Sesi 2: Bagaimana posisi BOK dalam perencanaan dan penganggaran KIA di Kabupaten?

dokumen-dokumen yang mirip
Review. Bantuan Operasional Kesehatan

DAFTAR ISI 1. ALUR PIKIR 2. LATAR BELAKANG 3. DEFINISI BOK 4. TUJUAN 5. SASARAN BOK 6. KEBIJAKAN OPERASIONAL 7. DASAR HUKUM 8. INDIKATOR KEBERHASILAN

2011, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lemba

Ind P. Bantuan. Operasional. Kesehatan

BUKU SAKU. lantuan T JENDERAL. N KESEHATAN m. KG.IiI.tan

LAPORAN BOK UPT DINAS KESEHATAN UNIT PUSKESMAS TAHUN 2013

WALIKOTA MOJOKERTO, PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 17 TAHUN 2012 TENT ANG

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 494/Menkes/SK/IV/2010 TENTANG PETUNJUK TEKNIS BANTUAN OPERASIONAL KESEHATAN

Pendanaan Sektor Kesehatan di Indonesia: Studi Kasus Bantuan Operasional Kesehatan. Fatmah Afrianty Gobel

FORUM NASIONAL II : Jaringan Kebijakan Kesehatan Indonesia. M. Faozi Kurniawan Pusat Manajemen Pelayanan Kesehatan FK-UGM

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dekade berhasil meningkatkan derajat kesehatan masyarakat cukup signifikan,

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 90 TAHUN 2012

BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR NOMOR : 6 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 14 TAHUN 2013

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eka Fitriani, Kebidanan DIII UMP, 2015

Ind p PETUNJUK TEKNIS B O K ANTUAN PERASIONAL ESEHATAN

BUPATI NGAWI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI,

PELAKSANAAN KEBIJAKAN BOK DI KAB. OGAN ILIR, SUMATERA SELATAN. Asmaripa Ainy. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya

TENTANG BUPATI SERANG,

I. PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan salah satu contoh kebijakan publik yang paling mendasar.

PERATURAN BUPATI BATANG NOMOR : 1I TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN BANTUAN OPERASIONAL KESEHATAN (BOK) 01 KABUPATEN BATANG TAHUN 2012

2011, No Menetapkan Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 2. Undang-Undang Nomor 36 T

KEBIJAKAN KEMENTERIAN KESEHATAN DALAM AKSELERASI PENURUNAN ANGKA KEMATIAN IBU

BUPATI GARUT P E R A T U R A N B U P A T I G A R U T NOMOR 505 TAHUN 2011 TENTANG

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 9 TAHUN 2012

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG

SUBDIT BINA KESEHATAN PERKOTAAN DAN OLAHRAGA DIREKTORAT BINA KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA DITJEN BINA GIZI DAN KIA KEMENTERIAN KESEHATAN RI

PEDOMAN WAWNCARA BAGAIMANA IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN OPERASIONAL KESEHATAN (BOK) DI UPT PUSKESMAS HILIDUHO KABUPATEN NIAS TAHUN 2015

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 9 TAHUN 2017 TENTANG

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN SOSIAL (BANSOS) PROGRAM PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT DIREKTORAT BINA GIZI MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. masih cukup tinggi dengan negara ASEAN lainnya. Menurut data Survei

MONITORING DAN EVALUASI KEBIJAKAN BOK DAN JAMPERSAL

PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN

Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PEMANFAATAN DANA JAMINAN PERSALINAN PADA PUSKESMAS DI KABUPATEN KUDUS TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan Pembangunan Kesehatan menuju Indonesia. Sehat mencantumkan empat sasaran pembangunan

BUPATI KARANGASEM PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PENGGUNAAN DANA JAMINAN PERSALINAN DI KABUPATEN KARANGASEM

PEMERINTAH KABUPATEN SANGGAU DINAS KESEHATAN PUSKESMAS ENTIKONG KEPALA PUSKESMAS ENTIKONG,

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN BUPATI TEMANGGUNG NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. millenium (MDG s) nomor 5 yaitu mengenai kesehatan ibu. Adapun yang menjadi

6. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Tahun 2011 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 23 TAHUN 2008 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan menyatakan

PEDOMAN PELAKSANAAN PELAYANAN KESEHATAN IBU, ANAK DAN KELUARGA BERENCANA DI PUSKESMAS PEKAUMAN BAB I PENDAHULUAN

V. PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN

BAB I PENDAHULUAN. Tersusunnya laporan penerapan dan pencapaian SPM Tahun 2015 Bidang Kesehatan Kabupaten Klungkung.

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 06 TAHUN 2012 TENTANG

MATRIKS BUKU I RKP TAHUN 2011

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI SAMPANG PERATURAN BUPATI SAMPANG NOMOR : 25 TAHUN 2011 TENTANG

BAB 1 GAMBARAN PROGRAM PUSKESMAS KALIPARE TAHUN 2015

BUPATI LAMONGAN PERATURAN BUPATI LAMONGAN NOMOR 40 TAHUN 2009 TENTANG

Tabel Konsep Pengamatan/Penilaian Implementasi Kebijakan

BAB I. PENDAHULUAN A.

BUPATI SAMBAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SAMBAS,

suplemen Informasi Jampersal

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata,

BAB 1 PENDAHULUAN. menjamin bahwa proses alamiah dari kehamilan berjalan normal. Tujuan dari

WALIKOTA PROBOLINGGO

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG PEMBAGIAN JASA PELAYANAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TENTANG. dan Jaminan

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1097/MENKES/PER/VI/2011 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAYANAN KESEHATAN DASAR JAMKESMAS

MONITORING PELAKSANAAN KEBIJAKAN BOK DI DAERAH TERPENCIL, PERBATASAN DAN KEPULAUAN

KEMITRAAN BIDAN DAN DUKUN BAYI DI KAB TRENGGALEK

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 329/MENKES/PER/III/2010 TENTANG

BUPATI BENGKULU SELATAN

BUPATI BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA

URAIAN TUGAS BERDASARKAN JABATAN. Tugas Pokok Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular TBC

BUPATI MAGELANG PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG

RANCANGAN INDIKATOR RIFAKES PUSKESMAS RIF

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

WALIKOTA TANGERANG SELATAN. Menimbang : a. bahwa pembangunan di bidang kesehatan pada. dasarnya ditujukan untuk peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan

RINCIAN RANCANGAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH ( DPA SKPD )

FORUM NASIONAL II : Jaringan Kebijakan Kesehatan Indonesia. Nizwardi Azkha,SKM,MPPM,M,Pd,M,Si PSIKM FK Unand Padang

Standar Pelayanan Minimal Puskesmas. Indira Probo Handini

BAB 7 : PENUTUP. pelaksanaan Program Keluarga Harapan Khususnya Bidang Kesehatan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih merupakan masalah

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN ANAK BALITA

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan Negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dan

Transkripsi:

Sesi 2: Bagaimana posisi BOK dalam perencanaan dan penganggaran KIA di Kabupaten?

Isi Pengantar Memahami BOK Analisis Risiko kebijakan BOK Saran

Pengantar: Makna Investment Case membuat suatu benang merah dari proses perencanaan yang rasional Kenyataan di lapangan perencanaan sering tidak rasional Masalah Solusi - Strategi Perencanaan Penganggaran

Desentralisasi di Indonesia Kesehatan merupakan urusan rumahtangga di daerah Perencanaan diharapkan terjadi di daerah dengan basis di Kabupaten Pemerintah pusat memberikan bantuan kepada daerah tidak mampu dan program prioritas nasional (misal KIA)

Risiko BOK: BOK bisa tidak efektif andaikata: 1. Terjadi ketidak tepatan perencanaan di puskesmas dan kabupaten. 2. Ada masalah dalam penyaluran (dalam konteks Bentuk TP) 3. Penggunaan dan pertanggung-jawaban

Review Bantuan Operasional Kesehatan

Latar Belakang (1) Keterbatasan biaya operasional untuk pelayanan kesehatan. Beberapa pemerintah daerah masihsangat terbatas dalam mencukupi kebutuhan biaya operasional kesehatan Puskesmas di daerahnya Masih terjadi disparitas antar berbagai determinan sosial di masyarakat yang meliputi perbedaan antar wilayah, antar pendidikan masyarakat, antar sosial ekonomi masyarakat dan determinan sosial lainnya

Latar Belakang (2) Empat fungsi Puskesmas dinilai belum berjalan optimal yaitu: Puskesmas sebagai pusat pembangunan wilayah berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat, pusat pelayanan kesehatan perorangan primer, dan pusat pelayanan kesehatan masyarakat primer Sampai bulan Desember 2010 terdapat 8.967 Puskesmas 22.273 Pustu 32.887 Poskesdes dan 266.827 Posyandu

Definisi Dana BOK Adalah bantuan dana dari pemerintah melalui Kementerian Kesehatan dalam membantu pemerintahan kabupaten/kota melaksanakan pelayanan kesehatan sesuai Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan menuju Millennium Development Goals (MDGs) dengan meningkatkan kinerja Puskesmas dan jaringannya serta Poskesdes dan Posyandu dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan promotif dan preventif.

Dasar Hukum BOK 1. Undang-undang Nomor 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah. 2. Undang-undang Nomor 33/2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah. 3. PP 65/2005 tentang Standar Pelayanan Minimal. 4. PP 38/2007 tentang Pembagian Urusan Pusat dan Daerah. 5. PP 7/2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan. 6. Undang-undang Nomor 36/2009 tentang Kesehatan. 7. Permendagri Nomor 13/2006 yang telah diubah dengan Permendagri Nomor 59/2007 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah. 8. Permenkes Nomor 741/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Catatan: tidak membahas PP Dana Perimbangan

Tujuan Tujuan Umum Meningkatnya akses dan pemerataan pelayanan kesehatan masyarakat melalui kegiatan promotif dan preventif Puskesmas untuk mewujudkan pencapaian target SPM Bidang Kesehatan dan MDGs pada tahun 2015 Tujuan Khusus Meningkatnya cakupan Puskesmas dalam pelayanan kesehatan yang bersifat promotif dan preventif. Tersedianya dukungan biaya untuk upaya pelayanan kesehatan yang bersifat promotif dan preventif bagi masyarakat Terselenggaranya proses Lokakarya Mini di Puskesmas dalam perencanaan pelayanan kesehatan bagi masyarakat.

Sasaran 1. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota 2. Puskesmas dan jaringannya 3. Poskesdes 4. Posyandu

Ruang Lingkup Kegiatan A. Upaya Kesehatan di Puskesmas Upaya kesehatan yang bersifat promotif dan preventif yang meliputi: 1. Kesehatan Ibu dan Anak termasuk Keluarga Berencana 2. Imunisasi 3. Perbaikan Gizi Masyarakat 4. Promosi Kesehatan 5. Kesehatan Lingkungan 6. Pengendalian Penyakit

Garis Besar Kegiatan Upaya Kesehatan Puskesmas dengan dana BOK 1. Pendataan sasaran (ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, bayi, balita, kasus risiko tinggi, rumah tangga, siswa, sekolah, pasangan usia subur, wanita usia subur, tempat-tempat umum, dll) 2. Surveilans (gizi, KIA, imunisasi, penyakit menular, penyakit tidak menular, vektor, dll) 3. Kunjungan rumah/lapangan (kasus drop out, kasus risiko tinggi, perawatan kesehatan masyarakat, pendampingan minum obat, pemasangan stiker P4K, dll) 4. Pelayanan di Posyandu (penimbangan, penyuluhan, pelayanan KIA, KB, imunisasi, gizi dll) 5. Kegiatan sweeping, penjaringan, pelacakan, dan penemuan kasus 6. Pengambilan spesimen

7. Pengendalian dan pemberantasan vektor (fogging, spraying, abatisasi, pemeriksaan jentik, pembagian kelambu, dll) 8. Kegiatan promosi kesehatan termasuk untuk mendukung program prioritas (penyuluhan, konseling luar gedung, pembinaan Poskesdes dan Posyandu, dll) 9. Kegiatan pemantauan (sanitasi air bersih, rumah, tempat-tempat umum, pengelolaan sampah, dll) 10. Pengambilan vaksin 11. Rujukan dari Poskesdes ke Puskesmas dan atau dari Puskesmas ke Rumah Sakit terdekat untuk kasus KIA risiko tinggi dan komplikasi kebidanan bagi peserta Jampersal 12. PMT penyuluhan dan PMT pemulihan untuk balita 6-59 bulan dengan gizi kurang

Alokasi Dana BOK 1. Alokasi Dana per kab/kota Besaran dana sesuai SK Kemenkes dan pengelolaan keuangan dengan Buku Pedoman Pengelolaan Keuangan BOK 2. Alokasi Dana per Puskesmas Besaran alokasi di tetapkan sesuai SK Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota sesuai kondisi seperti Jumlah penduduk, luas wilayah, kesulitan wilayah, cakupan program, jumlah tenaga kesehatan di puskesmas, situasi dan kondisi yang ditentukan dinkes kab/kota.

Pemanfaatan dana BOK 1. Upaya Kesehatan a. Biaya transportasi petugas puskesmas, pustu,poskesdes, kader kesehatan dan dukun beranak untuk pelayanan luar gedung b. Biaya transportasi rujukan dari desa ke puskesmas ke rumah sakit terdekat untuk peserta Jmapersal dengan resiko tinggi,komplikasi kebidanan dan bayi baru lahir c. Biaya penginapan sesuai aturan (untuk desa terpencil) d. Uang harian, bila diperlukan sesuai peraturan yang berlaku (untuk desa terpencil/sulit dijangkau) e. Pembelian bahan PMT penyuluhan dan PMT pemulihan untuk balita usia 6-59 bulan dengan gizi kurang

2. Penunjang a. Pembelian ATK dan penggandaan (untuk Posyandu dan Poskesdes) b. Biaya transportasi dan pembelian konsumsi untuk orientasi/refreshing/penyegaran kader kesehatan c. Biaya transportasi untuk peserta rapat koordinasi dengan lintas sektor/tokoh masyarakat/tokoh agama/kader kesehatan ke Puskesmas d. Pembelian konsumsi untuk peserta rapat koordinasi dengan lintas sektor/tokoh masyarakat/tokoh agama/kader kesehatan ke Puskesmas e. Pembelian bahan kontak

3. Manajemen Puskesmas a. Pembelian ATK dan penggandaan untuk Lokakarya Mini Puskesmas b. Biaya transportasi peserta Lokakarya Mini Puskesmas c. Pembelian konsumsi untuk Lokakarya Mini Puskesmas d. Biaya transportasi/biaya pos untuk pengiriman laporan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

4. Pemeliharaan Ringan Puskesmas Pemanfaatan dana untuk pemeliharaan ringan yang dimaksud secara garis besar adalah sebagai berikut: a. Pemeliharaan ringan alat kesehatan Puskesmas. Contoh: pemeliharaan cold chain, termasuk pembelian bahan bakar minyak b. Pemeliharaan ringan sarana Puskesmas sanitasi dan air bersih c. Pemeliharaan ringan sarana instalasi listrik Puskesmas d. Pemeliharaan ringan sarana dan ruang pelayanan Puskesmas e. Pembelian termos vaksin, bola lampu, tirai/gorden, seprai, sarung bantal, ember, gayung, sapu, keset. Besaran alokasi pemeliharaan ringan di Puskesmas maksimal 5% dari total anggaran BOK yang diterima Puskesmas.

Hal-hal yang boleh dimanfaatkan dengan dana BOK 1. Transport petugas kesehatan/kader kesehatan. 2. Bahan penyuluhan, bahan kontak. 3. Penggandaan materi rapat dalam rangka Lokakarya Mini. 4. Konsumsi rapat dalam rangka Lokakarya Mini. 5. Uang penginapan (untuk desa terpencil/sulit dijangkau). 6. Uang harian (untuk desa terpencil/sulit dijangkau). 7. Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Penyuluhan dan PMT pemulihan dengan bahan lokal.

Hal-hal yang tidak boleh dimanfaatkan dengan dana BOK 1. Upaya pengobatan dan rehabilitasi. 2. Penanganan gawat darurat. 3. Rawat inap. 4. Pertolongan persalinan. 5. Gaji/honor. 6. Investasi/belanja modal. 7. Pemeliharaan gedung atau kendaraan. 8. Operasional kantor (misal: listrik, air, Alat Tulis Kantor (ATK), fotokopi) 9. Obat, vaksin dan alat kesehatan.

PEMANFAATAN DANA BOK UNTUK KIA: Transport petugas Puskesmas dalam rangka ante-natal care (ANC), persalinan, post-natal care (PNC) dan kunjungan nifas (KN) termasuk ruang lingkup kegiatan tersebut di atas.

Penunjang Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak Keberhasilan pelaksanaan kegiatan promotif dan preventif dalam upaya kesehatan perlu didukung oleh kegiatan penunjang yang meliputi: 1. Bahan kontak 2. Refreshing/penyegaran/orientasi kader kesehatan 3. Rapat koordinasi dengan lintas sektor/tokoh masyarakat/tokoh agama/kader kesehatan 4. Operasional Posyandu dan Poskesdes

Pengelolaan BOK

Pengelolaan dana Tugas pembantuan sebagai sumber dana penyelenggaraan BOK: 1) Setelah Bupati/Walikota menerima SK Menteri Kesehatan tentang pelimpahan wewenang selaku Pengguna Anggaran (PA), Pengguna Barang (PB) dalam pengelolaan anggaran pada Kementerian Kesehatan, Bupati/Walikotamenetapkan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota selaku Kuasa Pengguna Anggaran (KPA). 2) Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota selaku KPA membentuk dan menetapkan Tim Pengelola Keuangan BOK tingkat Kabupaten/Kota, yang terdiri dari: a) Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) b) Penguji dan Penandatanganan SPM (PPSPM) c) Bendahara Keuangan d) Sekretariat Pengelola Anggaran e) Pengelola SAI, yang terdiri dari: 1. SAK 2. SIMAK BMN f) Pengelola keuangan Puskesmas

4. Tim Pengelola BOK Puskesmas Kepala Puskesmas membentuk Tim Pengelola BOK Puskesmas dengan komposisi sebagai berikut: a. Ketua b. Pengelola Keuangan c. Anggota

Yang perlu diingat oleh Pemerintah Kabupaten/Kota 1. Dana BOK merupakan dukungan Pemerintah, bukan merupakan dana utama operasional Puskesmas, oleh karena itu Pemerintah Daerah tetap berkewajiban menyediakan dana operasional yang tidak terbiayai melalui BOK melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). 2. Dana BOK harus dimanfaatkan sepenuhnya secara langsung oleh Puskesmas untuk pelayanan kesehatan masyarakat dan tidak dijadikan sumber pendapatan daerah sehingga tidak boleh disetorkan ke kas daerah.

3. Pemanfaatan dana BOK harus berdasarkan hasil perencanaan yang disepakati dalam Lokakarya Mini Puskesmas yang diselenggarakan secara rutin (periodik bulanan/triwulanan).

4. Satuan biaya setiap jenis kegiatan pelayanan kesehatan yang dibiayai BOK mengacu pada ketentuan Peraturan Daerah (Perda). Jika belum terdapat Perda yang mengatur hal itu, maka satuan biaya tersebut ditetapkan melalui Peraturan Bupati/Walikota atas usulan Dinas Kesehatan Kabupaten/kota. 5. Pelaksanaan kegiatan di Puskesmas berpedoman pada prinsip keterpaduan, kewilayahan, efisien, dan efektif.

Mekanisme pelaporan dana BOK Pelaporan BOK meliputi pelaporan kegiatan secara menyeluruh dan pelaporan keuangan, yang dikirimkan secara berjenjang dari Puskesmas kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan seterusnya sampai ke tingkat pusat dengan rincian sebagai berikut: 1. Rekapitulasi laporan dari masing-masing Puskesmas dikirm ke Kabupaten/Kota. 2. Kabupaten/Kota merekap seluruh laporan Puskesmas kemudian dikirim ke propinsi. 3. Propinsi merekap seluruh laporan Kabupaten/Kota lalu dikirim kepada Tim Pengelola Tingkat Pusat. Untuk Puskesmas terpencil/sangat terpencil, periode pengiriman laporan dapat diatur berdasarkan kesepakatan antara Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

Analisis dalam konteks Risiko: BOK bisa tidak efektif andaikata: 1. Terjadi ketidak tepatan perencanaan di puskesmas dan kabupaten. 2. Ada masalah dalam penyaluran (dalam konteks masalah Tugas Pembantuan) 3. Masalah penggunaan dan pertanggungjawaban dana BOK

1. Terjadi ketidak tepatan perencanaan di puskesmas dan kabupaten 1. Perencanaan mikro di puskesmas tidak dilakukan dengan baik 2. Perencanaan di level kabupaten tidak dilakukan dengan baik (catatan: saat ini tidak ada program khusus Kemenkes untuk perbaikan perencanaan kesehatan di Kabupaten. DTPS tidak berjalan lagi). 3. Kabupaten tidak sempat melakukan perencanaan. Sibuk dengan pengelolaan dana, termasuk BOK

Masalah dalam Proses Perencanaan Masalah Solusi - Strategi BOK memberikan tambahan dana untuk penganggaran, khususnya utk operasional Puskesmas Perencanaan Penganggaran

2. Ada masalah dalam penyaluran (dalam konteks Bentuk TP) Gambaran pemanfaatan dana BOK di 4 kab/kota wilayah IC study

Tasikmalaya BOK 2010 Ujicoba di 2 Puskemas dengan dana 100 juta dan 18 juta Evaluasi masih dalam pembahasan terhadap pelaksanaan BOK 2010 BOK 2011 Dana BOK 2011 berjumlah 1,350 milyar Besaran alokasi dana sesuai jumlah desa, yang terbesar 118 juta dan yang terkecil 46 juta. BOK dana Tugas Pembantuan Kendala: Pelaksanaan harus integrasi dengan dana Jampersal dan Jamkesmas Perlu ada penjelasan juknis lebih lanjut untuk pelaksanaan oleh Puskesmas Karena Tugas Pembantuan birokrasi pencairan uang lebih lama Sampai hari ini belum ada pelaksanaan karena belum ada POA dan masih dalam pembahasan

Merauke BOK 2010 Dana BOK 2010 untuk 12 Puskesmas yang terbesar 32 juta dan terkecil 10 juta Kendala: Tidak ada dana penunjang dari kabupaten Keluar dana bulan Okt / Nov Pertanggungjawaban akhir tahun berlebih /overlap dengan dana yang lain Juknisnya terlalu luas dan harus di perjelas lagi untuk puskesmas BOK 2011 Total dana 4,250 milyar untuk 20 Puskesmas Belum ada pelaksanaan untuk BOK 2011 karena belum ada SK tentang Pengelola dan BOK 2011

Sikka BOK 2010 BOK 2011 Alokasi Dana BOK: 5,75miliar Rupiah Belum berjalan

Pontianak BOK 2010 BOK 2011 Alokasi Dana BOK: 2,3miliar Rupiah Belum berjalan

Ada kemungkinan: Terjadi permasalahan dalam penyaluran dana BOK sampai bulan Mei. Sebagai catatan: dana operasional seharusnya berjalan terus selama 12 bulan (idealnya). Berbeda dengan dana investasi.

3. Masalah penggunaan dan pertanggung-jawaban dana BOK Belum dapat dilihat Ada kemungkinan mempunyai kesulitan karena BOK merupakan APBN. Apabila APBN akan berubah menjadi Performance Based Budget, maka kesulitan akan timbul semakin besar.

Saran untuk Kementerian Kesehatan dan Pemerintah Daerah 1. Perlu perbaikan perencanaan di Kabupaten dan Puskesmas. Adanya BOK diharapkan mendorong perencanaan di Kab. 2. Karena sudah ada tanda-tanda kesulitan pencairan: perlu ada monitoring pelaksanaan BOK secara ketat oleh kelompok independen. 3. Perlu difikirkan kembali bentuk TP sebagai chanelling. Ada kemungkinan DAK (yang masuk APBD) lebih baik sebagai chanelling BOK.

Terimakasih