IDENTIFIKASI RISIKO BAHAYA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA BAGIAN PRODUKSI LINEN DI CV.PRIMATEX LESTARI SEMARANG

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS RESIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA INSTALASI LAUNDRY

ANALISIS TINGKAT KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT. BISMA KONINDO DENGAN MENGGUNAKAN METODE JOB SAFETY ANALYSIS

Analisis Budaya Kerja UKM Industri Bambu di Cebongan Sleman Yogyakarta

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

Identifikasi Potensi Bahaya Akibat Pencahayaan Dengan Pendekatan HIRA (Hazard Identification And Risk Assessment)

ANALISIS PENGENDALIAN RESIKO DAN K3 DI DEPARTEMEN BAG MAKING MENGGUNAKAN FMEA (FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS) PADA PT SUPERNOVA FLEXIBLE PACKAGING

BAB I PENDAHULUAN. dengan pekerjaan manual handling. Suatu hal yang sangat beralasan,

ANALISIS POSTUR KERJA PADA MEKANIK BENGKEL SEPEDA MOTOR HIDROLIK X DAN NON-HIDROLIK Y KOTA SEMARANG

Naskah Publikasi Ilmiah PERBAIKAN KONDISI KERJA BERDASARKAN PENDEKATAN HAZARD IDENTIFICATION AND RISK ASSESMENT (HIRA) UNTUK MENGURANGI

BAB I PENDAHULUAN. 1 UU Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja) (Kuswana,W.S, 2014).

ANALISIS RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN HIRARC (STUDI KASUS PT. COCA COLA BOTTLING INDONESIA UNIT SEMARANG)

PENGEMBANGAN PRODUK BERBASIS ANTHROPOMETRI

Analisis Postur Kerja dengan Rapid Entire Body Assesment (REBA) di Industri Pengolahan Tempe

Bab I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sekitar 270 juta kasus kecelakaan kerja pertahun di seluruh dunia (Ferusgel,

BAB I PENDAHULUAN. dimanapun selalu ada risiko terkena penyakit akibat kerja, baik didarat, laut,

MEMPELAJARI IDENTIFIKASI BAHAYA KERJA DIPROSES BAG MAKING PADA PT SUPERNOVA FLEXIBLE PACKAGING. Disusun Oleh: Andy Permana/

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusianya, agar dapat menghasilkan produk yang berkualitas

adalah 70-80% angkatan kerja bergerak disektor informal. Sektor informal memiliki

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu upaya

BAB I PENDAHULUAN. besar dalam pembangunan nasional. Tenaga kerja merupakan pelaksana

Analisis Risiko Pekerjaan Pemindahan Barang Dengan Forklift Menggunakan Metode HIRARC Dan Penentuan Risk Ranking Menggunakan Fuzzy Logic Control

BAB I PENDAHULUAN. negara. Industri sepenuhnya terintegrasi ke dalam rantai pasokan secara

HUBUNGAN KEPATUHAN INSTRUKSI KERJA DENGAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA PADA BAGIAN PRODUKSI DI PT. ANEKA ADHILOGAM KARYA CEPER KLATEN

BAB 1 PENDAHULUAN. dari masa ke masa. Dengan demikian, setiap tenaga kerja harus dilindungi

Perancangan Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Berdasarkan OHSAS Di PT X (Studi Kasus : Produksi Teh)

BAB I PENDAHULUAN. kerja, modal, mesin dan peralatan dalam suatu lingkungan untuk menghasilkan

ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. tepat akan dapat merugikan manusia itu sendiri. Penggunaan Teknologi

PENGARUH PENERAPAN PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT. DJITOE INDONESIAN TOBACCO SURAKARTA

TEKNIK IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENGENDALIAN RESIKO PADA PANGGUNG GAS OKSIGEN PT ANEKA GAS INDUSTRI V

BAB I PENDAHULUAN. ketenagakerjaan, merupakan kewajiban pengusaha untuk melindungi tenaga

ANALISA BEBAN KERJA PADA OPERATOR VISUAL DENGAN PENDEKATAN RECOMMENDED WEIGHT LIMIT (RWL) DI PT. JAPPRO BATAM

BAB 1 PENDAHULUAN. yang merugikan terhadap kesehatan pekerja ( Naiem, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. tergantung dari jenis produksi, teknologi yang dipakai, bahan yang digunakan,

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Khususnya bagi industri pembuatan canopy, tralis, pintu besi lipat,

BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA. A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi,

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. teknologi serta upaya pengendalian risiko yang dilakukan. Kecelakaan kerja secara

Prosiding Teknik Industri ISSN:

Analisis Penerapan Keselamatan Kerja Menggunakan Metode Hazard Identification Risk Assessment (HIRA) Dengan Pendekatan Fault Tree Anlysis (FTA)

BAB 1 : PENDAHULUAN. faktor yaitu, unsafe action dan unsafe condition. OHSAS menyebutkan risiko

BAB I PENDAHULUAN. setingggi-tingginya. Menurut Depkes RI (2007), rumah sakit sebagai salah satu

ABSTRAK. v Universitas Kristen Maranatha

BAB IV HASIL PENELITIAN

PERILAKU TIDAK AMAN (UNSAFE BEHAVIOUR) PADA PEKERJA DI UNIT MATERIAL PT. SANGO CERAMICS INDONESIA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Indonesia

ANALISA POSTUR KERJA TERHADAP AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING MENGGUNAKAN METODE OWAS

ERGONOMI PADA BURUH GENDONG PEREMPUAN. ( Oleh : Risma A Simanjuntak, Prastyono Eko Pambudi ) Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. sakit akibat pekerjaanya itu, baik itu berupa cedera, luka-luka atau bahkan

Seminar Nasional IENACO 2014 ISSN :

ANALISIS POTENSI KECELAKAAN KERJA PADA DEPARTEMEN PRODUKSI SPRINGBED

BAB 1 PENDAHULUAN. ergonomi yang kurang tepat yaitu Musculoskeletal disorder (MSDs). Keluhan

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghasilkan barang dan jasa yang bermutu tinggi. Namun, menurut Notoadmodjo

Perbaikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Dengan Metode HIRARC di PT. Sumber Rubberindo Jaya

RISK ASSESSMENT PADA PEKERJAAN DI BAGIAN PRESS CUTTING PT. X

I. PENDAHULUAN. Low Back Pain (LBP) adalah suatu sindroma nyeri yang terjadi pada daerah

Tabel I.1 Data Kecelakaan Kerja di Rumah Batik Komar. (Sumber : Rumah Batik Komar) Kecelakaan kerja Dampak Frekuensi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. manual yang memerlukan tuntutan dan tekanan secara fisik yang berat. Aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. teknologi dan perangkat komputer dalam menyelesaikan pekerjaan di

Prosiding Teknik Industri ISSN:

PENILAIAN RISIKO KESELAMATAN PADA PEKERJAAN BLANK MATERIAL PADA PROSES PEMBUATAN BRACKET 54P DI PT SAKURA JAVA INDONESIA TAHUN 2013

BAB 1 : PENDAHULUAN. berskala besar, menengah ataupun kecil. Hal ini berpengaruh terhadap ketatnya

BAB 1 : PENDAHULUAN. pekerja rumah sakit agar produktivitas pekerja tidak mengalami penurunan. (1)

BAB I PENDAHULUAN. sumberdaya manusia yang dimiliki perusahaan. Faktor-faktor produksi dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pencapaian keselamatan dan kesehatan kerja tidak lepas dari peran

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN

USULAN PERBAIKAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA BERDASARKAN METODE SWIFT PADA PT KRAKATAU STEEL DIVISI WIRE ROD MILL

SL : Selalu KD : Kadang-kadang SR : Sering TP : Tidak Pernah

UNIVERSITAS INDONESIA PENILAIAN RISIKO KESELAMATAN KERJA PADA PENGELASAN LOGAM DI BENGKEL LAS LOGAM SIKEMBAR SUKMAJAYA DEPOK DESEMBER 2012

Healthy Tadulako Journal (Lusia, Hasanah, Bunniati : 57-61) 57

ANALISIS RISIKO KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA PADA PEKERJA DI INDUSTRI TAHU DESA BANYUPUTIH KOTA SALATIGA TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peranan tenaga kerja dalam pembangunan nasional sangat penting karena

KARAKTERISTIK RESPONDEN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut International Labor Organization (ILO) dalam Nurhikmah

Seminar Nasional Riset Terapan 2015 SENASSET 2015 ISBN: Serang, 12 Desember 2015

BAB I PENDAHULUAN. dengan program pengembangan dan pendayagunaan SDM tersebut, pemerintah juga memberikan jaminan kesejahteraan, kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISIS POSTUR KERJA PADA TENAGA KERJA DENGAN METODE REBA AREA WORKSHOP PT X JAKARTA TIMUR

PUBLIKASI ILMIAH. Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada. Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan

ANALISIS RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA INSTALASI LAUNDRY RSUD KOTA SEMARANG TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi yang signifikan terhadap kecelakaan kerja. negara tersebut yang dipilih secara acak telah menunjukkan hasil bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan kerja merupakan tempat yang potensial terhadap risiko

Riandi Fauzan *), Nia Budi Puspitasari. Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro,

BAB I PENDAHULUAN. dan produktifitas tenaga kerja serta perbaikan mutu produk dalam suatu

BAB 8 KESIMPULAN DAN SARAN

Abstrak. Abstract METODOLOGI PENELITIAN PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan tersebut. Risiko-risiko tersebut dapat menimbulkan berbagai penyakit. Penyakit akibat kerja (PAK) adalah penyakit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan sebaliknya kesehatan dapat mengganggu pekerjaan. Tujuan pengembangan

I. PENDAHULUAN. Keluhan low back pain (LBP) dapat terjadi pada setiap orang, dalam kehidupan

Dian Palupi Restuputri, Eriko, Andri Sulaksmi Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Malang, Malang

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan dan kesehatan kerja sangat penting diterapkan di segala

BAB I PENDAHULUAN. akibat nyeri punggung. Nyeri punggung bagian bawah merupakan penyebab

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

V. PENERAPAN SISTEM ERGONOMI DALAM PROSES PRODUKSI

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari sistem pelayanan

Transkripsi:

IDENTIFIKASI RISIKO BAHAYA KESEAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA BAGIAN PRODUKSI INEN DI V.PRIMATEX ESTARI SEMARANG Sadida Nesia Maulidy *) Eko Hartini **) *) Alumni Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro **) Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Email : sadidanesia@yahoo.co.id ABSTRAT Background: V. Primatex estari is the company home industry that makes linen foundes in 998 and located in Kawasan Industri andi Gatot Subroto Blok B no. Krapyak Semarang with 50 the employees. Of the survey result early done there are many risk factors hazard on production in V. Primatex estari starting from the process of cutting cloth until to be a linen. The purpose of this research identify and analyze risk hazard work safety and health production line workers in V. Primatex estari Semarang. Methods: A design study in a descriptive, while design study use based on the standartd us ANZ / 4360: 004 with the qualitative analysis consisting of identification risks by determine the value of possibilities and the consequences of any risk, the values and counted by comparison with a standard risk level to get levels risks in each process of making linen. Results: Based on the assessment of the level health and safety risk work in production the extreme 3%, High %, Moderate 8%, and low 48%. onclusion: In the process of making linen in V. Primatex estari sustainable there is a risk hazard low. Suggested a company providing APD and facilities work adequate. Keyword : Risk Analysis Hazard, inen

ABSTRAK atar Belakang : V. Primatex estari merupakan perusahaan home industri yang membuat linen yang didirikan pada tahun 988 dan bertempat di Kawasan Industri andi Gatot Subroto Blok B no. Krapyak Semarang yang mempunyai karyawan 50 orang. Dari hasil survei awal yang dilakukan terdapat banyak faktor risiko bahaya pada proses produksi di V. Primatex lestari mulai dari proses pemotongan kain sampai menjadi produk linen. Tujuan penelitian ini mengidentifikasi dan menganalisis risiko bahaya keselamatan dan kesehatan kerja pada pekerja bagian produksi linen di V. Primatex estari di Kota Semarang. Metode : Desain penelitian menggunakan metode deskriptif, sedangkan desain studi yang digunakan adalah berdasarkan standar AS/ANZ 4360 : 004 dengan metode analisis kualitatif yang terdiri dari identifikasi risiko dengan menentukan nilai kemungkinan dan konsekuensi dari setiap risiko, nilai tersebut lalu dihitung dan dibandingkan dengan standar level risiko untuk mendapatkan tingkatan risiko yang ada pada setiap proses pembuatan linen. Hasil : Berdasarkan penilaian tingkat risiko keselamatan dan kesehatan kerja pada proses produksi yaitu Extreme (sangat tinggi) sebesar 3%, High (tinggi) sebesar %, Moderate (sedang) sebesar 8%, dan ow (rendah) sebesar 48%. Kesimpulan : Pada proses pembuatan linen di V. Primatex estari terdapat risiko bahaya rendah. Disarankan perusahaan menyediakan APD dan sarana kerja yang memadai. Kata kunci : Analisis risiko bahaya, inen

PENDAHUUAN Kecelakaan kerja merupakan suatu kejadian yang tidak dikehendaki. Kecelakaan menjadi masalah besar bagi kelangsungan perusahaan karena dapat menimbulkan kerugian materi yang cukup besar dan juga korban jiwa serta penyakit akibat kerja. Kehilangan sumber daya manusia merupakan kerugian yang sangat besar karena manusia adalah satu-satunya sumber daya yang tidak dapat digantikan oleh tekhnologi apapun. Dari penelitian yang diadakan IO (International abour Organization) mengenai standar kecelakaan kerja, Indonesia menempati urutan ke-5 dari 53 negara yang ditelitinya. Ini berarti, begitu buruknya masalah kecelakaan kerja di negara ini. Untuk itu, dirinya berharap pada 00, Indonesia setidaknya menduduki peringkat 00 ke atas. Mengutip data Jamsostek, pada tahun 00 tercatat 98.7 kasus kecelakaan kerja. Menurut penelitian yang dilakukan Eni Kurniawati yang berjudul Analisis potensi kecelakaan kerja pada departemen produksi springbed, didapatkan hasil terdapat sejumlah kasus kecelakaan yang dialami oleh para pekerja pada tahun 0. Proses identifikasi yang dilakukan adalah dengan menggunakan metode Hazard Identification and Risk Assessment (HIRA). Berdasarkan proses identifikasi bahaya maka didapatkan 34 jenis temuan bahaya yang kemudian dikelompokkan menjadi 6 sumber bahaya yaitu sumber bahaya kondisi ingkungan Kerja, Sikap Pekerja, Material Kerja, antai Basah, Panel istrik dan Pisau Pemotong. Sedangkan dari penilaian risiko maka didapatkan nilai 4% bahaya dalam kategori Ekstrim, 8% bahaya dalam kategori Risiko Tinggi dan 5% bahaya dalam kategori Risiko Sedang. 3 Proses produksi yang dilakukan di V. Primatex estari Semarang dimulai dari tahapan memotong kain, penjahitan kain, penyortiran linen, penyetrikaan linen dan pendistribusian linen. Hal tersebut terdapat risiko bahaya pada saat melakukan pekerjaan di bagian produksi.

METODE Penelitian ini merupakan jenis deskriptif. Penelitian ini dilakukan di bagian produksi V.Primatex estari Semarang dan waktu penelitian dilakukan pada bulan Agustus-September 05. Teknik pengambilan sampel menggunakan random sampling ( acak ) dan setiap bagian produksi diambil 3 orang yang mewakili pekerja di setiap proses produksi dari 40 pekerja di proses produksi linen. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan tabel JSA (Job Safety Analysis). Sedangkan data di analisa berdasarkan tabel penilaian risiko metode kualitatif untuk menentukan nilai severity (keparahan atau konsekuensi) dan likelihood (kemungkinan) dari setiap risiko, nilai tersebut kemudian dihitung dan dibandingkan dengan tabel matrik risiko metode kualitatif untuk mendapatkan tingkatan risiko (Risk Rating) yang ada pada tahapan kerja di proses produksi linen. HASI PENEITIAN Identifikasi risiko dilakukan dengan menggunakan metode JSA dan observasi pada setiap tahapan proses produksi.

Tahapan Pekerjaan. Pemotongan kain Tabel Job Safety Analysis Tahapan Proses Produksi inen V. Primatex estari Rincian Pekerjaan - Mengambil sampel kain - Membentangka n kain keatas meja Kecelakaan yang pernah dialami - Tangan terluka - Bersinbersin - Kaki terluka - Bersinbersin - Mengukur kain - Tangan tergores Potensi kecelakaan Konsekuensi Pengendalian yang ada - Tangan terkena gunting - Menghirup debu yang menempel di kain - Terjatuh dari atas meja - Kaki tersandung kursi papan - Debu pada kain - Tangan tergores ujung penggaris besi - Terjatuh dari kursi papan - uka sayat - P3K - Kaki terkilir - uka gores - Memar - uka sayat - Terkilir APD seperti masker - P3K APD seperti masker Rekomendasi sarung sepatu khusus untuk bekerja - P3K sarung

Tabel Job Safety Analysis Tahapan Proses Produksi inen V. Primatex estari (anjutan) Tahapan Pekerjaan Rincian pekerjaan - Memotong kain - Mendorong keranjang kain yang siap dijahit. Penjahitan kain - Memasukan benang ke dalam jarum mesin jahit - Menjahit kain sesuai pola linen Kecelakaan yang pernah dalami - Tangan terluka Potensi kecelakaan - Tangan terkena alat potong - Tangan terkena gunting - Bakteri pada pegangan alat potong - Bakteri pada keranjang konsekuensi - Jari terpotong - uka sobek - Infeksi pencernaan (diare) - Infeksi pencernaan (diare) Pengendalian yang ada - P3K - Wastafel + sabun cuci - Wastafel + sabun cuci Rekomendasi sarung sarung tagan - Tangan terluka - Tertusuk jarum - uka tusuk - P3K alat seperti pinset untuk memasukan benang ke jarum - Pegal pada - Nyeri punggung - Pegal pada kaki - Mata lelah - Tangan pegal - Nyeri punggung - Kaki pegal - Mata lelah - Tangan pegal - Nyeri punggung - Pegal pada kaki - Gangguan penglihatan - P3K - Peregangan setiap beberapa menit sekali

Tahapan pekerjaan 3. Penyortiran inen Tabel Job Safety Analysis Tahapan Proses Produksi inen V. Primatex estari (anjutan) Rincian pekerjaan - Mendorong keranjang kain yang sudah siap di sortir Kecelakaan yang pernah dialami - Tangan pegal - Tangan pegal - Bakteri pada keranjang Potensi Kecelakaan Konsekuensi Pengendalia n yang ada - Nyeri otot - Infeksi saluran pencernaan - P3K - Wastafel + sabun cuci Rekomendasi sarung 4. Penyetrika an inen - Memindahkan linen dari keranjang keatas meja - Menyortir linen - Tangan Terluka - Menghidupkan listrik pada alat setrika - Kaki pegal - Pinggang pegal - Nyeri otot - P3K - Peregangan otot setiap beberapa menit sekali - Tangan tertusuk alat sortir - Tangan tersayat alat sortir - Kaki pegal pada saat sedang mensortir sambil berdiri - Nyeri punggung pada saat mensortir sambil duduk - uka tusuk - uka sayat - Nyeri otot pada kaki - Nyeri otot punggung - Tersengat listrik - uka - edera - P3K sarung - P3K tanda peringatan

Tahapan pekerjaan Tabel Job Safety Analysis Tahapan Proses Produksi inen V. Primatex estari (anjutan) Rincian pekerjaan - Proses penyetrikaan 5. Pendistribusian - Memasukan linen kedalam plastik - Memasukan linen kedalam kardus Kecelakaan yang pernah dialami - Terluka karena terkena setrika Potensi kecelakaan - Terkena setrika - Terkena uap panas - Tangan dan kaki pegal - Nyeri punggung - Bakteri pada alat setrika - Terkena silet - Terkena silet - Kaki pegal karena proses pengerjaan sambil berdiri Konsekuensi - Gangguan pernafasa n - Iritasi kulit - Nyeri otot dan kaki - Nyeri otot punggung - Infeksi saluran pencernaa n - uka sayat - Terkena silet - Terkena silet - uka sayat Pengendalian yang ada - P3K - Wastafel + sabun cuci Rekomendasi sarung khusus bagian penyetrikaan linen masker kursi yang ada penyangga punggung - P3K sarung - P3K sarung

Tabel Job Safety Analysis Tahapan Proses Produksi inen V. Primatex estari (anjutan) Tahapan pekerjaan Rincian pekerjaan Kecelakaan yang pernah dialami Potensi kecelakaan - Mengangkat - Pegal - Nyeri pada linen yang siap kirim ke handlift - Tangan terkilir - Menarik handlift menuju ke mobil box - Nyeri pada - Bakteri pada pegangan handlift Konsekuensi - Nyeri otot - Nyeri otot - Infeksi saluran pencernaa n (diare) Pengendalian Rekomendasi yang ada - P3K poster angkatangkut yang benar - P3K poster angkatangkut yang - Wastafel + benar sabun cuci

Tabel. Analisis risiko Kesehatan dan Keselamatan Kerja pada tahapan proses produksi di V. Primatex estari pada bagian pemotongan kain Rincian pekerjaan Risiko Risk Matrik RR (onsequency) (ikelihood) (Risk Rating) Mengambil Tangan terkena M sampel kain gunting Debu pada kain 3 D M Menguraikan kain Terjatuh dari atas meja D keatas meja Kaki tersandung kursi D papan Mengukur kain Tangan tergores ujung M penggaris besi Terjatuh dari kursi D papan Memotong kain Tangan atau jari 4 D H terkena alat pemotong Tangan terkena M gunting Bakteri pada 3 B H pegangan alat pemotong Mendorong Bakteri pada keranjang 3 B H keranjang kain kain yang siap dijahit

Tabel 3. Analisis risiko Kesehatan dan Keselamatan Kerja pada tahapan proses produksi di V. Primatex estari pada bagian penjahitan kain Rincian Risiko Risk Matrik pekerjaan RR (onsequency) (ikelihood) (Risk Rating) Memasukan Tertusuk jarum M benang kedalam jarum mesin jahit Menjahit kain Tangan mengalami sesuai pola linen pegal Nyeri punggung Mata lelah

Tabel 4. Analisis risiko Kesehatan dan Keselamatan Kerja pada tahapan proses produksi di V. Primatex estari pada bagian penyortiran linen Rincian pekerjaan Risiko Risk Matrik (onsequency) (ikelihood) RR (Risk Rating) Mendorong keranjang kain dari proses penjahitan yang sudah siap untuk disortir Bakteri pada keranjang 3 B H Memindahkan linen Pinggang pegal dari keranjang keatas meja Tangan tertusuk Menyortir linen atau tersayat alat M sortir Kaki pegal pada saat sedang mensortir sambil berdiri Nyeri punggung pada saat mensortir sambil duduk

Tabel 5. Analisis risiko Kesehatan dan Keselamatan Kerja pada tahapan proses produksi di V. Primatex estari pada bagian penyetrikaan linen Rincian pekerjaan Risiko Risk Matrik (onsequency) (ikelihood) RR (Risk Rating) Menghidupkan listrik Tersengat listrik 5 E pada alat setrika Proses penyetrikaan Terkena setrika Terkena uap panas Tangan dan kaki pegal Nyeri punggung Bakteri pada pegangan alat setrika 3 B B M M H

Tabel 6. Analisis risiko Kesehatan dan Keselamatan Kerja pada tahapan proses produksi di V. Primatex estari pada bagian pendistribusian linen Rincian pekerjaan Risiko Risk Matrik (onsequency) (ikelihood) RR (Risk Rating) Memasukan linen kedalam plastik Terkena silet Kaki pegal karena M proses pengerjaan sambil berdiri Memasukan linen Terkena silet M kedalam kardus Mengangkat linen Nyeri pada yang siap kirim ke Tangan terkilir handlift D Nyeri pada Menarik handlift Bakteri pada menuju ke mobil pegangan handlift box 3 B H

Berdasarkan hasil penelitian dengan presentase matriks risiko menunjukan bahwa risiko yang terdapat pada bagian produksi menunjukan 3% termasuk dalam risiko sangat tinggi (Extreme Risk) yaitu dibutuhkan pihak khusus untuk mengurangi risiko yang terjadi. 0% menunjukan risiko tinggi (High Risk) sehingga dibutuhkan pengawasan dan penanganan risiko secepatnya. 3% menunjukan risiko sedang (Moderate Risk) yaitu dibutuhkan pembuatan peraturan dan pengadaan APD sehingga bisa mengurangi risiko kecelakaan kerja. 45% menunjukan risiko rendah (ow Risk) yang dapat dii secara rutin dengan pengadaan kotak P3K yang lebih lengkap sehingga jika terjadi kecelakaan bisa cepat diatasi. PEMBAHASAN Sebelum melakukan analisis risiko terlebih dahulu melakukan identifikasi risiko pada seluruh tahapan pekerjaan di bagian produksi dengan menggunakan tabel JSA (Job Safety Analysis) lalu dilakukan analisis risiko dengan menggunakan metode analisis kualitatif untuk mengetahui tingkat risiko apa saja yang terdapat pada proses produksi. Berdasarkan hasil penelitian dengan presentase matriks risiko menunjukan bahwa risiko yang terdapat pada bagian produksi menunjukan 3% termasuk dalam risiko sangat tinggi (Extreme Risk) yaitu dibutuhkan pihak khusus untuk mengurangi risiko yang terjadi. 0% menunjukan risiko tinggi (High Risk) sehingga dibutuhkan pengawasan dan penanganan risiko secepatnya. 3% menunjukan risiko sedang (Moderate Risk) yaitu dibutuhkan pembuatan peraturan dan pengadaan APD sehingga bisa mengurangi risiko kecelakaan kerja. 45% menunjukan risiko

rendah (ow Risk) yang dapat dii secara rutin dengan pengadaan kotak P3K yang lebih lengkap sehingga jika terjadi kecelakaan bisa cepat diatasi.. Extreme Risk ( Risiko Sangat Tinggi) Terdapat pada proses penyetrikaan pada saat menghidupkan listrik pada alat setrika mempunyai risiko tersengat listrik dan dapat menyebabkan kematian pada pekerja jika terjadi kecelakaan, Kecelakaan menurut M. Sulaksono adalah suatu kejadian tak diduga dan tidak dikehendaki yang mengacaukan proses suatu aktivitas yang telah diatur.. High Risk (Risiko Tinggi) a. Tangan terkena atau terpotong alat pemotong kain Pada saat memotong kain dengan menggunakan pemotong kain, dapat menyebabkan melukai bahkan terpotong alat pemotong. Menurut penelitian Eni Kurniawati yang berjudul Analisis potensi kecelakaan kerja pada departemen produksi springbed, didapatkan hasil terdapat sejumlah kasus kecelakaan yang dialami oleh para pekerja pada tahun 0 salah satunya terdapat pada proses pemotongan busa dengan menggunakan alat pemotong, beberapa kasus pernah terjadi kecelakaan akibat pisau pemotong, Akibatnya pisau melukai anggota tubuh. 3 b. Terkena bakteri Terdapat bakteri pada pegangan alat pemotong kain, keranjang kain, pegangan alat setrika dan pada handlift sehingga dapat menyebabkan infeksi saluran pencernaan atau diare jika pekerja tidak melakukan cuci setelah melakukan pekerjaan. Menurut Joko Suryono, infeksi terjadi bila orang yang tidak kebal atau tidak resisten berkontak dengan suatu agen infektif. 4 3. Moderate Risk a. Proses pemotongan kain Terdapat risiko sedang pada saat mengambil sampel kain yang memiliki risiko tergunting, pada saat membentangkan kain keatas meja memiliki risiko terjatuh dari atas meja dan kaki tersandung papan kursi, pada saat mengukur kain memiliki risiko tergores ujung penggaris besi sehingga

menyebabkan luka gores, pada saat memotong kain dengan gunting memiliki risiko tergunting sehingga menyebabkan luka pada. b. Proses penjahitan kain Terdapat risiko sedang pada saat memasukan benang ke jarum mesin jahit yang memiliki risiko tertusuk jarum sehingga menyebabkan luka tusuk. c. Proses penyortiran Terdapat risiko sedang pada saat menyortir linen yang memiliki risiko tertusuk alat sortir sehingga menyebabkan terluka. d. Proses penyetrikaan Terdapat risiko sedang pada saat menyetrika kain yang memiliki risiko terkena setrika panas dan terkena uap panas dari setrika e. Proses pendistribusian Terdapat risiko sedang pada saat memasukan linen kedalam plastik dan memasukan linen kedalam kardus yang memiliki risiko terkena silet 4. ow Risk a. Proses pemotongan kain Terdapat risiko rendah pada saat mengukur kain sambil berdiri diatas kursi papan yang memiliki risiko terjatuh dari kursi papan sehingga menyebabkan luka cedera atau memar, b. Proses penjahitan Terdapat risiko rendah pada saat menjahit kain yang memiliki risiko pegal, mata lelah dan nyeri punggung karena untuk waktu yang cukup lama posisi kerja pekerja adalah duduk. Seluruh lengkung tulang belakang harus terdapat selama duduk dan dengan duduk di ujung kursi dengan membungkukkan badan seolah terbentuk huruf. setelah itu tegakkan badan buatlah lengkungan tubuh sebisa mungkin. 5 c. Proses penyortiran Terdapat risiko rendah pada saat mendorong keranjang kain dari proses penjahitan ke proses penyortiran yang memiliki risiko pegal dan pada saat memindahkan linen dari keranjang keatas meja yang memiliki risiko pinggang pegal karena gerakan berulang-ulang. d. Proses penyetrikaan Terdapat risiko rendah pada saat menyetrika yang memiliki risiko pegal karena gerakan menyetrika yang berulang-ulang, kaki pegal karena

menyetrika sambil berdiri dan nyeri punggung karena menyerika sambil duduk. Posisi duduk merupakan posisi yang paling baik dalam melakukan pekerjaan. Bekerja performa duduk lama dan statis akan menimbulkan ketegangan pada vertebralis terutama pada lumbar sehingga menyebabkan keluhan nyeri otot. 6 e. Proses pendisitribusian Terdapat risiko rendah pada saat memasukan linen kedalam plastik sambil berdiri memiliki risiko kaki pegal karena proses pengerjaan dilakukan sambil berdiri, pada saat mengangkat linen keatas handlift memiliki risiko nyeri dan terkilir dan pada saat menarik handlift menuju ke mobil box. Bahwa pekerjaan manual handling dan lifting merupakan penyebab utama terjadinya resiko kelelahan otot serta cidera tulang belakang (back pain). Di samping itu sekitar 5% kecelakaan kerja juga terjadi akibat pekerjaan material manual handling. 7. SIMPUAN Berdasarkan tingkat risiko keselamatan dan kesehatan kerja pada proses produksi yaitu: a. Extreme (sangat tinggi) sebesar 3% yaitu risiko tersengat listrik saat menyalakan alat setrika b. High (tinggi) sebesar % yaitu risiko terkena alat pemotong pada saat memotong kain menggunakan alat potong, terkena bakteri pada pegangan alat pemotong, keranjang kain dan pegangan handlift. c. Moderate (sedang) sebesar 8% yaitu pada saat proses pemotongan kain antara lain, terkena gunting, terdapat debu pada kain, terjatuh dari atas meja, kaki tersandung kursi papan, tergores ujung penggaris besi, proses penjahitan terdapat risiko tertusuk jarum, proses penyortiran terdapat risiko tertusuk atau tersayat alat sortir, pada proses penyetrikaan terdapat risiko terkena setrika dan uap panas dari setrika, pada proses pendistribusian terdapat risiko terkena silet.

d. ow (rendah) sebesar 48% yaitu pada saat pemotongan kain terdapat risiko terjatuh dari kursi papan, penjahitan kain terdapat risiko pegal, nyeri punggung dan mata lelah, penyortiran terdapat risiko nyeri pinggang, punggung dan kaki, penyetrikaan terdapat risiko dan kaki pegal, nyeri punggung, pendistribusian terdapat risiko kaki pegal, nyeri pada dan terkilir. SARAN. Menyediakan sarana kerja seperti kursi yang ada penyangga punggung agar pekerja bekerja secara nyaman dan meminimalisir rasa pegal pada bagian punggung.. Pengecekan ketersediaan P3K setiap bulan sekali untuk mengantisipasi jika ada obat-obatan yang sudah kadaluarsa dan habis. 3. Pengawasan pemakaian APD pada saat bekerja. DAFTAR PUSTAKA. Santoso G. Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta Prestasi Pustaka Publisher. 004. Depnaker RI. Data Kecelakaan Kerja. http://www.depnakertrans.go.id diakses tanggal 9 Maret 05 3. Kurniawati E. Analisis Potensi Kecelakaan Kerja pada Departemen Produksi Springbed dengan Metode Hazard Identification and Risk Assesessment (HIRA). Fakultas Teknik. Universitas Brawijaya. Malang. 03 4. Anizar. Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Industri. Yogyakarta: Graha Ilmu.. 009 5. Samara. D.Duduk ama Dapat Sebabkan Nyeri Pinggang Bawah, 009. 6. Gempur, Santoso, Ergonomi Terapan, Edisi Pertama, Prestasi Pustaka Raya, Jakarta, 03. 7. Tarwaka, Solichul HA. Bakri, ilik Sudiajeng, Ergonomi. Surakarta : UNIBA PRESS. 004