Sumber: Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Depok (2010) Gambar 12. Peta Adminstratif Kecamatan Beji, Kota Depok

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. A. Kondisi Geografis dan Profil Singkat Daerah Istimewa Yogyakarta. Gambar 4.1

BAB 3 GAMBARAN UMUM WILAYAH

I. KARAKTERISTIK WILAYAH

PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KOTA KOTAMOBAGU

Bupati Murung Raya. Kata Pengantar

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Fisiografi

BAB 2 GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak Geografis dan Fisiografis. perbukitan karst berarti bentuk wilayahnya perbukitan dan batuannya karst.

BAB III TINJAUAN KAWASAN WILAYAH

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB 2 GAMBARAN UMUM WILAYAH

IV. KONDISI UMUM WILAYAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan Dan Sasaran C. Lingkup Kajian/Studi

BAB II GAMBARAN UMUM KOTA BANDUNG

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang


DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... xii

MPS Kabupaten Bantaeng Latar Belakang

Grup Perbukitan (H), dan Pergunungan (M)

BAB III TINJAUAN WILAYAH

PROFIL SANITASI SAAT INI

DAFTAR ISI RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN

STATISTIK DAERAH KECAMATAN SEKUPANG

Kata Pengantar. Akhir kata kepada semua pihak yang telah turut membantu menyusun laporan interim ini disampaikan terima kasih.

BAB 3 TINJAUAN WILAYAH

BAB II DESKRIPSI DAERAH STUDI

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB III TINJAUAN WILAYAH

DAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2

IV. DINAMIKA PENDIDIKAN DASAR

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Sejarah terbentuknya Kabupaten Lampung Selatan erat kaitannya dengan dasar

BAB IV GAMBARAN UMUM

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

Transkripsi:

BAB II GAMBARAN UMUM KOTA KOTAMOBAGU 2.1 Gambaran Geografis, Administratif dan Kondisi Fisik Kota merupakan wilayah otonom baru yang dimekarkan dari Kabupaten Bolaang Mongondow berdasarkan UU No 4 Tahun 2007. merupakan salah satu wilayah yang terletak di Provinsi Sulawesi Utara, terletak antara 0 o 30 1 o 0 Lintang Utara dan 123 0 124 0 Bujur Timur. Batasbatasnya meliputi : Sebelah Utara berbatasan dengan Kec. Passi Timur & Passi Barat, Kab. Bolmong Sebelah Timur berbatasan dengan Kec. Modayag, Kab. Boltim Sebelah Selatan berbatasan dengan Kec. Lolayan, Kab. Bolmong Sebelah Barat berbatasan dengan Kec. Passi Barat, Kab. Bolmong Sebagai bagian dari wilayah Provinsi Sulawesi Utara maka secara umum Kota juga beriklim tropis yang dipengaruhi angin muson. Pada bulan November sampai bulan April bertiup angin barat yang menurunkan hujan. Sebaliknya angin tenggara yang bertiup dari bulan Mei sampai Oktober mendatangkan musim kemarau. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Januari (165,0 mm) dan terendah jatuh pada bulan Mei. Rata rata curah hujan yang terjadi antara 2.000 2.400 mm per tahun dengan jumlah hari hujan 90 120 hari. Suhu udara ratarata adalah 25,2 0 C. Suhu udara maksimal rata rata tercatat 30,4 0 C dan suhu udara minimum ratarata 22,0 0 C. Kelembapan udara tercatat 73,4%. Kendati demikian suhu atau temperatur Kota juga dipengaruhi oleh ketinggian di atas permukaan laut. Analisis Landform yang dilakukan oleh Bakosurtanal tahun 2011, melalui interpretasi peta rupa bumi Indonesia skala 1 : 50.000 yang ditunjang dengan citra landsat ETM 7 dan citra SRTM 90m. Pengelempokan landform mengacu pad klasifikasi Landform LREP II (Marsoedi et, al. 1997) berdasarkan hasil interpretasi tersebut, daerah kota dikelompokan kedalam 3 landform, yaitu Aluvial, Volkan dan Tektonik. Bab II 1

Peta 2.1 : Peta Administrasi Kota Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Daerah Kota (2011) Bab II 2

2.1.1 Geologis a. Grup Aluvial (A) Group Aluvial didaerah Kota merupakan landform muda (Resen) yang terbentuk dari proses fluvial (Aktivitas Sungai). Penyebaran landform alluvial umumnya disekitar sungai, dataran alluvial, pelembahan, dan lereng bawah dari perbukitan. Grup Aluvial di Kota dapat dibedakan menjadi dataran Aluvial, Dasar Lembah dan jalur Aliran Sungai. Dataran Aluvial Merupakan dataran datar yang terbentuk dibagian hilir dari sungai besar yang tersusun dari bahanbahan baru dari sungai tersebut. Pada umumnya terbentuk dari endapan halus dan kasar. Jalur Aliran Sungai Merupakan lahan sepanjang aliran sungai yang tersusun dari bahanbahan endapan dari sungai tersebut. Pada umumnya terbentuk dari endapan halus dan kasar. Satuan landform ini memiliki relief datar dengan lereng. b. Grup Tektonik (T) Landform didaerah Kota terbentuk akibat dari proses tektonik (Orogenesis dan Epirogenesis), berupa proses angkatan, lipatan dan atau patahan. Bentuk landform tersebut ditentukan oleh prosesproses diatas dan sifat litologinya (Struktural). Landform tektonik dikota mempunyai penyebaran dibagian barat. Akibat prosesproses yang terjadi dan sifat litologinya, tektonik dan struktural didaerah Kota dibedakan menjadi : Perbukitan/Pegunungan Tektonik dan Bute. Perbukitan/pegunungan tektonik Merupakan landform dengan relief perbukitan atau pegunungan terbentuk karena proses tektonik, tetapi tidak atau sedikit menunjukan adanya indikasi structural dan mempunyai variasi perbedaan intensitas relief, kecuraman lereng, bentuk lereng, pola puncak, kerapatan dan pola drainase serta pola torehannya. Pembentukannya dipengaruhi oleh tipe batuan (litologi) dan struktur tektonik dalam kaitannya dengan proses pelapukan dan erosi. Berdasarkan lereng dan perbedaan tingginya, landform ini dapat dibedakan menjadi : perbukitan tektonik. Lereng >30% dengan perbedaan tinggi 50 300 m. dan pegunungan tektonik lereng >30% dengan perbedaan tinggi >300 m. landform ini terbentuk dari tufa pasir berkapur. Bab II 3

Bute Merupakan punggungan mendatar sisa erosi dengan ukuran lebih kecil daripada mesa, bagian lereng yang tererosi lebih dominan. Di daerah Kota Kotamobag lahan ini memiliki relief datar hinggar agak datar dengan lereng 1 2 % sampai berombak lereng 2 8 %. Lahan ini terbentuk dari bahan induk tufa pasiran berkapur. Kota merupakan wilayah dataran tinggi dengan sistem berbentuk mangkok ditengah kota. Sebagian besar mempunyai relief berbukitbergunung dan sangat curam dengan lereng >15%. Tempat tertinggi terletak dibagian timur laut. Tabel 2.1 Rincian Lereng di Kota Kecamatan Kelas Lereng (%) Luas (Ha) Utara 02 28 815 1525 2540 >40 Selatan 02 28 815 1525 2540 >40 Barat 02 28 815 1525 2540 >40 Timur 02 28 815 1525 2540 >40 Sumber : Perhitungan Luas Peta Digital 18,63 417,22 327,07 200,44 105,33 87,50 1255,56 2197,52 491,49 689,52 1171,47 1211,96 232,51 774,47 391,80 630,23 790,33 410,72 73,82 1203,87 326,95 134,72 46,19 2,03 Sungai Kota dilalui sejumlah sungai, diantaranya sungai yang terbesar adalah sungai Ongkag Mongondow yang bermuara di Inobonto yang bergabung dengan Ongkag Dumoga. Sungai lainnya dalah Sungai Kotobangon, Sungai Gogagoman, Sungai Moayat dan beberapa sungai kecil lainnya. Pada umumnya keberadaan air tanah dikotamobagu kualitasnya terbilang cukup baik, sehingga dimanfaatkan sebagai sumber air PDAM dan usaha perikanan. Namun Bab II 4

demikian tingkat pelapukan batuan yang ada diwilayah Kota terjadi cukup tinggi yang diikuti dengan laju perubahan penutupan lahan oleh pembangunan menyebabkan kapasitas infiltrasi air hujan menjadi sangat rendah yang berakibat pada tingginya run off, hal ini merupakan salah satu penyebab menurunnya muka air tanah dimusim kemarau. Tabel 2.2 Nama Sungai Dirinci menurut Kecamatan 2011 Kecamatan Nama Sungai Panjang Sungai (km) Utara Bilalang Toko Kotobangon Selatan Yantaton Kopek Timur Barat Sumber : Kantor Lingkungan Hidup Bonodon Yoyak Motoboi Besar Mongkonai Ongkag Mongondow 2.1.2 Administratif Kota secara administratif terbagi kedalam 4 kecamatan dan 32 desa/kelurahan kondisi sampai bulan Maret 2010. Luas keseluruhannya mencapai 184,33 KM 2. Kota memiliki ketinggian yang bervariasi (tabel 1.7). Desa yang tertinggi adalah Desa Moyag Todulan dengan ketinggian 650 M dari permukaan laut, selanjutnya Desa Moyag Tampoan dengan ketinggian 635 M. Hal ini akibat tekstur alam Kota yang bergununggunung dan berbukitbukit. Tabel 2.3 Kota Menurut Wilayah 2011 Wilayah Administrasi Jumlah Kecamatan 4 Desa 15 Kelurahan 18 Penduduk 107.459 Sumber : Dalam Angka 2010 Bab II 5

Kecamatan Table 2.4 Luas Wilayah menurut Kecamatan Tahun 2011 Tinggi RataRata dari permukaan laut (m) Luas Wilayah Menurut BPS (Km 2 ) Luas Wilayah Berdasar Peta (Km 2 ) Persentase Luas Berdasar Peta Utara 368 22,47 11,56 8,76 Selatan 257 85,27 70,18 53,20 Timur 337 65,68 17,88 13,55 Barat 225 10,61 32,30 24,49 225 184,33 131,92 100.00 Sumber : dalam angka 2010 dan Pengolahan peta digital Tabel 2.5 Luas Wilayah Kota menurut Desa/Kelurahan 2011 Nama Kecamatan Nama Desa/Kelurahan Luas (KM 2 ) % Utara Kelurahan Biga Kelurahan Genggulang Desa Bilalang Satu Kelurahan Upai Desa Pontodon Induk Desa Sia Desa Pontodon Timur Desa Bilalang Dua 1,19 0,95 0,93 3,72 0,41 2,84 0,65 0,88 10,29 8,22 8,04 32,18 3,55 24,57 5,62 7,61 Total Luas Kecamatan Utara 11,56 100,09 Nama Kecamatan Nama Desa/Kelurahan Luas (KM 2 ) % Selatan Desa Bungko Desa Tabang Desa Poyowa Besar Dua Desa Poyowa Besar Satu Desa Kopandakan Satu Kelurahan Pobundayan Kelurahan Motoboi Kecil Kelurahan Mongondow Desa Poyowa Kecil 5,07 8,89 13,11 15,98 3,57 1,36 2,12 0,32 19,76 7,22 12,67 18,68 22,77 5,09 1,94 3,02 0,46 28,16 Total Luas Kecamatan Selatan 70,18 100,00 Timur Desa Kobo Kecil Kelurahan Motoboi Besar Kelurahan Kobo Besar Kelurahan Matali Kelurahan Tumobui Kelurahan Sinindian Desa Moyag Todulan Kelurahan Kotobangon Desa Moyag Tompoan Desa Moyag 1,77 2,25 1,71 1,41 1,08 1,02 1,03 3,21 2,35 2,04 9,90 12,58 9,56 7,89 6,04 5,70 5,76 17,95 13,14 11,41 Total Luas Kecamatan Timur 17,18 99,94 Bab II 6

Barat Kelurahan Mongkonai Kelurahan Mogolaing Kelurahan Kelurahan Molinow Kelurahan Gogagoman Kelurahan Mongkonai Barat 0,52 1,48 0,88 3 2,51 23,9 1,61 4,58 2,72 9,29 7,77 73,99 Total Luas Kecamatan Barat 32,3 99,97 2.2 Kependudukan Penduduk Kota pada tahun 2011 sebanyak 107,459 orang (Hasil Sensus penduduk 2010). Sebagian besar penduduk Kota tergolong usia muda (<35 tahun) Selama Periode 2000 2010, rata rata pertumbuhan penduduk tiap tahun sebesar 2,14 %. Persebaran penduduk di Kota dapat dikatakan kurang merata. Di Kecamatan Selatan misalanya, Kecamatan yang luasnya mencakup 53, 20 % dari seluruh wilayah Kota hanya dihuni oleh 28,08 % dari penduduk Kota dengan tingkat kepadatan 399, 40 orang per kilometer persegi. Sementara di Kecamatan Timur yang memiliki luas 13,55 % dari luas Kota hanya dihuni oleh 24,53 % penduduk Kota dengan tingkat kepadatan 1.473,99 % orang per kilometer persegi. Berdasarkan sensus penduduk 2010, rasio jenis kelamin Kota sebesar 104,15. Hal ini menunjukan bahwa terdapat 104 penduduk lakilaki setiap 100 penduduk perempuan. Dengan kata lain penduduk lakilaki lebih banyak dari pada penduduk perempuan. Sebaran populasi di Kota dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 2.6 Jumlah Penduduk, Luas Daerah dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan 2011 Kecamatan Jumlah Penduduk Luas Daerah (Km 2 ) Kepadatan Penduduk Per Km 2 Utara 15.396 11,56 1.331,83 14,33 Selatan 28.030 70,18 399,400 26,08 Timur 26.355 17,88 1.473,99 24,53 Barat 37.678 32,30 1.166,50 35,06 107.459 131,92 814,58 100,00 Sumber : Data BPS, Sensus 2010 dan Perhitungan luas peta digital % Penduduk Kecamatan Terhadap Penduduk Kota Tabel 2.7 Prediksi Pertambahan Penduduk Sampai Tahun 2022 Jumlah Proyeksi Jumlah Penduduk Pada Tahun Perencanaan Kecamatan Penduduk Tahun 2010 2012 2013 2014 2015 2022 Utara 15.396 15.977 16.276 16.580 16.890 19.229 Selatan 28.030 29.369 30.062 30.771 31.497 37.084 Timur 26.355 27.414 27.960 28.516 29.084 33.084 Barat 37.678 39.354 40.220 41.105 42.009 48.921 Total 107.459 112.114 114.517 116.973 119.481 138.620 Sumber : Hasil Analisis Konsultan Bab II 7

2.3 Keuangan dan Perekonomian Daerah Sedang proses Tabel 2.4: Ringkasan realisasi APBD 5 tahun terakhir No Anggaran 2007 2008 2009 2010 2011 (a) (b) (c) (d) (e) (f) (g) A Pendapatan 1 Pendapatan Asli Daerah (PAD) 1,500,000,000 4,318,892,898 5,394,597,500 6,968,492,500 2 Dana Perimbangan (Transfer) 100,970,640,000 265,682,333,00 0 257,009,833,00 0 265,802,503,81 6 3 Lainlain Pendapatan yang sah 20,982,690,800 27,217,409,000 55,247,188,000 120,556,447,72 4 Jumlah Pendapatan 123,453,330,800 297,218,634,89 8 317,651,618,50 0 393,327,444,04 0 B Belanja 1 Belanja Tdk Langsung 93,166,131,728 118,018,380,51 3 140,652,619,60 9 178,922,238,22 7 2 Belanja Langsung 35,203,060,500 195,586,095,09 7 186,076,650,74 4 263,875,370,69 0 Jumlah Belanja 128,369,192,228 313,604,475,61 0 326,729,270,35 3 442,797,608,91 7 Surplus / Defisit Anggaran Sumber: 4,915,861,428 16,385,840,712 9,077,651,853 49,470,164,877 Tabel 2.5: Ringkasan anggaran sanitasi dan belanja modal sanitasi per penduduk 5 tahun terakhir No Subsektor/SKPD 2008 2009 2010 2011 2012 (a) (b) (c) (d) (e) (f) (g) A Air Limbah 1 DPU Pengairan 2 PUCK 301,900,000.00 990,000,000.00 1,100,000,000.00 936,650,000.00 3 BLH 4 Kimtaru B Persampahan C Drainase D Aspek PHBS (pelatihan, Bab II 8

E F G H I J sosialisasi, komunikasi, pendampingan) Total Belanja Modal Sanitasi (A s/d D) Total Belanja Modal Sanitasi dari APBD murni (bukan pendamping) Total Belanja APBD Proporsi Belanja Modal Sanitasi terhadap Belanja Total (9:10x100%) Jumlah Penduduk Belanja Modal Sanitasi per penduduk (E:I) Tabel 2.6: Data mengenai ruang fiskal Kabupaten/Kota 5 tahun terakhir Tahun Indeks Kemampuan Fiskal/Ruang Fiskal Daerah (IRFD) 2007 2008 2009 2010 2011 Tabel 2.7: Data perekonomian umum daerah 5 tahun terakhir No Deskripsi 2007 2008 2009 2010 2011 (a) (b) (c) (d) (e) (f) (g) 1 PDRB harga konstan (struktur perekonomian) (Rp.) 2 Pendapatan Perkapita Kabupaten/Kota (Rp.) 3 Upah Minimum Regional Kabupaten/Kota (Rp.) 4 Inflasi (%) 5 Pertumbuhan Ekonomi (%) 379.362.600.000 408.216.490.000 440.374.240.000 4.426.243,88 4.464.579,84 4.612.544,54 7,83 7,61 7,78 Bab II 9

2.4 Tata Ruang Wilayah 2.4.1 Kebijakan penataan ruang wilayah kota meliputi: a. peningkatan akses ke fasilitas pelayanan perkotaan dan pusat pertumbuhan ekonomi wilayah kota yang merata dan berhierarki; b. peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana transportasi, telekomunikasi, energi, dan sumber daya air yang terpadu, merata dan berkeadilan di seluruh wilayah kota; c. pemeliharaan dan perwujudan kelestarian fungsi lingkungan hidup; d. pencegahan dampak negatif kegiatan manusia yang dapat menimbulkan kerusakan lingkungan hidup; e. perwujudan dan peningkatan keterpaduan dan keterkaitan antarkegiatan budi daya; f. pengendalian perkembangan kegiatan budi daya agar tidak melampaui daya dukung dan daya tampung lingkungan; g. pelestarian dan peningkatan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup untuk mempertahankan dan meningkatkan keseimbangan ekosistem, melestarikan keanekaragaman hayati, mempertahankan dan meningkatkan fungsi perlindungan kawasan, dan melestarikan keunikan bentang alam; h. pengembangan dan peningkatan fungsi kawasan dalam pengembangan perekonomian kota yang produktif, efisien, dan mampu bersaing dalam perekonomian regional dan nasional; dan i. peningkatan fungsi kawasan untuk Pertahanan dan Keamanan Negara. 2.4.2 Kawasan Rawan Bencana Dalam Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) Rencana Tata Ruang Wilayah, Kota mengkategorikan kawasan rawan bencana atas beberapa kategori berikut : a. Kawasan rawan gempa bumi; Kawasan rawan gempa bumi meliputi seluruh wilayah kota. b. Kawasan rawan gerakan tanah dan patahan; Kawasan rawan gerakan tanah dan patahan yang melintasi Kelurahan Molinow, Mogolaing, Sinindian, Tumubui, Kobo Besar dan Motoboi Besar, seluas kurang lebih 628 Hektar. c. Kawasan rawan longsor Kawasan rawan longsor terletak di kelurahan Moyag seluas kurang lebih 273 hektar. d. Kawasan rawan bencana letusan gunung berapi. Kawasan rawan bencana letusan gunung berapi meliputi kawasan di Kelurahan Moyag dan Moyag Todulan di Kecamatan Timur seluas kurang kebih 322 Hektar. Bab II 10

2.5 Sosial dan Budaya 2.5.1 Pendidikan Tingkat Melek Huruf di Kota, untuk usia 10 tahun keatas, sangat tinggi, itu bisa dilihat dari table berikut : Tabel.. Angka Melek Huruf (AMH) di Kota Tahun 2008 2010 Angka Melek Huruf 2008 2009 2010 LakiLaki 99,64 99,39 99,47 Perempuan 99,42 99,65 99,26 Jumlah 99,53 99,52 99,41 Sumber : Buku Kota Dalam Angka 2011 Tabel.. Banyaknya Sekolah, Murid, Guru dan Ratio MuridGuru Sekolah Dasar (SD) Di Kota Tahun 2010 Kecamatan Sekolah Jml. Murid Jml. Guru Ratio. Murid Guru Timur 20 n.a n.a n.a Selatan 19 n.a n.a n.a Barat 19 n.a n.a n.a Selatan 10 n.a n.a n.a 68 12.892 758 17 Sumber : Dinas Pendidikan, PEmuda dan Olahragadan Kantor Kementrian Agamaa Kota Tabel.. Banyakanya Sekolah, Murid, Guru dan Ratio MuridGuru Madrasah Ibtidaiyyah (MI) di Kota Tahun 2010 Ratio. Kecamatan Sekolah Jml. Murid Jml. Guru Murid Guru Lk Pr Jml. total Lk Pr Jml. total Timur Selatan Barat 5 385 345 730 n.a. n.a. 58 13 Selatan 5 385 345 730 n.a. n.a. 58 13 Sumber : Kantor Kementrian Agama Kota Bab II 11

Tabel.. Banyakanya Sekolah, Murid, Guru dan Ratio MuridGuru Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kota Tahun 2010 Kecamatan Sekolah Jml. Murid Jml. Guru Ratio. Murid Guru Timur 4 n.a n.a n.a Selatan 2 n.a n.a n.a Barat 5 n.a n.a n.a Selatan 2 n.a n.a n.a 13 5.911 368 16 Sumber : Dinas Pendidikan, PEmuda dan Olahragadan Kantor Kementrian Agamaa Kota Tabel.. Banyakanya Sekolah, Murid, Guru dan Ratio MuridGuru Madrassah Tsanawiyyah (MTs) di Kota Tahun 2010 Kecamatan Sekolah Jml. Murid Jml. Guru Ratio. MuridGuru Lk Pr Jml. total Lk Pr Jml. total Timur Selatan 1 222 228 450 n.a. n.a. 27 17 Barat 1 265 297 562 n.a. n.a. 31 18 Selatan 2 487 525 730 n.a. n.a. 58 13 Sumber : Kantor Kementrian Agama Kota Tabel.. Banyakanya Sekolah, Murid, Guru dan Ratio MuridGuru SMA, MA dan SMK di Kota Tahun 2010 Kecamatan Sekolah Jml. Murid Jml. Guru Ratio. MuridGuru Lk Pr Jml. total Lk Pr Jml. total SMA 8 n.a. n.a. 2.689 n.a. n.a. 282 10 MA 2 202 365 567 n.a. n.a. 56 10 SMK 7 n.a. n.a. 4.896 n.a. n.a. 238 21 Sumber : Dinas Pendidikan, PEmuda dan Olahragadan Kantor Kementrian Agamaa Kota Bab II 12

Tabel.. Banyakanya Sekolah, Murid, Guru dan Ratio MuridGuru SMA, MA dan SMK di Kota Tahun 2010 Kecamatan Sekolah Luar Biasa Kapasitas Penghuni Timur Selatan 1 80 52 Barat Utara 1 80 52 Sumber : Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota 2.5.2 Penduduk Miskin Tabel..Penduduk, Rumah Tangga dan Ratarata Anggota Rumah Tangga di Kota Tahun 2010 Tahun Penduduk (Orang) Rumah Tangga Ratarata Anggota Rumah Tangga 2010 1) 107.459 26.014 4,13 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Bolaang Mongondow 1) : Termasuk penduduk dari wilayah selain Kecamatan (sebelum pemekaran) yang kini tergabung ke dalam Kota. Tabel..Jumlah KK Miskin di Kota Kecamatan Jumlah KK Miskin (kk) Timur 1.948 Selatan 688 Barat 367 Utara 3.917 Sumber : Kecamatan dalam Angka 2010 Permukiman bermasalah yang ada di wilayah Kota meliputi : Permukiman Kumuh Meliputi permukiman kumuh di Kelurahan Gogagoman (1,19 Ha), Kelurahan Molinow (0,1 Ha), Kelurahan Mongkonai Barat (5,4 Ha), Kelurahan (± 4 Ha) Permukiman di daerah sesar Meliputi permukiman di kelurahan Mogolaing, Sinindian, Tumoboi, Kobo Besar. Bab II 13

Tabel..Luas dan Jumlah Penduduk Kawasan Permukiman Bermasalah No Permukiman Bermasalah Luas (Ha) Jumlah Penduduk A Permukiman Kumuh Kelurahan Gogagoman 1,19 429,00 Kelurahan Molinow 0,10 66,00 B Kelurahan Mongkonai Barat 0,10 32,00 Kelurahan 4,00 1.673 Kws Bantaran Sungai Permukiman di Daerah Sesar Kelurahan Mogolaing 113 7.495 Kelurahan Sinindian 75 2.285 Kelurahan Tumoboi 144 2.215 Kelurahan Kobo Besar 110 1.412 Total Luas 447,39 15.607 2.6. Kelembagaan Pemerintah Daerah Bagan Struktur Kelembagaan Pemerintah Kota (Data sudah didapatkan, pengolahan ke dalam buku putih Masih Dalam Proses) Bab II 14