HUBUNGAN LEGISLATIF DAN EKSEKUTIF PASCA REFORMASI D I S U S U N OLEH : ABED N SAGALA 070906054 DEPARTEMEN ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2012
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU POLITIK ABED NEGO SAGALA HUBUNGAN LEGISLATIF DAN EKSEKUTIF PASCA REFORMASI ( Rincian isi Skripsi, 104 halaman, 24 buku, 1 Jurnal dan 2 situs internet) ABSTRAK Skripsi ini membahas mengenai bagaimana sebenarnya hubungan eksekutif dan legislatif pasca refomasi. Melihat sejarah Indonesia kedua lembaga ini mengalami dinamika yang cukup menarik. Jika masa orde baru hubungan keduanya relatif sejalan maka sejak masa reformasi berdampak terhadap ketidakharmonisan hal ini banyak disebabkan oleh beberarapa faktor. Salah satu problema yang terjadi sejak reformasi adalah kombinasi sistem Presidensial dan sistem Multipartai yang mengakibatkan terfragmennya kekuataan politik di Indonesia. Oleh karenanya pemerintahan yang memenangkan pemilu tidak akan meraih dukungan suara yang mayoritas di DPR. Akibatnya pemerintahan yang dihasilkan tidak akan berjalan dengan efektif karena akan selalu mendapat intervensi dari DPR. Selain pemerintahan koalisi sebagaimana ditunjuk sebagai jalan keluar ini ternyata masih menyisahkan permasalahan hubungan legislative dan eksekutif. Di sisi lain adanya amandemen UUD 1945 telah berdampak kepada pola hubungan antara legislatif dan eksekutif. Desain konstitusi yang semula ingin menyeimbangkan kekuasaaan eksekutif-legiaslatif akhirnya terperangkap pada situasi kekuasaaan yang sarat dengan DPR. Empat kali amandemen 1945 tidak hanya memperkuat DPR secara kelembagaan melainkan memperkuat posisi politik dan otoritas DPR sehingga melambangkan hegemoni DPR terhadap pemerintah. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif kualitatif pada pemetaan kekuataan politik di Indonesia pada pemilu 2004 dan 2009 serta hak angket dan hak interpelasi DPR kepada kebijakan pemerintah pada pemerintahan SBY- JK. Hal ini kemudian menghasilkan konstruksi yang menarik. Hal ini dikarenakan ternyata koalisi yang dibangun dalam sistem presidensial kurang menjamin komitmen partai dalam berkoalisi sehingga pemerintah rentan mendapat intervensi dari DPR termasuk dari partai koalisinya sendiri. Kata Kunci : Presidensial, Eksekutif, Legislatif, Multipartai, Amandemen UUD 1945
KATA PENGANTAR Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmatnya saya sebagai penulis diberikan kesempatan dan kesehatan sehingga mampu manyelesaikan penulisan skripsi yang merupakan syarat untuk menyelsesaikan studi di Departemen Ilmu Politik FISIP USU. Adapun Judul Skripsi ini adalah Hubungan Legislatif dan Eksekutif Pasca Reformasi. Skripsi ini menjelaskan bagaimana pergeseran format hubungan antara legislative dan eksekutif pasca reformasi. Dimana pasca reformasi sering terjadi kekurangharmonisan antara legislative dan eksekutif. Skripsi ini berupaya menggali latar belakang yang menyebabkan pergeseran hubungan kedua lembaga ini. Sebuah sistem pemerintahan tidak akan berjalan dengan baik apabila tidak didukung oleh sistem kepartaian sistem pemilu yang tepat. Tanpa adanya dominasi kekuatan DPR akibat sistem multipartai di Indonesia tentunya dapat mengancam keberlangsungan pemerintahan. Selain itu perlunya aturan yang jelas dan seimbang antar lembaga-lembaga penyelenggara Negara sehingga sehingga tiap lembaga-lembaga lain dapat menjalankan tugasnya secara maksimal tanpa adanya intervensi lembaga lain yang lebih kuat. Dalam proses penyelesaian skripsi ini penulis banyak mendapat bimbingan dari berbagai pihak yang telah membantu penulis dalam peneyelesaian skripsi ini. Dalam kesempatan ini saya sangat berterimah kasih kepada Bpk. Ahmad Taufan Damanik, MA. Disamping kesibukan yang sangat padat, bpk sebagai dosen pembimbing telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan bimbingan dan masukan dalam penyelesaian skripsi saya. Begitu juga dengan Bpk. Faisal Andri Mahrawa, S,IP, M,si Selaku dosen pembaca yang telah memberikan masukan maupun kritik membangun dalam penyelesaian skripsi. Selanjutnya saya juga mengucapkan banyak terimah kasih kepada : 1. Bpk Prof Badarudin, selaku Dekan FISIP USU 2. Ibu, Dra. T Irmayani, M,si selaku Ketua Departemen Ilmu Politik FISIP USU
3. Kepada kedua orang tuaku, J. Sagala dan D Hutauruk yang telah selalu memberikan dukungan dalam peneyelesaian skripsi ini. Begitu juga dengan adik-adikku serta seluruh keluarga besar yang telah banyak membantu 4. Seluruh Dosen Ilmu Politik USU 5. Kepada Staff pegawai FISIP USU 6. Seluruh teman-temanku di Departemen Ilmu politik FISIP USU. Jenius, Doni, Arthur, Pipin, Rizki, Daniel, Adel, Roma, dan masih banyak yang gak bisa disebutin semuanya. 7. Kepada geng cempaka 68 A Gordon Tumanggor, Sahat Tumanggor, King, Dion, Bang Tri, Bang Rusli, Bang Tito, Bang Dedi, dan Candra. Sukses buat semuanya Akhir kata penulis, masih merasa memiliki banyak kekurangan-kekurangan dalam penulisan maupun isi skripsi.oleh karenanya penulis dengan senang hati menerima setiap saran dan kritik dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini. Medan, 3 Maret 2012 Penulis
DAFTAR ISI Halaman BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang 1 2. Perumusan Masalah 8 3. Pembatasan Masalah 8 4. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian 8 5. Kerangka Teori 9 5.1 Perspektif dan Konsep demokrasi 9 5.2 Teori Kedaulatan 11 5.3 Teori dan Konsep Kekuasaan 14 5.4 Partai politik 19 5.4.1 Pengertian Partai Politik 19 5.4.2 Sistem Kepartaian 20 5.4.3 Fungsi Partai Politik 21 5.5 Legislatif 24 5.5.1 Teori Perwakilan Politik 24 5.5.2 Fungsi Legislatif 26 5.6 Konsepsi Sistem Presidensial 28 5.6.1 Sejarah Singkat 28 5.6.2 Prinsip-prinsip Sistem Presidensial 30 5.6.2 Ciri Umum Sistem Presidensial 31 5.7 UUD 1945 dalam Sistem Ketatanegaraan Indonesia 32 5.8 Kerangka Konsep 33 5.8.1 Negara 33 5.8.2 Kekuasaan 34 5.8.3 Eksekutif 34 5.8.4 Legislatif 35
5.8.5 Amandemen UUD 35 6. Metodologi Penelitian 38 6.1 Jenis Penelitian 38 6.2 Teknik Pengumpulan Data 38 6.3 Teknik Analisa Data 38 7. Sistematika Penulisan 39 BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN 1. Lembaga Eksekutif Pasca Reformasi 40 1.1 Gambaran Lembaga Eksekutif Pasca Reformasi 40 1.2 Kekuasaan, Wewenang, dan Tugas Presiden 42 1.2.1 Kekuasaan Presiden Sebagai Kepala Eksekutif 42 1.2.2 Kekuasaan Presiden Sebagai Kepala Negara 45 1.2.3 Tugas dan Wewenang Presiden 46 1.3 Kedudukan Presiden 50 1.4 Pemilihan Presiden Secara Langsung 51 2. Lembaga Legislatif Pasca Reformasi 53 1.1 Sejarah Berkembangnya Lembaga Legislatif di Indonesia 53 1.2 Fungsi, Tugas, dan Wewenang Legislatif 58 BAB III HUBUNGAN LEGISLATIF DAN EKSEKUTIF PASCA REFORMASI 1. Sistem Presidensial di Indonesia 62 2. Peta Kekuatan Politik di Parlemen 68 3. Hubungan antara Legislatif dan Eksekutif 77
BAB IV PENUTUP 1. Kesimpulan 88 2. Rekomendasi ( saran) 95 Daftar Pustaka Lampiran