Agrium, April 2013 Volume 18 No 1

dokumen-dokumen yang mirip
Vol 3 No 1. Januari Maret 2014 ISSN :

RESPON PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) DI MAIN NURSERY TERHADAP KOMPOSISI MEDIA TANAM DAN PEMBERIAN PUPUK FOSFAT

RESPONS PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK ORGANIK VERMIKOMPOS DAN INTERVAL PENYIRAMAN PADA TANAH SUBSOIL SKRIPSI

RESPONS PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) TERHADAP PEMBERIAN ABU JANJANG KELAPA SAWIT DAN PUPUK UREA PADA MEDIA PEMBIBITAN SKRIPSI OLEH :

PENGARUH PUPUK KANDANG KELINCI DAN PUPUK NPK (16:16:16) TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.)

PENGARUH CAMPURAN MEDIA TUMBUH DAN DOSIS PUPUK NPK (16:16:16) TERHADAP PERTUMBUHAN KAKAO (Theobroma cacao L.) DI PEMBIBITAN

327. Jurnal Online Agroekoteknologi Vol.1, No.2, Maret 2013 ISSN No

RESPOMS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAAWI (Brassica Juncea. L) TERHADAP INTERVAL PENYIRAMAN DAN KONSENTRASILARUTAN PUPUK NPK SECARA HIDROPONIK

PENGARUH PERBEDAAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT PADA TAHAP PRE NURSERY. Aang Kuvaini. Abstrak

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KAILAN (Brassica oleraceae Var. acephala) PADA BERBAGAI MEDIA TANAM DAN PEMBERIAN PUPUK SKRIPSI

Agrium, Oktober 2013 Volume 18 No 2

RESPON PERTUMBUHAN BIBIT AREN ( Arenga pinnata Merr.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR SKRIPSI OLEH : MANAHAN BDP Pemuliaan Tanaman

PUPUK ORGANIK CAIR DAN PUPUK KANDANG AYAM BERPENGARUH KEPADA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI ( Glycine max L. )

PERTUMBUHAN STUMP KARET PADA BERBAGAI KEDALAMAN DAN KOMPOSISI MEDIA TANAM SKRIPSI OLEH : JENNI SAGITA SINAGA/ AGROEKOTEKNOLOGI-BPP

PENGARUH KOMPOSISI MEDIA TANAM PADA TEKNIK BUD CHIP TIGA VARIETAS TEBU (Saccharum officinarum L.)

RESPONS PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) TERHADAP BEBERAPA KOMPOSISI KOMPOS KULIT BUAH KAKAO DENGAN SUBSOIL ULTISOL DAN PUPUK DAUN

PENGARUH KERAPATAN DAN KEDALAMAN TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG HIJAU (Vigna radiata L.)

PENGARUH MEDIA TANAM DAN PEMBERIAN PUPUK NPK (16:16:16) TERHADAP PERTUMBUHAN KAKAO (Theobroma cacao L.) DI PEMBIBITAN EDI HANDOKO

PENGARUH PUPUK KANDANG KELINCI DAN PUPUK UREA TERHADAP KETERSEDIAAN N TOTAL PADAPERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG

Respons Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Selada (Lactuca sativa L.) Terhadap Pemberian Pupuk Organik Cair Urin Kambing Pada Beberapa Jarak Tanam

Agrium, Oktober 2013 Volume 18 No 2

PENGARUH JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN BUD CHIP TEBU (Saccharum officinarum L.) SKRIPSI OLEH:

PERTUMBUHAN TANAMAN PAKCOY (Brassica rapa L.) PADA PANEN PERTAMA DAN KEDUA DENGAN PEMBERIAN BOKASHI DAN KOMPOS TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SELADA(Lactuca sativa L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK CAIR ORGANIK URIN KAMBING PADA BEBERAPA JARAK TANAM

Pengaruh Penunasan dan Pemberian Pupuk NPK Phonska Terhadap Produksi Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis jacq)

PENGARUH MACAM AUKSIN PADA PEMBIBITAN BEBERAPA VARIETAS TANAMAN JATI (Tectona grandis, L.)

Pengaruh BAP ( 6-Benzylaminopurine ) dan Pupuk Nitrogen terhadap Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.)

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH DENGAN PENGOLAHAN TANAH YANG BERBEDA DAN PEMBERIAN PUPUK NPK

RESPON PERTUMBUHAN STUMPKARET

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) VARIETAS TUK-TUK TERHADAP JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK KCl

RESPON TANAMAN SELADA (Lactuca sativa L.) MENGGUNAKAN BEBERAPA JENIS PUPUK ORGANIK DENGAN DUA KALI PENANAMAN SECARA VERTIKULTUR

RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG TANAH PADA APLIKASI DOSIS PUPUK ORGANIK PADAT DAN CAIR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) PADA PEMBERIAN HIDROGEL DAN FREKUENSI PENYIRAMAN DENGAN SISTEM VERTIKULTUR SKRIPSI

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SELADA (Lactuca sativa L.)TERHADAP MEDIA TANAM DAN PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR SKRIPSI OLEH

PENGARUH JARAK TANAM DAN POSISI RUAS STEK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL RUMPUT GAJAH (Pennisetum purpureum) SKRIPSI

PENGARUH MEDIA DAN SUMBER BAHAN TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN STEK LIDAH MERTUA (Sansevieria trivaciata Lorentii ) Oleh:

Gusniwati 1), Helmi Salim 1), Juwita Mandasari 2) Fakultas Pertanian, Universitas Jambi Mandalo Darat, Jambi

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI (Brassica juncea L) DENGAN PEMBERIAN MIKROORGANISME LOKAL (MOL) DAN PUPUK KANDANG AYAM

SKRIPSI. Oleh : ERNIKA SEPTYMA BR PARDEDE/ AGROEKOTEKNOLOGI - BPP

PENGARUH DOSIS PUPUK ANORGANIK NPK MUTIARA DAN CARA APLIKASI PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MENTIMUN

Pengaruh Populasi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) dan Jagung (Zea mays L.) terhadap Pertumbuhan dan Produksi Pada Sistem Pola Tumpang Sari

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SORGUM (Sorghum bicolor (L.) Moench) TERHADAP PEMBERIAN MULSA DAN BERBAGAI METODE OLAH TANAH SKRIPSI

PENGARUH PEMBERIAN SLUDGE PABRIK KELAPA SAWIT TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT (ElaeisguineensisJacq.) DI PEMBIBITAN UTAMA

PENGARUH JENIS DAN DOSIS PUPUK KANDANG TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KROKOT LANDA (Talinum triangulare Willd.)

Agrium ISSN (Print) ISSN (Online) Oktober 2014 Volume 19 No. 1

RESPON PEMBERIAN DOSIS PUPUK KANDANG SAPI DAN DOSIS PUPUK NPK YARAMILA TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN GAHARU (Aquilaria crassna) DI POLIBAG

PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT DENGAN PUPUK HAYATI PADA PERBEDAAN VOLUME MEDIA TANAM SKRIPSI OLEH :

DOSIS PUPUK CAIR ANORGANIK DAN JARAK TANAM BERPENGARUH TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L. var. TUK TUK ) ASAL BIJI

PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera)

PENGARUH PEMBERIAN BEBERAPA MACAM BOKASHI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.) di POLYBAG

PENGARUH BAHAN SETEK DAN PEMBERIAN ZPT NAA TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN BUAHNAGA MERAH(Hylocereus costaricensis (Web) Britton & Rose)

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

SKRIPSI OLEH : MARIA MASELA S. SITANGGANG/ AGROEKOTEKNOLOGI

SKRIPSI. Oleh: JOGI HENDRO SIAHAAN/ AGROEKOTEKNOLOGI-BPP

Givo Alzeri 1, Sampurno 2, Murniati 2 Departement of Agrotechnology, Faculty of Agriculture, University of Riau

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAWI (Brassica juncea L.) DENGAN PEMBERIAN MINERAL ZEOLIT DAN NITROGEN SKRIPSI

Respon Pemberian Zeolit Terhadap Peningkatan Efisiensi Pemupukan Amonium Sulfat Pada Bibit Tanaman Kakao (Theobroma Cacao L.

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI (Glycine max L.) TERHADAP PEMBERIAN KASCING DAN PUPUK POSFAT

Aplikasi Pupuk Kandang dan Pupuk SP-36 Untuk Meningkatkan Unsur Hara P Dan Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays L.) di Tanah Inceptisol Kwala Bekala

SKRIPSI PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT

PENGARUH INTERVAL PEMBERIAN AIR KELAPA DAN PUPUK UREA TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KARET (Heveea brasiliensis) STUM MATA TIDUR

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian

A. LAPORAN HASIL PENELITIAN

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS UBI JALAR (Ipomoea batatas L. Lam) TERHADAP PEMBERIAN KOMPOS JERAMI PADI SKRIPSI OLEH:

PEMBERIAN KOMBINASI PUPUK LIMBAH CAIR BIOGAS DENGAN PUPUK KANDANG AYAM PADA BIBIT KELAPA SAWIT

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L) TERHADAP KONSENTRASI DAN LAMA PERENDAMAN AIR KELAPA SKRIPSI OLEH :

Respons Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung Hibrida Terhadap Pemberian Kompos Limbah Jagung dan Pupuk KCl

PERTUMBUHAN BIBIT BUD CHIPS TEBU (Saccharum officinarum L. ) PADA BERBAGAI UMUR BAHAN TANAMAN DENGAN PEMBERIAN BAP

PENGARUH KONSENTRASI PUPUK ORGANIK CAIR DAN MACAM VARIETAS TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays Saccharata Sturt) TERHADAP PEMBERIAN LIMBAH KOPI DAN TEPUNG DARAH SAPI SKRIPSI OLEH :

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) DENGAN PEMBERIAN VERMIKOMPOS DAN URIN DOMBA

PEMBERIAN PUPUK P DAN Zn UNTUK MENINGKATKAN KETERSEDIAAN P DAN Zn DI TANAH SAWAH SKRIPSI OLEH : KIKI DAMAYANTI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil pengamatan dan analisis sidik ragam tinggi tanaman jagung hibrida

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA AKSESI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) LOKAL HUMBANG HASUNDUTAN PADA BERBAGAI DOSIS IRADIASI SINAR GAMMA

ISSN Abstract

SKRIPSI OLEH : RIRI AZYYATI / BUDIDAYA PERTANIAN DAN PERKEBUNAN

SKRIPSI OLEH : ANI MEGAWATI SIMBOLON** BDP-AGRONOMI

PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMANSELADA (Lactuca sativa L.) DENGAN PEMBERIAN KOMPOS TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT

BAHAN METODE PENELITIAN

TANGGAP PERTUMBUHAN VEGETATIF BIBIT KAKAO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PEMBERIAN KAPUR CaCO 3 DAN PUPUK KCl DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN SERTA SERAPAN K DAN Ca TANAMAN KEDELAI SKRIPSI OLEH:

PENGARUH PENGGUNAAN PUPUK KANDANG DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG TANAH

PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG DAUN (Allium fistulosum L.) VARIETAS LINDA AKIBAT PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM DAN PUPUK UREA

TINJAUAN PUSTAKA. saat ini adalah pembibitan dua tahap. Yang dimaksud pembibitan dua tahap

ANALISIS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG ( Zea mays L. ) PADA BERBAGAI TINGKAT PEMBERIAN AIR SKRIPSI

KAJIAN PEMBERIAN KOMPOS BATANG PISANG DAN PUPUK NPK PADA PEMBIBITAN TANAMAN JATI

RESPONS TANAMAN KEDELAI TERHADAP PEMBERIAN PUPUK FOSFOR DAN PUPUK HIJAU PAITAN

RESPONS JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK ORGANIK GRANUL YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS

RESPONS PERTUMBUHAN BIBIT MUCUNA (Mucuna bracteata D.C) SECARA STEK PADA MEDIA TANAM LIMBAH KELAPA SAWIT DAN MIKORIZA SKRIPSI OLEH :

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI JAGUNG HIBRIDA PADA BERBAGAI CAMPURAN PUPUK KANDANG SAPI DAN NPKMg SKRIPSI OLEH YOZIE DHARMAWAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) PADA MEDIA GAMBUT DENGAN PEMBERIAN URINE SAPI

RESPONS PERTUMBUHAN STUM MATA TIDUR KARET (Hevea brasiliensis Muell Arg.) DENGAN PEMBERIAN AIR KELAPA DAN PUPUK ORGANIK CAIR

Perbandingan Pertumbuhan Jumlah Mata Tunas Bibit Bagal Tebu (Saccharum officinarum L.) Varietas GMP2 dan GMP3

SKRIPSI. PENGARUH PEMBERIAN ABU SERBUK GERGAJI DAN PUPUK UREA TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN KAKAO (Theobroma Cacao L.)

UJI BEBERAPA KONSENTRASI PUPUK CAIR Azolla pinnata PADA BIBIT KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PEMBIBITAN AWAL

STUDY TENTANG TIGA VARIETAS TERUNG DENGAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN

Transkripsi:

Agrium, April 2013 Volume 18 No 1 EKSTRAK TUNAS BAMBU (REBUNG) DAN KOMPOS MENINGKATKAN PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT (Elaeis quineensis jacq)di MAIN NURSERY Rahmi Zulhida dan Windi Rahmadi Fakultas Pertanian UMSU Medan Abstact This study aims to determine the effect of Extract Bamboo Shoots ( shoots ) and compost on growth of oil palm seedlings in the Main Nursery. Experiments conducted at the Faculty of Agricultural Land Muhammadiyah University of North Sumatra, on January to May 2012. The design used a randomized block design ( Randoimized Block Design ) factorial with three replications. Consists of two factors studied, bamboo shoots extract factor 0 cc / l of water plot ( B0 ), 30 cc / l of water plot ( B1 ), and 50 cc / l of water plot ( B2 ), and compost factor 0.9 kg / plot ( K1 ), 1.8 kg / plot ( K2 ), and 3.6 kg / plot ( K3 ). The parameters measured are higher palm oil plant seeds, leaf number, stem diameter, stem fresh weight, root fresh weight, dry weight of stem and root dry weight of oil palm seedlings. The study states bamboo shoots extract showed no apparent influence on all parameters were observed, whereas treatment with compost showed a significant effect on all parameters. For the interaction effect of treatment also showed no significant effect on all parameters. Keywords: rebung, compost, palm oil sawit, main nursery Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian Ekstrak Tunas Bambu (Rebung) dan Kompos Terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit di Main Nursery. Dilaksanakan di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, pada bulan Januari sampai Mei 2012. Rancangan yang digunakan Rancangan Acak Kelompok (Randoimized Block Design) Faktorial dengan tiga ulangan. Terdiri dari dua factor yang diteliti,factor ekstrak rebung bamboo 0 cc/l air plot (B 0 ), 30 cc/l air plot (B 1 ), dan 50 cc/l air plot (B 2 ), dan factor kompos 0.9 kg/plot (K 1 ), 1,8 kg/plot (K 2 ), dan 3,6 kg/plot (K 3 ).Parameter yang diukur yaitu tinggi bibit tanaman kelapa sawit, jumlah daun,diameter batang, berat basah batang, berat basah akar, berat kering batang dan berat kering akar bibit kelapa sawit. Hasil penelitian menyatakan ekstrak rebung bambu tidak menunjukkan pengaruh yang tidak nyata terhadap semua parameter yang diamati, sedangkan perlakuan dengan kompos menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap semua parameter. Untuk interaksi perlakuan juga menunjukkan pengaruh tidak nyata terhadap semua parameter. Kata kunci: rebung, kompos, kelapa sawit, main nursery A. PENDAHULUAN Kelapa sawit (Elaeis quineensis Jacq) merupakan tanaman palma yang termasuk komoditi andalan di sector perkebunan. Hal ini dikarenakan permintaan minyak sawit yang semakin meningkat, selain itu sebagai salah satu sawit komoditi andalan ekspor non migas, perkebunan kelapa sawit juga dapat kemasyarakat. Kelapa sawit dapat digunakan untuk pembuatan sabun, minyak goreng, kosmetik dan bahan minyak biodiesel. Penyediaan bibit yang baik dan sehat selama dipembibitan awal (Pre Nursery) maupun di pembibitan utama (Main Nursery) sangat besar pengaruhnya untuk pertumbuhn tanaman 1. Untuk memenuhi kebutuhan bibit dalam usaha meningkatkan luas areal penanaman kelapa sawit, ada beberapa factor yang perlu diperhatikan dalam pemilihan bibit yang dipergunakan untuk penanaman di lapangan agar diperoleh tanaman yang sehat dan berproduksi tinggi. Untuk mendapatkan kualitas bibit yang baik,sangat berkaitan erat dengan pemupukan dan diusahakan juga persyaratan tumbuh sebaik-baiknya.tanaman harus mendapatkan makanan yang cukup untuk pertumbuhannya.perlakuan pemberian zat makanan yang cukup terhadap pertumbuhan tanaman dilapangan dengan jalan pemupukan. Salah satu upaya untuk meningkatkan pertumbuhan bibit guna memenuhi permintaan pasar adalah melakukan sistem bercocok tanam dengan menerapkan budi daya kelapa sawit yang dianjurkan dan ramah lingkungan.dengan demikian akan dapat memberikan pendapatan lebih baik bagi petani dan keluarganya serta masyarakat pada umumnya 2. Bambu merupakan hasil hutan non kayu yang mempunyai peranan sangat penting bagi kehidupan masyarakat Indonesia,selain dapat digunakan untuk bahan bangunan,kerajinan,alat music,alat dapur dan pada beberapa jenis bambu yang masih muda (rebung) dapat juga dikonsumsi.pertumbuhan ruas bambu yang begitu cepat diduga mengandung zat pengatur tumbuh,terutama pada fase rebung. Sesuai hasil penelitian Maretza 3 pada pertumbuhan bibit sengon bahwa pemberian ekstak tunas bambu rebung sebanyak 50ml/bibit 32

Rahmi Zulhida dan Windi Rahmadi menghasilkan pertambahan tinggi yaitu 21,71 cm dan berat basah pucuk 5,5g dan pemberian 20ml/bibit menunjukan pengaruh yang signifikan terhadap pertambahan tinggi bibit,pertambahan diameter batang dan berat batang pucuk. Selain pemberian zat pengatur tumbuh (ZPT) baik yang alami (fitohormon) maupun sintetis (ZPT),berbagai usaha mempercepat pertumbuhan tanaman telah dilakukan diantaranya pupuk organik. Kompos merupakan salah satu pupuk organic yang mampu mengembalikan kesuburan tanah melalui perbaikan sifat-sifat tanah,baik fisik,kimiawi,maupun biologis. Penelitian yang telah diteliti oleh Kurniawan 4 pada tanaman kacang panjang mendapatkan hasil bahwa dengan pemberian dosis kompos yang terus ditingkatkan dari 10ton/ha sampai 20/ha menunjukan pengaruh petumbuhan dan hasil yang meningkat terutama pada parameter pertumbuhan pertambahan tinggi tanaman dan parameter pertambahan daun. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui ekstak tunas bambu (rebung) dan kompos meningkatkan pertumbuhan bibit kelapa sawit (Elaeis quineensis jacq) di main nursery. B. METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan dikebun percobaan fakultas pertanian,universitas Muhammadiyah Sumatera Utara bulan Januari sampai Mei 2012. Bahan dan Alat Bibit kelapa sawit umur 90 hari varietas marihat,ekstrak rebung bambu,kompos,tanah.alat yang digunakan polybag,cangkung,dan alat bantu penyiraman,meteran serta timbangan. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan menggunakan rancangan acak kelompok factorial (RAK) dengan factor yang diteliti adalah ekstrak rebung bambu (B): B 0 : tanpa ekstrak rebung bamboo B 1 : 30 cc/l air B 2 : 50 cc/l air dan kompos (K) : K 1 : 0.9 kg/plot K 2 : 1.8kg/plot K 3 : 3.6 kg/plot Jumlah kombinasi perlakuan 3 x 3 = 9 kombinasi yaitu: B 0 K 1 B 1 K 1 B 2 K 1 B 0 K 2 B 1 K 2 B 2 K 2 B 0 K 3 B 1 K 3 B 2 K 3 dengan kombinasi perlakuan 9,jumlah ulangan 3,jumlah plot percobaan 27,jumlah tanaman perplot 5,jumlah tanaman persample 3dan dianalisa dengan ANOVA dan dilanjutkan dengan uji beda rataan menurut Duncan (DMRT). C. HASIL DAN PEMBAHASAN Tinggi Bibit (Cm) Hasil pengamatan tinggi bibit kelapa sawit pada pengamatan terakhir atau 12 minggu setelah tanam (MST) menunjukkan adanya pengaruh yang nyata pada perlakuan kompos, sedangkan perlakuan ekstrak rebung bambu dan kombinasi kedua perlakuan menunjukkan pengaruh yang tidak nyata. Hasil pengamatan tinggi bibit pada pengamatan 4, 6, 8, 10 dan 12 MST, berikut hasil sidik ragamnya dapat dilihat pada lampiran 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, dan 13. Data rataan pengamatan tinggi bibit tanaman kelapa sawit umur 12 MST, disajikan pada Tabel 1. Dari Tabel 1. Dapat dilihat bahwa pengamatan tinggi bibit kelapa sawit 31.72 cm berbeda nyata dengan perlakuan K 1 dan K 2. Berdasarkan hasil analisis data hasil penelitian diketahui bahwa kompos menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap parameter pengamatan tinggi bibit tanamantanaman kelapa sawit, jumlah daun, berat basah batang, berat basah akar, berat kering batang dan berat kering akar. Adanya pengaruh yang nyata dari pemberian kompos diduga kerena kompos mengandung bahan organic yang cukup tersedia sehingga kebutuhan akan unsur hara dalam tanah terpenuhi untuk pertumbuhan bibit kelapa sawit, Disamping itu pemberian kompos yang diaplikasikan melalui akar segera dapat dimanfaatkan oleh tanaman untuk membantu kegiatan atau metabolism sel-sel bibit kelapa sawit. Tabel 1. Rataan Tinggi Bibit (Cm) Tanaman Kelapa Sawit Umur 12 MST Pada Perlakuan Ekstrak B 1 30.00 31.17 31.37 30.84 B 2 29.60 30.27 31.10 30.32 B 3 29.77 30.30 32.70 30.92 Rataan 29.79 c 30.58 b 31.72 a 33

EKSTRAK TUNAS BAMBU (REBUNG) DAN KOMPOS Tabel 2. Rataan Jumlah Daun (Helai) Tanaman Kelapa Sawit Umur 12 MST Pada Perlakuan Ekstrak B 1 5.73 5.21 5.97 5.63 B 2 5.96 5.63 6.00 5.86 B 3 5.33 5.66 6.41 5.80 Rataan 5.67 b 5.50 b 6.12 a Menurut (5), hasil asimilasi yang diberikan kebagian dari tiga organ tanaman yaitu akar, daun dan batang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan produktifitas. Tanaman cenderung menginvestasikan sebagian besar awal pertumbuhannya dalam bentuk penambahan luas daun dan pertumbuhan akar yang berakibat penyerapan cahaya, air dan nutrisi yang lebih besar sebagai bahan dasar dari proses fotosintesis. Jumlah Daun (Helai) Hasil pengamatan jumlah daun bibit kelapa sawit pada engamatan 12 MST menunjukkan pengaruh yang tidak nyata. Data rataan pengamatan jumlah daun dan bibit kelapa sawit umur 12 MST, disajikan pada Tabel 2.Dari Tabel 2. Dapat dilihat bahwa pengamatan jumlah daun bibit kelapa sawit 6.12 helai berbeda nyata dengan perlakuan K 1 dan K 2. Pengaruh yang nyata pada pertumbuhan bibit kelapa sawit (tinggi bibit dan jumlah daun) pada perlakuan kompos, karena kompos mengandung unsur N yang dibutuhkan oleh bibit kelapa sawit cepat terserap sehingga kebutuhan akan unsur penunjang pertumbuhan terpenuhi. Hasibuan 6 menambahkan nitrogen diserap dalam tanah terbentuk ion nitrat dan ammonium. Kemudian, didalam tumbuhan bereaksi dengan karbon membentuk asam amino, selanjutnya berubah menjadi protein yang bermanfaat bagi tanaman untuk mempercepat pertumbuhan tanaman, menambah tinggi tanaman dan merangsang pertunasan tanaman. Diameter Batang (mm) Dari hasil pengamatan diameter batang bibit kelapa sawit pada pengamatan 12 MST menunjukkan tidak adanya perlakuan nyata pada perlakuan ekstrak rebung bambu, kompos dan kombinasi kedua perlakuan. Berat Basah Batang (g) Hasil pengamatan berat basah batang bibiti kelapa sawit pada pengamatan 12 MST menunjukkan pengaruh yang tidak nyata. Tabel 3. Rataan Berat Basah Batang (g) Tanaman Kelapa Sawit Umur 12 MST Pada Perlakuan Ekstrak B 1 6.22 5.00 6.78 6.00 B 2 5.67 5.56 6.22 5.81 B 3 5.89 6.67 6.78 6.45 Rataan 5.93 b 5.74 b 6.59 a B 0 3.89 3.22 3.78 3.63 B 1 2.89 3.00 3.67 3.18 B 2 3.00 3.11 3.89 3.33 Rataan 3.26 b 3.11 b 3.78 a Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang tidak sama pada bars yang sama berbeda nyata pada taraf uji 5% menurut DMRT. 34

Rahmi Zulhida dan Windi Rahmadi Data rataan pengamatan berat basah batang bibit kelapa sawit umur 12 MST, disajikan pada Tabel 3. Dari Tabel 3. Dapat dilihat bahwa perlakuan kompos sebanyak 3.6 kg/plot (K 3 ) memberikan hasil tertinggi pada parameter pengamatan berat basah batang bibit kelapa sawit 6.59 g berbeda nyata dengan perlakuan K 1 dan K 2. Berat Basah Akar (g) Hasil pengamatan berat basah akar bibi kelapa sawit pada pengamatan 12 MST menunjukkan pengaruh yang tidak nyata. Data rataan pengamatan berat basah akar bibit kelapa sawit umur 12 MST, disajikan pada Tanel 4 berikut : Dari Tabel 4. Dapat dilihat bahwa pengamatan berat basah akar bibit kelapa sawit 3.78 g berbeda nyata dengan perlakuan K 1 dan K 2. Berat Kering Batang (g) Hasil pengamatan berat kering batang bibit kelapa sawit pada pengamatan 12 MST menunjukkan perlakuan yang tidak nyata. Data rataan pengamatan berat kering batang bibit kelapa sawit umur 12 MST, disajikan pada table 5 berikut. Dari Tabel 5. Dapat dilihat bahwa perlakuan kompos sebanyak 3.6 kg/plot (K 3 ) memberikan hasil tertinggi pada parameter pengamatan berat kering batang bibit kelapa sawit 3.82 g berbeda nyata dengan perlakuan K 1 dan K 2. Berat Kering Akar (g) Hasil pengamatan berat kering akar bibit kelapa sawit pada pengamatan 12 MST menunjukkan pengaruh yang tidak nyata. Data rataan pengamatan berat kering akar bibit kelapa sawit umur 12 MST, disajikan pada tabel 6 berikut. Dari Tabel 6. Dapat dilihat bahwa pengamatan berat kering batang bibit kelapa sawit 1.82 g berbeda nyata dengan perlakuan K 1 dan K 2. Pengaruh yang nyata pada berat basah dan berat kering bibit kelapa sawit karena kompos mengandung K. Kalium merupakan pengaktif dari sejumlah besar enzim yang penting untuk proses fotosintesis dan respirasi, kalium juga mengaktifkan enzim yang membentuk pati dan protein. Pengaruh perlakuan kompos yang mengandung unsur K berhubungan dengan meningkatnya ph tanah, ketersediaan K dan perbaikan K. Perbaikan ph tanah mendekati ph netral bukan saja memberikan ketersediaank bagi tanaman, namun kondisi ini memungkinkan semua unsur hara berada dalam keadaan tersedia bagi tanaman. Hal ini dikarenakan pada ph yang semakin tinggi pertumbuhan akan semakin baik karena pengaruhnya pada persediaan atau kelarutan unsur hara. Tabel 5. Rataan Berat Kering Batang (g) Bibit Kelapa Sawit 12 MST pada Perlakuan Ekstrak Rebung Bambu dan Kompos B 0 2.89 2.78 4.00 3.22 B 2 2.89 3.11 3.67 3.22 B 3 2.89 3.56 3.78 3.41 Rataan 2.89 b 3.15 ab 3.82 a Keterangan : Angka-angka yang bdiikuti oleh huruf yang tidak sama pada baris yang sama berbeda nyata Tabel 6. Rataan Berat Kering Akar (g) Bibit Kelapa Sawit Umur 12 MST Pada Perlakuan Ekstrak Rebung Bambu dan Kompos. B 0 1.64 1.25 1.97 1.62 B 2 1.43 1.45 1.59 1.49 B 3 1.22 1.48 1.92 1.54 Rataan 1.43 ab 1.40 1.83 Keterangan : Angka-angka yang bdiikuti oleh huruf yang tidak sama pada baris yang sama berbeda nyata 35

EKSTRAK TUNAS BAMBU (REBUNG) DAN KOMPOS Berdasarkan hasil analisis data hasil penelitian diketahui bahwa ekstrak rebung bambu dan kompos tidak menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap parameter pengamatan tinggi bibit tanamantanaman,jumlah daun, diameter batang, berat basah batang, berat basah akar, berat kering batang dan berat kering akar. Pengaruh yang tidak nyata pada setiap parameter pengamatan diduga karena kedua factor yang digunakan pada penelitian ini belum saling mendukung sehingga interaksi yang ditimbulkan kedua faktor tersebut tidak berbeda nyata. Sejalan dengan itu (7) menyatakan apabila tidak ada interaksi, berarti pengaruh suatu faktor sama untuk semua taraf faktor lainnya dan sama dengan pengaruh utamanya. Sesuai dengan pernyataan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kedudukan dari kedua faktor adlah sama-sama mendukung pertumbuhan tanaman, tetapi tidak saling mendukung bila salah satu factor menutupi factor lainnya. D. KESIMPULAN 1. Pemberian ekstrak rebung bambu dengan dosis 0 cc/l air (E 0 ) menjadi 50 cc/l air (E 3 ) menunjukkan pengaruh tidak nyata terhadap pengamatan tinggi bibit, jumlah daun, diameter batang, berat basah batang, berat basah akar, berat kering batang dan berat kering akar bibit kelapa sawit. 2. Pemberian kompos dari 0,9 kg/plot menjadi 3,9 kg/plot dapat meningkatkan tinggi bibit tanaman kelapa sawit dari 29,79 cm menjadi 31,72 cm, jumlah daun dari 5,67 helai menjadi 6,12 helai, berat basah batang dari 5,39 g menjadi 6,59 g, berat basah akar dari 3,14 g menjadi 3,78 g, berat kering batang 2,92 g menjadi 3,63 g, berat kering akar dari1,43 g menjadi1,83 g dan menunjukkan pengaruh yang tidak nyata pada pengamatan diameterbatang bibit kelapa sawit. 3. Interaksi pemberian ekstrak rebung bambu dan kompos menunjukkan pengaruh yang tidak nyataa pada pengamatan tinggi bibit, jumlah daun, jumlah daun, diameter batang, berat basah batang, berat basah akar, berat kering batang dan berat kering akar bibit kelapa sawit. DAFTAR PUSTAKA 1. PTPN IV. 1996. Vademecum Kelapa Sawit. PTPN IV. Sumatera Utara. 2. Hartanto, H.2011. Budidaya Kelapa Sawit. Citra Media Publishing. Yogyakarta. 3. Maretza, D,T. 2010. Pengaruuh Dosis Ekstrak Rebung Terhadap pertumbuhan Semai Sangon (Paraserianthes falcataria) http;//studensearch.ipb.ac.id/index.php/dept_ of_foresty/article/view/210). 4. Kurniawan, B. 2007. Pengaruh Pemberian Pupuk Kompos dan Jenis Varietas Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kacang Panjang ( Vigna sinensis). http:/greenlovoveind.org/index.php?option= com_content&view=article&id=541:studypengaruh-pemberian-pupuk-komposterhadap-pertumbuhan-propagulkeguminosa-apiculata-padapersemaian%catid=42; diakses pada tanggal 22 september 2011. 4 halaman. 5. Gardener, Franklin, R. Brent Pearc dan Roger L. M. 1991. Fisiologi TAnaman Budidaya. Terjemahan Susilo. Universitas Indonesia Jakarta. 6. Hasibuan, B. E, 2010. Buku Pupuk dan Pemupukan. Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara. Medan. 7. Hanafiah. K. A. 2010. Perancangan Percobaan. Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya. Rajawali Pres. Palembang. 36