BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Bab V Konsep Perancangan

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Terminal Antarmoda Monorel Busway di Jakarta PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL ANTARMODA

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V. KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL TIPE B DI KAWASAN STASIUN DEPOK BARU

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP 5.1 Konsep Tata Ruang Luar Gambar 5.1 Skema Site Plan

BAB V KONSEP. Secara umum, arahan yang diberikan dalam rangka perencanaan Apartemen Di

BAB V KONSEP. sehingga faktor iklim dan penciptaan iklim mikro menjadi sangat penting.

Tabel 5.1. Kapasitas Kelompok Kegiatan Utama. Standar Sumber Luas Total Perpustakaan m 2 /org, DA dan AS 50 m 2

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANAGAN

BAB V KONSEP. a. Memberikan ruang terbuka hijau yang cukup besar untuk dijadikan area publik.

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SHOPPING CENTER DI YOGYAKARTA

BAB V KONSEP PERANCANGAN ARSITEKTUR

Bab V. PROGRAM PERENCANAAN dan PERANCANGAN MARKAS PUSAT DINAS KEBAKARAN SEMARANG. No Kelompok Kegiatan Luas

4 BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan. mengenai isu krisis energi dan pemanasan global.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

PUSAT PERBELANJAAN, KANTOR SEWA DAN APARTEMENT DI MEGA KUNINGAN JAKARTA

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik

BAB V KONSEP DASAR DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

Asrama Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta

BAGIAN 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA

LP3A REDESAIN TERMINAL BUS BAHUREKSO KENDAL TIPE B BAB V KONSEP DAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL BUS BAHUREKSO KENDAL

AKADEMI SEPAKBOLA INDONESIA KONSEP EKSTERIOR

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN INTERMODA DI TANGERANG

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 5 PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perancangan Shopping Center ini terletak di Buring kecamatan

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

BAB VI KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Main Entrance. Pusat Perbelanjaan. Apartemen 1 Unit Kamar Tidur

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN E-NET AND GAMEDEV CORE DI YOGYAKARTA

PUSAT MODIFIKASI MOBIL BAB V KONSEP PERANCANGAN KONSEP METAFORA PADA BANGUNAN Beban angin pada ban lebih dinamis.

- BAB 4 - ANALISA SELATAN UTARA. Gambar 4.1 Foto kondisi eksisting Candranaya (Sumber : Dinas tata kota DKI)

Zona lainnya menjadi zona nista-madya dan utama-madya.

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Perencanaan dasar pengunaan lahan pada tapak memiliki aturanaturan dan kriteria sebagai berikut :

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAMPUS II PONDOK PESANTREN MODERN FUTUHIYYAH DI MRANGGEN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Total keseluruhan luas parkir yang diperlukan adalah 714 m 2, dengan 510 m 2 untuk

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PROGRAM DASAR PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB V KONSEP. Zoning dibagi menjadi 4 bagian, yaitu : menyumbangkan ruang terbuka untuk kota. langsung ke jalan besar.

BAB IV: KONSEP Pendekatan Aspek Kinerja Sistem Pencahayaan Sistem Penghawaan Sistem Jaringan Air Bersih

TEMA DAN KONSEP. PUSAT MODE DAN DESAIN Tema : Dinamis KONSEP RUANG KONSEP TAPAK LOKASI OBJEK RANCANG

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Penentuan konsep perencanaan dan perancangan di dasar kepada:

BAB V PROGRAM PERENCANAAN & PERANCANGAN KOLAM RENANG INDOOR UNDIP

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. Tabel 5.1 Program Ruang Kegiatan Pelayanan Umum. Jenis Ruang

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BUDGET HOTEL

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Konsep dasar rancangan yang mempunyai beberapa fungsi antara lain: 1.

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center di Kota Malang ini

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA BERTINGKAT TINGGI

BAB VI KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. Aktivitas Utama Ruang Jumlah Kapasitas Luas (m 2 ) Entrance hall dan ruang tiket

BAB V KONSEP DESAIN PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT PENGOMPOSAN SAMPAH

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang.

REDESAIN RUMAH SAKIT ISLAM MADINAH TULUNGAGUNG TA-115

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP. dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. mempertahankan identitas Binus University sebagai kampus Teknologi.

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RELOKASI PASAR IKAN HIGIENIS REJOMULYO SEMARANG

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REST AREA TOL SEMARANG BATANG. Tabel 5.1. Besaran Program Ruang

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

STADION AKUATIK DI SEMARANG

46 Andhy Setiawan

5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN STUDENT APARTMENT STUDENT APARTMENT DI KABUPATEN SLEMAN, DIY Fungsi Bangunan

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pelatihan

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RESORT HOTEL

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 5 Konsep Perancangan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DI KELURAHAN KALIGAWE

DAFTAR ISI. PROYEK AKHIR SARJANA... i. KATA PENGANTAR... ii. DAFTAR GAMBAR... ix. DAFTAR TABEL... xiii PENDAHULUAN Data Ukuran Lahan...

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. Tabel 5.1 Program Ruang Kegiatan Pelayanan Umum. Jenis Ruang

BAB V KONSEP PERANCANGAN BANGUNAN

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BOUTIQUE HOSTEL

BAB III: DATA DAN ANALISA

Transkripsi:

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1. KONSEP MAKRO Perancangan shopping mall merupakan upaya untuk mendukung perkembangan kota Semarang sebagai kota tujuan investasi. Sementara perancangan apartemen bertujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Semarang akan tempat tinggal sementara dan tempat tinggal yang dekat dengan pusat kota, area perkantoran, maupun fasilitas umum lainnya. Integrasi antara kedua fungsi bangunan ini sendiri maupun integrasi antara bangunan dengan lingkungan sekitarnya dapat meningkatkan nilai investasi dan kualitas hunian. Hal ini merupakan upaya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi lokal yang berkelanjutan, sesuai dengan harapan pemerintah kota Semarang. 5.2. KONSEP MESSO Sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Semarang Tahun 2011-2031, pemerintah kota Semarang akan mengembangkan CBD (Central Bussiness District) baru yang menghubungkan tiga titik penting di kota ini, yaitu Peterongan, Tawang, dan Siliwangi. Site yang terpilih untuk bangunan mixed-use ini terletak di dalam area CBD baru, tepatnya di kecamatan Semarang Selatan sebagai upaya untuk mengembangkan area CBD baru ini. Letak site dekat dengan pusat kota Semarang, yaitu Simpang Lima dan beberapa fasilitas lainnya, seperti area perkantoran, fasilitas pendidikan, dan rumah sakit. Perancangan bangunan mixed-use merupakan salah satu cara untuk meningkatkan nilai guna lahan pada kawasan CBD baru, dimana ketersediaan tanah pada kawasan ini semakin terbatas dan harganya pun semakin tinggi. 5.3. KONSEP MIKRO 5.3.1. Konsep Pencapaian Pencapaian site difokuskan melalui Jalan Jenderal Ahmad Yani yang menghubungkan site dengan pusat kota Semarang, yaitu Simpang Lima. Sementara Jalan Erlangga Timur dan Jalan Atmodirono I dimanfaatkan sebagai sirkulasi servis dan karyawan.! 87

5.3.2. Konsep Perancangan Site Tabel 5.1. Konsep Perancangan Site No Gambar Keterangan 1 Site memiliki luas 16.150 m2 dengan panjang 170 meter dan lebar 95 meter. Area biru muda merupakan area yang dapat dibangun setelah dikurangi sempadan selebar 29 meter di sisi timur laut serta 17 meter di sisi barat laut dan barat daya. 2 Di sekeliling site dibuat jalur pedestrian selebar 1,5 meter dan jalur keselamatan selebar 5 meter yang dibatasi oleh jalur hijau selebar 1 meter di sisi kanan dan kirinya. Jalur ini dibuat untuk penghijauan, akses pemadam kebakaran, dan evakuasi. 3 Karena site terletak di sudut jalan maka massa bangunan dipotong miring pada salah satu ujungnya. Hal ini dilakukan demi keamanan jalur lalu lintas. Area yang terpotong ini akan dimanfaatkan sebagai ruang terbuka hijau. 4 Massa apartemen berupa dua buah tower diletakkan di atas massa shopping mall. Salah satu tower diputar mengikuti kemiringan massa shopping mall.! 88

5.3.3. Konfigurasi Massa unit hunian apartemen unit hunian apartemen fasilitas apartemen shopping mall area SERVIS area pengelola lobby apartemen PARKIR Gambar 5.1. Konfigurasi Massa Massa bangunan mixed-use menggunakan konsep multitowered megastructures tipe 2 dimana terdapat dua menara yang berdiri di atas sebuah podium dasar yang luas. Kedua menara mewadahi fungsi unit hunian apartemen sementara podium dasar terdiri atas beberapa lantai yang mewadahi fungsi shopping mall, entrance dan fasilitas apartemen, area pengelola, servis, parkir, serta loading dock. Massa podium disusun dari bentuk balok yang dipotong miring pada salah satu ujungnya karena site terletak di sudut jalan. Salah satu massa hunian apartemen diputar mengikuti kemiringan massa podium. 5.3.4. Zonasi AREA PARKIR RUANG TERBUKA HIJAU AREA SHOPPING MALL lobby fasilitas apartemen AREA AREA PENGE LOLA AREA SERVIS Gambar 5.2. Zonasi! 89

Zonasi pada bangunan ini dibagi menjadi empat. Zona publik terdiri atas shopping mall dan lobby apartemen. Zona semi publik terdiri atas area pengelola dan fasilitas apartemen. Zona privat terdiri atas unit hunian. Zona servis terdiri atas parkir, utilitas, gudang, laundry, dan loading dock. Bangunan terdiri atas 15 lantai (ground floor + lantai 1-14), 1 semi basement, dan 2 basement. FASILITAS APARTEMEN SERVIS SHOPPING MALL PENGELOLA SHOPPING MALL lobby + FASILITAS SHOPPING MALL APARTEMEN SHOPPING MALL LOADING DOCK PARKIR PARKIR PARKIR FASILITAS APARTEMEN SHOPPING MALL SHOPPING MALL SHOPPING MALL SHOPPING MALL SHOPPING MALL PARKIR PARKIR Gambar 5.3. Potongan Skematik 5.3.5. Tata Ruang Luar a. Parkir Luar Parkir luar hanya terdapat pada sisi timur laut site dan dibagi menjadi dua. Sebagian digunakan untuk taksi dan sebagian lainnya digunakan untuk pengunjung. Untuk memberikan ruang bagi parkir luar, maka jalur keselamatan pada sisi timur laut digeser ke dalam sejauh 8,48 meter. area parkir taksi area parkir pengunjung Gambar 5.4. Area Parkir Luar! 90

b. Ruang Terbuka Hijau Menurut Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2010 tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau Pasal 165, Koefisien Dasar Hijau (KDH) pada site adalah 20%. Maka luas area hijau yang diperlukan adalah : 20% x 16.150 m2 = 3.230 m 2 Penataan ruang terbuka hijau dibagi menjadi dua, yaitu pada site di sekitar bangunan dan pada lantai 4 dimana terdapat fasilitas-fasilitas apartemen. 5.3.6. Tata Ruang Dalam Tabel 5.2. Tata Ruang Dalam No Gambar Keterangan 1 Basement 2 Parkir pengunjung area parkir pengunjung shopping mall AREA PARKIR STAF DAN KARYAWAN shopping mall AREA SERVIS Parkir staf dan karyawan Area servis 2 Basement 1 Parkir pengunjung area parkir pengunjung shopping mall AREA PARKIR PENGHUNI APARTEMEN shopping mall AREA SERVIS Parkir penghuni apartemen Area servis 3 Semi basement Parkir ANCHOR TENANT penghuni RETAIL LOADING DOCK apartemen ATRIUM KORIDOR area parkir penghuni apartemen Anchor tenant (supermarket) ATM Mushola Loading dock! 91

4 Ground floor Lobby apartemen ANCHOR TENANT MINI ANCHOR RETAIL (tinggi plafon lobby dan fasilitas apartemen AREA SERVIS setinggi 2 ATRIUM KORIDOR lantai) Fasilitas apartemen Entrance shopping mall Atrium Anchor tenant Mini anchor Retail (termasuk kafe) 5 Lantai 1 Anchor tenant ANCHOR TENANT Mini anchor MINI ANCHOR RETAIL Retail FASILITAS APARTEMEN KORIDOR Fasilitas apartemen 6 Lantai 2 Anchor tenant ANCHOR TENANT Mini anchor MINI ANCHOR RETAIL Retail AREA PENGELOLA KORIDOR Area pengelola 7 Lantai 3 Foodcourt Restoran FOODCOURT BIOSKOP RETAIL Bioskop AREA SERVIS KORIDOR Area servis! 92

8 Lantai 4 Restoran Coffee shop KOLAM RENANG RESTORAN DAN coffee shop SALON dan spa Salon dan spa fitness center FASILITAS LAIN Fitness center LOBBY AREA SERVIS ruang terbuka hijau Lobby 2 Drug store Area hijau dan playground Mezanin Kolam renang 9 Lantai 5-7 Hunian tipe 1 kamar tidur hunian TIPE 1 KAMAR TIDUR TIPE 2 KAMAR TIDUR Hunian tipe 2 area servis dan sirkulasi vertikal kamar tidur Area servis 11 Lantai 8-14 Hunian tipe 2 hunian TIPE 3 KAMAR TIDUR kamar tidur TIPE 2 KAMAR TIDUR area servis dan sirkulasi vertikal Hunian tipe 3 kamar tidur Area servis 12 Lantai 15 Hunian tipe penthouse hunian tipe penthouse area servis dan sirkulasi vertikal Area servis 5.3.7. Sirkulasi di Luar Bangunan A B C D E F G H I J K Gambar 5.5. Potongan Jalur Sirkulasi di Luar Bangunan! 93

Keterangan : A : Jalur hijau B : Jalur pedestrian C : Jalur hijau D : Area parkir E : Jalur sirkulasi kendaraan F : Drop off G : Bangunan H : Jalur sirkulasi kendaraan I : Jalur hijau J : Jalur pedestrian K : Jalur hijau Gambar 5.6. Denah Jalur Sirkulasi di Luar Bangunan Garis hitam menunjukkan sirkulasi kendaraan umum tanpa melalui drop off. Garis merah menunjukkan sirkulasi kendaraan umum melalui drop off. Garis biru menunjukkan sirkulasi kendaraan servis. Sementara garis hijau menunjukkan sirkulasi manusia. Site terletak dekat dengan lampu lalu lintas, maka jalur masuk dan keluar kendaraan harus dibuat jauh dari lampu lalu lintas untuk menghindari kemacetan. Sirkulasi kendaraan servis dan karyawan hampir sama dengan sirkulasi kendaraan umum, tetapi akses masuk dan keluarnya terdapat pada bagian belakang site, yaitu dari Jalan Atmodirono I.! 94

5.3.8. Sirkulasi di Dalam Bangunan Garis biru menunjukkan jalur sirkulasi kendaraan penghuni. Garis orange menunjukkan jalur sirkulasi kendaraan pengunjung. Gambar 5.7. Jalur Sirkulasi Kendaraan Penghuni dan Pengunjung. Garis merah menunjukkan jalur sirkulasi kendaraan servis (loading dock). Garis hijau menujukkan jalur sirkulasi kendaraan karyawan. Gambar 5.8. Jalur Sirkulasi Kendaraan Servis dan Karyawan. 5.3.9. Konsep Integrasi Ruang a. Integrasi antara Ruang Dalam dan Ruang Luar pada Site dengan Lingkungan Sekitar RUANG DALAM RUANG LUAR LINGKUNGAN SEKITAR Gambar 5.9. Integrasi antara Ruang Dalam dan Ruang Luar pada Site dengan Lingkungan Sekitar Integrasi antara ruang dalam dengan lingkungan sekitar merupakan integrasi yang saling mengunci. Bagian yang terintegrasi merupakan ruang luar yang dikembangkan menjadi ruang terbuka publik dan menjadi penghubung antara site dengan lingkungan sekitar. Ruang terbuka publik bertujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Semarang yang senang berkumpul.! 95

Gambar 5.10. Contoh Ruang Terbuka Publik Sumber : http://indobeta.com/pengertian-dan-manfaat-ruang-terbuka-hijaukota/10146/ dan http://buildingindonesia.biz/2011/03/02/indonesia-sudah-mendesakmenata-kota-secara-komprehensif/ b. Integrasi antar Ruang dalam Shopping Mall zona pecinan zona cbd atrium zona pelabuhan dan pantai Gambar 5.11. Integrasi antar Ruang dalam Shopping Mall zona kota lama Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, terdapat empat zona dalam shopping mall dimana setiap zona menginterpretasikan elemen-elemen kota Semarang. Keempat zona dihubungkan oleh sebuah ruang bersama yang fungsinya dikembangkan menjadi atrium. Keempat zona tersebut adalah : i. Kota Metropolitan (Kawasan CBD) Kawasan CBD merupakan area terpenting dan menjadi jantung bagi kota metropolitan ini. Dalam shopping mall ini area kota metropolitan mewadahi kelompok retail utama, yaitu retail kelompok fashion pada ground floor dan lantai 1.! 96

ii. Kawasan Kota Lama Gambar 5.12. Kawasan Kota Lama Semarang Sumber : http://wisatalternatif.blogspot.com/ dan http://seputarsemarang.com/ Kawasan kota lama merupakan tujuan wisata dan kawasan heritage di kota Semarang. Dalam shopping mall ini kawasan kota lama mewadahi tenant dengan kategori lifestyle, home appliance, dan entertainment pada lantai 2. Gambar 5.13. Contoh Penerapan Konsep Kota Lama pada Shopping Mall Sumber : http://upload.wikimedia.org/ dan http://radjaketjil.blogspot.com/ iii. Kawasan Pecinan Gambar 5.14. Kawasan Pecinan Semarang Sumber : http://img607.imageshack.us/img607/3861/semawis.jpg dan http://kuliner.panduanwisata.com/files/2012/10/pasar.jpg! 97

Kawasan Pecinan merupakan salah satu destinasi wisata kuliner di Semarang. Dalam shopping mall ini kawasan Pecinan mewadahi retail dengan kategori food dan restaurant di lantai 3. Gambar 5.15. Contoh Penerapan Konsep Pecinan pada Shopping Mall Sumber : http://www.labelscar.com/ dan http://www.bakerymagazine.com/ iv. Kawasan Pelabuhan dan Pantai Gambar 5.16. Kawasan Pelabuhan (kiri) dan Pantai (kanan) Semarang Sumber : http://seputarsemarang.com Kawasan pelabuhan merupakan pintu perdagangan bagi kota Semarang. Sementara kawasan pantai menjadi salah satu destinasi wisata di kota ini. Dalam shopping mall ini kawasan pelabuhan dan pantai menjadi konsep untuk area terbuka hijau. Gambar 5.17. Contoh Penerapan Konsep Pelabuhan dan Pantai pada Shopping Mall Sumber : http://farm8.staticflickr.com/ dan http://rickdortmund.wordpress.com/! 98

Tabel 5.3. Penerapan Ciri Khas Masing-masing Kawasan pada Shopping Mall No Kawasan Ciri Khas Penerapan 1 CBD (Central Bussiness District) Arsitektur modern Penggunaan elemen kaca pada fasad Retail dengan konsep modern serta penggunaan material kaca pada fasad retail dan area display produk. 2 Kota Lama Pintu dan jendela besar dengan kesan megah Detil elemen bergaya art deco Penggunaan mozaik dari kaca berwarna Detil berbentuk lengkung dan penggunaan warna putih pada fasad retail (jendela dan pintu), kolom, railing, dan elemenelemen mall lainnya sebagai ciri khas arsitektur art deco. 3 Pecinan Rumah dua lantai Teras di depan Pintu dan jendela besar Ukiran kayu Detil menyerupai ukiran kayu dan penggunaan warna merah pada fasad retail serta elemenelemen mall seperti signage, railing, dan lain-lain. 4 Pelabuhan dan Pantai Elemen air Ruang terbuka publik Penggunaan elemen air pada ruang terbuka hijau.! 99

5.3.10. Konsep Integrasi Fungsi a. Integrasi Fungsi Apartemen dan Shopping Mall apartemen sirkulasi vertikal shopping mall Gambar 5.18. Integrasi Fungsi Apartemen dan Shopping Mall Integrasi antara apartemen dan shopping mall menggunakan konsep integrasi antara dua fungsi yang saling mengunci. Bagian yang terintegrasi dapat digunakan bersama oleh kedua fungsi dan dimanfaatkan sebagai sirkulasi vertikal. Area ini dapat diakses dari apartemen maupun shopping mall. Integrasi antara apartemen dan shopping mall terletak pada ground floor. Selain itu lift pada apartemen tower 2 dibuat menerus sampai ke lantai teratas area shopping mall sehingga penghuni apartemen dapat mengakses shopping mall secara langsung. b. Integrasi Fungsi Bangunan Mixed-Use dengan Sarana Transportasi Umum APARTEMEN SHOPPING MALL JALUR PEDESTRIAN JALUR PEDESTRIAN HALTE TRANS SEMARANG Gambar 5.19. Integrasi Bangunan Mixed-Use dengan Sarana Transportasi Umum Integrasi antara bangunan mixed-use dengan sarana transportasi umum merupakan integrasi dua fungsi yang dihubungkan oleh ruang bersama. Ruang bersama ini berbentuk linier serta merupakan ruang perantara! 100

antara fungsi apartemen dan shopping mall dengan halte trans Semarang. Ruang perantara ini dikembangkan sebagai jalur pedestrian. Terdapat dua jalur pedestrian : Jalur pedestrian yang menghubungkan halte trans Semarang dengan area shopping mall. Jalur pedestrian yang menghubungkan halte trans Semarang dengan lantai fasilitas apartemen. Jalur ini menggunakan teknologi untuk membatasi akses menuju apartemen (hanya dapat diakses oleh penghuni apartemen). Gambar 5.20. Jalur Pedestrian sebagai Ruang Perantara antara Bangunan Mixed-Use dengan Sarana Transportasi Umum Halte pada site melayani jalur trans Semarang koridor 1 ke arah barat. Sementara halte untuk koridor 1 arah timur berada di seberang jalan (eksisting) dan akan dihubungkan dengan site melalui jembatan penyeberangan. 5.3.11. Struktur dan Utilitas a. Sistem Struktur Sistem struktur yang digunakan pada bangunan ini adalah sistem core, kolom, dan balok dengan material beton bertulang.! 101

b. Sistem Jaringan Air Bersih dan Air Panas Jaringan air bersih menggunakan sistem down feed dengan spillback tank. Air dari ground tank dipompa ke upper tank kemudian didistribusikan ke bawah dengan memanfaatkan gaya gravitasi. Sistem ini dilengkapi dengan spillback tank Gambar 5.21. Sistem Down Feed dengan Spillback Tank Sumber : Materi Kuliah Utilitas 2012! untuk mencegah pipa pecah akibat tingginya tekanan air. Sementara pada sistem jaringan air panas, air melalui boiler terlebih dahulu sebelum dialirkan ke kamar-kamar. c. Sistem Jaringan Air Kotor Sistem jaringan air kotor pada bangunan ini menggunakan single stack system. Pada sistem ini air tinja dan air kotor atau air sabun dialirkan melalu pipa mendatar yang berbeda, namun pipa vertikalnya menjadi satu. Gambar 5.22. Sistem Single Stack Sumber : Materi Kuliah Utilitas 2012 d. Sistem Transportasi Vertikal Sistem transportasi vertikal pada area shopping mall menggunakan eskalator, lift, dan tangga darurat. Sementara pada apartemen sistem transportasi vertikal menggunakan lift dan tangga darurat. Lift pada! 102

shopping mall berbeda dengan lift pada apartemen untuk menjaga privasi penghuni apartemen. e. Sistem Pengolahan Limbah Limbah cair pada bangunan ini diolah menggunakan Rotating Biological Contractor (RBC). Air lemak dari dapur diolah melalui bak pengangkap lemak terlebih dahulu sebelum dialirkan menuju RBC. Hasil pengolahan limbah ini diolah lagi menggunakan filter kemudian sebagian digunakan untuk menyiram tanaman dan sisanya dibuang ke riol kota. Gambar 5.23. Rotating Biological Contractor (RBC) Sumber : http://www.seprotech.com/am_cms_media/rbc-line-drawing.jpg Limbah padat didistribusikan melalui shaft sampah menuju ke bak penampungan sampah yang kemudian akan diangkut ke luar bangunan. f. Sistem Penghawaan Buatan Sistem penghawaan buatan digunakan pada area atrium dan tenant shopping mall, lobby apartemen, fasilitas umum pada apartemen, dan unit hunian apartemen. Sistem yang digunakan adalah AC central dengan horizontal ducting system. Sementara pada area parkir dan koridor apartemen menggunakan sistem penghawaan alami.! 103

g. Sistem Jaringan Listrik Terdapat dua macam sumber listrik, yaitu PLN sebagai sumber listrik utama dan genset sebagai sumber listrik cadangan. Listrik dialirkan melalui MDP (Main Distribution Panel) menuju ke SDP (Sub Distribution Panel) lalu dialirkan menuju PP (Panel Pembagi). Listrik pada area shopping mall dan apartemen berasal dari sumber listrik yang sama, namun masing-masing memiliki panel kontrol yang berbeda. h. Sistem Pencahayaan Buatan Secara umum terdapat empat teknik pencahayaan buatan pada ruangan : Ambient lighting, yaitu pencahayaan umum yang menyebar ke seluruh ruangan. Wall washer, yaitu pencahayaan untuk menyinari bagian dinding tertentu. Task lighting, yaitu pencahayaan untuk menerangi aktivitas tertentu seperti pada meja kerja atau di atas cermin rias. Accent lighting, yaitu pencahayaan untuk menonjolkan detil. Tabel 5.4. Sistem Pencahayaan Buatan No Nama Ruang Teknik Pencahayaan Buatan 1 Atrium shopping mall Ambient lighting, wall washer. 2 Koridor shopping mall Ambient lighting, wall washer. 3 Retail shopping mall Ambient lighting, accent lighting. 4 Toilet umum Ambient lighting, task lighting. 5 Lobby apartemen Ambient lighting, wall washer, accent lighting. 6 Koridor apartemen Ambient lighting. 7 Unit hunian apartemen Ambient lighting, task lighting, accent lighting. 8 Fasilitas apartemen Ambient lighting, wall washer, accent lighting.! 104

9 Ruang pengelola Ambient lighting, task lighting. 10 Area servis Ambient lighting. i. Sistem Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran Untuk sistem pencegahan dan penanggulan kebakaran, setiap lantai dilengkapi dengan fire alarm, sprinkler, heat detector, smoke detector, fire hydrant, dan kamera CCTV. Sementara dalam setiap unit apartemen terdapat heat detector, smoke detector, dan sprinkler. Sprinkler dan fire hydrant dilengkapi dengan water supply system. Selain itu terdapat tangga darurat yang terbuat dari material tahan api untuk evakuasi jika terjadi kebakaran. j. Sistem Penangkal Petir Penangkal petir menggunakan sistem Faraday. Sistem ini terdiri atas komponen alat penerima berupa kawat tembaga mendatar dan kawat penyalur yang dipasang sampai pada bagian tanah yang basah. Sistem ini memiliki jangkauan yang lebih luas daripada sistem konvensional. k. Sistem Komunikasi Sistem komunikasi yang digunakan pada bangunan ini adalah intercom, telepon, faxilimile, dan jaringan internet. Setiap unit hunian apartemen dilengkapi dengan telepon dan jaringan internet. l. Sistem Keamanan Sistem keamanan pada apartemen maupun shopping mall menggunakan kamera CCTV. Kamera CCTV diletakkan di setiap unit retail shopping mall, koridor shopping mall, dan koridor apartemen.! 105