Jurnal Teknologi dan Industri Pertanian Indonesia Open Access Journal

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

LAMPIRAN Lampiran 1. Pembuatan Medium Potato Dextrose Agar (PDA) (Fardiaz,1993).

III. METODE PENELITIAN. dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung dari bulan Januari sampai

MIKROFLORA PADA TEMPOYAK

III. METODE PENELITIAN

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Jumlah Jamur yang Terdapat pada Dendeng Daging Sapi Giling dengan Perlakuan dan Tanpa Perlakuan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian Deskriptif karena tujuan dari

Lampiran 1. Lokasi pengambilan sampel tanah diperakaran Cabai merah (Capsicum annum) di Desa Kebanggan, Sumbang, Banyumas

BAB III METODE PENELITIAN. eksplorasi dengan cara menggunakan isolasi jamur endofit dari akar kentang

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan berdasarkan metode Experimental dengan meneliti

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga Surabaya dan

III. MATERI DAN METODE

bio.unsoed.ac.id MATERI DAN METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian 1.1. Bahan Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian isolasi dan identifikasi bakteri asam laktat pada susu

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR ISOLASI MIKROORGANISME. Disusun Oleh: Rifki Muhammad Iqbal ( ) Biologi 3 B Kelompok 6

JURNAL PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI PERTANIAN. PENGENALAN ALAT Dan STERILISASI ALAT : MHD FADLI NST NIM : : AGROEKOTEKNOLOGI

BAHAN DAN METODE. Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat + 25

Teknik Isolasi Mikroorganisme

III. BAHAN DAN METODE. Tanaman, serta Laboratorium Lapang Terpadu, Fakultas Pertanian, Universitas

MATERI DAN METODE PENELITIAN

ISOLASI JAMUR ENDOFIT DAUN BELUNTAS (PLUCHEA INDICA (L.) LESS)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Botani, Jurusan Biologi, Fakultas

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Februari 2014.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mikrobiologi adalah suatu kajian tentang mikroorganisme.

IV. KULTIVASI MIKROBA

No Nama Alat Merk/Tipe Kegunaan Tempat 1. Beaker glass Pyrex Tempat membuat media PDA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama ± 2 bulan (Mei - Juni) bertempat di

Nova Nurfauziawati VI. PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen

bio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN

II. METODOLOGI PENELITIAN. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana,

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan Peremajaan Aktinomiset dari Kultur Penyimpanan Perbanyakan Sclerotium rolfsii dari Kultur Penyimpanan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode descriptive analitic

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Data yang diperoleh disajikan secara deskriptif kualitatif meliputi

BAB III METODE PENELITIAN. tertentu, tidak adanya perlakuan terhadap variabel (Nazir, 2003).

BAHAN DAN METODE. Kasa Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat

PENGUJIAN DAYA MORTALITAS FUNGISIDA PADA ARSIP KERTAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Aspergilus sp adalah salah satu jenis mikroorganisme yang termasuk jamur,

bio.unsoed.ac.id III. MATERI DAN METODE PENELITIAN 1. Materi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan dan Kebun

MATERI DAN METODE. Kasim Riau yang beralamat di Jl. HR. Soebrantas KM 15 Panam, Pekanbaru.

III. METODE PENELITIAN. Persiapan alat dan bahan yang akan digunakan. Pembuatan media PDA (Potato Dextrose Agar)

Nova Nurfauziawati

III. MATERI DAN METODE

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Gambar 1.2: reproduksi Seksual

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

Pertumbuhan Kapang Tempe pada Fermentasi Tempe Bergaram (Growth of Tempe Moulds in Salt Tempe Fermentation)

MODUL 1 PENGENALAN ALAT LABORATORIUM MIKROBIOLOGI

BAB III METODE PENELITIAN. Februari sampai Juli 2012 di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi,

METODE PENELITIAN. Kehutanan dan di Laboratorium Hama dan Penyakit Tanaman Program Studi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi dan Molekuler. Penelitian ini di lakukan pada Agustus 2011.

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan dari 2 Juni dan 20 Juni 2014, di Balai Laboraturium

Prinsip-prinsip Penanganan dan Pengolahan Bahan Agroindustri

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian ialah menggunakan pola faktorial 4 x 4 dalam

MATERI DAN METODE. Pekanbaru. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei sampai September

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari sampai bulan April 2014.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. diperoleh dari perhitungan kepadatan sel dan uji kadar lipid Scenedesmus sp. tiap

III. METODE PENELITIAN

bio.unsoed.ac.id LAMPIRAN Lampiran 1. Pembuatan Medium MRSA (demann Rogosa Sharpe Agar) Komposisi medium MRSA per 1000 ml:

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Oktober 2011 sampai Maret 2012 di Rumah Kaca

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian Pra-pengamatan atau survei

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini sampel air sumur diambil di rumah-rumah penduduk

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu . Bahan dan Alat Metode Penelitian Survei Buah Pepaya Sakit

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penyakit Tanaman, Fakultas Pertanian,

MATERI DAN METODE. Mikrobiologi (PEM) Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri

METODELOGI PENELITIAN. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana untuk

BAB II METODE PENELITIAN

Laboratorium Budidaya Tanaman Anggrek DD Orchids Nursery Kota. mahasiswa dan dosen, termasuk bidang kultur jaringan tanaman.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Juli sampai September 2012,

Seminar Tugas Akhir S1 Jurusan Teknik Kimia UNDIP 2009

III. METODOLOGIPENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai penambahan starter ekstrak nanas dengan level berbeda

LAMPIRAN. Lampiran 1. Alur Kerja Isolasi Bakteri Endofit dari Batang dan Akar Tanaman Dara metode Radu & Kqueen (2002) yang dimodifikasi

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen. Semarang. Waktu penelitian dilakukan bulan Maret april 2011.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April - Mei 2015 di Laboratorium

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2012 sampai bulan Desember 2012 di

BAHAN DAN METODE. A. Tempat dan Waktu Penelitian

PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR (TPP 1207) Disusun oleh : Dosen Pengampu

SUBSTITUSI EKSTRAK AMPAS TEBU TERHADAP LAJU KEASAMAN DAN PRODUKSI ALKOHOL PADA PROSES PEMBUATAN BIOETHANOL BERBAHAN DASAR WHEY

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Selain dilakukan uji bakteriologis dilakukan juga beberapa uji fisika dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Tanaman Industri dan Penyegar

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Botani, Fakultas Matematika dan Ilmu

III. BAHAN DAN METODE. Jurusan Agroteknologi, Universitas Lampung. Penelitian ini dilaksanakan mulai

bio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. diperoleh dari perhitungan kepadatan sel dan uji kadar lipid Scenedesmus sp. tiap

III BAHAN DAN METODE

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas

INVENTARISASI JAMUR YANG TUMBUH PADA BERBAGAI CARA BUDIDAYA JAMUR MERANG (Volvariella volvacea) DENGAN MENGGUNAKAN AMPAS AREN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Mei 2011 di Laboratorium Mikrobiologi dan

Transkripsi:

DOI: https://doi.org/10.17969/jtipi.v8i1.5249 http://jurnal.unsyiah.ac.id/tipi Jurnal Teknologi dan Industri Pertanian Indonesia Open Access Journal JAMUR PERUSAK PENDAP MAKANAN KHAS TRADISIONAL BENGKULU THE MOLDS CAUSED THE SPOILAGE OF PENDAP THE TRADITIONAL FOOD OF BENGKULU Hasanuddin I N F O A R T I K E L Submit: 20 Januari 2016 Perbaikan: 1 Maret 2016 Diterima: 11 Maret 2016 Keywords: pendap, molds, tradisional food ABSTRACT Pendap is a traditional Bengkulu food prepared from fermentation of fish. The research was conducted to identify molds caused spoilage of pendap, and to select the species of molds which were able to use for other process in microbiology. The data in this study were laboratory analysis. Samples were collected weekly in a month from productions centre of Pendap and traditional markets, and analyzed microbiologically to determine and identify the molds which were contaminated. There were four specieses of molds found in pendap after three days storage in room condition, namely Rhizopus stolonifer, Mucor sp, Aspergillus terreus, and Penicillim sp. While two specieses which were not produce toxin and the other two were known as the molds which were produced mycotoxin. 1. PENDAHULUAN Salah satu sumber pangan yang sangat potensial untuk dikembangkan adalah makanan tradisional, dimana pengolahannya sudah dilakukan secara turun-temurun, menggunakan bahan-bahan lokal yang spesifik dan mudah didapat. Pendap merupakan salah satu makanan tradisional Bengkulu yang terbuat dari kelapa parut yang dicampur dengan bumbu-bumbu serta ikan fermentasi dan dibungkus dengan daun talas serta dimasak dengan cara mengukus. Perlu mendapat perhatian karena kespesifikannya dan pendap merupakan produk olahan berbasis ikan khas Bengkulu yang memang mempunyai potensi Jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu *email: desfinahasaudin2@yahoo.co.id untuk dikembangkan. Susnati dkk. (2011) melaporkan bahwa makanan tradisional Bengkulu berbasis ikan antara lain adalah pendap, ikan pais, ikan lemea, bagar hiu, badar goreng. Produk ini umumnya merupakan produk fermentasi ikan, sehingga nilai gizi dan citarasanya lebih spesifik. Makanan tersebut menggunakan bahan-bahan yang diperoleh dari sumber-sumber lokal dan memiliki rasa yang relatif sesuai dengan masyarakat setempat (Anonim, 2010). Menyonsong era globalisasi ditandai dengan membanjirnya produk luar negeri, termasuk makanan impor. Pengaruh arus budaya makanan barat seperti fast food sangat mampu menarik minat konsumen. Fenomena ini mengakibatkan makanan tradisional kurang diminati lagi, kalau ada yang meminatinya adalah orang-orang tua, mereka yang baru pulang dari rantau ingin kembali menikmati makanan tradisional. Gejala ini kalau terus dibiarkan bisa menyebabkan makanan tradisional yang memang bersifat kedaerahan ini akan punah. Untuk itu perlu sekali digiatkan JURNAL TEKNOLOGI DAN INDUSTRI PERTANIAN INDONESIA Vol. 08, No. 01, 2016

penelitian-penelitian makanan tradisional untuk meningkatkan harkat makanan tradisional menjadi makanan yang bisa diminati secara nasional dan tidak kalah dengan makanan impor. Untuk mengangkat harkat pendap menjadi makanan yang disenangi seperti makanan siap saji dewasa ini perlu penelitian. Jamur Perusak Pendap Makanan Tradisional Khas Bengkulu merupakan penelitian awal untuk menuju ke penelitian lanjutan yang bakal meneliti secara totalitas pendap. Penelitian ini hanya membatasi diri pada jamur perusak pendap, kenapa demikian karena kerusakan pada makanan tradisional yang dibungkus dengan daun, biasanya adalah jamur, hal ini akibat faktor lingkungan terutama temperatur dan kelembaban. Pendap dengan kualitas baik akan tahan terhadap serangan jamur, berapa lama daya tahan pendap dengan kualitas terbaik terhadap serangan jamur, bagaimana cara meningkatkan daya tahannya. Apakah jamur yang merusaknya berbahaya terhadap kesehatan. Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengidentifikasi jamur perusak pada pendap. Jamur yang merugikan atau mikroba yang tidak aman untuk dimakan yang ada pada produk, termasuk mikroba yang mungkin menimbulkan efek keracunan bagi konsumen yang memakannya, sama sekali belum diketahui. Untuk itu perlu diidentifikasi sekaligus merupakan target dari penelitian ini. Kontribusi hasil penelitian ini terhadap dunia ilmu pengetahuan adalah tersedianya data dasar identifikasi jamur pada pendap yang sangat bermanfaat bagi dunia mikrobiologi pangan, maupun makanan. 2. MATERIAL DAN METODE Bahan Bahan yang digunakan untuk penelitian ini adalah sampel pendap. Sampel diambil secara representatif dari sentra penjualan pendap di kota Bengkulu. Sampel diambil selama satu bulan dengan kisaran waktu sekali seminggu dengan demikian sampel akan bisa mewakili. Sampel pendap dinilai dari segi kualitasnya, kualitas yang baik dipilih secara subjektif dari penampakan dan rasa serta tidak berjamur. Bahan kimia yang dipakai dalam penelitian ini antara lain adalah, PDA, alkohol 96%, spiritus, akuades, laktofenol, agar, yeast extract, meat extract, malt extract, peptone, glukosa, sukrosa, fruktosa, laktosa, maltosa, arrabinosa, hidogen peroksida, natrium klorida dan asam asetat. Alat Alat yang dipergunakan untuk penelitian adalah: alat tulis dan kertas, komputer PC, mikroskop, jarum ose, lampu spiritus, tabung semprot alkohol, incas, inkubator, refrigenerator, outoclaf, water bath, ph meter, neraca analitik, oven, alat-alat gelas seperti gelas objek, cover glasses, tabung reaksi, cawan petridish, beker glass, erlemeyer, labu pisah, corong, pipet ukur, batang pengaduk, foto mikroskop digital dan lain sebagainya. Penelitian dilaksanakan pada Laboratorium Teknologi Pertanian Program Studi Teknologi Industri Pertanian Jurusan Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu. Pengamatan Pengamatan dilakukan terhadap karakteristik jamur yang diisolasi dari sampel dari penyimpanan suhu kamar dan suhu kulkas. Teknik pengambilan sampel melalui survey ke rumah makan yang menjual pendap dan ke pasarpasar tradisional yang ada di kota Bengkulu untuk penetapan pengambilan 10 buah pendap dijadikan sampel. Selanjutnya sampel diawetkan dan disimpan berdasarkan standar penanganan sampel untuk penelitian Mikrobiologi, dengan demikian sampel siap tersedia pada Laboratorium untuk keperluan pengamatan sepanjang waktu. Pengambilan sampel diulangi setiap minggu selama satu bulan agar sampel betul-betul dianggap homogen, sehingga dengan demikian sampel diharapkan mewakili dari segi frekuensi dan ruang lingkup penelitian. Pada setiap sampel dilakukan pengisolasian jamur sesuai dengan keperluan penelitian. Untuk pengamatan morfologi jamur yang ada pada sampel bisa diamati dengan menumbuhkan cuplikan sampel pada PDA, diinkubasi dan diamati kultur pertumbuhannya, secara morfologi sampel diamati di bawah mikroskop. Hasil pengamatan dibandingkan dengan literatur mikrobiologi pangan. Masing-masing diamati masa simpannya, diamati jamur yang merusak pada masing-masing kondisi penyimpanannya, didokumentasikan dan diidentifikasi. Untuk analisa data, data yang diperoleh adalah data deskriptif, berdasarkan data karakteristik yang sama dari sifat morfologi, maka akan dilakukan pengelompokan isolat. Semua kelompok isolat mengacu kepada literatur standar deskripsi identifikasi jamur metode Buhanan dan Gibbon (1976), Harley dan Prescot (1993) dan Frazier dan Westhoff (1987). 13 JURNAL TEKNOLOGI DAN INDUSTRI PERTANIAN INDONESIA Vol. 08, No. 01, 2016

3. HASIL DAN PEMBAHASAN Penyimpanan pendap pada suhu 4 0 C-10 0 C sampai pada hari ke tujuh masih bisa dimakan, belum terdapat kontaminasi oleh jamur. Penyimpanan pada suhu kamar pada hari ke tiga pendap sudah ditumbuhi oleh aneka jamur seperti terlihat pada Gambar 1. Berdasarkan pada ciri morfologis dan mikroskopis maka jamur ini adalah Rhizopus stolonifer. Gambar 3. Foto Pertumbuhan Jamur pada Pendap hari ke 7 penyimpanan Gambar 1.Foto Pendap setelah 3 hari penyimpanan pada suhu kamar. Pengelompokan sampel isolat berdasarkan ciri-ciri yang sama pada kultur pertumbuhan maka terdapat empat kelompok kultur pertumbuhan. Pertumbuhan Kultur Kelompok 1 pada PDA Frazier dan Westhoff (1987) melaporkan bahwa Rhizopus stolonifer merupakan jamur yang umum menyebabkan kerusakan pada makanan seperti sayuran, buah-buahan, roti dan lain sebagainya, jamur ini lazim disebut sebagai jamur roti. Menurut Yudomijoyo dkk. (1992) Rhizopus adalah jamur yang bermanfaat dalam memproduksi asam fumarat, asam laktat dan proses sakarifikasi pati. Pengamatan mikroskopik dari kelompok kultur isolat ini seperti terlihat pada Gambar 4. Gambar 2. Foto Pertumbuhan Kultu Kelompok 1 pada PDA Pertumbuhan kultur kelompok 1 pada PDA terlihat pada Gambar 2. Pada Gambar terlihat pertumbuhan miselium yang sangat pesat dengan warna putih seperti kapas dimana pada bagian luar dengan warna kehitaman. Pertumbuhan yang sangat pesat dari kelompok jamur ini pada pendap yang mendominasi pertumbuhan jamur lainnya pada hari ke tujuh terlihat pada Gambar 3. Dari karakter morfologis pertumbuhan pada PDA (Patoto Dektrosa Agar) pertumbuhan miselium seperti kapas tidak berwarna, terdapat warna hitam pada miselum bagian luar yang mengindikasikan, warna hitam berasal dari spora aseksual. Pengamatan mikroskopik terlihat sporangispora terdapat pada tangkai spora yang langsung di bawahnya terdapat bagian yang menyerupai akar yang disebut dengan rhizoid. Pesatnya pertumbuhan jamur ini yang disebabkan stolon yang berupa anakan tumbuh dengan pesat. Gambar 4. Foto Mikroskopik Kelompok Kultur A pada perbesaran 400 Pertumbuhan Kultur Kelompok 2 pada PDA Pertumbuhan kelompok isolat 2 pada PDA terlihat pada Gambar 5, miselium dengan warna putih lebih kompak dibandingkan dengan kelompok 1. Pengamatan mikroskopis hifa tidak bersekat terdapat spora aseksual berupa sporangispora. Tidak terdapat rhizoid dan stolon. Berdasarkan pencirian tersebut dan pengamatan mikroskopis (Gambar 6) maka jamur ini termasuk Kelas Phycomicetes. Menurut Collins dkk. (1991) termasuk kedalam kelas ini adalah kelompok mucorales yang memiliki tiga genera yaitu Mucor, Rhizopus dan Absidia. Lebih lanjut menurut Frazier dan Westhoff (1987) Mucor adalah jamur yang umum terlibat pada pengrusakan berbagai makanan dan industri fermentasi. Penyebaran jamur ini sangat luas di alam. Jamur ini bermanfaat dalam proses sakarifikasi tepung, JURNAL TEKNOLOGI DAN INDUSTRI PERTANIAN INDONESIA Vol. 08, No. 01, 2016 14

proses penuaan keju dan dalam pembuatan makanan tradisional dibeberapa daerah. bermanfaat dalam penyiapan berbagai makanan. Banyak digunakan dalam industri fermentasi yaitu pada proses sakarifikasi pati. Gambar 5. Foto Pertumbuhan Kelompok Kultur B pada PDA Gambar 8. Foto Mikroskopik Kelompok Kultur C pada perbesaran 400 Gambar 6. Foto Mikroskopik Kelompok Kultur B pada perbesaran 100 Berdasarkan pada pengamatan secara morfologi pada kultur PDA dan mikroskopis maka kelompok isolat 2 adalah Mucor sp. Pertumbuhan kultur kelompok C pada PDA Kultur PDA (Gambar 7) koloni berwarna kecoklat-coklatan. Pengamatan mikroskopik hifa bersekat bercabang tidak bewarna menancap pada medium dan sebagian lainnya keluar medium, mempunyai sel kaki. Dari sel kaki muncul batang konidiofor tempat spora aseksual. Gambar 7. Foto Pertumbuhan Kelompok Kultur C pada PDA Berdasarkan mengamatan morfologi dan mikroskopis maka jamur isolat kelompok 3 adalah Aspergillus. Menurut Collins dkk. (1991) Aspergillus dengan warna koloni kecoklat-coklatan adalah Aspergillus terreus. Menurut Frazier dan Westhoff (1987) penebaran Aspergillus sangat luas di alam kebanyakan dari Aspergillus terlibat dalam kerusakan makanan, namun beberapa ada yang Pertumbuhan Kultur Kelompok D pada PDA Pertumbuhan isolat kelompok 4 pada PDA dengan koloni bewarna putih padat sebagian miselium menancap pada agar dan sebagian lainya keluar agar. Hifa bersekat dan bercabang. Pengamatan mikroskopis (Gambar 9) terlihat spora aseksial berupa konidia yang menempel pada sterigmata. Berdasarkan pengamatan morfologi dan mikroskopis jamur kelompok isolat ini adalah Penicillim sp. Gambar 9. Foto Mikroskopik Kelompok Kultur D pada perbesaran 400 Penicillim dengan penyebaran yang luas keberadaannya penting dalam dunia pangan selain penyebab kerusakan dan kebusukan pada makanan, Penicillim banyak digunakan untuk menghasilkan antibiotik. Aspergillus dan Penicillim menurut Collins dkk. (1991) kedua jamur ini secara genera sangat erat kaitannya dimana pada beberapa species termasuk kelompok pertengahan secara morfologi dengan konidia berbentuk rantai yang panjang yang dihasilkan dari ujung pertunasan. Keduanya bisa mengasilkan mycotoxin pada makanan. 4. KESIMPULAN Kesimpulan Umur simpan pendap pada suhu kulkas hanya 6 hari. Pada suhu kamar pendap harus habis dimakan selama 24 jam, pada hari ke tiga pendap 15 JURNAL TEKNOLOGI DAN INDUSTRI PERTANIAN INDONESIA Vol. 08, No. 01, 2016

sudah ditumbuhi oleh beraneka macam jamur. Jamur yang teridentifikasi sebagai jamur perusak pendap adalah Rhizopus stolonifer, Mucor sp, Aspergillus terreus, dan Penicillim sp. Pendap yang sudah berjamur tidak dapat dimakan karena mengandung mycotoxin. Saran Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui manfaat dan keunggulan sifat fisiologis jamur yang diisolasi dari pendap. DAFTAR PUSTAKA Buhanan, R.E and Gibbons, N.E. 1976. Bergey s Manual of Determinative Bacteriology, 8th Ed. Baltimore: The Williams and Wilkins Company, Baltimore C.H.Colins, Patricia. M.Cyne dan J.M.Grange. 1991. Microbiological Methods. Butterworth-Heinemann Hadley Court. Jordan Hill. Oxford OX28EJ Desrosier, N.W. 1988. The Technology of Food Preservation. Diterjemahkan oleh Muljoharjo (1988). Teknologi Pengawetan Pamgan. Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta. Frazier dan Westhoff.C.1985. Food Microbiology. BMC press, Incorporated. Quezon City Philippines. Harley, J.P dan L.M. Prescott 1993. Laboratory Exercies In Microbiology. Wm. C. Brown Publishers. England. Prescott dan Dunn. 1959. Industrial Microbiology. JMC press, Incorporated. Quezon City Philippines. Susnati, Laili, Kurnia Herlina Dewi dan Bopi Saputra. 2011. Identifikasi makanan olahan lokal propinsi Bengkulu. Prosiding Semirata Bidang Ilmu-ilmu Pertanian. BKS-PTN Wilayah Barat Universitas Sriwijaya. Palembang. Wardanu, P. 2009. Pangan Tradisional Berbasis Makanan Tradisional. Wikipedia Indonesia. Yudoamijoyo, Mulyono, AbdulAziz Darwis dan Endang Gumbira Said. 1992. Teknologi Fermentasi. Raja Wali Pers. Jakarta. JURNAL TEKNOLOGI DAN INDUSTRI PERTANIAN INDONESIA Vol. 08, No. 01, 2016 16