ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERDARAHAN POSTPARTUM PRIMER DI RSUD ROKAN HULU TAHUN 2010

dokumen-dokumen yang mirip
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

HUBUNGAN PERSALINAN LAMA DENGAN KEJADIAN ATONIA UTERI DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA 2009

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL YOGYAKARTA TAHUN NASKAH PUBLIKASI

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PLASENTA PREVIA PADA IBU BERSALIN

HUBUNGAN PARITAS DAN RIWAYAT SC DENGAN KEJADIAN PLASENTA PREVIA PADA IBU BERSALIN DI RSUD ABDOEL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2016

HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN LAMANYA PELEPASAN PLASENTA PADA IBU BERSALIN DI RUMAH BERSALIN AL-AMIN DONOYUDAN KALIJAMBE SRAGEN

Hubungan antara Umur dan Paritas Ibu dengan Kejadian Retensio Plasenta Eufrasia Zau, Endang BS Akbid Griya Husada Surabaya

HUBUNGAN UMUR, PARITAS DAN MANAJEMEN AKTIF KALA III DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA. Abstrak

HUBUNGAN MOBILISASI DINI DENGAN PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA IBU POSTPARTUM DI BLUD RS H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN

HUBUNGAN ANTARA IBU HAMIL PRE EKLAMSI DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSUD SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN

HUBUNGAN GRAVIDITAS DAN RIWAYAT ABORTUS DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA PADA IBU BERSALIN DI RSUD

HUBUNGAN ANTARA PARITAS DAN ANEMIA DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RUMAH SAKIT WILLIAM BOOTH SURABAYA PERIODE Lestrina *, Eny **

Dinamika Kebidanan vol. 2 no.2. Agustus 2012

HUBUNGAN ANTARA KEHAMILAN SEROTINUS DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD INDRAMAYU PERIODE 01 SEPTEMBER-30 NOVEMBER TAHUN 2014

HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN ABORTUS INKOMPLIT DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAHARIFIN ACHMAD PEKANBARU TAHUN 2012

KARAKTERISTIK RESPONDEN YANG MENGALAMI ATONIA UTERI DI RSUD SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehamilan merupakan suatu proses yang dialami oleh seluruh wanita

ANALISIS PENGARUH PENERAPAN STANDART PELAYANAN KEHAMILAN TERHADAP KUNJUNGAN IBU HAMIL DI PUSKESMAS GEMOLONG SRAGEN TAHUN 2011

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA PADA IBU BERSALIN

Yeni Yuniarti 2, Suesti 3 INTISARI

HUBUNGAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN DERAJAT RUPTUR PERINEUM PADA PERSALINAN NORMAL

HUBUNGAN INDUKSI PERSALINAN DENGAN ASFIKSIA BAYI BARU LAHIR DI RSU PKU MUHAMMADIYAH DELANGGU KLATEN TAHUN Sri Wahyuni 1), Titin Riyanti 2)

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG TANDA BAHAYA PADA KEHAMILAN DI PUSKESMAS SIDOHARJO KABUPATEN SRAGEN

HUBUNGAN ANTARA PREEKLAMPSIA DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD ARJAWINANGUN TAHUN 2015

PROFIL UMUR DAN PEKERJAAN IBU BERSALIN SECTIO CAESAREA YANG MEMPUNYAI RIWAYAT SECTIO CAESAREA

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN :

Cirebon, Jawa Barat, Indonesia, ABSTRAK

HUBUNGAN SENAM NIFAS DENGAN PROSES INVOLUSIO UTERI DI DESA CANDIREJO

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN INVOLUSIO UTERUS PADA IBU NIFAS DI RSUD DR. H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN

HUBUNGAN ANEMIA SAAT HAMIL DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GEMUH 01 KECAMATAN GEMUH KABUPATEN KENDAL ABSTRAK

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KOMPLIKASI KEHAMILAN PADA PRIMIGRAVIDA

HUBUNGAN ANTARA BERAT BADAN LAHIR DENGAN LAMA WAKTU INVOLUSI UTERUS DI BPS SUHARTINI KECAMATAN KARANGANYAR KABUPATEN KEBUMEN INTISARI

HUBUNGAN KEHAMILAN POSTTERM DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD ABDUL MOELOEK

HUBUNGAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN DERAJAT RUPTUR PERINEUM PADA PERSALINAN NORMAL DI RSIA KUMALA SIWI PECANGAAN JEPARA. Oleh :

HUBUNGAN KEJADIAN PRE EKLAMSIA DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT ISLAM KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 6, No. 3 Oktober 2010

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG AMBULASI DINI DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI PADA IBU BERSALIN

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan pada 2007 sebesar 228 per kelahiran hidup. Kenyataan

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN ATONIA UTERI PADA IBU BERSALIN DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL YOGYAKARTA TAHUN NASKAH PUBLIKASI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERSALINAN SECTIO CAESAREA DI RSU PKU MUHAMMADIYAH KOTA YOGYAKARTA 2016

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI BPS ERNAWATI BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum

HUBUNGAN KETUBAN PECAH DINI DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD DR. H. MOCH. ANSHARI SALEH BANJARMASIN TAHUN 2014

HUBUNGAN PREMATURITAS DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD JEND. AHMAD YANI KOTA METRO TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Robekan Jalan Lahir Pada Ibu Bersalin

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan persalinan yang ditolong tenaga kesehatan di. kesehatan meluncurkan upaya terobosan berupa Jaminan Persalinan

Oleh : Aat Agustini ABSTRAK

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS TABONGO KECAMATAN TABONGO KABUPATEN GORONTALO TAHUN

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG MASASE FUNDUS UTERI TERHADAP PENGETAHUAN DAN INVOLUSI UTERUS PADA IBU POSTPARTUM DI RUMAH SAKIT ISLAM SAMARINDA

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS KECAMATAN CURUG TANGERANG

HUBUNGAN PARITAS DENGAN LAMANYA PELEPASAN PLASENTA PADA IBU BERSALIN DI BPS SARWO ENDAH KADIPATEN, ANDONG, BOYOLALI JANUARI APRIL TAHUN 2011.

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POST PARTUM PRIMER DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL YOGYAKARTA TAHUN 2013 NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS PARITAS DENGAN KETERATURAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab tingginya angka kematian ibu terutama disebabkan karena faktor

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN : HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD R.A KARTINI JEPARA INTISARI

Oleh : Aat Agustini ABSTRAK

HUBUNGAN BERAT BADAN BAYI BARU LAHIR DENGAN KEJADIAN RUPTURE PERINEUM PADA IBU BERSALIN SPONTAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PLASENTA PREVIA DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH PALEMBANG TAHUN 2009

HUBUNGAN PERSALINAN KALA II LAMA DENGAN ASFIKSIA BAYI BARU. LAHIR DI RSUD.Dr.H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN TAHUN Husin :: Eka Dewi Susanti

HUBUNGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN BAYI LAHIR. Nofi Yuliyati & Novita Nurhidayati Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali

Dian Azani Dosen Akbid 165 Pekanbaru, Indonesia ABSTRACT

KARAKTERISTIK IBU BERSALIN YANG MENGALAMI PERDARAHAN POSTPARTUM PRIMER DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN BBLR DI RSUD. PROF. DR. HI. ALOEI SABOE KOTA GORONTALO TAHUN Tri Rahyani Turede NIM

BAB I PENDAHULUAN. Angka kematian ibu (AKI) sebagai salah satu indikator kesehatan ibu

HUBUNGAN PELAKSANAAN ASUHAN SAYANG IBU DENGAN PROSES PERSALINAN DI RUANG BERSALIN BLUD RUMAH SAKIT KABUPATEN KONAWE

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERDARAHAN POST PARTUM PADA IBU BERSALIN DI RSUD PRINGSEWU TAHUN 2016

Jurnal Siklus Volume 6 No 1 Januari 2017

HUBUNGAN SEKSIO SESAREA DAN PARITAS DENGAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSUD AHMAD YANI KOTA METRO

FAKTOR RISIKO KEJADIAN PERSALINAN PREMATUR (STUDI DI BIDAN PRAKTEK MANDIRI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GEYER DAN PUSKESMAS TOROH TAHUN 2011)

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL TAHUN NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN SENAM HAMIL TERHADAP LAMANYA PROSES PERSALINAN PADA IBU BERSALIN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAYAT KLATEN

Volume 3 No. 1 Maret 2012 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. besi sering terjadi pada masa kehamilan (Cunningham, 2006; h.1465).

HUBUNGAN ANEMIA DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN PASCA PERSALINAN DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL YOGYAKARTA TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Intra Uterine Fetal Death (IUFD)

HUBUNGAN ANTARA PENDAMPINGAN PERSALINAN OLEH KELUARGA DENGAN LAMANYA PERSALINAN KALA II DI BPS HJ. YUSFA F. ZUHDI GEMPOL PADING PUCUK

PENELITIAN HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN TERHADAP HASIL LUARAN JANIN. Idawati*, Mugiati*

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PARTUS LAMA

HUBUNGAN FAKTOR RESIKO IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN PARTUS LAMA DI RSIA NORFA HUSADA BANGKINANG TAHUN 2013

HUBUNGAN ANTARA KETUBAN PECAH DINI DENGAN PERSALINAN PREMATUR DI RUMAH SAKIT MUTIARA BUNDA SALATIGA

HUBUNGAN SEKSIO SESAREA DAN PARITAS DENGAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSUD AHMAD YANI KOTA METRO

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini adalah di Puskesmas Limba B Kota Selatan Tahun 2012.

KARAKTERISTIKIBU BERSALIN DENGAN EPISIOTOMI DIRUMAH BERSALIN MARGA WALUYA SURAKARTA PERIODE 1 JANUARI DESEMBER

KARYA TULIS ILMIAH. Oleh : RATNA NURAINI

Trisna Ebtanastuti 2, Anjarwati 3 INTISARI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA POST PARTUM DI RUMAH SAKIT UMUM dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH

BAB 1 PENDAHULUAN. partum.dari data WHO menunjukan 25% kematian maternal disebabkan. oleh perdarahan post partum dan di perkirakan 100.

USIA DENGAN KEJADIAN ABORTUS PADA IBU HAMIL

PENGARUH PENGETAHUAN DAN PENGALAMAN KERJA DENGAN PERILAKU BIDAN DALAM PENERAPAN 58 LANGKAH APN DI RSUD KOTA BEKASI TAHUN 2014

HUBUNGAN ANTARA ANEMIA IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH DAN PERDARAHAN POSTPARTUM

PENELITIAN ANEMIA DAN KONTRAKSI RAHIM DALAM PROSES PERSALINAN. Novita Rudiyanti*, Diana Metti*

Hubungan Pengetahuan Bidan Dengan Penerapan Penggunaan Partograf di Ruang Kebidanan RSUD Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango

DAFTAR PUSTAKA. Annisa, M. Faktor-faktor yang mempengaruhi Persalinan. (online) avaible;

BAB V PENUTUP. primer akibat robekan portio, perineum derajat II, dan hematoma vagina di

BAB I PENDAHULUAN. penentu status kesejahteraan negara. Hal tersebut dikarenakan Angka Kematian

Transkripsi:

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERDARAHAN POSTPARTUM PRIMER DI RSUD ROKAN HULU TAHUN 2010 SYAFNELI, SST SRI MASYUNI DAULAY ABSTRAK Perdarahan setelah anak lahir melebihi 500 ml yang merupakan penyebab kematian maternal terbanyak. Diperkirakan ada 14 juta kasus perdarahan dalam kehamilan setiap tahunnya paling sedikit 128.000 wanita mengalami perdarahan sampai meninggal. Sebagian besar kematian tersebut terjadi dalam waktu 4 jam setelah melahirkan. Metode Penelitian bersifat analitik dengan desain penelitian menggunakan pendekatan cross sectional. Cara pengambilan sampel dengan sampling jenuh, pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan data sekunder yang diperoleh dari buku register dan rekam medik RSUD Rokan Hulu tahun 2010 sebanyak 77 orang yang mengalami perdarahan post partum primer dan 77 orang yang tidak mengalami perdarahan postpartum primer. Analisa data dalam penelitian ini diolah secara Chi square. Dari analisis statistik dengan uji Chi- Squere diperoleh hubungan antara umur dengan perdarahan postpartum primer dengan nilai p-value = 0,045 < α ( 0.05 ). Terdapat hubungan antara paritas dengan perdarahan postpartum primer dengan nilai p-value = 0,000 < α ( 0.05 ).. Terdapat hubungan antara kadar Hb dengan perdarahan postpartum primer dengan nilai p-value = 0,000 < α ( 0.05 ). Kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara umur, paritas dan kadar HB dengan perdarahan postpartum primer di RSUD Rokan Hulu tahun 2010. Kata kunci : Umur, paritas, kadar HB, Perdarahan Post Partum Primer, Tahun 2010

PENDAHULUAN Perdarahan postpartum adalah perdarahan setelah anak lahir melebihi 500 ml (Prawirohardjo, 2007) yang merupakan penyebab kematian maternal terbanyak. Diperkirakan ada 14 juta kasus perdarahan dalam kehamilan setiap tahunnya paling sedikit 128.000 wanita mengalami perdarahan sampai meninggal. Sebagian besar kematian tersebut terjadi dalam waktu 4 jam setelah melahirkan. Kehamilan yang berhubungan dengan kematian maternal secara langsung di Amerika Serikat diperkirakan 7 10 wanita tiap 100.000 kelahiran hidup yang menyebutkan sekitar 8% dari kematian ini disebabkan oleh perdarahan postpartum. Di beberapa negara berkembang angka kematian maternal melebihi 1000 wanita tiap 100.000 kelahiran hidup, dan data WHO menunjukkan bahwa 25% dari kematian maternal disebabkan oleh perdarahan postpartum dan diperkirakan 100.000 kematian maternal tiap tahunnya (Setiawan, 2008). Menurut Kesga Dinkes Kepri tahun 2010, berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) AKI di Indonesia mengalami penurunan yang cukup tinggi, dari 390 pada tahun 1994 menjadi 307 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2002/2003, angka ini masih termasuk tinggi diantara negara-negara ASEAN. Jika dibandingkan dengan negara-negara lain, maka Angka Kematian Ibu di Indonesia adalah 15 kali Angka Kematian Ibu di Malaysia, 10 kali lebih tinggi dari pada Thailand atau 5 kali lebih tinggi dari pada Filipina (Abdul Bari Saifuddin dkk, 2006).

Tingkat kematian ibu melahirkan di Provinsi Riau tahun 2010 mengalami peningkatan mencapai 228 jiwa, sehingga dikategorikan tinggi secara nasional (BKKBN Provinsi Riau, 2010). Penyebab kematian maternal terbanyak adalah perdarahan 34%, kemudian keracunan kehamilan 24% dan infeksi masa nifas 11% (Goenadi, 2010). Berdasarkan buku register pasien di ruang melati kebidanan RSUD Rokan Hulu selama bulan Januari sampai dengan bulan Desember tahun 2010, di RSUD Rokan Hulu terdapat kasus perdarahan postpartum primer sebanyak 77 kasus dan kasus perdarahan akibat terjadinya retensio plasenta merupakan penyebab yang terbesar yaitu sebanyak 51 kasus, 21 kasus PPH (post partum haemorrhage), 4 kasus laserasi, dan 1 kasus ruptur. Kebijakan pemerintah dalam upaya menurunkan AKI dilakukan dengan mengadakan pendekatan antar ibu dengan pelayanan kesehatan atau dengan tenaga kesehatan yang kompeten. Menurut departemen kesehatan RI, kematian ibu akibat perdarahan postpartum dapat dicegah melalui deteksi dini adanya faktor resiko. Beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya perdarahan postpartum adalah usia, paritas, antenatal care, kadar hemoglobin, dan lain-lain (Risma, 2007). Mengingat perdarahan merupakan penyebab terbanyak kematian ibu, maka perlu dilakukan penelitian tentang Analisis faktor-faktor yang berhubungan dengan perdarahan postpartum Primer di RSUD Rokan Hulu.

METODE PENELITIAN Jenis Penelitian adalah analitik yaitu suatu penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi. Kemudian melakukan analisis dinamika korelasi antara fenomena atau antara faktor resiko dengan faktor efek (Notoatmodjo, 2010: 37). Penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perdarahan postpartum primer di RSUD Rokan Hulu tahun 2010. Desain penelitian ini menggunakan desain case control yaitu suatu penelitian (survey) analitik yang menyangkut bagaimana faktor resiko dipelajari dengan menggunakan pendekatan retrospective. Dengan kata lain, efek (penyakit atau status kesehatan) diidentifikasi pada saat ini, kemudian faktor resiko diidentifikasi ada atau terjadinya pada waktu yang lalu. (Notoatmodjo, 2010 : 41) Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti. (Notoatmodjo, 2010 : 115). Populasi dalam penelitian ini adalah kelompok kasus ibu bersalin yang mengalami perdarahan postpartum primer yaitu sebanyak 77 orang dan populasi kelompok control yaitu ibu bersalin yang tidak mengalami perdarahan postpartum primer sebanyak 77 orang di RSUD Rokan Hulu sepanjang bulan Januari sampai dengan bulan Desember tahun 2010. Sampel adalah sebagian dari populasi yang mewakili suatu populasi (Saryono, 2010 : 63). Sampel dalam penelitian ini adalah semua ibu bersalin yang mengalami perdarahan postpartum primer di RSUD Rokan Hulu tahun 2010 yaitu sebanyak 77 orang. Kelompok control sebanyak 77 orang (perbandingan 1:1) yang memiliki kesamaan karakteristik subject pada kasus yaitu faktor umur,

paritas, dan kadar hemoglobin pada ibu bersalin yang tidak mengalami perdarahan postpartum primer di RSUD Rokan Hulu. Kriteria sampel yang digunakan adalah status pasien yang memiliki data yang lengkap. Instrument penelitian yang akan digunakan adalah berupa checklist yaitu daftar pengecek, berisi subjek dan identitas lain dari sasaran pengamatan (Saryono, 2010). Dalam penelitian ini, data diperoleh dengan menggunakan format pengkajian dari rumah sakit diambil dari status pasien yang bersalin dan yang mengalami perdarahan postpartum primer. Data tersebut di kumpulkan untuk mendapatkan data sekunder yaitu umur, paritas dan kadar hemoglobin. Data yang diperoleh kemudian dianalisis, adapun analisis data meliputi: a. Analisis Univariat Yaitu dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi data, persentasi,dan mean. b. Analisis Bivariat Analisa ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara faktor-faktor dengan perdarahan postpartum primer. Dilakukan uji statistik dengan melakukan uji chi square. Rumus : X 2 = (O E) 2 E

Keterangan : X 2 O E : Chi-square : Frekuensi Observasi : Frekuensi yang diharapkan Untuk melihat kemaknaan perhitungan statistik digunakan batas kemaknaan 0,05 sehingga bila nilai P> 0,05 maka hasil perhitungan statistik tidak bermakna. Dan juga menggunakan sistem komputerisasi program SPSS (Statistikal Product and Service Solution) dengan kemaknaan 0,05 (Riduwan, 2007:69). HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Peneliti telah melakukan penelitian yang bersifat analitik terhadap 77 responden pada ibu bersalin yang mengalami perdarahan postpartum primer di RSUD Rokan Hulu tahun 2010 dengan menganalisa data sekunder tentang analisis faktor-faktor yang berhubungan dengan perdarahan postpartum primer di RSUD Rokan Hulu tahun 2010 yang diperoleh dari format pengkajian status pasien bersalin yang mengalami perdarahan postpartum primer maka didapatkan data sebagai berikut:

1. Perdarahan postpartum primer Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi kejadian perdarahan postpartum primer. NO Perdarahan Postpartum Primer Frekuensi Persentase 1. Retensio Plasenta 51 66.2 2. Laserasi 4 5.2 3. Ruptur 1 1.3 4. PPH (Postpartum haemmorrhage) 21 27.3 TOTAL 77 100.0 Berdasarkan hasil dari tabel 4.1 diatas dapat diketahui bahwa persentasi kejadian perdarahan postpartum primer mayoritas adalah perdarahan dengan retensio plasenta yaitu sebanyak 51 orang (66.2%) dan minoritas pada perdarahan dengan ruptur yaitu sebanyak 1 orang (1.3%). 2. Analisis bivariat a) Umur ibu bersalin Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi umur ibu bersalin yang mengalami perdarahan postpartum primer. Perdarahan Postpartum primer NO Umur Perdarahan Tidak Perdarahan Total F % F % 1. < 20 tahun 8 33.3 16 66.7 24 2. 20-35 tahun 56 50 56 50 112 3. > 35 tahun 13 72.2 5 27.8 18 Total 77 77 154 Berdasarkan hasil dari tabel 4.2 diatas dapat diketahui bahwa mayoritas umur ibu bersalin yang mengalami perdarahan postpartum primer adalah pada umur > 35 tahun yaitu sebesar 13 orang (72.2%) dan minoritas terjadinya

perdarahan postpartum primer adalah pada umur < 20 tahun yaitu sebesar 8 orang (33.3%). b) Paritas ibu bersalin Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi paritas ibu bersalin yang mengalami perdarahan postpartum primer. Perdarahan Postpartum primer NO Paritas Perdarahan Tidak Perdarahan Total F % F % 1. 1 11 22 39 78 50 2. 2-4 49 59 34 41 83 3. >4 17 81 4 19 21 Total 77 77 154 Berdasarkan hasil dari tabel 4.3 diatas dapat diketahui bahwa mayoritas paritas ibu bersalin yang mengalami perdarahan postpartum primer adalah paritas > 4 yaitu sebesar 17 orang (81%) dan minoritas terjadinya perdarahan postpartum primer adalah pada paritas 1 yaitu sebesar 11 orang (22%). c) Kadar Hb Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi kadar Hb ibu bersalin yang mengalami perdarahan postpartum primer. Perdarahan Postpartum primer NO Kadar Hb Perdarahan Tidak Perdarahan Total F % F % 1. < 10 gr% 58 76.3 18 23.7 76 2. gr% 19 24.4 59 75.6 78 Total 77 77 154 Berdasarkan hasil dari tabel 4.4 diatas dapat diketahui bahwa mayoritas kadar Hb ibu bersalin yang mengalami perdarahan postpartum primer adalah kadar Hb < 10 gr% yaitu sebesar 58 orang (76.3%) dan minoritas

terjadinya perdarahan postpartum primer adalah dengan kadar Hb 10 gr% yaitu sebesar 19 orang (24.4%). Hubungan umur ibu bersalin dengan kejadian perdarahan postpartum primer Tabel 4.5 Hubungan umur ibu bersalin yang mengalami perdarahan postpartum primer. Perdarahan Postpartum primer NO Umur Perdarahan Tidak Perdarahan Total P value F % F % 1. < 20 tahun 8 33.3 16 66.7 24 2. 20-35 tahun 56 50 56 50 112 3. > 35 tahun 13 72.2 5 27.8 18 Total 77 77 154 = 6,00 df = 2 P Value = 0,045 0.045 X Tabel = 5,99 Pada tabel 4.5 dapat diketahui bahwa umur ibu bersalin yang mengalami perdarahan postpartum primer adalah > 35 tahun atau 72,2%. Dari analisis statistik dengan uji Chi-Squere diperoleh nilai p-value = 0,045. Hubungan variabel dependen dan independen dikatakan signifikan apabila nilai p-value < 0,05. Dari nilai tersebut dapat diketahui bahwa p-value < 0,05 dan = 6,00 > X Tabel = 5,99. Ini berarti bahwa terdapat hubungan antara umur dengan perdarahan postpartum primer.

d) Hubungan paritas ibu bersalin dengan kejadian perdarahan postpartum primer. Tabel 4.6 Hubungan paritas ibu bersalin yang mengalami perdarahan postpartum primer. Perdarahan Postpartum primer NO Paritas Perdarahan Tidak Perdarahan Total P-value f % f % 1. 1 11 22 39 78 50 2. 2-4 49 59 34 41 83 0.000 3. >4 17 81 4 19 21 Total 77 77 154 = 26,42 df = 2 P Value = 0,000 X Tabel = 5,99 Pada tabel 4.6 dapat diketahui bahwa paritas ibu bersalin yang mengalami perdarahan postpartum primer adalah > 4 atau 81%. Dari analisis statistik dengan uji Chi-Squere diperoleh nilai p-value = 0,000. Hubungan variabel dependen dan independen dikatakan signifikan apabila nilai p-value < 0,05. Dari nilai tersebut dapat diketahui bahwa p-value < 0,05 dan = 26,42 > X Tabel = 5,99. Ini berarti bahwa terdapat hubungan antara paritas dengan perdarahan postpartum primer.

e) Hubungan kadar Hb ibu bersalin dengan kejadian perdarahan postpartum primer. Tabel 4.7 Hubungan kadar Hb ibu bersalin yang mengalami perdarahan postpartum primer. Perdarahan Postpartum primer NO Kadar Hb Perdarahan Tidak Perdarahan Total P- value f % f % 1. < 10 gr% 58 76.3 18 23.7 76 2. gr% 19 24.4 59 75.6 78 0.000 Total 77 77 154 = 77,08 df = 1 P Value = 0,000 X Tabel = 3,84 Pada tabel 4.7 dapat diketahui bahwa kadar Hb ibu bersalin yang mengalami perdarahan postpartum primer adalah < 10 gr% atau 76,3 %. Dari analisis statistik dengan uji Chi-Squere diperoleh nilai p-value = 0,000. Hubungan variabel dependen dan independen dikatakan signifikan apabila nilai p-value < 0,05. Dari nilai tersebut dapat diketahui bahwa p-value < 0,05 dan = 77,08 > X Tabel = 3,84. Ini berarti bahwa terdapat hubungan antara kadar Hb dengan perdarahan postpartum primer.

B. Pembahasan 1. Distribusi Frekuensi kejadian perdarahan postpartum primer. Pada penelitian ini, populasi yang diambil adalah seluruh ibu bersalin yang mengalami perdarahan postpartum primer dan kelompok kontrol yang tidak mengalami perdarahan postpartum primer yang tercatat dalam status pengkajian kesehatan pasien di RSUD Rokan Hulu tahun 2010 yaitu sebanyak 154 orang. Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa distribusi frekuensi kejadian perdarahan postpartum primer tahun 2010 yang tertinggi adalah perdarahan dengan retensio plasenta yaitu sebanyak 51 kasus (66,2%), laserasi 4 kasus (5,2%), postpartum haemmorrhage 21 kasus (27,3%) dan yang terendah adalah kasus ruptur yaitu sebanyak 1 kasus (1,3%). Angka perdarahan postpartum primer tersebut bila dibandingkan dengan teori yang menyatakan tingkat kematian ibu melahirkan di Provinsi Riau tahun 2010 mengalami peningkatan yang penyebab kematian terbanyak adalah perdarahan yaitu 34% (Goenadi, 2010). 2. Distribusi frekuensi umur ibu bersalin yang mengalami perdarahan postpartum primer. Dari tabel 4.2 dapat diketahui bahwa persalinan terbanyak adalah pada umur 20-35 tahun yaitu sebanyak 112 orang. Dari data tersebut diketahui bahwa masyarakat telah mengerti tentang kesehatan reproduksinya walaupun masih ada ibu bersalin yang bersalin < 20 tahun dan > 35 tahun yang merupakan resiko terjadinya perdarahan pasca persalinan yang dapat mengakibatkan kematian maternal. Hal ini disebabkan oleh karena pada usia < 20 tahun fungsi reproduksi belum berkembang dengan sempurna, sedangkan usia > 35 tahun fungsi

reproduksi sudah mengalami penurunan dibandingakn fungsi reproduksi normal (Risma, 2007). 3. Distibusi frekuensi paritas ibu bersalin yang mengalami perdarahan postpartum primer. Dari tabel 4.3 dapat diketahui bahwa paritas yang mengalami perdarahan postpartum primer adalah paritas >4 yaitu sebanyak 81%. Walaupun pada paritas 2-4 yang mengalami perdarahan juga cukup banyak yaitu 59%. Hal ini sesuai dengan teori tentang multiparitas yang merupakan faktor predisposisi perdarahan karena miometrium sudah banyak terdapat jaringan ikat yang menyebabkan kekuatan dinding uterus menjadi kurang sehingga regangan lebih mudah menimbulkan robekan (Prawirohardjo, 2007). Dan ini akan semakin memperparah keadaan perdarahan dengan paritas >4. 4. Distribusi frekuensi kadar Hb ibu bersalin yang mengalami perdarahan postpartum primer Dari tabel 4.4 dapat diketahui bahwa kadar Hb yang banyak mengalami perdarahan postpartum primer adalah kadar Hb < 10 gr% yaitu sebanyak 76,3%. Hemoglobin sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia untuk berbagai metabolisme sel dalam hal mengangkut oksigen keseluruh tubuh. Kondisi yang dikhawatirkan adalah kondisi disaat setelah melahirkan. Organ uterus memerlukan kontraksi yang kuat pada saat persalinan, menghentikan perdarahan akibat lepasnya plasenta dari perlekatannya dipermukaan dalam rahim (endometrium) yang luas selama kehamilan dan sesudah persalinan untuk pengecilan (involusi) uterus. Kadar Hb yang kurang dari 10 gr% akan membuat kontraksi otot rahim lemah ketika persalinan berlangsung (atonia uteri), dan juga menyebabkan adanya bahaya perdarahan postpartum sehingga ini merupakan sebab potensial morbiditas dan mortalitas ibu beserta anak (Prawirohardjo, 2007).

5. Hubungan antara umur ibu bersalin dengan perdarahan postpartum primer Dari analisis statistik dengan uji Chi-Squere diperoleh nilai p-value = 0,045. Dari nilai tersebut dapat diketahui bahwa p-value < 0,05 dan = 6,00 > X Tabel = 5,99. Ini berarti bahwa terdapat hubungan antara umur dengan perdarahan postpartum primer. Dari tabel 4.5 dapat dilihat bahwa semakin tinggi umur ibu bersalin maka semakin tinggi pula tingkat kejadian perdarahan postpartum primer. Berdasarkan penelitian Syafneli (2009), menyatakan bahwa kejadian perdarahan postpartum meningkat sesuai dengan bertambahnya umur ibu. Ibu yang melahirkan pada umur > 35 tahun berisiko terjadinya perdarahan 13,9 kali dibandingkan dengan kelompok umur ibu bersalin 20-30 tahun. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa umur > 35 tahun memiliki resiko perdarahan postpartum primer dikarenakan pada saat umur tersebut fungsi reproduksi telah mengalami penurunan dibandingkan dengan fungsi reproduksi normal. 6. Hubungan antara paritas ibu bersalin dengan perdarahan postpartum primer Dari analisis statistik dengan uji Chi-Squere diperoleh nilai p-value = 0,000. Dari nilai tersebut dapat diketahui bahwa p-value < 0,05 dan = 26,42 > X Tabel = 5,99. Ini berarti bahwa terdapat hubungan antara paritas dengan perdarahan postpartum primer. Dari tabel 4.6 dapat dilihat bahwa paritas 2-4 memiliki presentasi yang cukup tinggi mengalami perdarahan postpartum primer. Dan presentasi mulai meningkat pada paritas >4 yaitu sebesar 81%. Hal ini berarti semakin tinggi paritas ibu bersalin maka semakin tinggi pula resiko terjadinya perdarahan postpartum primer. Berdasarkan penelitian Miswarti (2005), menyatakan bahwa tingkat kejadian perdarahan postpartum primer pada paritas >4 lebih tinggi dibandingkan paritas 2-3 yaitu sebanyak 48,46%. Dan ini sesuai dengan yang dikemukakan

Cunningham (2000) bahwa wanita dengan paritas tinggi menghadapi resiko perdarahan postpartum dini karena fungsi reproduksi telah mengalami penurunan. 7. Hubungan antara kadar Hb ibu bersalin dengan perdarahan postpartum primer Dari analisis statistik dengan uji Chi-Squere diperoleh nilai p-value = 0,000. Dari nilai tersebut dapat diketahui bahwa p-value < 0,05 dan = 77,08 > X Tabel = 3,84. Ini berarti bahwa terdapat hubungan antara kadar Hb dengan perdarahan postpartum primer. Dilihat dari hasil penelitian diatas bahwa terdapat kesesuaian antara penelitian dengan teori yang menyebutkan kadar Hb yang kurang dari 10 gr% akan mengakibatkan kontraksi otot rahim menjadi lemah ketika persalinan berlangsung dan juga akan menyebabkan adanya perdarahan postpartum sehingga ini merupakan sebab potensial morbiditas dan mortalitas pada ibu dan anak. A. Kesimpulan KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Distribusi frekuensi kejadian perdarahan postpartum primer di RSUD Rokan Hulu tahun 2010 yaitu sebanyak 66,2% yang dikarenakan perdarahan dengan retensio plasenta. 2. Distribusi frekuensi umur ibu bersalin yang banyak mengalami perdarahan postpartum primer di RSUD Rokan Hulu tahun 2010 yaitu pada umur > 35 tahun (72,2%). 3. Distribusi frekuensi paritas ibu bersalin yang banyak mengalami perdarahan postpartum primer di RSUD Rokan Hulu tahun 2010 yaitu pada paritas > 4 (81%).

4. Distribusi frekuensi kadar Hb ibu bersalin yang banyak mengalami perdarahan postpartum primer di RSUD Rokan Hulu tahun 2010 yaitu kadar Hb < 10 gr% (76,3%). 5. Terdapat hubungan antara umur ibu bersalin dengan kejadian perdarahan postpartum primer di RSUD Rokan Hulu tahun 2010. 6. Terdapat hubungan antara paritas ibu bersalin dengan kejadian perdarahan postpartum primer di RSUD Rokan Hulu tahun 2010. 7. Terdapat hubungan antara kadar Hb ibu bersalin dengan kejadian perdarahan postpartum primer di RSUD Rokan Hulu tahun 2010. B. Saran Dikarenakan kejadian perdarahan postpartum primer meningkat pada umur > 35 tahun, paritas >4 dan kadar Hb < 10 gr% yang mengakibatkan tingginya angka morbiditas dan mortalitas pada ibu dan anak, yang harus dilakukan adalah: 1. Upaya preventif dengan memberikan pendidikan kesehatan pada PUS (Pasangan Usia Subur) untuk tidak hamil pada keadaan umur > 35 tahun, paritas >4 dan kadar Hb < 10 gr%. 2. Menganjurkan PUS (Pasangan Usia Subur) untuk mengikuti program KB dan jika ibu dalam keadaan umur > 35 tahun, paritas >4 dan kadar Hb < 10 gr% dianjurkan untuk selalu memeriksakan diri ke tenaga kesehatan dan melahirkan di pelayanan kesehatan. 3. Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi mahasiswa yang lain serta untuk menambah wawasan mahasiswa Program Studi D-III

Kebidanan khususnya mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan perdarahan postpartum primer. DAFTAR PUSTAKA Agung, B. (2008). Jumlah Kematian Ibu Melahirkan dan Kelahiran Bayi Riau di Bawah RPJMN. (http://www.riauterkini.com/sosial.php?arr=18823, diakses 12 Maret 2011). Anonym. (2007). Pengertian umur. (http://id.wikipedia.org./wiki/umur, diakses 12 Maret 2011). Arikunto, S. (2007). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Bobak, dkk. (2005). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC. Cunningham. (2006). Obstetri William. Jakarta: EGC. Dorland. (2002). Kamus Kedokteran. Edisi 29. Jakarta: Buku Kedokteran EGC. Goenadi, A. (2010). Tingkat Kematian Ibu Melahirkan di Riau Masih Tinggi. (http://www.riauinfo.com/main/news.php?c=6&id=12414, diakses 12 Maret 2011). Hastono, S. (2001). Analisis Data. Depok: Fakultas Kesehatan Universitas Indonesia. Hidayat, A. (2007). Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika. JNPK-KR/POGI dan JHPIEGO Corporation. (2007). Asuhan Persalinan Normal. Edisi 3 Revisi. Jakarta: Jaringan Nasional Pelatihan Klinik. Kesga Dinkes Kepri. (2010). Making Pregnancy Safer (MPS) dalam Upaya Penurunan AKI dan AKB di Provinsi Kepulauan Riau. (http://www.dinkesprovkepri.org/beranda/2-berita/28-mps, diakses 12 Maret 2011). KUMPULAN KTI AKBID. (2010). Karakteristik Ibu dengan Perdarahan Postpartum di ruang Kebidanan. (http://4- akbid.blogspot.com/2010/12/karakteristik-ibu-dengan-perdarahan.html, diakses 12 Maret 2011). KTI KEBIDANAN. (2010). Hubungan Usia Terhadap Perdarahan Post Partum Di RSUD. (http://www.gocb.co.cc/2010/06/hubungan-usia-terhadapperdarahan-post_07.html, diakses, 12 Maret 2011). Manuaba, dkk. (2008). Gawat Darurat Obstetri Ginekologi dan Obstetri Ginekologi Sosial untuk Profesi Bidan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC. Manuaba, IBG. (2001). Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi dan KB. Jakarta: EGC. Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi Revisi. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Oxorn, H. Forte, William R. (2010). Ilmu Kebidanan Patologi dan Fisiologi Persalinan. Yogyakarta: Yayasan Essentia Medika. Prawirohardjo, S. (2007). Ilmu Kebidanan Edisi Ketiga. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Risma. (2007). Perdarahan Pasca Persalinan Part 1 Dan 2. (http://fkunsri.wordpress.com/2007/07/25/perdarahan-pasca-persalinan- Part1, akses 12 Maret 2011). Riwidikdo. (2008). Statistik Kesehatan. Jogjakarta: Mitra Cendikia Press. Rizki. (2010). Perdarahan Post Partum. (http://goodrizki.blogspot.com/2010/01/perdarahan-post-partum.html, diakses 12 Maret 2011). Saifuddin, A, dkk. (2006). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Saryono. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jogjakarta: Mitra Cendikia Press. Setiawan, A. Saryono. (2010). Metodologi Penelitian Kebidanan DIII, DIV, S1 dan S2. Yogyakarta: Nuha Medika. Yayan, A. (2008). Perdarahan postpartum (postpartum hemorrhagic). (http://belibis-a17.com/2008/09/29/perdarahan-postpartum-post-partumhemorrhagic/, diakses 12 Maret 2011).