BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang Agama Kristen merupakan salah satu agama yang berkembang di Indonesia. Perkembangan agama Kristen dapat kita lihat dari pertumbuhan gereja-gereja yang semakin banyak di setiap penjuru Indonesia. Dan pengikut agama Kristen pun semakin bertambah tiap tahunnya. Gereja adalah gedung tempat beribadah bagi umat Kristen dan juga sebagai tempat untuk melakukan aktifitas atau kegiatan yang mendukung kebangunan rohani umat Kristen, seperti : sekolah minggu, ibadah kaum muda, pemberkatan pernikahan dan sebagainya. Dengan diresmikannya organisasi Yayasan Pekabaran Injil (YPI) Jalan Suci menjadi organisasi Gereja pada tahun 2002, ini menjadi salah satu bukti bahwa gereja semakin bertumbuh. Yayasan Pekabaran Injil Jalan Suci yang berdiri pada tahun 1968 selama ini memakai gedung serba guna untuk melakukan ibadah (perkumpulan doa) dan dengan perubahan organisasi menjadi organisasi gereja, maka lebih diperlukannya gedung gereja untuk mewadahi aktivitas atau kegiatan umat Gereja Pekabaran Injil Jalan Suci. Gereja Pekabaran Injil Jalan Suci di kota Manokwari belum mempunyai gedung gereja yang layak, untuk beribadah sehari-harinya jemaat GPI Jalan Suci masih mengunakan gedung yang digunakan pada saat masih menjadi yayasan. Sehigga terdapat fasilitas-fasilitas gereja yang belum memadai, seperti fasilitas sekolah minggu, fasilitas pembaptisan. Gereja Pekabaran Injil Jalan Suci di kota Manokwari mempunyai jemaat sebanyak 400 orang dengan luas gedung 10 x 20 M dan luas site 30 x 40 M, selain itu gereja juga mempunyai tambahan site yang berhadapan langsung dengan site lama yang mana mempunyai luas 3110 M2, penambahan oleh pihak pemerintah ini 1
diharapkan dapat menunjang perkembangan Gereja Pekabaran Injil Jalan Suci yang rencananya akan dibangun gereja baru. Menurut data dari Gereja Pekabaran Injil Jalan Suci di kota Manokwari, ibadah raya dilakukan sebanyak dua kali yaitu pada hari minggu pukul 08.00 WIT dan 17.00 WIT, ini dikarenakan kapasitas gedung yang tidak dapat mewadahi jemaat dalam sekali ibadah yang bertambah tiap tahunnya. Gedung gereja saat ini merupakan bangunan yang dibangun pada tahun 1981 dan berjarak 30 M dari tepi pantai sehingga strukturnya menjadi tidak kuat karena berkarat. Dengan kondisi gedung gereja yang tidak memenuhi kapasitas jemaat yang bertambah tiap tahunnya, dan tidak lengkapnya fasilitas-fasilitas dalam beribadah serta juga dikarenakan struktur bangunan yang sudah tua. Maka diperlukan gedung bangunan gereja baru yang dapat mewadahi semua jemaat dan kegiatan-kegiatan gereja. Berangkat dari fakta yang ada, maka penulis mencoba memberikan masukan mengenai Gereja Pekabaran Injil Jalan Suci di kota Manokwari, khususnya yang dapat menampung seluruh jemaatnya, dan juga gereja yang dilengkapi fasilitasfasilitas pendukung seperti ruang pertemuan, sekolah minggu, tempat parkir dan sebagainya. Juga bentuk gereja yang mengadopsi arsitektur tradisional setempat atau arsitektur Papua sehingga mempunyai ciri atau nilai kekhasannya sendiri. 1.2 Rumusan Masalah Bagaimana merancang kompleks Gedung Gereja di Manokwari, dengan mempertimbangkan faktor-faktor kenyamanan, kebutuhan ruang, serta bahan bangunan yang kontekstual. 1.3 Tujuan Merancang gedung Gereja di Manokwari, yang mana dalam merancang memperhatikan kondisi iklim sekitar dan perletakan lokasi site itu berada, untuk dapat memilih bahan bangunan yang kontekstual. 2
1.4 Sasaran - Melakukan studi tentang kegiatan Gereja - Melakukan studi tentang gedung Gereja - Melakukan studi tentang kota Manokwari - Melakukan studi tentang arsitektur tradisional Papua - Melakukan studi tentang jenis-jenis material atau bahan bangunan Tradisional Papua. 1.5 Lingkup Pembahasan - Kompleks Gereja dibatasi pada ruang ibadah, ruang sekolah minggu, ruang persiapan sebelum ibadah (Konsistoring), rumah untuk pendeta, tempat parkir - Gereja Kristen meliputi atau dibatasi pada jenis Gereja Yang ada di Manokwari yaitu gereja Pentakosta. - Kota Manokwari dibatasi pada hal yang berhubungan dengan pemilikan site untuk bangunan tersebut. - Prinsip-prinsip arsitektur hemat energi, dibatasi pada bahan bangunan, penghawaan dan pencahayaan alami serta lingkungan sekitar. - Jenis-jenis material atau bahan bangunan yang sesuai dengan prinsip-prinsip arsitektur tradisional Papua, seperti memakai bahan dari alam (kayu, batu alam). 1.6 Metode a. Metode mencari data - Wawancara Ditujukan pada para pemuka agama Kristen di kota Manokwari, kantor agama Kabupaten Manokwari, pengelola atau pemilik gedung-gedung Gereja di kota Manokwari, dsb. - Kuesioner Diberikan pada pengunjung atau umat atau tokoh-tokoh agama Kristen di kota Manokwari. - Observasi 3
Pengamatan langsung pada gedung Gereja atau kegiatan Gereja di Manokwari. - Studi Pustaka atau Literatur Mempelajari buku-buku tentang Gereja Kristen dan arsitektur tradisional Papua. - Studi Banding Melihat langsung bangunan sejenis yang berada di kota lain serta dari pustaka. b. Metode menganalisa data - Kuantitatif Dilakukan untuk mengetahui jumlah pengunjung yang datang ke Gereja Pekabaran Injil Jalan Suci setiap minggunya. - Kualitatif Dari data diatas maka dapat diketahui adanya peningkatan jumlah pengunjung setiap minggunya, sehingga dibutuhkan adanya gereja baru. c. Metode Perancangan Menggunakan prinsip-prinsip arsitektur tradisional yang ramah lingkungan dalam merancang gedung Gereja. Dengan pendekatan dari sisi program ruang, kondisi dan iklim site sebagai pedoman arsitektur tradisional Papua. 1.7 Sistematika Penulisan Bab I: PENDAHULUAN Mengungkapkan latar belakang, rumusan masalah, tujuan, sasaran, lingkup, metode dan sistematika penulisan. Bab II: TINJAUAN KOTA MANOKWARI DAN KOMPLEKS GEREJA PEKABARAN INJIL JALAN SUCI Melakukan tinjauan terhadap potensi dan jenis Gereja di Manokwari, serta segala fasilitas pendukung yang ada. 4
Bab III: TINJAUAN TEORITIS GEREJA DAN ARSITEKTUR TRADISIONAL PAPUA. Mengungkapkan teori-teori arsitektur Gereja dan arsitektur tradisional Papua, teori-teori mengenai standar-standar dalam membangun Gereja. Bab IV: ANALISIS MENUJU KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GEDUNG GEREJA PEKABARAN INJIL JALAN SUCI. Mengungkapkan proses untuk menemukan ide-ide konsep perencanaan dan perancangan Gereja Pekabaran Injil Jalan Suci melalui metodemetode tertentu yang diaplikasikan pada lokasi atau site tertentu. Bab.V: KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GEDUNG GEREJA PEKABARAN INJIL JALAN SUCI. Mengungkapkan konsep-konsep perancangan yang akan ditransformasikan ke dalam rancangan fisik arsitektural. 5
6