PENDEKATAN HAK ASASI MANUSIA TERHADAP FCTC. Ifdhal Kasim

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat menyebabkan kematian baik bagi perokok dan orang yang ada

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Global Adults Tobacco Survey (GATS) Indonesia, Indonesia merupakan

BAB I PENDAHULUAN. sampai saat ini telah dikenal lebih dari 25 penyakit berbahaya disebabkan oleh rokok.

Deni Wahyudi Kurniawan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan politik (Depkes, 2006). Rokok merupakan salah satu zat adiktif yang bila

BAB 1 : PENDAHULUAN. Perilaku merokok merupakan suatu hal yang fenomenal. Hal ini ditandai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi (UU


BAB I PENDAHULUAN. dihirup asapnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana tabacum, Nicotiana rustica

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah i

BAB 1 : PENDAHULUAN. tempat seperti di lingkungan keluarga, kantor, fasilitas kesehatan, cafe, kendaraan

tinggi tingkat kesehatan, maka kesegaran jasmani akan semakin baik pula. Berdasarkan Undang- Undang Kesehatan No 36 tahun 2009 yang memuat

HAK EKONOMI, SOSIAL, DAN BUDAYA

BAB I PENDAHULUAN. salah satu negara konsumen tembakau terbesar di dunia.

I. PENDAHULUAN. diantaranya penyakit pada sistem kardiovaskular, penyakit pada sistem

BAB I PENDAHULUAN. tambahan (Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, 2009). Masalah utama. yang menjadi semakin tinggi tiap tahunnya.

BAB I PENDAHULUAN. penyakit yang di akibatkan karena merokok berakhir dengan kematian. World

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya terjadi di negara-negara berkembang. Sekitar 5 juta orang mati

Upaya Pengendalian Tembakau di Indonesia. Oleh Prof. Dr. Ali Ghufron Mukti, M.Sc, Ph.D Wakil Menteri Kesehatan Republik Indonesia

BAB 1: PENDAHULUAN. ketergantungan) dan tar yang bersifat karsinogenik. (1)

BAB I PENDAHULUAN. pembuluh darah, kanker paru-paru, kanker rongga mulut, kanker laring,

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 40 TAHUN 2013 TENTANG PETA JALAN PENGENDALIAN DAMPAK KONSUMSI ROKOK BAGI KESEHATAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Merokok tidak hanya berdampak pada orang yang merokok (perokok aktif)

BAB I PENDAHULUAN. Merokok merupakan salah suatu kebiasaan penduduk Indonesia. Kebiasaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tanaman Nicotiana Tabacum, Nicotiana Rustica, dan spesies lainnya atau sintesis

BAB I PENDAHULUAN. degeneratif seperti kanker, memperlambat pertumbuhan anak, kanker rahim dan

TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PENGUNJUNG DI LINGKUNGAN RSUP Dr. KARIADI TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. Health Organization (WHO) pada tahun 2011 jumlah perokok laki-laki di

Hak Beribadah di Indonesia Oleh: Yeni Handayani * Naskah diterima: 4 Agustus 2015; disetujui: 6 Agustus 2015

MAKALAH. Mengenal Konvensi-konvensi. Oleh: M. Syafi ie, S.H., M.H.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Merokok dapat mengganggu kesehatan bagi tubuh, karena banyak. sudah tercantum dalam bungkus rokok. Merokok juga yang menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rista Mardian,2013

BAB I PENDAHULUAN. disekelilingnya khususnya bagi mereka yang termasuk ke dalam kelompok rentan

BAB I PENDAHULUAN. Merokok sudah menjadi masalah kompleks yang menyangkut aspek

Kebijakan Peringatan Kesehatan Bergambar Pada Bungkus Rokok

BAB I PENDAHULUAN. disabilitas yang tidak menyadari dengan potensi yang mereka miliki. Sudah

BAB I PENDAHULUAN. perokok mengalami peningkatan dari tahun ketahunnya (Sari, 2006).

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN NEGARA PP&PA. Strategi Nasional. Sosial Budaya.

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Pengantar Memahami Hak Ekosob. M. Dian Nafi PATTIRO-NZAID

HAM DAN PERLINDUNGAN HAK KEBEBASAN BERAGAMA DAN BERKEYAKINAN. Oleh: Johan Avie, S.H.

BAB V KESIMPULAN. di berbagai belahan dunia. Di titik ini, norma-norma HAM menyebar luas ke seluruh

INDIKATOR KESEHATAN SDGs DI INDONESIA Dra. Hj. Ermalena MHS Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Disampaikan dalam Diskusi Panel Pengendalian Tembakau dan

BAB I. PENDAHULUAN. morbiditas dan mortalitas di negara berkembang. WHO memperkirakan tiap

Dalam Peraturan Pemerintah ini diatur bahwa iklan rokok hanya dapat dilakukan dengan persyaratan tertentu yang ditetapkan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Rokok sudah dikenal manusia sejak tahun sebelum Masehi. Sejak

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA SISWA SLTP DI KECAMATAN BENDOSARI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2008

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular (PTM), yang merupakan penyakit akibat gaya hidup serta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. tahun itu terus meningkat, baik itu pada laki-laki maupun perempuan. Menurut The

BAB III ANALISIS DAN KAJIAN YURIDIS MENGENAI EUTHANASIA DIPANDANG DARI SEGI HAM

BAB 1 : PENDAHULUAN. kualitas hidup manusia dan kesejahteraan masyarakat. (1)

PELUANG DAN KENDALA MEMASUKKAN RUU KKG DALAM PROLEGNAS Oleh : Dra. Hj. Soemientarsi Muntoro M.Si

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku merokok tampaknya telah menjadi kebiasaan banyak. seperti Indonesia bermunculan rokok-rokok terbaru yang setiap produk

BAB I PENDAHULUAN. kecenderungan yang semakin meningkat dari waktu ke waktu (Kemenkes RI,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesehatan. Kandungan rokok adalah zat-zat kimiawi beracun seperti mikrobiologikal

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG BAHAYA MEROKOK DENGAN TINDAKAN MEROKOK REMAJA DI PASAR BERSEHATI KOTA MANADO

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rokok sudah menjadi suatu barang konsumsi yang sudah familiar kita

BAB 1 : PENDAHULUAN. Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan silent disease yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN dan pada abad 21 ini, akan ada 1 miliar orang meninggal akibat. penyakit disebabkan rokok (Evy, 2008).

I. PENDAHULUAN. Rokok merupakan salah satu produk yang cukup unik (terutama cara

2017, No Indonesia Tahun 2002 Nomor 109, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4235), sebagaimana telah beberapa kali diubah, tera

BAB I PENDAHULUAN. semua orang tahu akan bahaya yang ditimbulkan akibat merokok. Rokok mengandung

BAB I PENDAHULUAN. hakikatnya adalah perubahan yang terus-menerus yang merupakan kemajuan dan

BAB I BAB 1 : PENDAHULUAN PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun Oleh karena itu,

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG KAWASAN TANPA ASAP ROKOK

hari berdampak negatif bagi lingkungan adalah merokok (Palutturi, 2010).

Makalah. WORKSHOP Memperkuat Justisiabilitas Hak-Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya : Prospek dan Tantangan. Hak-hak Ekonomi, Sosial dan Budaya

BAB I PENDAHULUAN. disebelah ibu yang sedang menggendong bayi sekalipun, orang tersebut tetap. sekelilingnya sering kali tidak peduli.

Hak Atas Kesehatan Dalam Perspektif HAM

Bab 1 PENDAHULUAN. Rokok adalah salah satu permasalahan kesehatan terbesar yang dialami

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 : PENDAHULUAN. kehidupan anak sekolah mulai dari SMA, SMP dan bahkan sebagian anak SD sudah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. adalah perokok pasif. Bila tidak ditindaklanjuti, angka mortalitas dan morbiditas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, Indonesia menghadapi tantangan dalam meyelesaikan UKDW

BAB I PENDAHULUHAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu hal yang seringkali menyerang remaja adalah perilaku merokok, yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kebiasaan merokok di masyarakat kini seolah telah menjadi budaya. Hal ini

MAKALAH HAK-HAK EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA. Oleh: Ifdhal Kasim Ketua Komnas HAM RI, Jakarta

HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP SEHAT DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA KARYAWAN DI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. pandang, gaya hidup dan budaya suatu masyarakat, bahkan perseorangan.

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

Sehat merupakan aspek penting bagi setiap manusia dan modal untuk keberhasilan

BAB 1 PENDAHULUAN. Tembakau pertama kali diperkenalkan di Indonesia oleh bangsa Belanda

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB III INSTRUMEN INTERNASIONAL PERLINDUNGAN HAM PEREMPUAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 1 : PENDAHULUAN. kalangan masyarakat seperti di lingkungan keluarga, kantor, fasilitas kesehatan, cafe,

[PP NO.19/2003 (PENGAMANAN ROKOK BAGI KESEHATAN)] December 22, 2013

BAB I PENDAHULUAN. adalah hasil dari non-perokok yang terpapar asap rokok. Hampir 80% dari lebih 1

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 55 TAHUN 2012 TENTANG PEMBINAAN KEGIATAN KEAGAMAAN DAN PENGAWASAN ALIRAN SESAT DI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. fisik dan mentalnya akan lambat. Salah satu indikator kesehatan yang dinilai

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia. Menurut data World Health Organization (WHO) bahwa kurang lebih 3

BAB 1 : PENDAHULUAN. tidak menular salah satunya adalah kebiasaan mengkonsumsi tembakau yaitu. dan adanya kecenderungan meningkat penggunaanya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Asap rokok mengandung 4000 bahan kimia dan berhubungan dengan

Transkripsi:

PENDEKATAN HAK ASASI MANUSIA TERHADAP FCTC http://www.easyvectors.com/browse/other/smoke-cigarette-clip-art Ifdhal Kasim

Pendahuluan Di Indonesia, konsumsi rokok cenderung tidak terkendali dan meningkat setiap tahunnya. Konsumsi rokok di Indonesia terus mengalami peningkatan yang signifikan dari tahun 1995 sampai dengan 2010. Peningkatan prevalensi perokok dewasa pada tahun 1995 mencapai 53,4% laki-laki dan 1,7% perempuan. Selama kurun waktu 15 tahun, perokok dewasa laki-laki meningkat menjadi 65,9% dan perempuan menjadi 4,2%. Indonesia merupakan negara ketiga dengan jumlah perokok tertinggi di dunia, setelah Cina dan India, dengan prevalensi perokok tertinggi di dunia yaitu 36,1% (GATS 2011). Tingkat produksi rokok pada tahun 2013 bahkan telah mencapai 302 miliar batang. Jumlah penduduk di Indonesia mencapai sekitar 230 juta jiwa yang berarti bahwa terdapat lebih 1.313 batang rokok di setiap mulut orang Indonesia, termasuk bayi yang baru lahir.

Konsumsi Rokok Indonesia, 1995-2010 Perokok Remaja 7% 19% Remaja Pria 14% 37%

Pendahuluan Sejumlah hasil penelitian menunjukan bahwa mengkonsumsi rokok dapat menyebabkan berbagai macam gangguan kesehatan seperti serangan jantung, kanker, impotensi, enfisema, bronchitis kronik, gangguan kehamilan dan janin. Rokok juga merupakan salah satu faktor resiko dari enam penyakit penyebab kematian tertinggi di dunia. Penelitian Kementerian Kesehatan menyebutkan bahwa di Indonesia tidak kurang dari 200.000 orang meninggal setiap tahunnya karena mengkonsumsi rokok atau akibat menghirup asap rokok. Pada tahun 2020 WHO (2003) memperkirakan bahwa penyakit yang berkaitan dengan tembakau akan menjadi masalah kesehatan utama terbesar. Penyakit-penyakit tersebut menyebabkan sekitar 8,4 juta kematian setiap tahun.

Hak Asasi Manusia Manusia merupakan pemegang hak (right holder). Hak-hak tersebut mencakup: hak-hak positif; dan hak-hak negatif Apakah memilih merokok merupakan bagian dari hak asasi manusia (hak negatif)? Negara diwajibkan bertanggungjawab terhadap perlindungannya (duty bearer)

Hak Asasi Manusia

Norma HAM dalam Hukum Pasal 28H ayat (1) UUD 1945 Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanankesehatan. Pasal 9 ayat (3) UU 39/1999 tentang HAM Setiap orang berhak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat.

Norma HAM dalam Hukum Undang-undang Nomor 11 tentang Pengesahan International Covenant on Economic, Social and Cultural Rights (Kovenan Internasional tentang Hak-hak Ekonomi, Sosial dan Budaya) Pasal 12 ayat (1), mengakui hak setiap orang untuk menikmati standar retinggi yang dapat dicapai atas kesehatan fisik dan mental (right to health) Pasal 12 ayat (2) huruf b Langkah-langkah yang akan diambil oleh Negara Pihak pada Kovenan ini guna mencapai perwujudan hak ini sepenuhnya, harus meliputi hal-hal yang diperlukan untuk mengupayakan Perbaikan semua aspek kesehatan lingkungan dan industri Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan Pasal 113 ayat (2): Zat adiktif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi tembakau, produk yang mengandung tembakau, padat, cairan, dan gas yang bersifat adiktif yang penggunaannya dapat menimbulkan kerugian bagi dirinya dan/atau masyarakat sekelilingnya.

Tanggungjawab Negara Upaya Pengendalian Pengesahan Menghormati Negara tembakau Melindungi Memenuhi FCTC

Tanggungjawab Negara Committee on Economic Social and Cultural Rights (CESCR) General Comment 14 : ( ) violations of the obligations to protect arise from the fact that a State may not adopt all necessary measures within their jurisdiction in order to protect persons against violations of the right to health by third parties. Included in this category are such omissions as non-protection of consumers and workers from damaging health practices, as occurs in the case of... not deterring the production, marketing and use of tobacco, drugs and other harmful substances.

Kaitannya dengan FCTC FCTC secara tehnis memang bukan Human Rights Treaty, tetapi terkait sangat kuat terhadap realisasi hak asasi manusia internasional FCTC tidak hanya terkait dari segi content-nya, tetapi dari segi dampaknya pada perlindungan HAM; Hak asasi manusia, terutama, harus dilihat dalam kaitannya dengan bentuk tanggungjawab negara (state responsibility).

Kaitannya dengan FCTC Instrumen hak asasi manusia saling terkait dan dapat saling memperkuat dengan instrumen FCTC. Instrumen FCTC merupakan standar minimum untuk melindungi kesehatan masyarakat (public health), dan mencegah kematian (right to life) Mekanisme Perlindungan HAM dapat digunakan untuk memonitor pelaksanaan FCTC

Lahir 2005 178 negara ratifikasi dalam 7 tahun WHO M-P-O-W-E-R

Ketentuan HAM dalam FCTC Priority to right to protect public health Right to health Right to access information Protecting right of the child Protecting right of the women

Memperkuat Pelaksanaan Mekanisme perlindungan HAM internasional dapat digunakan untuk pengawasan pelaksanaan FCTC di setiap negara pihak: - CESCR, concluding observation on Brazil 2009 - CEDAW, concluding observation on Argentina 2010 - CESCR, concluding observation on Argentina 2011

Penutup HAM mempunyai relasi yang sangat kuat dengan FCTC, meskipun FCTC bukan instrumen HAM Instrumen HAM internasional dan instrumen FCTC dapat saling memperkuat dan saling melengkapi Mekanisme perlindungan HAM internasional dan nasional dapat digunakan untuk pengawasan FCTC pada setiap negara pihak