BAB II KAJIAN TEORI 2.I

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II METODOLOGI. State of the art pada istilah ini merujuk pada makna keaslian atau orisinalitas karya yang akan di buat.

BAB III METODE PENELITIAN

Aplikasi Teori Kombinatorial Dalam Penomeran Warna

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia dini (0 6 tahun) merupakan usia peka dimana pada usia ini anak memiliki

BAB I PENDAHULUAN. halus). Oleh karena itu untuk menciptakan generasi yang berkualitas, dini disebut juga dengan The Golden Age ( Usia Emas ).

I. PENDAHULUAN. tersebut adalah dengan membuat UU. No. 20 tahun 2003 tentang. SISDIKNAS pasal 1 butir 14 yang bunyinya :

ANALISIS KEMAMPUAN SAINS SEDERHANA PADA ANAK KELOMPOK B TK PINAESAAN KECAMATAN TIBAWA KABUPATEN GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. hidup sehingga pendidikan bertujuan menyediakan lingkungan yang memungkinkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Roslinawati Nur Hamidah, 2013

PERANAN METODE PEMBERIAN TUGAS MEWARNAI GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK DI KELOMPOK B TK JAYA KUMARA DESA BALINGGI JATI

PERANAN FINGER PAINTING TERHADAP KEMAMPUAN ANAK MENGENAL KONSEP WARNA DI KELOMPOK B TK NURUL ISLAM LAMBARA KECAMATAN TAWAELI

UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KREATIVITAS MELALUI KEGIATAN PENCAMPURAN WARNA PADA ANAK KELOMPOK BTK AISYIYAH GONDANG TAHUN AJARAN 2013/2014

Meningkatkan Kemampuan Mengenal Warna Dengan Metode Eksperimen Di Kelompok Anak Usia 3-4 Tahun Di PPT Flamboyan RW. II Rungkut Surabaya

Rifqi Baihaqi. Abstrak. Pendahuluan. proses oleh otak. warna juga. yang. copyright

BAB I PENDAHULUAN. "Mencerdaskan Kehidupan Bangsa" Setiap manusia memiliki. mengembangkan secara sistematis. Langkah pemerintah untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem. Pasal 1 angka 14 menyatakan bahwa :

ARTIKEL SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PGPAUD FKIP UN PGRI Kediri

DIMENSI WARNA. DEDDY AWARD WIDYA LAKSANA, M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang di perlukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni Budaya dalam Kurikulum 2013 dirumuskan untuk mencakup

2014 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN MENGANYAM

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Jumlah subjek berdasarkan jenis kelamin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

DIMENSI WARNA. DEDDY AWARD WIDYA LAKSANA, M.Pd

Menggambar Unsur Unsur Tata Letak / Stefanus Y. A. D / 2013

BAB I PENDAHULUAN. manusia sepanjang hidupnya dan dapat terjadi kapan di mana saja, proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan, karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu TPA, Playgroup dan PAUD sejenis (Posyandu). Pendidikan formal yaitu. Taman Kanak-kanak (TK) maupun Raudhatul Athfal (RA).

Unsur dasar senirupa. Pertemuan ke 1

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN DAYA PIKIR ANAK DENGAN PENDEKATAN SAINS MELALUI PENCAMPURAN WARNA

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan kognitif saja tetapi juga tidak mengesampingkan kemampuan

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kreativitas Pengertian Kreativitas

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan masalah yang cukup kompleks dalam kehidupan

UPAYA MENINGKATKAN PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK USIA DINI KELOMPOK A MELALUI BERMAIN BALOK DI TK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL 21 MEDAN DENAI.

Tulisan yang mempunyai pengait kata Alat Permainan edukatif APE kreatif ala TBIF

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH) KELOMPOK BERMAIN AISYIYAH GONDANGMANIS TAHUN PELAJARAN 2016/2017

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. gembira dengan warna cerah dan suasana sedih dengan warna gelap.

PEDOMAN PEMBELAJARAN. C. Prinsip Prinsip yang digunakan dalam proses pembelajaran anak usia dini sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN. Kanak- kanak. TK adalah tempat anak belajar, anak berkembang lewat

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghadapi persaingan global yang semakin ketat di zaman modren saat. Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 dinyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Pendidikan adalah usaha sadar dan

PENINGKATAN KREATIVITAS MELALUI KEGIATAN MENGGAMBAR DI RA PERWANIDA 1 SIMO KABUPATEN BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan orang lain baik yang lebih muda usianya, teman sebaya. Kanak-kanak kelompok B antara 5 6 tahun.

WARNA PERSIAPAN GRAFIKA GRAPHIC DESIGN

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI PERMAINAN PLASTISIN PADA ANAK PLAYGROUP DI PAUD NUR ROHMAH PLUPUH SRAGEN TAHUN AJARAN 2013/2014

KAJIAN PUSTAKA. A. Teori Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Usia Dini. Pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini yang dilihat dari sudut

NIRMANA DUA DIMENSI. Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN MENGGAMBAR BEBAS TERHADAP KREATIVITAS ANAK DI KELOMPOK B2 TK AL-KHAIRAAT III PALU

Teori Warna. S1 Tekinik Informatika. Disusun Oleh Dr. Lily Wulandari

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dengan sangat cepat, hal ini terlihat dari sikap anak yang terlihat jarang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pesan kepada benak konsumen. Dalam komunikasi, kita harus mempertajam

BAB I PENDAHULUAN. mengingat, berpikir, bahasa, sosial emosional dan fisik, sehingga dalam kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. masa keemasan karena pada masa itu keadaan fisik maupun segala. kemampuan anak sedang berkembang cepat.

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar siswa aktif dalam upaya mengembangkan

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL WARNA MELALUI MEDIA BALOK PADA ANAK KELOMPOK B DI TK ABA NGAREN PEDAN KLATEN TAHUN AJARAN 2012 / 2013

BAB I PENDAHULUAN. dan pertumbuhan anak karena merupakan masa peka dalam kehidupan anak. Masa

PENGARUH PENCAMPURAN WARNA TERHADAP PERKEMBANGAN KOGNITIF PADA ANAK KELOMPOK B

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tulisan atau isyarat. Bahasa merupakan simbol-simbol yang disepakati dalam

Ati Kusumawati dan Sunaria Mahasiswa Program Doktoral Fakultas Psikologi Universitas Airlangga ABSTRAK

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS. A. Kajian Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. dari berbagai pihak yaitu pemerintah, masyarakat, dan steakholder yang terdiri

II. METODOLOGI A. KERANGKA BERFIKIR

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah kunci perubahan karena mendidik adalah memberikan

BAB I PENDAHULUAN. hubungannya antar sel syarat otak (sinap) terus berkembang. Begitu. melalui pendidikan anak usia dini (Suyanto, 2005:7).

BAB I PENDAHULUAN. masa depan. Perkembangan masyarakat dalam pendidikan sekarang banyak

BAB I PENDAHULUAN. yang di miliki. Di dalam diri mereka telah melekat harkat dan martabat sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. untuk berkembang. Pada masa ini anak mempunyai rasa ingin tahu yang besar

I. PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun (NAEYC, 1992). Anak usia

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Kemampuan Pemahaman Konsep Warna pada Anak Usia Dini. 1. Pemahaman Konsep Sederhana Pada Anak Usia Dini

UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KREATIVITAS DAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN ORIGAMI PADA ANAK KELOMPOK B BA AISYIYAH NGALAS II

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Endang Permata Sari, 2014

BAB I PANDAHULUAN. kehidupan selanjutnya dan memiliki sejumlah karakteristik tertentu.

ALAT PERAGA PENGENALAN WARNA BAGI ANAK USIA DINI (STUDI KASUS : TK BHINNEKA SURABAYA)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia akan melalui tahap perkembangan dari masa bayi hingga

BAB I PENDAHULUAN. layanan pendidikan diperoleh setiap individu pada lembaga pendidikan secara

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Perkembangan Fisik Motorik Anak Usia Dini. kegiatan pusat syaraf, urat syaraf, dan otot yang terkoordinasi.

BAB I PENDAHULUAN. depan, jika pondasi lemah maka akan susah berharap bangunannya berdiri kokoh

ARTIKEL Tehnik Pecah Warna dalam Pembelajaran IPA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan kegiatan universal dalam kegiatan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. masa peka dalam perkembangan aspek berpikir logis anak. Usia 4-6 tahun

BAB I PENDAHULUAN. Didalam UU Sisdiknas No.20 tahun 2003 menjelaskan bahwa Pendidikan adalah usaha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini merupakan pendidikan yang. diselenggarakan untuk mengembangkan kepribadian, pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. penting karena Pendidikan Anak Usia Dini merupakan fondasi dasar. Pendidikan Nasional, Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak-anak. Upaya

pendidikan seni tersebut adalah pendidikan seni rupa yang mempelajari seni mengolah kepekaan rasa, estetik, kreativitas, dan unsur-unsur rupa menjadi

BAB I PENDAHULUAN. usia enam tahun menurut Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. prasekolah yang ada di jalur pendidikan formal. Pendidikan prasekolah adalah

PENDAHULUAN. Masing-masing anak memiliki bakat dan potensi yang telah dibawanya dari

BAB I PENDAHULUAN. ketika anak lahir. Tidak semua masyarakat Indonesia menyadari pentingnya

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi multimedia menurut Suyanto (2003:82) dalam bukunya. Multimedia Alat Untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing, Multimedia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ayu Nurmalasari, 2013

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak Usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu

Transkripsi:

BAB II KAJIAN TEORI 2.I Kemampuan Mengenal Warna 2.1.1 Pengertian Kemampuan Didalam Kamus Bahasa Indonesia (1997:605) kemampuan berasal dari kata Mampu yang berarti kuasa (bisa, sanggup, melakukan sesuatu, dapat, berada, kaya, mempunyai harta berlebihan). Kemampuan adalah suatu kesanggupan dalam melakukan sesuatu. Seseorang dikatakan mampu apabila ia bisa melakukan sesuatu yang harus ia lakukan. Kemampuan atau ability atau (kemampuan, kecakapan, ketangkasan, bakat, kesanggupan) merupakan tenaga (daya kekuatan) untuk melakukan suatu perbuatan, kemampuan bisa merupakan kesanggupan bawaan sejak lahir, atau merupakan hasil latihan atau praktek. Kemampuan mengenal warna merupakan salah satu lingkup perkembangan kognitif yang harus dikuasai anak. Moeslichatoen R. (2004: 9) berpendapat bahwa untuk mengembangkan kognitif anak dapat dipergunakan metode yang mampu menggerakkan anak untuk berpikir, menalar, mampu menarik kesimpulan dan membuat generalisasi. Menurut Ahmad Susanto (2012: 9)Kemampuan Mengenal Warna merupakan kemampuan mengenali warna dan bentuk tentu tidak didapat secara instan. Sebuah proses yang tidak sebentar bagi anak untuk mengenali berbagai macam warna dan bentuk yang ada. Mengenalkan anak pada bentuk dan warna bisa mengembangkan kecerdasan, bukan hanya mengasah kemampuan mengingat, tapi juga imajinatif dan artistik, pemahaman ruang, keterampilan kognitif, serta pola berpikir kreatif. Di usia batita, anak memang harus dikenalkan pada bentuk dan warna yang menekankan pada auditory, visual dan memory, pengenalan ketiga hal tersebut sangat berpengaruh pada perkembangan intelektual anak. Pengenalan warna erat kaitannya dengan pengasahan kemampuan imajinatif dan artistik anak. Dalam bahasa lain, lebih mengasah bakat dan kemampuan di bidang seni. Dan salah satu faktor pembangun imajinasi dan kreativitas adalah aspek warna. Anak yang memperoleh stimulasi mengenai tata 6

warna, tentu akan dengan cepat memadukan warna yang serasi antara benda yang satu dengan benda lainnya hingga betul-betul enak dilihat. Selain mengasah bakat dan kemampuan di bidang seni, pengenalan warna juga berkaitan erat dengan pola berpikir alternative. Berdasarkan dari pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan mengenal warna pada anak merupakan lingkup perkembangan kognitif yang harus dikuasai anak untuk mengenali warna yang berkaitan dengan pengasahan kemampuan imajinatif yang dapat mengembangkan kecerdasan pada anak. 2.1.2 Pengertian Warna 2.1.2.1 Warna Mewarnai dan membentuk sebuah benda bagi anak sangatlah mereka senangi. Aktivitas ini merupakan kemampuan motorik halus yang harus dibiasakan dan dilatih terus sehingga potensi seni mereka menjadi tumbuh. Kemampuan mewarna, membentuk, mencoret, dan menarikgaris bila telah dimiliki anak usia dini, jelas akan sangat bermanfaat bagi mereka dan akan menumbuhkan rasa estetika yang semakin baik. Aktivitas seperti ini dapat dibiasakan dengan kegiatan lomba mewarna, lomba melukis dan lomba mengkonstruk balok-balok maupun plastisin. Kegiatan lomba ini sekaligus akan membentuk dan membiasakan serta memupuk kemampuan anak dalam mewarna dan membentuk, baik mencoret maupun menarik garis. Warna merupakan salah satu unsur yang tidak bisa berdiri sendiri, warna merupakan tampilan fisik pertama yang sampai ke mata guna membedakan ragam sesuatu, baik benda mati atau benda hidup. Dari berbagai macam warna yang ada, yang paling dasar adalah warna merah, biru dan kuning. Dari ketiga warna tersebut dapat diubah menjadi beribu-ribu macam warna dengan mencampurkannya dalam perbandingan macam warna dengan mencampurkannya dalam perbandingan-perbandingan tertentu sesuai dengan macam warna yang diinginkannya. 7

a. Definisi Warna Merupakan unsur rupa yang amat penting dan salah satu wujud keindahan yang dapat diserap oleh indera penglihatan. Menurut ilmu kimia warna merupakan unsur rupa yang terbuat dari pigmen (zat warna), warna ditinjau secara alami fisika terbentuk dari pembiasan cahaya pada prisma yang menimbulkan spectrum pelangi dan warna secara umum dapat dikelompokkan dalam 3 kategori yakni : warna primer, sekunder dan tersier (Widia, 2008: 8.36). b. Pembagian Warna Menurut teori warna dari Teori Brewster yang pertama kali dikemukakan pada tahun 1831 dalam Mardhiyah (2014). Warna-warna yang ada di alam jika disederhanakan dapat dikelompokkan menjadi 3 kategori, yaitu warna primer, sekunder, dan tersier. 1) Warna Primer Warna primer menurut teori warna pigmen dari Brewster adalah warnawarna dasar. Warna-warna lain dibentuk dari kombinasi warna-warna primer. Pada awalnya, mengira bahwa warna primer tersusun atas warna merah, kuning, dan hijau. Namun dalam penelitian lebih lanjut, dikatakan tiga warna primer adalah : merah (seperti darah), biru (seperti langit atau laut), kuning (seperti kuning telur) ini kemudian dikenal sebagai warna pigmen primer yang dipakai dalam dunia seni rupa. Campuran dua warna primer menghasilkan warna sekunder. Campuran warna sekunder dengan warna primer menghasilkan warna tersier. 2) Warna sekunder Warna Sekunder adalah warna yang dihasilkan dari campuran dua warna primer dalam sebuah ruang warna. Dalam peralatan grafis, terdapat tiga warna primer cahaya : (R = Red) merah, (G = Green) hijau, (B = Blue) biru atau yang lebih dikenal dengan RGByang bila digabungkan dalam komposisi tertentu akan menghasilkan berbagai macam warna. Misalnya pencampuran 100% merah, 0% 8

hijau, 100% biru akan menghasilkan interpretasi warna magenta. Didalam komputer kita juga mengenal berbagai warna untuk kebutuhan desain Website maupun Grafis dengan kode bilangan Hexadecimal. Berikut ini campuran warna RGB yang nantinya membentuk warna baru : Merah + Hijau = Kuning Merah + Biru = Magenta Hijau + Biru = Cyan Merupakan hasil pencampuran dari warna-warna primer dengan perbandingan 1 : 1. Pencampuran tersebut menghasilkan warna baru yang dinamakan warna sekunder. Kita lihat pencampuran warna berikut : Kuning + Merah = Orange Kuning + Biru = Hijau Biru + Merah = Ungu 3) Warna Tersier Warna tersier adalah hasil pencampuran warna primer dengan warna sekunder. Kita lihat contoh campuran berikut : Kuning + Orange = Kuning orange ( Goldenyellow) Merah + Orange = Merah orange ( Burntorange) Kuning + Hijau = Kuning hijau (Lime Green) Biru + Hijau = Biru hijau ( Turquoise) Biru + Ungu = Biru ungu (Indigo) Merah + Ungu = Merah ungu (Crimson) 2.1.3 Strategi Mengenalkan Warna Pada Anak Usia Dini Pengenalan warna bermanfaat untuk meningkatkan daya pikir serta kreativitas anak. Untuk membentuk anak yang terampil dan cerdas harus dimulai dari usia dini. Meletakkan, menanamkan dasar-dasar pengetahuan yang lebih mudah kepada anak, agar anak bisa lebih gampang menerimanya. Salah satunya dengan mengenalkan warna. Aktvitas mengenalkan warna juga mampu mendorong anak membuat suatu inovasi besar, kepekaan anak akan meningkat terhadap suatu objek yang dilihatnya, sehingga anak juga akan mampu membedakan dan 9

menganalisa. Menurut Yulianti (2010) cara mengenalkan warna dengan strategi bermain adalah : - Alat dan bahan: Gelas aqua (9 buah), Air, Pewarna makanan merah, kuning, biru - Cara kerja: 1)Isi 3 gelas aqua dengan air bening (tidak berwarna). 2)Teteskan pewarna merah ke dalam gelas pertama, kuning ke dalam gelas kedua dan biru ke dalam gelas ke tiga. Apa yang terjadi?. 3)Bagilah cairan berwarna merah, kuning dan biru tadi masing-masing menjadi tiga. 4)Campurkan cairan merah dengan kuning, akan menjadi orange. 5)Campurkan cairan merah dengan biru, akan menjadi ungu. 6)Campurkan cairan kuning dengan biru, akan menjadi hijau. 2.1.4 Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak (PERMENDIKBUD NO 137 Tahun 2014) Lingkup Tingkat Pencapaian Perkembangan Perkembangan Usia 3-4 KOGNITIF 1.Paham bila ada bagian yang hilang dari suatu pola gambar seperti A. Belajar dan pada gambar wajah orang matanya tidak ada, mobil bannya copot, dsb Pemecahan 2.Menyebutkan berbagai nama makanan dan rasanya (garam, gula atau Masalah cabai) 3.Menyebutkan berbagai macam kegunaan dari benda 4.Memahami persamaan antara dua benda 5.Memahami perbedaan antara dua hal dari jenis yang sama seperti membedakan antara buah rambutan dan pisang perbedaan antara ayam dan kucing 6.Bereksperimen dengan bahan menggunakan cara baru 7.Mengerjakan tugas sampai selesai 8.Menjawab apa yang akan terjadi selanjutnya dari berbagai kemungkinan 9.Menyebutkan bilangan angka 1-10 10.Mengenal beberapa huruf atau abjad tertentu dari A-Z yang pernah dilihatnya 10

2.2 Pengertian Mencampur Warna Menurut Sanyoto (2006) bahwa mencampur warna merupakan kegiatan yang dilakukan untuk membuat warna-warna baru. Mencampur warna adalah suatu tindakan fisik dalam memilih warna yang dicampurkan dengan air atau bahan pewarna lainnya sehingga memperoleh warna yang diinginkan. Warna yang diinginkan tersebut akan dituangkan kedalam media berupa kertas atau benda lain sehingga menghasilkan suatu hasil karya seni yang mempunyai nilai tinggi. Pencampuran warna adalah perpaduan warna yang satu dengan warna yang lain sehingga menghasilkan warna baru. Pencampuran warna terjadi ketika dua atau lebih warna datang bersama untuk membentuk warna yang berbeda. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa mencampur warna adalah suatu kegiatan yang dilakukan perorangan dengan menggunakan warna yang di campurkan warna yang lain sehingga menghasilkan warna yang baru. 2.3 Manfaat Pencampuran Warna Berdasarkan pendapat dari Rachmawati (2010:126) melakukan aktivitas pencampuran warna pada anak usia dini merupakan hal sangat penting bagi perkembangan syaraf otaknya. Selain memancing kepekaan terhadap penglihatan. Pencampuran warna juga bermanfaat untuk meningkatkan daya pikir serta kreativitas anak. Di samping itu aktivitas pencampuran warna juga merupakan pengetahuan yang mampu mendorong anak membuat suatu inovasi yang besar. Sebab, melalui kepekaan penglihatan anak akan meningkatkan terhadap suatu objek yang dilihatnya, sehingga anak juga akan mampu mengamati perubahan, berpikir sebab akibat, dan berpikir kreatif. 11

2.4 Penelitian yang Relevan Penelitian yang dilakukan oleh Siti Mardhiyah (2014) tentang Upaya Meningkatkan Kemampuan Mengenal Warna Melalui Metode Eksperimen Kelompok A Ra Tamanagung 3 Muntilan. Hasil penelitian ini menunjukkan dengan metode eksperimen dapat meningkatkan kemampuan mengenal warna dibuktikan dari hasil observasi pratindakan awal yang berani mencoba, tetapi masih kurang pas pada waktu mengutarakan hasil pencampuran warna. Pada siklus I kemampuan mengenal warna mencapai 60% dan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 90%. Dengan demikian secara keseluruhan keaktifan anak mengalami peningkatan 30 %. Penelitian yang dilakukan oleh Latifa (2010) tentang Peningkatan Kemampuan Mengenal Warna dengan Metode demonstrasi Pencampuran Pewarna Kue. Berdasarkan hasil analisis data nilai rata-rata 2,5 atau mencapai 63,3 % yang diperoleh pada siklus I dan nilai rata-rata 3 atau mencapai 78,3 % yang diperoleh pada siklus II, maka metode demonstrasi dapat meningkatkan kemampuan mengenal warna pada anak usia 4-6 tahun bisa diterima. Penelitian yang dilakukan oleh Welas (2012) tentang Upaya Meningkatkan Kemampuan Mengenal Warna Melalui Media Balok pada Anak Kelompok B di TK ABA Ngaren Pedan Klaten Tahun Ajaran 2012/2013. Kesimpulan hasil penelitian ini adalah bahwa penggunaan media balok dapat meningkatkan kemampuam mengenal warna pada anak di TK ABA Ngaren Pedan Klaten. Adapun langkah-langkah penggunaan media balok yang berhasil sebagai berikut (a) menyiapkan media sebelum anak memasuki ruangan, (b) menjelaskan terlebih dahulu kegiatan yang akan dilakukan, (c) menjelaskan media yang akan digunakan, (d) mengkondisikan suasana yang menyenangkan dan memberi variasi kegiatan yang penunjang,(e) menirukan gaya seseorang yang sedang memimpin, dapat menunjukkan sikap sedih dan senang, (f) menugaskan anak secara individu dengan lembar kerja anak, (g) memberi motivasi anak yang belum mampu. 12

2.5 Kerangka Berfikir Kondisi Awal Tindakan Guru belum menggunakan metode mencampur warna menggunakan kertas krep Kemampuan mengenal warna pada anak masih rendah yaitu Anak belum mampu menunjuk, menyebutkan, dan mengelompokkan warna Menggunakan metode mencampur warna menggunakan kertas krep Siklus I Kemampuan mengenal warna pada anak meningkat tetapi belum maksimal Kondisi Akhir Kemampuan mengenal warna pada anak meningkat secara maksimal Siklus II Berdasarkan kerangka berfikir penelitian diatas, maka dapat digambarkan bahwa peningkatan kemampuan mengenal warna pada anak melalui metode mencampur warna menggunakan kertas krep yang terdiri dari variabel peneliti. Penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan kemampuan mengenal warna pada anak melalui metode mencampur warna menggunakan kertas krep pada anak 13

Kelompok Bermain Aisyiyah Gondangmanis, melalui metode mencampur warna menggunakan kertas krep dapat meningkatkan kemampuan mengenal warna pada anak. 2.6 Hipotesis Hipotesis penelitian merupakan jawaban sementara terhadap pertanyaan penelitian. Oleh karena itu, perumusan hipotesis sangat berbeda dari perumusan pertanyaan penelitian Azwar Saiffudin (2013). Hipotesis dalam penelitian ini adalah: melalui metode mencampur warna menggunakan kertas krep dapat meningkatkan kemampuan mengenal warna pada anak dalam mengenal konsep warna yaitu menunjuk, menyebutkan, dan mengelompokkan warna. 14