BAB I PENDAHULUAN. Alat Pelindung Diri (APD) sangat penting bagi perawat. Setiap hari

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang terdapat di RS PKU Muhammadiyah Gamping memiliki berbagai

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif observasional. Penelitian dilakukan untuk melihat ketepatan dan

BAB I PENDAHULUAN. mikroorganisme dapat terjadi melalui darah, udara baik droplet maupun airbone,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit infeksi dan penyakit menular merupakan masalah yang masih dihadapi oleh negara-negara berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kesehatan di berbagai belahan dunia dan merupakan risiko terhadap sistem

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan (safety) telah menjadi issue global termasuk juga untuk rumah sakit. Ada lima (5)

BAB 1 PENDAHULUAN. langsung ataupun tidak langsung dengan mikroorganisme dalam darah dan saliva pasien.

BAB I PENDAHULUAN. (World Health Organization (WHO), 2011). Menurut survei di Inggris,

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit. Rumah sakit merupakan salah satu sarana pelayanan. kesehatan kepada masyarakat. Rumah sakit memiliki peran penting

BAB I PENDAHULUAN. serta pengobatan penyakit banyak digunakan alat-alat ataupun benda-benda

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang, seperti: sosial, ekonomi, budaya, pendidikan dan kesehatan. Dewasa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari komunitas (Community acquired infection) atau berasal dari lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. obat-obatan dan logistik lainnya. Dampak negatif dapat berupa kecelakaan

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian dan kecacatan secara terpadu dengan melibatkan berbagai multi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. (WHO, 2002). Infeksi nosokomial (IN) atau hospital acquired adalah

BAB I PENDAHULUAN. dapat terjadi adalah Healthcare-associated Infection (HAIs). HAIs

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

UNIVERSAL PRECAUTIONS Oleh: dr. A. Fauzi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap infeksi nosokomial. Infeksi nosokomial adalah infeksi yang didapat pasien

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Centre for Disease Control (CDC) memperkirakan setiap tahun terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit (RS) sebagai institusi pelayanan kesehatan, di dalamnya

Infeksi yang diperoleh dari fasilitas pelayanan kesehatan adalah salah satu penyebab utama kematian dan peningkatan morbiditas pada pasien rawat

RSCM KEWASPADAAN. Oleh : KOMITE PPIRS RSCM

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tenaga kesehatan gigi dalam menjalankan profesinya tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. maju bahkan telah menggeser paradigma quality kearah paradigma quality

BAB I PENDAHULUAN. dan tenaga ahli kesehatan lainnya. Di dalam rumah sakit pula terdapat suatu upaya

Disampaikan pada Pertemuan Ilmiah Tahunan Nasional Ikatan Perawat Dialisis Indonesia (IPDI) Palembang, 17 Oktober 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keluarga pasien merupakan pihak yang mempunyai hak untuk

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2009, maka diperlukan adanya fasilitas pelayanan kesehatan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. yang berisiko tinggi terhadap penularan penyakit, mengingat ruang lingkup kerjanya

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dan atau pelatihan medik dan para medik, sebagai tempat. lantai makanan dan benda-benda peralatan medik sehingga dapat

GAMBARAN PERILAKU PERAWAT DALAM PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan pekerjaan dalam rumah sakit di Indonesia, dikategorikan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan menjadi isu global termasuk juga untuk rumah sakit. Ada lima isu

PENDAHULUAN. dapat berasal dari komunitas (community acquired infection) atau berasal dari

LEMBAR PERSETUJUAN PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kewaspadaan universal (Universal Precaution) adalah suatu tindakan

BAB I PENDAHULUAN. Ratusan juta pasien terkena dampak Health care-associated infections di

BAB I PENDAHULUAN. maupun tidak langsung kematian pasien. Infeksi nasokomial ini dapat berasal dari

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL DENGAN PERILAKU CUCI TANGAN DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. diselenggarakan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Hepatitis akut. Terdapat 6 jenis virus penyebab utama infeksi akut, yaitu virus. yang di akibatkan oleh virus (Arief, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. dinilai melalui berbagai indikator. Salah satunya adalah penilaian terhadap upaya

ANALISIS INFECTION CONTROL RISK ASSESMENT DAN STRATEGI PENURUNAN HEALTH-CARE ASSOCIATED INFECTIONS DI RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. yang berarti keselamatan pasien adalah hukum yang tertinggi (Hanafiah & Amir,

nosokomial karena penyakit infeksi. Di banyak negara berkembang, resiko perlukaan karena jarum suntik dan paparan terhadap darah dan duh tubuh jauh

BAB 1 PENDAHULUAN. hidup bersih dan sehat, mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, adil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sistemik (Potter & Perry, 2005). Infeksi yang terjadi dirumah sakit salah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Infeksi merupakan suatu keadaan ditemukan adanya agen infeksi

BAB I PENDAHULUAN. bila upaya pencegahan infeksi tidak dikelola dengan baik. 2. berkembang menjadi sirosis hati maupun kanker hati primer.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Infeksi nosokomial merupakan problem klinis yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. infeksi yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dunia. Tuberculosis menyebabkan 5000 kematian perhari atau hampir 2 juta

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan merupakan bagian terpenting dalam. diantaranya perawat, dokter dan tim kesehatan lain yang satu dengan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini perhatian terhadap infeksi nosokomial di sejumlah rumah sakit di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi Nosokomial, yang saat ini disebut sebagai. dengan jumlah pasien dari jumlah pasien berisiko 160.

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit (RS) merupakan suatu unit yang sangat kompleks. Kompleksitas ini

BAB 1 PENDAHULUAN. dinilai melalui berbagai indikator. Salah satunya adalah terhadap upaya

BAB I PENDAHULUAN. infeksi tersebut. Menurut definisi World Health Organization. (WHO, 2009), Healthcare Associated Infections (HAIs)

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar yang sudah ditentukan

BAB 1 : PENDAHULUAN. mencetuskan global patient safety challenge dengan clean care is safe care, yaitu

Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) merupakan salah satu bagian dari kewaspadaan standar.

BAB I PENDAHULUAN. penduduk pada tahun 2000 menyatakan bahwa jumlah penduduk Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Esa Unggul


BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERSEPSI TERHADAP APD

BAB I PENDAHULUAN. Healthcare Associated Infections (HAIs) telah banyak terjadi baik di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mata, dan infeksi kulit. Umumnya penyakit tersebut terjadi pada anak-anak dan

BAB I PENDAHULUAN. yang diakibatkan oleh HIV (Human Immunodeficiency Virus). Jalur transmisi

promotif (pembinaan kesehatan), preventif (pencegahan penyakit), kuratif (pengobatan penyakit) dan rehabilitatif (pemulihan kesehatan) serta dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. melindungi diri atau tubuh terhadap bahaya-bahaya kecelakaan kerja, dimana

BAB I PENDAHULUAN. utama tingginya angka kesakitan dan kematian di dunia dengan 9% (variasi 3-

KEPATUHAN PERAWAT DALAM PENERAPAN KEWASPADAAN UNIVERSAL DI RUMAH SAKIT DOKTER KARIADI SEMARANG TAHUN 2013

Bagian XIII Infeksi Nosokomial

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENGENDALIAN DAN PENCEGAHAN INFEKSI

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif, toksin, replikasi intra seluler atau reaksi antigen-antibodi.

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kualitas mutu pelayanan kesehatan. Rumah sakit sebagai tempat pengobatan, juga

BAB 1 PENDAHULUAN. Keselamatan pasien (Patient Safety) adalah isu global dan nasional bagi

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PURI BETIK HATI. Jl. Pajajaran No. 109 Jagabaya II Bandar Lampung Telp. (0721) , Fax (0721)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN. serta pembahasan hasil penelitian dengan judul: Analisis Kepatuhan. Penerapan Kewaspadaan Standar Pelayanan Kedokteran Gigi di RS

BAB 1 PENDAHULUAN. dibentuk oleh Kepala Rumah Sakit (Depkes RI, 2007). Menurut WHO (World

BAB I PENDAHULUAN. mikroorganisme dalam tubuh yang menyebabkan sakit yang disertai. dengan gejala klinis baik lokal maupun sistemik.

PANDUAN RUANG ISOLASI DI RUMAH SAKIT SAIFUL ANWAR MALANG

BAB 1 PENDAHULUAN. ketidaknyamanan yang berkepanjangan sampai dengan kematian. Tindakan

Management Healthcare Associated Infections (HAIs)

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN UNIVERSAL PRECAUTION INTISARI. Devi Permatasari*

BAB 1 PENDAHULUAN. Sasaran pembangunan milenium (Millennium Development Goals/MDGs)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ARTIKEL PENELITIAN. Hj.Evi Risa Mariana 1, Zainab², H.Syaifullah Kholik³ ABSTRAK

Pengendalian infeksi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alat Pelindung Diri (APD) sangat penting bagi perawat. Setiap hari perawat selalu berinteraksi dengan pasien dan bahaya-bahaya di rumah sakit, hal tersebut membuat perawat beresiko terkena Healthcare-associated Infection (HAIs). HAIs merupakan infeksi yang terjadi selama dalam proses asuhan keperawatan ataupun selama bekerja di rumah sakit atau di fasilitas pelayanan kesehatan lainnya (WHO, 2009). Pekerjaan yang dilakukan perawat mempunyai potensi yang tinggi dalam penyebaran infeksi, seperti pembersihan cairan tubuh, injeksi/pengambilan darah, pemasangan kateter, perawatan luka dan lain-lain. Apabila tindakan tersebut tidak dilakukan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan akan berpotensi menularkan penyakit infeksi, baik bagi pasien (yang lain) atau bahkan pada petugas kesehatan (Nursalam, 2011; Akib et al, 2008). Prevalensi HAIs di negara-negara berkembang berkisar antara 5,7-19,1%, sementara di negara-negara berkembang berkisar antara 3,5-12% (WHO, 2014). Sedangkan prevalensi kejadian HAIs di Indonesia sebesar 7,1% (Wikansari, Hestiningsih & Raharjo, 2012). Data International Labour Organization (ILO) tahun 2012 mencatat angka Penyakit Akibat Kerja (PAK) secara global menurut data WHO dari 35 juta pekerja kesehatan, 3 juta terpajan patogen darah (2 juta terpajan virus HBV; 0,9 juta terpajan virus HBC; dan 170,000 terpajan virus HIV/AIDS. Data di USA per tahun 5000 1

2 petugas kesehatan terinfeksi Hepatitis B, 47 positif HIV (KEMENKES, 2010). Selain itu, berdasarkan data yang dilaporkan WHO (2002), setiap tahunnya diperkirakan sekitar 3 juta kasus tertusuk jarum atau perlukaan lain oleh benda tajam yang terkontaminasi pada tenaga kesehatan diseluruh dunia. Penggunaan APD merupakan bagian dari usaha perawat dalam menciptakan lingkungan yang terhindar dari infeksi dan sebagai upaya perlindungan diri serta pasien terhadap penularan penyakit (Potter & Perry, 2005). Penggunaan APD salah satu program Pengendalian dan Pencegahan Infeksi (PPI) yang termasuk dalam kewaspadaan isolasi yang disusun oleh Centers for Disease Control and Prevention (CDC). Kewaspadaan isolasi dibagi menjadi 2 pilar yaitu Kewaspadaan Standar (Standard/Universal Precautions) dan kewaspadaan berdasarkan cara transmisi (Transmission based Precautions. Kewaspadaan standar yaitu pencegahan dan pengendalian infeksi diterapkan kepada semua pasien yang berprinsip bahwa darah dan cairan tubuh pasien berpotensi menularkan penyakit. Sedangkan, kewaspadaan berdasarkan transmisi merupakan tambahan untuk kewaspadaan standar yaitu tindakan pencegahan dan pengendalian infeksi yang dilakukan setelah jenis infeksi sudah diketahui (Akib et al, 2008; Nursalam, 2007). Kewaspadaan berdasarkan transmisi ini diterapkan kepada pasien yang memang sudah terinfeksi kuman tertentu yang bisa ditransmisikan melalui kontak, udara, dan droplet. Penggunaan APD akan disesuaikan dengan transmisi yang mungkin terjadi, penggunaan APD yang tidak sesuai dengan transmisi, kemungkinan dapat akan menyebabkan penyebaran infeksi tersebut.

3 Misalnya saat pemeriksaan fisik yang tidak ada kontak dengan darah atau cairan pasien menggunakan sarung tangan lalu perawat akan melakukan tindakan kepada pasien lain, apabila perawat tidak mengganti sarung tangan akan menyebakan perpindahan mikroorganisme dari pasien ke pasien lain dan apabila perawat selalu mengganti sarung tangan setiap tindakan yang tidak ada kemungkinan kontak dengan darah atau cairan pasien akan terjadi pemborosan sarung tangan sedangkan kontaminasi yang mungkin terjadi dapat dicegah dengan melakukan cuci tangan dengan benar (WHO, 2009). Penggunaan alat pelindung diri pada perawat masih dikategorikan kurang dalam pelaksanaan atau penerapannya. Hal ini dapat dilihat dari penelitian yang dilakukakan Siburian (2012) menunjukkan bahwa sikap perawat dalam penggunaan APD masih kurang, ditujukkan dengan sikap positif sebanyak 46.70% dan sikap negatif sebanyak 53.30%. Penelitian yang dilakukan oleh Ningsih (2014) menunjukkan perilaku penggunaan APD perawat tidak signifikan antara perilaku yang baik dan kurang baik dalam menggunakan APD. Hasilnya responden yang memiliki perilaku penggunaan APD yang baik berjumlah 40 (47,6%), sedangkan responden yang memiliki perilaku penggunaan APD yang kurang baik berjumlah 44 (52,4%). Studi pendahuluan yang dilakukan di Bangsal Ar-Royan RS PKU Muhammadiyah Gamping pada tanggal 16 Desember 2015, dari 29 tindakan yang dilakukan terdapat 19 tindakan yang tidak tepat dalam penggunaan APD. Tindakan yang tidak tepat yaitu perawat menggunakan sarung tangan saat mengangkat telepon, menggunakan masker saat memberikan injeksi dan

4 masker tidak dilepas saat di ruang perawat, serta terdapat perawat yang tidak mencuci tangan sebelum atau sesudah menggunakan sarung tangan. Serta dari hasil wawancara dengan Kepala Bangsal Ar-Royan meskipun perawat sudah mengetahui peraturan penggunaan APD dengan tepat, masih terdapat perawat yang tidak melaksanakan sesuai dengan peraturan. Maka dari itu peneliti bermaksud melakukan melihat tentang ketepatan dan kepatuhan penggunaan APD perawat pada bangsal tersebut. Ketepatan penggunaan APD perawat yang dimaksud adalah tepat dan sesuai dengan kebutuhan atau sesuai dengan tindakan yang akan dilakukan, karena terdapat tindakan yang tidak perlu menggunakan APD misalnya sarung tangan, cukup dengan melakukan hand hygiene dapat mencegah dan melindungi perawat dari perpindahan mikroorganisme berbahaya dari pasien dan potensi penyebaran berikutnya kepada pasien dan petugas kesehatan lain (Rohani & Setio, 2010). Sedangkan Kepatuhan penggunaan APD perawat berkaitan dengan sikap perawat dalam penggunaan APD, dari data diatas menunjukkan bahwa sikap perawat masih negatif atau kurang baik dalam penggunaan APD. Karena kepatuhan adalah suatu perilaku manusia yang taat terhadap aturan, perintah, prosedur, dan disiplin (Pranoto, 2007). B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa rumusan masalah yang diambil adalah apakah penggunaan APD perawat

5 sudah tepat dan patuh pada setiap tindakan keperawatan yang dilakukan di Bangsal Ar-Royan RS PKU Muhammadiyah Gamping? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Tujuan penelitian ini untuk mengetahui ketepatan dan kepatuhan penggunaan alat pelindung diri perawat di Bangsal Ar-Royan RS PKU Muhammadiyah Gamping. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui ketepatan penggunaan APD perawat (sarung tangan, masker, gaun, dan kacamata) berdasarkan kemungkinan transmisi. b. Mengetahui kepatuhan perawat dalam penggunaan APD, meliputi: 1) Mencuci tangan sebelum memberikan perawatan pada pasien 2) Menggunakan sarung tangan jika kontak dengan darah/cairan tubuh, membrane mukosa atau kulit yang tidak utuh pada semua pasien. 3) Lepas sarung tangan sebelum meninggalkan area perawatan pasien. 4) Mencuci tangan setelah melepas sarung tangan. 5) Membuang jarum ke dalam wadah benda tajam tanpa recapping. 6) Menggunakan gaun, kacamata dan/atau pelindung wajah ketika adanya kemungkinan percikan atau semprotan cairan tubuh. 7) Sarung tangan yang kotor jangan sampai menyentuh area bersih dari ruangan atau pasien. 8) Needleboxes tidak diisi berlebihan.

6 D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Pengembangan Ilmu Diharapkan penelitian ini dapat menjadi konstribusi dalam kemajuan ilmu keperawatan. 2. Bagi Instansi Rumah Sakit Diharapkan dapat memberikan gambaran perilaku perawat dalam upaya meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja di rumah sakit pada petugas rumah sakit lebih spesifiknya pada perawat. 3. Bagi Perawat Diharapkan dapat meningkatkan perilaku perawat dalam penggunaan APD dengan tepat dan benar pada setiap bentuk tindakan keperawatan. Dan diharapkan perawat dapat menerapkan penggunaan APD dengan tepat dan benar. E. Penelitian Terkait 1. Penelitian yang dilakukan Siburian (2012) dengan judul Gambaran Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Terhadap Keselamatan Kerja Perawat IGD RSUD Pasar Rebo Tahun 2012. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi gambaran penggunaan APD terhadap keselamatan kerja oleh perawat di ruang IGD RSUD Pasar Rebo Jakarta Timur, secara khusus penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui kebiasaan dari perawat dalam penggunaan APD sebelum memberikan asuhan keperawatan dengan beberapa distribusi yaitu pengetahuan, sikap serta alasan perawat menggunakan APD dan alasan perawat tidak

7 menggunakan APD. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, pengumpulan data melalui kuesioner dan wawancara. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa perawat IGD mempunyai pengetahuan yang tinggi terhadap penggunaan APD, tetapi perawat memiliki sikap negatif dalam menggunakan APD. Dan alasan terbanyak perawat menggunakan APD karena ingin menjaga keselamatan diri dan alasan terbanyak tidak menggunakan APD adalah karena sudah terbiasa tidak menggunakan APD. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah pada desain penelitian, populasi dan sampel, tempat dan waktu, instrument penelitian serta pengambilan data. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Setianingsih (2014) yang berjudul Adakah Perbedaan Tingkat Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Pada Perawat Bangsal Kelas Non Utama dan Utama di Rumah Sakit Wijayakusuma Purwokerto. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan tingkat kepatuhan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pada perawat bangsal kelas non utama dan utama di Rumah Sakit Wijayakusuma Purwokerto. Metode yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan rancangan cross sectional. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar perawat bangsal kelas non utama tidak patuh menggunakan APD pada saat melakukan perawatan pada pasien dan sebagian besar perawat bangsal kelas utama patuh menggunakan APD pada saat melakukan perawatan kepada pasien, yang berarti terdapat perbedaan tingkat kepatuhan penggunaan alat pelindung diri (APD) pada

8 perawat bangsal kelas non utama dan utama di Rumah Sakit Wijayakusuma Purwokerto. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah populasi dan sampel, teknik sampling, variable penelitian, waktu dan tempat penelitian. 3. Penelitian yang dilakukan oleh Siagian (2012) dengan judul Pengaruh Pengawasan dan Kepatuhan terhadap Penggunaan Alat Pelindung Diri pada Perawat dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial Di Rumah Sakit Umum Daerah Kisaran. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pengawasan dan kepatuhan terhadap penggunaan APD pada perawat dalam pencegahan infeksi nosokomial. Penelitian ini merupakan penelitian survey deskriptif analitik dengan teknik cross sectional. Hasil penelitian dinyatakan bahwa tingkat pengawasan dari rumah sakit kurang dan kepatuhan perawat dalam menggunakan APD dikategorikan patuh serta perawat di rumah sakit tersebut banyak yang menggunakan APD. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah desain penelitian, jumlah variabel, tempat dan waktu penelitian serta pengambilan sampel.