Gizi Siswa SMP Negeri 3 Jorong Kabupaten Tanah Laut

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN TINGKAT KONSUMSI MAKAN DAN STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR SANTRIWATI KELAS 2 SMA PONDOK PESANTREN MODERN ISLAM ASSALAAM SUKOHARJO

Hubungan Antara Tingkat Konsumsi Energi, Protein dan Daya Beli Makanan dengan Status Gizi pada Remaja di SMP Negeri 2 Banjarbaru

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Terciptanya SDM yang berkualitas ditentukan oleh

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DAN ZAT GIZI MAKRO DENGAN STATUS GIZI PADA PELAJAR DI SMP NEGERI 13 KOTA MANADO.

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI SISWI SMA NEGERI 4 MANADO

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DAN POLA KONSUMSI DENGAN KEJADIAN ANEMIA GIZI PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KASSI-KASSI

ANALISIS PENGETAHUAN DENGAN POLA ASUH PADA IBU BALITA UMUR 4-5 TAHUN DI TK DHARMA WANITA DESA SAMBIROBYONG KECAMATAN KAYEN KIDUL KABUPATEN KEDIRI

CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL Volume 1. No 2 OKTOBER Joni Periade a,b*, Nurul Khairani b, Santoso Ujang Efendi b

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. merupakan salah satu tempat potensial untuk

HUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK USIA SEKOLAH (11-12 TAHUN) DI SDK NIMASI KABUPATEN TIMOR TENGAH

Keywords: Anemia, Social Economy

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI KELAS VIII SMP II KARANGMOJO GUNUNGKIDUL

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI PELAJAR SMA NEGERI 2 TOMPASO Claudya Momongan*, Nova H Kapantow*, Maureen I Punuh*

HUBUNGAN TINGKAT KEPUASAN MUTU HIDANGAN DENGAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI DAN MAKRONUTRIEN PADA REMAJA DI BPSAA PAGADEN SUBANG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI BILU BANJARMASIN

Yelli Yani Rusyani 1 INTISARI

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

TINGKAT PENGETAHUAN TERHADAP POLA MAKAN DAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI TAMAN KANAK KANAK DENPASAR SELATAN

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : TERANG AYUDANI J

ABSTRAK GAMBARAN POLA MAKAN DAN POLA ASUH TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK DI SEKOLAH DASAR NEGERI 3 BATUR

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

GAMBARAN KARAKTERISTIK KELUARGA BALITA DENGAN STATUS GIZI KURANG DAN BURUK DI KELURAHAN LANDASAN ULIN TENGAH KECAMATAN LIANG ANGGANG KOTA BANJARBARU

HUBUNGAN PERILAKU KONSUMSI MAKANAN DENGAN STATUS GIZI PNS BAPPEDA KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2015

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI PADA PELAJAR SMP NEGERI 10 KOTA MANADO.

Departemen Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara, Medan 2013

142 Jurnal Kesehatan Samodra Ilmu Vol. 07 No. 02 Juli 2016

BAB I PENDAHULUAN. Survei Antar Sensus BPS 2005 jumlah remaja di Indonesia adalah 41 juta jiwa,

HUBUNGAN SIKAP TENTANG PENGATURAN MENU SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA REMAJA DI SMU NEGERI 2 SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN ANTARA POLA MAKAN DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK MURID USIA 9-12 TAHUN DI SEKOLAH DASAR ADVENT 2 DI KECAMATAN MEDAN SELAYANG

HUBUNGAN JUMLAH ANGGOTA KELUARGA, PENGETAHUAN GIZI IBU DAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI DENGAN STATUS GIZI ANAK SEKOLAH DASAR

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKAN PADA BALITA DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DESA GAYAMAN KECAMATAN MOJOANYAR KABUPATEN MOJOKERTO SUHUFIL ULA NIM:

STATUS GIZI REMAJA, POLA MAKAN DAN AKTIVITAS OLAH RAGA DI SLTP 2 MAJAULENG KABUPATEN WAJO

BAB I PENDAHULUAN. usia matang dan secara hukum diakui hak-haknya sebagai warga Negara.

KEJADIAN GIZI KURANG PADA BALITA DI KEC. RATU SAMBAN KOTA BENGKULU. Zulkarnain

Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Seimbang dengan Status Gizi Balita (1-5 tahun) Di Desa Sumurgeneng Wilayah Kerja Puskesmas Jenu-Tuban

Adequacy Levels of Energy and Protein with Nutritional Status in Infants of Poor Households in The Subdistrict of Blambangan Umpu District of Waykanan

BAB I PENDAHULUAN. Overweight dan obesitas adalah dua istilah yang berbeda. Overweight

BAB I PENDAHULUAN. lainnya gizi kurang, dan yang status gizinya baik hanya sekitar orang anak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KEPATUHAN KONSUMSI TABLET FE PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS WIROBRAJAN KOTA YOGYAKARTA

PENDIDIKAN IBU, KETERATURAN PENIMBANGAN, ASUPAN GIZI DAN STATUS GIZI ANAK USIA 0-24 BULAN

TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG ANEMIA DI PONDOK PESANTREN AL-MUNAWWIR KOMPLEK Q KRAPYAK YOGYAKARTA. Hera Ariyani 1, Ekawati 1

HUBUNGAN JARAK KELAHIRAN DAN JUMLAH BALITA DENGAN STATUS GIZI DI RW 07 WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIJERAH KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan untuk melaksanakan pembangunan nasional. Untuk mencapai SDM

BAB I PENDAHULUAN. pengukuran Indeks Pembangunan Manusia ( IPM ), kesehatan adalah salah

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN GIZI ANAK DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA TODDLER ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. usia dini sangat berdampak pada kehidupan anak di masa mendatang. Mengingat

HUBUNGAN TINGKAT ASUPAN ZAT GIZI MIKRO DAN MORBIDITAS TERHADAP STATUS GIZI SISWA SISWI DI SMP MUHAMMADIYAH 1 KARTASURA

Ika Sedya Pertiwi*)., Vivi Yosafianti**), Purnomo**)

BAB I PENDAHULUAN. makanan dan penggunaan zat-zat gizi yang dibedakan menjadi status gizi

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP ANAK SEKOLAH DENGAN KONSUMSI SAYUR DAN BUAH PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI GODEAN 1 KABUPATEN SLEMAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI BAIK DAN GIZI KURANG PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAYO SELINCAH KOTA JAMBI TAHUN 2014

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI DI SMP NEGERI 13 MANADO Natascha Lamsu*, Maureen I. Punuh*, Woodford B.S.

ABSTRAK. Kata kunci : Balita, Status gizi, Energi, Protein PENDAHULUAN

: asupan energi, protein, tingkat depresi dan status gizi, pasien, Prop Kalbar

Kata kunci: Hipertensi, Aktivitas Fisik, Indeks Massa Tubuh, Konsumsi Minuman Beralkohol

HUBUNGAN TINGKAT KECUKUPAN ENERGI DAN PROTEIN DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK KELAS V SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU AL AZHAR KEDIRI

Kalimantan Selatan. RS Pelita Insani Martapura, Kalimantan Selatan *Korespondensi :

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, masa remaja, dewasa sampai usia lanjut usia (Depkes, 2003).

PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea

kelompok rawan gizi kategori WUS,karena pada fase remaja terjadi berbagai macam perubahanperubahan

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu. faktor utama yang diperlukan dalam melaksanakan program

Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran

HUBUNGAN ANTARA RIWAYAT PENYAKIT INFEKSI DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK BATITA DI DESA MOPUSI KECAMATAN LOLAYAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASUPAN PRODUK PANGAN ASAL HEWAN PADA BAYI

KEBIASAAN MINUM TABLET FE SAAT MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI KELAS XI DI SMA MUHAMMADIYAH 7 YOGYAKARTA TAHUN 2016

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA ABSTRAK

Hubungan Tingkat Pendidikan dan Ekonomi Orang Tua dengan Status Gizi Balita di Puskesmas Kraton, Yogyakarta

HUBUNGAN TINGKAT PENDAPATAN DAN PENDIDIKAN ORANG TUA DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA DI WILAYAH PUSKESMAS KELAYAN TIMUR BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai akibat dari kecenderungan pasar global, telah memberikan

Kata Kunci: Status Gizi Anak, Berat Badan Lahir, ASI Ekslusif.

Hubungan Antara Pengetahuan Tentang Gizi Dan Konsumsi Protein Dengan Kejadian KEK Pada Mahasiswi STIKES Ngudi Waluyo

Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Seimbang dengan Status Gizi Balita (1-5 tahun) (Di Desa Sumurgeneng Wilayah Kerja Puskesmas Jenu-Tuban)

JUMAKiA Vol 3. No 1 Agustus 2106 ISSN

HUBUNGAN STATUS GIZI DAN LAMA MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA 1-3 TAHUN DI PADUKUHAN PUCANGANOM DESA WEDOMARTANI NGEMPLAK SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

Program Studi Ilmu Keperawatan, STIKes Guna Bangsa Yogyakarta ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. keluar melalui serviks dan vagina (Widyastuti, 2009). Berdasarkan Riset


Al Ulum Vol.59 No.1 Januari 2014 halaman

GAMBARAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI PPA (PUSAT PENGEMBANGAN ANAK) ID-127 DI KELURAHAN RANOMUUT MANADO

BAB I PENDAHULUAN. lemak, karena itu agar energi tercukupi perlu pemasukan makanan. serta tumbuh kembang anak (Anggaraini, 2003:11).

KEBIASAAN MENGONSUMSI JAJAN TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK SEKOLAH PENGGUNA KATERING DAN NON-KATERING

Kata Kunci: Pengetahuan, Sumber Informasi, Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)

Ardina Nur Rahma 1, Mulyo Wiharto 2. Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan, Universitas Esa Unggul 2

BAB I PENDAHULUAN UKDW. menurut Global Nutrition Report 2014, Indonesia termasuk dalam 17 negara

BAB I PENDAHULUAN. Status pendidikan dan ekonomi sebuah negara berkaitan erat dengan

STATUS GIZI BALITA DI LINGKUNGAN BONTO MANAI KELURAHAN ALLEPOLEA WILAYAH KERJA PUSKESMAS LAU KABUPATEN MAROS

Hubungan Pengetahuan Gizi, Aktivitas Fisik, dan Pola Makan Terhadap Status Gizi Remaja Di Kelurahan Purwosari Laweyan Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

KEBIASAAN JAJAN ANAK SEKOLAH DASAR DAN HUBUNGANNYA TERHADAP STATUS GIZI DI SEKOLAH DASAR SUNGAI RAMBUTAN KABUPATEN OGAN ILIR

JURNAL KEDOKTERAN DAN KESEHATAN, VOLUME 2, NO. 1, JANUARI 2015: 48-53

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang menjadi insan yang berkualitas. sebanyak 20 juta anak balita yang mengalami kegemukan. Masalah gizi

TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI PUSKESMAS PLERET

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas, dan produktif (Hadi, 2005). bangsa bagi pembangunan yang berkesinambungan (sustainable

Transkripsi:

Jurkessia, Hubungan Vol. Tingkat IV, No. Pengetahuan 1, November 2013 dan Tingkat Konsumsi Energi, Protein Fitria dengan Aningsih, Status dkk. Gizi Siswa SMP Negeri 3 Jorong Kabupaten Tanah Laut Correlation of Knowledge and Energy Consumption Level, Protein With Students Nutrition Status Of Junior High School 3 Jorong District Tanah Laut Fitria Aningsih 1 *, Wahyu Hardi Prasetyo 2, Diah Setiawati 3 1 STIKES Husada Borneo, Jl. A. Yani Km 30,5 No.4 Banjarbaru, Kalimantan Selatan 2 BLUD RS Ulin Banjarmasin, Kalimantan Selatan 3 Alumni STIKES Husada Borneo, Jl. A. Yani Km 30,5 No.4 Banjarbaru, Kalimantan Selatan *korespondensi : fitriaaningsih@rocketmail.com Abstract One of the basic asset is human resources and productive potential. Nutrition is one of the major determinants of the quality of human resources (HR). The vision is to realize the nutritional self-aware to realize optimal nutrition Healthy Indonesia 2010. The purpose of this study is to know a relationship among the level of knowledge, level of energy consumption, protein and students nutritional status of junior haigh shcool 3 Jorong Districk Tanah Laut. Research methods, analytic with cross sectional study, the population in this study were all students aged 12-16 totaled 107 in junior haigh shcool 3 Jorong Districk Tanah Laut by the number of samples 57 people. Analysis conducted descriptive and statistical chi-square test. The results obtain There was correlation between knowledge and nutritional status with p = 0.044, There was correlation between energy consumption and nutritional status with p = 0.003, and there is correlation between the level of protein intake and nutritional status of students in junior high scool 3 Jorong District Tanah Laut with p = 0.008. It s expected to increase knowledge about proper nutrition and apply it in everyday life, so as to have a good nutritional status. Keywords : knowledge, energy consumption, protein, nutritional status Pendahuluan Masalah kesehatan di Indonesia saat ini mencakup setiap lapisan masyarakat, termasuk masalah kesehatan remaja. Remaja sebagai kelompok rawan gizi belum sepenuhnya matang, baik secara fisik, kognitif, maupun psikososial. Konsumsi makanan berpengaruh terhadap status gizi seseorang, dimana ketidakseimbangan asupan dan keluaran energi mengakibatkan pertambahan ataupun pengurangan berat badan dari berat badan normal. Demikian pula kebutuhan zat gizi yang tinggi bagi remaja, membutuhkan upaya penyediaan makanan yang adekuat (1). Gizi pada masa remaja penting sekali untuk diperhatikan. Masa remaja merupakan perubahan dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Masa ini terjadi perubahan secara fisik, mental maupun sosial. Perubahan ini perlu ditunjang oleh kebutuhan makanan (zat-zat gizi) yang tepat dan memadai, karena masa remaja merupakan masa "rawan gizi", yaitu kebutuhan akan gizi sedang tinggi-tingginya. Sementara mereka tidak tahu bagaimana cara memenuhi kebutuhan gizi dan sering tidak mau memenuhinya karena takut gemuk. Hal tersebut menyebabkan permasalahan umum yang sering terjadi di kalangan remaja putri adalah kurang gizi dan pola makan yang salah (2). Permasalahan kurang gizi dapat terjadi dari kurang baiknya tingkat konsumsi makan. Beberapa penelitian menyatakan bahwa status gizi memiliki kaitan yang erat dengan perkembangan otak. Hasil riset terhadap satu juta siswa di New York City menyatakan faktor makanan juga sangat mempengaruhi perkembangan kognitif (3). Kesehatan tergantung pada tingkat konsumsi makan. Tingkat konsumsi makan ditentukan oleh kualitas serta kuantitas hidangan. Susunan hidangan harus memenuhi kebutuhan tubuh, baik dari sudut kualitas maupun kuantitasnya. Konsumsi yang kurang baik kualitasnya maupun kuantitasnya akan memberikan kondisi kesehatan dan gizi yang tidak seimbang sehingga akan muncul berbagai penyakit, diantaranya penyakit gizi lebih (obesitas), penyakit gizi kurang, penyakit metabolik bawaan, dan penyakit keracunan makanan (4). 20

Remaja putri sering sangat sadar akan bentuk badannya, sehingga banyak yang membatasi konsumsi makanannya. Bahkan banyak yang berdiet tanpa pengawasan seorang ahli kesehatan dan gizi, sehingga pola konsumsinya menyalahi kaidah-kaidah ilmu gizi. Sebagian dari mereka melakukan pantang atau tabu yang ditentukan sendiri berdasarkan dari kawan yang tidak berkompeten dalam soal gizi dan kesehatan (4). Menjaga nutrisi yang cukup dan seimbang sangat penting dalam menjaga kesehatan dan kinerja otak. Perawatan kesehatan pada anak usia remaja dapat diawali dari pemberian makanan yang sehat dan menjaga kebersihan. Pemberian makanan yang sehat dapat menjaga kesehatan dan mendidik para remaja untuk menanamkan kebiasaan hidup sehat. Makanan yang diberikan harus sesuai dengan kebutuhan gizi dan kebutuhan remaja (3). Masa remaja merupakan periode dari pertumbuhan dan proses kematangan manusia, pada masa ini terjadi perubahan yang sangat unik dan berkelanjutan. Perubahan fisik karena pertumbuhan yang terjadi akan mempengaruhi status kesehatan dan gizinya. Ketidakseimbangan antara asupan kebutuhan atau kecukupan akan menimbulkan masalah gizi, baik itu berupa masalah gizi lebih maupun gizi kurang (5). Kesalahan dalam memilih makanan dan kurang cukupnya pengetahuan tentang gizi akan mengakibatkan timbulnya masalah gizi yang akhirnya mempengaruhi status gizi. Status gizi yang baik hanya dapat tercapai dengan pola makan yang baik, yaitu pola makan yang didasarkan atas prinsip menu seimbang, alami dan sehat (4). Secara nasional, penduduk Indonesia yang mengkonsumsi energi di bawah kebutuhan minimal (kurang dari 70% dari angka kecukupan gizi bagi orang Indonesia) adalah sebanyak 40,7%. Penduduk yang mengkonsumsi protein di bawah kebutuhan minimal (kurang dari 80% dari angka kecukupan bagi orang Indonesia) adalah sebanyak 37% (6). Berdasarkan laporan Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2007, menggunakan standar WHO secara nasional prevalensi kurus usia 6-14 tahun (usia sekolah) adalah 13,3% pada laki-laki dan 10,9% pada perempuan. Sedangkan prevalensi BB lebih pada laki-laki 9,5% dan perempuan 6,4% (7). Pada tingkat nasional prevalensi kegemukan pada anak umur 13-15 tahun adalah sebesar 2,5%. (6). Status gizi yang tergolong buruk di provinsi Kalimantan Selatan mencapai 1,61%. Hal itu terlihat dari sampel anak yang diperiksa sebanyak 35.600 orang, ternyata yang mengalami gizi buruk mencapai 651 orang(1,59%). Keseluruhan anak dengan status gizi buruk itu terbesar di Kabupaten Tapin sebanyak 170 orang atau 4,07% dari sampel sebanyak 4.595 anak. Kemudian Kabupaten Hulu Sungai Selatan sebanyak 171 anak dari sampel 5.311 anak dan yang terkecil di Kota Banjarbaru hanya 2 anak dari sampel 660 orang dan Kota Banjarmasin sebanyak 4 orang. Prevalensi status gizi yang tergolong sedang sebanyak 4.077 orang anak atau 9,54%, gizi baik mencapai 16.810 anak atau 40,7% dan gizi baik sekali sebanyak 14.113 anak atau 43,09% (8). Status gizi per kecamatan di Kabupaten Tanah Laut yang gizi kurang berdasarkan BB/U secara keseluruhan sebesar 14%. Sedangkan dilihat per kecamatan gizi kurang terbesar ada di kecamatan Tambang Ulang sebesar 18,7% dan terendah ada di kecamatan Batu Ampar sebesar 0%. Bila dibandingkan dengan status gizi hasil PSG dari tahun ketahun status gizi kurang hasil PSG tahun 2000 sampai dengan 2007 mengalami penurunan, namun pada tahun 2005 sampai dengan Tahun 2008 terjadi kecenderungan peningkatan. Cakupan deteksi dini anak balita pra sekolah sebesar 17,45%, pada siswa SD/sederajat sebesar 35,66% dan siswa SMP/sederajat sebesar 20,78% (9). Berdasarkan uraian di atas peneliti ingin mengetahui tentang tingkat pengetahuan dan tingkat konsumsi dengan status gizi remaja pada Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 3 Jorong yang belum pernah dilakukan, sehingga peniliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian di SMP Negeri 3 Jorong Kabupaten Tanah Laut. Metode Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian survey analitik dengan rancangan cross sectional. 21

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa yang usia 12-16 tahun berjumlah 107 di SMP Negeri 3 Jorong Kabupaten Tanah Laut. Teknik pengambilan sampel pada penelitian menggunakan proporsional stratified random sampling, yaitu sebanyak 57 orang. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah tingkat pengetahuan, tingkat konsumsi energi, dan tingkat konsumsi protein, sedangkan variabel terikatnya adalah status gizi Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan kuesioner. Teknik analisis data menggunakan uji chi square dengan α = 0,05. Hasil Penelitian A. Analisis Bivariat Data uji statistik berdasarkan hubungan tingkat pengetahuan dengan status gizi, hubungan tingkat konsumsi energi dengan status gizi dan hubungan konsumsi protein dengan status gizi akan disajikan dalam tabel berikut ini. Tabel 1. Distribusi Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan N o Pengetah uan Normal Gemuk Jumlah n % n % n % 1 Baik 15 75 5 25 20 100 2 Cukup 16 43,2 21 56,8 37 100 Jumlah 31 54,4 26 45,6 57 100 Uji Chi-Square p = 0,044 Dari tabel 1 diatas dapat dilihat bahwa mayoritas ada pada responden yang berpengetahuan yang baik yaitu sebanyak 15 orang (75%). Sedangkan responden oleh responden yang berpengetahuan cukup yaitu sebanyak 21 orang (56,8%). Dari hasil uji statistik Chi-Square Test antara pengetahuan dengan status gizi diperoleh nilai p = 0,044 dengan nilai p < (α = 0,05), maka dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian (Ha) diterima dan H0 ditolak, yang artinya ada hubungan antara pengetahuan dengan status gizi siswa di SMP 3 Jorong Kabupaten Tanah Laut. Tabel 2. Distribusi Hubungan Tingkat Konsumsi Energi dengan Status Gizi N o Konsumsi Energi Normal Gemuk Jumlah n % n % n % 1 Baik 30 63,8 17 36,2 47 100 2 Sedang 1 10 9 90 10 100 Jumlah 31 54,4 26 45,6 57 100 Uji Chi-Square p = 0,003 Dari tabel 2 diatas dapat dilihat bahwa mayoritas ada pada responden dengan konsumsi energi yang baik yaitu sebanyak 30 orang (63,8%). Sedangkan responden oleh responden dengan konsumsi energi yang sedang yaitu sebanyak 9 orang (90%). Dari hasil uji statistik Chi-Square status gizi diperoleh nilai p = 0,003 Dengan artinya ada hubungan antara konsumsi energi dengan status gizi siswa di SMP 3 Jorong Kabupaten Tanah Laut. Tabel 3. Distribusi Hubungan Tingkat Konsumsi Protein dengan Status Gizi N o Konsumsi Protein Normal Gemuk Jumlah n % n % n % 1 Baik 30 62,5 18 37,5 48 100 2 Sedang 1 11,1 8 88,9 9 100 Jumlah 31 54,4 26 45,6 57 100 Uji Chi-Square p = 0,008 Dari tabel 3 diatas dapat dilihat bahwa mayoritas ada pada responden dengan konsumsi protein yang baik yaitu sebanyak 30 orang (62,5%). Sedangkan responden oleh responden dengan konsumsi protein yang sedang yaitu sebanyak 8 orang (88,9%). Dari hasil uji statistik Chi-Square Test status gizi diperoleh nilai p = 0,008 Dengan 22

artinya ada hubungan antara tingkat konsumsi protein dengan status gizi siswa di SMP 3 Jorong Kabupaten Tanah Laut. Pembahasan A. Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Dari penelitian ini dapat diketahui bahwa responden yang memiliki status gizi normal mayoritas ada pada responden yang berpengetahuan yang baik yaitu sebanyak 15 orang (75%). Sedangkan responden oleh responden yang berpengetahuan cukup yaitu sebanyak 21 orang (56,8%). Hal ini dikarenakan pengetahuan mengajak seseorang untuk berpikir dengan cara yang komplek dan memberikan landasan yang kuat dalam suatu keyakinan untuk bersikap termasuk sikap dan tindakan dalam pemilihan makanan sehingga mempengaruhi status gizi seseorang. Dari hasil uji statistik Chi-Square antara pengetahuan dengan status gizi diperoleh nilai p = 0,044 Dengan nilai p < (α = 0,05), maka dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian (Ha) diterima dan H0 ditolak, yang artinya ada hubungan antara pengetahuan dengan status gizi siswa di SMP 3 Jorong Kabupaten Tanah Laut. Hal ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Sri Kencanawati (12) di SMP Negeri Pandawan Kabupaten Hulu Sungai Tengah bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan status gizi dengan nilai P = 0,042. Semakin tinggi tingkat pengetahuan siswa tentang gizi, maka status gizinya menjadi normal dengan persentasi (75%) hal ini dikarenakan pengetahuan gizi yang lebih baik memungkinkan dimilikinya informasi tentang gizi dan kesehatan yang lebih baik, hal ini juga dipengaruhi oleh tingkat konsumsi pangan melalui cara pemilihan bahan makan. Pengetahuan gizi merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan sikap dan perilaku seseorang terhadap pengaturan makanan. Selain itu dalam pengetahuan gizi yang sehat mempunyai peranan untuk dapat membuat manusia hidup sehat, sejahtera dan berkualitas (10) Berdasarkan Rickert (11) bahwa pengetahuan gizi merupakan suatu landasan kognitif untuk terbentuknya sikap, termasuk sikap dan perilaku seseorang dalam pemilihan makanan. Kecenderungan seseorang memiliki status gizi lebih umumnya dikarenakan pengetahuan gizi yang kurang. Hal ini dapat ditunjukkan dalam penelitian ini bahwa responden yang memiliki pengetahuan cukup cenderung lebih banyak memiliki status gizi gemuk. B. Hubungan Tingkat Konsumsi Energi dengan Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa responden yang memiliki status gizi normal mayoritas ada pada responden dengan konsumsi energi yang baik yaitu sebanyak 30 orang (63,8%). Sedangkan responden yang memilki status gizi gemuk didominasi oleh responden dengan konsumsi energi yang sedang yaitu sebanyak 9 orang (90%). Hal ini dikarenakan pengetahuan siswa sebagian besar baik (35,1%) sehingga tingkat konsumsi energi juga baik (82,5%) yang mengakibatkan status gizi normal (54,4%). Sedangkan pada siswa yang mempunyai status gizi gemuk, tingkat konsumsi energinya sedang, hal ini dikarenakan pada siswa yang berstatus gizi gemuk mengurangi konsumsi energinya karena melakukan diet penurunan berat badan. Dari hasil uji statistik Chi-Square status gizi diperoleh nilai p = 0,003 Dengan artinya ada hubungan antara konsumsi energi dengan status gizi siswa di SMP 3 Jorong Kabupaten Tanah Laut. Hal ini sama dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sutardji dan Azinar M (13) yang menunjukan bahwa ada hubungan antara tingkat konsumsi energi dan status gizi. Oleh Karena itu dapat diambil kesimpulan bahwa ada hubungan antara tingkat konsumsi energi dan status gizi. Dengan demikian siswa dengan tingkat konsumsi energi yang berbeda, maka status gizinya akan berbeda. Jadi bila konsumsi energinya baik maka status gizinya akan cenderung normal, sebaliknya jika konsumsi energi kurang atau defisit maka status gizinya cenderung kurang. 23

Akan tetapi pada penelitian ini siswa yang konsumsi energinya cukup cenderung status gizinya gemuk. Hal ini dikarenakan tidak hanya energi yang mempengaruhi status gizi, akan tetapi ada faktor-faktor lain yang mempengaruhi seperti olahraga. Walaupun konsumsi energinya cukup, tetapi orang tersebut jarang berolahraga maka dapat membuat status gizinya gemuk, karena dengan berolahraga dapat menambah energi. Dari hasil penelitian tersebut di atas, menunjukkan bahwa memiliki pengaruh terhadap status gizi. Bila konsumsi energi melalui makanan kurang dari energi yang dikeluarkan maka tubuh akan kekurangan energi (10). Akibat yang dapat ditimbulkan adalah tubuh akan mengalami ketidak seimbangan (energi negatif), sehingga berat badan kurang dari berat badan seharusnya (ideal). Sebaliknya, bila konsumsi energi yang diperoleh dari makanan melebihi energi yang dikeluarkan maka kelebihan energi tersebut akan disimpan dalam bentuk lemak tubuh, akibatnya terjadi berat badan yang melebihi berat badan idealnya (terjadi kegemukan). C. Hubungan Tingkat Konsumsi Protein dengan Dari hasil penelitian diketahui bahwa mayoritas ada pada responden dengan konsumsi protein yang baik yaitu sebanyak 30 orang (62,5%). Sedangkan responden oleh responden dengan konsumsi protein yang sedang yaitu sebanyak 8 orang (88,9%). Hal ini dikarenakan pengetahuan siswa sebagian besar baik (35,1%) sehingga tingkat konsumsi protein juga baik (62,5%) yang mengakibatkan status gizi normal (54,4%). Sedangkan pada siswa yang mempunyai status gizi gemuk, tingkat konsumsi proteinnya sedang, hal ini dikarenakan pada siswa yang berstatus gizi gemuk tidak harus mengurangi konsumsi proteinnya, tetapi energinya untuk melakukan diet penurunan berat badan. Dari hasil uji statistic Chi-Square status gizi diperoleh nilai p = 0,008 Dengan artinya ada hubungan antara tingkat konsumsi protein dengan status gizi siswa di SMP 3 Jorong Kabupaten Tanah Laut. Hasil ini sama dengan hasil penelitian yang dilakuan oleh Sutardji dan Azinar M. (13) yang menunjukkan bahwa ada hubungan antara tingkat konsumsi protein dan status gizi. Oleh Karena itu dapat diambil kesimpulan bahwa ada hubungan antara tingkat konsumsi protein dan status gizi. Tingkat pendidikan orang tua juga dapat berpengaruh pada pemenuhan kebutuhan pangan dalam keluarga. Tingkat pendidikan berhubungan erat dengan pengetahuan, karena semakin tinggi pendidikan maka semakin besar kesempatan untuk memperoleh pengetahuan yang lebih luas, demikian pula halnya dengan pengetahuan tentang gizi dan kesehatan. Orang tua yang berpendidikan tinggi diharapkan memiliki pengetahuan gizi dan kesehatan yang lebih baik sehingga memungkinkan dimilikinya informasi tentang gizi dan kesehatan yang lebih baik dan mempengruhi konsumsi pangan melalui cara pemilihan bahan makan sehingga mempengaruhi status gizi anaknya. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin baik tingkat konsumsi protein (TKP) maka semakin baik pula status gizi anak-anak asuh tersebut. Hal ini sesuai dengan teori bahwa kebutuhan konsumsi protein pada usia remaja (10-18 tahun) mengalami kenaikan sejalan dengan proses pertumbuhan yang pesat. Dengan kata lain, kebutuhan protein itu berbanding lurus dengan berat badan seseorang (status gizi). Jadi jika konsumsi protein yang diperoleh dari makanan itu memenuhi angka kecukupan protein yang dianjurkan (TKP baik), maka akan diperoleh status gizi yang baik (14). Kesimpulan Dari hasil penelitian ini maka dapat diambil kesimpulan, yaitu: Ada hubungan antara pengetahuan dengan status gizi siswa di SMP 3 Jorong Kabupaten Tanah Laut diperoleh nilai p = 0,022 dengan nilai p < (α = 0,05). Ada hubungan antara konsumsi energi dengan status gizi siswa di SMP 3 Jorong 24

Kabupaten Tanah Laut diperoleh nilai p = 0,002 dengan nilai p < (α = 0,05). Ada hubungan antara tingkat konsumsi protein dengan status gizi siswa di SMP 3 Jorong Kabupaten Tanah Laut diperoleh nilai p = 0,005 dengan nilai p < (α = 0,05). Daftar Pustaka 1. Rany Sekar Pratiwi & Irianto Aritonang. 2008. Korelasi Asupan Energi dan Protein Dengan pada Remaja di Lapas Anak Kutoarjo Purworejo, Jawa Tengah. Jurnal Nutrisia, 9 (2): 110-113. 2. Arisman. 2002. Gizi dalam Daur Kehidupan. Bagian Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Palembang. Proyek Peningkatan Penelitian Pendidikan Tinggi. Depdiknas, Jakarta. 3. Wahyu, T. D. 2010. Hubungan Tingkat Konsumsi Makan dan dengan Prestasi Belajar Santriwati Kelas 2 SMA Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Sukoharjo. Skripsi. Universitas Muhammadiyah, Surakarta. 4. Sediaotama, Achmad Djaeni. 2004. Ilmu Gizi Jilid 1. Dian Rakyat, Jakarta. 5. Permaisih. 2003. Remaja dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Available from: http://digilib.litbang.depkes.go.id/go.php?id=jkpkbppk-gdl-res-2003-permaisih- 886-gizi [Accessed 9 November 2012]. 6. Badan Penelitian dan pengembangan Kesehatan. 2010. Riset Kesehatan Dasar. Kementrian Kesehatan RI, Jakarta. 7. Hendrayati, Salmiah & Lydia Fanny. 2010. Hubungan Pengetahuan Gizi dan Pola Makan dengan Remaja di SMP Negeri 4 Tompobulu Kabupaten Bantaeng. Jurnal Media Gizi Pangan, IX: 1-5. 8. Badan penelitian dan pengembangan kesehatan. 2009. Laporan hasil Riset kesehatan dasar (Riskesdas) Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2007. Departemen kesehatan RI, Jakarta. 9. Depkes Kabupaten Tanah Laut. 2009. Profil Kesehatan Kabupaten Tanah Laut. Depkes Kabupaten Tanah Laut, Pelaihari. 10. Almatsier, Sunita. 2003. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. 11. McCarty B, Mellin L. Obesity. Dalam : Rickert VI, editor. 1996. Adolescent Nutrition: Assessment And Management. Chapman & Hall;. Amerika Serikat, p. 199-219. 12. Sri Kencanawati. 2006. Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Tingkat Konsumsi dengan Siswa MTS Negeri Pandawan Kecamatan Pandawan Kabupaten Hulu Sungai Tengah Tahun 2005. KTI. Poltekkes, Banjarmasin. 13. Sutardji dan Azinar, M. 2007. Tingkat Konsumsi Energi dan Konsumsi Protein Serta Hubungannya dengan Anak Asuh Usia 10-18 Tahun (Studi pada Penyelenggaraan Makanan di Panti Asuhan Pamardi Putra Kabupaten Demak). Available from: http://journal.unnes.ac.id/index.php/kem as/article/download/604/556 [Accessed 25 Januari 2012]. 14. Almatsier, Sunita. 2011. Gizi Seimbang dalam Daur Kehidupan. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. 25