BAB I PENDAHULUAN. dalam seluruh aktifitas kehidupan manusia untuk meningkatkan taraf hidup. membentuk energi listrik (www.indonesiapower.co.id).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian kuantitatif

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. terjadinya gangguan kesehatan seperti kelelahan kerja.

I. PENDAHULUAN. Kelelahan kerja adalah gejala yang berhubungan dengan penurunan efisiensi

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Seiring dengan kemajuan teknologi dan industri di Indonesia, mendorong

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan tenaga kerja mengalami hilangnya konsentrasi pada saat bekerja. sehingga dapat menyebabkan kecelakaan kerja.

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan memanfaatkan fasilitas serta sumber daya yang ada (1).

BAB 1 : PENDAHULUAN. masalah-masalah baru yang harus bisa segera diatasi apabila perusahaan tersebut

BAB 1 : PENDAHULUAN. dinyatakan bahwa pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. dan diwarnai dengan persaingan yang ketat. Dalam kondisi demikian. hanya perusahaan yang memiliki keunggulan kompetitif yang mampu

BAB 1 PENDAHULUAN. Hubungan faktor..., Pratiwi Andiningsari, FKM UI,

BAB I PENDAHULUAN. kesadaran dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud kesehatan

BAB 1 : PENDAHULUAN. dinyatakan di dalam Undang-undang Keselamatan Kerja No. 1 Tahun 1970 pasal 3.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 : PENDAHULUAN. depresi akan menjadi penyakit pembunuh nomor dua setelah penyakit jantung.untuk

BAB I PENDAHULUAN. Sumatera Utara menyatakan bahwa luas perkebunan karet Sumatera Utara pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. dalam hal ini kondisi jalan serta cuaca turut berperan (Bustan, 2007).

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Sarana dan prasarana transportasi terus mengalami perkembangan yang pesat,

BAB I PENDAHULUAN. ketenagakerjaan, merupakan kewajiban pengusaha untuk melindungi tenaga

BAB 1 : PENDAHULUAN. maupun pemberi kerja, jajaran pelaksana, penyedia (supervisor) maupun manajemen,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan suatu upaya

BAB II LANDASAN TEORI. dan proses produksi (Tarwaka, 2008: 4). 1. Mencegah dan Mengurangi kecelakaan.

BAB I PENDAHULUAN. bertahap. Kelelahan dapat disebabkan secara fisik atau mental. Salah satu

adalah 70-80% angkatan kerja bergerak disektor informal. Sektor informal memiliki

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Arief Hario Prambudi, 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. Dunia industri dengan segala elemen pendukungnya selalu berkembang secara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Analisis risiko..., Septa Tri Ratnasari, FKMUI, 2009

BAB I PENDAHULUAN. ribuan orang cedera setiap tahun (Ramli, 2009). (K3) perlu mendapat perhatian yang sebaik-baiknya sehingga diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dan keselamatan kerja diwajibkan dalam peraturan perundangundangan.

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan emisi dari bahan bakar fosil memberikan tekanan kepada setiap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan industri di Indonesia sekarang ini berlangsung sangat

Tenaga Uap (PLTU). Salah satu jenis pembangkit PLTU yang menjadi. pemerintah untuk mengatasi defisit energi listrik khususnya di Sumatera Utara.

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber daya alam tersebut adalah batubara. Selama beberapa dasawarsa terakhir. kini persediaan minyak bumi sudah mulai menipis.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. contohnya mesin. Bantuan mesin dapat meningkatkan produktivitas,

BAB I PENDAHULUAN. perlu dipelihara dan dikembangkan. Oleh karena itu karyawan harus

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Masalah

I. PENDAHULUAN. optimal. Salah satu sumberdaya yang ada di Indonesia yaitu sumberdaya energi.

BAB I PENDAHULUAN. tempo kerja pekerja. Hal-hal ini memerlukan pengerahan tenaga dan pikiran

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan antar perusahaan di bidang manufaktur dan jasa sangat ketat. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi industri seperti sekarang ini, persaingan di bidang industri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Kecelakaan kerja tidak saja

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas kerja yang tinggi. Produktivitas dan efisiensi kerja baik bagi pekerja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. higiene perusahaan dan kesehatan kerja, memiliki segi-segi khusus yang tidak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bahaya mempengaruhi kesehatan) dapat meningkatkan angka kesakitan dan

BAB I PENDAHULUAN. Vesta (2012) dalam penelitiannya menyatakan bahwa perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Industrialisasi yang menuntut produktivitas tinggi. Produktivitas dan efisiensi

BAB 6 HASIL PENELITIAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam proses pembangunan nasional, titik berat pembangunan nasional

commit to user BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi tahun 2020 mendatang kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. standar kualitas pasar internasional. Hal tersebut semakin mendorong banyak

BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA. A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi,

BAB I PENDAHULUAN. tindakan/perbuatan manusia yang tidak memenuhi keselamatan (unsafe

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kecelakaan disebabkan oleh perbuatan yang tidak selamat (unsafe act), dan hanya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sangat menentukan kualitas sumber daya manusia. Keselamatan dan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan tersebut dapat dicapai dengan memanfaatkan sumber-sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini peningkatan mutu dalam pelayanan menjadi suatu keharusan bagi. pendenyedia jasa kesehatan khususnya rumah saki.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Energi adalah salah satu kebutuhan yang paling mendasar bagi umat manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan sebaliknya kesehatan dapat mengganggu pekerjaan. Tujuan pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. bahaya tersebut diantaranya bahaya faktor kimia (debu, uap logam, uap),

BAB I PENDAHULUAN. yang bekerja mengalami peningkatan sebanyak 5,4 juta orang dibanding keadaan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut ILO (2013) Diperkirakan 2.34 juta orang meninggal setiap tahunnya

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan adanya globalisasi disegala bidang maka perindustrian di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. penggunaan tembakau, penyalahgunaan obat dan alkohol, dan HIV/AIDS.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemberlakukan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) di tahun 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. demikian upaya-upaya berorientasi pada pemenuhan kebutuhan perlindungan tenaga

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambaran aspek..., Aldo Zaendar, FKM UI, 2009

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Proses industrialisasi telah mendorong tumbuhnya industri diberbagai sektor dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang tersebar di banyak tempat dan beberapa lokasi sesuai dengan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Pasal 22 Undang-Undang No. 23 tahun tentang kesehatan menyebutkan bahwa kesehatan kerja diselenggarakan

BAB I PENDAHULUAN. dipelihara dan dikembangkan. Oleh karena itu karyawan harus mendapatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Bhayangkara Jaya

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, sektor industri mengalami perkembangan pesat

BAB 1 PENDAHULUAN. dari masa ke masa. Dengan demikian, setiap tenaga kerja harus dilindungi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka menjadikan tenaga kerja menjadi sumber daya manusia

BAB IV TINJAUAN PEREKONOMIAN KABUPATEN BUNGO

BAB 1 : PENDAHULUAN. konflik batin serta kondisi sakit yang diderita oleh tenaga kerja. (1)

BAB I PENDAHULUAN. pengaturan layout untuk menjalankan dan mengembangkan usahanya. Layout

BAB I PENDAHULUAN. dalam sistem perdagangan dunia di samping isu lingkungan, produk bersih, HAM, pekerja anak, dan pengupahan (Ramli, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyebabkan traumatic injury. Secara keilmuan, keselamatan dan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia saat ini, dimana hampir semua aktivitas manusia berhubungan

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung terhadap sistem pendidikan dan pelayanan kepada masyarakat

BAB 1 : PENDAHULUAN. adanya peningkatan kulitas tenaga kerja yang maksimal dan didasari oleh perlindungan hukum.

BAB 1 PENDAHULUAN. Wilayah

Efisiensi PLTU batubara

BAB 1 : PENDAHULUAN. kapasitas kerja fisik pekerja, serta melindungi pekerja dari efek buruk pajanan hazard di

Hubungan Faktor Internal Dan Eksternal Terhadap Kelelahan Kerja Melalui Subjective Self Rating Test

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaannya dalam sehari-hari. Lingkungan kerja dapat mempengaruhi tingkat

INFORMASI TENTANG PROSEDUR PERINGATAN DINI DAN EVAKUASI KEADAAN DARURAT

BAB I PENDAHULUAN. tidak memenuhi keselamatan kerja (unsafe act) dan keadaan-keadaan. cara yang dapat dilakukan untuk memperkecilnya adalah menerapkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. terakhir ini diketahui bahwa terdapatnya kecendrungan masyarakat Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbagai macam kebutuhan diciptakan dan dikondisikan untuk memenuhi kehidupan manusia, salah satunya adalah energi. Energi merupakan hal esensial dalam seluruh aktifitas kehidupan manusia untuk meningkatkan taraf hidup. Kebutuhan energi yang tidak mungkin dipisahkan dalam kehidupan manusia adalah kebutuhan energi listrik. Perkembangan industri serta pesatnya pertumbuhan penduduk, menimbulkan kendala pemenuhan kebutuhan pasokan listrik. Pemerintah berusaha memenuhi kebutuhan dengan membangun pembangkit listrik dari sumbersumber energi alam misalnya air terjun, angin, panas bumi, serta bahan galian (minyak bumi, batu-bara, gas bumi) yang digunakan sebagai bahan baku untuk membentuk energi listrik (www.indonesiapower.co.id). Globalisasi di segala bidang memberikan dampak yang ditandai bertambah majunya teknologi yang digunakan dalam menjalankan proses industri untuk memenuhi kebutuhan pasokan listrik. Penggunaan alat, mesin, dan bahan yang semakin maju dan berteknologi tinggi diperlukan untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas. Kecepatan perubahan skala dan perkembangan industri mengakibatkan tingginya resiko yang dihadapi manusia dan dapat menimbulkan berbagai kemungkinan risiko kecelakaan atau penyakit akibat kerja (Bird and Germain, 1990). Tenaga kerja merupakan aset perusahaan dalam kegiatan industri yang kompleks. Aktivitas yang dijalankan berupa aktivitas fisik maupun mental. Salah satu konsekuensi melaksanakan pekerjaan adalah timbulnya kelelahan kerja. Hubungan faktor internal..., Duhita Pangesti Putri, FKM UI, 1 2008

2 Kelelahan kerja adalah gejala yang berhubungan dengan penurunan efisiensi kerja keterampilan, kebosanan serta peningkatan kecemasan. Kata lelah mempunyai arti tersendiri bagi setiap individu dan bersifat subyektif (Grandjean, 1985). Faktor-faktor pencetus timbulnya kelelahan kerja berasal dari individu pekerja, pekerjaan, maupun lingkungan kerja. Survei di negara maju melaporkan bahwa 10-50% penduduk mengalami kelelahan. Prevalensi kelelahan sekitar 20% diantara pasien yang datang membutuhkan pelayanan kesehatan (Silaban, 1998). Data dari ILO menyebutkan hampir setiap tahun sebanyak dua juta pekerja meninggal dunia karena kecelakaan kerja yang disebabkan oleh faktor kelelahan. Penelitian tersebut menyatakan dari 58115 sampel, 32,8% diantaranya atau sekitar 18828 sampel menderita kelelahan. Penelitian mengenai kecelakaan transportasi yang dilakukan di New Zealand antara tahun 2002 dan 2004 menunjukkan bahwa dari 134 kecelakaan fatal, 11% diantaranya disebabkan faktor kelelahan dan dari 1703 cidera akibat kecelakaan, 6% disebabkan oleh kelelahan pada operator (Baiduri, Fatigue Assessment, 2008). Berdasarkan data mengenai kecelakaan kerja yang tercatat di Kompas tahun 2004, di Indonesia setiap hari rata-rata terjadi 414 kecelakaan kerja, 27,8% disebabkan kelelahan yang cukup tinggi. Lebih kurang 9,5% atau 39 orang mengalami cacat. Data kecelakaan dari sumber yang dikeluarkan oleh Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional di sektor listrik (PLN) mencatat terjadi 1458 kasus kecelakaan dan salah satu penyebab adalah faktor kurangnya konsentrasi pekerja karena kelelahan (Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI, Dirjen Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan, 2004).

3 Permasalahan kelelahan kerja selayaknya mendapatkan perhatian khusus dari pihak perusahaan. Kelelahan pada pekerja yang tidak teratasi akan memberikan efek negatif, baik bagi pekerjaan maupun individu pekerja. Shultz (1982) dalam artikel Silaban (1998) menyatakan kelelahan kerja menyebabkan penurunan kinerja yang mengakibatkan produksi menurun, kesalahan kerja, meningkatkan absentism, turn over (keluar kerja), kecelakaan kerja dan pengaruh terhadap perilaku kerja. Keadaan ini menyebabkan penurunan motivasi, meningkatkan kemarahan, depresi dan moral yang rendah (Gaskill, 1989) dalam artikel Silaban (1998). Unit Bisnis Pembangkitan Suralaya merupakan salah satu unit bisnis yang berada di bawah PT. Indonesia Power. Unit Bisnis Pembangkitan Suralaya menjadi pemasok listrik terbesar diantara Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) lain dengan daya terpasang sebesar 8978 MW. Bahan baku yang digunakan adalah batubara. Faktor manusia (tenaga kerja) sangat berperan pada proses produksi dan operasi yang dimulai dari pembongkaran batubara, pengangkutan melalui conveyor, penggilingan/pembakaran sampai menjadi uap untuk memenuhi kapasitas total produksi sebesar 30000 ton/hari. Tenaga kerja mempunyai jumlah dan tugas beragam, salah satunya operator alat besar. Tenaga kerja (operator) bekerja dalam durasi waktu tertentu mengoperasikan alat besar (dozer, wheel louder, eksavator, dll). Salah satu risiko yang mempengaruhi pekerja adalah kelelahan. Kondisi kelelahan baik fisik, mental, maupun sosial yang dialami pekerja akan mempengaruhi kualitas dan kuantitas dari pekerjaannya.

4 1.2 Rumusan Masalah PT. Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkitan Suralaya adalah salah satu tempat kerja yang mempunyai risiko terhadap terjadinya kelelahan pada tenaga kerja diakibatkan ketidakseimbangan komponen di dalam proses produksi. Posisi kerja statis saat mengoperasikan alat besar seperti dozer, wheel louder, dan lainnya, memungkinkan tenaga kerja mengalami kelelahan kerja. Kegiatan produksi mengandalkan aktivitas fisik dan berinteraksi dengan mesin-mesin yang mengeluarkan bising mempunyai risiko untuk menimbulkan kelelahan kerja. Faktor internal seperti usia, status gizi, kondisi kesehatan dan faktor eksternal seperti beban kerja, variasi kerja, shift kerja juga berkontribusi pada terjadinya kelelahan pada pekerja. Risiko terjadinya kecelakaan kerja semakin meningkat seiring peningkatan kelelahan para pekerja khususnya operator alat besar. Penelitian-penelitian sebelumnya mengenai kelelahan salah satunya adalah Fatigue Assessment oleh Baiduri, dkk. tahun 2008, bahwa jenis pekerjaan sebagai operator dan berkaitan dengan transportasi mempunyai risiko besar untuk terjadinya kecelakaan akibat kelelahan baik fisik maupun mental. Kompleksnya proses produksi dan operasi di Unit Bisnis Pembangkitan Suralaya yang melibatkan tenaga manusia serta belum pernah dilakukan penelitian sebelumnya mengenai kelelahan pada pekerja, maka penulis bermaksud untuk mengadakan penelitian Hubungan Faktor Internal dan Eksternal Terhadap Kelelahan Pada Operator Alat Besar di PT. Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkitan Suralaya Periode Tahun 2008.

5 1.3 Pertanyaan Penelitian 1. Bagaimanakah gambaran tingkat kelelahan pada operator alat besar di PT. Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkitan 2. Bagaimanakah hubungan antara usia dengan kelelahan pekerja pada operator alat besar di PT. Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkitan Suralaya periode Tahun 2008? 3. Bagaimanakah hubungan antara status gizi dengan kelelahan pekerja pada 4. Bagaimanakah hubungan antara kondisi fisik dengan kelelahan pekerja pada 5. Bagaimanakah hubungan antara beban kerja dengan kelelahan pekerja pada 6. Bagaimanakah hubungan antara variasi kerja dengan kelelahan pekerja pada 7. Bagaimanakah hubungan antara shift kerja dengan kelelahan pekerja pada

6 1.4 Tujuan Penelitian 1.4.1 Tujuan Umum Diketahuinya hubungan faktor internal dan eksternal terhadap kelelahan pada Suralaya periode Tahun 2008. 1.4.2 Tujuan Khusus 1. Mengetahui gambaran tingkat kelelahan pada operator alat besar di PT. Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkitan 2. Mengetahui hubungan antara usia dengan kelelahan pekerja pada operator alat besar di PT. Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkitan Suralaya periode Tahun 2008. 3. Mengetahui hubungan antara status gizi dengan kelelahan pekerja pada 4. Mengetahui hubungan antara kondisi kesehatan dengan kelelahan pekerja pada 5. Mengetahui hubungan antara beban kerja dengan kelelahan pekerja pada 6. Mengetahui hubungan antara variasi kerja dengan kelelahan pekerja pada

7 7. Mengetahui hubungan antara shift kerja dengan kelelahan pekerja pada 1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat Bagi Perusahaan (PT. Indonesia Power UBP Suralaya) 1. Sebagai bahan masukan bagi perusahaan yang bersangkutan mengenai hubungan faktor internal dan eksternal pekerja terhadap terjadinya kelelahan yang dialami pekerja selama periode tahun 2008. 2. Sebagai bahan masukan kepada perusahaan yang bersangkutan untuk melakukan upaya pencegahan dan pengendalian masalah kelelahan akibat kerja. 3. Memberikan informasi lebih luas kepada para pekerja PT. Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkitan Suralaya mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan terjadinya risiko kelelahan di tempat kerja dan dapat melakukan upaya pencegahan serta pengendalian. 1.5.2 Manfaat Bagi Peneliti 1. Meningkatkan pengetahuan dan menambah wawasan peneliti dalam bidang keselamatan dan kesehatan kerja. 2. Meningkatkan kesempatan untuk mengaplikasikan teori yang didapat di lapangan. 1.5.3 Manfaat Bagi Pembaca Diharapkan dapat menjadi bahan acuan bagi penulis lain dalam melakukan penelitian lebih lanjut.

8 1.6 Ruang Lingkup Penelitian Kegiatan produksi yang mengandalkan aktivitas fisik dan berinteraksi dengan mesin-mesin yang mengeluarkan bising mempunyai risiko untuk menimbulkan kelelahan kerja. Hal ini menarik peneliti untuk mengetahui hubungan faktor internal (usia, status gizi, dan kondisi fisik) dan faktor eksternal (beban kerja, variasi kerja, dan shift kerja) terhadap kelelahan pada operator alat besar di PT. Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkitan Suralaya selama periode tahun 2008. Objek dari penelitian adalah para pekerja perusahaan khususnya operator alat besar yang bersangkutan yaitu PT. Indonesia Power UBP Suralaya, kondisi dan situasi lingkungan kerja (meliputi mesin dan bahan lainnya). Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuantitatif, dengan desain penelitian cross sectional (potong lintang). Penelitian dilakukan pada bulan Mei-Juni 2008 dengan pengambilan data sekunder (telaah data), wawancara tak berstruktur, pengisian kuesioner, pengukuran heart rate, dan observasi langsung ke lapangan.