BAB IV ANALISIS HASIL EKSPERIMEN

dokumen-dokumen yang mirip
Penerapan Material Hasil Eksplorasi Limbah Kulit Ikan Kakap sebagai Produk Aksesoris bagi Wanita Karir

BAB V APLIKASI HASIL EKSPERIMEN PADA PRODUK AKSESORIS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 3 METODE PENELITIAN

DAFTAR PUSTAKA. Literatur

SOAL PENILAIAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2017/2018. Mata Pelajaran : Prakarya dan KWU Kompetensi Keahlian : AP/TB/MM/KK/UPW

LIMBAH CORRUGATED PAPER SEBAGAI MATERIAL DISPLAY BOOTH

Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar dan Indikator

TEMPAT CD KULIT SEBAGAI BENDA FUNGSI EKSKLUSIF

PEMANFAATAN LIMBAH KACA SEBAGAI BAHAN BAKU PENGEMBANGAN PRODUK

PELATIHAN TEKNIK FINISHING MEBEL BERBASIS RAMAH LINGKUNGAN

III. Kerajinan dari Daur Ulang A. Produk Kerajinan dari Kertas Daur Ulang Banyak hal yang dapat diciptakan dari kertas seni (handmade paper).

BAB III METODE PENCIPTAAN

ANALISA EKONOMIS PERBANDINGAN KAPAL KAYU SISTEM LAMINASI DENGAN SISTEM KONVENSIONAL

TEKNOLOGI PEMBUATAN BIOBRIKET DARI LIMBAH BAGLOG

Indra. Seni Ebru: Melukis Di Atas Air

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III PROSES PERANCANGAN. A. Bagan Pemecahan Masalah

BAB II SIFAT DASAR KULIT IKAN KAKAP

B. Kontemplasi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2013, hlm. 728) kontemplasi

A. Bagan Pemecahan Masalah

1. Starter dengan larutan gula

Soal Ujian Tengah Semester Kelas VIII

BAB II METODE PERANCANGAN. A. Analisis Permasalahan. harus diselesaikan dalam proyek perancangan karya tekstil dengan eksplorasi eco

4 PENGETAHUAN BAHAN DAN ALAT

Pemanfaatan Limbah Kayu Kelapa dari CV. UNIQUE Furniture Cibarusah Kab. Bekasi Sebagai Wadah Alat Tulis Modular

- Rakel dengan lebar sesuai kebutuhan. - Penggaris pendek atau busur mika untuk meratakan emulsi afdruk;

PENGETAHUAN DASAR KAYU SEBAGAI BAHAN BANGUNAN

Kerajinan dari Limbah Organik

Syarat daun pisang yang digunakan :

BANTAL UNIK DARI SAMPAH PLASTIK

I. PENDAHULUAN. Mie adalah produk makanan yang pada umumnya dibuat dari tepung terigu

Kayu jati (JA1) dan Mahoni (MaA1) yang difinishing dengan penambahan air 10% untuk sealer dan 30% air untuk top coat.

lilin masih dalam bentuk bongkahan padat. Untuk membuatnya menjadi

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB 2 BAMBU LAMINASI

BAB II METODE PERANCANGAN

FINISHING. Fungsi dari bahan finishing: A. Melindungi material B. Memberikan nilai estetika

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

Sebelum membaca postingan ini, apa yang kalian ketahui tentang ilmu Kimia? Dan apa itu Kimia?Oke, let s learn it!

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL PENANGANAN PASCA PANEN KUNYIT. Feri Manoi

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM LAMPU TEGEL (LAMPU TERANG DALAM GELAP) BIDANG KEGIATAN: PKM-K. Diusulkan oleh: UNIVERSITAS SEBELAS MARET

Pengertian sticker dan jenisnya

OLAHAN DINDING. Eko Sri Haryanto, S.Sn, M.Sn

Re-inventing Method. Nadhila Adelina

Apa Itu UPVC? Keunggulan UPVC?

Sinar Jaya Abadi. Atap Fiber Transparan. 1 of 5. Keunggulan Produk : Kedap Suara Ramah Lingkungan Anti Korosi Anti Penuaan Anti Tekanan

PENERAPAN ORNAMEN PADA PRODUK AKSESORIS KULIT. Abstrak

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 LATAR BELAKANG

BAB III METODE PENELITIAN. 3 bulan. Tempat pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Program Teknik Mesin,

PENGERINGAN PENDAHULUAN PRINSIP DAN TUJUAN PENGOLAHAN SECARA PENGERINGAN FAKTOR-FAKTOR PENGERINGAN PERLAKUAN SEBELUM DAN SETELAH PENGERINGAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. dijadikan tanaman perkebunan secara besaar besaran, karet memiliki sejarah yang

PENYEDIAAN SPESIMEN AWETAN SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN BIOLOGI Oleh : Satino, M.Si

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY

I. PENDAHULUAN. yang dimiliki oleh suatu negara. Indonesia merupakan negara berkembang

dari permainan egrang. Seperti yang kita ketahui permainan egrang kini sudah sangat

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA POUCOWPANTS TEMAN SETIA PENELITI ILMU NUTRISI DALAM PENGUMPULAN FESES BIDANG KEGIATAN : PKM-KARSA CIPTA

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA BAHAN ALAM. Herbarium

SOAL PELATIHAN PENANGANAN PASCA PANEN CABE MERAH Oleh : Juwariyah BP3 K Garum. Berilah Tanda Silang (X) Pada Jawaban Yang Saudara Anggap Paling Benar!

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

BAB 7 PERUBAHAN SIFAT BENDA. Kamu dapat menyimpulkan hasil penyelidikan tentang perubahan sifat benda, baik sementara maupun tetap.

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB III STUDI KASUS PENGGUNAN PROFIL KUSEN KAYU DAN KUSEN PVC

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. eksplorasi estetis atas kain seser, diperoleh kesimpulan bahwa: sebagai jaring nelayan untuk menangkap ikan.

BAGAIMANA HUBUNGAN ANTARA SIFAT BAHAN KIMIA SEHARI-HARI DENGAN STRUKTUR PARTIKEL PENYUSUNNYA? Kegiatan 2.1. Terdiri dari

Ruang Lingkup Laboratorium No. LP-022-IDN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. tongkol jagung sebagai limbah tidak bermanfaat yang merugikan lingkungan jika tidak ditangani dengan benar.

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN. kebenaran, hal ini terkait sekali dengan realitas.

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN

BAB III DATA DAN ANALISIS PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK

PROPOSAL PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM DESAIN LAMPU TEMPURUNG KELAPA SEBAGAI PENGOLAHAN LIMBAH BERBASIS TEKNOLOGI DAN KRIYA

BAB II. METODE PERANCANGAN

PENGANTAR TENTANG KAYU

BAB I PENDAHULUAN. ancaman musuh alami dan lingkungan yang tidak menguntungkan bagi kehidupan kutu lak.

II. PENGAWETAN IKAN DENGAN PENGGARAMAN & PENGERINGAN DINI SURILAYANI

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. memanfaatkan limbah dari tanaman kelapa sawit yang selanjutnya diolah menjadi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Warna memiliki peranan dan fungsi penting dalam kehidupan yang dapat

UKDW BAB 1. PENDAHULUAN

Perubahan Sifat Benda

PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. yang hendak dikonsumsi oleh semua masyarakat Indonesia. Keamanan pangan bukan

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG OSHIBANA. musim gugur, dan musim dingin. Di Jepang orang-orang sangat menyukai bunga

PENGEMASAN DAN PENYIMPANAN PRODUK INDUSTRI RUMAH TANGGA PANGAN (IRTP)

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

CAMPURAN SERBUK GERGAJI, SERBUK KETAM DAN SERBUK AMPLASAN KAYU JATI DENGAN PEREKAT RESIN DAN HARDENER SEBAGAI BAHAN PERBAIKAN KAYU (275M)

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan devisa Indonesia. Pada dasarnya karet berasal dari alam yaitu dari getah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin hari semakin pesatnya perkembangan industri manufaktur


Pada waktu panen peralatan dan tempat yang digunakan harus bersih dan bebas dari cemaran dan dalam keadaan kering. Alat yang digunakan dipilih dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 6 EVALUASI RANCANGAN. 6.1 Kesimpulan Review dari Pembimbing dan Penguji

BAB IV. KONSEP RANCANGAN

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS HASIL EKSPERIMEN Dari berbagai eksperimen yang telah dilakukan maka dapat diambil beberapa analisis terkait dari percobaan-percobaan tersebut. 4.1 Analisis Struktur dan Karakteristik Material Berdasarkan dari hasil eksperimen maka sifat yang paling umum yang dimiliki oleh material kulit ikan tersamak adalah keuletan dan kelenturannya layaknya kulit ternak tersamak. Tidak berbau serta awet tahan lama. Namun setiap jenis kulit ikan tersamak, baik yang menggunakan bahan penyamak krom, nabati, maupun sintan memiliki tingkat keuletan, kelenturan, serta ketahanan terhadap panas yang berbeda-beda. Diantara ketiga jenis kulit ikan tersamak tersebut, kulit ikan samak dengan bahan penyamak sintan adalah kulit ikan yang memiliki sifat dan karakter yang paling berbeda. Kulit samak sintan tersebut adalah satu-satunya kulit ikan tersamak yang dapat dieksplorasi sifat transparansinya dan kemasifannya. Sehingga dapat dibentuk menjadi benda-benda keras dan transparan. 4.1.1 Pembentukan Pada eksperimen pembentukan teknik pemanasan yang paling efektif adalah dengan digoreng dibanding dengan menggunakan heatgun. Dengan digoreng kulit menjadi lebih keras sehingga bentuknya tetap seperti sewaktu dicetak meskipun cetakan telah dibuka. Ketika dipanaskan dengan heatgun kulit menjadi tambah lemas dan tidak terbentuk dengan baik (lihat Tabel 3.2). Namun kendala yang terjadi ketika digoreng adalah sulitnya menghilangkan minyak yang menempel pada kulit. 43

Sedang pada eksperimen pengeksposan kantung sisik, hampir semua percobaan berhasil membuka kantung sisik berbagai jenis kulit. Namun, hasil eksperimen tidak berlangsung lama. Hal ini disebabkan karena kulit yang terdapat pada kantung sisik sangat tipis sehingga tidak dapat mengeras meski diberi panas atau dicetak. Akibatnya kantung sisik yang telah berhasil dibuka dengan lebar, beberapa hari kemudian tertutup kembali karena efek cetakan telah habis dan kulit kantung sisik yang tipis pun kembali ke bentuk semula. Diantara keseluruhan eksperimen pembentukan, eksperimen yang dapat dikatakan paling berhasil adalah aksperimen pembentukan pada kulit ikan samak sintan. Tepatnya ketika kulit tersebut dipanaskan hingga bisa menjadi elastis sehingga dapat dilanjutkan pada proses pembentangan (lihat Gambar 3.3 dan 3.4). Eksperimen ini menghasilkan bentuk yang lebih keras dan memiliki struktur lebih kuat sehingga memungkinkan kulit ikan untuk dibentuk menjadi bentuk-bentuk tertentu seperti lingkaran, persegi, dan lain-lain, dan bukan lagi berupa lembaran. Dari keseluruhan eksperimen pembentukan, eksperimen inilah yang paling berhasil. 4.1.2 Penyambungan Pada eksperimen penyambungan, tepatnya pada proses penjahitan, kulit ikan yang disamak dengan bahan penyamak krom adalah kulit yang paling kuat dan cocok terhadap segala jenis jahitan. Hal itu dimungkinkan karena kulit ikan samak krom memiliki tingkat keuletan yang paling tinggi dibanding kulit denga samak lainnya. Namun karena keuletannya yang tinggi tersebut, kulit menjadi sulit ditembus jarum oleh karena itu sangat sulit saat dilakukannya proses menjahit. Sedang pada kulit ikan samak nabati dan samak sintan, jahitan yang paling sesuai adalah jahitan jenis flanel renggang. Karena saat dicoba dengan jenis jahitan lain, kulit labgsung robek ketika ditarik. 44

Pada eksperimen penyambungan dengan lem, hasilnya dapat dilihat pada Tabel 3.6. Terlihat bahwa yang diberi lingkara merah adalah jenis lem yang paling efektif untuk dipakai pada kulit. Pada kulit ikan samak krom dan samak nabati, lem yang paling sesuai untuk digunakan adalah lem aibon. Saat digunakan lem jenis lain, kulit tidak terekat denga baik dan dengan mudah terlepas saat dilakukan tarikan atau pemisahan kulit yang telah terekat. Sedang pada kulit samak sintan, yang memang memiliki struktur dan tekstur paling berbeda dibanding kulit samak lainnya, juga berbeda hasil pada eksperimen penyambungan dengan lem ini. Jika kulit samak lainnya cocok dengan lem aibon, kulit samak sintan justru lebih cocok dengan lem PVC yang lem kayu yang lebih dikenal dengan merek dagang lem FOX. 4.1.3 Pewarnaan Pada tabel hasil eksperimen pewarnaan (Tabel 3.7) terlihat dengan jelas bahwa efek bahan pewarna berbeda pada setiap jenis kulit ikan tersamak, baik menggunakan bahan pewarna kulit maupun bahan pewarna tekstil. Warna yang paling cerah didapatkan pada kulit dengan bahany penyamak krom. Pada kulit samaknabati, warna menjadi lebih gelap dan sedikit kumal. Sedang pada kulit samak sintan warna juga menjadi lebih gelap, namun tidak terlihat kumal melainkan cenderung pekat dan menyala. 4.1.4 Pencahayaan Eksperimen pencahayaan merupakan salah satu eksperimen yang unik. Karena pada eksperimen ini dapat terekspos sifat kulit ikan kakap yang sangat berbeda dari material kulit lainnya. Namun pada eksperimen kali ini, eksperimen pencahayaan tidak terpilih sebagai eksperimen yang akan dieksplor lebih jauh. Hal tersebut dikarenakan penulis memfokuskan proses eksperimen pada kekuatan struktur dan menghindari produk yang berhubungan dengan lighting sebab telah banyak produk sejenis pada proyek-proyek Tugas Akhir sebelumnya. 45

4.2 Estetika Dari segi estetika kulit ikan memiliki beberapa keunggulan, antara lain karena kulit ikan merupakan material baru yang belum banyak dikenal orang. Selain itu kulit ikan memiliki tekstur kantung sisik yang tidak dimiliki oleh jenis kulit lainnya.kulit ikan yang telah tersamak maupun yang setengah tersamak dapat diwarnai sehingga dapat dijadikan aksen pada suatu produk. Selain itu produk berbahan material kulit ikan ini nantinya memiliki kelebihan dibanding produk lain karena mengangkat isu lingkungan hidup. Seperti yang kita ketahui, isu safe mother earth atau selamatkan lingkungan hidup sedang marak-maraknya dibicarakan dan diangkat dalam berbagai forum baik di dalam maupun luar negeri. Berbagai usaha telah digalakkan untuk menjadikan bumi tempat yang lebih baik. Oleh karena itulah gerakan back to nature, green design, dan gerakan-gerakan sejenis menjadi tren di kalangan masyarakat, khususnya masyarakat berpendidikan dan masyarakat yang peduli terhadap lingkungan. Produk berbahan dasar kulit ikan ini dibuat untuk mengurangi dampak pencemaran yang dihasilkan oleh industri filet ikan dan memberi lahan perkerjaan baru bagi masyarakat kota Tegal. Dengan mengangkat isu ini, imej produk berbahan dasar kulit ikan ini pasti akan lebih naik dan memiliki tempat tersendiri di mata konsumen. 4.3 Perawatan Kulit ikan adalah bahan organik yang berawal dari keadaan basah sehingga memiliki kadar air yang cukup tinggi. Oleh karena itu jika pada proses pengerjaan, penyamakan, finishing, hingga perawatan tidak dilakukan dengan benar maka kulit ikan akan dengan mudah terserang jamur maupun hama. Untuk itu diperlukan penyamakan yang tepat serta perlakuan yang tepat usai disamak. Sedangkan setelah menjadi suatu produk sebaiknya pada proses akhir dilakukan pelapisan pada kulit ikan dengan zat kimia seperti contohnya cat yang 46

mengandung epoxy, clear, atau pelapis yang biasanya digunakan pada jenis kulit lain. Pelapis ini mengandung bahan: Resin Acrilic (RA2) sebagai medium hardener Resin Urethan (RV3989) Binder Protein (BI372) Filler (FI1250) Air. Apabila telah diberi suatu lapisan pelindung maka proses perawatan yang dilakukan lebih mudah dan tingkat kerusakan karena terserang hama lebih rendah sehingga usianya dapat bertahan lebih lama. Selain itu kulit ikan yang telah tersamak dan diolah sebaiknya tidak terkena sinar matahari maupun terguyur hujan secara langsung. 4.4 Daur Ulang Produk dengan bahan dasar kulit ikan mudah untuk didaur ulang karena materialnya adalah material organik atau alami. Dan apabila kulit ikan dibiarkan terkena hujan dan panas dalam waktu yang lama maka dengan sendirinya akan lapuk, lama kelamaan akan dimakan serangga hingga akhirnya habis. Kemampuan untuk dapat terurai lagi seperti ini disebut sebagai kemampuan untuk mendaur ulang sendiri (biodegradable) sehingga dapat dikatakan bahwa material kulit ikan ini merupakan material yang ramah terhadap lingkungan. 4.5 Flow Chart Proses Produki Flow chart proses produksi sangat dibutuhkan sebagai acuan bagi para pengrajin ketika material ini sampai pada industri. Karena salah satu tujuan utama eksperimen ini adalah memberikan lahan pekerjaan baru, khususnya bagi masyarakat kota Tegal yang mengalami dampak dari pencemaran industri filet ikan. 47

Pemilihan kulit ikan berkualitas: - ikan >2kg - kulit terseset dengan rapi pada industri filet Kulit ikan disamak dengan bahan penyamak sintan Kulit ikan samak sintan telah tidak berbau dan tahan lama Kulit ikan samak sintan direbus dengan bahan pewarna hingga warna meyerap dan kulit ikan menjadi kenyal dan elastis Di lakukan proses pembentangan menggunakan cetakan Dijemur bersama cetakan dibawah sinar matahari tak langsung Dilepaskan dari cetakan Dilem/ digabungkan dengan komponen lain Difinishing dengan zat pelapis Produk akhir Bagan 4.1 Flow chart proses produksi 48