BAB III METODE PENELITIAN. Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga Surabaya dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen

BAB III METODE PENELITIAN. Pangan dan Hortikultura Sidoarjo dan Laboratorium Mikrobiologi, Depertemen

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di areal persawahan dusun Mojorejo

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Sains dan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

BAB III METODE PENELITIAN. dan Teknologi Universitas Airlangga dan di rumah kaca (green haouse) UPT

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

BAB III METODE PENELITIAN

II. MATERI DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi dan Laboratorium Biokimia, Departemen Kimia Fakultas Sains dan

BAB III METODE PENELITIAN. lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah variasi

BAB III METODE PENELITIAN. Departemen Biologi Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan kemampuan Bacillus mycoides dalam memfermentasi onggok untuk

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari hingga Maret 2015.

BAB III METODE PENELITIAN. terdiri atas 5 perlakuan dengan 3 ulangan yang terdiri dari:

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari Bulan April sampai dengan Juni 2013, di

BAB III METODE PENELITIAN. Februari 2012 bertempat di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Sains dan

BAB III METODE PENELITIAN. variasi suhu yang terdiri dari tiga taraf yaitu 40 C, 50 C, dan 60 C. Faktor kedua

LAMPIRAN. Jumlah mikroba (CFU/ml) penyusun pupuk hayati (Biofertilizer) pada media selektif

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian bulan Desember 2011 hingga Februari 2012.

METODE PENELITIAN. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.

BAB III METODE PENELITIAN. Februari sampai Juli 2012 di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi,

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2012 sampai bulan Desember 2012 di

BAB III METODE PENELITIAN. dan tingkat kerusakan dinding sel pada jamur Candida albicans merupakan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan campuran bakteri (Pseudomonas aeruginosa dan Pseudomonas

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi, Departemen

BAB III METODE PENELITIAN. Mikrobiologi Tanah dan Rumah Kaca Balai Penelitian Tanaman Kacang- kacangan dan Umbiumbian

III. METODE PENELITIAN. dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung dari bulan Januari sampai

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian Penyediaan Isolat Fusarium sp. dan Bakteri Aktivator

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Februari 2014.

III. METODE PENELITIAN. Pengetahuan Alam, Universitas Lampung. reaksi, mikropipet, mikrotube, mikrotip, rak tabung reaksi, jarum ose,

III. METODE PENELITIAN

ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB III METODE PENELITIAN. Biologi, Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga.

MATERI DAN METODE. Pekanbaru. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei sampai September

bio.unsoed.ac.id MATERI DAN METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian 1.1. Bahan Penelitian

bio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi dan Molekuler. Penelitian ini di lakukan pada Agustus 2011.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April - Mei 2015 di Laboratorium

III. MATERI DAN METODE

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari-Maret 2014 di Laboratorium

komersial, pupuk SP 36, pupuk KCl, NaCl, Mannitol, K 2 HPO 4, MgSO 4.7H 2 O,

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN. agar, arang, NaOH, HCl dan akuades. spirtus, timbangan analitik, beker gelas, LAF vertikal.

MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

bio.unsoed.ac.id METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. eksplorasi dengan cara menggunakan isolasi jamur endofit dari akar kentang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus-Desember 2015 di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga, Surabaya.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari sampai bulan April 2014.

BAB III METODE PENELITIAN. Pelaksanaan pengambilan sampel tanah dilakukan di kecamatan Samarinda

III. MATERI DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai penambahan starter ekstrak nanas dengan level berbeda

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Jenis penelitian ini adalah penelitian non-eksperimental dengan pendekatan

MODUL 1 PENGENALAN ALAT LABORATORIUM MIKROBIOLOGI

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai bulan November 2009, di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai Desember 2013 dengan tahapan

III. METODE PENELITIAN

III. METODE KERJA. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas

III BAHAN DAN METODE

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan April 2013 sampai Agustus 2014 di

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2012 sampai dengan bulan Juni 2012 di

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat + 25

III. BAHAN DAN METODE. Pelaksanaan vermicomposting dilakukan di rumah plastik FP Unila. Perhitungan

BAB III METODE PENELITIAN. dari Lactobacillus plantarum yang diisolasi dari usus halus itik Mojosari (Anas

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan Peremajaan Aktinomiset dari Kultur Penyimpanan Perbanyakan Sclerotium rolfsii dari Kultur Penyimpanan

BAB III METODE PENELITIAN. faktorial yang terdiri dari dua faktor dengan 4 kali ulangan. Faktor pertama adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama ± 2 bulan (Mei - Juni) bertempat di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitianini dilaksanakandaribulanagustus - Desember 2015 di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Mei 2011 di Laboratorium Mikrobiologi dan

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi FST Universitas Airlangga pada bulan Maret sampai dengan bulan Juli

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen

METODE PENELITIAN. Penelitian ini di laksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

BAB III METODE PENELITIAN. Rancanngan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial. Pada penelitian ini digunakan 2

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu jenis isolat dan sumber fosfat yang digunakan. selama 3 bulan mulai tanggal 1 Februari 31 April 2017.

MATERI DAN METODE. Mikrobiologi (PEM) Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri

Lampiran 1. Lokasi pengambilan sampel tanah diperakaran Cabai merah (Capsicum annum) di Desa Kebanggan, Sumbang, Banyumas

III. MATERI DAN METODE. Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru pada bulan Mei 2013 sampai dengan Juni 2013.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan dan Kebun

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksplorasi yang dilakukan dengan cara

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis percobaan pada penelitian ini adalah penelitian eksperimental,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan rancang bangun penelitian

III. METODE PENELITIAN. Persiapan alat dan bahan yang akan digunakan. Pembuatan media PDA (Potato Dextrose Agar)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Tanaman Industri dan Penyegar

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Hrp -, IAA +, BPF Hrp -, IAA + + , BPF Hrp. , BPF Hrp -, IAA +, BPF + Hrp. , BPF Hrp. , BPF Hrp. Penambat Nitrogen Penambat Nitrogen

bulan Februari 2017, sedangkan penelitian utama dilaksanakan bulan April hingga

No Nama Alat Merk/Tipe Kegunaan Tempat 1. Beaker glass Pyrex Tempat membuat media PDA

Air Panas. Isolat Murni Bakteri. Isolat Bakteri Selulolitik. Isolat Terpilih Bakteri Selulolitik. Kuantitatif

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat Dan Waktu Penelitian. Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian dilakukan selama

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga Surabaya dan kumbung jamur Desa Pepe, Kecamatan Sedati, Sidoarjo, Jawa Timur. Penelitian dilakukan selama 4 bulan, mulai dari Februari 2012 hingga Mei 2012. 3.2 Alat dan Bahan Penelitian 3.2.1 Alat penelitian Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: autoclave, Laminar Air Flow (LAF), gelas Beaker, gelas ukur, pembakar bunsen, tabung Erlenmeyer, tabung reaksi, rak tabung reaksi, pipet ukur, pipetor, jarum ose, object glass, cover glass, vortex, neraca analitik, spatula kaca, spektrofotometer, tabung cuvet, gelas ukur, colony counter, kompor listrik, panci, botol kultur, kapas, aluminium foil, ph meter, cawan petri, sprayer, kertas sampul cokelat, gunting, selotip, korek api, ayakan, jirigen, botol biofertilizer, cangkul, sterilizer, rak inkubasi, pengukur suhu dan kelembaban kumbung, rak penumbuhan, alat penyiram, pengaduk, cincin baglog, jarum suntik. 33

34 3.2.2 Bahan penelitian Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: 1. Isolat mikroba biofertilizer Mikroba yang digunakan dalam biofertilizer antara lain bakteri Cellulomonas sp., Bacillus megaterium, dan Azospirillum sp., serta yeast Saccharomyces cereviceae yang merupakan koleksi dari Laboratorium Mikrobiologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga. 2. Pewarna Gram yang terdiri dari larutan kristal violet, iodin, safranin, alkohol, dan akuades. 3. Bibit jamur tiram putih varietas oystern yang diperoleh dari tempat pembudidayaan jamur Desa Pepe, Sedati, Sidoarjo. 4. Media pertumbuhan mikroba a. Media yang digunakan dalam agar miring sebagai peremajaan bakteri adalah media Nutrient Agar (NA) dan media Potato Dextrose Agar untuk Saccharomyces cereviceae. Media starter bakteri Cellulomonas sp. dan Bacillus megaterium menggunakan Nutrient Broth (NB) dan media starter Saccharomyces cereviceae menggunakan Sabouroud Dextrose Broth (SDB). Media carrier mikroba biofertilizer adalah molase 2%. b. Media selektif untuk menguji keberadaan konsorsium mikroba setelah dicampur dengan molase 2% antara lain: PDA + kloramfenikol 1% untuk Saccharomyces cereviceae.

35 Media CMC untuk bakteri Cellulomonas sp., yang terdiri dari 1 gram CMC + 0,1 gram KNO 3 + 0,2 gram NaCl + 100 ml aquades + 1 gram agar. Media Picopskaya untuk bakteri Bacillus megaterium, yang terdiri dari 1 gram glukosa + 0,5 gram Ca 3 PO 4 + 0,05 gram (NH 4 ) 2 SO 4 + 0,02 gram KCl + 0,01 gram MgSO 4 + 0,01 gram MnSO 4 + 0,01 gram FeSO 4 + 0,05 gram Yeast Extract + 1,5 gram agar + 100 ml aquades. Media Nfb semisolid untuk bakteri Azospirillum sp., yang terdiri dari 5 gram Asam malat + 4 gram KOH + 0,5 gram K 2 HPO 4 + 0,05 gram FeSO 4 + 0,01 gram MnSO 4 + 0,1 gram MgSO 4 + 0,02 gram NaCl + 0,02 gram CaCl + 0,01 gram Na 2 MnO 2 + 3 ml BTB (0,5% dalam alkohol 95%) + 1,75 gram agar + 1000 ml aquades. 5. Bahan kimia yang digunakan dalam penelitian antara lain aquades, alkohol 70%, dan spiritus. 6. Media tanam baglog yang diperoleh dari tempat budi daya jamur Desa Pepe, Sedati, Sidoarjo. 7. Pupuk kimia, yaitu pupuk NPK. 3.3 Prosedur Penelitian 3.3.1 Pembuatan konsorsium mikroba biofertilizer 1. Membuat media pertumbuhan mikroba, yaitu Nutrien Agar (NA) untuk bakteri dan Potato Dextrose Agar (PDA) untuk yeast. Media dibuat

36 dalam bentuk tabung miring, dengan cara melarutkan 2 gram NA dalam 100 ml aquades dan 3,9 gram PDA dalam 100 ml aquades kemudian memanaskan larutan di atas kompor listrik hingga mendidih. Setelah mendidih, media dipindahkan ke dalam tabung reaksi masing-masing 6 ml dan disterilkan menggunakan autoclave pada suhu 121 0 C selama 15-20 menit. Tabung reaksi yang berisi media steril dimiringkan hingga memadat, kemudian ditanami mikroba serta diinkubasi selama 24 jam untuk bakteri dan 7 hari untuk yeast. 2. Melakukan pengamatan mikroba dengan cara menumbuhkan mikroba pada agar miring ke dalam cawan petri melalui metode streak serta pengamatan di bawah mikroskop, kemudian melakukan pewarnaan Gram untuk masing-masing bakteri. 3. Membuat media Nutrien Broth (NB) dengan cara melarutkan 2,4 gram NB ke dalam 300 ml aquades dan media Sabourod Dextrose Broth (SDB) dengan cara melarutkan 1 gram Yeast Extract + 1 gram glukosa ke dalam 100 ml aquades, kemudian melakukan sterilisasi menggunakan autoclave pada suhu 121 0 C selama 15-20 menit. Membuat suspensi mikroba dengan cara mengambil masing-masing isolat murni mikroba dari agar miring menggunakan ose dan memasukkan ke dalam media NB untuk bakteri dan media SDB untuk yeast lalu diinkubasi selama dua hari.

37 4. Menyiapkan stok mikroba dengan cara mengambil masing-masing 10 ml suspensi mikroba dan memasukkan dalam 90 ml media broth setelah itu melakukan inkubasi. 5. Mengukur nilai OD masing-masing biakan mikroba. 6. Melakukan uji populasi mikroba dengan metode penghitungan populasi mikroba, sebagai berikut: a. 10 ml mikroba dalam media broth yang telah diketahui besar nilai OD disuspensikan ke dalam 90 ml aquades steril. b. Melakukan seri pengenceran, dengan menginokulasikan 1 ml suspensi tersebut (10-1 ) ke dalam 9 ml aquades hingga pengenceran 10-6. c. Sebanyak 1 ml suspensi pada pengenceran 10-4 hingga 10-6 diinokulasikan ke dalam medium pertumbuhan mikroba padat, NA untuk bakteri dan PDA untuk yeast dengan metode cawan tuang. d. Selanjutnya medium pertumbuhan mikroba yang telah diinokulasi, diinkubasi dalam suhu ruang selama satu hari untuk bakteri dan tujuh hari untuk yeast. e. Melakukan penghitungan populasi mikroba dengan cara Total Plate Count (TPC) dan menentukan jumlah mikroba yang berada pada kisaran 30-300 CFU/ml. 7. Membuat biofertilizer dengan cara mencampur masing-masing stok mikroba ke dalam larutan molase 2%. 8. Melakukan uji keberadaan mikroba dalam molase 2% dengan melakukan penghitungan koloni mikroba pada media selektif.

38 Peremajaan (pembuatan stok dalam media agar miring) Membuat suspensi mikroba dengan cara memindahkan koloni mikroba ke dalam media broth Melakukan penghitungan cawan untuk menentukan jumlah mikroba Menyiapkan stok mikroba dalam media broth dan mengukur nilai OD Melakukan pembiakan mikroba dalam larutan molase 2% Menguji keberadaan mikroba menggunakan media selektif Gambar 3.1 Diagram alir pembuatan konsorsium mikroba biofertilizer 3.3.2 Pembudidayaan jamur tiram putih Pembudidayaan jamur tiram putih yang dilakukan dalam penelitian ini antara lain persiapan media baglog, inokulasi bibit serta perawatan pada masa inkubasi dan masa penumbuhan hingga panen. 1. Persiapan media tanam baglog 2. Inokulasi dan inkubasi a. Menanam bibit ke dalam baglog dengan kondisi yang steril pada suhu 23 0 C - 25 0 C.

39 b. Menginkubasi baglog dalam ruang inkubasi pada suhu 21 0 C - 28 0 C selama 3-4 minggu. 3. Penumbuhan Sebelum memasukkan baglog kedalam kumbung, kumbung terlebih dahulu harus dibersihkan dan lantai harus disiram untuk menjaga kelembaban. Menumbuhkan tubuh buah jamur tiram ke dalam kumbung atau rumah jamur pada suhu 16 0 C 22 0 C sampai selesai masa panen jamur tiram. 4. Proses perawatan dan pemeliharaan budi daya jamur tiram putih a. Melepas cincin baglog agar tubuh buah jamur tumbuh semakin mudah dan cepat karena luasnya area tumbuh. b. Melakukan pengabutan atau penyiraman pada saat kondisi kelembaban kumbung jamur kurang sesuai, yaitu dari atas (tidak mengenai tubuh jamur tiram) dan pada lantai kumbung jamur. Kelembaban kumbung harus dijaga minimal 80%. c. Memotong bekas panen jamur yang sudah kering pada ujung baglog sehingga tidak menghambat pertumbuhan jamur selanjutnya. d. Memberi lubang pada baglog yang berair agar airnya bisa keluar sehingga kelembaban tetap terjaga. e. Mengambil baglog yang sudah terserang penyakit agar tidak menjalar ke tempat lainnya

40 3.3.3 Perlakuan penelitian Perlakuan pada penelitian ini adalah pemberian konsorsium mikroba biofertilizer pada tiap baglog dengan dosis berbeda, yaitu 0 ml sebagai (kontrol negatif), 2 ml, 4 ml, 6 ml, 8 ml dan pemberian pupuk NPK sebanyak 2 gram sebagai kontrol positif (D + 0 ). Konsorsium mikroba biofertilizer (D - 0, D 2, D 4, D 6, dan D 8 ) diberikan sebanyak dua kali. Pemberian pertama yaitu pada saat 5% - 10% miselium pada baglog telah tumbuh dan pemberian kedua dilakukan setelah pembukaan penutup cincin pada baglog. Pemberian konsorsium mikroba biofertilizer dilakukan dengan cara menyuntikkan biofertilizer cair ke dalam baglog sesuai dengan dosis perlakuan. Sedangkan pemberian pupuk NPK sebanyak 2 gram untuk satu baglog. Pupuk NPK padat digerus dan dicampur dengan aquades sebanyak 2 ml kemudian dimasukkan ke dalam baglog menggunakan jarum suntik. Waktu pemberian pupuk NPK disesuaikan dengan pemberian biofertilizer. Setelah proses penyuntikan biofertilizer ke dalam baglog, plastik baglog yang terlubangi oleh jarum suntik harus ditutup dengan selotip agar baglog terhindar dari kontaminasi penyakit selama proses penumbuhan. 3.4 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan rancangan acak lengkap yang terdiri dari enam perlakuan (D - 0, D + 0, D 2, D 4, D 6 dan D 8 ) dan setiap perlakuan di ulang sebanyak tujuh kali. Pemberian dosis biofertilizer konsorsium mikroba adalah sebagai berikut:

41 1. Kontrol negatif (D - 0 ) Tanpa menggunakan konsorsium mikroba biofertilizer maupun NPK. 2. Kontrol positif (D + 0 ) Menggunakan pupuk kimia (NPK) 3. D 2 Menggunakan konsorsium mikroba biofertilizer dengan dosis 2 ml pada setiap baglog. 4. D 4 Menggunakan konsorsium mikroba biofertilizer dengan dosis 4 ml pada setiap baglog. 5. D 6 Menggunakan konsorsium mikroba biofertilizer dengan dosis 6 ml pada setiap baglog. 6. D 8 Menggunakan konsorsium mikroba biofertilizer dengan dosis 8 ml pada setiap baglog. Tabel 3.1 Rancangan perlakuan pada percobaan jamur tiram putih Perlakuan Kontrol Kontrol Biofertilizer Negatif Positif 2 ml 4 ml 6 ml 8 ml D 0 - D 0 + D 2 D 4 D 6 D 8

42 3.5 Variabel Penelitian Variabel yang dapat diamati dari penelitian ini antara lain: 1. Variabel bebas (independent variable), yaitu dosis konsorsium mikroba biofertilizer (ml). 2. Variabel terikat (dependent variable), yaitu pertumbuhan jamur tiram putih yang dapat dilihat dari jumlah tudung (buah), lebar tudung (cm) dan waktu tumbuh (hari) jamur tiram putih pada saat panen serta produksi yang dilihat dari total berat basah (gram) jamur tiram putih saat panen. 3. Variabel terkendali, yaitu ph media tanam baglog (6 7), ph konsorsium mikroba biofertilizer (4-5), jumlah bibit yang diinokulasikan dalam baglog (5 gram), dan waktu pemberian biofertilizer (hari). 3.6 Pengumpulan dan Analisis Data Data yang diperoleh dari penelitian ini adalah pertumbuhan dan produksi jamur tiram putih. Data pertumbuhan jamur tiram putih diperoleh dengan pengukuran pertumbuhan tubuh buah, yaitu mengukur jumlah tudung dan lebar tudung, serta waktu panen jamur tiram putih. Data produksi jamur tiram putih diperoleh dengan menimbang berat basah tubuh buah jamur tiram putih pada saat panen. Data penelitian yang diperoleh di analisis secara statistik, yaitu dengan melihat apakah data berdistribusi normal dan homogen. Pada data yang berdistribusi normal dan homogen dilakukan uji menggunakan MANOVA untuk data pertumbuhan, dan uji ANOVA untuk data produksi. Uji tersebut digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh suatu variabel bebas terhadap variabel

43 terikat. Jika ada pengaruh pemberian konsorsium mikroba biofertilizer terhadap pertumbuhan dan produksi jamur tiram putih, maka dilakukan uji Duncan dengan taraf signifikan 5% (α = 0,05) untuk mengetahui beda nyata besarnya pengaruh pada perlakuan.