HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN KANKER SERVIKS UTERI DENGAN FAKTOR RISIKO MENIKAH USIA MUDA JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN KANKER SERVIKS UTERI DENGAN FAKTOR RISIKO MENIKAH USIA MUDA LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. bila program skrining sitologi dan pelayanan kesehatan diperbaiki. 1

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU TENTANG FAKTOR RISIKO PENYAKIT SEREBROVASKULAR TERHADAP KEJADIAN STROKE ISKEMIK ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH

KARAKTERISTIK PENDERITA KANKER SERVIKS DI RSUP Dr. KARIADI SEMARANG TAHUN 2010 JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA

Pengetahuan dan Sikap Wanita Mengenai Kanker Serviks dan Pap Smear Di RSU. Hermana Lembean Bulan November- Desember Tahun 2013

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG KANKER SERVIKS DENGAN KEIKUTSERTAAN IBU MELAKUKAN IVA TEST DI KELURAHAN JEBRES SURAKARTA

Karakteristik penderita kanker serviks di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode 1 Januari Desember 2015

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO 2012

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

HUBUNGAN USIA WANITA SAAT COITARCHE DAN LAMA PEMAKAIAN PIL KB KOMBINASI DENGAN KEJADIAN KANKER SERVIKS DI RSUD DR.

FAKTOR RISIKO YANG BERPENGARUH DENGAN KEJADIAN KANKER SERVIKS DI RSUD DR. H. ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PROLAPSUS UTERI DI RSUP Dr. KARIADI SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB 1 PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh yang tidak normal.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan reproduksi menurut World Health Organization (WHO) adalah

Prosiding SNaPP2011 Sains, Teknologi, dan Kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. serviks uteri. Kanker ini menempati urutan keempat dari seluruh keganasan pada

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya umur harapan hidup sebagai salah satu tujuan

Kata Kunci : umur, paritas,usia menikah,stadium kanker serviks Daftar Pustaka : 15 buku

BAB I PENDAHULUAN. yang disebut sebagai masa pubertas. Pubertas berasal dari kata pubercere yang

BAB I PENDAHULUAN. Kanker serviks (leher rahim) adalah salah satu kanker ganas yang

HUBUNGAN DETEKSI DINI (PAP SMEAR) DENGAN KEJADIAN KANKER SERVIKS DI POLI OBGYN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN KANKER SERVIKS DENGAN MINAT IBU DALAM MELAKUKAN PAP SMEAR DI MANGKUDRANAN MARGOREJO TEMPEL SLEMAN YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. human papilloma virus (HPV) terutama pada tipe 16 dan 18. Infeksi ini

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIK) MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN kematian per tahun pada tahun Di seluruh dunia rasio mortalitas

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG REKAM MEDIS DENGAN KELENGKAPAN PENGISIAN CATATAN KEPERAWATAN JURNAL PENELITIAN MEDIA MEDIKA MUDA

Kanker Serviks. 2. Seberapa berbahaya penyakit kanker serviks ini?

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN PENDIDIKAN DENGAN PELAKSANAAN DETEKSI DINI KANKER SERVIK MELALUI IVA. Mimatun Nasihah* Sifia Lorna B** ABSTRAK

BAB 1 : PENDAHULUAN. daerah leher rahim atau mulut rahim, yang merupakan bagian yang terendah dari

KUESIONER FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU IBU DALAM PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI POLI GINEKOLOGI RSUD DR PIRNGADI MEDAN TAHUN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA SUBUR DENGAN PENCEGAHAN KISTA OVARIUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kedua di dunia dimana konstribusinya 13 % dari 22% kematian yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ABSTRAK INSIDENSI DAN GAMBARAN PENDERITA KANKER SERVIKS DI RSUP DR HASAN SADIKIN BANDUNG TAHUN 2014

HUBUNGAN PERNIKAHAN USIA DINI DENGAN KEJADIAN KANKER SERVIKS DI RSUD DR MOEWARDI

FAKTOR RISIKO KEJADIAN KANKER SERVIKS DI RSUD TUGUREJO KOTA SEMARANG TAHUN 2015

BAB 1 PENDAHULAN. kanker serviks (Cervical cancer) atau kanker leher rahim sudah tidak asing lagi

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

Hormonal Contraceptive Use and History of Sexually Transmitted Infection as Risk Factors of the Pre-Cancerous

menikah dengan tindakan pemeriksaan Pap smear. Ginekologi RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado.

Tingkat Pengetahuan Kanker Serviks dan Pengetahuan Cara Pencegahan Kanker Serviks di Fakultas Bisnis Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya

BAB 1 PENDAHULUAN. dini. 6,8 Deteksi dini kanker serviks meliputi program skrining yang terorganisasi

ABSTRAK GAMBARAN KANKER SERVIKS DI RUMAH SAKIT PIRNGADI MEDAN PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. kanker yang paling tinggi di kalangan perempuan adalah kanker serviks. yang paling beresiko menyebabkan kematian.

HUBUNGAN ANTARA USIA PERTAMA KALI BERHUBUNGAN SEKSUAL DENGAN KANKER SERVIKS DI RSUD DR. MOEWARDI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN KANKER SERVIKS DI RSUP DR.SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh :

BAB I PENDAHULUAN menyepakati perubahan paradigma dalam pengelolaan masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan suatu penyakit yang dianggap sebagai masalah besar

3. METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS PELAKSANAAN DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM PADA IBU- IBU WARGA SEJALUR DESA KEDUNGDOWO-GARUNG LOR KALIWUNGU KUDUS

Analisis Faktor Prilaku Deteksi Dini Kanker Serviks dengan Metode IVA ( Inspeksi Visual Asam Acetat )

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA PADA IBU BERSALIN

No. Responden: B. Data Khusus Responden

A. Pengetahuan Kanker Serviks NO. PERTANYAAN JAWABAN 1. Kanker leher rahim ( serviks ) merupakan penyakit?

PROFIL PENDERITA KANKER GINEKOLOGI DI RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE JULI 2015 SAMPAI JULI Mahasiswa Fakultas Kedokteran UNSRAT 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker leher rahim (kanker serviks) masih menjadi masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. penderita kanker serviks baru di dunia dengan angka kematian karena kanker ini. sebanyak jiwa per tahun (Emilia, 2010).

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesehatan reproduksi merupakan keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial

Penyerapan Pengetahuan Tentang Kanker Serviks Sebelum Dan Sesudah Penyuluhan. The Knowledge Acceptance Of Cervical Cancer Before And After Counseling

ABSTRAK PERBEDAAN KADAR CANCER ANTIGEN 125 DAN HUMAN EPIDIDIMIS PROTEIN 4 PADA PASIEN KANKER OVARIUM EPITELIAL TIPE I DAN TIPE II

KARAKTERISTIK PENDERITA KANKER SERVIKS STADIUM LANJUT DI BLU RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2011

KARAKTERISTIK IBU DENGAN KANKER SERVIKS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) BANGIL

STUDI D IV KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu untuk periode 5 tahun sebelum survey ( )

BAB III METODE PENELITIAN. clearance disetujui sampai jumlah subjek penelitian terpenuhi. Populasi target penelitian ini adalah pasien kanker paru.

HUBUNGAN ANTARA USIA PERTAMA KALI MELAKUKAN HUBUNGAN SEKSUAL DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN KANKER LEHER RAHIM DI RSUD KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masalah kesehatan masyarakat. Kanker menjadi penyebab kematian nomor 2 di

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan reproduksi wanita merupakan hal yang perlu diperhatikan agar suatu

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV METODE PENELITIAN. kandungan khususnya berhubungan dengan kedokteran ginekologi.

BAB III METODE PENELITIAN

Gambaran Karakteristik Penderita Rawat Inap Karsinoma Serviks di RSUD Karawang Periode 1 Januari Desember 2011

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu penyakit mematikan di dunia. Sampai saat ini, kanker

BAB I PENDAHULUAN. Kanker serviks adalah kanker tersering nomor tujuh secara. keseluruhan, namun merupakan kanker terbanyak ke-dua di dunia pada

Dinamika Kebidanan vol. 2 no.1. Januari 2012

HUBUNGAN FAKTOR RISIKO MENYUSUI DENGAN KEJADIAN KANKER PAYUDARA PADA PASIEN YANG DI RAWAT INAP DI RS.Dr. KARIADI SEMARANG ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN PARITAS DAN USIA PERKAWINAN SEBAGAI FAKTOR RISIKO LESI PRAKANKER SERVIKS PADA IBU PASANGAN USIA SUBUR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKASADA II

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 4 HASIL. Korelasi stadium..., Nurul Nadia H.W.L., FK UI., Universitas Indonesia

HUBUNGAN PERILAKU PENCARIAN LAYANAN KESEHATAN DENGAN KETERLAMBATAN PASIEN DALAM DIAGNOSIS TB PARU DI BBKPM SURAKARTA SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. Kanker adalah penyakit akibat pertumbuhan tidak normal dari sel-sel jaringan

BAB IV METODE PENELITIAN

LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN KANKER SERVIKS DENGAN MINAT IBU USIA

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan manusia tidak dapat melakukan aktivitas sehari-harinya. Keadaan

BAB IV METODE PENELITIAN

See & Treat untuk Skrining Lesi Prakanker Serviks

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan data International Agency for Research on Cancer (IARC) diketahui

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Studi kualitatif..., An Nur Fatimah, FKM UI, 2009

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN KANKER SERVIKS UTERI DENGAN FAKTOR RISIKO MENIKAH USIA MUDA JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar sarjana strata-1 pendidikan dokter PUTRA ANUGRAH SADEWA 22010110130145 PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2014

HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN KANKER SERVIKS UTERI DENGAN FAKTOR RISIKO MENIKAH USIA MUDA Putra Anugrah Sadewa *, T. Mirza Iskandar ** ABSTRAK Latar Belakang: Di Indonesia, kanker masih merupakan salah satu dari 10 penyebab kematian terbanyak. Menurut data Fakultas Universitas Indonesia tahun 2005 kasus kanker serviks uteri mencapai 17,85% dari seluruh kasus kanker. Menikah di usia muda diduga merupakan salah satu faktor risiko terbesar seseorang terkena kanker serviks uteri. Tujuan: Mengetahui hubungan antara kejadian kanker serviks uteri dengan faktor risiko menikah usia muda. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik yang dilaksanakan pada bulan Maret sampai Juni 2014. Subyek penelitian adalah pasien di Ruang Rajawali Lt.4 RSUP.Dr. Kariadi Semarang yang memenuhi kriteria inklusi.penentuan sampel dilakukan secara consecutive sampling.data diperoleh dari kuesioner dan dianalisis secara bivariat dan multivariat.analisis bivariat berupa kekuatan hubungan antara dua variabel penelitian disajikan dalam bentuk tabel chi square.sedangkan analisis multivariat adalah analisis untuk mengetahui diantara beberapa variabel bebas yang signifikan, mana yang paling mempunyai hubungan kuat dengan variabel terikat / paling berpengaruh terhadap variabel terikat. Hasil: Faktor risiko menikah usia muda mempunyai kekuatan hubungan yang bermakna dengan kejadian kanker serviks uteri yaitu dengan derajat kebermaknaan p< 0,001. Kesimpulan: Ada hubungan antara kejadian kanker serviks uteri dengan faktor risiko menikah usia muda. Kata kunci: Kejadian kanker serviks uteri, faktor risiko menikah usia muda. * Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro ** Staf Pengajar Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro

THE CORRELATION BETWEEN INCIDENCE OF CERVICAL CANCER WITH RISK FACTOR MARRIED AT YOUNG AGE Putra Anugrah Sadewa *, T. Mirza Iskandar ** ABSTRACT Background: In Indonesia, cancer is still one of ten most death causes. According to the data from Universitas Indonesia, cervical cancer case reached 17,85% of all cancer cases. Married at young age is tought to be one of the biggest risk factors for cervical cancer case. Aims: Knowing the relationship between the incidence of cervical cancer with risk factor married at young age. Methods: This study is an observational analitic study done in Marc through June 2014. Subject of this study is the patient in Rajawali Room Floor 4th Kariadi Hospital Semarang who were eligible for inclusion criteria. Sampling done by consecutive sampling. Data earned from questionnaires and analyzed bivariately and multivariately. Bivariate analysis was a power of meaningfulness of two variables. Bivariate analysis was served in chi square table. Multivariate analysis was an analysis to find the most meaningful variable with dependent variable between some meaningful variables. Results: The risk factor married at young age have a meaningful relationship with the incidence of cervical cancer. The power of meaningfulness is p < 0,001 Conclusions: There is a correlation between incidence of cervical cancer with risk factor married at young age. Keywords: Incidence of cervical cancer, risk factor married at young age. *Undergraduate student of Faculty of Medicine Diponegoro University **Department of Obstetry and Gynaecology Faculty of Medicine Diponegoro University

PENDAHULUAN Hingga saat ini kanker serviks uteri merupakan penyebab kematian terbanyak akibat penyakit kanker di negara berkembang. Sesungguhnya penyakit ini dapat dicegah bila program skrining sitologi dan pelayanan kesehatan diperbaiki. 1 Diperkirakan ditemukan kasus baru kanker serviks uteri sekitar 6,25 juta per tahun. Rata-rata setiap 11 menit ada satu orang perempuan meninggal karena kanker leher rahim dan setiap 3 menit ada satu penderita baru.diperkirakan pula 9 juta orang meninggal setiap tahun akibat kanker leher rahim. Dua pertiga dari penderita kanker tersebut berada di negara-negara berkembang termasuk Indonesia 2 Secara global, kanker serviks adalah penyebab kematian ketiga pada wanita. Secara keseluruhan (pria dan wanita) merupakan penyebab kematian terbanyak ketujuh di dunia. 3 Pada tahun 2008 ditemukan 530.000 kasus kanker serviks baru.di Indonesia, kanker masih merupakan salah satu dari 10 penyebab kematian terbanyak. Dari data Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 2001, kanker merupakan urutan ke-5 penyebab kematian umum sebesar 6%.Sampai saat ini kanker leher rahim masih merupakan penyebab utama kematian pada wanita di Indonesia, diperkirakan 40 ribu kasus baru ditemukan setiap tahunnya. Di rumah sakit Dr. Cipto Mangunkusumo, frekuensi kanker serviks uteri mencapai 76,2% di antara kanker ginekologi. Data dari 17 rumah sakit di Jakarta tahun 1977, kanker serviks uteri menduduki urutan pertama yaitu 432 kasus di antara 918 kanker pada perempuan. Sedangkan menurut data Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia pada tahun 2005 kasus kanker serviks uteri mencapai 17,85% dari seluruh kasus kanker. 4 Sel kanker serviks pada awalnya berasal dari sel epitel serviks yang mengalami mutasi genetik sehingga mengubah perilakunya.sel yang bermutasi ini melakukan pembelahan sel yang tidak terkendali, immortal, dan menginvasi jaringan stroma di bawahnya. Keadaan yang menyebabkan mutasi genetik yang tidak dapat diperbaiki akan menyebabkan terjadinya pertumbuhan kanker ini. 1

Hal penting yang harus kita ketahui dari insiden kanker serviks uteri ini adalah faktor risiko terjadinya kanker serviks uteri.sebab jika kita mengetahui berbagai faktor risikonya, kita dapat memikirkan langkah-langkah pencegahan dari penyakit ini sehingga kita dapat meminimalisir angka morbiditas dan mortalitasnya.walaupun sampai sekarang etiologi pasti penyakit ini belum diketahui, namun pada penelitian-penelitian para pakar terdahulu telah diketahui bahwa kanker serviks uteri adalah penyakit yang sering di temukan pada wanita yang mengalami infeksi Human Papiloma Virus (HPV) tipe 16 atau 18.Kemungkinan penyebab kanker serviks uteri dipengaruhi oleh faktor ekstrinsik, diantaranya kemungkinan terkena kanker serviks uteri lebih tinggi pada mereka yang kawin daripada yang tidak kawin. Insiden meningkat dengan tingginya paritas, apa lagi bila jarak persalinan terlampau dekat. Selain itu golongan sosial ekonomi yang rendah, merokok, serta aktivitas seksual yang sering berganti-ganti pasangan dengan higienis seksual yang jelek juga merupakan salah satu faktor risiko dari kanker serviks uteri. 5 Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kejadian kanker serviks uteri dengan faktor risiko menikah usia muda. METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan rancangan belah lintang dengan sampelpasien yang terdiagnosis kanker di bidang ginekologi di Gedung Rajawali Lantai 4 Ruang A-B RSUP Dr. Kariadi Semarang.Sampel dalam penelitian ini adalah pasien yang terdiagnosis kanker di bidang ginekologi di Gedung Rajawali Lantai 4 Ruang A-B RSUP Dr. Kariadi Semarang yang bersedia ikut serta dalam penelitian. Berdasarkan perhitungan besar sampel, besar sampel minimal yang dibutuhkan untuk penelitian ini adalah 69orang.Pada periode penelitian dijumpai 70pasien yang terdiagnosis kanker di bidang ginekologi di Gedung Rajawali Lantai 4 Ruang A-B RSUP Dr. Kariadi Semarang yang memenuhi kriteria penelitian.seluruh subjek tersebut digunakan dalam subjek penelitian.

Variabel bebas penelitian adalah usia muda.hasilnya kemudian dinyatakan sebagaiusia pernikahan 20 tahun dan usia pernikahan > 20 tahun. Variabel terikat penelitian adalah kanker serviks uteri.hasilnya kemudian dinyatakan sebagai terdiagnosis kanker serviks uteri dan tidak terdiagnosis kanker serviks uteri. Uji hipotesis antara kejadian kanker serviks uteri dengan faktor risiko menikah usia muda dianalisis dengan uji Pearson Chi Squaredan uji Fischer s Exact test. Nilai p dianggap bermakna apabila p<0,05. Analisis statistik dilakukan dengan menggunakan program computer. HASIL Penelitian ini telah dilakukan pada pasien yang terdiagnosis kanker serviks uteri dan pasien yang terdiagnosis selain kanker serviks uteri di Gedung Rajawali Lantai 4 Ruang A-B RSUP. Dr. Kariadi Semarang. Cara pemilihan sampel adalah consecutive sampling. Penelitian ini menggunakan 70 orang pasien keganasan di bidang ginekologi yang memenuhi kriteria penelitian.seluruh sampel dimintai kesediaannya dengan mengisi informed consent dan diminta mengisi kuesioner tentang karakteristik pasien kanker serviks uteri yang telah diuji validitasnya dengan expert validity. Karakteristik responden Karakteristik subjek penelitian berupa usia pernikahan, pekerjaan, pendidikan, jumlah anak, merokok, pap smear, faktor keturunan, vaksin HPV, infeksi menular seksual, keputihan, keluar darah setelah berhubungan, KB spiral, penyakit imunosupresi, radiasi, leher Rahim pernah terluka, penurunan berat badan tiba-tiba, kebersihan di tempat tinggal, dan kebersihan di lingkungan kerja dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Karakteristik responden Variabel Usia Pernikahan Diagnosis I (Ca Cervix) II (Non Ca Cervix) n % n % 20 thn 45 90 3 15 < 0,001* > 20 thn 5 10 17 85 Pekerjaan IRT 27 54 12 60 0,215 Petani 14 28 2 10 Swasta 9 18 6 30 Pendidikan Tidak sekolah 8 16 2 10 0,011* SD 33 66 8 41 SMP 3 6 7 35 SMA 6 12 2 10 PT 0 0 1 5 Jumlah anak Primipara 2 4 6 30 0,005* Multipara 48 96 14 70 Merokok Suami 36 72 11 55 0,171 Tidak 14 28 9 45 Pernah pap smear Ya 3 6 2 10 0,619 Tidak 47 94 18 90 Faktor keturunan Ya 0 0 0 0 Tidak 50 100 50 100 Pernah vaksin HPV Ya 4 8 2 10 1,000 Tidak 46 92 18 90 Infeksi menular seksual Ya 4 8 0 0 0,319 Tidak 46 92 20 100 Keputihan p

Ya 44 88 12 60 0,017* Tidak 6 10 8 40 Keluar darah setelah berhubungan Ya 31 62 1 5 <0,001* Tidak 19 38 19 95 KB spiral Ya 15 30 3 15 0,195 Tidak 35 70 17 85 Penyakit imunosupresi Ya 2 4 0 0 1,000 Tidak 48 96 20 100 Pernah diradiasi Ya 9 18 1 5 0,262 Tidak 41 82 19 95 Leher rahim pernah terluka Ya 3 6 0 0 0,552 Tidak 47 94 20 100 Penurunan berat badan tiba-tiba Ya 31 62 7 35 0,041* Tidak 19 38 13 65 Kebersihan di tempat tinggal Bersih 44 88 18 90 1,000 Tercemar 6 12 2 10 Kebersihan di lingkungan Bersih 44 88 17 85 0,708 Tercemar 6 12 3 15 * Signifikan p< 0,05 Pearson Chi Square Fisher s Exact Test Berdasarkan tabel 6 telah dilakukan uji bivariat pada setiap karakteristik penyakit kanker serviks uteri, dihasilkan 6 variabel yang mempunyai nilai p< 0,05 yaitu usia pernikahan, tingkat pendidikan, jumlah anak, keputihan, keluar darah setelah berhubungan, dan penurunan berat badan secara tiba-tiba. Setelah diketahui pada tabel 6 ada 6 variabel yang mempunyai kekuatan hubungan p< 0,05, peneliti melakukan uji multivariat untuk melihat dari keenam variabel tersebut, mana diantaranya yang paling mempunyai tingkat kebermaknaan terhadap kejadian kanker serviks uteri, hasilnya usia pernikahan dan keluar darah

setelah berhubungan merupakan faktor yang paling dominan hubungannya dengan kejadian kanker serviks uteri. Karakteristik responden paling signifikan selanjutnya ditampilkan dalam Tabel 2. Tabel 2. Karakteristik responden paling signifikan CI 95% Variabel p OR Bawah Atas Usia Pernikahan <0,001* 104,87 10,287 1069,156 Keluar darah setelah berhubungan 0,003 73,706 4,209 1290,823 * Signifikan p< 0,05 Berdasarkan tabel 7 didapatkan dari seluruh variabel yang mempunyai hubungan dengan kejadian kanker serviks uteri, variabel yang paling signifikan hubungannya terhadap kejadian kanker serviks uteri adalah usia pernikahan dan keluar darah setelah berhubungan badan dengan pasangan. Dengan derajat kemaknaan p < 0,05, hipotesis penelitian ini pun dapat diterima. PEMBAHASAN Pada dasarnya, kanker serviks uteri dapat dicegah atau diobati apabila ditemukan sedini mungkin dan kita berusaha menghindari faktor-faktor risiko yang dapat memicu terjadinya kanker serviks uteri. Menikah di usia muda diduga merupakan salah satu faktor risiko terbesar seseorang terkena kanker serviks uteri. 5 Usia pertama menikah yang relatif muda (dibawah 20 tahun) berisiko mencetuskan kanker serviks uteri. Makin muda umur pertama kali kawin, makin tinggi risiko mendapatkan kanker serviks uteri. 7 Dalam penelitian ini dapat diketahui bahwa 90% pasien yang terdiagnosis kanker serviks uteri menikah di usia 20 tahun. Terlihat bahwa hubungan kelamin merupakan titik rawan dimana seorang wanita yang mempunyai risiko rendah, menjadi seorang wanita yang mempunyai risiko tinggi. 6 Dalam Output Ratio (OR) di tabel 7 dapat diketahui bahwa menikah usia muda mempunyai OR 105 yang artinya wanita yang menikah di usia muda 105 kali lebih berisiko terkena penyakit kanker serviks uteri.

Dalam proses analisis data yang telah dilakukan, dikatakan bahwa faktor risiko menikah usia muda mempunyai hubungan yang signifikan dengan kejadian kanker serviks uteri dengan derajat kemaknaan yang mencapai p < 0,001. Hal tersebut juga menguatkan penelitian sebelumnya yang mengatakan bahwa usia pertama menikah yang relatif muda berisiko mencetuskan kanker serviks uteri. 7 Selain itu fenomena keluarnya darah setelah berhubungan badan dengan pasangan terbukti mempunyai hubungan yang bermakna terhadap kejadian kanker serviks uteri dengan. Keluar darah setelah berhubungan atau post coital bleeding merupakan salah satu tanda dan mempunyai risiko terjadinya kanker serviks uteri. 8 Hal ini didukung data penelitian yang menunjukkan bahwa 62% pasien yang terdiagnosis kanker serviks uteri pernah mengalami perdarahan pasca berhubungan, sementara 95% pasien selain kanker serviks uteri mengaku tidak mengalami perdarahan pasca berhubungan dengan pasangan. Sebagai dokter umum, hendaknya kita mengetahui berapa kompetensi penyakit kanker serviks uteri untuk dokter umum. Berdasarkan SKDI 2012, kompetensi dokter umum untuk penyakit kanker serviks uteri adalah 2, artinya seorang dokter umum harus mampu mengenali dan merujuk pasien tersebut kepada sejawat yang mempunyai kompetensi lebih untuk melakukan terapi yaitu spesialis bidang obstetri dan ginekologi sub bagian ginekologi onkologi. 9 SIMPULAN DAN SARAN Pada penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa ada hubungan antara kejadian kanker serviks uteri dengan faktor risiko menikah usia muda. Usia pernikahan yang muda menyebabkan kanker serviks uteri karena pada usia tersebut, serviks uteri seorang remaja putri sangat sensitif terhadap stimulus karsinogenik. Di bawah pengaruh karsinogen, perubahan sel dapat terjadi sehingga memunculkan zona transformasi yang patologik pada epitel serviks uteri seorang remaja putri. Perlunya informasi tambahan kepada instansi kesehatan bahwa kejadian kanker serviks uteri dan faktor risiko menikah usia dini merupakan dua hal yang mempunyai hubungan

yang bermakna. Selain itu perlu dilakukannya pendidikan kesehatan reproduksi mulai dari sejak saat bangku sekolah, maupun pada lembaga-lembaga yang melayani konseling pra-nikah. Tidak kalah penting adalah peran instansi-instansi kesehatan dalam meningkatkan kembali program pencegahan penyakit kanker serviks uteri serta berbagai faktor yang meningkatkan risiko terjadinya penyakit kanker serviks uteri. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada dr. Mirza, dr. Besari, dr. Julian, perawatperawat di Gedung Rajawali ruang Keganasan WanitaRSUP. Dr. Kariadi, dokter residen PPDS Obsgin, kakak Coass Obsgin, seluruh staf bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Undip, serta para sahabat yang telah ikut membantu terselenggaranya penelitian ini dan memberi masukan dalam penulisan artikel, serta para pasien keganasan di Gedung Rajawali RSUP Dr. Kariadi yang telah bersedia menjadi subjek penelitian.

DAFTAR PUSTAKA 1. Prawirohardjo S. Onkologi Ginekologi. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2006. 2. Bustan MN. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta: PT Rineka Cipta; 2000. 3. Mandal A. Cervical Cancer Epidemiology. [homepage on the internet] 2014 [cited 2014 Mar 18]. Available from: http://www.news-medical.net/health/cervical-cancer-epidemiology.aspx. 4. Rasjidi I. Manual Prakanker Serviks. Jakarta: CV Sagung Seto; 2008. 5. Prawirohardjo S. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2009. 6. Singhealth. Kanker Leher rahim (Serviks). [homepage on the internet] 2014 [cited 2014 Feb 11]. Available from : http://www.singhealth.com.sg/patientcare/overseas- Referral/bh/Conditions/Pages/Cervical-Cancer-Cervix-Cancer.aspx 7. BJGP. A Systematic Review of Postcoital Bleeding and Risk of Cervical Cancer. [Homepage on the internet]. 2014 [cited 2014 July 10]. Available from : http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/pmc1839021/ 8. Konsil Kedokteran Indonesia. Standar Kompetensi Dokter Indonesia Tahun 2012. [Homepage on the internet]. 2014 [cited 2014 July 17]. Available from: http://bksikmikpikkfki.net/file/download/perkonsil%20no%2011%20th%20 2012%20Ttg%20Standar%20Kompetensi%20Dokter%20Indonesia%20%202 012.pdf