BAB IV STRATEGI SEKTOR SANITASI KOTA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

Strategi Sanitasi Kabupaten ( Refisi 2012)

BAB IV STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI KOTA

B A B V PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB IV STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI KOTA

BAB - IV STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN

BAB IV STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN. 1. Tersedianya dokumen perencanaan pengelolaan air limbah

ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PENGEMBANGAN SANITASI

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB IV STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI KABUPATEN MADIUN

3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik

IVI- IV TUJUAN, SASARAN & TAHAPAN PENCAPAIAN

KERANGKA KERJA LOGIS KABUPATEN TANAH DATAR 2015

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB V PROGRAM DAN KEGIATAN SANITASI KABUPATEN MADIUN

1.2 Telah Terbentuknya Pokja AMPL Kabupaten Lombok Barat Adanya KSM sebagai pengelola IPAL Komunal yang ada di 6 lokasi

BAB III : STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

Strategi Percepatan Pembangunan Sanitasi

BAB 4 STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

Penyepakatan VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI SANITASI KOTA TASIKMALAYA SATKER SANITASI KOTA TASIKMALAYA

BAB 04 STRATEGI PEMBANGUNAN SANITASI

BAB V STRATEGI MONITORING DAN EVALUASI

STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

Bab 3 : Strategi Percepatan Pembangunan Sanitasi

Matriks SWOT Merumuskan Strategi Pengelolaan Drainase Perkotaan Kabupaten Luwu

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI. 3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik

STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

Program penyusunan Masterplan. Tersedianya Master Plan sistem pengelolaan air limbah domestik tahun Penyusunan Master Plan skala kabupaten

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

Visi dan Misi Sanitasi Kabupaten Pasaman Visi : Visi : Visi dan Misi Kabupaten Pasaman

BAB V PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB III ISU STRATEGIS & TANTANGAN SEKTOR SANITASI KABUPATEN KLATEN

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMERINTAH KABUPATEN WAKATOBI KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN WAKATOBI

Tersedianya perencanaan pengelolaan Air Limbah skala Kab. Malang pada tahun 2017

Lampiran A. Kerangka Kerja Logis Air Limbah

Bab 4 Strategi Pengembangan Sanitasi

Memorandum Program Percepatan Pembangunan Sanitasi BAB 1 PENDAHULUAN

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

LAMPIRAN 2 SWOT ANALISYS AIR LIMBAH KOTA LANGSA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang.

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Kabupaten Balangan. 2.1 Visi Misi Sanitasi

Lampiran 2: Hasil analisis SWOT

BAB IV STRATEGI SEKTOR SANITASI KOTA

IV.1. Tujuan, Sasaran, dan Tahapan Pencapaian

Strategi Sanitasi Kabupaten Pasaman ( Refisi 2012 )

STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB V PROGRAM DAN KEGIATAN

B A B I P E N D A H U L U A N

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB VI PEMANTAUAN DAN EVALUASI

STRATEGI SANITASI KABUPATEN TANA TORAJA BAB I PENDAHULUAN

BAB III ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI KOTA

Hasil Analisa SWOT Kabupaten Grobogan tahun 2016

ARAH PEMBANGUNAN SEKTOR SANITASI Disampaikan oleh : Ir. M. Maliki Moersid, MCP Direktur Pengembangan PLP

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

B A B I I I ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI KOTA

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB III ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI KOTA

LAMPIRAN 2 LAMPIRAN 2 ANALISIS SWOT

BAB V PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB 2 Kerangka Pengembangan Sanitasi

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016

3.1 Rencana Kegiatan Air Limbah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB III ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI KOTA

ISSU STRATEGIS TUJUAN SASARAN STRATEGI KEBIJAKAN PROGRAM KEGIATAN. Jumlah KK yang tidak mempunyai jamban dari 30% menjadi 0% di tahun 2018

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB STRATEGI MONITORING DAN EVALUASI

LAMPIRAN II HASIL ANALISA SWOT

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Tabel 2.1 : Visi Misi Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya. Visi Sanitasi Kabupaten

BAB 4 STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

Sub Sektor : AIR LIMBAH

BAB 4 STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

Bab 4 Strategi Pengembangan Sanitasi

Bab 3: Strategi Percepatan Pembangunan Sanitasi

PENDAHULUAN. Bab Latar Belakang. BPS Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung

BAB I PENDAHULUAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN MADIUN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 185 TAHUN 2014 TENTANG PERCEPATAN PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Bab III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI

Matrik Kerangka Kerja Logis Kabupaten Luwu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Tabel 5.1 Visi, Misi dan Kebijakan Strategis Sanitasi Kabupaten Pesisir Selatan Visi Misi Kebijakan Strategis

Bab 1 Pendahuluan PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN KUDUS. Pendahuluan 1.1. LATAR BELAKANG

BAB VI MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGANN SANITASI

BAB IV STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB VI MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK

BAB IV STRATEGI KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI SSK

KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB 2

VI.1. Gambaran Umum Pemantauan Dan Evaluasi Sanitasi

BAB I PENDAHULUAN SSK. I.1. Latar Belakang

GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR : 10 TAHUN 2012 TENTANG

Transkripsi:

BAB IV STRATEGI SEKTOR SANITASI KOTA Bab empat ini merupakan inti dari Strategi Sanitasi Kabupaten Berau tahun 2011-2015 yang akan memaparkan antara lain tujuan, sasaran, tahapan pencapaian serta strategi dan kebijakan setiap sub sektor sanitasidan strategi aspek pendukung layanan sanitasi lainnya. Selengkapnya dapat dilihat pada penjelasan berikut : 4.1. Tujuan, Sasaran, dan Tahapan Pencapaian 4.1.1. Sub Sektor Air Limbah Domestik A. Tujuan umum : 1. Seluruh sentra ekonomi memiliki sarana sanitasi yang handal. 2. Seluruh kawasan pemukiman memiliki sarana sanitasiyang handal. 3. Peningkatan pemberdayaan masyarakat di sektor air minum dan penyehatan lingkungan. B. Tujuan khusus : Mewujudkan pola hidup bersih dan sehat di masyarakat. C. Sasaran : 1. Seluruh masyarakat memiliki akses terhadap lingkungan yang sehat terutama pada peningkatan akses masyarakat terhadap system pengolahan air limbah non tinja dan Masyarakat Bebas BABS. 2. Meningkatnya persentase rumah tangga yang memiliki pengelolaan air limbah yang memenuhi syarat kesehatan. IV- 1

D. Tahapan Pencapaian : Tabel 4.1 Target Indikatif Pencapaian Sasaran Tahunan SASARAN Seluruh Masyarakat Memiliki Akses Terhadap Lingkungan Yang Sehat INDIKATOR SASARAN Prosentase Masyarakat YangBebas BABS (Desa ODF) Prosentase Masyarakat Yang Memiliki Akses Terhadap Sistem Pengolahan Air Limbah Non Tinja Persentase rumah tangga yang memilikipengelolaan air limbah yang memenuhi syarat kesehatan TARGET 2011 2012 2013 2014 2015 80 85 90 100 100 35 40 45 50 65 68 70 75 80 85 4.1.2. Sub Sektor Persampahan A. Tujuan umum : - Seluruh sentra ekonomi memiliki sarana sanitasi dan persampahan yang handal. - Seluruh kawasan pemukiman memiliki sarana sanitasi dan persampahan yang lancarhandal. - Peningkatan pemberdayaan masyarakat di sektor air minum dan penyehatan lingkungan. B. Tujuan khusus : Terciptanya lingkungan perkotaan yang bersih, asri, sehat dan teduh (Renstra BLH) C. Sasaran : Seluruh masyarakat memiliki akses terhadap lingkungan yang sehat terutama pada peningkatan akses masyarakat terhadap terhadap pengelolaan sampah. IV- 2

D. Tahapan Pencapaian : Tabel 4.2 Target Indikatif Pencapaian Sasaran Tahunan SASARAN Seluruh Masyarakat Memiliki Akses Terhadap Lingkungan Yang Sehat Seluruh Lembaga Pengelola Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Memiliki Kinerja Yang Baik 4.1.3. Sub Sektor Drainase Lingkungan A. Tujuan umum : TARGET INDIKATOR SASARAN 2011 2012 2013 2014 2015 Prosentase Masyarakat Yang Memiliki Akses Terhadap 70 80 90 95 100 Pengelolaan Persampahan Prosentase Capaian akses pelayanan sampah 70 80 90 95 100 Prosentase Tempat Pembuangan Akhir dengan Sanitary Landfill 50 70 90 95 100 beserta sarana pendukungnya Prosentase pembangunan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu 5 10 20 30 40 (TPST) di TPA Prosentase Pembangunan rumah kompos system komunal di - 20 30 40 50 perumahan Prosentase penempatan TPS di seluruh kawasan perumahan dengan melihat jumlah kepadatan 60 70 80 90 100 penduduknya 1. Jumlah Tempat Pembuangan Akhir Dengan Sanitary Landfill 0 0 60 70 100 2. Jumlah Tempat Pembuangan Sampah Yang Ada di 5 6 8 8 8 Kecamatan 3. Prosentase CSR perusahaan yang dialokasikanuntuk sub 10 20 30 40 50 sektor persampahan 4. Prosentase masyarakat yang melakukan 3R 70 75 80 85 90 5. Prosentase masyarakat yang melakukan pemilahan dan 5 15 25 35 50 pengomposan 6. Prosentase penddikan dan pelatihan persampahan bagi 30 40 50 60 70 guru dan siswa 7. Prosentase penyebaran pamphlet, spanduk, baleho, dan 5 20 30 40 50 buku tentang persampahan 1. Seluruh sentra ekonomi memiliki sarana sanitasidan drainase yang handal 2. Seluruh kawasan pemukiman memiliki sarana sanitasi dan drainase yang handal. 3. Peningkatan pemberdayaan masyarakat di sektor air minum dan penyehatan lingkungan IV- 3

B. Tujuan khusus : 1. Mewujudkan sistem drainase terpadu yang berwawasan lingkungan dan berbasis masyarakat. 2. Meningkatkan pembangunan jaringan drainase di daerah perumahan/permukiman di Kabupaten Berau pada tahun 2015 C. Sasaran : Seluruh masyarakat memiliki akses terhadap lingkungan yang sehat terutama pada peningkatan akses masyarakat terhadap sarana drainase. Meningkatnya Prosentase Kelurahan dan Desa yang Memiliki Akses Terhadap Drainase hingga mencapai 61 persen pada tahun 2015. D. TahapanPencapaian : Tabel 4.3 Target Indikatif Pencapaian Sasaran Tahunan SASARAN Seluruh Masyarakat Memiliki Akses Terhadap Lingkungan Yang Sehat INDIKATOR SASARAN Prosentase Kelurahan dan Desa yang Memiliki Akses Terhadap Drainase TARGET 2011 2012 2013 2014 2015 49 52 55 60 65 4.1.4 Aspek PHBS A. Tujuan umum : Mewujudkan pola hidup bersih dan sehat di masyarakat Kabupaten Berau B. Tujuan khusus : 1. Meningkatkan Masyarakat yang Berperan Aktif dalam Promosi dan Edukasi PHBS 2. Mewujudkan masyarakat yang bebas BABS 3. Mendorong desa melaksanakan STBM IV- 4

C. Sasaran : 1. Meningkatnya prosentase masyarakat yang bebas BABS hingga 100 persen pada tahun 2015. 2. Meningkatnya jumlah desa yang telah melaksanakan STBM tahun 2015. 3. Meningkatnya jumlah kades yang telah berperan aktif dalam promosi PHBS tahun 2015. D. Tahapan Pencapaian : Tabel 4.4 Target Indikatif Pencapaian Sasaran Tahunan No Sasaran 2011 2012 2013 2014 2015 1 Meningkatnya Prosentase Masyarakat Bebas BABS Yang 80 85 90 100 100 2 Meningkatnya jumlah desa yang telah melaksanakan STBM 16 19 22 25 28 3 Meningkatnya jumlah kades yang telah berperan aktif dalam promosi PHBS 49 52 55 58 61 4.2. Strategi Aspek Teknis Dan PHBS Untuk mencapai tujuan setiap sub sektor sanitasisebagaimana yang telahdirencanakan, perlu diketahui faktor-faktor kunci keberhasilan dan strategi pelaksanaan. Untuk identifikasi faktor kunci keberhasilan dan perumusan strategi ini digunakan analisis SWOT. Analisis SWOT yang terdiri dari análisis internal dan eksternal, digunakan untuk menentukan dan menganalisa strategi dimaksud, IV- 5

karena faktor-faktor internal dan eksternal di dalam pembangunan memiliki tingkat kohesi dan kombinasi yang tinggi untuk saling mempengaruhi. Analisis lingkungan internal bertujuan untuk mengidentifikasi dan menjelaskan berbagai faktor yang menjadi kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness), kajian internal pada hakekatnya merupakan analisis dan evaluasi atas kondisi, kinerja dan permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan strategi sector sanitasi. Sedangkan análisis lingkungan eksternal bertujuan untuk mengidentifikasi dan menjelaskan berbagai faktor yang menjadi kesempatan (Opportunity) dan tantangan (Threat). 4.2.1. Sub Sektor Air Limbah Domestik Berdasarkan pertimbangan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang ada pada berbagai aspek maka strategi teknis yang diarahkan untuk mencapai sasaran pembangunan sub sektor air limbah domestik antara lain : 1. Pemetaan institusi/lembaga yang mempunyai tupoksi penanganan air limbah Kerjasama instansi penanganan air limbah (SKPD Kantor KPPK, Dinas PU, LH, Dinkes). Meningkatkan peran Pokja Sanitasi dalam penanganan air limbah. 2. Mengembangkan sistem data sanitasi yang up to date, by name and by address 3. Menerapkan kegiatan intensifikasi STBM yakni mengelola limbah cair rumah tangga dengan aman. 4. Pengembangan program pengelolaan limbah cair ditekankan pada kegiatan yang berbasis masyarakat (Community Based for Water Quality Improvement Programme). 5. Peningkatan Kualitas dan Kuantitas SDM pengelola limbah cair. Menambah dan meningkatkan kemampuan SDM (sumber daya manusia) pengelola air limbah untuk menangani pengelolaan limbah rumah tangga dan industri. Menyiapkan tenaga penyuluh. 6. Peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan limbah cair dilakukan melalui penyuluhan tentang air limbah kepada masyarakat menggunakan media local. Pelatihan/seminar teknologi tepat guna tentang pengelolaan limbah cair. IV- 6

Sosialisasi dan penyuluhan pentingnya pengelolaan limbah cair melalui forum arisan, PKK. Menggunakan media lokal yang mudah diterima oleh masyarakat untuk menggugah kesadaran perlunya pengelolaan limbah cair bagi kesehatan lingkungan. 7. Pengalokasian anggaran untuk mendukung pembangunan sarana dan prasarana pengelolaan limbah cair Penyediaan anggaran APBD II Pengajuan anggaran ke Pusat/APBN dan APBD I Mengalokasikan perencanaan dan pengawasan Pembangunan PS air limbah dengan sistem Off-site, IPAL terpusat, atau skala kawasan kota 8. Pembangunan dan pemeliharaan saluran permukiman di lingkungan perumahan. 4.2.2. Sub Sektor Persampahan Berdasarkan pertimbangan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang ada pada berbagai aspek maka strategi teknis yang diarahkan untuk mencapai sasaran pembangunan sub sektor persampahan antara lain : 1. Perluasan jaringan pelayanan sampah (khususnya sentra ekonomi dan permukiman) Menambah sarana dan prasarana pelayanan sampah Menambah sumber daya manusia yang terlatih Menyusun studi manajemen pengelolaan persampahan Memfasilitasi pengembangan sumber pembiayaan dan pola investasi bidang persampahan melalui kerjasama pemerintah, duniausaha, dan masyarakat (non-fisik) 2. Pembangunan TPA (TempatPemrosesanAkhir) sesuaistandard Detail Engineering Design (DED) Pembangunan Operasional dan Pemeliharaan (OP) 3. Pembuatanprogram pengelolaan sampah 3R di lingkungan tempat tinggal melibatkan PKK, perkumpulan warga dan Kader Kesehatan Penyuluhan tentang pengelolaan sampah 3R (reuse, reduce, recycle) di tingkat desa dan kelurahan Pelatihan pemanfaatan sampah anorganik menjadi barang yang mempunyai nilai jual IV- 7

Pelatihan pemanfaatan sampah organik menjadi kompos Pembentukan kelompok usaha pengelola sampah Pembentukan kelompok usaha pengelola sampah (daur ulang sampah menjadi produk bernilai ekonomi) 4. Persentase rumah tangga yang memiliki tempat sampah yang memenuhi syarat kesehatan (Tahun 2011 : 70%, tahun 2012 : 71%, tahun 2013 : 72%) 4.2.3 Sub Sektor Drainase Lingkungan Berdasarkan pertimbangan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang ada pada berbagai aspek maka strategi teknis yang diarahkan untuk mencapai sasaran pembangunan sub sektor drainase lingkungan antara lain : 1. Pembuatan folder didaerah rawan genangan 2. Pembangunan perbaikan dan pemeliharaan saluran drainase dengan pengerukan secara rutin dan pembersihan sampah disungai 3. Rehabilitasi/perbaikan diameter dimensi saluran/drainase 4. Melakukan penyuluhan pada masyarakat umum dan pendidikan lingkungan tentang pentingnya drainase sebagai bahan dari system penyehatan lingkungan 5. Pengurangan tingkat genangan terutama di kawasan strategis 6. Pengembangan saluran drainase primer di kawasan strategis 7. Pengembangan saluran drainase primer di kawasan permukiman 8. Pembangunan sistem drainase yang berwawasan lingkungan dan berdasarkan prioritas penanganan 4.2.4 Aspek PHBS Berdasarkan pertimbangan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang ada pada berbagai aspek maka strategi teknis yang diarahkan untuk mencapai sasaran pembangunan sub sektor PHBS antara lain : 1. Meningkatkan kepedulian para pengambil kebijakan, tokoh masyarakat dan masyarakat untuk mengembangkan desa siaga, Puskesmas dan UKBM. 2. Peningkatan kesadaran masyarakat ber-phbs dan Sadar Gizi serta memanfaatkan sarana kesehatan. 3. Mendukung dan meningkatkan KIA, pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan melalui peran serta masyarakat. 4. Pengembangan media promosi kesehatan dan teknologi komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) seperti Cetak Leaflet, Stiker, Spanduk, Neon Box Kawasan Bebas Rokok untuk Puskesmas dan sekolah-sekolah, Wawancara Kesehatan yang terjadwal secara rutin di Media Radio; IV- 8

5. Pengembangan upaya kesehatan bersumber masyarakat, (seperti pos pelayanan terpadu, pondok bersalin desa, dan usaha kesehatan sekolah) dan generasi muda; 6. Peningkatan pendidikan kesehatan kepada masyarakat; 7. Pengembangan media dan sarana promosi kesehatan; 8. Pengembangan Upaya Kesehatan bersumber Masyarakat (UKBM) termasuk generasi muda, Upaya Kesehatan Sekolah (UKS) dan dana masyarakat; 9. Peningkatan advokasi kepada stakeholders untuk mengupayakan dukungan kebijakan dan dukungan dana; 10. Peningkatan kapasitas tenaga; 11. Peningkatan dukungan operasional pelaksanaan program promosi kesehatan; 12. Peningkatan Jumlah Persalinan oleh Tenaga Kesehatan melalui kegiatan Kemitraan Bidan dan Dukun; 13. Meningkatkan Kampanye Inisiasi Menyusu Dini dari awal kelahiran; 4.3. Strategi Aspek Non Teknis 4.3.1. Aspek Kebijakan Daerah dan Kelembagaan Dengan mempertimbangkan tujuan pembangunan sanitasi Kabupaten Berautahun 2011-2015, dan berbagai isu strategis serta tantangan yang dihadapi Kabupaten Berau saat ini, maka dirumuskan serangkaian strategi dalam aspek kebijakan daerah dan kelembagaan. A. Penegakan Hukum Tingkatan Organisasi/ Struktur Strategi pada tingkatan organisasi/ struktur adalah sebagai berikut: 1. Memperkuat kapasitas organisasi regulator dan operator layanan sanitasi untuk dapat menyelenggarakan pelayanan sanitasi secara efektif dan efisien. 2. Mengkaji seluruh peraturan daerah yang berkaitan dengan sanitasi. Untuk peraturan/kebijakan yang mengacu pada peraturan/kebijakan yang sudah tidak berlaku maka akan diperbaharui, serta membuat peraturan/kebijakan baru yang memang dibutuhkan. Penekanan pengkajian terutama pada pengaturan retribusi sanitasi, pengaturan pengelolaan sanitasi daerah (termasuk pengaturan kelembagaan operator sanitasi), serta upaya meningkatkan peran swasta dalam pembangunan dan pengembangn sanitasi. IV- 9

3. Mempertahankan dan meningkatkan efektivitas pelaksanaan peran Kelompok Kerja (Pokja) SanitasiKabupaten Berau dalam mengawal proses implementasi SSK secara terintegrasi. 4. Mengoptimalkan pengorganisasian kelompok swadaya masyarakat guna meningkatkan efektivitas kegiatan operasi dan pemeliharaan sarana sanitasi di tingkat masyarakat. Tingkatan SDM/ Aparat Strategi pada tingkatan SDM/ aparat adalah sebagai berikut: 1. Meningkatkan peran danfungsi instansi/skpd terkait sanitasi. 2. Meningkatkan kapabilitas personil-personil SKPD penyelenggara layanan sanitasi, melalui pendidikan dan pelatihan, bintek maupuntot dalam bidang sanitasi. 3. Meningkatkan jumlah dan kinerja kelembagaanpengelolaan sanitasi (Pokja Sanitasi). Sistem dan Prosedur Strategi pada sistemdanprosedur adalah sebagai berikut: 1. Melakukan penguatan peraturan perundang-undangan tentang sanitasi dan penegakannya. 2. Membuat peraturan perundang-undangan dan institusi tentang sanitasi yang belum tersedia. 3. Mengkondisikan integrasi antara sistem perencanaan, implementasi serta monitoring dan evaluasi dalam pembangunan sanitasi melalui Pokja Sanitasi. 4. Mengembangkan sistem pendukung penyediaan layanan sanitasi yang terintegrasi. 5. Mengembangkan kerjasama Pemerintah Kabupaten dengan masyarakat dan swasta dalam pembangunan dan pengelolaan sanitasi. Koordinasi Strategi pada koordinasi adalah sebagai berikut: 1. Meningkatkan koordinasi dan komunikasi antar SKPD terkait dalam upaya sosialisasi program dan pengelolaan sanitasi pada masyarakat. 2. Mengoptimalkan perangkat, saluran dan sarana komunikasi setiap SKPD, serta keberadaan simpul aliansi dan kemitraan dengan berbagai pihak IV- 10

(lembaga-lembaga dan individu potensial) guna menunjang percepatan pembangunan sanitasi. 3. Mengoptimalkan saluran komunikasi terpadu dan berskala dengan meningkatkan intensitas koordinasi antar tokoh kunci, para pemangku kepentingan (stakeholders), serta berbagai mitra dan alliansi dalam menunjang pembangunan sanitasi. 4. Membangun Pusat Informasi dan Data (knowledge management) dan meningkatkan ketrampilan personil Pokja dan komunikator sanitasi dalam menjaga kualitas pengemasan isu dalam materi-materi dan perangkat komunikasi kreatif bagi advokasi, mobilisasi sosial dan komunikasi program setiap isu sub-sektor sanitasi. Sarana Dan Prasarana Strategi pada aspeksaranadanprasarana adalah sebagai berikut: 1. Legalisasi dan payung hukum terhadap alokasi anggaran pembangunan sarana prasarana sanitasi secara kontinu sesuai dengan pentahapan pencapaian tujuan dan sasaran. 2. Membuatdata base jaringan sarana prasarana yang telah ada sebagai bahan acuan daerah prioritas pembangunan. B. Peningkatan Pengelolaan SOP TingkatanOrganisasi/ Struktur Strategi pada tingkatan organisasi/ struktur adalah sebagai berikut: Pembentukan kelembagaan/organisasi pengelola khusus sarana prasarana terbangun. Tingkatan SDM/ Aparat Strategi pada tingkatan SDM/ aparat adalah sebagai berikut: 1. Mengoptimalkan pengorganisasian kelompok swadaya masyarakat (KSM)/UPS(Unit Penggelola Sarana) /KPS (Kelompok Pemanfaat Sarana) pengelola sanitasi guna meningkatkan efektivitas kegiatan operasi dan pemeliharaan sarana sanitasi di tingkat masyarakat. 2. Penataan personil pengelola. Sistem Dan Prosedur Strategi pada sistem dan prosedur adalah sebagai berikut: IV- 11

1. Merumuskan kerangka acuan dan mekanisme penyusunan SOP program sanitasi 2. Pengintegrasian konsep perubahan prilaku masyarakat dalam Metode Community Led Total Sanitations (CLTS) di setiap pembangunan di sektor sanitasi 3. Membuat pilot projek standard dalam satu kawasan padat, pusat perkantoran ataupun pusat bisnis Koordinasi Strategi pada koordinasi adalah sebagai berikut: Mengembangkan koordinasi dan kerjasama Pemerintah Kabupaten dengan masyarakat dan swasta dalam pembangunan dan pengelolaan sarana prasarana sanitasi. Sarana dan Prasarana Strategi pada aspek sarana dan prasarana adalah sebagai berikut: Meningkatkan dan atau mengembangkan daerah layanan sanitasi baru serta merevitalisasi dan memfungsikan kembali sarana dan prasarana yang terbengkalai dengan pengelolaan yang lebih baik. C. Pengembangan Kebijakan Daerah Tingkatan Organisasi/ Struktur Strategi pada tingkatan organisasi/ struktur adalah sebagai berikut: 1. Kampanye kepada Pemerintah Kecamatan/ Kelurahan/ desa/ lokal akan pentingnya investasi pada penyediaan sanitasi dasar bagi masyarakat miskin. 2. Kebijakan dalam urusan sanitasi diarahkan pada memperluas cakupan dan kualitas pelayanan sanitasi bagi masyarakat miskin Tingkatan SDM/ Aparat Strategi pada tingkatan SDM/ aparat adalah sebagai berikut: 1. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat miskin dalam pemanfaatan dan pengelolaan SDA dan LH yang ramah lingkungandan berkelanjutan 2. Meningkatkan kepedulian masyarakat dan pemkab akan pentingnya penyediaan sanitasi dasar bagi masyarakat miskin IV- 12

3. Peningkatan kemampuan stakeholders di daerah dalam pengelolaan danpenyediaan sanitasidasar. Sistem dan Prosedur Strategi pada system dan prosedur adalah sebagai berikut: 1. Mengoptimalkan serta mengembangkan program penyediaan sarana dan prasarana sanitasi yang bersifat memberdayakan masyarakat, melibatkan masyarakat miskin dan berbasis jender. 2. Meningkatkan perlindungan terhadap jaminanakses masyarakat miskin ke sanitasidasar 3. Penetapan standar penyediaan sanitasi dasar 4. Pengembangan mekanisme penyediaan sanitasi lingkungan berbasis komunitas yang berpihak kepada masyarakat miskin Koordinasi Strategi pada koordinasi adalah sebagai berikut: 1. Meningkatkan polakemitraan antarapemerintah, swastadan masyarakatdalam investasi danpengelolaanbersama dalam hal sanitasiyang baik bagi masyarakat miskin 2. Pemberian bantuanteknis dalampengembangan polakemitraan dalaminvestasi, pengelolaandan pelayanan penyediaan sanitasi lingkungan. 3. Meningkatkan koordinasi dan komunikasi antar SKPD terkait dalam upaya sosialisasi bidang sanitasi yang menjangkau masyarakat miskin. 4. Mengoptimalkan saluran komunikasi terpadu dengan meningkatkan intensitas koordinasi antar SKPD terkait dengan tokoh masyarakat serta kader kesehatan. Sarana dan Prasarana Strategi pada aspeksaranadanprasarana adalah sebagai berikut: 1. Menyediakan sarana sanitasi dasar bagi kelompok rentandan masyarakat miskin 2. Melibatkan masyarakat dalam pembangunan sarana prasarana sanitasi sehingga tidak hanya sebagai pengguna tetap iikut serta bertanggung jawab mengelola sarana prasarana yang telah terbangun. 4.3.2. Keterlibatan Pelaku Bisnis IV- 13

Upaya upaya peningkatan peran bagi swasta dalam menangani pembangunan sub sektor sanitasi yang bersifat cost recovery yang non cost recovery adalah sebagai berikut : Mengoptimalkan pelibatan sektor swasta dalam hal dukungan teknis, pendanaan dan kebijakan Menciptakan iklim pendanaan yang memungkinkan dan menarik dunia usaha untuk ikut membiayai penyediaan sarana dan prasarana pengelolaan sanitasi Penyusunan Regulasi CSR (Corporate Social Responsibility) dan pelibatan pelaku bisnis dalam pembangunan sektor sanitasi Menciptakan jaringan kemitraan pihak swasta dan pelaku bisnis untuk mendukung percepatan pembangunan sanitasi berskala Kabupaten. 4.3.3. Ekonomi Dan Keuangan Daerah Strategi penguatan aspek keuangan yang diarahkan untuk mencapai tujuan dansasaran pembangunan sub sektor sanitasi adalah sebagai berikut: A. Strategi untuk meningkatkan (sasaran) sub sektor air limbah adalah: 1. Mengoptimalkan Sumber-Sumber Pendanaan, baik APBD Kabupaten, APBD Provinsi maupun Anggaran Pemerintah Pusat 2. Meningkatkan Kinerja Keuangan 3. Mengkaji bentuk-bentuk insentif bagi pendanaan sanitasi oleh swasta, seperti CSR guna mendanai pembangunan sanitasi 4. Membuat pedoman untuk mengakses sumber-sumber pendanaan internal dan eksternal Jangka Pendek: Penyediaan biaya operasional dan pemeliharaan infrastruktur terkait air limbah. Jangka Menengah: Mengkaji bentuk-bentuk insentif bagi pendanaan sanitasi oleh swasta, seperti CSR guna mendanai pembangunansarana prasarana pengelolaan air limbah Jangka Panjang: IV- 14

Kebijakan dalam urusan penanaman modal diarahkan pada meningkatkan dukungan dar sisi SDM maupun infrastruktur. B. Strategi untuk meningkatkan (sasaran) sub sektor persampahan adalah: 1. Mengoptimalkan sumber-sumber pendanaan, baik APBD Kabupaten, APBD Provinsi maupun Anggaran Pemerintah Pusat 2. Membuat pedoman untuk mengakses sumber-sumber pendanaan internal dan eksternal 3. Meningkatkan Kinerja Keuangan Jangka Pendek: Mengevaluasi dan mengkaji ulang besarandantata cara penarikan retribusi sampah serta potensi luasan pengguna layanan sampah Jangka Menengah: Tersedianya pendanaan yang tepat waktu dan tepat jumlah bagi penyelenggaraan layanan persampahan secara kontinu Jangka Panjang: Kebijakan dalam urusan penanaman modal diarahkan pada meningkatkan dukungan dari sisi SDM maupun infrastruktur. C. Strategi untuk meningkatkan (sasaran) sub sektor drainase adalah: Jangka Pendek: Meningkatkan kapasitas pembiayaan pembangunan sarana prasarana drainase dari berbagai sumber pendanaan. Jangka Menengah: 1. Identifikasi dan Penyusunan PJM Kawasan Permukiman Perdesaan 2. Pengembangan Kawasan Permukiman Perkotaan Jangka Panjang: Pengembangan sistem drainase terpadu pada kawasan permukiman perkotaan maupun perdesaan. IV- 15

D. Strategi untuk meningkatkan (sasaran) pembangunan aspek PHBS adalah: Jangka Pendek: 1. Memprioritaskan pencanangan program Bangka Sehat dengan peningkatan alokasi APBD II dengan menjadikan PHBS/STBM menjadi salah satu program prioritas 2. Meningkatkan komitmen penentu kebijakan anggaran untuk PHBS. Jangka Menengah: Advokasi danpromosi kesehatan skala Kabupaten dalam rangka pemberdayaan masyarakat untuk pengembangan PHBS Jangka Panjang: Promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan kepedulian para pengambil kebijakan,tokoh masyarakat dan masyarakat untuk mengembangkan desa siaga, mengembangkan kesadaran masyarakat ber PHBS, serta Pengendalian Penyakit dan Penyehataan lingkungan. 4.3.4. Aspek Komunikasi Strategi penguatan aspek komunikasi yang diarahkan untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan sektor sanitasi secara keseluruhan dan setiap sub sektorsanitasi adalah sebagai berikut: Strategi komunikasi pembangunan sektor sanitasi sebagai berikut: 1. Merumuskan kerangka acuan dan mekanisme penyusunan informasi, petunjuk teknis dan manual praktis untuk komunikasi program sanitasi 2. Menyusun dasar perencanaan media untuk kampanye kepedulian sanitasi. 3. Meningkatkan intensitas penyebaran informasi dan materi informasi melalui berbagai sarana dan saluran komunikasi, yang berisi pesan kunci seputar sanitasi. 4. Meningkatkan intensitas forum temu muka, dan pengembangan materi komunikasi kreatif khusus yang menarik bagi dunia usaha 5. Memperkuat posisi strategis Pokja Sanitasi kabupaten oleh berbagai program, proyek, donor ataupun insitusi dan para pemangku kepentingan lainnya. 6. Mengoptimalkan perangkat, saluran dan sarana komunikasi setiap SKPD, serta keberadaan simpul aliansi dan kemitraan dengan berbagai pihak (lembaga-lembaga dan individu potensial) guna menunjang percepatan pembangunan sanitasi berskala kabupaten. IV- 16

7. Mengoptimalkan saluran komunikasi terpadu dan berskala kabupaten dengan meningkatkan intensitas koordinasi dan keterlibatan tokoh kunci, lembaga, kelompok masyarakat, berbagai aliansi dan kemitraan serta para pemangku kepentingan (stakeholders) dalam menunjang pembangunan sanitasi kabupaten. 8. Meningkatkan ketrampilan pelaku kunci, khususnya komunikator pembangunan sanitasi dalam menjaga kualitas pengemasan isu, saluran, perangkat dan materi komunikasi kreatif untuk meningkatkan pemahaman, komitmen, dukungan, kemitraan atau aliansi, serta menjaga dan menciptakan perubahan perilaku. 9. Menetapkan mekanisme pemantuan berkala dan evaluasi untuk mengukur keberhasilan program dan kegiatan komunikasi pembangunan sanitasi di tingkat individu dan masyarakat dalam skala kabupaten. Sedangkan strategi masing-masing sub sektor adalah sebagai berikut: A. Strategi untuk meningkatkan (sasaran) sub sektor air limbah adalah: Meningkatkan optimalisasi menggunakan momentum dan intensitas kegiatan advokasi bagi para pengambil keputusan dan tokoh kunci sector air limbah B. Strategi untuk meningkatkan (sasaran) sub sektor persampahan adalah: 1. Melakukan koordinasi antar lembaga pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha agar terdapat keterpaduan dalam pengelolaan sampah 2. Menyusun materi informasi kreatif yang berisi informasi peluang, keutamaan, keuntungan dalam melakukan program 3R danpengomposan 3. Pengembangan materi kampanye kreatif bagi publik dalam setiap kegiatan komunikasi program pengelolaan dan pengolahan sampah. 4. Mengembangkan panduan teknologi tepat guna pengolahan dan pemanfaatan sampah secara komunal, dan mempublikasikannya dalam versi populer dan menarik bagi kelompok sasaran tertentu C. Strategi untuk meningkatkan (sasaran) sub sektor drainase adalah: 1. Melakukan advokasi yang berkesinambungan kepada stakeholder kunci (SKPD, panitia anggaran, Bupati, DPRD, Departemen Teknis, Pemerintah Pusat), dengan menyusun materi sosialisasi tentang sanitasi kota yang terintegrasi antar SKPD. 2. Memanfaatkan beragam media untuk meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai pengelolaan drainase lingkungan. IV- 17

3. Meningkatkan sosialisasi pengelolaan drainase lingkungan kepada masyarakat sehingga masyarakat menyadari arti penting pembangunan sanitasi bagi kemajuan roda perekonomian, dan diusahakan dapat menjangkau seluruh stakeholder. 4. Meningkatkan sinergi antara pihak-pihak pelaku pembangunan sanitasi untuk mengembangkan kampanye dan promosi pemeliharaan dan pembangunan drainase lingkungan. D. Strategi untuk meningkatkan (sasaran) PHBS adalah: 1. Melibatkan pihak media dan swasta untuk mewujudkan Bangka Sehat. 2. Mengembangkan program promosi PHBS yang menarik dan menjangkau semua lapisan masyarakat. 3. Memanfaatkan media informasi yang menarik untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam PHBS. 4. Kampanye perilaku hidup bersih dan sehat melalui pendekatan pimpinan (advokasi), Bina Suasana (sosial support) dan pemberdayaan masyarakat (empowerment) 5. Sosialisasi kepada seluruh lapisan masyarakat dan sekolah-sekolah 6. Melibatkan dan mengoptimalkan peran lembaga-lembaga keagamaan dalam memberikan kesadaran untuk berperilaku hidup bersih dan sehat. 4.3.5. Aspek Keterlibatan Pelaku Bisnis Strategi pelibatan sektor swasta dan pelaku bisnis dalam pembangunansanitasi terpadu dan berskala Kabupaten Berau dibagi dalam dua kelompok strategi, yaitu (1)strategi untuk sanitasi Kabupaten Berausecara umum yang juga menunjang sasaran danstrategi aspek-aspek lainnya seperti kelembagaan, keuangan dan PMJK, dan (2)strategi yang lebih spesifik terintegrasi dalam tujuan dan sasaran yang ditetapkansetiap sub-sektor air limbah, persampahan, drainase lingkungan, dan aspek PHBSuntuk percepatan pembangunan sanitasi Kabupaten Berau. Strategi penguatan aspek pelibatan sektor swasta dan pelaku bisnis yang diarahkanuntuk mencapai tujuan dan dan sasaran pembangunan sanitasikabupaten Berauadalahsebagai berikut: 1. Meningkatkan peran aktif masyarakat dalam mendukung program sanitasi secara menyeluruh serta meningkatnya peran serta dan dukungan pihak swasta IV- 18

2. Merencanakan kemitraan dengan pihak ketiga, terutama dengan berbagai asosiasi pertambangan timah, asosiasi industri timah dan pihak swasta lainnya. 3. Pemerintah sebagai coordinator mengoptimalkan pelibatan sektor swasta dalam hal dukungan teknis, dan pendanaan. Strategi penguatan aspek pelibatan sektor swasta dan pelaku bisnis yang diarahkanuntuk mencapai tujuan dan dan sasaran pembangunan setiap subsektorsanitasi Kabupaten Berauadalah sebagai berikut: A. Strategi penguatan aspek pelibatan sektor swasta dan pelaku bisnis yang diarahkan untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan sub sektor air limbah adalah sebagai berikut: Menciptakan iklim investasi dalam pengelolaan air limbah. B. Strategi penguatan aspek pelibatan sektor swasta dan pelaku bisnis yang diarahkan untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan sub sektorpersampahan adalah sebagai berikut: 1. Kerjasama dengan beberapa perusahaan dalam penyediaan sarana prasarana persampahan 2. Melakukankerjasamadenganpengusaha/Komunitas Swadaya Masyarakat (KSM) daur ulang sampah organik, sertapengusaha penampung dari jenis sampah anorganic (pengepul) dan/ atau pengusaha produksi daur ulang barang bekas C. Strategi penguatan aspek pelibatan sektor swasta dan pelaku bisnis yang diarahkan untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan sub sektor drainase adalah sebagai berikut: 1. Mengoptimalkan pelibatan sektor swasta dalam hal dukungan teknis, pendanaan dan kebijakan 2. Menciptakan iklim pendanaan yang memungkinkan dan menarik dunia usaha untuk ikut membiayai penyediaan sarana dan prasarana pengelolaan sanitasi 3. Penyusunan Regulasi CSR (Corporate Social Responsibility) dan pelibatan pelaku bisnis dalam pembangunan sektor sanitasi 4. Menciptakan jaringan kemitraan pihak swasta dan pelaku bisnis untuk mendukung percepatan pembangunan sanitasi berskala kabupaten. IV- 19

D. Strategi penguatan aspek pelibatan sektor swasta dan pelaku bisnis yang diarahkan untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan sektor drainase adalah sebagai berikut: 1. Meningkatkan kerjasama dengan pihak swasta dan media dalam promosi PHBS/STBM 2. Mengoptimalkan pendanaan dari swasta CSR untuk promosi PHBS 3. Melibatkan pihak swasta dan media dalam promosi PHBS 4.3.6. Pemberdayaan Masyarakat, Aspek Jender dan Kemiskinan Strategi pemberdayaan masyarakat, jender dan kemiskinan (PMJK) dalampembangunan sanitasi terpadu dan berskala Kabupaten dibagi dalam dua kelompokstrategi, yaitu (1) strategi untuk sanitasi Kabupaten Berausecara umum yang jugamenunjang sasaran dan strategi aspek-aspek lainnya seperti kelembagaan,keuangan dan komunikasi, dan (2) strategi yang lebih spesifik terintegrasi dalamtujuan dan sasaran yang ditetapkan setiap sub-sektor air limbah, persampahan, drainase lingkungan, dan aspek PHBS untuk percepatan pembangunan sanitasi Kabupaten Berau. Strategi penguatan aspek pemberdayaan masyarakat, jender dan kemiskinan(pmjk) yang diarahkan untuk mencapai tujuan dan dan sasaran pembangunan sanitasi Kabupaten Berauadalah sebagai berikut: 1. Melakukan usaha pemberdayaan masyarakat, agar masyarakat berpartisipasi secara aktif dalam menyiapkan, melaksanakan, mengoperasionalkan dan memelihara sarana yang telah dibangun, serta melanjutkan kegiatan peningkatan derajat kesehatan di masyarakat dan lingkungan sekolah. 2. Meningkatkan kapasitas dan pengetahuan masyarakat, laki-laki dan perempuan, kaya dan miskin dalam pengelolaan sanitasi 3. Mengupayakan pengorganisasian masyarakat dalam kelompok untuk pengelolaan sanitasi 4. Mengoptimalkan sosialisasi dan promosi program sanitasi dengan melibatkan secara aktif tokoh masyarakat dan organisasi masyarakat (lembaga formal & informal di masyarakat) dan memanfaatkan media informasi yang menarik. 5. Mengembangkan pola pembinaan yang partisipatif dalam upaya optimalisasi peran pemerintah kabupaten, lembaga lokal, organisasi masyarakat dan tokoh masyarakat dalam pengelolaan sanitasi 6. Mengoptimalkan kesetaraan peran perempuan dan laki-laki, kaya dan miskin dalam promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat IV- 20

7. Mengefektifkan peran dan fungsi lembaga formal dan informal dengan media massa dalam pengelolaan sanitasi yang berorientasi jender dan kemiskinan. 8. Mengakomodasi perencanaan partisipatif yang berorientasi pada jender dan masyarakat miskin dalam pembangunan sarana sanitasi. Strategi penguatan aspek pemberdayaan masyarakat, jender dan kemiskinan(pmjk) yang diarahkan untuk mencapai tujuan dan dan sasaran pembangunansetiap sub-sektor sanitasi Kabupaten Berauadalah sebagai berikut: A. Strategi penguatan aspek pemberdayaan masyarakat, jender dan kemiskinan yang diarahkan untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan sektor air limbah adalah sebagai berikut: 1. Meningkatkan kapasitas dan pengetahuan masyarakat, laki-laki dan perempuan, kaya dan miskin dalam pengelolaan air limbah. 2. Melakukan usaha pemberdayaan masyarakat, agar masyarakat berpartisipasi secara aktif dalam mengoperasionalkan dan memelihara sarana yang telah dibangun. B. Strategi penguatan aspek pemberdayaan masyarakat, jender dan kemiskinan yang diarahkan untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan sektor persampahan adalah sebagai berikut: 1. Pembentukan Pos Peduli Lingkungan Salah satu tugasnya adalah menggerakkan dan mempelopori warga dalam hal memelihara kebersihan, keteduhan dan keindahan wilayah permukiman hal ini tercermin dalam seksi kepengurusan yaitu seksi pengelolaan sampah (kebersihan). 2. Kerjasama dengan Lapas yaitu peran serta narapidana lapas dalam mendukung kebersihan, keindahan dan penghijauan di Kecamatan, Kabupaten Berau. C. Strategi penguatan aspek pemberdayaan masyarakat, jender dan kemiskinan yang diarahkan untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan sektor drainase adalah sebagai berikut: 1. Mengembangkan pola pembinaan yang partisipatif dalam upaya optimalisasi peran pemerintah kabupaten, lembaga lokal, organisasi masyarakat dan tokoh masyarakat dalam pengelolaan air limbah IV- 21

2. Meningkatkan kapasitas dan pengetahuan masyarakat, laki-laki dan perempuan, kaya dan miskin dalam pengelolaan sanitasi 3. Mengoptimalkan kesetaraan peran perempuan dan laki-laki, kaya dan miskin dalam promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat 4. Mengupayakan pengorganisasian masyarakat dalam kelompok untuk pengelolaan sanitasi 5. Mengefektifkan peran dan fungsi lembaga formal dan informal dengan media massa dalam pengelolaan sanitasi yang berorientasi jender dan kemiskinan 6. Mengakomodasi perencanaan partisipatif yang berorientasi pada jender dan masyarakat miskin dalam pembangunan sarana sanitasi D. Strategi penguatan aspek pemberdayaan masyarakat, jender dan kemiskinan yang diarahkan untuk mencapai tujuan dan sasaran kegiatan PHBS adalah sebagai berikut: 1. Melibatkan masyarakat dan pemerintahan desa dalam promosi dan edukasi PHBS - Peningkatan partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa - Pembangunan Infrastruktur perdesaan - pengembanganlingkungan sehat - Lingkungan sehat perumahan - Pembangunan sarana penyehatan lingkungan 2. Mengoptimalkan program STBM untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam PHBS 3. Meningkatkan kuantitas dan kualitas kader kesehatan lingkungan dalam promosi PHBS 4. Mengembangkan program promosi PHBS yang menarik dan menjangkau semua lapisan masyarakat 5. Promosi hygiene dan PHBS oleh masyarakat 4.3.7. Aspek Penataan Ruang Strategi penguatan aspek penataanruang yang diarahkan untuk mencapai tujuan dan dan sasaran pembangunan sanitasi Kabupaten Berauadalah sebagai berikut : 1. Menggunakan dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), dan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) yang memuat kebijakan Pemerintah sebagai rujukan dalam pembangunan sanitasi. IV- 22

2. Kepastian hokum dan koordinasi dalam pengendalian pemanfaatan ruang untuk sector sanitasi 3. Peningkatan persentase pembangunan sesuai Tata ruang Wilayah yang berbasis Agropolitan (Target indikator tahun 2011 : 95%, tahun 2012 : 98%, tahun 2013 : 100%) Strategi penguatan aspek penataanruang yang diarahkan untuk mencapai tujuan dan dan sasaran pembangunansetiap sub-sektor sanitasi Kabupaten Berauadalah sebagai berikut: A. Strategi penguatan aspek penataan ruang yang diarahkan untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan sektor air limbah adalah sebagai berikut: 1. Seluruh pembangunan sarana prasarana sektor air limbah dilaksanakan sesuai tata bangunan dan lingkungan 2. Pembangunan dan pemeliharaan saluran permukiman di lingkungan perumahan yang sehat B. Strategi penguatan aspek penataanruang yang diarahkan untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan sektor persampahan adalah sebagai berikut: 1. Pembangunan prasarana dan sarana terpadu 3R (tahun2011) 2. Penataan dan pembangunan kawasan TPA sistem sanitary land fill (tahun2012 : 50%, tahun 2013 : 100%) C. Strategi penguatan aspek penataanruang yang diarahkan untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan sektor drainase adalah sebagai berikut: 1. Sistem jaringan utama/induk di Wilayah Kabupaten Berau secara umum akan tetap megikuti pola atau kerangka sistem alamiah yang ada, di mana pengalirannya dilakukan secara gravitasi. 2. Jaringan drainase sistem tertutup, dikembangkan di pusat pemerintahan dan perkantoran, pusat kegiatan komersil, industri, serta jalan-jalan utama tertentu walaupun masih berdampingan dengan drainase terbuka. 3. Jaringan drainase sistem terbuka sebagian besar dikembangkan di lingkungan permukiman, pusat pemerintahan dan perkantoran, pusat kegiatan komersil, industri, dan di sepanjang jaringan jalan. IV- 23

4. Jaringan drainase khusus pada perkebunan kelapa sawit di wilayah perencanaan. Hal ini terkait dengan perkebunan kelapa sawit memiliki sifat yang rakus terhadap air sehingga permukaan tanah menjadi kering yang dapat mengakibatkan erosi tanah. Jaringan drainase khusus dibuat untuk limpasan air di perkebunan kelapa sawit tidak langsung masuk ke badan sungai, sehingga akan mengurangi proses pendangkalan pada badan sungai. 5. Prioritas pelayanan drainase pada kawasan terbangun, kawasan rawan genangan, dan memerlukan penataan atau perbaikan agar dapat berfungsi secara maksimal. 6. Peningkatan peran serta masyarakat dalam memelihara prasarana drainase, rehabilitasi, peningkatan dan pembangunan saluran. 7. Sistem drainase terbuka dan tertutup dibangun pada sebelah kiri dan atau kanan jalan, dengan arah pengaliran disesuaikan dengan kondisi geografis setempat D. Strategi penguatan aspek penataan ruang yang diarahkan untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan kegiatan PHBS adalah sebagai berikut: 1. PHBS Rumah Tangga 2. PHBS Sekolah 3. PHBS Tempat Kerja 4. PHBS Sarana Kesehatan 5. PHBS di Tempat-tempat Umum. IV- 24