Meningkatkan Hasil Belajar IPA Tentang Konsep Pesawat Sederhana Melalui Metode Demonstrasi Pada Siswa Kelas V SD Inpres 2 Langaleso

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembangunan nasional, pendidikan diartikan sebagai upaya

BAB I PENDAHULUAN. kualitas manusia yang lebih tinggi guna menjamin pelaksanaan dan kelangsungan

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SDN 2 Donggulu Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Pemberian Tugas Individu Di Kelas IV

Pemanfaatan Lingkungan Sekitar Pada Pembelajaran Materi Bagian-Bagian Tumbuhan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas III SDN Lipulalongo

Saida M. Oden Tau, Irwan Said, dan Anang Wahid. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas IV SDN Ambelang Pada Mata Pelajaran PKn Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Dengan Menggunakan Model Kooperatif Tipe STAD di Kelas IV SD Inpres 2 Langaleso

Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPS di Kelas IV SDN Inpres Kautu

Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA Melalui Metode Inquiri di Kelas IV SD Inpres 4 Kasimbar

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS Melalui Penerapan Metode Inkuiri di Kelas IV SDN Inpres Luksagu

Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa pada Pembelajaran PKn Melalui Metode Tanya Jawab di Kelas III SDN Ambelang

Meningkatkan Kemampuan Siswa Menggunakan Kalimat Tanya Melalui Metode Latihan Pada Siswa Kelas IV SD Inpres 2 Langaleso

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Peningkatan Kemampuan Membaca Nyaring Siswa Kelas IV SDN Kolak Kecamatan Peling Tengah Kabupaten Banggai Kepulauan Dengan Penggunaan Metode Latihan

Ritna. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Dengan Menggunakan Metode Diskusi di Kelas IV SD Inpres Watunonju

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Khususnya Materi Energi dan Perubahannya Melalui Pembelajaran Quantum Teaching di Kelas V SDN Inpres Matamaling

Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Meningkatan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode Pemberian Tugas Dalam Pembelajaran IPS di Kelas IV SDN Inpres Poganda

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Apalagi di zaman modern sekarang semakin banyak masalah- masalah

Sarina. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Pembelajaran PKn Melalui Metode Simulasi di Kelas V SDN Pembina Tataba

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Manggalai Dalam Pembelajaran IPA Khususnya Materi Gaya Melalui Pendekatan Inkuiri

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI METODE PENUGASAN DI KELAS V SD INPRES MATANTIMALI KEC. MARAWOLA BARAT JURNAL PENELITIAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Model Kooperatif Learning Tipe STAD di Kelas 3 SD Inpres 1 Siney

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA Dengan Menggunakan Media Gambar di Kelas V SDN 05 Biau

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Inpres Simoro Dalam Pembelajaran IPS Dengan Menggunakan Media Gambar

Upaya Meningkatkan Kemampuan Siswa Membaca Intensif Melalui Metode Latihan Terbimbing Di Kelas IV SDN Inpres Bentean Kabupaten Banggai Kepulauan

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

Rahmayanti, Charles Kapile, dan Amiruddin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 2 ISSN X

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn di Kelas IV SDN Palabatu 1 Melalui Metode Diskusi

Penerapan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sains (Sifat Benda) di Kelas IV SDN 2 Karamat

Meningkatkan Kemampuan Menulis Permulaan Siswa Kelas II SDN Lalong Melalui Media Gambar Seri

Meningkatkan Prestasi Belajar IPA melalui Penggunaan Media Gambar pada Kelas IV SDN Majene

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi di Kelas IV SDN 14 Ampana

Peningkatan Kemampuan Menulis Permulaan Melalui Kartu Huruf Kelas I SDN No. 1 Alindau

Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran PKn Melalui Metode diskusi Pada Siswa Kelas V SDN Manggalai

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 04 Lakea

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA KELAS V SDN NO. 1 OTI MENULIS SURAT DINAS MELALUI PENERAPAN METODE LATIHAN TERBIMBING

Roi Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Pemanfaatan Media Alat Peraga Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran PKn di Kelas IV SDN 1 Toili

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X. Maspupah SDN Inpres 1 Birobuli, Sulawesi Tengah

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi Dikelas V SDN 10 Biau

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 3 ISSN X. Ni Ketut Mirniati

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Organ Tubuh Manusia Melalui Model Pembelajaran Langsung di Kelas IV SDN 02 Karamat

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 3 ISSN X. Rosita, Jamaludin, dan Yusdin Gagaramusu

Pemanfaatan Lingkungan Alam Sekitar Sebagai Sumber Belajar Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas III SDN 10 Gadung

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Alat Pernapasan Pada Manusia dan Hewan Kelas V SDN No.

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan kegiatan belajar mempunyai komponen pokok yang meliputi

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Penggunaan Model Course Review Horay Pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV SD Inpres Sintuwu

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Eksperimen Pada Siswa Kelas IV MIS Margapura Kecamatan Bolano Lambunu

Meningkatkan Minat Belajar Siswa Melalui Penerapan Metode Diskusi Pada Pembelajaran PKn di Kelas IV SDN Koyobunga

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 4 ISSN X. Agustina Simpan

Renold, Mohammad Jamhari, dan Amran Rede. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas VI SDN Omu

BAB I PENDAHULUAN. relevan, serta mampu membangkitkan motivasi kepada peserta didik.

Lia Agustin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Peningkatan Kemampuan Siswa Membaca Permulaan Menggunakan Metode SAS Dengan Bantuan Kartu Kalimat di Kelas I SDN Tampanombo

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE TANYA JAWAB PADA PEMBELAJARAN PPKN DI KELAS VIIB SMP NEGERI 10 PALU ABSTRAK

Peningkatan Kemampuan Siswa Kelas IV SD Inpres 4 Kasimbar Menggunakan Huruf Kapital Dalam Karangan Melalui Metode Latihan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGISI FORMULIR MELALUI METODE LATIHAN TERBIMBING SISWA KELAS VI SDN NO.1 OTI

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN Mimbala Pada Pokok Bahasan Proses Pencernaan Melalui Penerapan Pembelajaran Quantum Teaching

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Alat Peraga IPA Kelas IV SD Inpres 1 Siney

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA Kelas V Melalui Model Kooperatif Tipe STAD di SD Inpres 1 Ongka

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN 10 Karamat Melalui Media Gambar Pada Pembelajaran IPA Materi Tentang Alat-Alat Indera

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Pada Mata Pelajaran IPS Melalui Penerapan Diskusi di SDN Siney

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN PKN KELAS V MELALUI METODE DISKUSI DI SDN NO 1 LOLI DONDO

Meningkatkan Kemampuan Siswa Mengelompokan Hewan Berdasarkan Makanannya Melalui Penerapan Model Kooperatif Tipe STAD di Kelas IV SD Negeri 2 Wombo

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Struktur Akar Melalui Penerapan Metode Demonstrasi Dan Media Nyata Kelas IV SD Inpres 2 Argakencana

Penerapan Metode Tanya Jawab untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Sumber Daya Alam di Kelas IV SDN FatufiaKecamatan Bahodopi

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Karunia Kecamatan Palolo Melalui Model Pembelajaran Langsung Pada Materi Sifat Dan Perubahan Wujud Benda

Peningkatan Kemampuan Siswa Menulis Karangan Narasi Melalui Media Gambar Seri Karikatur di Kelas V SD Inpres 004 Tikke

Penerapan Pendekatan Paikem Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Energi dan Kegunaanya di Kelas IV SDN 4 Kamalu Tolitoli

Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Dengan Pendekatan Keterampilan Proses Pada Siswa Kelas V SDN Sabelak Kecamatan Bulagi Selatan

Peningkatan Kemampuan Menyusun Paragraf Melalui Metode Latihan Terbimbing Siswa Kelas III SDN 5 Ampana

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Meggunakan Alat Peraga Pada Pembelajar Gerak Benda Bidang Studi IPA Di Kelas 1 SDN No 3 Siboang

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 4 ISSN X. Rismawati. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan

Peningkatan Kemampuan Menulis Permulaan Menggunakan Media Gambar Siswa Kelas I SDN Boyomoute Kecamatan Liang

Wahida, Lestari, M.P. Alibasyah, dan Minarni Rama Jura

Peningkatan Kemampuan Membaca Melalui Metode SAS Siswa Kelas II SDN No.2 Alindau

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sains Melalui Metode Eksperimen di Kelas VI SDN 21 Ampana

Guslan, Yusuf Kendek Paluin, dan Ratman. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Sabran, Kemampuan Roll Depan, Metode Tutor Sebaya

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGISI FORMULIR MELALUI METODE LATIHAN TERBIMBING SISWA KELAS VI SDN NO.1 OTI

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 2 No. 2 ISSN X. Dian Kustianti. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD PADA SISWA KELAS IV SD INPRES 2 PARIGIMPUU

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Belajar Kelompok (Learning Group) Pada Pembelajaran PKn Kelas V SDN 1 Palasa

Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Melalui Penerapan Metode Kolaborasi Kelas V SDN 3 Parigi

Upaya Guru Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran PKn Dengan Menggunakan Peta Konsep Di Kelas IV SDN 1 Bale

MENINGKATKAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI METODE PEMBELAJARAN PENJELAJAHAN GERAK PADA SISWA KELAS V SDN 19 BOKAT KABUPATEN BUOL

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran IPA Melalui Media Gambar Di Kelas II SDN 03 Lakea Kab. Buol

Pemanfaatan Barang Bekas Sebagai Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SDN 07 Salule Mamuju Utara

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA IPA KELAS V SD. Nurlianah SD Negeri Lengkongwetan I

Penerapan Experiential Learning

Penggunaan Media Gambar Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas III Pada Mata Pelajaran PKn di SDN 05 Lakea Kabupaten Buol

Penerapan Model Pembelajaran Paikem Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Di Kelas V SDN 3 Tompoh

Susilawati, Lilies, dan Bustamin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Melalui Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran IPA di SDN No. 1 Balukang

Penerapan Metode Kerja Kelompok Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Pada Siswa Kelas III di SDN 15 Biau

Transkripsi:

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Tentang Konsep Pesawat Sederhana Melalui Metode Demonstrasi Pada Siswa Kelas V SD Inpres 2 Langaleso Reflina Suak, Irwan Said, dan Yunus Kendek Paluin Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dalam penggunaan metode demonstrasi pada siswa kelas V di SD Inpres 2 Langaleso. Metode pembelajaran melibatkan siswa kelas V yang berjumlah 25 orang. Penelitian ini difokuskan pada permasalahan, yaitu. Apakah dengan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa Kelas V SD Inpres 2 Langaleso tentang konsep pesawat sederhan. Rancangan penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam dua siklus dan setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu (1) perencanaan (2) Pelaksanaan (3) observasi (4) refleksi. Pengumpulan data melalui teknik pemberian tes, wawancara, observasi dan pencatatan lapangan. Analisis data dilakukan melalui reduksi, penyajian dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian pratindakan didapatkan hanya terdapat 4 orang siswa (16%) dengan kriteria tuntas dan sebanyak 21 (84%) orang siswa dengan kriteria tidak tuntas. Hasil penelitian menunjukan. Pada siklus 1 banyak siswa yang tuntas 11 orang presentase ketuntasan klasikal 44%. Sedangkan Siklus II banyaknya siswa yang tuntas 20 orang, presentase ketuntasan klasikal 80%. Kata Kunci: Hasil Belajar Siswa, Konsep Pesawat Sederhana, Metode Demonstrasi I. PENDAHULUAN Dalam pembangunan nasional, pendidikan diartikan sebagai upaya meningkatkan harkat dan martabat manusia serta dituntut untuk menghasilkan kualitas manusia yang lebih tinggi guna menjamin pelaksanaan dan kelangsungan pembangunan. Peningkatan kualitas pendidikan harus dipenuhi melalui peningkatan kualitas dan kesejahteraan pendidik dan tenaga kependidikan lainnya. Pembaharuan kurikulum yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tanpa mengesampingkan nilai-nilai luhur sopan santun dan etika serta didukung penyediaan sarana dan prasarana yang memadai karena pendidikan yang dilaksanakan sedini 90

mungkin dan berlangsung seumur hidup menjadi tanggung jawab keluarga, sekolah, masyarakat dan pemerintah. Proses pembelajaran yang sementara ini dilakukan di lembaga-lembaga pendidikan kita masih banyak yang mengandalkan cara-cara lama dalam penyampaian materinya. Di masa sekarang banyak orang mengukur keberhasilan suatu pendidikan hanya dilihat dari segi hasil. Pembelajaran yang baik adalah bersifat menyeluruh dalam melaksanakannya dan mencakup berbagai aspek, baik aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik, sehingga dalam pengukuran tingkat keberhasilannya selain dilihat dari segi kuantitas juga dari kualitas yang telah dilakukan di sekolah-sekolah. Mengacu dari pendapat tersebut, maka pembelajaran yang aktif ditandai adanya rangkaian kegiatan terencana yang melibatkan siswa secara langsung, komprehensif baik fisik, mental maupun emosi. Hal semacam ini sering diabaikan oleh guru karena guru lebih mementingkan pada pencapaian tujuan dan target kurikulum. Salah satu upaya guru dalam menciptakan suasana kelas yang aktif, efektif dan menyenangkan dalam pembelajaran yakni dengan menggunakan metode demonstrasi. Hal ini dapat membantu guru dalam menggerakkan, menjelaskan gambaran ide dari suatu materi. Tujuan utama pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah agar siswa memahami konsep-konsep IPA secara sederhana dan mampu menggunakan metode ilmiah, bersikap ilmiah untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dengan lebih menyadari kebesaran dan kekuasaan pencipta alam (Depdikbud, 1997:2). Pembelajaran IPA memiliki fungsi yang fundamental dalam menimbulkan serta mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif dan inovatif. Agar tujuan tersebut dapat tercapai, maka IPA perlu diajarkan dengan cara yang tepat dan dapat melibatkan siswa secara aktif yaitu melalui proses dan sikap ilmiah. Mutu pembelajaran IPA perlu ditingkatkan secara berkelanjutan untuk mengimbangi perkembangan teknologi. Untuk meningkatkan mutu pembelajaran tersebut, tentu banyak tantangan yang dihadapi. Sementara ini masih banyak orang beranggapan bahwa IPA dan IPA merupakan pelajaran yang sulit, serta kurang menarik minat baik 91

di kalangan siswa maupun guru (Joyonegoro, 1993), hal tersebut mungkin karena dalam materi IPA banyak sekali menggunakan rumus-rumus, dan hitungan yang cukup sulit dimengerti oleh Siswa. Permasalahan yang dihadapi siswa di SD Inpres 2 Langaleso adalah hasil belajar IPA yang belum tuntas yakni belum mencapai angka minimal daya serap yang telah ditentukan. Salah satu faktor dalam pembelajaran IPA guru lebih banyak berceramah, sehingga siswa menjadi cepat bosan dan menyebabkan hasil belajar IPA rendah. Guru belum menghayati hakekat IPA karena pembelajaran di sekolah baru menekankan produk saja. Hal itu ditambah dengan pendapat siswa bahwa pelajaran IPA dianggap sulit, sehingga tidak menarik untuk belajar, sehingga berdampak pada rendahnya hasil belajar yang diperoleh siswa. Tabel 1. Hasil Ujian Sekolah UAS o Aspek Perolehan Hasil Skor tertinggi 60% Skor terendah 40% Jumlah siswa 25% Banyak siswa yang 15% tuntas Tuntas Klasikal 60% Sumber Hasil Ujian Sekolah UAS Rendahnya hasil belajar siswa juga terjadi pada Ujian Akhir Sekolah (UAS) untuk mata pelajaran IPA kelas V dengan nilai rata-rata 6,0 dengan KKM 7,0. Hal tersebut, diperkirakan karena kurangnya pemahaman siswa terhadap konsep pembelajaran IPA. Mereka menganggap pelajaran IPA sulit dipahami. Untuk anakanak yang taraf berpikirnya masih berada pada tingkat konkret, maka semua yang diamati, diraba, dicium, dilihat, didengar, dan dikecap akan kurang berkesan kalau sesuatu itu hanya diceritakan, karena mereka belum dapat menyerap hal yang bersifat 92

abstrak. Perlu diketahui bahwa tingkat pemahaman tiap-tiap siswa tidak sama, sehingga kecepatan siswa dalam mencerna bahan pengajaran berbeda. Berdasarkan pengamatan awal di SD 2 Inpres Langaleso dalam proses pembelajaran IPA kurang adanya penggunaan pendekatan, metode yang tepat, sehingga cenderung guru yang aktif dan siswa pasif. Tugas utama guru adalah mengelola proses belajar dan mengajar, sehingga terjadi interaksi aktif antara guru dengan siswa, dan siswa dengan siswa. Interaksi tersebut sudah barang tentu akan mengoptimalkan pencapaian tujuan yang dirumuskan. Strategi pembelajaran IPA harus dirancang sedemikian rupa dengan mempertimbangkan kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di samping harus bertumpu pada pengalaman indera menuju terbentuknya pengalaman kesimpulan yang logis (Suhirman 1998). Dengan menerapkan metode demonstrasi, maka dalam mengusahakan pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa dan meningkatkan kualitas pembelajaran IPA di pendidikan dasar dapat tercapai. Selain itu juga dapat memperbaiki penerapan kurikulum saat ini dan meningkatkan pemahaman serta menciptakan suasana belajar yang kondusif. Seperti yang telah diutarakan di atas pada saat pembelajaran IPA disebutkan bahwa fungsi metode mengajar dalam keseluruhan sistem pengajaran adalah sebagaimana alat untuk mencapai tujuan pengajaran. Berdasarkan uraian di atas maka dalam penelitian ini penulis tertarik untuk meneliti penggunaan metode Demonstarsi sebagai salah satu alternatif dalam pembelajaran IPA yang membawa siswa belajar dalam suasana yang lebih nyaman dan menyenangkan. Dengan menetapkan judul Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Tentang Konsep Pesawat Sederhana Melalui Metode Demonstrasi Pada Siswa Kelas V SD Inpres 2 Langaleso. II. METODE PENELITIAN Penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian tindakan kelas ( PTK ). Tujuan melakukan PTK yaitu untuk meningkatkan dan memperbaiki praktek yang 93

seharusnya dilakukan oleh guru, sehingga guru akan lebih banyak berlatih mengaplikasikan berbagai tindakan alternatif sebagai upaya untuk meningkatkan layanan pembelajaran dari pada perolehan pengetahuan umum dalam bidang pendidikan yang dapat digeneralisasikan. Penelitian ini dilaksanakan di SD Inpres 2 Langaleso. Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Maret tahun 2014. Penelitian ini mengambil lokasi di SD Inpres 2 Langaleso pada siswa kelas V yang berjumlah 25 orang, yang terdiri dari 15 orang siswa laki-laki dan 10 orang siswa perempuan. Penelitian tindakan kelas ini adalah penelitian yang dimaksud untuk memperbaiki pembelajaran. Penelitian tindakan kelas ini direncanakan akan dilaksanakan dalam dua siklus, dimana masing-masing siklus terdiri dari empat tahap, meliputi; 1) tahap perencanaan, 2) tahap pelaksanaan, 3) tahap observasi, dan 4)tahap refleksi. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan sesuda pengumpulan data. Adapun tahap-tahap kegiatan analisis data kualitatif adalah 1) mereduksi data 2) menyajikan data dan 3) verifikasi data / penyimpulan. (Arikunto, 1997:34). 1) Mereduksi data Mereduksi data adalah proses kegiatan menyeleksi, memfokuskan, dan menyederhanakan semua data yang telah di peroleh mulai dari awal pengumpulan data, sampai dengan penyusunan laporan penelitian. 2) Penyajian data Penyajian data dilakukan dengan menyusun data secara sederhana ke dalam. Sehingga memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan. 3) Verifikasi Data/Penyimpulan Setelah data disusun ke dalam bentuk tabel dilakukan verifikasi dan kensimpulan dengan teknik persentae dan konfirmasi 94

Teknik analisa data yang digunakan dalam menganalisa data yang diperoleh dari hasil tes, data kuantitatif diperoleh dari hasil presentase keberhasilan anak dalam menyelesaikan tugas individual dengan menggunakan rumus sebagai berikut: 1) Tuntas Belajar Individu Analisa data untuk mengetahui daya serap masing-masing siswa menggunakan rumus sebagai berikut : DSI = Skor yang diperoleh siswa skor maksimal soal x 100 % (Depdiknas, 2005:34) Suatu kelas dikatakan tuntas belajar secara individu jika presentase daya serap individu sekurang-kurangnya 70 % 2) Ketuntasan Belajar Klasikal Analisa data untuk mengetahui ketuntasan belajar seluruh siswa yang menjadi sampel dalam penelitiian ini, maka digunakan rumus sebagai berikut: KBK = Jumlah siswa yang tuntas belajar Jumlah siswa seluruhnya x 100 % (Depdiknas, 2005:34) Suatu kelas dikatakan tuntas belajar klasikal jika rata-rata 80 % siswa telah tuntas secara individual Indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas adalah apabila hasil data yang diperoleh telah menunjukan hasil belajar siswa kelas V SD Inpres 2 Langaleso selama kegiatan pembelajaran. Hal ini ditandai dengan adanya daya serap individu minimal 70 % dan ketuntasan belajar klasikal minimal 80 % dari jumlah siswa yang ada, ketentuan ini sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang diberlakukan di SD Inpres 2 Langaleso. III. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan pada siswa SD Inpres 2 Langaleso bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPA melalui metode demonstrasi. Penelitian ini berlangsung dalam 2 (dua) siklus yang didahului dengan pengambilan data awal melalui observasi setiap siklus 95

dirancang menjadi dua kali pemberian tindakan dan satu kali pengambilan data dalam satu siklus. Deskripsi Siklus 1 Siklus 1 dilaksanakan pada hari senin tanggal 10 Maret 2014. Setelah diketahui hasil observasi pada melalui data awal di mana daya serap individu masih berada nilai kurang dari 70% dan ketuntasan klasikal masih 16%. Dari hasil observasi awal tersebut di adakan tes perbaikan-perbaikan strategi pengajaran yang baik untuk meningkatkan hasil yang dicapai tersebut. Pengamatan terhadap guru dalam pembelajaran pada tindakan siklus I terdiri dari 2 kali pertemuan. Pengamatan didasarkan pada intisari kegiatan yang tertuang dalam pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi. Hasil pengamatan terhadap guru dapat dilihat pada Tabel 4. 1: Hasil tentang kemampuan guru (peneliti) dalam melakukan proses pembelajaran pada siklus pertama di kelas V SD Inpres 2 Langaleso. Hal ini bisa diketahui dari 14 komponen yang diamati 2 komponen yang bernilai kurang sementara yang bernilai cukup 5 dan bernilai baik sebanyak 7 komponen. Dengan melihat komponen guru dalam melaksanakan proses pelajaran perlu diperbaiki pada tahap kedua. Hasil pengamatan dari teman sejawat diperoleh data hasil pengamatan aktivitas belajar siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Hasil pengamatan tentang pemberian metode demonstrasi siswa tersebut dapat di lihat pada Tabel 2. Hasil observasi yang ada pada Tabel 2 tentang langkahlangkah pembelajaran yang dilakukan oleh siswa di atas juga memiliki 10 langkah kegiatan yang dijadikan sebagai sasaran observasi peneliti, pada data siklus pertama kesemua aspek (10 aspek) pembelajaran di atas 1 aspek yang berkategori kurang, 5 aspek yang sudah mendapatkan nilai cukup dan 4 yang sudah berkategori baik. Adapun hasil analisis tes hasil belajar siswa pada siklus 1 dapat dilihat pada 96

Persentase KBK = 11 x 100% = 44% 25 Daya Serap Klasikal = 162 x 100% = 64,8% 250 Dari data tersebut terdapat peningkatan ketuntasan dibandingkan dengan tes awal hasil belajar siswa, skor tertinggi di siklus I 80%, sedangkan ketuntasan belajar klasikal sebesar 44%. Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan Siklus I selama kegiatan belajar mengajar berlangsung diperoleh kekurangan-kekurangan yang harus direfleksikan pada Siklus II sebagai berikut: 1. Kurangnya kesiapan dan kesungguhan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. masih kurang. 2. Perhatian siswa terhadap kegiatan belajar mengajar masih kurang. 3. Sebagian siswa tidak menjawab pertanyaan yang diberikan. 4. Motivasi siswa untuk aktif dalam kegiatan belajar mengajar Dengan demikian peneliti dan teman sejawat menyepakati bahwa keadaan tersebut harus dilanjutkan lagi dengan tindakan pada siklus II. Deskripsi Siklus 2 Siklus 2 dilaksanakan pada hari senin tanggal 17 Maret 2014. Berdasarkan hasil diperoleh pada siklus satu, maka di upayakan perbaikan-perbaikan penerapan metode demonstrasi. Meskipun hasil yang diperoleh sudah memperlihatkan peningkatan nilai, namun masih ditemukan beberapa siswa yang belum mencapai ketuntasan individu. begitu pula dengan ketuntasan klasikal baru memperoleh 44%, seiring tindakan penelitian pembelajaran dengan metode demonstrasi dilanjutkan pada siklus yang kedua untuk mendapatkan hasil yang lebih sempurna. Setelah menerapkan metode demonstrasi dalam kegiatan belajar-mengajar, langkah terakhir adalah memberikan tes untuk mengevaluasi kembali tingkat efektifitas penerapan metode demonstrasi di dalam kelas dengan hasil sebagai 97

berikut: Pengamatan terhadap guru dalam pembelajaran pada tindakan siklus II terdiri dari 3 kali pertemuan. Pengamatan didasarkan pada intisari kegiatan yang tertuang dalam skenario pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi. Hasil pengamatan terhadap guru dapat dilihat pada tabel 4. 4 Gambaran tentang kemampuan guru (peneliti) dalam melakukan proses pembelajaran pada siklus pertama di Kelas V SD Inpres 2 Langaleso. Hal ini bisa diketahui dari 14 komponen yang diamati tidak satu pun yang bernilai kurang sementara yang bernilai cukup 3 komponen dan bernilai baik sebanyak 7 komponen yang bernilai sangat baik 4 komponen. Pengamatan dari teman sejawat diperoleh data hasil pengamatan aktivitas belajar siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Hasil observasi yang ada pada Tabel di atas tentang langkahlangkah pembelajaran yang dilakukan oleh siswa di atas juga memiliki 10 langkah kegiatan yang dijadikan sebagai sasaran observasi peneliti, pada data siklus kedua kesemua aspek (10 aspek) pembelajaran di atas 1 aspek yang berkategori cukup, 4 aspek yang sudah mendapatkan nilai yang baik dan 5 aspek yang berkategori sangat baik. Adapun hasil analisis tes hasil belajar siswa pada siklus II. Persentase KBK = 20 x 100% = 80% 25 Daya Serap Klasikal = 203 x 100% = 81,2% 250 Dari hasil refleksi siklus I, ternyata masih ada ditemukan kekurangan, disamping kelebihan. Oleh karena itu, perlu mencoba membuat alternatif tindakan untuk menutupi kekurangan pada siklus 1. Setelah pelaksanaan siklus II dengan mengacu pada perbaikan kekurangan siklus I, maka dapat dikemukakan kelebihankeiebihan dari siklus II antara lain: 1. Adanya peningkatan hasil belajar siswa 2. Siswa sudah mulai pandai tentang pembelajaran metode demonstrasi 3. Siswa mulai pintar dalam mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh 98

guru. 4. Presentase ketuntasan klasikal meningkat dari 44% menjadi 80% 5. Aktivitas peneliti dalam pembelajaran dengan menerapkan metode demonstrasi Memperhatikan hasil yang di capai pada pelaksanaan siklus dua dimana rata-rata siswa sudah mencapai ketuntasan individu serta secara klasikal sudah memberikan hasil yang baik, sehingga pelaksanaan penelitian tindakan penerapan metode demonstrasi ini tidak lagi di lanjutkan pada siklus berikutnya. Pembahasan Memperhatikan hasil penelitian yang dilaksanakan di SD Inpres 2 Langaleso, yang diambil dari hasil evaluasi baik evaluasi pra penelitian (tes awal) maupun hasil evaluasi pelaksanaan pembelajaran persiklus dapat menunjukan bahwa peningkatan prestasi belajar siswa dapat meningkat secara bertahap dengan menerapkan metode demonstrasi yang baik dan benar. Deskripsi hasil pelaksanaan penelitian tersebut akan kita bahas secara bertahap sebagai berikut: Hasil evaluasi yang didapatkan pada siklus I yang terdapat pada Tabel 4.3 menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran IPA dimana terdapat 11 oran'g anak (44%) berhasil mendapatkan kategori tuntas individu dan masih tersisa 14 orang anak (56%) berada pada kategori tidak tuntas individu. Begitu pula ketuntasan klasikal mengalami peningkatan yaitu dari 61,2 % menjadi 64,8%, namun demikian proses pembelajaran pada siklus I ini belum dikatakan berhasil karena secara klasikal harus memperoleh nilai 80%. Hasil evaluasi yang diperoleh dari pelaksanaan penelitian siklus II hasil evaluasi siklus 1, hasil evaluasi siklus 2 pun menunjukkan peningkatan hasil yaitu dari 25 orang siswa didapatkan 80% masuk dalam kategori tuntas dari sebelumnya hanya 44% dan terdapat hanya 5 orang siswa (20%) yang tidak tuntas, serta ketuntasan klasikal yang dicapai adalah 80%. Seorang anak yang belum mencapai ketuntasan individu 5 orang, ini sudah menunjukkan peningkatan prestasi yang 99

berarti, yaitu dari 64,8% ketuntasan individu pada siklus I menjadi 81,2% ketuntasan individu pada siklus 2, dengan demikian siswa perlu mendapatkan bimbingan khusus untuk meningkatkan hasil belajarnya. Jika kita cermati bersama, hasil di atas dapat pula di katakan sebagai sebuah studi kasus, dimana dengan nyata memperlihatkan bahwa guru dalam menggunakan metode demonstrasi dalam proses pembelajaran yang dipadukan dengan keterampilan pembelajaran dapat memberikan pengaruh bagi peningkatan hasil belajar siswa. Penggunaan metode demonstrasi dalam pembelajaran, dapat menyalurkan pesan dan maksud kepada siswa sehingga menurut peneliti hal itu dapat merangsang pikiran, perasaan. serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses pembelajaran terjadi, tidak terdapat kekeliruan. tercipta interaksi dan komunikasi yang santai dan terarah. Hal-hal yang demikianlah membuat siswa menjadi senang sehingga mengikuti penuh proses pembelajaran. Setelah memperhatikan hasil yang dicapai pada siklus 2 ini. tentunya tidak lagi dapat diduga tetapi dapat dipastikan bahwa dengan menerapkan metode demonstrasi dalam pembelajaran khususnya pada mata pelajaran IPA dapat memberikan manfaat dan meningkatkan hasil belajar siswa dengan capaian ketuntasan 80% dengan hasil tersebut kegiatan penelitian tindakan kelas tidak lagi dilanjutkan pada siklus berikutnya. Faktor penyebab peningkatan hasil belajar siswa dalam materi IPA adalah sebagai berikut: a. Guru telah menguasai dengan baik langkah-langkah pembelajaran sebagaimana tertuang dalam rencana perbaikan pembelajaran. b. Siswa lebih antusias dalam menerima pelajaran, ini sesuai dengan pendapat Abdul Rahman (1997:76), mengatakan bahwa sebuah proses pembelajaran tidak akan berhasil meningkatkan pemahaman siswa dalam menerima materi. tanpa adanya sebuah program pembelajaran yang mencakup beberapa fungsi sekaligus fungsi sebagai simultar motivasi siswa. 100

IV. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian maka di simpulkan sebagai berikut: 1. Hasil pratindakan didapatkan dimana hanya terdapat 4 orang siswa (16%) dengan kriteria tuntas dan sebanyak 21 (84%) orang siswa dengan kriteria tidak tuntas 2. Siklus I hasil belajar mengajar setelah di berikan tindakan meningkat menjadi 11 (44%) dan sebanyak 14 (56%) belum tuntas. 3. Siklus II hasil belajar mengajar setelah diberikan perlakuan tindakan meningkat menjadi 20 (80%) dan sebanyak 5 (20%) yang belum tuntas. Saran Sudah saatnya para pengajar mengevaluasi cara mengajarnya dan menyadari dampaknya terhadap anak didik. Untuk menghasilkan manusia yang bisa berdamai dan bekerja sama dengan sesamanya dalam pembelajaran di sekolah, metode demonstrasi perlu lebih sering digunakan karena suasana positif yang timbul akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencintai pelajaran dan sekolah/guru. Selain itu, siswa akan merasa lebih terdorong untuk belajar dan berpikir. DAFTAR PUSTAKA Abdul Rahman. 1997. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, 2002. Prosedur penelitian Suatu Pendekatan Praktek.. Jakarta : Rineka Cipta (Edisi Revisi) Depdikbud. 1997. Didaktik / Metode Umum. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Undang Gunawan dkk, 1996. Peningkatan Mutu Proses Belajar Mengajar Sekolah Dasar. Bandung: CV. Siger Tengah. 101