BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari runtutan penelitian ini dapat dirumuskan beberapa kesimpulan sebagai. berikut:

dokumen-dokumen yang mirip
SOLUSI EKONOMI ISLAM SECARA SISTEMIK. OLEH: H. DWI CONDRO TRIONO, Ph.D t

BAB I PENDAHULUAN. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merupakan salah satu pelaku ekonomi

Bagaimana Kebijakan dan Ketahanan Energi dalam Islam? Oleh: Deby Mardiansah

BAB I PENDAHULUAN. pertiga dari wilayah Indonesia merupakan laut dan memiliki potensi sumber daya

HARTA DALAM ISLAM. Elis Mediawati

BAB I PENDAHULUAN. berberapa kebijakan dan etika bisnis. Salah satu dari kebijakan tersebut adalah

Bedah Permen ESDM No. 7 Tahun Tentang Peningkatan Nilai Tambah Mineral Melalui Kegiatan Pengolahan dan Pemurnian Mineral

BAB V PENUTUP. Bab ini akan berisi kesimpulan hasil penelitian, dan saran-saran yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. oleh seluruh masyarakat khususnya perusahaan-perusahaan yang bergerak di

Tentang Pemurnian dan Pengolahan Mineral di Dalam Negeri

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 28 TAHUN 2011 TENTANG

Arim Nasim, Ketua Lajnah Maslahiyah DPP HTI

BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

AIPEG. Implikasi Aksesi TPP pada BUMN: Dampak Ekonomi dan Usulan Strategi Reformasi. Australia Indonesia Partnership for Economic Governance

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2012 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERSEROAN TERBATAS

BAB V PENUTUP. Universitas Indonesia

BAB IV ANALISIS TENTANG SANKSI PENGGELAPAN PAJAK DALAM PERSPEKTIF HUKUM POSITIF DAN HUKUM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. tembaga, dan emas) (Devi & Prayogo, 2013). Selain itu, Indonesia dikenal sebagai

LAPORAN HASIL STUDI INDEKS TRANSPARANSI BUMN 2014 (Berbasis Website)

Perlukah Nasionalisasi Freeport Indonesia? Luqmannul Hakim

Indonesia for Global Justice (IGJ, Seri Diskusi Keadilan Ekonomi. Menguji Kedaulatan Negara Terhadap Kesucian Kontrak Karya Freeport, Kamis, 13 Juli

BUMN DAN BUMD. Anggota Kelompok:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Minyak Bumi dan Gas Alam mengandung asas-asas dari prinsip-prinsip

BAB I PENDAHULUAN. Dunia bisnis telah memasuki era persaingan bebas, di mana persaingan tidak lagi

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. telekomunikasi dan jaringan di wilayah indonesia. Secara umum kegiatan utama

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2003 TENTANG BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Arim Nasim, Ketua Lajnah Maslahiyah DPP HTI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 8 TAHUN 2009 SERI : E NOMOR : 2

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. 1. BUMN sebagai salah satu badan hukum publik yang bergerak di sektor

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS PENGARUH DEVIDEN PER LEMBAR SAHAM DAN LABA DITAHAN TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN GO PUBLIC DI BURSA EFEK JAKARTA

BAB IV HUKUM PRIVATISASI BUMN DI INDONESIA PERSPEKTIF UU NO. 19 TAHUN 2003 TENTANG BUMN DAN DOKTRIN EKONOMI ISLAM

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sumber daya alam yang berlimpah, yang kemudian

QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TIMUR KEPADA PT. ACEH TIMUR ENERGI DAN MINERAL

Lampiran 1. Surat Izin Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Reformasi Sistem Tata Kelola Sektor Migas: Pertimbangan untuk Pemerintah Jokowi - JK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah negara yang mempunyai potensi pertambangan

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor 58/PUU-VI/2008 Tentang Privatisasi BUMN

Daftar BUMN Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. sebagai badan hukum. Jika perseroan terbatas menjalankan fungsi privat dalam kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. fokus utama dari sebuah negara yang sedang berkembang. Menurut Waluyo (2008;

BAB 3 METODE PENELITIAN

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah

TINJAUAN PUSTAKA. berhasil menguasai sebidang atau seluas tanah, mereka mengabaikan fungsi tanah,

BAB I PENDAHULUAN. berbagai sektor yang mencakup seluruh aspek kehidupan rakyat Indonesia.

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Pasca krisis moneter 1998, pemerintah giat melakukan privatisasi dan

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari kekayan negara yang dipisahkan, merupakan salah satu pelaku

RINGKASAN PUTUSAN. 1. Pemohon : Mohammad Yusuf Hasibuan Reiza Aribowo

Oleh Rangga Prakoso dan Iwan Subarkah

MENTERI.BA DAN USAH A MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEBIJAKAN PRIVATISASI TERHADAP BUMN DALAM UU RI NOMOR 19 TAHUN 2003, PASAL 76 DAN 77 DITINJAU DARI SYARI AT ISLAM. Mujiburrahman

Kementerian SHARING SESSION. Kinerja BUMN. Proyeksi Tahun 2012 BUMN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V PENUTUP Salah satu hal yang diharapkan akan memberikan kontribusi nyata bagi kepentingan nasional dalam UU Minerba adalah adanya kewajiban

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah pertambangan. Sektor pertambangan merupakan salah satu sektor

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2. Peran Daerah dalam Kerangka NKRI saat ini

Negara Terkaya di Dunia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Perusahaan merupakan suatu unit kegiatan produksi yang mengelola

BAB I PENDAHULUAN. 95 BT hingga 141 BT (sekitar 5000 km) dan 6 LU hingga 11 LS 2 tentu

BUMN. Ciri-ciri BUMN. BUMN di Indonesia. Di Indonesia, definisi BUMN menurut Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 adalah badan usaha

PT. CENTRIS MULTIPERSADA PRATAMA, Tbk

Sumber Daya Alam. Yang Tidak Dapat Diperbaharui dan Yang Dapat di Daur Ulang. Minggu 1

BAB I PENDAHULUAN. antara satu negara dengan negara lainnya. Salah satu usaha yang selalu dilakukan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

Inception Report. Pelaporan EITI Indonesia KAP Heliantono & Rekan

SUARA TAMBANG. Keinginan pemerintah Republik Indonesia untuk. Renegosiasi Kontrak Tambang, Soal Keberanian Pemimpin?

BAB V PENUTUP. diperoleh kesimpulan pemikiran Ba>qir al-s{adr dan Taqiy al-di>n al-nabha>niy

RechtsVinding Online

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa saat ini sistem perekonomian

Dini Hariyanti.

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. BUMN yang ditujukan menjadi agent of development, serta mengambil posisi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Penyusunan Matriks PMTB Tahun 2015

BAB I PENDAHULUAN. pertambangan antara lain, Undang-Undang No. 4 Tahun 2009 tentang

LEMBARAN DAERAH KOTA PADANG PANJANG Tahun 200

BAB IV KETENTUAN LAINNYA

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SURAT EDARAN NOMOR: SE- 02 AVIBU/S/03/2016 TENTANG PENYAMPAIAN SPT TAHUNAN PPH MELALUI E-FILING

MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS XI IPS - SEMESTER GANJIL

ANALISIS PRIVATISASI BUMN DALAM RANGKA PEMBIAYAAN APBN

C. Potensi Sumber Daya Alam & Kemarintiman Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. ke seluruh wilayah Indonesia. Hal ini diatur dalam UU No 15 tahun Tentang Ketenaga-listrikan pada pasal 1 yang berbunyi:

Dasar Hukum Privatisasi

BENTUK BADAN USAHA Oleh: Endra Murti Sagoro

Ditulis oleh David Dwiarto Rabu, 20 November :02 - Terakhir Diperbaharui Rabu, 20 November :20

2016, No Penatausahaan Modal Negara pada Badan Usaha Milik Negara dan Perseroan Terbatas; Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar N

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Definisi Keuangan Negara

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan bahan galian (tambang). Bahan

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Konsep-Konsep Dasar Ekonomi 1. Para Pelaku Pada dasarnya pembagian pelaku ekonomi hanya 2, yaitu: 1. Konsumen dan Produsen Konsumen adalah para

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. pengaruh pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap kinerja

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. Harga bahan bakar minyak memegang peranan yang sangat penting dalam

Jenis Jenis Sumberdaya Alam di Indonesia ( Pertemuan ke-3 )

Transkripsi:

101 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari runtutan penelitian ini dapat dirumuskan beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Pengaturan Privatisasi BUMN dalam UU No.23 Tahun 2003 diatur dalam Pasal 1 ayat (12), Pasal 74 sampai pada pasal 86. BUMN yang boleh diprivatisasi adalah BUMN berbentuk Persero, bukan Perum. Persero yang dimaksud adalah BUMN berbentuk Perseroan Terbatas yang modalnya terdiri atas saham yang seluruh atau paling tidak 51% dimiliki oleh negara yang tujuannya adalah mengejar keuntungan. Merujuk pada UU tersebut, maka semua BUMN berbentuk Perum tidak boleh diprivatisasi, seperti PT. Percetakan Uang Negara, Perum Jasa Tirta (Perusahaan Air), Perum Bulog. Selain itu, BUMN yang tidak boleh diprivatisasi adalah Persero yang bidang

102 usahanya berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan hanya boleh dikelola oleh BUMN; Persero yang bergerak di sektor usaha yang berkaitan dengan pertahanan dan keamanan negara; Persero yang bergerak di sektor terntentu yang oleh pemerintah diberikan tugas khusus untuk melaksanakan kegiatan tertentu yang berkaitan dengan kepentingan masyarakat; Persero yang bergerak di bidang usaha sumber daya alam yang secara tegas berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan dilarang untuk di privatisasi. Dengan demikian, menurut undang-undang ini, tidak semua BUMN bisa diprivatisasi, terutama BUMN disektor sumber daya alam. 2. Doktrin ekonomi Islam membagi tiga klasifikasi kepemilikan atau hak milik menurut subjek pemiliknya, yakni yakni: kepemilikan pribadi atau individu (al-milkiyah al-fardliyah/private property/ownership); Kepemilikan Umum/Publik (al-milkiyah al- ammah/public property/ownership); dan Kepemilikan Negara (milkiyah al-daulah/state property/ownership). Kepemilikan Umum meliputi: a). fasilitas umum, seperti air, padang rumput, dan api., b). bahan tambang/pertambangan, meliputi tambang emas, perak, mineral, minyak, gas, tembaga, besi, batu bara, garam. c). sesuatu yang secara material memang sulit dimiliki individu, seperti laut, danau, udara. Kepemilikan Negara meliputi ghanimah, anfâl, fay, khumus, kharaj, jizyah, pajak, ushr, amwâl al-fadla, Harta yang ditinggalkan oleh orang-orang murtad, Harta hasil korupsi, kolusi dan nepotisme, harta lain milik negara, misalnya padang pasir, gunung, pantai, laut dan tanah mati yang tidak ada pemiliknya. Kepemilikan individu adalah harta selain kepemilikan umum dan kepemilikan Negara. Masyarakat boleh menikmati kepemilikan umum, tapi tidak boleh memilikinya. Sementara kepemilikan Negara menjadi milik

103 individu ketika dengan pertimbangan kemaslahatan harta tersebut didistribusikan oleh Negara. Dalam konteks kepemilikan umum, Negara wajib mengelola dan mengatur pendistribusiannya. Artinya, Negara bertindak tidak hanya sebagai regulator, tetapi juga sebagai actor, operator, dan distributor. Dalam hal pertambangan, ketika Negara belum mampu mengeksplornya, maka diperbolehkan bekerja sama dengan pihak eksplorer tetapi tetap dengan pembagian keuntungan yang memprioritaskan masyarakat. 3. UU No. 19 Th. 2003 Tentang BUMN dan Doktrin Ekonomi Islam sama-sama tidak memperbolehkan privatisasi terhadap semua BUMN. Hanya saja, dasar dan spesifikasinya berbeda. Namun, keduanya sama-sama melarang privatisasi terhadap BUMN sektor pertambangan atau sumber daya alam. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam pasal 77 UU BUMN poin c dan konsep kepemilikan publik dalam dotrin ekonomi Islam. Hanya saja, menurut hukum positif, SDA yang secara tegas dilarang hanyalah yang secara tegas diatur dalam perundang-undangan seperti PT.Pertamina. Dari segi perbedaannya, UU BUMN menentukan bahwa perusahaan yang dapat diprivatisasi adalah sektor usaha kompetitif dan teknologinya cepat berubah. Sedangkan, doktrin ekonomi Islam hanya mendasarkan kepada sebuah kaidah, bahwa hukum industri mengikuti apa yang diproduksinya. Dengan demikian, maka perusahaan yang berproduksi asset-aset yang seharusnya menjadi kepemilikan umum dan milik Negara, maka haram diprivatisasi. Meskipun privatisasi bukan berarti seorang saja, tetapi tetap berart asset tersebut hanya dimiliki oleh segelintir orang seperti pemegang saham, sehingga menghalangi masyarakat untuk menikmatinya secara cuma-cuma.

104 Padahal, aset tersebut adalah kepemilikan umum dalam arti semua masyarakat. Sedangkan, jenis BUMN yang dilarang diprivatisasi dalam UU BUMN didasarkan pada pasal 77 dalam UU tersebut. Sehingga, beberapa BUMN yang tidak boleh diprivatisasi menurut doktrin ekonomi Islam menjadi diperbolehkan menurut UU BUMN, seperti PT. PLN, PT. Aneka Tambang, PT.Timah, PT. Krakatu Steel, PT Perusahaan Gas Negara, PT. Tambang Batu Bara Bukit Asam. B. Saran 1. Pemerintah seharusnya mengambil alih sepenuhnya saham perusahaan yang sebelumnya diprivatisasi seperti PT. Gas Negara, PT. Aneka Tambang, PT. Krakatau Steel karena bertentangan dengan UU No.13 Tahun 2003 Tentang BUMN. Selain itu, pemerintah juga harus memberikan ketegasan dalam bentuk peraturan operasional mengenai kategori BUMN yang boleh atau tidak menurut jenis usahanya. 2. Pemerintah seharusnya mengambil alih dengan pemberian ganti rugi terhadap perusahaan sektor sumber daya alam dan menjadikan statusnya sebagai BUMN Perum, seperti PT. Freeport, PT. Caltex, PT. Newmont, PT. Danone karena bertentangan dengan Hukum Islam. Perusahaan-perusahaan yang berstatus sebagai milik publik dalam hukum Islam harus distatuskan menjadi BUMN dan status kepemilikannya didistribusikan kepada publik, sehingga tercipta ditribusi keuntungan yang merata pula. 3. Mengingat masih banyaknya ketidakharmonisan mengenai konsep kepemilikan aset-aset atau perusahaan negara dalam perspektif hukum positif dan doktrin ekonomi Islam, maka sudah selayaknya akademisi hukum Islam memberikan dorongan kepada pemerintah dengan mengajukan berbagai

105 berbagai saran dan kritik akademis-konstruktif. Mengacu kepada pendapat beberapa tokoh seperti Baqir Sadr, negara berkewajiban untuk melakukan distribusi kepemilikan secara merata terhadap BUMN sektor kepemilikan umum. Jadi, berbeda dengan praktik privatisasi yang kepemilikannya didasarkan atas pemegang saham yang sudah tentu hanya bisa diakses beberapa orang yang mampu secara materi. Sementara, dalam proses pendistribusiannya, masyarakat tentu tidak mendapat akses yang sama karena prosesnya dilakukan dengan metode pembelian. Upaya harmonisasi ini penting dilakuakan sebagai upaya konkretisasi nilai-nilai Islam yang rahmatan lil alamiin dan shalih li kulli zaman wa al makan.