BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN. A. Penggunaan Metode Pembelajaran Problem Solving, motivasi belajar

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dan berlangsung secara bersamaan. Pembangunan nasional di bidang

BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Pengaruh Kreativitas Guru Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Mata

BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN. Ibtidaiyah (MI) Sekecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek

BAB II KAJIAN TEORI. mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING BERBANTUAN ALAT PERAGA

BAB V PEMBAHASAN. 1. Strategi yang dilakukan Guru Fiqh dalam Meningkatkan Prestasi. Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqh

JURUSAN PGMI-FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI CIREBON 2013 M/1434 H

BAB II LANDASAN TEORI. memahaminya), dapat jika diartikan a question to be answered or solved

BAB I PENDAHULUAN. emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKN MELALUI METODE SIMULASI DIKELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI 29 SAOK LAWEH KEC. KUBUNG KAB. SOLOK

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 11 KAJIAN TEORI. pengetahuan. Kemampuan pemahaman (comprehention) adalah. situasi serta fakta yang diketahuinya. 1 Dapat pula Pemahaman diartikan

BAB VI PENUTUP. Kesimpulan. dengan kriteria sangat baik yaitu 58 atau 62% siswa, dan 3) Gandusari Kabupaten Trenggalek.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar siswa aktif dalam upaya mengembangkan

BAB II KAJIAN TEORI. memperoleh pemecahan terhadap masalah yang timbul. Oleh karena itu strategi ini dimulai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan memegang peranan yang amat penting untuk menjamin

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Pengaruh pengalaman mengajar guru PAI terhadap prestasi belajar. siswa di SMAN se Kabupaten Tulungagung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. Ciputat Pers, 2002, hlm Asnawir dan Basyiruddin Usman, Media pembelajaran, Jakarta :

Penerapan Metode Tanya Jawab untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Sumber Daya Alam di Kelas IV SDN FatufiaKecamatan Bahodopi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu alternatif pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Suwarto, Pengembangan Tes Diagnosis dalam Pembelajaran, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2013, hal. 3-4.

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pemberian Pekerjaan Rumah. a. Pengertian Mengerjakan PR/Tugas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII SEMESTER GANJIL SMP PGRI 3 BANDAR LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN. dipelajari siswa sehingga pembelajaran matematika mempunyai. dituntut mempunyai konsentrasi, ketelitian, dan keterampilan.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan IPTEK sekarang ini telah memberikan dampak positif. kemampuan untuk mendapatkan, memilih, dan mengolah informasi.

Vol. 1 No. 1 Th. Jan-Des 2016 ISSN: Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Siswa Menggunakan Metode Problem Solving

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

Penerapan Pendekatan Problem Solving untuk Meningkatkan Hasil Belajar pada Subtema Perkembangan Teknologi Kelas III SD Negeri 25 Banda Aceh

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendekatan discovery adalah suatu prosedur mengajar yang dapat. mengalami sendiri bagaimana cara menemukan atau menyelidiki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dilakukan agar seseorang memperoleh pemahaman tentang

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif. adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar

BAB II KAJIAN TEORITIS. pemahaman yang lebih tinggi, dengan catatan siswa sendiri. Guru tidak

II. TINJAUAN PUSTAKA. suatu proses pembelajaran. Perubahan yang terjadi pada siswa sejatinya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD NEGERI MEDAN ESTATE

SKRIPSI. Disusun Oleh: : JUNI WIHAYANI NIM :

BAB II KAJIAN TEORI. penerimaannya dan lain-lain aspek yang ada pada individu. 2

BAB II KAJIAN TEORITIS. 1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Prediction Guide. bersama adalah cooperative learning, dalam hal ini belajar bersama

BAB V PEMBAHASAN. Fiqih dengan melalui penerapan model pembelajaraan kooperatif tipe picture and

BAB II KAJIAN TEORI. sebut tariqah artinya jalan, sistem atau ketertiban dalam mengerjakan

BAB I PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Tidak seorangpun yang dilahirkan

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas VI SDN Omu

PENGARUH MANAJEMEN KELAS DAN KEAKTIFAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. banyak berhubungan dengan para siswa jika dibandingkan dengan personal

BAB I PENDAHULUAN. seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur, dan sebagainya. 1 Pembelajaran IPA secara

BAB I PENDAHULUAN. kewajiban sebagai warga negara yang baik. Pendidikan pada dasarnya merupakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Ramlah, dan Dani Firmansyah Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Singaperbangsa Karawang

BAB V PEMBAHASAN. Pada bab ini disajikan uraian bahasan sesuai dengan hasil penelitian,

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS XI IPS SMA MUHAMMADIYAH 2

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan tidak diperoleh begitu saja dalam waktu yang singkat, namun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perilakunya karena hasil dari pengalaman.

Anisatul Hidayah. NIM:

Perbedaan Hasil Belajar Fisika melalui Penerapan Metode Problem Solving dan Metode Konvensional di SMP Negeri Kota Bengkulu Tahun Ajaran 2011/2012

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

Jurnal Serambi PTK, Volume III, No.2, Desember 2016 ISSN :

BAB V PEMBAHASAN. mengetahui apakah ada perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematika

BAB I PENDAHULUAN. 2009), hlm tentang Guru dan Dosen, UU Guru dan Dosen, (Bandung : Nuansa Indah, 2006), hlm. 2.

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia adalah melalui pendidikan. Hal ini identik dengan yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran berdasarkan masalah merupakan suatu model

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KERANGKA TEORETIS. agar murid melakukan kegiatan belajar, kemudian harus dipertanggungjawabkannya.

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam sistem pembelajaran. Ketiga dimensi tersebut saling berkaitan satu

BAB II KAJIAN TEORI. yang disusun sehingga kata-kata tersebut dapat dibaca ke depan dan ke belakang.

II. KERANGKA TEORETIS. pembelajaran fisika masalah dipandang sebagai suatu kondisi yang sengaja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan rangkaian kegiatan komunikasi antar manusia,

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil analisis data. angket kecerdasan emosional, kecerdasan intelegensi, dan motivasi

BAB I PENDAHULUAN. yang luas dalam berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan upaya pendidikan. 2

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Mohammad Ulil Absor Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Ponorogo.

BAB II KAJIAN TEORI. murid setelah ia menerima pengalaman belajarnya. 1. anak setelah melakukan suatu kegiatan belajar. 2

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pengertian Belajar. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologis belajar

BAB I PENDAHULUAN. membentuk sikap serta ketrampilan yang berguna baginya dalam menyikapi

BAB I PENDAHULUAN. seperangkat ajaran tentang kehidupan manusia; ajaran itu dirumuskan berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. tahun dan 9 tahun. Anak-anak yang bersekolah di tingkat Sekolah Dasar (dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DAN PROBLEM POSING BERBANTUAN ALAT PERAGA DITINJAU DARI KREATIVITAS BELAJAR SISWA

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 8 ISSN X. Indri

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Metode Ceramah Terhadap Keberhasilan Belajar Al-Qur an

guna mencapai tujuan dari pembelajaran yang diharapkan.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah segala usaha orang dewasa dalam pergaulan dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan tujuan dan bahan acuan interaksi. Di dalamnya dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, 2013, hlm Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, Rasail Media Group, Semarang, 2008, hlm.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (teaching approach). Pendekatan materi (material approach) adalah proses

Transkripsi:

117 BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN A. Penggunaan Metode Pembelajaran Problem Solving, motivasi belajar dan prestasi belajar siswa Berdasarkan hasil analisis data metode pembelajaran problem solving, motivasi belajar dan prestasi belajar siswa di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Hasyim Asya ri Wonoanti Gandusari Trenggalek diperoleh bahwa: 1) adanya kecenderungan metode pembelajaran problem solving dengan kriteria sangat baik yaitu 11 atau 37% siswa, 2) adanya kecenderungan motivasi belajar dengan kriteria sangat baik yaitu 13 atau 57% siswa, dan 3) kecenderungan prestasi belajarnya pada tingkat penguasaan sangat baik yaitu 15 atau 50% siswa di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Hasyim Asya ri Wonoanti Gandusari Trenggalek. Hasil penelitian ini sesuai menurut pendapat Armei Arif Pembelajaran dengan problem solving ini dimaksud agar siswa dapat menggunakan pemikiran (rasio) seluas-luasnya sampai titik maksimal dari daya tangkapnya. Sehingga siswa terlatih untuk terus berpikir dengan menggunakan kemampuan berpikirnya. 1 Metode problem solvingmerupakan suatu pembelajaran yang menjadikan masalah kehidupan nyata, dan masalahmasalah tersebut dijawab dengan metode ilmiah, rasional dan sistematis. 1 Armei Arif, Pengantar Ilmu dan Metodelogi Pendidikan Islam. (Jakarta: Ciputat Pers. 2002), 101 117

118 Mengenai bagaimana langkah-langkah dalam menjawab suatu masalah secara ilmiah, rasional dan sistematis ini akan penulis dalam sub bab di bawah. Penggunaan metode pembelajaran problem solving sebagai salah satu usaha untuk mengatasi keadaan siswa yang membutuhkan suasana yang baru, sehingga pembelajaran tidak lagi menjemukan dan dapat meningkatkan motivasi belajar. Motivasi adalah pendorongan. Suatu usaha yang disadari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar tergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai suatu tenaga atau faktor yang terdapat didalam diri manusia, yang menimbulkan, mengarahkan dan mengorganisasikan tingkah lakunya.dengan demikian motivasi merupakan dorongan yang terdapat dalam diri seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya. 2 Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa untuk menimbulkan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar itu, maka tujuan yang dikehendaki siswa tercapai. 3 Ahmad dan Zanzali dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa seharusnya di dalam proses belajar mengajar di kelas digunakan pendekatan alternatif yang membuat siswa berkesempatan untuk mengajukan masalah. 4 Selain itu, Cote menyatakan bahwa penting untuk guru mengajarkan kemampuan memecahkan masalah sehingga dapat 2 Binti Maunah, Psikologi Pendidikan ( Yogyakarta: Lentera Kreasindo, 2014),98 3 Tohri, Muhammad. Belajar dan pembelajaran, (Jakarta : STKIP Hamzanwadi, 2007), 35 4 Ahmad, S. and Zanzali, N. Problem Posing Abilities in Mathematics of Malaysian Primary year 5 Children: An Exploratory Study. Jurnal Pendidikan Universitas teknologi Malaysia, 2006), 7

119 mengantarkan siswa mengalami kesuksesan di masa depan dengan menjadi pemecah masalah yang efektif. Dalam proses pembelajaran di kelas, diharapkan guru dapat menerapkan model pembelajaran yang sesuai dengan materi dan dapat membuat siswa berperan aktif dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. 5 Prestasi belajar merupakan simbol dari keberhasilan seorang siswa dalam studinya. Menurut Bloom salah satu tokoh Humanistik menyebutkan bahwa prestasi belajar adalah sebagai perubahan tingkah laku meliputi tiga ranah yang disebut Taksonomi. Tiga ranah dalam Taksonomi Bloom adalah: 6 1. Domain kognitif, terdiri atas enam tingkatan: Pengetahuan, Pemahaman, Aplikasi, Analisis, Sintesis, Evaluasi 2. Domain psikomotor, terdiri atas lima tingkatan: Peniruan, Penggunaan, Ketepatan, Perangkaian, Naturalisasi 3. Domain afektif terdiri atas lima tingkatan: Pengenalan, Merespon, Penghargaan, Pengorganisasian, Pengamalan Prestasi belajar di bidang pendidikan adalah hasil dari pengukuran terhadap peserta didik yang meliputi faktor Kognitif, Afektif dan Psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen tes atau instrumen yang relevan. Prestasi belajar adalah penilaian pendidikan tentang kemajuan siswa dalam segala hal yang dipelajari di sekolah yang menyangkut pengetahuan atau ketrampilan yang dinyatakan sesudah hasil penelitian. 5 Cote, D. 2011. Implementing a Problem-Solving Intervention With Students With Mild to Moderate Disabilities. Intervention in School and Clinic, No. 46(5), 265 6 Asri Budiningsih, Asri Budiningsih, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), 75.

120 Prestasi belajar merupakan alat penilaian yang dapat dipergunakan untuk menilai proses dan hasil pendidikan yang telah dilakukan terhadap peserta didik. 7 Dengan demikian, prestasi belajar merupakan hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktifitas belajar. B. Penggunaan Metode Pembelajaran Problem Solving berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa Ada pengaruh penggunaan metode pembelajaran problem solving berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa yang ditunjukkan dari t hitung > t tabel (3.975 > 2.052). Nilai signifikansi t untuk variabel penggunaan metode pembelajaran problem solving adalah 0.026 dan nilai tersebut lebih kecil daripada probabilitas 0.05 (0,026< 0,05). Sehingga dalam pengujian ini menunjukkan bahwa H a diterima dan H o ditolak.hal ini berarti bahwa ada pengaruh yang positif dan signifikan antara penggunaan metode pembelajaran problem solving berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Mulyasa problem solving adalah suatu pendekatan pengajaran menghadapkan pada peserta didik permasalahan sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan permasalahan, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep esensial dari materi pembelajaran. 8 Metode problem solving yang dimaksud 7 M. Ngalim. Purwanto, Prinsip-prinsip Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: Remaja Roskarya, 2006), 33 8 Mulyasa, E. Implementasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran KBK (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), 111

121 adalah suatu pembelajaran yang menjadikan masalah kehidupan nyata, dan masalah-masalah tersebut dijawab dengan metode ilmiah, rasional dan sistematis. Mengenai bagaimana langkah-langkah dalam menjawab suatu masalah secara ilmiah, rasional dan sistematis ini akan penulis dalam sub bab di bawah. Pendapat di atas diperkuat menurut pendapat Armei Arif Pembelajaran dengan problem solving ini dimaksud agar siswa dapat menggunakan pemikiran (rasio) seluas-luasnya sampai titik maksimal dari daya tangkapnya.sehingga siswa terlatih untuk terus berpikir dengan menggunakan kemampuan berpikirnya. 9 Pada umumnya siswa yang berpikir rasional akan menggunakan prinsip-prinsip dan dasar-dasar pengertian dalam menjawab pertanyaan dan masalah. Dalam berpikir rasional siswa dituntut menggunakan logika untuk menentukan sebab-akibat, menganalisa, menarik kesimpulan, dan bahkan menciptakan hukum-hukum (kaidah teoritis) dan ramalan-ramalan. Metode problem solving (metode pemecahan masalah) bukan hanya sekedar metode mengajar tetapi juga merupakan suatu metode berpikir, sebab dalam problem solving dapat menggunakan metode- metode lainnya dimulai dengan mencari data sampai kepada menarik kesimpulan. Langkah- langkah metode ini antara lain: 1. Adanya masalah yang jelas untuk dipecahkan. Masalah ini harus tumbuh dari siswa sesuai dengan taraf kemampuannya. 9 Armei Arif, Pengantar Ilmu dan Metodelogi Pendidikan Islam. (Jakarta: Ciputat Pers. 2002), 101

122 2. Mencari data atau keterangan yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah tersebut. Misalnya, dengan jalan membaca buku- buku, meneliti, bertanya, berdiskusi, dan lain-lain. 3. Menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut. Dugaan jawaban ini tentu saja didasarkan kepada data yang telah diperoleh, pada langkah kedua diatas. 4. Menguji kebenaran jawaban sementara tersebut. Dalam langkah ini siswa harus berusaha memecahkan masalah sehingga betul-betul yakin bahwa jawaban tersebut betul-betul cocok. Apakah sesuai dengan jawaban sementara atau sama sekali tidak sesuai. Untuk menguji kebenaran jawaban ini tentu saja diperlukan metode-metode lainnya seperti, demonstrasi, tugas diskusi, dan lain-lain. 5. Menarik kesimpulan. Artinya siswa harus sampai kepada kesimpulan terakhir tentang jawaban dari masalah yang ada. 10 Problem solving melatih siswa terlatih mencari informasi dan mengecek silang validitas informasi itu dengan sumber lainnya, juga problem solving melatih siswa berfikir kritis dan metode ini melatih siswa memecahkan dilema. Sehingga dengan menerapkan metode problem solving ini siswa menjadi lebih dapat mengerti bagaimana cara memecahkan masalah yang akan dihadapi pada kehidupan nyata atau di luar lingkungan sekolah. 10 Nana Sudjana,. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2009), 85-86

123 C. Motivasi Belajar berpengaruh terhadap Prestasi Belajar Siswa Ada pengaruh motivasi belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa, hal itu dapat dibuktikan berdasarkan hasil t hitung > t tabel (2.564 > 2.052). Nilai signifikansi t untuk variabel motivasi belajar adalah 0.016 dan nilai tersebut lebih kecil daripada probabilitas 0,05 (0,016 < 0,05). Sehingga dalam pengujian ini menunjukkan bahwa H a diterima dan H o ditolak. Hal ini berarti bahwa ada pengaruh yang positif dan signifikan motivasi belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Maunah: Hasil penelitian di atas diperkuat dengan pendapat Menurut Binti Motivasi adalah pendorongan.suatu usaha yang disadari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar tergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai suatu tenaga atau faktor yang terdapat didalam diri manusia, yang menimbulkan, mengarahkan dan mengorganisasikan tingkah lakunya.dengan demikian motivasi merupakan dorongan yang terdapat dalam diri seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya. 11 Pendapat tersebut juga diperkuat menurut Tohri yang mengungkapkan bahwa motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa untuk menimbulkan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar itu, maka tujuan yang dikehendaki siswa tercapai. 12 Motivasi belajar tidak saja merupakan suatu energi yang menggerakkan siswa untuk belajar, tetapi juga sebagai sesuatu yang mengarahkan aktivitas siswa kepada tujuan belajar.tidaklah menjadi 11 Binti Maunah, Psikologi Pendidikan ( Yogyakarta: Lentera Kreasindo, 2014),98 12 Tohri, Muhammad. Belajar dan pembelajaran, (Jakarta : STKIP Hamzanwadi, 2007), 35

124 berarti betapapun baiknya potensi anak meliputi kemampuan intelektual atau bakat siswa dan materi yang diajarkan serta lingkupnya sarana belajar namun siswa tidak termotivasi dalam belajarnya, maka PBM tidak berlangsung secara optimal. Guru dapat memotivasi siswanya dengan cara membangkitkan minat belajarnya dan dengan cara memberikan dan menimbulkan harapan. Ada dua cara untuk membangkitkan minat belajar yaitu: cara pertama dengan Arousal, dan kedua dengan expectancy. Yang pertama, Arousal adalah suatu usaha guru untuk membangkitkan intrinsik motif siswanya,sedangkan yang kedua expectancy adalah suatu keyakinan yang secara seketika timbul untuk terpenuhinya suatu harapan yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu kegiatan. 13 Harapan akan tercapainya suatu hasrat atau tujuan dapat memotivasi yang ditimbulkan gurukedalam diri siswa. Salah satu pemberian harapan itu yakni dengan cara memudahkan siswa bahkan yang dianggap lemah sekalipun dalam menerima dan memahami isi pelajaran yakni melalui pemanfaatan media pembelajaran yang tepat guna. Motivasi belajar yang dimiliki peserta didik pada setiap kegiatan pembelajaran sangat berperan untuk meningkatkan prestasi belajarnya. Peserta didik akan berhasil dalam belajar apabila dalam dirinya ada keinginan untuk belajar sehingga peserta didik lebih aktif dalam proses belajar di kelas. 13 Munadi, Yudhi.Media Pembelajaran:suatu pendekatan baru, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2008), 47

125 D. Penggunaan Metode Pembelajaran Problem Solving dan Motivasi Belajar berpengaruh terhadap Prestasi Belajar Siswa Ada pengaruhpenggunaan metode pembelajaran problem solving dan motivasi belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa, hal ini ditunjukkan dari perolehan nilai F hitung (12.012 > F tabel (3.354) dan tingkat signifikansi 0,004< 0,05. Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai signifikansi uji serempak (uji F) diperoleh nilai 0,004, dengan demikian nilai signifikansi yang diperoleh lebih kecil daripada probabilitas α yang ditetapkan (0,004< 0,05). Jadi H 0 ditolak dan H a diterima. Jadi dapatlah ditarik kesimpulan adanya pengaruh penggunaan metode pembelajaran problem solving dan motivasi belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Hasil penelitian ini sesuai menurut pendapat Armei Arif Pembelajaran dengan problem solving ini dimaksud agar siswa dapat menggunakan pemikiran (rasio) seluas-luasnya sampai titik maksimal dari daya tangkapnya. Sehingga siswa terlatih untuk terus berpikir dengan menggunakan kemampuan berpikirnya. 14 Metode problem solvingmerupakan suatu pembelajaran yang menjadikan masalah kehidupan nyata, dan masalahmasalah tersebut dijawab dengan metode ilmiah, rasional dan sistematis. Mengenai bagaimana langkah-langkah dalam menjawab suatu masalah secara ilmiah, rasional dan sistematis ini akan penulis dalam sub bab di bawah. 14 Armei Arif, Pengantar Ilmu dan Metodelogi Pendidikan Islam. (Jakarta: Ciputat Pers. 2002), 101

126 Penggunaan metode pembelajaran problem solving sebagai salah satu usaha untuk mengatasi keadaan siswa yang membutuhkan suasana yang baru, sehingga pembelajaran tidak lagi menjemukan dan dapat meningkatkan motivasi belajar. Motivasi adalah pendorongan. Suatu usaha yang disadari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar tergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai suatu tenaga atau faktor yang terdapat didalam diri manusia, yang menimbulkan, mengarahkan dan mengorganisasikan tingkah lakunya.dengan demikian motivasi merupakan dorongan yang terdapat dalam diri seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya. 15 Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa untuk menimbulkan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar itu, maka tujuan yang dikehendaki siswa tercapai. 16 Ahmad dan Zanzali dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa seharusnya di dalam proses belajar mengajar di kelas digunakan pendekatan alternatif yang membuat siswa berkesempatan untuk mengajukan masalah. 17 Selain itu, Cote menyatakan bahwa penting untuk guru mengajarkan kemampuan memecahkan masalah sehingga dapat mengantarkan siswa mengalami kesuksesan di masa depan dengan menjadi pemecah masalah yang efektif. Dalam proses pembelajaran di kelas, 15 Binti Maunah, Psikologi Pendidikan ( Yogyakarta: Lentera Kreasindo, 2014),98 16 Tohri, Muhammad. Belajar dan pembelajaran, (Jakarta : STKIP Hamzanwadi, 2007), 35 17 Ahmad, S. and Zanzali, N. Problem Posing Abilities in Mathematics of Malaysian Primary year 5 Children: An Exploratory Study. Jurnal Pendidikan Universitas teknologi Malaysia, 2006), 7

127 diharapkan guru dapat menerapkan model pembelajaran yang sesuai dengan materi dan dapat membuat siswa berperan aktif dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. 18 Prestasi belajar merupakan simbol dari keberhasilan seorang siswa dalam studinya. Menurut Bloom salah satu tokoh Humanistik menyebutkan bahwa prestasi belajar adalah sebagai perubahan tingkah laku meliputi tiga ranah yang disebut Taksonomi. Tiga ranah dalam Taksonomi Bloom adalah: 19 4. Domain kognitif, terdiri atas enam tingkatan: Pengetahuan, Pemahaman, Aplikasi, Analisis, Sintesis, Evaluasi 5. Domain psikomotor, terdiri atas lima tingkatan: Peniruan, Penggunaan, Ketepatan, Perangkaian, Naturalisasi 6. Domain afektif terdiri atas lima tingkatan: Pengenalan, Merespon, Penghargaan, Pengorganisasian, Pengamalan Prestasi belajar di bidang pendidikan adalah hasil dari pengukuran terhadap peserta didik yang meliputi faktor Kognitif, Afektif dan Psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen tes atau instrumen yang relevan. Prestasi belajar adalah penilaian pendidikan tentang kemajuan siswa dalam segala hal yang dipelajari di sekolah yang menyangkut pengetahuan atau ketrampilan yang dinyatakan sesudah hasil penelitian. 18 Cote, D. 2011. Implementing a Problem-Solving Intervention With Students With Mild to Moderate Disabilities. Intervention in School and Clinic, No. 46(5), 265 19 Asri Budiningsih, Asri Budiningsih, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), 75.

128 Prestasi belajar merupakan alat penilaian yang dapat dipergunakan untuk menilai proses dan hasil pendidikan yang telah dilakukan terhadap peserta didik. 20 Dengan demikian, prestasi belajar merupakan hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktifitas belajar. E. Perbedaan sebelum dan sesudah penggunaan pembelajaran Problem Solving terhadap prestasi belajar siswa Perbedaan sebelum dan sesudah penggunaan pembelajaran Problem Solving terhadap prestasi belajar siswa, terlihat hasil t hitung 2.796 > t tabel 1.609, sementara itu diperoleh hasil Sig. (2-tailed) adalah 0,009. Karena nilai Sig. 0,000 < taraf nyata ( = 0,05) maka H o ditolak, dan H a diterima yang artinya ada perbedaan penggunaan metode pembelajaran Problem Solving terhadap prestasi belajar siswa Hasil penelitian ini diperkuat menurut pendapat Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain adalah suatu cara berpikir secara ilmiah untuk mencari pemecahan suatu masalah. 21 Metode problem solving atau sering juga disebut dengan nama metode pemecahan masalah merupakan suatu cara mengajar yang merangsang seseorang untuk menganalisa dan melakukan sintesa dalam kesatuan struktur atau situasi di mana masalah itu berada, atas inisiatif sendiri. Metode ini menuntut kemampuan untuk dapat melihat sebab 20 M. Ngalim. Purwanto, Prinsip-prinsip Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: Remaja Roskarya, 2006), 33 21 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), 102

129 akibat atau relasi-relasi diantara berbagai data, sehingga pada akhirnya dapat menemukan kunci pembuka masalahnya. Tujuan utama dari penggunaan metode pemecahan masalah adalah: 1. Mengembangkan kemampuan berfikir, terutama didalam mencari sebabakibat dan tujuan suatu masalah. Metode ini melatih murid dalam caracara mendekati dan cara-cara mengambil langkah-langkah apabila akan memecahkan suatu masalah. 2. Memberikan kepada murid pengetahuan dan kecakapan praktis yang bernilai atau bermanfaat bagi keperluan hidup sehari-hari. Metode ini memberikan dasar-dasar pengalaman yang praktis mengenai bagaimana cara-cara memecahkan masalah dan kecakapan ini dapat diterapkan bagi keperluan menghadapi masalah-masalah lainnya didalam masyarakat. 22 Problem solving melatih siswa terlatih mencari informasi dan mengecek silang validitas informasi itu dengan sumber lainnya, juga problem solving melatih siswa berfikir kritis dan metode ini melatih siswa memecahkan dilema. Sehingga dengan menerapkan metode problem solving ini siswa menjadi lebih dapat mengerti bagaimana cara memecahkan masalah yang akan dihadapi pada kehidupan nyata atau di luar lingkungan sekolah. Langkah-langkahproblem solving menurut Suryosubroto adalah: 1) Penemuan fakta, 2) penemuan masalah berdasar fakta-fakta yang telah dihimpun, ditentukan masalah atau pertanyaan kreatif untuk dipecahkan, 22 Ibid.,

130 3) penemuan gagasan, menjaring sebanyak mungkin alternatif jawaban, untuk memecahkan masalah, 4) penemuan jawaban, penentuan tolok ukur atas kriteria pengujian jawaban, sehingga ditemukan jawaban yang diharapkan, 5) penentuan penerimaan, diketemukan kebaikan dan kelemahan gagasan, kemudian menyimpulkan dari masing-masing yang dibahas. 23 Metode pembelajaran problema solving diterapkan dalam pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Prestasi belajar adalah hasil pengukuran dari penilaian usaha belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf maupun kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak pada periode tertentu. 24 Pada dasarnya banyak faktor yang dapat menyebabkan prestasi belajar siswa rendah. Salah satu faktor tersebut adalah model pembelajaran. Penggunaan model pembelajaran yang tepat dapat mendorong tumbuhnya rasa senang siswa terhadap pelajaran, menumbuhkan dan meningkatkan motivasi dalam mengerjakan tugas, memberikan kemudahan bagi siswa untuk memahami pelajaran sehingga memungkinkan siswa mencapai hasil belajar yang lebih baik. 23 Suryosubroto, Proses belajar mengajar di sekolah, (Jakarta : Rineka Cipta, 2009), hal. 200 24 Sunarto, Pengertian Prestasi Belajar,http://sunartombs.wordpress.com/2012/06/11/ pengertianprestasi-belajar/, diakses 11 Desember 2016