BAB III METODE PENELITIAN. Pangan dan Hortikultura Sidoarjo dan Laboratorium Mikrobiologi, Depertemen

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga Surabaya dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di areal persawahan dusun Mojorejo

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi

BAB III METODE PENELITIAN. Februari 2012 bertempat di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Sains dan

BAB III METODE PENELITIAN. dan Teknologi Universitas Airlangga dan di rumah kaca (green haouse) UPT

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Sains dan

BAB III METODE PENELITIAN. Mikrobiologi Tanah dan Rumah Kaca Balai Penelitian Tanaman Kacang- kacangan dan Umbiumbian

MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. variasi suhu yang terdiri dari tiga taraf yaitu 40 C, 50 C, dan 60 C. Faktor kedua

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan campuran bakteri (Pseudomonas aeruginosa dan Pseudomonas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis percobaan pada penelitian ini adalah penelitian eksperimental,

BAB III METODE PENELITIAN. terdiri atas 5 perlakuan dengan 3 ulangan yang terdiri dari:

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Pada metode difusi, digunakan 5 perlakuan dengan masing-masing 3

BAB III METODELOGI PENELITIAN

komersial, pupuk SP 36, pupuk KCl, NaCl, Mannitol, K 2 HPO 4, MgSO 4.7H 2 O,

LAMPIRAN. 1. Pertambahan tinggi tanaman kacang hijau (Vigna radiata) Jenis Perlakuan

LAMPIRAN. Jumlah mikroba (CFU/ml) penyusun pupuk hayati (Biofertilizer) pada media selektif

III. METODE PENELITIAN. dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung dari bulan Januari sampai

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas

BAB III METODE PENELITIAN. eksplorasi dengan cara menggunakan isolasi jamur endofit dari akar kentang

BAB III METODE PENELITIAN

II. MATERI DAN METODE

bio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN A. Materi, lokasi, dan waktu penelitian 1. Materi penelitian 1.1. Alat

METODE PENELITIAN. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.

MATERI DAN METODE. Pekanbaru. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei sampai September

BAB III METODE PENELITIAN. lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah variasi

BAB III METODE PENELITIAN. Februari sampai Juli 2012 di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari hingga Maret 2015.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian bulan Desember 2011 hingga Februari 2012.

BAB III METODE PENELITIAN. adalah variasi jenis kapang yaitu Penicillium sp. dan Trichoderma sp. dan

BAB III METODE PENELITIAN. diperoleh dari perhitungan kepadatan sel dan uji kadar lipid Scenedesmus sp. tiap

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian Penyediaan Isolat Fusarium sp. dan Bakteri Aktivator

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat eksperimen dengan data dianalisis secara kuantitatif

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Februari 2014.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian ialah menggunakan pola faktorial 4 x 4 dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Hrp -, IAA +, BPF Hrp -, IAA + + , BPF Hrp. , BPF Hrp -, IAA +, BPF + Hrp. , BPF Hrp. , BPF Hrp. Penambat Nitrogen Penambat Nitrogen

Lampiran 1. Hasil TPC pada media selektif dari tiap mikroba

Gambar 3.1. Diagram Alir Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi dan Laboratorium Biokimia, Departemen Kimia Fakultas Sains dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat,

bio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN

II. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai penambahan starter ekstrak nanas dengan level berbeda

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan dan Kebun

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik untuk menguji

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi, Departemen

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari Bulan April sampai dengan Juni 2013, di

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi dan Molekuler. Penelitian ini di lakukan pada Agustus 2011.

BAB III METODE PENELITIAN. dan tingkat kerusakan dinding sel pada jamur Candida albicans merupakan penelitian

BAB III MATERI DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu jenis isolat dan sumber fosfat yang digunakan. selama 3 bulan mulai tanggal 1 Februari 31 April 2017.

III. METODE PENELITIAN. Persiapan alat dan bahan yang akan digunakan. Pembuatan media PDA (Potato Dextrose Agar)

BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat

ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB III METODE PENELITIAN. Biologi, Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga.

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan rancang bangun penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Pelaksanaan vermicomposting dilakukan di rumah plastik FP Unila. Perhitungan

METODE PENELITIAN. Penelitian ini di laksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

BAB III METODE PENELITIAN. dari Lactobacillus plantarum yang diisolasi dari usus halus itik Mojosari (Anas

III. BAHAN DAN METODE A.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Jenis penelitian ini adalah penelitian non-eksperimental dengan pendekatan

MATERI DAN METODE. Kasim Riau yang beralamat di Jl. HR. Soebrantas KM 15 Panam, Pekanbaru.

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April - Mei 2015 di Laboratorium

Teknik Isolasi Bakteri

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei-Agustus Uji potensi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Tanaman Industri dan Penyegar

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret Oktober 2014 di

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Bioteknologi Pertanian dan

BAB III METODE PENELITIAN. konsentrasi limbah cair tapioka (10%, 20%, 30%, 40%, 50% dan 0% atau kontrol)

BAHAN DAN METODE. Kasa Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian terapan dengan menggunakan

III. MATERI DAN METODE

BAHAN DAN METODE. Pembiakan P. fluorescens dari Kultur Penyimpanan

BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan kemampuan Bacillus mycoides dalam memfermentasi onggok untuk

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai bulan November 2009, di

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Tanaman, serta Laboratorium Lapang Terpadu, Fakultas Pertanian, Universitas

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen

BAB III METODE PENELITIAN. Nazir (1999: 74), penelitian eksperimental adalah penelitian yang dilakukan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Botani, Jurusan Biologi, Fakultas

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Desember 2013 Maret 2014

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. faktorial yang terdiri dari dua faktor dengan 4 kali ulangan. Faktor pertama adalah

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Botani, Fakultas Matematika dan Ilmu

BAB III METODE PENELITIAN. Departemen Biologi Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga,

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN. agar, arang, NaOH, HCl dan akuades. spirtus, timbangan analitik, beker gelas, LAF vertikal.

BAB III METODE PENELITIAN

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat Dan Waktu Penelitian. Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian dilakukan selama

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di UPT Pengembangan Agrobisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura Sidoarjo dan Laboratorium Mikrobiologi, Depertemen Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga, Surabaya pada bulan Februari - Juni 2012. 3.2 Bahan dan Alat Penelitian 3.2.1 Bahan penelitian Bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi : (1) enam isolat spesies mikroba yaitu Rhizobium sp., Bacillus megaterium, Pseudomonas sp., Cellulomonas sp., Saccaromyces cereviceae, serta Lactobacillus sp. (diperoleh dari koleksi Laboratorium Mikrobiologi, Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga, Surabaya), (2) biji tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea) dengan varietas BISON yang diperoleh dari Balai Penelitian Palawija Malang, Jawa Timur, (3) media untuk menumbuhkan tiap-tiap mikroba menggunakan NA (Nutrient Agar), (4) starter untuk tiap-tiap mikroba menggunakan NB (Nutrient Broth) + glukosa 1% (5) media untuk quality control pupuk hayati menggunakan MSA (Mannitol Salt Agar), Pikovskaya, CMC (Carboxyl Methyl Cellulose), MRSA (Mannitol Rogosa Sharpe Agar), PDA (Potato Dextrose Agar) (6) media untuk produksi keenam mikroba menggunakan 30

31 Molase 2% (7) tanah, (8) kompos, (9) furadan, (10) kapas, (11) akuades, (12) aluminium foil. 3.2.2 Alat penelitian Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi : pensil, bulpen, kertas label, polybag, cetok, sprayer, gunting, timbangan analitik, timbangan digital, gelas ukur, erlenmeyer, pengaduk, cawan petri, autoklaf, spektrofotometer, tabung reaksi dan rak tabung reaksi, gelas beker, pipet tetes, pipet ukur, bunsen, aluminium foil, kompor listrik, panci, jurigen, plastik. 3.3 Prosedur Penelitian 3.3.1 Rancangan penelitian Penelitian ini bersifat eksperimental dengan rancangan faktorial 3 x 4 sehingga ada 12 perlakuan dengan 3 kali pengulangan dimana tiap ulangan terdiri dari 1 tanaman perpolybag. Perlakuan yang diberikan terdiri atas dua faktor. Faktor pertama adalah frekuensi pemberian pupuk hayati yaitu F1 (1 kali pemberian pupuk, pada awal masa tanam), F2 (2 kali pemberian pupuk, diberikan pada saat tanaman berumur 21 hari setelah tanam dan 35 hari setelah tanam), F3 (3 kali pemberian pupuk, diberikan pada saat tanaman berumur 10 hari setelah tanam, 20 hari setelah tanam, dan 30 hari setelah tanam). Faktor yang kedua adalah konsentrasi pupuk hayati yaitu K0 (tanpa pupuk kimia dan pupuk hayati), K1 (dengan pupuk kimia), K5 (5 ml pupuk hayati/tanaman), K10 (10 ml pupuk hayati/tanaman) dimana tiap 1 ml mengandung mikroba 10 6 sel mikroba.

32 Pengamatan dilakukan pada pertumbuhan tanaman (berat basah tanaman (g), serta berat basah bintil akar (g)) dan hasil produksi tanaman (berat kering polong tanaman (g) dan berat kering biji tanaman (g)). Jenis perlakuan diperlihatkan pada tabel berikut. Tabel 3.1 Rancangan Penelitian Frekuensi Konsentrasi K0 K1 K5 K10 F1 F1K0 F1K1 F1K5 FIK10 F2 F2K0 F2K1 F2K5 F2K10 F3 F3K0 F3K1 F3K5 F3K10 Keterangan : F1 : Frekuensi pemberian pupuk sebanyak 1 kali (awal masa tanam) F2 : Frekuensi pemberian pupuk sebanyak 2 kali (diberikan pada saat tanaman berumur 21 hari setelah tanam dan 35 hari setelah tanam) F3 : Frekuensi pemberian pupuk sebanyak 3 kali (diberikan pada saat tanaman berumur 10 hari setelah tanam, 20 hari setelah tanam, dan 30 hari setelah tanam). K0 : Tanpa pemberian pupuk kimia dan pupuk hayati (kontrol negatif) K1 : Dengan pemberian pupuk kimia (kontrol positif) K5 : Konsentrasi pemberian pupuk hayati sebanyak 5 ml/ tanaman K10 : Konsentrasi pemberian pupuk hayati sebanyak 10 ml/ tanaman 3.3.2 Variabel penelitian Variabel yang diamati dari penelitian ini antara lain : 1. Variabel bebas : Frekuensi pemberian pupuk, konsentrasi pupuk (ml), dan interaksi antara frekuensi dan konsentrasi pupuk yang diberikan pada tanaman kacang tanah (ml). 2. Variabel terikatnya : Pertumbuhan (berat basah tanaman (g), dan berat basah bintil akar (g)) dan hasil produksi (berat

33 kering polong tanaman (g) dan berat kering biji tanaman (g)). 3. Variabel terkendali : Varietas tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea), jenis media tanam. 3.4 Cara Kerja Cara kerja yang dilakukan dalam penelitian ini dibagi dalam beberapa tahap sebagai berikut: 3.4.1 Tahap pembuatan stok mikroba dan starter mikroba 1. Pembuatan stok mikroba dilakukan dengan menyiapkan media NA (Nutrient Agar) miring. Media tersebut dibuat dengan cara dilarutkan dengan akuades kemudian dipanaskan sampai mendidih. Selanjutnya media tersebut dituang sebanyak 5 ml ke dalam tabung reaksi dan disterilkan dengan autoklaf (121 C selama 15 menit). Kemudian media tersebut dimiringkan. Biakan masing-masing mikroba diinokulasikan bila media agar tersebut telah dingin dan memadat. 2. Pembuatan starter mikroba dilakukan dengan cara menyiapkan kultur mikroba dalam media broth dengan komposisi NB (Nutrient Broth) + glukosa 1% sebanyak 100 ml dalam 6 tabung Erlenmeyer. Biakan murni ditumbuhkan dengan mengambil dua ose (dari agar miring), kemudian dimasukkan dalam media broth yang dilakukan secara aseptik dan diinkubasi pada suhu ruang selama 2 hari.

34 3. Setelah diinkubasi selama 2 hari, jumlah mikroba pada media Nutrient Broth (NB) dihitung menggunakan metode Total Plate Count (TPC). Suspensi mikroba dengan jumlah mikroba 10 6 diukur OD (Optical Density) menggunakan spektrofotometer dengan λ 600 nm. OD suspensi mikroba sebesar 0,5 dengan jumlah mikroba 10 6 kemudian digunakan untuk mengukur suspensi mikroba yang lain. 3.4.2 Tahap pencampuran masing-masing inokulum mikroba dalam media produksi 1. Pembuatan media produksi mikroba dilakukan dengan cara menyiapkan akuades dengan kandungan molase 2% 2. Starter mikroba diinokulasi sebanyak 100 ml dari masing-masing starter ke dalam 6 L akuades dengan kandungan molase 2% yang dilakukan secara aseptik. 3. Media molase tersebut kemudian diinkubasi pada suhu ruang selama 2 hari. 3.4.3 Tahap uji quality control produk pupuk hayati 1. Masing-masing mikroba dari media molase diambil sebanyak 10 ml untuk disuspensikan dalam 90 ml larutan garam fisiologis steril, kemudian dilakukan pengenceran serial dengan menggunakan 9 ml garam fisiologis steril 10-5. 2. Suspensi tersebut kemudian diinokulasikan ke dalam medium dari masingmasing jenis mikroba. Untuk mikroba Rhizobium menggunakan media

35 MSA (Mannitol Salt Agar), untuk mikroba pelarut fosfat (Pseudomonas sp. dan Bacillus megaterium) menggunakan media Pikovskaya, untuk mikroba Cellulomonas sp. menggunakan media CMC (Carboxyl Methyl Cellulose), untuk mikroba Lactobacillus sp. menggunakan media MRSA (Mannitol Rogosa Sharpe Agar), untuk mikroba Saccaromyces sp. menggunakan media PDA (Potato Dextrose Agar). 3. Pertumbuhan koloni diamati dan perhitungan populasinya berdasarkan metode TPC (Total Plate Count) dengan jumlah mikroba tiap 1 ml suspensi mikroba sebanyak 10 6 setelah diinkubasi selama 6 hari. 3.4.4 Tahap pemilihan bibit kacang tanah yang baik 1. Berasal dari tanaman yang baru dan varietas unggul. 2. Daya tumbuh yang tinggi (lebih dari 90%) dan sehat. 3. Kulit benih mengkilap, tidak keriput dan cacat. 4. Murni atau tidak tercampur dengan varietas lain. 5. Kadar air benih berkisar 9-12 %. 3.4.5 Tahap persiapan tanah 1. Menyiapkan tanah dan pupuk kompos. 2. Tanah dan pupuk kompos dicampur menggunakan cetok dengan perbandingan masing-masing 4:1. 3. Campuran tanah dan kompos tersebut dimasukkan ke dalam polybag ± 15 kg tiap polybag.

36 3.4.6 Tahap penanaman dan pemberian pupuk terhadap tanaman kacang tanah Cara pemberian pupuk : 1. Tanah dimasukkan ke dalam 36 buah polybag sebanyak 15 kg perpolybag. 2. Tanah disiram sampai keadaanya lembab. 3. Tanah dalam polybag dilubangi ± 5 cm dari permukaan tanah untuk tempat menanam biji kacang tanah. 4. Biji kacang tanah ditanam pada lubang tanah di polybag, masing-masing 3 biji untuk tiap polybag. 5. Biji-biji tersebut ditutup dengan tanah, untuk perlakuan pemberian pupuk dengan frekuensi 1 kali diberikan setelah biji ditanam, pupuk hayati diberikan sebanyak 5 ml dan 10 ml per tanaman, untuk perlakuan K5 dan K10. 6. Sedangkan untuk perlakuan kontrol negatif, biji yang telah ditanam hanya disiram dengan air (K0), dan untuk perlakuan kontrol positif, diberi pupuk kimia (K1). 7. Setelah tanaman berumur 2 minggu, dalam satu polybag dipilih tanaman yang pertumbuhannya baik sedangkan tanaman yang pertumbuhannya kurang baik dimatikan dengan cara dibenamkan ke dalam tanah. 8. Banyaknya frekuensi pupuk hayati untuk 2 kali pemberian dilakukan pada saat biji telah berumur 21 hari setelah tanam dan 35 hari setelah tanam, untuk frekuensi 3 kali pemberian dilakukan pada saat biji berumur 10 hari setelah tanam, 20 hari setelah tanam, dan 30 hari setelah tanam.

37 3.4.7 Tahap pemeliharaan tanaman 1. Penyiangan Penyiangan dilakukan untuk menghindari hama dan penyakit tanaman. Juga agar tanaman yang ditanam tidak bersaing dengan tanaman liar (gulma). 2. Pengairan dan penyiraman Pengairan dilakukan agar tanah tetap lembab. Pada saat tanaman berbunga tidak dilakukan penyiraman, karena dapat menggganggu penyerbukan. 3. Pemeliharaan lain Hal-hal lain yang sangat menunjang faktor pemeliharaan bisa dilakukan, misalnya, perambatan, pemeliharaan tunas dan bunga serta sanitasi lingkungan lahan (dijaga agar menunjang kesehatan tanaman). 3.5 Pengamatan Parameter yang diamati 1. Berat basah tanaman (g) Seluruh bagian tanaman ditimbang dengan menggunakan timbangan digital, hal ini dilakukan pada saat panen. 2. Berat basah bintil akar (g) Bintil akar tanaman dipisahkan dengan akar tanaman, kemudian ditimbang menggunakan timbangan analitik. Hal ini dilakukan pada saat panen.

38 3. Berat kering polong tanaman (g) Polong tanaman dipisahkan dari akar tanaman, kemudian dikeringkan dibawah sinar matahari selama ± 3 hari, setelah itu ditimbang menggunakan timbangan digital. Hal ini dilakukan pada saat panen. 4. Berat kering biji tanaman (g) Biji tanaman dipisahkan dari kulitnya, hanya disisakan bijinya saja setelah diukur berat kering polong tanamannya. Biji ditimbang dengan teliti menggunakan timbangan analitik. Hal ini dilakukan pada saat panen. 3.6 Uji Efektivitas Pupuk Hayati / RAE (Relatif Agronomic Effectiveness) Keefektifan pupuk hayati didasarkan pada peningkatan pertumbuhan tanaman pada fase vegetatif, hasil panen, atau kualitas hasil yang diperoleh dibandingkan dengan perlakuan lain. Uji efektivitas pupuk menurut Saraswati (2008), dilakukan untuk mengetahui pengaruh pupuk hayati yang diberikan terhadap tanaman, dengan menggunakan rumus : Produksi pupuk hayati Produksi kontrol (-) Produksi pupuk kimia Produksi kontrol (-) X 100% Jika hasil yang diperoleh lebih besar (>) dari 100%, maka pupuk hayati terbukti efektif untuk digunakan. Jika hasil yang diperoleh sama dengan (=) 100%, maka pupuk hayati sama efektifnya dengan pupuk kimia. Jika hasil yang diperoleh lebih kecil (<) dari 100%, maka pupuk hayati tidak efektif untuk digunakan.

39 3.7 Analisis Data Data yang diperoleh berupa berat basah tanaman, berat basah bintil akar tanaman, berat kering polong tanaman dan berat kering biji tanaman yang diperoleh pada saat panen diuji normalitas dan homogenitas. Apabila data normal dan homogen maka data dianalisis secara statistik menggunakan uji ANOVA (Analysis of Variance 2 way) dengan derajat signifikasi 0,05, jika ada beda hasil yang signifikan antar perlakuan maka dilanjutkan dengan uji Duncan dengan derajat signifikasi 0,05. Sedangkan untuk data yang tidak normal dan tidak homogen dianalisis menggunakan uji Kruskal-Wallis dengan derajat signifikansi 0,05, jika ada beda hasil yang signifikan maka dilanjutkan dengan uji Mann- Whitney.