BAB I.PENDAHULUAN I. Latar Belakang Masalah Osteoarthritis merupakan penyakit sendi yang paling sering dijumpai pada masyarakat dan jumlah penderitanya kebanyakan pada usia tua (Kurniawati, 2014). Osteoarthritis sendiri merupakan penyakit kronis progresif lambat bisa dengan atau tanpa inflamasi, namun ciri yang khas yaitu adanya erosi tulang rawan sendi yang masif dan munculnya osteofit atau pembentukan tulang baru pada tulang sendi. Osteoarthritis sering mengenai daerah yang menanggung beban tubuh seperti sendi lutut dan pinggul. Osteoarthritis memiliki etiologi multifaktorial yang terjadi akibat faktor lokal dan sistemik (Heidari, 2011). WHO melaporkan pada tahun 2013 diperkirakan 9,6% laki-laki dan 18% perempuan usia lebih dari 60 tahun memiliki osteoarthritis simptomatis, dan 80% dari orang-orang tersebut meiliki keterbatasan dalam bergerak dan 25% tidak bisa melakukan aktifitas seharihari. 1
2 Olahraga berlebihan, kerusakan pada sendi, obesitas dan kerentanan gen merupakan faktor predisposisi penyakit ini (Heidari, 2011). Usia tua, jenis kelamin wanita, kelebihan berat badan dan obesitas, luka pada lutut, penggunaan sendi yang repetitif, kepadatan tulang, kelemahan otot, dan laksitas sendi juga merupakan faktor yang berpengaruh dalam perkembangan osteoarthritis sendi (Zhang&Jordan, 2010). Jenis kelamin perempuan, khususnya yang berusia lebih dari 55 tahun memiliki kecenderungan osteoarthritis yang lebih besar dibanding laki-laki. Tingkat keparahan osteoarthritis lutut didasarkan oleh klasifikasi Kellgren-Lawrence :0-4 dimana 0=radiografi normal, 1=curiga patologis 2=osteofit minimal, kemungkinan penyempitan sendi, kista dan sklerosis, 3=moderate,osteofit pasti dengan penyempitan sendi yang cukup, 4=severe, osteofit besar dan penyempitan sendi yang pasti (Williams, et al 2004). Studi dari Heidari pada tahun 2011 menunjukkan perbedaan insidensi osteoarthritis pada jenis kelamin perempuan dan laki-laki spesifik setelah umur menopause. Pada studi prospektif dengan cara memperoleh data berupa radiografi, pemeriksaan fisik, dan wawancara pada tahun 1996 dan pada visitasi follow-up
3 dengan tambahan pemeriksaan MRI pada tahun 2007, prevalensi osteoarthritis meningkat dari 3,7% pada pemeriksaan awal menjadi 26,7% pada pemeriksaan follow-up sebelas tahun kemudian. II. Perumusan masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas muncul permasalahan : Apakah ada hubungan antara usia, jenis kelamin, dan indeks masa tubuh dengan tingkat keparahan osteoarthritis lutut pada pasien rawat jalan di Poliklinik Orthopaedi RSUP DR. Sardjito Yogyakarta? III. Keaslian penelitian Penelitian serupa pernah dijalankan oleh beberapa peneliti lain, seperti contohnya penelitian oleh Dwi Kurniawati pada tahun 2014 dalam tesis berjudul Hubungan Usia, Jenis Kelamin Dan Indeks Masa Tubuh Dengan Osteoartritis Lutut. Penelitian ini dilakukan pada populasi dengan keluhan nyeri lutut yang berobat jalan di poliklinik Fisioterapi RSUD Sukoharjo pada bulan April- Mei 2014 dan besarnya sampel penelitian 60 pasien. Hasil penelitian tersebut menunujukkan adanya hubungan yang positif dan secara statistik signifikan
4 antara usia dan osteoartritis lutut (p = 0.009). Terdapat hubungan yang positif dan secara statistik signifikan antara jenis kelamin dengan osteoartritis lutut (p=0.019). Terdapat hubungan yang positif dan secara statistik signifikan antara indeks masa tubuh dan osteoartritis lutut (p=0.004). Perbedaan pada penelitian ini yaitu lokasi dan waktu penelitian. Penelitian yang dilakukan oleh Rafaela G Feresin et al. (201 3) dalam jurnal berjudul The relationship beetween sex hormones and osteoarthritis juga mencari hubungan antara jenis kelamin dengan osteoarthritis. Studi tersebut mengkaji pengaruh estrogen dan testosteron lokal versus sistemik pada serum dan cairan sinovial pada pasien pria dan wanita yang terkena osteoarthritis. Sampel diambil dari 30 wanita dan 30 pria usia antara 44 sampai 85 tahun yang telah menjalani prosedur arthroscopy. Perbedaan penelitian yang dilakukan peneliti dengan penelitian sebelumnya diatas yaitu analisis yang digunakan yaitu analisis deskriptif, populasi sampel, variabel yang diukur dan waktu penelitian yang dilakukan.
5 IV. Tujuan penelitian Mengetahui hubungan antara usia, jenis kelamin, dan indeks masa tubuh dengan tingkat keparahan osteoarthritis lutut pada pasien rawat jalan di Poliklinik Orthopaedi RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. V. Manfaat Penelitian 1. Memberikan kontribusi tambahan terhadap ilmu pengetahuan tentang hubungan usia, jenis kelamin, dan indeks massa tubuh dengan tingkat keparahan osteoarthritis lutut serta dapat menjadi landasan dalam penelitian selanjutnya. 2. Memberikan informasi kepada masyarakat terutama golongan yang rentan agar dapat mencegah penyakit osteoarthritis.