BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya daya beli masyarakat. Tabel 1.1 Tren Penjualan Industri Komponen Otomotif

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. penawaran umum kepada publik atau go public diwajibkan untuk menyampaikan

BAB I PENDAHULUAN. melakukan penawaran umum kepada publik atau go public diwajibkan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. penawaran umum kepada publik atau go public. Perusahaan yang terdaftar di

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan perusahaan untuk menjadi perusahaan go public di. dikeluarkan perusahaan sebagai dasar pertimbangan investor.

BAB I PENDAHULUAN. kondisi yang semakin berubah. Perusahaan menyampaikan informasi melalui

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Umumnya dalam pengelolaan perusahaan, laporan keuangan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini pemisahan antara pengelola perusahaan (pihak manajemen atau

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada tingkat kelengkapan pengungkapan (disclosure) laporan keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN. pada berapa besar tingkat luas pengungkapan (disclosure) laporan keuangan. tahunan harus disertai dengan pengungkapan yang memadai.

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang melakukan penawaran melalui publik ( go public) di

BAB I. Pendahuluan. dengan perkembangan perusahaan. Pendirian perusahaan-perusahaan ini tentunya

BAB I PENDAHULUAN. untuk menyesuaikan diri serta beradaptasi dalam menghadapi perubahan di

BAB I PENDAHULUAN. beberapa perusahaan melalui pembelian efek-efek yang ditawarkan atau yang

BAB I PENDAHULUAN. pihak eksternal terutama investor dengan menjual saham biasa dan saham preferen.

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi oleh manajemen kepada pihak-pihak di luar perusahaan. Laporan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. digunakan oleh investor, kreditor, dan pengguna lainnya dalam menganalisis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate

BAB I. Pendahuluan. Indonesia juga semakin meningkat, pada tahun 2013 lalu tercatat produksi mobil

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapakn informasi perusahaannya. Salah satu media perusahaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masalah keuangan merupakan salah satu masalah yang sangat vital bagi

BAB I PENDAHULUAN. return atas investasinya dengan benar. Corporate governance dapat

BAB I PENDAHULUAN. transparan terutama pada perusahaan yang melakukan penawaran umum. Laporan Tahunan Emiten atau Perusahaan Publik.

BAB 1 PENDAHULUAN. non keuangan yang detail dan memadai. kinerja dan operasional perusahaan yang sesungguhnya. Disclosure

BAB I PENDAHULUAN. Dana memegang peranan yang sangat penting, sebab tanpa adanya dana yang

BAB 1 1. PENDAHULUAN. Pengungkapan sukarela corporate governance merupakan penyampaian informasi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia berlomba-lomba untuk meningkatkan produksi dan kualitas barang yang

BAB II LANDASAN TEORI. laporan keuangan yang telah diperiksa oleh akuntan publik dan didalamnya terdapat laporan

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan sumber dana atau alternatif pembiayaan kegiatan bisnisnya.

BAB I PENDAHULUAN. informasi keuangan yang dapat diperoleh dari laporan keuangan. Laporan keuangan adalah

BAB I PENDAHULUAN. penting sebagai sumber informasi bagi para investor untuk mengevaluasi, (disclosure) yang disajikan dalam laporan tahunan.

BAB I PENDAHULUAN. website perusahaan biasanya adalah produk atau jasa yang diberikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan pencatatan transaksi, pengikhtisaran dan

BAB I PENDAHLUAN. bisa unggul dalam persaingan antar perusahaan. Informasi yang disajikan dalam

BAB I PENDAHULUAN. atau kendaraan mobil, karena kebutuhan akan kendaraan merupakan alat

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan perluasan usaha agar dapat terus bertahan dan bersaing. Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. buku satu periode. Ada tiga macam laporan keuangan pokok yang dihasilkan yaitu

BAB V PENUTUP diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Berdasarkan pengujian terhadap leverage diperoleh nilai t-hitung (-1,326)

BAB I PENDAHULUAN. usahanya. Pasar modal perusahaan real estate and property di Indonesia

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. untuk memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh independensi komite audit,

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Seiring dengan laju perekonomian Indonesia yang terus mengalami

BAB I PENDAHULUAN. telah go publik di pasar modal. Di Indonesia sudah banyak perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan, seperti untuk membeli bahan baku, peningkatan teknologi,

BAB I PENDAHULUAN. pengalihan risiko tersebut kepada pihak lain. terdiri dari pengungkapan kuantitatif dan kualitatif. Untuk pengungkapan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bursa Efek Indonesia membutuhkan kajian teori sebagai berikut: khusunya informasi tersebut merupakan berita baik (good news).

BAB I PENDAHULUAN. Industri barang konsumsi atau consumer goods di Indonesia semakin tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan antar perusahaan yang semakin ketat di indonesia pada saat ini

BAB I PENDAHULUAN. panjang. Sumber utama bagi perusahaan dalam menghimpun dana adalah

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan pengambilan keputusan yang cepat dan tepat. Informasi juga penting

BAB I PENDAHULUAN. ini dikarenakan dengan Gross Domestic Product (GDP) Indonesia yang terus

BAB I PENDAHULUAN. memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham (shareholder). Pengambilan

BAB I PENDAHULUAN. tetapi perusahaan juga memiliki tujuan utama yaitu meningkatkan. kekayaan pemegang saham. Melihat bahwa kekayaan pemegang saham

BAB I PENDAHULUAN. ukur bagi investor untuk menilai suatu perusahaan (Irwan, 2013). Pengukuran

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan manipulasi semua jenis informasi keuangan. Bahkan saat ini banyak. earnings restatements dan manipulasi earnings oleh

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat. Disamping itu, kondisi ekonomi Indonesia yang belum stabil

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. sebesar-besarnya. Dengan mendapatkan laba yang terus meningkat perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat dipisahkan dari penelitian mengenai kelengkapan pengungkapan serta

BAB 1 PENDAHULUAN. International Yearbook of Industrial Statistics 2016, industri manufaktur di

BAB I PENDAHULUAN. Semakin pesatnya perkembangan pasar modal di Indonesia pada masa

BAB I PENDAHULUAN. pemegang saham) sebagai prinsipal. Manajer sebagai agent memiliki asimetri

BAB I PENDAHULUAN. penting, tidak hanya bagi pihak internal tetapi juga bagi pihak eksternal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di era persaingan yang semakin ketat serta kondisi ekonomi yang serba

BAB V PENUTUP. 1. Exchange rate, GCG (kepemilikan institusional, komite audit, ukuran dewan

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan persaingan global saat ini banyak terjadi pada. perusahaan-perusahaan di negara berkembang. Salah satunya Indonesia,

SKRIPSI. Disusun Oleh: ERNA YULIASTI B

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan suatu alat yang digunakan oleh manajemen

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang memadai diberikan oleh perusahaan karena mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan bertujuan menyediakan informasi yang menyangkut

BAB I PENDAHULUAN. Informasi yang terkandung dalam laporan keuangan dianggap oleh

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan dengan pihak pihak yang berkepentingan dengan data atau

BAB I PENDAHULUAN. terbaik dan yang paling unggul. Perusahaan publik selalu dituntut untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. negara kepada pihak luar maupun pihak di dalam negara itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Bagi perusahaan yang sebagian sahamnya dimiliki oleh masyarakat,

BAB I PANDAHULUAN. dan digunakan untuk pengambilan keputusan ekonomi, maka sangat penting

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengungkapan Laporan Keuangan. informasi (the release of information). Apabila dikaitkan dengan laporan

BAB I PENDAHULUAN. dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR 2011

BAB I PENDAHULUAN. Suatu entitas bisnis membutuhkan modal untuk melakukan aktivitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aspek dan implikasi hubungan keagenan dalam praktik bisnis perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Namun, selain itu manajer juga bertanggung jawab menyajikan laporan

BAB I PENDAHULUAN. Kepercayaan investor terhadap perusahaan yang sudah go

BAB 1 PENDAHULUAN. manajemen dan auditor. Terkuaknya skandal Enron Corporation dan WorldCom

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi karena harga saham menunjukkan prestasi emiten, pergerakan harga

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama perusahaan yang telah go public adalah meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, yang belum memiliki rumah. Disisi lain pemerintah juga sulit untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan publik di Indonesia telah mengalami perkembangan yang pesat.

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan hal yang perlu. diperhatikan bagi perusahaan dewasa ini karena berkaitan dengan isu

BAB 1 PENDAHULUAN. jumlah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) guna menjual

BAB I PENDAHULUAN. kasus laporan keuangan yang tidak disajikan secara wajar. Salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. sejenis dengan merk yang berbeda beda dan kualitas dari barang tersebut yang

BAB I PENDAHULUAN. dapat tetap bersaing dengan perusahaan-perusahaan lainnya. Apabila efisiensi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini dunia usaha semakin berkembang pesat,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dan perluasan industri pada umumnya membutuhkan sumbersumber

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam keuangan perusahaan. Struktur modal sangat dipengaruhi oleh

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dalam penelitian ini, manajemen laba diukur dengan pendekatan akrual dan

Transkripsi:

1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Perkembangan pasar komponen otomotif di Indonesia selama ini cukup baik, terutama pasar komponen untuk purna jual.pasar komponen otomotif untuk purna jual masih terus berkembang dan sangat terbuka luas, meskipun bersaing dengan produk impor.salah satu penyebab terus berkembangnya sektor otomotif adalah terus bertambahnya jumlah kendaraan bermotor sebagai dampak dari meningkatnya angka penjualan kendaraan bermotor di Indonesia.Industri otomotif merupakan salah satu industri penting di Indonesia, selain itu sektor otomotif sering dianggap sebagai sektor yang tangguh ditengah krisis.karena angka produksi produk-produk otomotif pada saat ini mengalami peningkatan, permintaan pasar kendaraan-kendaraan bermotor terus meningkat seiring dengan meningkatnya daya beli masyarakat. Tabel 1.1 Tren Penjualan Industri Komponen Otomotif 2011-2014 Tahun Sales/Unit 2011 894.164 2012 1.116.230 2013 1.229.901 2014 1.208.028 Sumber: Gaikindo, 2015 1

2 Berdasarkan data yang diperoleh dari catatan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor (Gaikindo) 2015 (Tabel 1.1), menunjukkan pesatnya minat investor asing untuk berinvestasi di sektor otomotif, hal tersebut tidak terlepas dari prospek permintaan kendaraan bermotor di dalam negeri.dari tahun ke tahun, angka penjualan mobil terus meningkat.tahun 2011-2013 penjualan kendaraan bermotor terus meningkat, mengalami sedikit penurunan ditahun terakhir 2014.Turunnya penjualan mobil di tahun 2014 diperkirakan disebabkan oleh kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dan situasi politik sekitar pelaksanaan pemilu. Penurunan yang terjadi ditahun terakhir tidak berdampak pada geliat investasi sektor tersebut meskipun realisasi penanaman modal industri kendaraan bermotor tahun 2014 melambat setelah tumbuh 131% pada dua tahun terakhir. Pada tahun 2012, realisasi investasi sebesar US$2,504 miliar, sedangkan tahun berikutnya mencapai US$5,801 miliar, pada tahun 2014 realisasi kembali ke kisaran US$2,5 miliar. Melorotnya investasi itupun sejalan dengan berakhirnya penambahan kapasitas pabrik otomotif di dalam negeri.hingga saat ini, kapasitas terpasang pabrik otomotif di Indonesia telah mencapai 2 juta unit mobil per tahun, namun utilisasi sebagaimana permintaan domestik masih berkisar 1,2 juta unit dan pasar ekspor sekitar 200.000 unit. Akan tetapi, di awal tahun 2015 Indonesia telah menerima komitmen investasi sektor otomotif dari para prinsipal Jepang senilai US$4,42 miliar. (tempo.co.id 2015)

3 Industri Otomotif di Indonesia masih menarik untuk menjadi sasaran investasi. Hal tersebut dapat dilihat dengan akan adanya investasi baru pada Januari 2016 yaitu PT SAIC General Motors Wuling (SGMW) Indonesia memulai pabrik mobil Wuling, sebuah merek mobil dari Tiongkok. Ini merupakan investasi tiga perusahaan otomotif dari luar negeri (Penanam Modal Asing, PMA) SAIC Motor Corporation Ltd, General Motors, dan Guangxi Motor Corporation. Meski pada tahun 2016 juga diawali dengan kabar Ford Motor Indonesia (FMI) akan menutup seluruh aktivitas operasional mereka dan menghentikan penjualan dan impor seluruh kendaraannya di Indonesia. Tutupnya Ford tidak memiliki pengaruh apa-apa bagi industri otomotif Indonesia. Menurut data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan Ford sepanjang tahun 2015 tercatat sebanyak 6.103 unit atau 0,59% dari penjualan mobil nasional yang mencapai 1,03 juta unit. Diperkirakan tutupnya Ford karena kalah persaingan dalam industri otomotif. Selain itu, menurut menteri perindustrian Saleh Husin bahwa keberadaan Ford di Indonesia tidak didukung dengan industri komponennya sehingga Ford kalah bersaing dengan perusahaan yang mempunyai pijakan industri komponen di dalam negeri seperti Jepang. Pada perkembangan ekonomi global yang semakin ketat, perusahaan di Indonesia dihadapkan pada kondisi yang mendorong mereka untuk lebih transparan dalam mengungkapkan informasi tentang perusahaannya, terutama bagi perusahaan yang melakukan penawaran umum kepada publik atau go public.informasi tersebut merupakan hal yang penting dalam persaingan dunia

4 bisnis di masa perkembangan teknologi seperti saat ini. Dengan tersedianya informasi-informasi penting dan lengkap dalam laporan tahunan yang disajikan perusahaan akan membantu stakeholder atau calon investor dalam pengambilan keputusan bisnis yang optimal. Penelitian ini hanya dikhususkan pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dimana perusahaan otomotif tersebut masih termasuk dalam kategori perusahaan manufaktur. Industri manufaktur merupakan industri andalan dalam usaha pemerintah mencapai target pertumbuhan ekonomi khususnya di sektor otomotif. Selain itu, dalam menjalankan kegiatan usahanya perusahaan otomotif akan sangat sering bersinggungan dengan lingkungan dan pihak-pihak di luar perusahaan. Keterlibatan yang luas ini menyebabkan perusahaan otomotif lebih banyak mendapat sorotan publik dan memungkinkan perusahaan untuk melakukan pengungkapan informasi dalam laporan tahunan yang lebih luas untuk memenuhi kepentingan para shareholder. Menurut Tristiani dalam Nadia Septiana Putri dkk (2014), dasar diperlukannya praktek pengungkapan laporan oleh manajemen kepada pemegang saham dijelaskan dalam teori agensi.teori keagenan mengimplikasikan adanya asimetri informasi antara manajer (agent) dan pemegang saham (principal). Asimetri informasi muncul ketika manajer lebih mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan di masa yang akan datang dibandingkan pemegang saham dan stakeholder lainnya. Adanya

5 asimetri informasi tersebut juga memicu timbulnya suatu konflik kepentingan antara manajer dan pemegang saham, atau disebut dengan konflik keagenan. Asimetri informasi dapat dikurangi dengan adanya regulator pasar modal dengan membuat ketentuan minimal atas pengungkapan yang perlu dilakukan oleh perusahaan yang terdaftar di bursa saham.salah satu regulasi tersebut adalah keputusan ketua Badan Pengawas Pasar Modal Kep- 134/BL/2006 yang saat ini disempurnakan dalam Kep-431/BL/2012 (BAPEPAM 2012). Dalam peraturan tersebut dinyatakan bahwa laporan tahunan perusahaan wajib memuat ikhtisar data keuangan penting, laporan dewan komisaris, laporan direksi, profil perusahaan, analisis dan pembahasan manajemen, tata kelola perusahaan, tanggung jawab sosial perusahaan, laporan tahunan yang telah diaudit, dan surat pernyataan tanggung jawab dewan komisaris dan direksi atas kebenaran isi laporan tahunan (BAPEPAM, 2012). Pengungkapan laporan tahunan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu pengungkapan yang bersifat wajib (mandatory) dan pengungkapan yang bersifat sukarela (voluntary).pengungkapan wajib yaitu pengungkapan jenisjenis informasi yang diwajibkan pemerintah untuk diungkapkan dalam laporan tahunan perusahaan.pengungkapan sukarela merupakan jenis-jenis informasi yang tidak diwajibkan oleh pemerintah untuk diungkapkan sehingga perusahaan memiliki kebebasan untuk melakukan pengungkapan atau tidak.motif dari pengungkapan sukarela ini adalah manajemen perusahaan

6 ingin mempengaruhi persepsi pasar terhadap nilai perusahaan (Rosiah Saragih 2014). Luas pengungkapan mengalami perkembangan dari waktu ke waktu, dipengaruhi oleh perkembangan ekonomi, sosial budaya suatu negara, teknologi informasi, kepemilikan perusahaan dan peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh lembaga yang berwenang. Ada tiga konsep pengungkapan yang umumnya diusulkan, yaitu Adequate disclosure (pengungkapan memadai), Fair disclosure (pengungkapan wajar), Full disclosure (pengungkapan penuh). Beberapa hal yang harus diungkapkan oleh perusahaan dalam melakukan pengungkapan informasi perusahaan diantaranya meliputi: 1. Kinerja keuangan Kinerja keuangan dinilai berpengaruh terhadap luas pengungkapan perusahaan. Hal ini dikarenakan sebelum investor menanamkan modalnya, para investor akan terlebih dahulu menilai dan menganalisis bagaimana perusahaan tersebut dalam memanajemen keuangannya yang dapat dinilai pada laporan tahunan perusahaan tersebut. Adapun informasi yang paling dibutuhkan oleh investor dalam menilai kinerja suatu perusahaan dapat dilihat dari tingkat kemampuan perusahaan dalam membayar hutang jangka pendeknya (likuiditas), tingkat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba (profitabilitas), dan tingkat perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjang (leverage).

7 2. Proporsi Kepemilikan Publik Proporsi kepemilikan publik dinilai berpengaruh terhadap luas pengungkapan perusahaan karena semakin besar komposisi kepemilikan saham perusahaan oleh publik maka akan memicu pengungkapan informasi perusahaan secara lebih luas, dikarenakan pengguna laporan tahunan perusahaan bukan hanya pihak internal perusahaan tetapi juga pihak eksternal. Pengungkapan informasi merupakan suatu hal yang sangat penting sebagai salah satu alat pertimbangan investor sebelum melakukan investasi. Berikut ini merupakan data mengenai variabel independen (Leverage, likuiditas, profitabilitas, dan kepemilikan saham publik) pada perusahaan otomotif yang terdaftar di BEI tahun 2013-2014. Tabel 1.2 Data Leverage, Likuiditas, Profitabilitas, dan Kepemilikan Saham Publik Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di BEI Tahun 2013-2014 Keterangan Rata-rata/tahun 2013 2014 Leverage (DTAR) 0,45 0,44 Likuiditas (CR) 1,75 1,61 Profitabilitas (ROE) 13.14 10.20 Kepemilikan Saham Publik 32,01 29,48 Sumber: Laporan tahunan 2013-2014. Data diolah

8 Dari data tabel 1.2 yang diperoleh dari laporan tahunan 2013-2014 menunjukkan terjadinya penurunan pada leverage (DTAR) di tahun 2013 sebesar 0,45 yang kemudian di tahun 2014 menjadi 0,44, terjadi penurunan sebesar 0,01. Hal tersebut terjadi diperkirakan karena pada tahun 2013 masih mampu menghasilkan laba yang tinggi dimana kebijakan pemerintah dan suku bunga tidak memiliki pengaruh yang berarti terhadap kebijakan perusahaan sedangkan pada tahun 2014 kebijakan pemerintah yang berubah-ubah dan Indonesia memiliki pengaruh siklus krisis 7 tahunan serta kompetitor yang begitu banyak sehingga mempengaruhi penjualan pada perusahaan tersebut. Likuiditas yang diukur dengan rasio CR antara tahun 2013 dan 2014 mengalami penurunan sebesar 0,14 dikarenakan pada tahun tersebut mengalami penurunan pada penjualan atau laba. Hal tersebut diperkirakan karena pengaruh dari profitabilitas yang begitu tampak jelas mengalami penurunan dari tahun 2013-2014 sebesar 2,94%. Penurunan tersebut terutama disebabkan adanya kenaikan beban usaha yang disebabkan oleh kondisi perekonomian dan kebijakan pemerintah yang mempengaruhi kinerja perseroan seperti fluktuasi mata uang rupiah dan biaya tenaga kerja yang meningkat. Pemerintah juga merencanakan pengalihan transportasi pribadi ke transportasi umum yang dapat mempengaruhi penjualan ditahun yang akan datang sehingga dapat memberikan ancaman tidak tercapainya target penjualan tahun berikutnya. Kepemilikan saham publik pada tahun 2013 sebesar 32,01% dan tahun 2014 sebesar 29,48% hal tersebut menunjukkan bahwa terjadi penurunan

9 kepemilikan saham publik dari tahun 2013 ke tahun 2014 sebesar 2,53%.Penurunan tersebut diperkirakan karena prospek perusahaan dimasa yang akan datang diperkirakan akan terus menurun dengan melihat kinerja perusahaan yang menurun sehingga tingkat kepercayaan investor juga ikut menurun ditahun 2014. Beberapa penelitian empiris terdahulu menunjukkan bahwa karakteristik-karakteristik perusahaan yang mempengaruhi kelengkapan pengungkapan meliputi: 1. Leverage Rasio leverage suatu perusahaan, penelitian yang mengkaji pengaruh leverage terhadap luas pengungkapan perusahaan dilakukan oleh Anggraeni (2008) dan menemukan bahwa tingkat leverage berpengaruh positif terhadap luas pengungkapan perusahaan yang berarti bahwa kreditur yang merupakan salah satu stakeholder yang berkepentingan terhadap laporan tahunan sangat memerlukan informasi keuangan yang cukup agar dapat memastikan bahwa perusahaan memiliki cukup kas pada saat kewajibannya jatuh tempo di masa yang akan datang sehingga perusahaan dengan leverage yang lebih tinggi akan memperluas pengungkapan. 2. Likuiditas Rasio Likuiditas suatu perusahaan, penelitian yang mengkaji pengaruh likuiditas terhadap luas pengungkapan perusahaan dilakukan oleh Daniel (2013) dan menyatakan bahwa tingkat likuiditas berpengaruh

10 terhadap luas pengungkapan laporan tahunan. Hal ini menjelaskan bahwa tingkat likuiditas yang tinggi akan menunjukkan kuatnya kondisi keuangan perusahaan. Perusahaan semacam ini cenderung untuk melakukan pengungkapan informasi yang lebih luaskepada pihak luar karena ingin menunjukkan bahwa perusahaan tersebut kredibel. 3. Profitabilitas Pembahasan selanjutnya adalah mengenai rasio profitabilitas dimana penelitian yang dilakukan oleh Fitri (2012) yang menyatakan bahwa tingkat profitabilitas berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan laporan tahunan perusahaan. Semakin tinggi tingkat profitabilitas suatu perusahaan maka akan semakin tinggi tingkat pengungkapan yang dilakukan oleh perusahaan. 4. Kepemilikan Saham Publik Variabel terakhir adalah kepemilikan saham publik, penelitian yang dilakukan oleh Kartika (2009) menemukan bahwa proporsi kepemilikan publik berpengaruh positif terhadap luas pengungkapan perusahaan.hal ini menunjukkan bahwa adanya perbedaan dalam proporsi saham yang dimiliki oleh investor luar dapat mempengaruhi tingkat luas pengungkapan laporan tahunan oleh perusahaan. Hal ini karena semakin banyak pihak yang membutuhkan informasi tentang perusahaan, semakin banyak pula detail-detail butir yang dituntut untuk dibuka dan dengan demikian pengungkapan perusahaan akan semakin luas.

11 Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Analisis Pengaruh Leverage, Likuiditas, Profitabilitas, dan Kepemilikan Saham Publik Terhadap Luas Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2014.

12 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan pada uraian-uraian latar belakang diatas, maka masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah leverage berpengaruh terhadap luas pengungkapan laporan tahunan perusahaan Otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2014? 2. Apakah Likuiditas berpengaruh terhadap luas pengungkapan laporan tahunan perusahaan Otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2014? 3. Apakah Profitabilitas berpengaruh terhadap luas pengungkapan laporan tahunan perusahaan Otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2014? 4. Apakah Kepemilikan saham Publik berpengaruh terhadap luas pengungkapan laporan tahunan perusahaan Otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2014? 5. Apakah leverage, likuiditas, profitabilitas, dan kepemilikan saham publik berpengaruh secara simultan terhadap luas pengungkapan laporan tahunan perusahaan Otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2014?

13 1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.3.1. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah, penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut : 1. Untuk menganalisis dan membuktikan pengaruh leverage terhadap luas pengungkapan laporan tahunan perusahaan Otomotif di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2014 2. Untuk menganalisis dan membuktikan pengaruh likuiditas terhadap luas pengungkapan laporan tahunan keuangan tahunan perusahaan Otomotif di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2014 3. Untuk menganalisis dan membuktikan pengaruh profitabilitas terhadap luas pengungkapan laporan tahunan perusahaan Otomotif di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2014. 4. Untuk menganalisis dan membuktikan pengaruh kepemilikan saham publik terhadap luas pengungkapan laporan tahunan perusahaan Otomotif di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2014. 5. Untuk menganalisis dan membuktikan pengaruh leverage, likuiditas, profitabilitas, dan kepemilikan saham publik berpengaruh secara simultan terhadap luas pengungkapan laporan tahunan perusahaan Otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2014.

14 1.3.2. Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak, diantaranya : 1. Bagi Peneliti Sebagai penerapan ilmu dan teori-teori yang telah diperoleh selama perkuliahan dan membandingkannya dengan kenyataan yang ada serta memperluas wawasan tentang pentingnya pengungkapan laporan tahunan yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam proses belajar mengajar. 2. Bagi Perusahaan Penelitian ini diharapkan dapat membantu manajemen perusahaan dalam mengambil kebijakan terkait pengungkapan wajib dan sukarela yang dilakukan oleh perusahaan. 3. Bagi Investor Penelitian ini diharapkan dapat membantu investor dan pelaku keuangan lainnya untuk lebih memahami praktik pengungkapan wajib dan sukarela yang terjadi di Indonesia, sehingga dapat melakukan pengambilan keputusan investasi secara lebih baik. 4. Bidang Akademis Penelitian ini sangat berguna untuk memperoleh informasi tentang aplikasi pengungkapan wajib dan sukarela secara empiris, sebagai salah satu konsep dasar dalam akuntansi dan sebagai wacana bagi perkembanganpengungkapan laporan tahunan perusahaan.

15 1.4. Sistematika Penulisan Penulisan ini diuraikan dalam lima bab dengan sistematika penulisan sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN Pada bab ini dijelaskan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, serta sistematika penulisan. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini dijelaskan mengenai landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini dan penelitian terdahulu, kerangka pemikiran, serta perumusan hipotesis. BAB III : METODE PENELITIAN Pada bab ini dijelaskan mengenai metode penelitian, variabel penelitian dan definisi operasional, penentuan populasi dan sampel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, metode analisis yang digunakan dalam pengujian hipotesis serta tahapan pelaksanaan kegiatan penelitian. BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi tentang deskripsi obyek penelitian, analisis, dan pembahasan BAB V : PENUTUP Bab ini berisi kesimpulan dari penelitian ini dan saran untuk penelitian selanjutnya.