BAB IV Analisis dan Pembahasan Berdasarkan laporan keuangan PT. Astra Internasional pada tahun 2011 dan 2012 terdapat analisis keuangan sebagai berikut : 1. Rasio Likuiditas Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya ( kurang dari satu tahun ). Rasio likuiditas dapat dibagi menjadi tiga: a. Current Ratio ( CR ) Current Ratio yaitu perbandingan antara aktiva lancar dan hutang lancar b. Quick Ratio ( QR ) 35
Quick Ratio yaitu perbandingan antara aktiva lancar dikurangi persediaan terhadap hutang lancar. c. Cash Ratio Cash Ratio yaitu perbandingan antara cash setara dengan cash terhadap hutang lancar 36
2. Rasio Solvabilitas / Leverage Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Rasio ini dapat diproksikan dengan : a. Debt Ratio ( DR ) Debt Ratio yaitu perbandingan antara total hutang dengan total asset b. Debt to Equity Ratio ( DER ) Debt to Equity Ratio yaitu perbandingan antara jumlah hutang lancar dan hutang jangka panjang terhadap modal sendiri ( total equitas ). 37
c. Times Interest Earned ( TIE ) Times Interest Earned yaitu perbandingan antara pendapatan sebelum pajak ( earning before tax, selanjutnya disebut EBIT ) terhadap bunga hutang jangka panjang. 3. Rasio Aktivitas 38
Rasio ini menunjukkan kemampuan serta efisiensi perusahaan dalam memanfaatkan aktiva yang dimilikinya atau perputaran ( turnover ) dari aktiva-aktiva. Rasio aktivitas dapat diproksikan dengan: a. Total Asset Turnover ( TAT ) Total Asset Turnover yaitu perbandingan antara penjualan bersih dengan jumlah aktiva b. Inventory Turnover ( IT ) Inventory Turnover yaitu perbandingan antara harga pokok penjualan dengan persediaan rata-rata. 39
c. Average Collection Period ( ACP ) Average Collection Period yaitu perbandingan antara piutang rata-rata dikalikan 360 dibanding dengan penjualan per hari. d. Working Capital Turnover ( WCT ) Working Capital Turnover yaitu perbandingan antara penjualan bersih terhadap modal kerja. 40
4. Rasio Profitabilitas Rasio profitabilitas / rentabilitas digunakan untuk mengukur efisiensi suatu perusahaan dalam menggunakan aktivanya, efisiensi ini dikaitkan dengan penjualan yang berhasil diciptakan. Rasio profitabilitas dapat diproksikan dengan: a. Net Profit Margin ( NPM ) Net Profit Margin yaitu perbandingan antara laba bersih setelah pajak ( NIAT ) terhadap total penjualannya. 41
b. Gross Profit Margin ( GPM ) Gross Profit Margin yaitu perbandingan antara laba kotor terhadap penjualan bersih. c. Return on Asset ( ROA ) Return on Asset yaitu perbandingan antara laba setelah pajak dengan jumlah aktiva. 42
d. Return on Equity ( ROE ) Return on Equity yaitu perbandingan antara laba setelah pajak terhadap modal sendiri. 43
SUMMARY ANALISA Variable Indikator Tahun Tahun Keterangan 2011 2012 Likuiditas Current Ratio Baik Quick Ratio Cash Ratio Baik Buruk Rasio Likuiditas Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya ( kurang dari satu tahun ). Rasio likuiditas dapat dibagi menjadi tiga: a. Current Ratio ( CR ) Current Ratio yaitu perbandingan antara aktiva lancar dan hutang lancar Dari data tabel tersebut menunjukan kemampuan perusahaan dalam membayar utang lancar meningkat ( baik ), yakni perkembangan rasio lancar ( current ratio ) meningkat karena adanya kenaikan jumlah aktiva lancar.berdasarkan hasil perhitungan mengenai rasio lancar untuk tahun 2011 yang menunjukkan bahwa setiap Rp. 1,- utang lancar dapat dijamin oleh aktiva lancar sebesar 1,3436 atau 134,36 %, tahun 2012 sebesar 1,3991 atau 139,91 %, 44
b. Quick Ratio ( QR ) Quick Ratio yaitu perbandingan antara aktiva lancar dikurangi persediaan terhadap hutang lancar. Dari data tabel menunjukan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban atau utang lancar dengan lebih likuid ( baik ). Pertumbuhan rasio cepat meningkat, karena jumlah aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan meningkat,yang diakibatkan oleh meningkatnya piutang dan investasi. c. Cash Ratio Cash Ratio yaitu perbandingan antara cash setara dengan cash terhadap hutang lancar Dari data tabel menunjukan kemampuan perusahaan membayar hutang lancarnya menurun ( buruk ). Dari hasil analisis, terlihat bahwa cash ratio mengalami penurunan hal ini disebabkan kas menurun atas adanya kenaikan terhadap pembayaran kepada pemasok, karyawan, serta pembayaran untuk activitas operasi lainnya. Dan utang lancar mengalami kenaikan yaitu adanya kenaikan pinjaman ( pinjaman Bank ), surat berharga yang diterbitkan dan utang sewa pembiayaan. Dari hasil penilaian kinerja keuangan pada PT. Astra Internasional yang menunjukkan bahwa dilihat dari rasio likuiditras nampak bahwa untuk curent ratio dan quick ratio mengalami peningkatan, faktor penyebabnya karena adanya kenaikan 45
jumlah aktiva. Sedangkan untuk Cash Ratio mengalami penurunan disebabkan adanya penurunan kas dan utang lancar meningkat, tetapi untuk hal tersebut tidak menjadi masalah karena penurunan kas tersebut dikarenakan banyaknya utang dan pembayaran yang harus dibayar. Variable Indikator Tahun Tahun Keterangan 2011 2012 Solvabilitas / Leverage Debt Ratio Debt to Equity Ratio Times Interest Earned Stabil Stabil Buruk Rasio Solvabilitas / Leverage Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Berikut hasil analisa : a. Debt Ratio ( DR ) Debt Ratio yaitu perbandingan antara total hutang dengan total asset Dari data tabel menunjukan kewajiban yang dimiliki dan seluruh kekayaan yang dimiliki kondisi stabil.perkembangan rasio utang terhitung stabil karena total aktiva dan jumlah utang sama sama mengalami kenaikan. Dilihat dari Jumlah asset lancar dengan adanya 46
kenaikan piutang dan persediaan serta asset tidak lancar yaitu adanya penambahan pada investasi,sementara pada utang adanya kenaikan pinjaman ( pinjaman ke Bank ), surat berharga yang diterbitkan dan utang sewa pembiayaan. b. Debt to Equity Ratio ( DER ) Debt to Equity Ratio yaitu perbandingan antara jumlah hutang lancar dan hutang jangka panjang terhadap modal sendiri ( total equitas ). Dari data tabel menunjukan Perbandingan antara total utang dengan modal sendiri stabil. Karena modal ( ekuitas ) dan utang mengalami kenaikan. Pada utang adanya kenaikan pinjaman ( pinjaman ke Bank ), surat berharga yang diterbitkan dan utang sewa pembiayaan sedangkan untuk modal adanya kenaikan pada total ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk, serta kenaikan pada kepentingan non pengendali. c. Times Interest Earned ( TIE ) Times Interest Earned yaitu perbandingan antara pendapatan sebelum pajak ( earning before tax, selanjutnya disebut EBIT ) terhadap bunga hutang jangka panjang. Dari data tabel menunjukan Kemampuan pemenuhan beban bunga tahunan menurun ( buruk ). Karena beban bunga semakin meningkat 47
Dilihat dari rasio leverage untuk Debt ratio dan Debt to Equity Ratio kondisi stabil, hal tersebut disebabkan total utang, total asset dan modal sama sama mengalami kenaikan, sedangkan untuk time Interest Earned menurun karena beban bunga mengalami kenaikan yang cukup tajam. Dengan demikian Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka panjangnya, dikategorikan kurang sehat. Dilihat secara Investasi bagus dengan adanya penambahan atau kenaikan, tetapi secara utang meningkat sehingga beban bunga semakin naik. Variable Indikator Tahun Tahun Keterangan 2011 2012 Aktivitas Total Asset Turnover Stabil Inventory Turnover Buruk Average Period Working Turnover Collection Capital Buruk Buruk Rasio Aktivitas 48
Rasio ini menunjukkan kemampuan serta efisiensi perusahaan dalam memanfaatkan aktiva yang dimilikinya atau perputaran ( turnover ) dari aktiva-aktiva. Berikut hasil analisa : a. Total Asset Turnover ( TAT ) Total Asset Turnover yaitu perbandingan antara penjualan bersih dengan jumlah aktiva Dari data tabel menunjukan Perputaran dari semua asset yang dimiliki perusahaan stabil, perputaran aktiva stabil dilihat dari total asset lancar dan asset tidak lancar dan penjualan mengalami kenaikan. b. Inventory Turnover ( IT ) Inventory Turnover yaitu perbandingan antara harga pokok penjualan dengan persediaan rata-rata. Dari data tabel menunjukan Efisiensi operasional,dari modal yang ada terhadap persediaan kondisi buruk, yakni hasil perhitungan perputaran persediaan terjadi penurunan faktor yang menyebabkan terjadi penurunan dikarenakan adanya kenaikan HPP, yang berpengaruh pada penjualan. c. Average Collection Period (ACP) Average Collection Period yaitu perbandingan antara piutang rata-rata dikalikan 365 dibandingkan dengan penjualan per hari. Dari data tabel menunjukan mengukur efisiensi pengelolaan piutang perusahaan kondisi buruk, karena piutang mengalami peningkatan, 49
disebabkan banyaknya uang diluar yang belum tertagih, walaupun akhirnya akan tertagih juga, tetapi dilihat dari segi perputaran keuangan tidak lancar. d. Working Capital Turnover ( WCT ) Working Capital Turnover yaitu perbandingan antara penjualan bersih terhadap modal kerja. Dari data tabel menunjukan kondisi aktivitas bisnis menurun ( buruk ), karena adanya kenaikan modal kerja yang tidak sebanding dengan kenaikan penjualan. Pada Rasoi activitas kondisi perusahaan dikategorikan kurang sehat. Dari data tabel menunjukan kemampuan serta efisiensi perusahaan dalam memanfaatkan aktiva yang dimilikinya atau perputaran ( turnover ) dari aktiva-aktiva mengalami penurunan. Walaupun penjualan meningkat tetapi harga pokok penjualan naik,sehingga mempengaruhi terhadap persediaan. Begitu juga efisiensi pengelolaan piutang perusahaan kondisi buruk, karena piutang mengalami peningkatan, banyaknya uang diluar yang belum tertagih sehingga perputaran keuangan tidak lancar. 50
Variable Indikator Tahun Tahun Keterangan 2011 2012 Profitabilitas Net Profit Margin Buruk Gross Profit Margin Return on Asset Return on Equity Stabil Buruk Buruk Rasio Profitabilitas Rasio profitabilitas / rentabilitas digunakan untuk mengukur efisiensi suatu perusahaan dalam menggunakan aktivanya, efisiensi ini dikaitkan dengan penjualan yang berhasil diciptakan. a. Net Profit Margin ( NPM ) Net Profit Margin yaitu perbandingan antara laba bersih setelah pajak ( NIAT ) terhadap total penjualannya. Dari data tabel menunjukan Perbandingan laba bersih dengan volume penjualan menurun ( buruk ). Yakni hasil perhitungan net profit margin menurun yang disebabkan karena peningkatan pendapatan usaha perusahaan yang tidak sebanding dengan peningkatan volume penjualan. b. Gross Profit Margin ( GPM ) 51
Gross Profit Margin yaitu perbandingan antara laba kotor terhadap penjualan bersih. Dari data tabel menunjukan Efesiensi pengendalian harga pokok atau biaya produksi kondisi stabil. Yakni rasio gross profit margin stabil yang disebabkan karena naiknya harga pokok penjualan yang berimbas pada penjualan dan pendapatan usaha. c. Return on Asset ( ROA ) Return on Asset yaitu perbandingan antara laba setelah pajak dengan jumlah aktiva. Dari data tabel menunjukan produktivitas pengembalian kepada penanam modal menurun.dari hasil analisis yang dilakukan rasio Return on Asset ini mengalami penurunan hal ini disebabkan peningkatan total aktiva yang begitu besar dibandingkan kenaikan laba yang didapat, Kenaikan asset diantaranya adanya peningkatan pada piutang, persediaan, investasi sedangkan pada laba bersih yang signifikan yaitu harga pokok penjualan yang mengakibatkan peningkatan penjualan. d. Return on Equity ( ROE ) Return on Equity yaitu perbandingan antara laba setelah pajak terhadap modal sendiri. Dari data tabel menunjukan tingkat keuntungan dari investasi menurun. 52
Rasio ini mengalami penurunan disebabkan kenaikan modal sendiri yang tidak sebanding dengan kenaikan laba yang didapat dari hasil penjualan setelah dipotong pajak. Pada rasio profitabilitas menjelaskan tentang seberapa besar perusahaan dapat memberikan margin ternyata kondisinya menurun. NPM, ROA, ROE mengalami penurunan, walaupun peningkatan total aktiva lebih besar diantaranya pada piutang, persediaan, investasi tetapi tidak sebanding dengan kenaikan laba yang didapat dari hasil penjualan setelah dipotong pajak, sementara untuk gross profit margin ada di posisi stabil, walaupun pendapatan naik tapi harga pokonya juga mengalami kenaikan. 53
ANALISIS DU PONT 54
ROA pengembalian atas aktiva, dan aktiva didanai oleh pemegang saham dan kreditur sebagai penanam modal. Analisis Du pond ROA menggabungkan rasio aktivitas dan profit marjin sehingga menunjukan seberapa besar keuntungan yang dihasilkan oleh perusahaan. Dan hasil tingkat pengembalian aktiva ( ROA) yaitu rasio perputaran aktiva dikalikan dengan marjin laba penjualan. ROA pengembalian atas aktiva menurun karena marjin laba bersih dan perputaran total activa mengalami penurunan. Walaupun laba bersih meningkat karena penjualan meningkat, tetapi harga pokok penjualan juga mengalami peningkatan sehingga total biaya naik. Dengan demikian mempengaruhi terhadap kenaikan beban bunga. Sedangkan kondisi kas mengalami penurunan disebabkan adanya pembayaran utang dan pinjaman serta pembayaran untuk aktivitas operasi lainnya seperti pembayaran karyawan dan pembayaran kepada pemasok yang meningkat karena adanya kenaikan harga pokok. Dan untuk piutang mengalami kenaikan yang disebabkan adanya dari kenaikan piutang usaha dan piutang pembiayaan. Persediaan juga meningkat karena adanya kenaikan penjualan. Semua pengaruh tersebut yang membuat ROA menurun sehingga mengakibatkan pengembalian kepada penanam modal mengalami penurunan. Untuk kedepannya hal yang harus dilakukan adalah lebih ditingkatkan lagi pengelolaan penggunaan biaya, karena dengan peningkatan biaya beban bunga akan semakin tinggi, walaupun memang aktualnya harga pokok penjualan terus meningkat, tetapi bisa diatur dari pengeluaran yang lain. Kelola piutang jangan terlalu tinggi 55
sehingga tidak terlalu banyak keuangan yang belum tertagih dan lakukan stok persediaan barang secukupnya sehingga perputaran aktiva bisa tetap lancar. 56