DEPARTEMEN ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

dokumen-dokumen yang mirip
PEMILIHAN UMUM DAN SISTEM KEPARTAIAN : SUATU STUDI TERHADAP PARTAI KEADILAN SEJAHTERA (PKS) DALAM PEMILU LEGISLATIF DPRD KOTA MEDAN 2004

FORMAT BARU RELASI PRESIDEN-DPR SKRIPSI

Dermawan Zebua DEPARTEMEN ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009

NEGARA ORDE BARU DAN PENGENDALIAN PARTAI POLITIK (Studi Deskriptif Kebijakan Pemerintahan Orde Baru terhadap Partai Persatuan Pembangunan)

PARTAI POLITIK dan PEMILU (Suatu Studi Marketing Politik Terhadap Partai Demokrat dalam Pemilu Legislatif 2009) SKRIPSI

BAB V PENUTUP. dirumuskan kesimpulan sebagaimana berikut: eksekutif dan legislatif hingga ancaman impeachment, maka dari itu

BADAN EKSEKUTIF OLEH: ADIYANA SLAMET. Disampaikan Pada Kuliah Pengantar Ilmu Politik Pertemuan Ke-6 (IK-1,3,4,5)

Kelebihan dan Kelemahan Pelaksanaan Sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia

POLITIK DAN STRATEGI (SISTEM KONSTITUSI)

TINJAUAN MATA KULIAH...

PENERAPAN KONSEP TRIAS POLITICA DI INDONESIA BERDASARKAN PERSPEKTIF UUD 1945 PASCA AMANDEMEN

UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA

GBHN = Demokrasi Mayoritas Muchamad Ali Safa at 1

RELEVANSI TEORI MARHAENISME DALAM MENJAWAB TANTANGAN ZAMAN DI ERA KAPITALISME GLOBAL SKRIPSI ANWAR ILMAR

EKSEKUTIF, LEGISLATIF, DAN YUDIKATIF

BAB V PENUTUP. Dari analisis hasil penelitian sebagaimana dikemukakan dalam bab sebelumnya. dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

PERILAKU MEMILIH MASYARAKAT KOTA PADANG PADA PEMILU KEPALA DAERAH SUMATERA BARAT TAHUN 2010 SKRIPSI

Hubungan Antar Lembaga Negara IRFAN SETIAWAN, S.IP, M.SI

PEMIKIRAN POLITIK THOMAS HOBBES DAN KONSEP PRESIDENSIAL INDONESIA BERDASARKAN UUD 1945 SEBELUM AMANDEMEN. Skripsi NOVZEL RIDHO A. HASUGIAN

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMAKASIH... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR GRAFIK...

PEMILIHAN PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN BERDASARKAN SISTEM PRESIDENSIL

KEBIJAKAN PEMERINTAHAN SBY JK DALAM KONTEKS POLITIK PANGAN 2004

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan perppu (peraturan pemerintah pengganti undang-undang). 1 Karena

Sistem Pemerintahan Presidensial vs Parlementer. Teguh Kurniawan

PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA

KEKUASAAN PEMERINTAH NEGARA MENURUT UUD NRI 1945 PERKEMBANGAN DAN DINAMIKANYA

SKRIPSI. Oleh : LEONARD VARERA TAMPUBOLON NIM : Dosen Pembimbing: Drs. P. Anthonius Sitepu, M.S

Perilaku Pemilih Masyarakat Etnis Simalungun Pada. Pemilihan Umum Legislatif Tahun 2009 (Studi Kasus : Desa Sondi Raya, Kecamatan Raya, Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. dikelola salah satunya dengan mengimplementasikan nilai-nilai demokrasi

KEKUASAAN PRESIDEN DALAM SISTEM POLITIKDEMOKRASI TERPIMPIN D I S U S U N OLEH :

SISTEM PRESIDENSIIL. Oleh: Muchamad Ali Safa at 1

ETNISITAS DAN POLITIK

PEMIKIRAN POLITIK MARTIN LUTHER TENTANG RELASI AGAMA DAN NEGARA DISUSUN OLEH : INGRACE TODOTUA SIRAIT

2 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rak

Tugas Lembaga PKN. Disusun oleh: Rafi A. Naufal R. Raden M. Adrian Y.

PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA

LIBATAN INDONESIA. Disusun Oleh: DEDI VONIKA. Dosen Pembaca. Universitas Sumatera Utara

Hubungan antara MPR dan Presiden

MAKALAH SISTEM POLITIK INDONESIA PENGUATAN SISTEM PRESIDENSIAL MELALUI PENYEDERHANAAN PARTAI POLITIK

CHECK AND BALANCES ANTAR LEMBAGA NEGARA DI DALAM SISTEM POLITIK INDONESIA. Montisa Mariana

PARTAI POLITIK DAN PARLEMEN LOKAL (STUDI AKUNTABILITAS DAN KINERJA DPRD KABUPATEN TAPANULI TENGAH HASIL PEMILIHAN UMUM TAHUN 2004) Oleh:

Pemilu Serentak 2019 dan Penguatan Demokrasi Presidensial di Indonesia. Oleh Syamsuddin Haris

kinerja DPR-GR mengalami perubahan, manakala ada keberanian dari lembaga legislatif untuk kritis terhadap kinerja eksekutif. Pada masa Orde Baru,

KEKUASAAN PRESIDEN. Suatu Tinjauan Teoritis Kekuasaan Presiden Soekarno dalam Sistem Politik Demokrasi Terpimpin ( )

BAB I PENDAHULUAN. Pasca reformasi tahun 1998, landasan hukum pemilihan umum (pemilu) berupa Undang-Undang mengalami perubahan besar meskipun terjadi

SISTEM MULTI PARTAI DALAM PELAKSANAAN PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF DI INDONESIA PASCA REFORMASI SKRIPSI DIAJUKAN OLEH : DANIEL SITORUS HUKUM TATA NEGARA

BAB I PENDAHULUAN. dapat diubah oleh MPR sekalipun, pada tanggal 19 Oktober 1999 untuk pertama

BAB I PENDAHULUAN. untuk rakyat (Abraham Lincoln). Demokrasi disebut juga pemerintahan rakyat

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Soal LCC 4 Pilar kehidupan berbangsa dan bernegara :)

Tugas dan Fungsi MPR Serta Hubungan Antar Lembaga Negara Dalam Sistem Ketatanegaraan

POLITICAL MARKETING PARTAI POLITIK DALAM PEMILIHAN UMUM PRESIDEN 2009 DI SUMUT. Studi Kasus: DPD Sumut Partai Demokrat SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan menurut UUD. Dalam perubahan tersebut bermakna bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Ketentuan hukum secara konstitusional yang mengatur pertama kalinya

Silabus. Teknik Menjelaskan hakikat Menjelaskan susunan. Berdiskusi tentang bentukbentuk pelaksanaan kehidupan demokrasi di lingkungan

MILITER DAN POLITIK: PERANAN POLITIK MILITER BERDASARKAN PERSPEKTIF DWIFUNGSI ABRI DALAM POLITIK INDONESIA ORBA

IMPLIKASI HUKUM KOALISI PARTAI POLITIK DALAM MEMBENTUK PEMERINTAHAN YANG EFEKTIF

IMAGOLOGI POLITIK SKRIPSI. Oleh : WAHYUDI AULIA SIREGAR NIM : : Drs. P. Anthonius Sitepu, MSi

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA MENJADI TUAN DI NEGERI SENDIRI: PERSPEKTIF POLITIK. Dr. H. Marzuki Alie KETUA DPR-RI

POLA REKRUTMEN CALON GUBERNUR SUMATERA UTARA TAHUN PADA PARTAI DEMOKRASI INDONESIA PERJUANGAN SUMATERA UTARA OLEH: Leo Agustinus Hutagalung

ETNISITAS DAN PREFERENSI POLITIK

LATIHAN SOAL TATA NEGARA ( waktu : 36 menit )

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN Oleh DANIEL ARNOP HUTAPEA, S.Pd Materi Ke-2 Dinamika Penerapan Demokrasi

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan

FUNGSI LEGISLASI DPR PASCA AMANDEMEN UUD Sunarto 1

BAB I PENDAHULUAN. menjadi salah satu ujung tombak dalam mewujudkan demokrasi. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi bagian dari proses peralihan Indonesia menuju cita demokrasi

Partisipasi Perempuan Pada Pemilu Legislatif 2009

ASPEK SOSIOLOGIS POLITIK KEDAULATAN RAKYAT DALAM UUD NRI TAHUN Oleh: Dr. Suciati, SH., M. Hum

Reformasi Kelembagaan MPR Pasca Amandemen UUD 1945

DEMOKRASI : ANTARA TEORI DAN PELAKSANAANNYA. Mengetahui teori demokrasi dan pelaksanaanya di Indonesia RINA KURNIAWATI, SHI, MH.

MAKALAH PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA

BAB I PENDAHULUAN. fungsi-fungsi tersebut. Sebagaimana lembaga legislatif DPRD berfungsi

DESAIN SISTEM PEMERINTAHAN PRESIDENSIAL YANG EFEKTIF

KEDUDUKAN DAN FUNGSI DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DI DALAM PROSES LEGISLASI PASCA AMANDEMEN UUD 1945 Oleh : Montisa Mariana, SH.,MH

ara urut ut UUD 1945 Hasil Amandemen

Perubahan Ketatanegaraan Pasca Amandemen UUD Tahun 1945, Dillema. Menghidupkan Kembali Perencanaan Pembangunan Nasional Model GBHN

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Provinsi dan Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten/Kota 1 periode 2014-

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. : SMP NEGERI 1 Prambanan, Sleman. Alokasi Waktu : 6 X 40 Menit ( 3 x pertemuan )

(THE VICTORY OF BENIGNO AQUINO III IN THE PHILIPPINE PRESIDENTIAL GENERAL ELECTIONS 2010)

Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK

STUDI KOMPARATIF PEMBERDAYAAN ANAK JALANAN PADA PUSAT KAJIAN PERLINDUNGAN ANAK DAN PUSAT PENDIDIKAN DAN INFORMASI HAK ANAK

I. PENDAHULUAN. meruntuhkan tirani yang terjadi bertahun-tahun di negeri ini. Salah satu hal

PERAMALAN PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (PBB) PADA TAHUN 2011 DI KABUPATEN DELI SERDANG BERDASARKAN DATA TAHUN TUGAS AKHIR

HUBUNGAN JAKSA AGUNG DAN PRESIDEN DALAM KETATANEGARAAN INDONESIA

DEMOKRASI : ANTARA TEORI DAN PELAKSANAANNYA DI INDONESIA

Cita hukum Pancasila harus mencerminkan tujuan menegara dan seperangkat nilai dasar yang tercantum baik dalam Pembukaan maupun batang tubuh UUD 1945.

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah negara yang menganut paham demokrasi paling tidak terdapat

BAB I PENDAHULUAN. jumlah suara yang sebanyak-banyaknya, memikat hati kalangan pemilih maupun

BAB I PENDAHULUAN. adanya pemerintah yang berdaulat dan terakhir yang juga merupakan unsur untuk

BAB II PEMBAHASAN. A. Pengaturan Mengenai Pengisian Jabatan Presiden dan Wakil Presiden di Indonesia

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Oleh Dra. Hj. Siti Masrifah, MA (Ketua Umum DPP Perempuan Bangsa) Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PKB 1

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

PERGESERAN KEDUDUKAN MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT BERDASARKAN UUD NRI 1945 TESIS

Sistem Pemerintahan Negara Menurut UUD 1945 Hasil Amandemen

IMPLEMENTASI PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH) DI KECAMATAN MEDAN BARU SKRIPSI. Disusun Oleh : DEDY R LIMBONG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lembaga Kepresidenan dalam Sistem Presidensial

BAB I PENDAHULUAN. mencapai 48 partai politik peserta Pemilu Sistem multipartai ini

Transkripsi:

HUBUNGAN LEGISLATIF DAN EKSEKUTIF PASCA REFORMASI D I S U S U N OLEH : ABED N SAGALA 070906054 DEPARTEMEN ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2012

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU POLITIK ABED NEGO SAGALA HUBUNGAN LEGISLATIF DAN EKSEKUTIF PASCA REFORMASI ( Rincian isi Skripsi, 104 halaman, 24 buku, 1 Jurnal dan 2 situs internet) ABSTRAK Skripsi ini membahas mengenai bagaimana sebenarnya hubungan eksekutif dan legislatif pasca refomasi. Melihat sejarah Indonesia kedua lembaga ini mengalami dinamika yang cukup menarik. Jika masa orde baru hubungan keduanya relatif sejalan maka sejak masa reformasi berdampak terhadap ketidakharmonisan hal ini banyak disebabkan oleh beberarapa faktor. Salah satu problema yang terjadi sejak reformasi adalah kombinasi sistem Presidensial dan sistem Multipartai yang mengakibatkan terfragmennya kekuataan politik di Indonesia. Oleh karenanya pemerintahan yang memenangkan pemilu tidak akan meraih dukungan suara yang mayoritas di DPR. Akibatnya pemerintahan yang dihasilkan tidak akan berjalan dengan efektif karena akan selalu mendapat intervensi dari DPR. Selain pemerintahan koalisi sebagaimana ditunjuk sebagai jalan keluar ini ternyata masih menyisahkan permasalahan hubungan legislative dan eksekutif. Di sisi lain adanya amandemen UUD 1945 telah berdampak kepada pola hubungan antara legislatif dan eksekutif. Desain konstitusi yang semula ingin menyeimbangkan kekuasaaan eksekutif-legiaslatif akhirnya terperangkap pada situasi kekuasaaan yang sarat dengan DPR. Empat kali amandemen 1945 tidak hanya memperkuat DPR secara kelembagaan melainkan memperkuat posisi politik dan otoritas DPR sehingga melambangkan hegemoni DPR terhadap pemerintah. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif kualitatif pada pemetaan kekuataan politik di Indonesia pada pemilu 2004 dan 2009 serta hak angket dan hak interpelasi DPR kepada kebijakan pemerintah pada pemerintahan SBY- JK. Hal ini kemudian menghasilkan konstruksi yang menarik. Hal ini dikarenakan ternyata koalisi yang dibangun dalam sistem presidensial kurang menjamin komitmen partai dalam berkoalisi sehingga pemerintah rentan mendapat intervensi dari DPR termasuk dari partai koalisinya sendiri. Kata Kunci : Presidensial, Eksekutif, Legislatif, Multipartai, Amandemen UUD 1945

KATA PENGANTAR Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmatnya saya sebagai penulis diberikan kesempatan dan kesehatan sehingga mampu manyelesaikan penulisan skripsi yang merupakan syarat untuk menyelsesaikan studi di Departemen Ilmu Politik FISIP USU. Adapun Judul Skripsi ini adalah Hubungan Legislatif dan Eksekutif Pasca Reformasi. Skripsi ini menjelaskan bagaimana pergeseran format hubungan antara legislative dan eksekutif pasca reformasi. Dimana pasca reformasi sering terjadi kekurangharmonisan antara legislative dan eksekutif. Skripsi ini berupaya menggali latar belakang yang menyebabkan pergeseran hubungan kedua lembaga ini. Sebuah sistem pemerintahan tidak akan berjalan dengan baik apabila tidak didukung oleh sistem kepartaian sistem pemilu yang tepat. Tanpa adanya dominasi kekuatan DPR akibat sistem multipartai di Indonesia tentunya dapat mengancam keberlangsungan pemerintahan. Selain itu perlunya aturan yang jelas dan seimbang antar lembaga-lembaga penyelenggara Negara sehingga sehingga tiap lembaga-lembaga lain dapat menjalankan tugasnya secara maksimal tanpa adanya intervensi lembaga lain yang lebih kuat. Dalam proses penyelesaian skripsi ini penulis banyak mendapat bimbingan dari berbagai pihak yang telah membantu penulis dalam peneyelesaian skripsi ini. Dalam kesempatan ini saya sangat berterimah kasih kepada Bpk. Ahmad Taufan Damanik, MA. Disamping kesibukan yang sangat padat, bpk sebagai dosen pembimbing telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan bimbingan dan masukan dalam penyelesaian skripsi saya. Begitu juga dengan Bpk. Faisal Andri Mahrawa, S,IP, M,si Selaku dosen pembaca yang telah memberikan masukan maupun kritik membangun dalam penyelesaian skripsi. Selanjutnya saya juga mengucapkan banyak terimah kasih kepada : 1. Bpk Prof Badarudin, selaku Dekan FISIP USU 2. Ibu, Dra. T Irmayani, M,si selaku Ketua Departemen Ilmu Politik FISIP USU

3. Kepada kedua orang tuaku, J. Sagala dan D Hutauruk yang telah selalu memberikan dukungan dalam peneyelesaian skripsi ini. Begitu juga dengan adik-adikku serta seluruh keluarga besar yang telah banyak membantu 4. Seluruh Dosen Ilmu Politik USU 5. Kepada Staff pegawai FISIP USU 6. Seluruh teman-temanku di Departemen Ilmu politik FISIP USU. Jenius, Doni, Arthur, Pipin, Rizki, Daniel, Adel, Roma, dan masih banyak yang gak bisa disebutin semuanya. 7. Kepada geng cempaka 68 A Gordon Tumanggor, Sahat Tumanggor, King, Dion, Bang Tri, Bang Rusli, Bang Tito, Bang Dedi, dan Candra. Sukses buat semuanya Akhir kata penulis, masih merasa memiliki banyak kekurangan-kekurangan dalam penulisan maupun isi skripsi.oleh karenanya penulis dengan senang hati menerima setiap saran dan kritik dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini. Medan, 3 Maret 2012 Penulis

DAFTAR ISI Halaman BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang 1 2. Perumusan Masalah 8 3. Pembatasan Masalah 8 4. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian 8 5. Kerangka Teori 9 5.1 Perspektif dan Konsep demokrasi 9 5.2 Teori Kedaulatan 11 5.3 Teori dan Konsep Kekuasaan 14 5.4 Partai politik 19 5.4.1 Pengertian Partai Politik 19 5.4.2 Sistem Kepartaian 20 5.4.3 Fungsi Partai Politik 21 5.5 Legislatif 24 5.5.1 Teori Perwakilan Politik 24 5.5.2 Fungsi Legislatif 26 5.6 Konsepsi Sistem Presidensial 28 5.6.1 Sejarah Singkat 28 5.6.2 Prinsip-prinsip Sistem Presidensial 30 5.6.2 Ciri Umum Sistem Presidensial 31 5.7 UUD 1945 dalam Sistem Ketatanegaraan Indonesia 32 5.8 Kerangka Konsep 33 5.8.1 Negara 33 5.8.2 Kekuasaan 34 5.8.3 Eksekutif 34 5.8.4 Legislatif 35

5.8.5 Amandemen UUD 35 6. Metodologi Penelitian 38 6.1 Jenis Penelitian 38 6.2 Teknik Pengumpulan Data 38 6.3 Teknik Analisa Data 38 7. Sistematika Penulisan 39 BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN 1. Lembaga Eksekutif Pasca Reformasi 40 1.1 Gambaran Lembaga Eksekutif Pasca Reformasi 40 1.2 Kekuasaan, Wewenang, dan Tugas Presiden 42 1.2.1 Kekuasaan Presiden Sebagai Kepala Eksekutif 42 1.2.2 Kekuasaan Presiden Sebagai Kepala Negara 45 1.2.3 Tugas dan Wewenang Presiden 46 1.3 Kedudukan Presiden 50 1.4 Pemilihan Presiden Secara Langsung 51 2. Lembaga Legislatif Pasca Reformasi 53 1.1 Sejarah Berkembangnya Lembaga Legislatif di Indonesia 53 1.2 Fungsi, Tugas, dan Wewenang Legislatif 58 BAB III HUBUNGAN LEGISLATIF DAN EKSEKUTIF PASCA REFORMASI 1. Sistem Presidensial di Indonesia 62 2. Peta Kekuatan Politik di Parlemen 68 3. Hubungan antara Legislatif dan Eksekutif 77

BAB IV PENUTUP 1. Kesimpulan 88 2. Rekomendasi ( saran) 95 Daftar Pustaka Lampiran