II. TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Kerajaan Mataram merupakan salah satu kerajaan berbasis agraris/pertanian

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA. Pada saat proses penulisan laporan ini, penulis memerlukan suatu hal yang

BAB I PENDAHULUAN. sebelah tenggara kota Yogyakarta, yakni di Kotagede. Di dalam sejarah Islam

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA. historis berasal dari bahasa latin istoria yang memiliki arti kota istoria yaitu kota ilmu di

TINJAUAN PUSTAKA. Secara etimologis konsep tinjauan historis terdiri dari dua kata yakni tinjauan dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. dari bahasa Yunani Istoria yang berarti ilmu yang biasanya diperuntukkan bagi

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA. Tinjauan Pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan

II. TINJAUAN PUSTAKA. historis. Dalam kamus besar bahasa Indonesia tinjauan berarti menjenguk,

II. TINJAUAN PUSTAKA KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA. Kata tinjauan historis secara etimologi terdiri dari dua kata, yakni tinjauan dan

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan topik

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA. Dalam Wikipedia, K. C. Wheare menyatakan bahwa undang-undang atau

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Proses menurut Koentjaraningrat (1984:24) adalah berlangsungnya pristiwa dalam

POLITIK EKSPANSI RAJA SULTAN AGUNG ( ) ABSTRAK

POLITIK EKSPANSI RAJA SULTAN AGUNG ( ) SKRIPSI. Oleh Andriana Nafelian NIM

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Pustaka. 1. Konsep Historis. Menurut H. Roeslan Abdulgani yang dikutip oleh Hugiono dan P.K.

POLITIK EKSPANSI RAJA SULTAN AGUNG ( ) ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. berdaulat. Merdeka yang dimaksud adalah terbebas dari kekuasaan Kerajaan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Secara etimologi konsep tinjauan historis terdiri dari dua kata yakni tinjauan dan

BAB V KESIMPULAN. Dari pembahasan mengenai Peran Sultan Iskandar Muda Dalam. Mengembangkan Kerajaan Aceh Pada Tahun , maka dapat diambil

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan Pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA

I. PENDAHULUAN. dalamnya. Untuk dapat mewujudkan cita-cita itu maka seluruh komponen yang

BAB I PENDAHULUAN. Faktor kondisi geografis, sumber daya manusia, dan sumber daya alam

II. TINJAUAN PUSTAKA. kesimpulan. Kata Historis berasal dari bahasa Yunani Istoris yang berarti ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah dan masyarakat Jepang merupakan hal yang cukup menarik

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Periode perjuangan tahun sering disebut dengan masa

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kebijaksanaan mengenai Pribumi (Inlandsch Politiek) sangat. besar artinya dalam menjamin kelestarian kekuasaan tersebut.

I. PENDAHULUAN. Palembang muncul sebagai Kesultanan Palembang sekitar pada tahun 1659 dan

BAB I PENDAHULUAN. melarat, dan mereka yang berada ditengah tengahnya. Uraian yang dikemukakan Aristoteles itu

BAB I PENDAHULUAN. 18, yaitu pada tahun 1750 berpusat di kota dalam. Setelah Raja Kahar wafat

PEDOMAN PRAKTIKUM.

KERAJAAN DEMAK. Berdirinya Kerajaan Demak

BAB I PENDAHULUAN. wilayah Hindia Belanda. Setelah Verenigde Oost-Indische Compagnie (VOC) 31. besar di daerah Sumatera Timur, tepatnya di Tanah Deli.

atau sesuatu hal berupa objek yang mempunyai kedudukan, fungsi di masyarakat ( departemen pendidikan dan kebudayaan : 1999:955)

Disusun Oleh : Kelompok 5. 1.Alma Choirunnisa (02) 2.Anjar Kumala Rani (03) 3.Sesario Agung Bagaskara (31) 4.Umi Milati Chanifa (35) XI MIPA 5

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan

PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHAN

Sosiologi politik MEMAHAMI POLITIK #3 Y E S I M A R I N C E, M. S I

JURNAL PERAN MPU BHARADA DALAM BIDANG SOSIAL DAN POLITIK PADA MASA RAJA AIRLANGGA DI KERAJAAN KAHURIPAN

BAB I PENDAHULUAN. menjadi raja ia juga terkenal sebagai seorang pujangga. Ia dikenal sebagai raja

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945

5. Materi sejarah berguna untuk menanamkan dan mengembangkan sikap bertanggung jawab dalam memelihara keseimbangan dan kelestarian lingkungan hidup.

BAB V KESIMPULAN. Indonesia dalam Dewan Keamanan PBB. Agresi Militer Belanda II. mengadakan diplomasi lewat jalan perundingan. Cara diplomasi ini

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG HARI JADI KABUPATEN SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

KISI-KISI PENULISAN SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN

KISI-KISI SOAL PENILAIAN AKHIR SEMESTER 1

66. Mata Pelajaran Sejarah untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Secara etimologis konsep tinjauan historis terdiri dari dua kata yakni tinjauan dan. menjenguk, memeriksa dan meneliti un.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berdasarkan posisi geografisnya Aceh berada di pintu gerbang masuk

CLS di Zaman Kerajaan Mataram

BAB III MATARAM PADA MASA SULTAN AGUNG (RAJA KETIGA KERAJAAN ISLAM MATARAM) A. KONDISI KERAJAAN ISLAM MATARAM PADA MASA

BAB II KERAJAAN MATARAM ISLAM

Tinjauan Pustaka, Kerangka Fikir dan Paradigma

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga DAFTAR PUSTAKA. Arsip Tentang Pemindah tanganan pengelolaan pemandian Sekar Sari.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Aceh memiliki kedudukan yang sangat strategis sebagai pusat

BAB II TEORI SOSIOLOGI PENGETAHUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Invasi adalah sebuah istilah politik yang berarti usaha penyerangan

BAB V KESIMPULAN. dinobatkan sebagai sultan kemudian menjadi Sampeyan Dalem Ingkang Sinuwun

YAYASAN WIDYA BHAKTI SMA SANTA ANGELA Jl. Merdeka 24, Bandung MODUL 2 BAHASA INDONESIA XII MIA 3-6 & XII IIS 1-2 OLEH :

I. PENDAHULUAN. Sejak masuknya bangsa Belanda dan tata-hukumnya di nusantara tahun 1596

BAB I PENDAHULUAN. suatu persamaan-persamaan dan berbeda dari bangsa-bangsa lainnya. Menurut Hayes

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata tinjauan berasal dari kata tinjau yang berarti melihat, menjenguk, memeriksa,

BAB I PENDAHULUAN. Ulama di Indonesia dan negara-negara muslim lainnya telah memainkan

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 1. MANUSIA DAN SEJARAHLatihan Soal 1.2

66. Mata Pelajaran Sejarah untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA)

BAB 1 PENDAHULUAN. Negara Jepang banyak menghasilkan berbagai macam karya. Baik berupa

Nama :. No :. Kelas : XI. BAB 2 PENGARUH PERKEMBANGAN AGAMA DAN KEBUDAYAAN ISLAM DI INDONESIA

Untung Suropati. Untung Bersekutu Dengan VOC

BAB I PENDAHULUAN. kelompok masyarakat, baik di kota maupun di desa, baik yang masih primitif

VI.7-1. Bab 6 Penataan Ruang dan Pembangunan Perkotaan Pembangunan Kota Baru. Oleh Suyono

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

TINJAUAN HISTORIS TENTANG PERAN BADAN KEAMANAN RAKYAT (BKR) TERHADAP USAHA MENINGKATAKAN KETAHANAN NASIONAL INDONESIA TAHUN

Perjuangan Wong Agung Wilis Melawan VOC Belanda di Banyuwangi

AKULTURASI BUDAYA ISLAM DAN BUDAYA HINDU (Studi Tentang Perilaku Keagamaan Masyarakat Islam Tradisional di Gununggangsir Beji Pasuruan)

BAB 5 KESIMPULAN. Universitas Indonesia. Hubungan Malayu..., Daulat Fajar Yanuar, FIB UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN. bahwa daerah ini terletak antara 95º13 dan 98º17 bujur timur dan 2º48 dan

Strategi Perlawanan Bangsa Indonesia Terhadap Bangsa Barat Sebelum dan Setelah Abad 20

Oleh : Lia Aulia Fachrial, M.Si

47. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

BAB I PENDAHULUAN. perbankan merupakan urat nadi perekonomian dalam suatu negara. Sektor

BAB 1 PENDAHULUAN. hubungan perdagangan antara bangsa Indonesia dan India. Hubungan itu

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan pendakwah atau da i kepada khalayak atau mad u. Dakwah yang. diperhatikan oleh para penggerak adalah strategi dakwah.

BAB I STRATEGI MARITIM PADA PERANG LAUT NUSANTARA DAN POROS MARITIM DUNIA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan sebutan CARAVAN yang kemudian berubah menjadi Karawang. 1

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat diketahui dari sejarah masa lampau. Itu sebabnya kita perlu mengetahui

2016 KAJIAN BENTUK D AN MAKNA KERIS ARTEFAK PUSAKA SITUS MAKAM PANJANG KARAWANG

kata istoria diadopsi oleh bahasa inggris dengan perubahan fonem menjadi history

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah selesai, tetapi proklamasi itu harus mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. dikategorikan ke dalam dua kelompok, yaitu fasilitas yang bersifat umum dan. mempertahankan daerah yang dikuasai Belanda.

I. METODE PENELITIAN. masalah bagi sebuah penelitian. Hal ini sesuai dengan pendapat Husin Sayuti

DESKRIPSI MATAKULIAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI

Transkripsi:

8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep Tinjauan Historis Secara etimologis tinjauan historis terdiri dari dua kata yakni tinjauan dan historis. kata tinjauan dalam bahasa Indonesia berasal dari kata tinjau yang memiliki arti melihat, menjenguk, memeriksa dan meneliti untuk kemudian menarik kesimpulan. Kata historis berasal dari bahasa latin istoria yang memiliki arti kota istoria yaitu kota ilmu di Yunani. Kemudian kata istoria dalam perkembangannya diperuntukan bagi pengkajian terhadap segala sesuatu yang berhubungan dengan ilmu kesejarahan. Menurut J.V.Brice Sejarah adalah catatan-catatan dari apa yang telah dipikirkan dan diperbuat oleh manusia. Menurut R.G. Colligwood, sejarah ialah sejenis bentuk penyelidikan atau suatu penyiasatan tentang perkaraperkara yang telah dilakukan oleh manusia pada masa lampau. Sementara itu, menurut Krisna Bayu Adji dan Sri Wintala Achmad dalam bukunya yang berjudul SEJARAH RAJA-RAJA JAWA DARI MATARAM KUNO HINGGA MATARAM ISLAM, halaman 17 mengatakan bahwa : Sejarah sebagai ilmu dikarenakan sejarah sebagai pengetahuan. Sebagaimana pengetahuan lainnya, ilmu pengetahuan sejarah mulai berkembang pada abad ke-19. Pengetahuan

9 ini meliputi kondisi-kondisi masa manusia yang hidup pada jenjang sosial tertentu (Krisna Bayu Adji dan Sri Wintala Achmad, 2014:17). Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat ditegaskan bahwa sejarah adalah suatu ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa masa lampau yang dilakukan manusia dan ditulis secara kritis dan sistematis yang digunakan sebagai pedoman untuk menentukan kebijakan untuk masa sekarang dan masa yang akan datang. Dengan demikian dapat disimpulkan pula bahwa tinjauan historis memiliki pengertian sebagai suatu bentuk penyelidikan ataupun penelitian terhadap gejala peristiwa masa lampau manusia baik individu maupun kelompok beserta lingkungannya yang ditulis secara ilmiah, kritis dan sistematis yang meliputi ukuran fakta dan masa kejadian peristiwa yang telah berlalu itu (kronologis), dengan tafsiran dan penjelasan yang mendukung serta memberikan pengertian terhadap gejala peristiwa tersebut. 2. Konsep Perjuangan Perjuangan merupakan suatu usaha untuk meraih sesuatu yang diharapkan demi kemuliaan dan kebaikan. Pada masa penjajahan, perjuangan adalah segala usaha yang dilakukan dengan pengorbanan, peperangan dan diplomasi untuk memperoleh atau mencapai kemerdekaan(susanto Tirtoprojo, 1982: 7). Berdasarkan pendapat Kansil dan Julianto tentang perjuangan secara kewilayahan masih bersifat lokal sedangkan pergerakan sudah bersifat nasional (Kansil dan Julianto,1988:15). Menurut pendapat Moedjanto bahwa perlawanan atau reaksi rakyat di Nusantara mempunyai ciri-ciri, yaitu: perlawanan/ perjuangan bersifat kedaerahan atau lokal, menggantungkan

10 pada tokoh kharismatik. Sementara perjuangan setelah tahun 1900, mempunyai ciri, yakni: perjuangan bersifat nasional, strategi perjuangan diplomasi, serta perjuangan dengan organisasi modern (Moedjanto, 1988: 25). Demikian dapat dinyatakan bahwa dalam penelitian ini bentuk perjuangan diartikan sebagai suatu proses dalam pencapaian tujuan Sultan Agung mengusir penjajah, melemahkan pasar dagang VOC dengan menaklukan daerah-daerah dengan cara memperkuat Armada Perang dan Ekspansi wilayah agar terwujudnya tujuan yang diinginkan. 3. Konsep Perluasan Kekuasaan yang dilakukan oleh Sultan Agung Perluasan merupakan suatu usaha memperluas daerah kekuasan. Hal ini didasarkan pendapat Departemen Pendidikan dan Kebudayaan yang mengartikan perluasan yaitu : 1. Perihal meluaskan atau memperluas, kota; daerah kekuasaan 2. Penambahan; aktiva tetap kepada yang sudah dimiliki oleh perusahaan (Departemen Pendidikan Nasional, 2005: 685 ). Kekuasaan merupakan hal yang berbeda dengan wewenang, wewenang tanpa kekuasaan atau kekuasaan tanpa wewenang akan menyebabkan konflik dalam organisasi. Kekuasaan berkaitan erat dengan pengaruh yaitu tindakan atau contoh tingkah laku yang menyebabkan perubahan sikap atau tingkah laku orang lain atau kelompok. Hal ini ditegaskan oleh Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi dalam Abdulsyani yang mengemukaan bahwa: Kekuasaan tergantung dari yang berkuasa dan yang dikuasai, atau dengan kata lain antara pihak yang memiliki

11 kemampuan untuk melancarkan pengaruh dan pihak yang menerima pengaruh ini dengan rela atau terpaksa (Abdulsyani, 1994: 136). Sedangkan menurut pendapat J.R.P. French dan B. Raven yang dikutip Abdulsyani, mengemukaan bahwa Kekuasaan merupakan kemampuan potensial dari seseorang atau kelompok Orang untuk mempengaruhi yang lainnya di dalam sistem yang ada (Abdulsyani, 1994: 136). Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat ditegaskan bahwa yang dimaksud dengan perluasan wilayah kekuasaan adalah suatu usaha yang dilakukan seseorang atau kelompok dalam memperluas daerah kekuasaannya dengan mengandalkan kemampuan yang dimiliki untuk mengubah sikap atau tingkah laku individu atau kelompok lain untuk melancarkan pengaruh dan pihak yang menerima pengaruh ini dengan rela atau terpaksa. Dengan demikian, yang dimaksud dengan perluasan kekuasaan dalam penelitian ini adalah perluasan kekuasaan yang dilakukan oleh Sultan Agung tahun 1613-1645. Pada masa pemerintahan Sultan Agung berbagai usaha dilakukan untuk melakukan perluasan kekuasaan Mataram. Selain bidang kenegaraan dan pemerintahan, bidang kemiliteran pun dibenahi. Kemudian pada tahun-tahun berikutnya mataram mulai melakukan perluasan kekuasaan di antaranya adalah: Surabaya (1614), Wirasaba (1615), Lasem (1616), Pasuruan (1617), Tuban (1619) dan Madura (1624). Semula pulau ini terbagi dalam beberapa wilayah kekuasaan, namun Sultan Agung berhasil mempersatukan wilayah tersebut di bawah satu kekuasaan (Ardian Kresna, 2011: 41). Berdasarkan keterangan di atas dapat ditegaskan bahwa bentuk perjuangan Sultan Agung dalam melakukan perluasan kekuasaan Mataram dilakukan dalam beberapa tahap, yakni tahap persiapan yaitu dengan melakukan

12 penataan kenegaraan dan kemiliteran, setelah itu barulah melakukan tahap pelaksanaan dengan melakukan berbagai penaklukan perluasan kedaerahdaerah yang meliputi Surabaya, Wirasaba, Lasem, Pasurun, Tuban dan Madura. B. Kerangka pikir Sultan Agung atau yang memiliki nama asli Mas Rangsang, merupakan raja Mataram Islam yang ke-tiga dan memerintah Mataram pada tahun 1613-1645 Masehi. la adalah cucu dari Panembahan Senapati (Sutawijaya) dan putra Panembahan Seda Ing Krapyak yang merupakan pendiri dari Kerajaan Mataram Islam. Dalam kepemimpinan Sultan Agung, ia bertekat membawa Kerajaan Mataram menjadi kerajaan yang jaya. Untuk mewujudkan citacitanya tersebut, Sultan Agung melakukan banyak perombakan-perombakan kebijakan Mataram. Armada-armada darat maupun laut diperkuat untuk melakukan penaklukan daerah-daerah yang belum mengakui kekuasaan Mataram. Berbeda dengan pendahulunya yaitu Raden Mas Jolang, politik yang diterapkan Sultan Agung terhadap VOC cenderung lebih keras. Untuk mewujudkan cita-citanya yaitu menyatukan seluruh Jawa di bawah kekuasaan Mataram, maka langkah pertama yang dilakukan oleh Sultan Agung adalah mempersiapkan armada-armada yang tangguh serta memanfaatkan kekuatan perang angkatan lautnya yang sangat besar (Sea Power). Usaha selanjutnya adalah melakukan tahapan pelaksanaan ekspedisi ekspansiatau penaklukkan keberbagai daerah seperti Madura, Surabaya, Wirasaba, Lasem, Pasuruan, Tuban, bahkan menyerang kedudukan VOC di Batavia tahun 1628 dan 1629.

13 Berbagai usaha perjuangan secara fisik telah dilakukan oleh Sultan Agung untuk mewujudkan cita-citanya membawa Kerajaan Mataram kepuncak kejayaan dan ternyata secara de facto usahanya tersebut berhasil, yakni terbukti dengan dikuasainya daerah-daerah seperti Jawa Tengah, Jawa Barat dan Jawa Timur sekarang. Dengan demikian kekuasaan Mataram pada masa itu dapat dikatakan sebagai kekuasaan terbesar dan paling berpengaruh yang ada di Jawa selain kekuasaan Belanda yang berpusat di Batavia.

14 C. Paradigma Perluasan kekuasaan Mataram Oleh Sultan Agung tahun 1613-1645 Bentuk Perjuangan yang dilakukan Sultan Agung dalam perluasan kekuasaan Mataram 1613-1645 Memperkuat Armada Perang Angkatan Laut Penaklukan Wilayah di Pulau Jawa Bagian Timur Keterangan : : garis hubungan : garis usaha

15 REFERENSI Krisna Bayu Adji. 2014. Sejarah Raja-Raja Jawa Dari Mataram Kuno Hingga Mataram Islam. Yogyakarta: Araska. Halaman 17 Susanto Tirtoprojo.1982.Sejarah Pergerakan Nasional Indonesia. Jakarta: PT Pembangunan. Halaman 7 Departemen Pendidikan Nasional.2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Jakarta: Balai pustaka. Halaman 478 C.S.T.Kansil dan Juliano.1984. Sejarah Perjuangan Pergerakan Kebangsaan Indonesia (Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa). Jakarta: Erlangga. Halaman 1 http://www.google.com/digilib.unila.ac.id/konsep-perjuangan -menurut-g.s. Diponolo/1848/8/BABII/halaman 8/20II.pdf/diakses 3 Oktober 2014, pukul 01.30WIB Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1997. Halaman 751 Departemen Pendidikan Nasional. Op.Cit. 2005. Halaman 685 Abdulsyani. 1994. Sosiologi: Skematik, Teori dan Terapan. Jakarta: Bumi Aksara. Halaman 136 Ibid, halaman. 136 Ardian Kresna. 2011. Sejarah Panjang Mataram. Yogyakarta: Diva Press. Halaman 41