Posisi geologi Indonesia yang berada di jalur vulkanik aktif dunia. membuat Indonesia memiliki potensi sumber daya mineral dan energi yang cukup

dokumen-dokumen yang mirip
Jurnal Fisika Unand Vol. 4, No. 4, Oktober 2015 ISSN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Energi ini tersimpan dalam batuan magma yang terdapat di bawah permukaan. bumi dan memiliki fluida di dalamnya. Aktivitas panas bumi ditandai dengan

Jurnal Einstein 2 (2) (2014): Jurnal Einstein. Available online

Pengembangan Persamaan Geotermometer Empiris Untuk Estimasi Suhu Reservoir Sumber Mata Air Panas

Potensi Panas Bumi Berdasarkan Metoda Geokimia Dan Geofisika Daerah Danau Ranau, Lampung Sumatera Selatan BAB I PENDAHULUAN

Klasifikasi Potensi Energi Panas Bumi di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia pun kena dampaknya. Cadangan bahan tambang yang ada di Indonesia

Pemanfaatan Potensi Geotermal Sebagai Bentuk Ketahanan Energi di Indonesia

BAB IV SISTEM PANAS BUMI DAN GEOKIMIA AIR

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pulau Jawa (Busur Sunda) merupakan daerah dengan s umber daya panas

POTENSI DAN WILAYAH KERJA PANAS BUMI TAHUN 2008

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. menghasilkan energi listrik. Beberapa pembangkit listrik bertenaga panas

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2006 TENTANG

BAB 6 PEMBAHASAN POTENSI PANAS BUMI DAERAH PENELITIAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Pendahuluan. Distribusi dan Potensi. Kebijakan. Penutup

Populasi Ternak Menurut Provinsi dan Jenis Ternak (Ribu Ekor),

LAMPIRAN L-3 PAGU AUDITABLE UNIT

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

PATIR - BATAN. Satrio, Wibagiyo, Neneng L., Nurfadhlini

PENYELIDIKAN GEOKIMIA PANAS BUMI DAERAH HATUASA-TULEHU, PULAU AMBON BERDASARKAN RUMUS EMPIRIS GEOTERMOMETER

BOKS II : TELAAH KETERKAITAN EKONOMI PROPINSI DKI JAKARTA DAN BANTEN DENGAN PROPINSI LAIN PENDEKATAN INTERREGIONAL INPUT OUTPUT (IRIO)

BAB VI INTERPRETASI DATA GEOKIMIA

MENTERI ENERG1 DAN SUMBER DAYA MINERAL WEPUBLlK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENENTUAN TIPE FLUIDA SUMBER MATA AIR PANASDI KECAMATAN GUNUNG TALANG, KABUPATEN SOLOK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Energi merupakan aspek yang sangat penting dalam kehidupan manusia

BAB V KIMIA AIR. 5.1 Tinjauan Umum

BAB I PENDAHULUAN. Pada akhir Desember 2011, total kapasitas terpasang pembangkit listrik di

PENGUJIAN UAP/MONITORING SUMUR PANAS BUMI MATALOKO, NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2006

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Potensi dan kapasitas terpasang PLTP di Indonesia [1]

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2009 TENTANG

Energi Geothermal Digalakkan Kesejahteraan Masyarakat Terealisasikan Karya Ini Disusun untuk Mengikuti Lomba Esai

Analisis Konduktivitas Termal dan Porositas Sinter Silika Sumber Mata Air Panas di Sapan Maluluang, Kecamatan Alam Pauh Duo, Kabupaten Solok Selatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN PERAN DAERAH DALAM PENGEMBANGAN ENERGI BARU TERBARUKAN (EBT)

Pembimbing : PRIHANDOKO, S.Kom., MIT, Ph.D.

EKSPLORASI PANAS BUMI DENGAN METODE GEOFISIKA DAN GEOKIMIA PADA DAERAH BONJOL, KABUPATEN PASAMAN SUMATERA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. dan perekonomian. Data Kementerian ESDM (2014) menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki berbagai potensi sumber daya alam dengan jumlah yang

Tabel Lampiran 1. Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Padi Per Propinsi

BAB I PENDAHULUAN. fosil, seperti minyak dan gas bumi, merupakan masalah bagi kita saat ini. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV PENENTUAN POTENSI PANAS BUMI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Analisis Geokimia Fluida Manifestasi Panas Bumi Daerah Maribaya

Pengujian Uap/Monitoring Sumur Panas Bumi MT-2, MT-3, dan MT-4 Mataloko Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur Tahun 2005

BAB I PENDAHULUAN. uap yang terbentuk di dalam reservoir bumi melalui pemanasan air bawah

. Keberhasilan manajemen data dan informasi kependudukan yang memadai, akurat, lengkap, dan selalu termutakhirkan.

sumber daya alam yang tersimpan di setiap daerah. Pengelolaan dan pengembangan

KARAKTERISTIK MATA AIR PANAS DAERAH PANAS BUMI DESA AKESAHU GAMSUNGI KECAMATAN JAILOLO TIMUR KABUPATEN HALMAHERA BARAT PROPINSI MALUKU UTARA

SURVEI MEGNETOTELLURIK DAERAH PANAS BUMI BUKIT KILI GUNUNG TALANG, KABUPATEN SOLOK, SUMATERA BARAT. Muhammad Kholid, Harapan Marpaung

BAB V PENGOLAHAN DAN INTERPRETASI DATA GEOKIMIA

MONITORING SUMUR-SUMUR EKSPLORASI LAPANGAN PANAS BUMI MATALOKO, PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR. Dahlan, Eddy M., Anna Y.

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

MACAM-MACAM LETAK GEOGRAFI.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Provinsi Sulawesi Barat terletak di bagian barat Pulau Sulawesi dengan luas

BAB IV GEOKIMIA AIR PANAS

Bab Satu Pendahuluan. Latar Belakang

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2014 TENTANG

BAB II TINJAUAN GEOLOGI. yaitu Lempeng Pasifik, Lempeng Indo - Australia, dan. dilihat pada Gambar 1.

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK MALUKU SEPTEMBER 2016 MENURUN

POTENSI DAN WILAYAH KERJA PERTAMBANGAN PANAS BUMI DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Gambar I.1. Skema produksi panas bumi dan lokasi pengambilan sampel kerak silika

RUMAH KHUSUS TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN

Potensi panas bumi di Indonesia merupakan yang terbesar di. Panas Bumi dan Teknologi BAB IV. Reservoir. 4.1 Reservoir Panas Bumi

PENDALAMAN MATERI LETAK (ASTRONOMIS DAN GEOGRAFIS) SERTA DAMPAKNYA BAGI KEHIDUPAN SOSIAL; EKONOMI; IKLIM DAN MUSIM

GEOLOGI DAN GEOKIMIA DAERAH PANAS BUMI GERAGAI KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR PROVINSI JAMBI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembentuk tanah yang intensif adalah proses alterasi pada daerah panasbumi.

BAB 3 PENGOLAHAN DAN INTERPRETASI DATA

BAB IV MANIFESTASI PANAS BUMI DI GUNUNG RAJABASA

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Perkembangan Neraca Listrik Domestik Indonesia [2].

Fungsi, Sub Fungsi, Program, Satuan Kerja, dan Kegiatan Anggaran Tahun 2012 Kode Provinsi : DKI Jakarta 484,909,154

ABSTRAK. Kata kunci : Panas bumi, reservoar, geotermometer, Pembangkit Listrik Tenaga Panas bumi.

BAB III PENGOLAHAN DAN INTERPRETASI DATA

Pusat Sumber Daya Geologi Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Bandung, Maret 2015

DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

TABEL 1 GAMBARAN UMUM TAMAN BACAAN MASYARAKAT (TBM) KURUN WAKTU 1 JANUARI - 31 DESEMBER 2011

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Energi merupakan kebutuhan mutlak yang diperlukan dalam kehidupan manusia, serta ketersediaannya memberikan

BAB III ALTERASI HIDROTERMAL BAWAH PERMUKAAN

Nusa Tenggara Timur Luar Negeri Banten Kepulauan Riau Sumatera Selatan Jambi. Nusa Tenggara Barat Jawa Tengah Sumatera Utara.

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan kimia airtanah dipengaruhi oleh faktor geologi dan faktor antropogen.

M MODEL KECEPATAN BAWAH PERMUKAAN MENGGUNAKAN METODE TOMOGRAFI DATA MICROEARTHQUAKE DI LAPANGAN PANAS BUMI ALPHA

Jurnal Fisika Unand Vol. 5, No. 3, Juli 2016 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. Tatanan Geologi Lapangan Panas Bumi Kamojang

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK MALUKU UTARA SEPTEMBER 2016

BAB I PENDAHULUAN. listrik yang semakin meningkat sehingga diperlukan energy alternatif untuk energi

KATA PENGANTAR. Penelitian dengan judul Pendugaan Suhu Reservoar Lapangan Panas. Bumi X dengan Metode Multikomponen dan Pembuatan Model Konseptual

SURVEI ALIRAN PANAS (HEAT FLOW) DAERAH PANAS BUMI PERMIS KABUPATEN BANGKA SELATAN, PROVINSI BANGKA BELITUNG

POTENSI PANAS BUMI UNTUK KONTRIBUSI MW. Arif Munandar dan Mochamad Nur Hadi. Pusat Sumber Daya Geologi, Badan Geologi

BAB I PENDAHULUAN. nasional relatif masih tinggi. Kontribusi energi fosil terhadap kebutuhan energi

Laporan Keuangan UAPPA-E1 Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Tahun 2014 (Unaudited) No Uraian Estimasi Pendapatan

KESIAPAN DATA POTENSI PANAS BUMI INDONESIA DALAM MENDUKUNG PENYIAPAN WILAYAH KERJA

PENYELIDIKAN GEOKIMIA DAERAH PANAS BUMI TAMBU KABUPATEN DONGGALA, SULAWESI TENGAH

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Posisi geologi Indonesia yang berada di jalur vulkanik aktif dunia membuat Indonesia memiliki potensi sumber daya mineral dan energi yang cukup melimpah, salah satunya sumber daya geotermal. Geotermal dapat diartikan sebagai energi panas yang terbentuk secara alami di bawah permukaan bumi, atau sering dikenal sebagai panas bumi. Panas bumi merupakan sumber energi alternatif yang diharapkan mampu menggantikan sumber energi fosil berupa minyak bumi dan batu bara dalam menghasilkan listrik. Dari keseluruhan total potensi sumber daya panas bumi global, 40% berada di Indonesia. Sumber panas bumi yang tersimpan dalam perut bumi Indonesia terbagi dalam dua kelompok. Pertama adalah sumber panas bumi yang berada dalam jalur vulkanik. Sumber panas bumi ini tersebar mulai dari pulau Sumatera, Jawa, Bali, NTB, NTT, Sulawesi Utara hingga Maluku Utara. Kedua adalah sumber panas bumi nonvulkanik yang tersebar di pulau Bangka-Belitung, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Maluku dan Papua (Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, 2012). Sumatera Barat memiliki potensi energi panas bumi yang cukup besar. Potensi energi panas bumi tersebut diperkirakan mencapai 1956 Megawatt (MW). Potensi ini hingga sekarang belum dimanfaatkan dan tersebar di beberapa lokasi seperti di Simisoh, Cubadak, Panti, Lubuk Sikaping dan Bonjol. Daerah-daerah tersebut terletak di Kabupaten Pasaman. Daerah yang sudah ada eksplorasi adalah 1

daerah bonjol, yang mana saat ini masih menunggu lelang dari pemerintah pusat untuk pemanfaatan potensi panas bumi daerah tersebut (BKPMP Sumbar, 2014). Sementara di Kabupaten Pasaman Barat terdapat potensi panas bumi di daerah Talu. Di Kabupaten Solok juga terdapat potensi panas bumi di Sumani, Bukit Kili, Surian dan Gunung Talang serta dua potensi yang terdapat di Kabupaten Solok Selatan yaitu Muaralabuh serta Liki Pinangawan. Muaralabuh-Liki Pinangawan saat ini telah memasuki tahap eksplorasi dengan pengembangnya adalah Supreme Energy. Selain itu potensi panas bumi juga terdapat di Kabupaten Agam di antaranya di Koto Baru Marapi dan Maninjau (Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, 2012). Potensi panas bumi ini biasanya ditandai dengan adanya sumber mata air panas yang tersebar di berbagai daerah tersebut. Salah satu daerah yang memiliki sumber mata air panas adalah Nagari Panti, Kecamatan Panti, Kabupaten Pasaman. Daerah air panas di Kecamatan Panti sampai saat ini digunakan hanya untuk tempat wisata dan belum ada pemanfaatan lebih jauh dari mata air panas tersebut. Mata air panas yang muncul ke permukaan bumi mengindikasikan adanya sumber air panas yang berada di bawah permukaan bumi yang terkumpul dalam suatu reservoir panas bumi. Reservoir panas bumi adalah formasi batuan di bawah permukaan yang mampu menyimpan dan mengalirkan fluida termal (uap dan/atau air panas). Suhu reservoir panas bumi merupakan suatu parameter yang menggambarkan adanya potensi panas bumi. Penentuan suhu reservoir panas bumi merupakan tahapan utama yang sangat menentukan dalam rangka tindak lanjut eksploitasi panas bumi. Potensi panas bumi dapat diketahui dengan memperkirakan suhu reservoir 2

sumber mata air panas tersebut. Untuk memperkirakan suhu reservoir dari sumber mata air panas, dapat digunakan persamaan geotermometer empiris. Penelitian serupa telah dilakukan menggunakan persamaan geotermometer empiris di daerah mata air panas Talang Taha, Ambon. Suhu reservoir yang didapatkan dari penelitian tersebut yaitu (272-277) C (Andayany, 2013). Selain itu telah dilakukan juga penelitian tentang pengembangan persamaan geotermometer empiris. Persamaan geotermometer ini melibatkan kandungan logam yang diperoleh dari hasil analisis sampel air panas dengan metode Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS) yang berupa konsentrasi Na, K, Ca, Mg, SiO 2 kemudian dimasukkan ke dalam persamaan-persamaan geotermometer. Persamaan geotermometer ini sudah diujicobakan pada beberapa sumur di dunia dan diperoleh kesalahan estimasi kurang dari 5% (Sismanto dan Andayany, 2012). Panas bumi ini umumnya mempunyai suhu tinggi (>225 C), hanya beberapa diantaranya yang mempunyai suhu sedang (150 225 C) (Direktorat Vulkanologi dan Pertamina, 2013). Beberapa parameter di permukaan bumi dapat digunakan sebagai indikator dalam penentuan suhu reservoir panas bumi, seperti air panas, steaming ground, tanah panas, fumarol, solfatar. Salah satu bukti adanya panas bumi dinyatakan oleh manifestasi di permukaan yang berupa mata air panas yang berasal dari reservoir yang berada di bawah permukaan bumi. Semakin tinggi suhu permukaan air panas maka akan semakin tinggi pula suhu reservoir di bawahnya. Hal ini terjadi karena di bawah kulit bumi ada lapisan batuan dan lumpur panas yang disebut magma. Perubahan suhu menyebabkan ph air berubah dan perubahan ph tersebut bergantung pada jenis endapan akuifernya. 3

Apabila laju aliran air panas tidak terlalu besar, maka umumnya di sekitar mata air panas tersebut terbentuk teras-teras silika yang berwarna keperakan (silica sinter terraces atau sinter platforms) (Herman, 2003). Lapangan panas bumi di setiap tempat mempunyai kondisi yang berbedabeda dan sangat beraneka ragam. Keanekaragaman tersebut terjadi pula pada kandungan logam dalam fluida yang mengalir dari reservoir ke permukaan. Kandungan logam tersebut dapat digunakan untuk memperkirakan suhu reservoir dengan menggunakan persamaan geotermometer (Fournier, 1981). Sebagai studi awal penentuan potensi panas bumi di Nagari Panti, Kecamatan Panti, Kabupaten Pasaman, penelitian ini akan memfokuskan penggunaan persamaan geotermometer empiris untuk memperkirakan suhu reservoir panas bumi dari sumber mata air panas. Geotermometer tersebut dianggap paling baik diterapkan karena dapat memberikan hasil perhitungan suhu yang lebih akurat dengan nilai kesalahan estimasi kurang dari 5% (Sismanto dan Andayany, 2012). Pengukuran suhu reservoir tersebut dapat diestimasi dengan cara menentukan kandungan logam Na, K, Ca dan Si menggunakan AAS. Sebagai faktor tambahan, ph dan suhu permukaan mata air panas akan digunakan untuk melihat hubungannya dengan suhu estimasi reservoir panas bumi. 1.2 Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Memperkirakan suhu reservoir panas bumi dari sumber mata air panas menggunakan persamaan geotermometer. 4

2. Mengetahui keterkaitan ph dan suhu permukaan mata air panas dengan suhu reservoir panas bumi. 3. Mengetahui potensi energi panas bumi di Nagari Panti, Kecamatan Panti, Kabupaten Pasaman. Manfaat dari penelitian ini adalah memberikan informasi penelitian lebih lanjut tentang sumber panas bumi yang ada di Nagari Panti, Kecamatan Panti, Kabupaten Pasaman. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai penentuan potensi panas bumi yang ada di daerah tersebut. 1.3 Batasan Masalah Penelitian ini dilakukan di empat belas titik yang berbeda dari sumber mata air panas di Nagari Panti, Kecamatan Panti, Kabupaten Pasaman. Perhitungan yang dilakukan meliputi suhu mata air panas, ph dan konsentrasi logam yang terdapat pada air panas yang dijadikan sampel, dan menggunakan persamaan geotermometer untuk memperkirakan suhu reservoir panas bumi. 5