BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 29 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PENDIDIKAN DASAR KABUPATEN BELITUNG

dokumen-dokumen yang mirip
BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 35 TAHUN 2013 STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KETENAGAKERJAAN KABUPATEN BELITUNG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 39 TAHUN 2013 STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PERUMAHAN RAKYAT KABUPATEN BELITUNG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENDIDIKAN DASAR DI KABUPATEN/KOTA

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KETAHANAN PANGAN KABUPATEN BELITUNG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENDIDIKAN DASAR DI KABUPATEN/KOTA

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 41 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 911 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI BANGKA SALINAN PERATURAN BUPATI BANGKA NOMOR 36 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PENDIDIKAN DASAR DI KABUPATEN BANGKA

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 32 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN BELITUNG

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 36 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESENIAN KABUPATEN BELITUNG

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 37 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BELITUNG

Penerapan Dan Pencapaian Standar Pelayanan Minimal Bidang Pendidikan Tahun 2013

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 33 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PERHUBUNGAN KABUPATEN BELITUNG

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 36 TAHUN 2012 STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN BELITUNG

Lampiran data-data hasil wawancara dengan Kementrian Pendidikan dan. via pada hari Selasa tanggal 31 Mei 2016, pada pukul 14:21 WIB.

SALINAN. b. bahwa untuk menjamin tercapainya mutu pendidikan yang diselenggarakan daerah perlu menetapkan standar pelayanan minimal pendidikan dasar;

PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR BAGIAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN

Indikator Kinerja Program. A. Standar Pelayanan Minimal (SPM)

RENCANA AKSI STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PENDIDIKAN DASAR

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG MATRIK RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN

CAPAIAN, TARGET, DAN RENCANA PEMBIAYAAN SPM BIDANG PENDIDIKAN DASAR

BAB I PENDAHULUAN. memberikan peran yang lebih besar kepada pemerintah daerah untuk

DAFTAR TABEL Persentase SD/ MI yang semua rombongan... belajar (rombel)nya tidak melebihi 32 orang

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2006 NOMOR 16 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 32 TAHUN 2006

PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR BAGIAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2006 NOMOR 17 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 33 TAHUN 2006 TENTANG

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

2. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2OO4 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah pusat dan

INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN 2017 (Berdasarkan Format : PERMENPAN Nomor 53 Tahun 2014 dan PERMENPAN & RB Nomor: PER/20/menpan/II/2008)

BUPATI PAMEKASAN. Menlmbang : bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Peraturan PEIUNJUK TEKNIS STANDAR PELAYAITAN MIIYIMAL.

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG

: 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2OO4 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah {Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

Hasil Perhitungan SPM

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

PANDUAN APLIKASI. Pengolahan Data Pendidikan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Selatan

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

BUPATI PAMEKASAN. Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal Bidang Perumahan Ralryat; Mengingat. 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 28 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2011

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 33 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN INSENTIF PEMUNGUTAN RETRIBUSI DAERAH

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG,

Komunikasi dan Informatika Nomor

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 23 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI STAF AHLI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

ANALISIS STANDAR BELANJA (ASB)

BUPATI BELITUNG RANCANGAN PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG

GUBERNUR PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN DASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERHITUNGAN INDIKATOR PENCAPAIAN (IP)

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG

KABUPATEN ACEH TENGGARA TAHUN 2012 DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN ACEH TENGGARA

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

Jumlah kelompok permukiman permanen yang sudah dilayani SD/MI dalam jarak kurang dari 3 KM. Jumlah kelompok permukiman permanen di kab/kota

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 12 TAHUN 2007 TENTANG PENGHASILAN DAN TUNJANGAN APARAT PEMERINTAHAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 27 TAHUN 2007 TENTANG

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI BANGKA TENGAH

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 25 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI BELITUNG RANCANGAN PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG

BUPATI BELITUNG RANCANGAN PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 17 TAHUN 2009 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 31 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN DAN PEMANFAATAN INSENTIF PAJAK DAERAH

BUPATI BELITUNG RANCANGAN PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 38 TAHUN 2012 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

Peraturan Presiden No. 29 Tahun 2014 Tentang Sistem Akuntabilitas. Kinerja Instansi Pemerintah mengarahkan bahwa pelaksanaan pemerintahan

BUPATI PAMEKASAN. Menglngat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 23 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI BELITUNG RANCANGAN PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 1 TAHUN 2007 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

DRAFT RANPERBUP TTG POLA BAGI JASA PELAYANAN RSUD BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI BELITUNG RANCANGAN PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR PENGAWAS SEKOLAH DI KABUPATEN BELITUNG

KATA PENGANTAR. Pembina Tk.I NIP Bandung, 28 Februari 2015 KEPALA DINAS PENDIDIKAN KOTA BANDUNG, Dr. H. ELIH SUDIAPERMANA, M.Pd.

IMPLEMENTASI PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENDIDIKAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI 2 DONO ARUM KECAMATAN SEPUTIH AGUNG KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 19 TAHUN 2007 TENTANG

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA. NOMOR 129a/U/2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PENDIDIKAN

Transkripsi:

SALINAN BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 29 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PENDIDIKAN DASAR KABUPATEN BELITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG, Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 11 ayat (4) dan Pasal 14 ayat (1) Undang -Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, penyelenggaraan urusan pemerintahan yang bersifat wajib yang berpedoman pada standar pelayanan minimal dilaksanakan secara bertahap dan ditetapkan oleh Pemerintah dan urusan Pemerintahan di Bidang Pendidikan merupakan salah satu kewenangan wajib Pemerintah Daerah yang penyelenggaraannya berpedoman pada Standar Pelayanan Minimal; b. bahwa sesuai ketentuan Pasal 9 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal, Pemerintah Daerah menyusun rencana pencapaian SPM yang memuat target tahunan pencapaian SPM dengan mengacu pada batas waktu pencapaian SPM sesuai dengan Peraturan Menteri; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b dengan mempedomani Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 15 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar di Kabupaten/Kota, dipandang perlu menetapkan C:\Users\User\AppData\Local\Temp\29-SPM BIDANG PENDIDIKAN DASAR_20ED3B.doc 1

Peraturan Bupati Belitung tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pendidikan Dasar Kabupaten Belitung; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II dan Kotapraja Di Sumatera Selatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1821); 2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembar an Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2000 tentang Pembentukan Propinsi Kepulauan Bangka Belitung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 217, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4033); 4. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301); 5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 7. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Ta hun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5039); C:\Users\User\AppData\Local\Temp\29-SPM BIDANG PENDIDIKAN DASAR_20ED3B.doc 2

8. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4502); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Repu blik Indonesia Tahun 2005 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593); 13. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pememrintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah, Propinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 14. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negera Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5105) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negera Republik Indonesia Tahun 2010 C:\Users\User\AppData\Local\Temp\29-SPM BIDANG PENDIDIKAN DASAR_20ED3B.doc 3

Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5157); 15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Nomor 310); 16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan dan Penetapan Standar Pelayanan Minimal; 17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2007 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Pencapaian Standar Pelayanan Minimal; 18. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 15 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar di Kabupaten/Kota, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 15 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar di Kabupaten/Kota; 19. Peraturan Daerah Kabupaten Belitung Nomor 18 Tahun 2007 tentang Pola Organisasi Pemerintahan Daerah Kabupaten Belitung (Lembaran Daerah Kabupaten Belitung Tahun 2007 Nomor 18), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Belitung Nomor 9 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Belitung Nomor 18 Tahun 2007 tentang Pola Organisasi Pemerintahan Daerah Kabupaten Belitung (Lembaran Daerah Kabupaten Belitung Tahun 2009 Nomor 9); 20. Peraturan Daerah Kabupaten Belitung Nomor 19 Tahun 2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah, Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan Staf Ahli (Lembaran Daerah Kabupaten Belitung Tahun 2007 Nomor 19), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten C:\Users\User\AppData\Local\Temp\29-SPM BIDANG PENDIDIKAN DASAR_20ED3B.doc 4

Belitung Nomor 10 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Belitung Nomor 19 Tahun 2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah, Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan Staf Ahli (Lembaran Daerah Kabupaten Belitung Tahun 2009 Nomor 10); 21. Peraturan Daerah Kabupaten Belitung Nomor 14 Tahun 2008 tentang Kewenangan Pemerintahan Kabupaten Belitung (Lembaran Daerah Kabupaten Belitung Tahun 2008 Nomor 14); 22. Peraturan Daerah Kabupaten Belitung Nomor 4 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Publik di Kabupaten Belitung (Lembaran Daerah Kabupaten Belitung Tahun 2009 Nomor 4); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PENDIDIKAN DASAR KABUPATEN BELITUNG. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Belitung. 2. Pemerintah Kabupaten adalah Pemerintah Kabupaten Belitung. 3. Bupati adalah Bupati Belitung. 4. Dinas Pendidikan adalah Dinas Pendidikan Kabupaten Belitung. 5. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Kabupaten Belitung. 6. Dewan Pendidikan adalah dewan yang bertugas memberikan saran dan pertimbangan terhadap pencapaian kinerja minimal pelayanan pendidikan di Kabupaten Belitung. 7. Standar Pelayanan Minimal yang selanjutnya disingkat SPM adalah ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga secara minimal atau tentang spesifikasi teknis tentang tolak ukur layanan minimal yang diberikan oleh Badan Layanan Umum Daerah kepada masyarakat. C:\Users\User\AppData\Local\Temp\29-SPM BIDANG PENDIDIKAN DASAR_20ED3B.doc 5

8. Urusan Wajib adalah urusan pemerintahan yang berkaitan dengan hak dan pelayanan dasar warga negara yang penyelenggaraannya diwajibkan oleh peraturan perundangundangan kepada daerah untuk perlindungan hak konstitusional, kepentingan nasional, kesejahteraan masyarakat serta ketentraman dan ketertiban umum dalam rangka menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 9. Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar yang selanjutnya disebut SPM Pendidikan Dasar adalah tolok ukur kinerja pelayanan pendidikan dasar melalui jalur pendidikan formal yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah. 10. Pelayanan Dasar adalah jenis pelayanan publik yang mendasar dan mutlak untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam kehidupan sosial, ekonomi dan pemerintahan. 11. Standar Pelayanan Minimal Bidang Pendidikan yang selanjutnya disingkat SPM Bidang Pendidikan adalah ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar yang menjadi urusan wajib daerah di bidang pendidikan yang sekaligus menjadi tolok ukur pencapaian target kinerja penyelenggaraan kewenangan Pemerintah Daerah di bidang pendidikan dalam memenuhi kebutuhan dasar masyarakat secara minimal sesuai karakteristik, kondisi dan kemampuan daerah. 12. Jenis Pelayanan adalah kegiatan untuk melaksanakan urusan wajib berskala daerah yang pencapaiannya ditentukan berdasarkan indikator kinerja. 13. Indikator Kinerja adalah tolok ukur keberhasilan per jenis pelayanan berdasarkan nila terukur sebagai target pencapaian yang ditetapkan. 14. Nilai sebagai target pencapaian adalah hasil terukur target pencapaian kondisi penyelenggaraan pendidikan yang diharapkan sampai pada tahun 2015. 15. Target Tahunan adalah nilai persentase pencapaian kinerja pada tahun yang bersangkutan. 16. Tim Evaluasi SPM adalah tim yang dibentuk oleh Bupati untuk melaksanakan evaluasi SPM bidang Pendidikan Dasar. 17. Kewenangan Daerah adalah kewenangan yang diberikan pemerintah kepada daerah. C:\Users\User\AppData\Local\Temp\29-SPM BIDANG PENDIDIKAN DASAR_20ED3B.doc 6

18. Standar Teknis adalah kualitas dan prosedur pelayanan yang ditentukan oleh pemerintah. 19. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjutnya disingkat APBD adalah rencana keuangan tahunan Pemerintahan Daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah. BAB II MAKSUD, TUJUAN DAN FUNGSI Bagian Kesatu Maksud Pasal 2 Maksud ditetapkannya SPM Pendidikan Dasar adalah sebagai acuan pengelolaan pendidikan di Kabupaten Belitung. Bagian Kedua Tujuan Pasal 3 Tujuan ditetapkannya SPM Pendidikan Dasar adalah : a. sebagai alat Pemerintah Kabupaten dalam menjamin terwujudnya hak-hak individu berupa akses dan mutu pelayanan pendidikan dasar secara merata; b. sebagai acuan prioritas perencanaan daerah dan prioritas pembiayaan APBD sesuai kemampuan keuangan daerah; c. sebagai tolok ukur ( benchmark) Pemerintah Kabupaten dalam menentukan besarnya biaya yang diperlukan untuk penyediaan pelayanan pendidikan dasar; d. menjadi acuan bagi masyarakat mengenai kualitas dan kuantitas pelayanan pendidikan dasar yang disediakan oleh Pemerintah untuk diterimanya; e. menentukan perimbangan keuangan, sistem subsidi dan pembiayaan pendidikan dasar di daerah yang lebih adil dan transparan; dan f. alat monitoring dan evaluasi oleh Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Daerah dalam pelaksanaan urusan wajib bidang pendidikan dasar di daerah. C:\Users\User\AppData\Local\Temp\29-SPM BIDANG PENDIDIKAN DASAR_20ED3B.doc 7

Bagian Ketiga Fungsi Pasal 4 Fungsi ditetapkannya SPM Pendidikan Dasar adalah : a. alat untuk menjamin aksesibilitas dan kualitas pelayanan pendidikan yang diterima oleh masyarakat dalam kondisi rata-rata minimal yang harus dicapai penyelenggara pendidikan sebagai penyedia pelayanan pendidikan kepada masyarakat; b. alat monitoring dan evaluasi serta tolok ukur untuk mengetahui kinerja pelayanan pendidikan kepada masyarakat; c. acuan pemenuhan dasar hak pendidikan dengan prioritas utama pelayanan pendidikan dasar kepada masyarakat berbasis anggaran kinerja; dan d. acuan prioritas panyusunan perencanaan dan pembiayaan penyelenggaraan pendidikan dasar. BAB III STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENDIDIKAN DASAR Pasal 5 (1) Pemerintah Kabupaten menjamin penyelenggaraan pelayanan pendidikan sesuai SPM Pendidikan Dasar. (2) SPM Pendidikan Dasar sebagaimanja dimaksud pada ayat (1), berkaitan dengan pelayanan pendidikan dasar yang wajib dilaksanakan di daerah, meliputi jenis pelayanan beserta indikator kinerja dan target yang terdiri dari : a. indikator kinerja pelayanan pendidikan yang wajib dilaksanakan oleh daerah sesuai SPM Pendidikan Dasar : 1. pelayanan pendidikan dasar oleh Kabupaten : a) tersedia satuan pendidikan dalam jarak yang terjangkau dengan jalan kaki yaitu maksimal 3 km (tiga kilometer) untuk Sekolah Dasar (SD) /Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan 6 km (enam kilometer) untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) /Madrasah Tsanawiyah (Mts) dari kelompok permukiman C:\Users\User\AppData\Local\Temp\29-SPM BIDANG PENDIDIKAN DASAR_20ED3B.doc 8

permanen di daerah terpencil; b) jumlah peserta didik dalam setiap rombongan belajar untuk Sekolah Dasar (SD) /Madrasah Ibtidaiyah (MI) tidak melebihi 32 (tiga puluh dua) orang, dan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) /Madrasah Tsanawiyah (Mts) tidak melebihi 36 (tiga puluh enam) orang. Untuk setiap rombongan belajar tersedia 1 (satu) ruang kelas yang dilengkapi dengan meja dan kursi yang cukup untuk peserta didik dan guru, serta papan tulis; c) di setiap Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (Mts) tersedia 1 ( satu) ruang laboratorium Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA) yang dilengkapi dengan meja dan kursi yang cukup untuk 36 (tiga puluh enam) peserta didik dan minimal 1 (satu) set peralatan praktek Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) untuk demonstrasi dan eksprimen peserta didik; d) di setiap Sekolah Dasar (SD) /Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP)/ Madrasah Tsanawiyah (Mts) tersedia 1 ( satu) ruang guru yang dilengkapi dengan meja dan kursi untuk setiap orang guru, kepala sekolah dan staf pendidikan lainnya, dan di setiap Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (Mts) tersedia ruang kepala sekolah yang terpisah dari ruang guru; e) di setiap Sekolah Dasar (SD) /Madrasah Ibtidaiyah (MI) tersedia 1 (satu) orang guru untuk setiap 32 (tiga puluh dua) peserta didik dan 6 (enam) orang guru untuk setiap satuan pendidikan, dan untuk daerah khusus 4 (empat) orang guru setiap satua n pendidikan; f) di setiap Sekolah Menengah Pertama (SMP)/ Madrasah Tsanawiyah (Mts) tersedia 1 (satu) orang guru untuk setiap mata pelajaran, dan untuk daerah khusus tersedia 1 ( satu) orang guru untuk setiap rumpun mata pelajaran; C:\Users\User\AppData\Local\Temp\29-SPM BIDANG PENDIDIKAN DASAR_20ED3B.doc 9

g) di setiap Sekolah Dasar (SD )/Madrasah Ibtidaiyah (MI) tersedia 2 (dua) orang guru yang memenuhi kualifikasi akademik Sarjana Strata 1 ( S-1) atau Diploma IV (D-IV) dan 2 (dua) orang guru yang telah memiliki sertifikat pendidikan; h) di setiap Sekolah Menengah Pertama (SMP)/ Madrasah Tsanawiyah (Mts) tersedia guru dengan kualifikasi akademik Sarjana Strata 1 ( S-1) atau Diploma IV ( D-IV) sebanyak 70 % (tujuh puluh perseratus) dan separuh diantaranya (35 % (tiga puluh lima perseratus) dari keseluruhan guru) telah memiliki sertifikat pendidik, untuk daerah khusus masing-masing sebanyak 40 % (empat puluh perseratus) dan 20 % (dua puluh perseratus); i) di setiap Sekolah Menengah Pertama (SMP)/ Madrasah Tsanawiyah (Mts) tersedia guru dengan kualifikasi akademik Sarjana Strata 1 ( S-1) atau Diploma IV ( D-IV) dan telah memiliki sertifikat pendidik masing-masing 1 ( satu) orang untuk mata pelajaran Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA), Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggeris; j) di setiap Kabupaten semua Kepala Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) berkualifikasi akademik Sarjana Strata 1 (S-1) atau Diploma IV (D- IV) dan telah memiliki sertifikat pendidik; k) di setiap Kabupaten semua Kepala Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (Mts) berkualifikasi akademik Sarjana Strata 1 ( S-1) atau Diploma IV ( D-IV) dan telah memiliki sertifikat pendidik; l) di setiap Kabupaten semua pengawas sekolah dan madrasah memiliki kualifikasdi akademik Sarjana Strata 1 ( S-1) atau Diploma IV ( D-IV) dan telah memiliki sertifikat pendidik; m) Pemerintah Kabupaten memiliki rencana dan melaksanakan kegiatan untuk membantu satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum dan C:\Users\User\AppData\Local\Temp\29-SPM BIDANG PENDIDIKAN DASAR_20ED3B.doc 10

proses pembelajaran yang efektif; dan n) kunjungan Pengawas ke satuan pendidikan dilakukan 1 ( satu) kali setiap bulan dan setiap kunjungan dilakukan selama 3 (tiga) jam untuk melakukan supervisi dan pembinaan. 2. pelayanan pendidikan dasar oleh satuan pendidikan : a) setiap Sekolah Dasar (SD) /Madrasah Ibtidaiyah (MI) menyediakan buku teks yang sudah ditetapkan kelayakannya oleh Pemerintah mencakup mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dengan perbandingan 1 ( satu) set untuk setiap peserta didik; b) setiap Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (Mts) menyediakan buku teks yang sudah ditetapkan kelayakannya oleh Pemerintah mencakup semua mata pelajaran dengan perbandingan 1 (satu) set untuk peserta didik; c) setiap Sekolah Dasar (SD) /Madrasah Ibtidaiyah (MI) menyediakan 1 ( satu) set peraga Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA) dan bahan yang terdiri dari model kerangka manusia, model tubuh manusia, bola dunia ( globe), contoh peralatan optik, kit Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA) untuk eksperimen dasar, dan poster/carta Ilmu Pengetahuan Alam (IPA); d) setiap Sekolah Dasar (SD) /Madrasah Ibtidaiyah (MI) memiliki 100 (seratus) judul buku pengayaan dan 10 (sepuluh) buku referensi, dan setiap Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (Mts) memiliki 200 (dua ratus) judul buku pengayaan dan 20 (dua puluh) buku referensi; e) setiap guru tetap bekerja 37,5 (tiga puluh tujuh koma lima) jam per mingggu di satuan pendidikan, termasuk merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, membimbing atau melatih peserta didik, dan melaksanakan tugas tambahan; C:\Users\User\AppData\Local\Temp\29-SPM BIDANG PENDIDIKAN DASAR_20ED3B.doc 11

f) satuan pendidikan menyelenggarakan proses pembelajaran selama 34 (tiga puluh empat) minggu per tahun dengan kegiatan tatap muka sebagai berikut : 1) Kelas I - II : 18 (delapan belas) jam per minggu; 2) Kelas III : 24 (dua puluh empat) jam per minggu; 3) Kelas IV-VI : 27 (dua puluh tujuh) jam per minggu; atau 4) Kelas VII-IX : 27 (dua puluh tujuh) jam per minggu. g) satuan pendidikan menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sesuai ketentuan yang berlaku; h) setiap guru menerapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disusun berdasar kan silabus untuk setiap mata pelajaran yang diampunya; i) setiap guru mengembangkan dan menerapkan program penilaian untuk membantu meningkatkan kemampuan belajar peserta didik; j) Kepala Sekolah melakukan supervisi kelas dan memberikan umpan balik kepada guru 2 ( dua) kali dalam setiap semester; k) setiap guru menyampaikan laporan hasil evaluasi mata pelajaran serta hasil penilaian setiap peserta didik kepada Kepala Sekolah pada akhir semestar dalam bentuk laporan hasil prestasi belajar peserta didik; l) Kepala Sekolah atau madrasah menyampaikan laporan hasil Ulangan Akhir Semester (UAS) dan Ulangan Kenaikan Kelas (UKK) serta Ujian Akhir (US/UN) kepada orang tua peserta didik dan menyampaikan rekapitulasinya kepada Dinas Pendidikan atau Kantor Kementerian Agama di Kabupaten pada setiap semester; dan m) setiap satuan pendidikan menerapkan prinsipprinsip Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). C:\Users\User\AppData\Local\Temp\29-SPM BIDANG PENDIDIKAN DASAR_20ED3B.doc 12

(3) Dikecualikan jenis pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Pemerintah Kabupaten dapat menyelenggarakan jenis pelayanan tambahan sesuai dengan kebutuhan. (4) Target pencapaian indikator kinerja tahunan setiap jenis pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini. BAB IV PENGORGANISASIAN Pasal 6 (1) SKPD yang membidangi penyelenggaraan urusan wajib bidang pendidikan menurut wewenang dalam tugas pokok dan fungsinya wajib bertanggung jawab melaksanakan tugas pelayanan minimal sesuai dengan SPM Pendidikan Dasar. (2) SKPD lainnya yang terkait dengan penyelenggaraan urusan wajib sebagaimana dimaksud pada ayat (1), wajib menunjang terlaksananya pencapaian SPM Pendidikan Dasar. (3) Diluar jenis pelayanan dalam urusan wajib sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, SKPD yang membidangi urusan wajib bidang pendidikan dapat menyelenggarakan jenis pelayanan lainnya yang merupakan urusan wajib lainnya berdasarkan peraturan perundang-undangan. BAB V PELAKSANAAN Pasal 7 (1) SPM Pendidikan Dasar yang ditetapkan merupakan acuan dalam penyusunan rencana program dan rencana kerja SKPD yang terkait pada penyelenggaraan urusan wajib yang menjadi kewenangan daerah dalam penyelenggaraan pelayanan pendidikan. (2) Penyelenggaraan pelayanan pendidikan sesuai SPM Pendidikan Dasar dilakukan oleh tenaga pendidikan dengan kualifikasi dan kompetensi yang dibutuhkan. C:\Users\User\AppData\Local\Temp\29-SPM BIDANG PENDIDIKAN DASAR_20ED3B.doc 13

Pasal 8 Mekanisme dan koordinasi pelaksanaan SPM Pendidikan Dasar adalah sebagai berikut : a. penyelenggaraan SPM Pendidikan Dasar dapat dikerjasamakan dengan lembaga mitra Pemerintah Kabupaten; b. Tim Anggaran dalam melaksanakan penyusunan APBD maupun perencanaan pembangunan daerah untuk pembangunan bidang pendidikan pada tahun anggaran yang bersangkutan harus mempertimbangkan SPM bidang pendidikan untuk menentukan skala prioritas kegiatan pembangunan; c. SKPD penyelenggara SPM Pendidikan Dasar melakukan sosialisasi standar pelayanan minimal yang telah ditetapkan/dicapai serta mengembangkan standar teknis pelayanan; d. Bupati membentuk Tim Evaluasi SPM Pendidikan Dasar, melakukan survey kepuasan masyarakat secara teratur terhadap hasil pelaksanaan hasil SPM Pendidikan Dasar; e. Tim Evaluasi SPM melakukan monitoring dan evaluasi secara berkesinambungan terhadap kinerja SKPD SPM Pendidikan Dasar dan melaporkan hasilnya kepada Bupati. BAB VI PEMBIAYAAN Pasal 9 Biaya pelaksanaan pelayanan pendidikan untuk pencapaian target sesuai SPM Pendidikan Dasar, dibebankan pada APBD serta sumber lain yang sah dan tidak mengikat. BAB VII PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 10 (1) Bupati melaksanakan pembinaan teknis atas penerapan dan pencapaian SPM Pendidikan Dasar di Daerah. (2) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam bentuk pemberian pedoman, bimbingan teknis, pelatihan arahan dan supervisi, meliputi : C:\Users\User\AppData\Local\Temp\29-SPM BIDANG PENDIDIKAN DASAR_20ED3B.doc 14

a. perhitungan kebutuhan biaya kegiatan bagi terselenggaranya pelayanan kesehatan sesuai SPM Pendidikan Dasar; b. penyusunan rencana kerja dan standar kinerja pencapaian target SPM Pendidikan Dasar; dan c. pengkoordinasian penyusunan laporan penayelenggaraan SPM Pendidikan Dasar. Pasal 11 (1) Pengawasan dan evaluasi penyelenggaraan SPM Pendidikan Dasar dilaksanakan Tim yang dibentuk Bupati sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf d. (2) Pelaksanaan pengawasan dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaporkan kepada Bupati dan tembusannya kepada Gubernur. Pasal 12 Hasil pengawasan dan evaluasi penerapan pencapaian SPM Pendidikan Dasar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11, dipergunakan sebagai : a. bahan masukan bagi pengembangan kapasitas Pemerintah Kabupaten dalam pencapaian SPM Pendidikan Dasar; dan b. bahan pertimbangan dalam pembinaan dan pengawasan penerapan SPM Pendidikan Dasar, termasuk pemberian penghargaan bagi Pemerintah Kabupaten yang berprestasi sangat baik. BAB VIII PELAPORAN Pasal 13 Dinas Pendidikan secara periodik menyampaikan laporan pencapaian target kinerja SPM Pendidikan Dasar Kabupaten Belitung kepada Bupati, serta memfasilitasi penyusunan laporan Bupati kepada Gubernur, Menteri Dalam Negeri, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan serta Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi C:\Users\User\AppData\Local\Temp\29-SPM BIDANG PENDIDIKAN DASAR_20ED3B.doc 15

BAB IX KETENTUAN PENUTUP Pasal 14 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan menempatkannya dalam Berita Daerah Kabupaten Belitung. Ditetapkan di Tanjungpandan pada tanggal 31 Juli 2013 BUPATI BELITUNG, ttd. ttd. DARMANSYAH HUSIN Diundangkan di Tanjungpandan pada tanggal 31 Juli 2013 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BELITUNG, ttd. ABDUL FATAH BERITA DAERAH KABUPATEN BELITUNG TAHUN 2013 NOMOR 29 C:\Users\User\AppData\Local\Temp\29-SPM BIDANG PENDIDIKAN DASAR_20ED3B.doc 16

LAMPIRAN PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 29 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PENDIDIKAN DASAR KABUPATEN BELITUNG TARGET PENCAPAIAN INDIKATOR KINERJA TAHUNAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENDIDIKAN DASAR YANG WAJIB DILAKSANAKAN DI KABUPATEN BELITUNG NO. JENIS PELAYANAN INDIKATOR KINERJA SPM SATUAN KONDISI THN. 2012 TARGET NASIONAL TARGET KABUPATEN BELITUNG 2013 2014 2013 2014 2015 2016 1. Pelayanan Pendidikan Dasar oleh Kabupaten 1. Ketersediaan satuan pendidikan dalam jarak yang terjangkau : SD/MI dalam jarak yang terjangkau dengan jalan kaki yaitu maksimal 3 km dari kelompok permukiman permanen di daerah terpencil. SMP/MTs dalam jarak yang terjangkau dengan jalan kaki yaitu maksimal 6 km dari kelompok permukiman permanen di daerah terpencil 2. Jumlah peserta didik dalam setiap rombongan belajar : SD/MI tidak melebihi 32 orang, tersedia 1 ruang kelas yang dilengkapi dengan meja dan kursi yang cukup untuk peserta didik dan guru, serta papan tulis. SMP/MTs tidak melebihi 36 orang, tersedia 1 ruang kelas yang dilengkapi dengan meja dan kursi yang cukup untuk peserta didik dan guru, serta papan tulis. 3. Di setiap SMP/MTs tersedia satu ruang laboratorium IPA yang dilengkapi dengan meja dan kursi yang cukup untuk 36 peserta didik dan minimal satu set peralatan praktek IPA untuk demontrasi dan eksprimen peserta didik. 4. Di setiap SD/MI dan SMP/Mts tersedia satu ruang guru yang dilengkapi dengan meja dan kursi untuk setiap orang guru, kepala sekolah dan staf pendidikan lainnya, dan di setiap SMP/Mts tersedia ruang kepala sekolah yang terpisah dari ruang guru. % 90,00 80,00 100,00 90,00 97,00 100,00 - % 85,00 85,00 100,00 90,00 97,00 100,00 - % 80,00 90,00 100,00 90,00 95,00 100,00 - % 65,00 65,00 100,00 70,00 80,00 100,00 - C:\Users\User\AppData\Local\Temp\29-SPM BIDANG PENDIDIKAN DASAR_20ED3B.doc 17

5. Di setiap SD/MI tersedia 1 (satu) orang guru untuk setiap 32 peserta didik dan 6 (enam) orang guru untuk setiap satuan pendidikan, dan untuk daerah khusus 4 (empat) orang guru setiap satuan pendidikan. 6. Di setiap SMP/MTs tersedia 1 (satu) orang guru untuk setiap mata pelajaran, dan untuk daerah khusus tersedia satu orang guru untuk setiap rumpun mata pelajaran. 7. Di setiap SD/MI tersedia 2 (dua) orang guru yang memenuhi kualifikasi akademik S1 adat D-IV dan 2 (dua) orang guru yang telah memiliki sertifikat pendidikan. 8. Di setiap SMP/MTs tersedia guru dengan kualifikasi akademik S-1 atau D-IV sebanyak 70 % dan separuh diantaranya (35 % dari keseluruhan guru) telah memiliki sertifikat pendidik, untuk daerah khusus masing-masing sebanyak 40 % dan 20 %. 9. Di setiap SMP/MTs tersedia guru dengan kualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik masing-masing satu orang untuk mata pelajaran Matematika, IPA, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggeris. 10. Di setiap Kabupaten/Kota semua kepala SD/MI berkualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik. 11. Di setiap kabupaten/kota semua kepala SMP/MTs berkualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik. 12. Di setiap kabupaten/kota semua pengawas sekolah dan madrasah memiliki kualifikasdi akademik S-1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik. 13. Pemerintah Kabupaten/kota memiliki rencana dan melaksanakan kegiatan untuk membantu satuan pendidikjan dalam mengembangkan kurikulum dan proses pembelajaran yang efektif. 14. Kunjungan pengawas ke satuan pendidikan dilakukan satu kali setiap bulan dan setiap kunjungan dilakukan selama 3 jam untuk melakukan supervisi dan pembinaan. % 70,00 72,00 100,00 72,00 80,00 90,00 100,00 % 70,00 80,00 100,00 80,00 85,00 90,00 100,00 % 70,00 65,00 100,00 70,00 80,00 90,00 100,00 % 85,00 90,00 100,00 90,00 95,00 100,00 - % 70,00 80,00 100,00 80,00 95,00 100,00 - % 80,00 80,00 100,00 85,00 100,00 - - % 90,00 80,00 100,00 90,00 100,00 - - % 95,00 95,00 100,00 95,00 100,00 - - % 90,00 90,00 100,00 90,00 100,00 - - % 90,00 85,00 100,00 90,00 100,00 - - C:\Users\User\AppData\Local\Temp\29-SPM BIDANG PENDIDIKAN DASAR_20ED3B.doc 18

2. Pelayanan Pendidikan Dasar oleh Satuan Pendidikan : 1. Setiap SD/MI menyediakan buku teks yang sudah ditetapkan kelayakannya oleh Pemerintah mencakup mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS dengan perbandingan satu set untuk setiap peserta didik. 2. Setiap SMP/MTS menyediakan buku teks yang sudah ditetapkan kelayakannya oleh Pemerintah mencakup semua mata pelajaran dengan perbandingan satu set untuk peserta didik. 3. Setiap SD/MI menyediakan satu set peraga IPA dan bahan yang terdiri dari model kerangka manusia, model tubuh manusia, bola dunia (globe), contoh peralatan optik, Kit IPA untuk eksperimen dasar, dan poster/carta IPA. 4. Setiap SD/MI memiliki 100 judul buku pengayaan dan 10 buku referensi, dan setiap SMP/MTs memiliki 200 judul buku pengayaan dan 20 buku referensi. 5. Setiap guru tetap bekerja 37,5 jam per mingggu di satuan pendidikan, termasuk merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, membimbing atau melatih peserta didik, dan melaksanakan tugas tambahan. 6. Satuan pendidikan menyelenggarakan proses pembelajaran selama 34 minggu per tahun dengan kegiatan tatap muka sebagai berikut : (a) Kelas I II : 18 jam per minggu; (b) Kelas III : 24 jam per minggu; (c) Kelas IV-VI : 27 jam per minggu; atau (d) Kelas VII-IX : 27 jam per minggu. % 85,00 80,00 100,00 80,00 100,00 - - % 85,00 90,00 100,00 90,00 100,00 - - % 90,00 95,00 100,00 95,00 100,00 - - % 80,00 80,00 100,00 80,00 100,00 - - % 80,00 70,00 100,00 80,00 100,00 - - % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 - - 7. Satuan pendidikan menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sesuai ketentuan yang berlaku. % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 8. Setiap guru menerapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disusun berdasarkan silabus untuk setiap mata pelajaran yang diampunya. 9. Setiap guru mengembangkan dan menerapkan program penilaian untuk membantu meningkatkan kemampuan belajar peserta didik. 10. Kepala Sekolah melakukan supervisi kelas dan memberikan umpan balik kepada guru dua kali dalam setiap semester. - - % 80,00 80,00 100,00 90,00 10,00 - - % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 - - % 70,00 60,00 100,00 90,00 100,00 - - C:\Users\User\AppData\Local\Temp\29-SPM BIDANG PENDIDIKAN DASAR_20ED3B.doc 19

11. Setiap guru menyampaikan laporan hasil evaluasi mata pelajaran serta hasil penilaian setiap peserta didik kepada kepala sekolah pada akhir semestar dalam bentuk laporan hasil prestasi belajar peserta didik. 12. Kepala sekolah atau madrasah menyampaikan laporan hasil Ulangan Akhir Semester (UAS) dan Ulangan Kenaikan Kelas (UKK) serta Ujian Akhir (US/UN) kepada orang tua peserta didik dan menyampaikan rekapitulasinya kepada Dinas Pendidikan atau Kantor Kementerian Agama di Kabupaten pada setiap semester. 13. Setiap satuan pendidikan menerapkan prinsip-prinsip Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 - - % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 - - % 70,00 75,00 100,00 90,00 100,00 - - BUPATI BELITUNG, ttd. DARMANSYAH HUSEIN C:\Users\User\AppData\Local\Temp\29-SPM BIDANG PENDIDIKAN DASAR_20ED3B.doc 20