I. PENDAHULUAN. Pertambangan dapat diidentifikasi sebagai setiap kegiatan yang dilakukan

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGGAMUS NOMOR : 15 Tahun 2006 TENTANG

BUPATI TANGGAMUS PROVINSI LAMPUNG

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tanggamus merupakan salah satu dari 11 (sebelas)

KOMISI PEMILIHAN UMUM KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM. NOMOR : 430/Kpts/KPU/TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI TANGGAMUS PERATURAN BUPATI TANGGAMUS NOMOR : 15 TAHUN 2012 TENTANG

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian di Indonesia masih memegang peranan penting dari keseluruhan

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka peningkatan produksi pertanian Indonesia pada periode lima

BUPATI TANGGAMUS PERATURAN BUPATI TANGGAMUS NOMOR : 23 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI TANGGAMUS PROVINSI LAMPUNG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang cukup berpengaruh

LOKASI DAN ALOKASI DANA PNPM MANDIRI TAHUN ANGGARAN 2009 LAMPUNG

TERM OF REFERENCE (KERANGKA ACUAN KERJA) KEGIATAN PEMBUATAN PROFIL INVESTASI DI JATENG SERTA PENINGKATAN KERJASAMA DAN PROMOSI PERTAMBANGAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki banyak potensi dan sumber daya alam yang belum

BUPATI TANGGAMUS PROVINSI LAMPUNG

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Propinsi LAMPUNG. Total Kabupaten/Kota

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2009

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG WILAYAH PERTAMBANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG WILAYAH PERTAMBANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DATA AGREGAT KEPENDUDUKAN PER KECAMATAN (DAK2)

I. PENDAHULUAN. digambarkan secara optimal. Beberapa kegunaan peta antara lain untuk

BAB I PENDAHULUAN. potensial yang ada seperti sektor pertanian, perkebunan, perikanan, kehutanan dan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Secara geografis letak Kabupaten Tanggamus pada sampai dengan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. pertambangan antara lain, Undang-Undang No. 4 Tahun 2009 tentang

2012, No di bidang pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan, serta kemampuan dalam pemanfaatan potensi daerah untuk penyelenggaraan otonomi

I. PENDAHULUAN. diarahkan untuk dapat sekaligus memecahkan masalah-masalah ekonomi

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN. Undang Nomor 11 Tahun 1967 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok

LUAS SAWAH PADA FASE PERTANAMAN PADI DATA SATELIT LANDSAT-8 EDISI 30 PERIODE APRIL 2017

BAB I PENDAHULUAN. bumi, air, dan kekayaan yang terkandung di dalamnya di kuasai oleh negara

LUAS SAWAH PADA FASE PERTANAMAN PADI DATA SATELIT LANDSAT 8 EDISI 26 PERIODE 7-22 FEBRUARI 2017

LUAS SAWAH PADA FASE PERTANAMAN PADI DATA SATELIT LANDSAT-8 EDISI 32 PERIODE MEI Luas Baku Sawah Kecamatan

LUAS SAWAH PADA FASE PERTANAMAN PADI DATA SATELIT LANDSAT-8 EDISI 35 PERIODE 1-16 JULI Luas Baku Sawah Kecamatan

LUAS SAWAH PADA FASE PERTANAMAN PADI DATA SATELIT LANDSAT-8 EDISI 38 PERIODE 18 AGUSTUS - 2 SEPTEMBER Luas Baku Sawah Kecamatan

LUAS SAWAH PADA FASE PERTANAMAN PADI DATA SATELIT LANDSAT-8 EDISI 39 PERIODE 3-18 SEPTEMBER Luas Baku Sawah Kecamatan

LUAS SAWAH PADA FASE PERTANAMAN PADI DATA SATELIT LANDSAT-8 EDISI 41 PERIODE 5-20 OKTOBER Luas Baku Sawah Kecamatan

LUAS SAWAH PADA FASE PERTANAMAN PADI DATA SATELIT LANDSAT-8 EDISI 42 PERIODE 21 OKTOBER -5 NOVEMBER Luas Baku Sawah Kecamatan

LUAS SAWAH PADA FASE PERTANAMAN PADI DATA SATELIT LANDSAT-8 EDISI 43 PERIODE 6-21 NOVEMBER Luas Baku Sawah Kecamatan

LUAS SAWAH PADA FASE PERTANAMAN PADI DATA SATELIT LANDSAT-8 EDISI 51 PERIODE MARET Luas Baku Sawah Kecamatan

Lampiran I.18 PENETAPAN DAERAH PEMILIHAN DAN JUMLAH KURSI ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PERIZINAN USAHA PERTAMBANGAN BATUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

LUAS SAWAH PADA FASE PERTANAMAN PADI DATA SATELIT LANDSAT 8 EDISI 29 PERIODE 27 MARET - 11 APRIL Luas Baku Sawah Kecamatan

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEMERINTAH KABUPATEN TANGGAMUS

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran Negara Repub

GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN PERTAMBANGAN MINERAL BUKAN LOGAM DAN BATUAN

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG TIMUR NOMOR 34 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENGIRIMAN KOMODITAS TAMBANG

I. PENDAHULUAN. jangkauan pemasaran mencakup dalam (lokal) dan luar negeri (ekspor). Kopi

BUPATI KAUR PROVINSI BENGKULU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAUR NOMOR 02 TAHUN 2014 TENTANG WILAYAH PERTAMBANGAN RAKYAT

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 43 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN DAN BINA MARGA KOTA BATU

BUPATI TANGGAMUS PERATURAN BUPATI TANGGAMUS NOMOR : 05 TAHUN 2013 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN PESAWARAN DI PROVINSI LAMPUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

I. PENDAHULUAN. masih bergantung pada sektor pertanian, akan tetapi optimalisasi di sektor pertanian akan tercipta

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN PESAWARAN DI PROVINSI LAMPUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I. pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, untuk sebesar-besarnya kemakmuran

KEBIJAKAN UMUM SEKTOR PERTAMBANGAN

Coding Kota / Kabupaten Kecamatan

- 3 - BAB I KETENTUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. pertiga dari wilayah Indonesia merupakan laut dan memiliki potensi sumber daya

V. PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang penulis lakukan mengenai

2017, No Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4435) sebagaimana telah beberapa kal

Grafik Indeks Risiko Sanitasi Kabupaten Tanggamus 2013

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Tanggamus Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG BARAT NOMOR 15 TAHUN 2000 T E N T A N G

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN PESAWARAN DI PROVINSI LAMPUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah negara yang mempunyai potensi pertambangan

BERITA NEGARA. KEMEN-ESDM. Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara. PPM. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA

LUAS SAWAH PADA FASE PERTANAMAN PADI DATA SATELIT LANDSAT 8 PERIODE 5-20 DESEMBER Tanam (1-3 HST) Vegetatif 1 (4-20 HST)

LUAS SAWAH PADA FASE PERTANAMAN PADI DATA SATELIT LANDSAT 8 EDISI I PERIODE 6-21 JANUARI Tanam (1-3 HST) Vegetatif 1 (4-20 HST)

LUAS SAWAH PADA FASE PERTANAMAN PADI DATA SATELIT LANDSAT 8 PERIODE 21 DESEMBER - 5 JANUARI 2016 Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha)

I. PENDAHULUAN. kemiskinan struktural, dan kesenjangan antar wilayah. Jumlah penduduk. akan menjadi faktor penyebab kemiskinan (Direktorat Jenderal

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERTAMBANGAN DAN GALIAN KABUPATEN MALUKU TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertambahan penduduk telah meningkatkan kebutuhan terhadap sandang,

INVENTARISASI DAN EVALUASI MINERAL NON LOGAM DI KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR, PROVINSI SUMATERA SELATAN DAN KABUPATEN TULANG BAWANG, PROVINSI LAMPUNG

GUBERNUR PROVINSI KALIMANTAN UTARA

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2000 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 58 TAHUN 1998

PERUBAHAN ATAS PP NO. 23 TAHUN 2010 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA

2017, No telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH BUMI SAWAHLUNTO MANDIRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. haves and the have nots. Salah satu sumberdaya alam yang tidak merata

PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG MEKANISME DAN TATA CARA PENERBITAN IZIN USAHA PERTAMBANGAN OPERASI PRODUKSI UNTUK

I. PENDAHULUAN. Di era Otonomi Daerah sasaran dan tujuan pembangunan salah satu diantaranya

BAB I PENDAHULUAN JUDUL PENELITIAN

Penetapan kebijakan pengelolaan mineral, batubara, panas bumi dan air tanah nasional.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGGAMUS NOMOR : 04 TAHUN 2009 TENTANG

I. PENDAHULUAN. secara nyata kemampuan daerah dalam mengatur dan mengurus rumah tangganya

PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN PERTAMBANGAN MINERAL LOGAM BESI GUBERNUR JAWA BARAT

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertambangan dapat diidentifikasi sebagai setiap kegiatan yang dilakukan dengan cara mengambil dan memanfaatkan semua bahan galian dari muka bumi yang mempunyai nilai ekonomi yang rangkaian kegiatannya dimulai dari penyelidikan bahan galian sampai pemasaran bahan galian. Selain itu pertambangan juga dapat diartikan dengan sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan dan pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan pasca tambang Salim (2005: 1). Negara Indonesia merupakan negara kepulauan dan dikenal sebagai salah satu negara di dunia yang kaya akan sumber bahan galian (tambangnya). Bahan galian itu, meliputi emas, perak, tembaga, minyak dan gas bumi, batu bara, biji besi, dan lain lain. Hak penguasaan negara berisi wewenang untuk mengatur, mengurus dan mengawasi pengelolaan bahan galian, serta berisi kewajiban untuk mempergunakan sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat.

Hak-hak negara dibidang pertambangan dituangkan dalam peraturan Undangundang yaitu: 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang 2. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara, yang menimbang Bahwa mineral dan batubara yang terkandung dalam wilayah hukum pertambangan Indonesia merupakan kekayaan alam tak terbarukan sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang mempunyai peranan penting dalam memenuhi hajat hidup orang banyak, karena itu pengelolaannya harus dikuasai oleh negara untuk memberi nilai tambah secara nyata bagi perekonomian nasional dalam usaha mencapai kemakmuran dan kesejahteraan rakyat secara berkeadilan. 3. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batu Bara. Pasal (2 ayat 1) Berbunyi Pelaksanaan kegiatan usaha pertambangan mineral dan batubara ditujukan untuk melaksanakan kebijakan dalam mengutamakan penggunaan mineral dan/atau batubara untuk kepentingan dalam negeri. 4. Peraturan Daerah Kabupaten Tanggamus Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi dan tata Kerja Dinas Pertambangan, dan Energi. Pasal (3) Berbunyi Dinas Pertambangan, Energi dan Lingkungan Hidup merupakan unsur pelaksana pemerintah daerah yang dipimpin oleh seorang kepala yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala daerah. 2

3 Kabupaten Tanggamus yang berada di Provinsi Lampung merupakan salah satu Kabupaten di Indonesia yang memiliki banyak potensi sumber daya alam yang memadai dan memiliki potensi pertambangan yang beragam. Berdasarkan tinjauan geologi, Kabupaten Tanggamus memiliki kekayaan mineral yang cukup banyak. Menurut Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Tanggamus Hamdan.,S.H dari kegiatan penyelidikan dan investigasi yang dilakukan, potensi sumber daya mineral di Kabupaten ini mencapai belasan jenis. Diantaranya potensi Biji Besi, Mangan, Emas, Galena, Pasir Besi, Batubara, Zeolit, Andesit, Batu Gamping, Seng, Bentonit, Belerang, Batu Apung, Pasir, Granit, Lempung dan Silika. Biji Besi dijumpai di Pekon Padang Ratu dan Pekon Tegineneng Kecamatan Limau, Pekon Suka Agung Kecamatan Bulok serta Pekon Paku Kecamatan Kelumbayan. Mangan dapat dijumpai di Pekon Tanjung Kemala, Pekon Tanjung Agung, Pekon Gunung Kasih Kecamatan Pugung. Bahan galian Emas terdapat di Pekon Doh Kecamatan Cukuh Balak, Pekon Sidoharjo Kecamatan Kelumbayan Barat, Pekon Umbar Kecamatan Klumbayan, Way Linggo dan Way Semong Kecamatan Bandar Negeri Semong. Galena banyak dijumpai di Pekon Sidoharjo Kecamatan Kelumbayan Barat serta Pekon Umbar dan Pekon Paku Kecamatan Kelumbayan. Pasir besi dapat dijumpai disepanjang pesisir pantai seperti di Pekon Tegineneng dan Pekon Badak Kecamatan Limau, pesisir pantai Pekon Doh Kecamatan Cukuh Balak, pesisir pantai Pekon Napal dan Pekon Negeri Kelumbayan Kecamatan Kelumbayan. Batubara dapat dijumpai

4 di Pekon Tangkit Serdang dan Pekon Gading Pertiwi Kecamatan Pugung, Teluk Berak Pekon Way Nipah Kecamatan Pematang Sawa, Pekon Way Harong Kecamatan Air Naningan, Pekon Sidoharjo Kecamatan Kelumbayan Barat, Pekon Penyandingan Kecamatan Kelumbayan. Zeolit banyak dijumpai di Pekon Batu Balai Kecamatan Kota Agung Timur. Batu andesit dapat dijumpai di Kecamatan Talang Padang, Kecamatan Kota Agung Timur, Kecamatan Bulok, Kecamatan Cukuh Balak. Batu gamping banyak dijumpai pada beberapa wilayah di Kecamatan Pugung, seperti di Pekon Gunung Kasih, Pekon Tanjung Kemala. Seng banyak diijumpai di Pekon Tanjung Agung Kecamatan Pugung. Bentonit dapat dijumpai di Dusun Umbul Solo Pekon Tangkit Serdang Kecamatan Pugung. Belerang dapat dijumpai di Pekon Suka Indah Kecamatan Ulu Belu. Batu apung dapat dijumpai di Pekon Tampang Kecamatan Pematang Sawa. Pasir banyak dijumpai di Pekon Sri Kuncoro dan Pekon Karang Rejo Kecamatan Semaka, disepanjang aliran sungai Way Semaka Pekon Tugu Rejo dan Pekon Karang Anyar Kecamatan Wonosobo, Pekon Baros Kecamatan Kota Agung. Batu Granit banyak dijumpai di Pekon Tulung Asahan. Lempung banyak dijumpai di Pekon Gunung Kasih dan Pekon Tanjung Kemala Kecamatan Pugung, Pekon Way Ngison. Mineral silika dijumpai di Pekon Gunung Kasih Kecamatan Pugung, disepanjang pantai Pekon Karang Anyar Kecamatan Wonosobo, di Pekon Air Kubang, Air Naningan dan Sinar Sekampung Kecamatan Air Naningan.

5 Kabupaten Tanggamus memiliki sumber daya tambang yang beragam, tetapi pengelolaan dan pengembangan potensi tambang yang ada di daerah tersebut masih rendah. Hal ini dilihat dari rendahnya pengembangan sarana infrastruktur penunjang tambang, konsentrasi penambang hanya pada jenis bahan galian tertentu, lemahnya promosi dan networking sumber daya mineral serta minimnya sumber daya manusia yang profesional yang dimiliki oleh pemerintah daerah untuk mengelola potensi tambang guna meningkatkan perekonomian daerah. Apabila dalam pengelolaan dan pengembangan potensi tambang tidak maksimal sehingga realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang ditargetkan tidak tercapai dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari realisasi (PAD). Tabel 1.1 Data Realisasi PAD Tahun 2010-2012. Tahun 2010 2011 2012 PAD Rp 11.663.513.273,47 Rp 16.139.087.294,71 Rp 17.812.516.766,36 Sektor Pertambangan Rp 247.749.766,00 Rp 764.487.654,30 Rp 139.748.533,96 % Rp 4707.78 Rp 2111.098 Rp 12746.121 Sumber: Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Tanggamus Tahun 2011) Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa pada tahun 2012 PAD Kabupaten Tanggamus mengalami peningkatan tetapi pada sektor pertambangan mengalami penurunan yang cukup drastis dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan karena wewenang Pemerintah Daerah Kabupaten Tanggamus hanya pengelolaan bahan galian golongan C yakni seperti bahan galian pasir kali,

6 batu gamping, andesit, batu kuarsa, dan lain-lain. Selain itu, diperlukan perbaikan dalam pengelolaan dan pengembangan potensi, apabila potensi pertambangan di Tanggamus dapat dikelola dengan baik dan maksimal kemungkinan pendapatan sektor pertambangan akan mengalami peningkatan yang lebih baik dan otomatis PAD juga akan mengalami peningkatan serta masyarakat akan lebih sejahtera dan pembangunan di Kabupaten Tanggamus akan lebih maju dan lebih baik lagi. Menurut Hamdan, jumlah perusahaan tambang yang ada di Tanggamus terbilang sedang, baik jumlah maupun kemampuan perusahaannya. Ada dua puluh perusahaan yang bergerak dibidang mineral dan logam, delapan belas perusahaan yang bergerak dibidang mineral bukan logam dan batuan, tiga perusahan dibidang batubara dan perusahaan bergerak dibidang galian C, serta beberapa perorangan. Hingga saat ini perusahaan yang masih bergerak hanya pasir atau galian C, karena permintaannya juga banyak rata-rata 100 ribu ton per tahun berbeda dengan bahan tambang lainnya permintaan tidak menentu. Potensi alam Kabupaten Tanggamus memang potensial, tapi kembali lagi jika dalam pengelolaan dan pengembangannya tidak didukung dengan SDM yang profesional serta sarana prasarana dan teknologi penunjang tambang yang lengkap dan baik maka potensi tersebut tidak terkelola dengan baik. Hal ini cukup disayangkan, mengingat potensi tersebut sebenarnya mampu menjadi salah satu sumber pendapatan bagi Kabupaten Tanggamus bila potensi ini dikelola secara maksimal, tentunya akan menciptakan Pendapatan Asli Daerah (PAD) bagi Kabupaten Tanggamus.

7 Hasil pra-riset penulis dengan Bapak Hamdan,SH (Kepala Dinas Pertambangan Kabupaten Tanggamus) dan Bapak Arif Sutanto,ST (Kepala Seksi Pengusahaan Pertambangan Umum Kabupaten Tanggamus), menunjukkan bahwa selain permasalahan sumber daya modal dan anggaran di pertambangan Kabupaten Tanggamus, juga terdapat masalah internal dan eksternal organisasi di Dinas Pertambangan Kabupaten Tanggamus. Apabila masalah masalah yang ada di pertambangan ini tidak cepat diatasi oleh pemerintah, maka dapat berdampak negatif terhadap pengelolaan dan pembinaan perusahaan-perusahaan pertambangan di Kabupaten Tanggamus, yang berujung pada terhambatnya perkembangan potensi pertambangan di Kabupaten Tanggamus tersebut. Peran aktif pemerintah adalah kunci utama dalam berbagai persoalan ini. Sehingga, perlu diadakan pembentukan manajemen dan strategi oleh pemerintah daerah dalam optimalisasi potensi pertambangan yang terdapat di Kabupaten Tanggamus. Strategi merupakan suatu seni menggunakan kecakapan dan sumber daya suatu organisasi untuk mencapai sasarannya melalui hubungannya yang efektif dengan lingkungan dalam kondisi yang paling menguntungkan, menurut Mc Nichols dalam Salusu (2000: 101). Tanda-tanda dari suksesnya strategi ditampakkan dengan adanya dukungan dari pihak-pihak yang terkait, dan terutama dari para eksekutif, dari semua pimpinan unit kerja dalam organisasi Salusu (2000: 109). Dengan strategi yang tepat guna dan efektif, maka

8 pengelolaan pertambangan di Kabupaten Tanggamus dapat dilaksanakan secara lebih profesional dan inovatif. Penelitian Mengurai Berbagai Permasalahan Dalam Optimalisasi Potensi Pertambangan Daerah (Studi Kasus di Kabupaten Tanggamus) ini penting untuk dilakukan dalam rangka mengetahui apa saja permasalahan yang timbul dalam optimalisasi potensi pertambangan dan menganalisisnya berdasarkan Teori Manajemen Strategis dan Administrasi Pemerintahan Daerah, sehingga dapat direkomendasikan berbagai macam alternatif solusi dalam membantu menyelesaikan permasalahan yang ada di Dinas Pertambangan Kabupaten Tanggamus. B. Rumusan Masalah Dengan melihat permasalahan pada uraian di atas, maka rumusan masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah: 1. Apa saja permasalahan dalam optimalisasi potensi pertambangan di Kabupaten Tanggamus? 2. Bagaimana strategi Pemerintah Kabupaten Tanggamus mengatasi permasalahan dalam optimalisasi potensi pertambangan di Kabupaten Tanggamus?

9 C. Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian latar belakang dan perumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mendeskripsikan dan mengidentifikasi apa saja permasalahan dalam optimalisasi potensi pertambangan di Kabupaten Tanggamus. 2. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis bagaimana strategi Pemerintah Kabupaten Tanggamus dalam mengoptimalisasikan potensi pertambangan daerah. D. Kegunaan Penelitian Dengan diketahui tujuan dari penelitian ini, diharapkan penelitian ini dapat berguna untuk: 1. Secara praktis hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan bagi Pemerintah Kabupaten Tanggamus Provinsi Lampung, yang dalam hal ini yaitu dinas pertambangan dalam mengoptimalkan potensi pertambangan untuk meningkatkan dan mengembangkan pertambangan di daerah tersebut. 2. Secara teoritis, diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi pemikiran, khususnya dalam kajian Ilmu Administrasi Negara mengenai Manajemen Publik yang khusunya dalam mengurai berbagai permasalahan dalam optimalisasi potensi pertambangan di Negara Indonesia, khususnya di Kabupaten Tanggamus, Lampung.