PENGEMBANGAN KOMPONEN PARIWISATA PADA OBYEK-OBYEK WISATA DI BATURADEN SEBAGAI PENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BATURADEN TUGAS AKHIR

dokumen-dokumen yang mirip
PENATAAN DAN PENGEMBANGAN SIMPUL CURUG GEDE DI KAWASAN WISATA BATURADEN

BAB I PENDAHULUAN. sangat menjanjikan bagi negara Indonesia karena memiliki potensi kekayaan

BAB I PENDAHULUAN. kepariwisataan internasional. Pergeseran pariwisata dari mass tourism ke

IDENTIFIKASI POTENSI KAWASAN WISATA BATURADEN TUGAS AKHIR. Oleh: TRI SULASTRI MAHFIDAH L2D

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Jawa Tengah, Cilacap

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman

Tabel.1.1 Data Kunjungan Wisatawan Kabupaten Ngawi. Pondok Dam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan wisata untuk

HOTEL WISATA PEGUNUNGAN DI KAWASAN WISATA BATURADEN

persepsi pengunjung yang telah dibahas pada bab sebelumnya. VIII. PROSPEK PENGEMBANGAN WISATA TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR

I. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati

BAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. keanekaragaman kondisi fisik yang tersebar di seluruh Kabupaten, Hal ini menjadikan

PENGEMBANGAN TAMAN REKREASI DI LOKAWISATA BATURADEN

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri pariwisata saat ini semakin menjadi salah satu industri yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara dengan hamparan landscape yang luas dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara negara di Asia Tenggara yang dilintasi garis khatulistiwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mendukung dan sangat

mempertahankan fungsi dan mutu lingkungan.

I. PENDAHULUAN. Keterangan : * Angka sementara ** Angka sangat sementara Sumber : [BPS] Badan Pusat Statistik (2009)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGEMBANGAN KAWASAN HUTAN WISATA PENGGARON KABUPATEN SEMARANG SEBAGAI KAWASAN EKOWISATA TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu pariwisata perlu dikelola dan dikembangkan agar. itu sendiri maupun bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat 1.

BAB I PENDAHULUAN. nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata- mata untuk menkmati

BAB I PENDAHULUAN. nusantara maupun wisatawan mancanegara. Hal ini dikarenakan. yang dapat dimanfaatkan sebagai kegiatan di bidang pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN. 2007). Indonesia merupakan salah satu Negara kepulauan terbesar yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. multi dimensional baik fisik, sosial, ekonomi, politik, maupun budaya.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, diperoleh kesimpulan

VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BENTUK PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP ATRAKSI WISATA PENDAKIAN GUNUNG SLAMET KAWASAN WISATA GUCI TUGAS AKHIR

I. PENDAHULUAN. andalan untuk memperoleh pendapatan asli daerah adalah sektor pariwisata.

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Rekomendasi Keterbatasan Studi DAFTAR PUSTAKA... xv

BAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan merupakan salah satu sektor industri didalam

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mempunyai kekayaan alam dan keragaman yang tinggi dalam

I-1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berdiri dimasing-masing daerah yang tersebar di seluruh Indonesia. Sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pariwisata telah diasumsikan sebagai industri yang dapat diandalkan untuk

TAMAN REKREASI SERULINGMAS DI BANJARNEGARA Dengan Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki kekayaan alam yang berlimpah termasuk di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. negara yang menerima kedatangan wisatawan (tourist receiving countries),

PUSAT PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA AGRO PAGILARAN BATANG JAWA TENGAH Dengan Tema Ekowisata

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata merupakan salah satu tujuan favorit bagi wisatawan. Untuk

STUDI IDENTIFIKASI ATRAKSI WISATA RAWAPENING YANG DIMINATI PASAR WISATA TUGAS AKHIR. Oleh : SUSILOWATI RETNANINGSIH NIM L2D398188

PENGEMBANGAN PARIWISATA DI KABUPATEN MANGGARAI BARAT MELALUI PEMBENTUKAN CLUSTER WISATA TUGAS AKHIR. Oleh: MEISKE SARENG KELANG L2D

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi daerah yang ada untuk mewujudkan pembangunan dan pertumbuhan wilayah

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pemandangan alam seperti pantai, danau, laut, gunung, sungai, air terjun, gua,

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dan kaya akan potensi sumber daya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata memiliki peran yang penting dalam perekonomian

STUDI PREFERENSI WISATAWAN TERHADAP JENIS MODA ANGKUTAN WISATA DI KOTA YOGYAKARTA TUGAS AKHIR

PENENTUAN PRIORITAS PENYEDIAAN SARANA DAN PRASARANA PASAR BATIK SETONO SEBAGAI OBJEK WISATA BELANJA DI KOTA PEKALONGAN TUGAS AKHIR

STUDI KEBUTUHAN PENGEMBANGAN KOMPONEN WISATA DI PULAU RUPAT KABUPATEN BENGKALIS TUGAS AKHIR. Oleh : M. KUDRI L2D

BAB I PENDAHULUAN. wisata, sarana dan prasarana pariwisata. Pariwisata sudah berkembang pesat dan menjamur di

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pengembangan kepariwisataan perlu diterapkan nilai-nilai asli

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 6.1 Kesimpulan. 1. Rendahnya tingkat kunjungan wisatawan ke Kabupaten Kulon Progo dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia, JABODETABEK adalah wilayah dengan kepadatan penduduk yang

Tetapi pemandangan sekitar yang indah dan udara yang begitu sejuk membuat para wisatawan tak jemu dengan perjalanan yang cukup menguras tenaga.

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. mengandalkan sektor pariwisata untuk membantu pertumbuhan ekonomi.

ARAHAN BENTUK, KEGIATAN DAN KELEMBAGAAN KERJASAMA PADA PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA PANTAI PARANGTRITIS. Oleh : MIRA RACHMI ADIYANTI L2D

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KAJIAN PRIORITAS PENYEDIAAN KOMPONEN WISATA BAGI PENGEMBANGAN PARIWISATA DI PULAU NIAS TUGAS AKHIR. Oleh: TUHONI ZEGA L2D

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Hal ini dapat menggerakkan pertumbuhan industri pada sektor-sektor

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kepariwisataan di Indonesia senantiasa membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Jawa Barat merupakan salah satu Provinsi terbesar di Indonesia yang letak

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan sektor penunjang pertumbuhan ekonomi sebagai

1.3 Manfaat Perancangan Dari penelitian yang dilakukan, diperoleh berbagai manfaat yang berguna

BAB I PENDAHULUAN. maupun jasa menginginkan agar usaha yang digelutinya dapat survive dan terus

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang begitu kaya, indah dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris, memiliki banyak keunggulan-keunggulan UKDW

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kekayaan sumber daya alam yang dimiliki kawasan Indonesia menjadikan

BAB III POTENSI OBYEK WISATA BATU SERIBU. A. Lokasi Obyek Wisata Batu Seribu. Kota Sukoharjo. Secara geografis sebagian besar merupakan wilayah

I. PENDAHULUAN. beragam adat istiadat, bahasa, agama serta memiliki kekayaan alam, baik yang ada di

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V ARAHAN PENGEMBANGAN WISATA KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN PASAR BENGKULU

KUISIONER PENELITIAN PROGRAM STUDI KEHUTANAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. tempat obyek wisata berada mendapat pemasukan dari pendapatan setiap obyek

WISATA AGRO BUNGA SEBAGAI PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA SUKUH PERMAI DI NGARGOYOSO KARANGANYAR

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

2016 PENGARUH MOTIVASI WISATAWAN LOKALTERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE TAMAN KOTA DI KOTA TANGERANG SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah sebuah negara yang memiliki sumber daya alam yang

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara.

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 6.1. Kesimpulan Rekomendasi DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat menarik wisatawan datang ke kota ini. Selain itu Kota Bogor

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pariwisata pada saat ini, menjadi harapan bagi banyak negara termasuk

BAB I PENDAHULUAN. daerah pegunungan, pantai, waduk, cagar alam, hutan maupun. dalam hayati maupun sosio kultural menjadikan daya tarik yang kuat bagi

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i ABSTRACT... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iii DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR...

BAB I PENDAHULUAN. perkiraan jumlah wisatawan internasional (inbound tourism) berdasarkan perkiraan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STUDI PERAN STAKEHOLDER DALAM PENGEMBANGAN SARANA PRASARANA REKREASI DAN WISATA DI ROWO JOMBOR KABUPATEN KLATEN TUGAS AKHIR. Oleh:

Transkripsi:

PENGEMBANGAN KOMPONEN PARIWISATA PADA OBYEK-OBYEK WISATA DI BATURADEN SEBAGAI PENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BATURADEN TUGAS AKHIR Oleh : BETHA PATRIA INKANTRIANI L2D 000 402 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2005

ABSTRAK Kawasan Wisata Baturaden adalah salah satu kawasan wisata yang terletak di kaki Gunung Slamet Kabupaten Banyumas. Dalam data pariwisata tahun 1998, tercatat Kabupaten Banyumas dengan obyek wisata Baturaden, menduduki peringkat V di seluruh wilayah Jawa Tengah sebagai obyek wisata/rekreasi yang terbanyak dikunjungi (Diparta Tk.I Jawa Tengah), sehingga dapat dikatakan bahwa Baturaden merupakan salah satu aset PAD Kabupaten Banyumas pada khususnya, dan aset wisata Jawa Tengah pada umumnya yang memerlukan suatu pengembangan. Kawasan wisata ini memiliki beberapa obyek wisata, antara lain Lokawisata Baturaden, Wana Wisata Baturaden, Telaga Sunyi, dan Pancuran Tujuh. Keseluruhan obyek wisata tersebut menyuguhkan keindahan dan potensi alam yang berbeda-beda. Namun dalam perkembangannya, Kawasan Wisata Baturaden ini belum memperlihatkan perkembangan yang optimal (hasil wawancara dengan Kepala Dinas Pariwisata Banyumas). Jika dilihat dari jumlah wisatawan yang datang, di tiap tahunnya mengalami penurunan. Permasalahan yang ada adalah berkaitan dengan kurang berkembangnya obyek-obyek wisata di Kawasan Wisata Baturaden yang masing-masing memiliki permasalahan mengenai atraksi wisata, sarana fasilitas wisata yang tersedia, promosi wisata, transportasi. Keseluruhannya merupakan komponen wisata (Hadinoto,1996:35). Oleh sebab itu, tujuan dari studi ini adalah dapat mengidentifikasi komponen-komponen wisata yang ada di obyek-obyek wisata Kawasan Wisata Baturaden, sehingga dapat diketahui komponen wisata apa yang perlu ada, yang nantinya dapat memberikan masukan dalam pengembangan Kawasan Wisata Baturaden. Teknik analisis yang akan dilakukan adalah dengan metode kuantitatif dan kualitatif. Metode kuantitatif digunakan untuk merekap hasil kuesioner yang akan ditampilkan dalam bentuk distribusi frekuensi sederhana. Metode tersebut digunakan dalam analisis komponen wisata berdasarkan persepsi pengunjung. Sedangkan metode kualitatif digunakan untuk mendeskripsikan hasil analisis kuantitatif yang sudah dilakukan, serta digunakan untuk analisis komponen wisata berdasarkan kondisi eksisting dan analisis keterkaitan antara kondisi eksisiting dengan persepsi pengunjung. Analisis kualitatif yang digunakan adalah kualitatif deskriptif. Hasil temuan studi berdasarkan analisis-analisis tersebut adalah sebagai berikut: obyek Lokawisata Baturaden, atraksi wisata yang paling diminati pengunjung adalah air terjun, sedangkan yang masih perlu adanya pengembangan adalah pemandian air panas, panggung kesenian, dan taman botani. Ketersediaan sarana fasilitas di obyek wisata ini juga paling lengkap dibanding obyek lainnya, hanya saja masih ada beberapa fasilitas yang perlu adanya perbaikan dan penambahan. Untuk atraksi wisata di Telaga Sunyi yang berupa danau, sudah tidak menarik lagi sehingga obyek ini merupakan obyek wisata yang paling sedikit jumlah kunjungan wisatanya. Pengembangan yang dapat dilakukan untuk obyek Telaga Sunyi ini adalah dengan penambahan jenis atraksi wisata danau, dan memnfaatkan area camping ground untuk dijadikan taman bermain, sehingga akan lebih menarik untuk dikunjungi. Sedangkan untuk ketersediaan sarana fasilitas di obyek ini tergolong minim sekali, bahkan tidak memiliki sarana fasilitas pokok, seperti area parkir dan kamar mandi/ WC. Untuk itu perlu adanya pengadaan area parkir di obyek Telaga Sunyi ini. Atraksi wisata yang ada di Wana Wisata adalah berupa ribuan hutan pinus yang tertata rapi, didukung dengan udara yang sejuk dan dingin membuat pengunjung betah untuk bertahan di obyek ini. Ketersediaan sarana fasilitas yang ada di Wana Wisata Baturaden cukup lengkap, namun kurang dalam penyebarannya, yaitu mengumpul di area parkir. Sedangkan untuk obyek wisata Pancuran Tujuh, atraksi yang perlu dikembangkan adalah goa Sarabadak, mengingat atraksi tersebut sangat unik, maka perlu upaya pengenalan terhadap pengunjung.untuk aspek transportasi, yang perlu perhatian adalah penambahan moda angkutan khusus yang mengantar pengunjung dari Lokawisata Baturaden ke obyek-obyek lainnya. Selain itu juga perbaikan kualitas fisik jalan, khususnya jalan yang menuju ke Pancuran Tujuh dan Telaga Sunyi. Upaya promosi yang telah dilakukan pemerintah selama ini lebih dititik beratkan pada obyek Lokawisata Baturaden. Sebaiknya upaya promosi justru lebih ditujukan untuk obyek Telaga Sunyi, mengingat obyek tersebut sepi akan kunjungan wisatawan.. Dengan adanya upaya peningkatan komponen-komponen wisata tersebut, maka obyek-obyek wisata yang ada di Kawasan Wisata Baturaden dengan sendirinya akan berkembang, sehingga dapat mendukung juga dalam pengembangan Kawasan Wisata Baturaden. Key Words: Pengembangan Komponen Wisata Alam pada Masing-masing Obyek Wisata di Baturaden.

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kepariwisataan pada hakikatnya merupakan upaya untuk mengembangkan dan memanfaatkan obyek wisata dan daya tarik wisata, yang terwujud antara lain dalam bentuk keindahan alam, keragaman flora dan fauna, tradisi dan budaya serta peninggalan sejarah dan purbakala (Harsono dalam Yoeti, 2001:12). Kegiatan wisata terjadi karena adanya keterpaduan antara berbagai fasilitas yang saling mendukung dan berkesinambungan serta mempunyai peranan yang sama pentingnya yang sering disebut juga komponen wisata (Gunn dalam Suyitno, 1994:24). Indonesia merupakan negara berkembang yang memfokuskan pada sektor pariwisata. Dilihat dari letak geografisnya, Indonesia merupakan negara kepulauan yang kaya akan Sumber Daya Alam. Hal ini merupakan modal untuk mengembangkan industri pariwisata dengan memanfaatkan potensi alam dan budaya yang besar. Pemandangan alam gunung, lembah, air terjun, hutan, sungai, danau, goa, dan pantai merupakan Sumber Daya Alam yang memiliki potensi besar untuk area wisata alam. Dengan demikian, perekonomian negara dapat meningkat seiring meningkatnya sektor pariwisata (Fandeli, 1995:7). Kabupaten Banyumas merupakan salah satu daerah di Jawa Tengah yang masih terus berupaya meningkatkan aset pariwisata (situs internet : Baturaden menjual sejuta pesona, 12 April 2001 ). Salah satu aset wisata di Jawa Tengah dan berada di Kabupaten Banyumas adalah kawasan wisata Baturaden yang merupakan salah satu kawasan wisata alam yang sudah cukup terkenal di tingkat nasional maupun internasional (situs internet: Baturaden menjual sejuta pesona, 12 April 2001). Kawasan wisata Baturaden terletak di kaki Gunung Slamet Kabupaten Banyumas yang menyuguhkan keindahan alam. Salah satu obyek yang ditonjolkan adalah hutan wisata dan air terjun yang masih alami. Dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata (RIPP) tahun 1992, Rencana Tujuan Wisata Jawa Tengah dibagi menjadi empat rencana Sub Daerah Tujuan Wisata (DTW). Baturaden termasuk dalam sub DTW D (Kabupaten Cilacap-Banyumas-Purbalingga- Banjarnegara-Kebumen). Kawasan wisata Baturaden memiliki beberapa obyek wisata, yaitu Pancuran Tujuh, Lokawisata Baturaden, Wanawisata Baturaden, dan Telaga sunyi.. Hampir keseluruhan obyek wisata tersebut, atraksi wisatanya menyuguhkan potensi alam. Dalam data pariwisata tahun 1998, tercatat Kabupaten Banyumas dengan obyek wisata Baturaden, menduduki peringkat V di seluruh wilayah Jawa Tengah sebagai obyek wisata/rekreasi yang terbanyak dikunjungi (Diparta Tk.I Jawa Tengah), sehingga dapat dikatakan bahwa Baturaden merupakan salah satu aset PAD Kabupaten

2 Banyumas pada khususnya, dan aset wisata Jawa Tengah pada umumnya yang memerlukan suatu pengembangan. Namun dalam perkembangannya, Kawasan Wisata Baturaden yang dapat dikatakan sebagai kawasan wisata andalan di Kabupaten Banyumas ini, belum memperlihatkan perkembangan yang optimal (hasil wawancara dengan Kepala Dinas Pariwisata Bayumas, 2004). Jika dilihat dari jumlah wisatawan yang datang, ditiap tahunnya mengalami penurunan. Dapat dilihat pada tabel berikut ini:!"! # $!"! #!" #"! #" $ %# " " $ " " $ " # Sumber : Dinas Pariwisata Kabupaten Banyumas, 2004 Tabel di atas terlihat tidak meratanya jumlah wisatawan yang datang ke obyek-obyek wisata di Kawasan Wisata Baturaden. Lokawisata Baturaden terlihat paling banyak dikunjungi wisatawan. Hal itu dapat dikatakan wajar karena dilihat juga dari faktor luasnya obyek dan topografi. Jika dilihat dari luasnya obyek, Lokawisata Baturaden merupakan obyek yang paling luas diantara obyek lainnya, sehingga atraksi wisata yang ada di obyek Lokawisata Baturaden jumlahnya paling banyak dibanding obyek lainnya, sehingga pengunjung akan lebih memilih datang ke obyek wisata tersebut. Selain itu didukung juga dengan kondisi topografi yang lebih datar sehingga akan memungkinkan untuk dibangun lebih banyak lagi atraksi wisata. Dilihat dari aksesnyapun, Lokawisata Baturaden juga paling mudah dijangkau, selain dekat dengan pintu gerbang kawasan, juga tersedianya moda tranportasi. Dari kondisi seperti itu sudah menggambarkan bahwa Lokawisata Baturaden jelas saja memilik jumlah kunjungan wisata yang paling banyak. Jika dilihat pada jumlah wisatawan yang tiap tahunnya mengalami penurunan, kemungkinan dapat memberikan gambaran pula bahwa belum berkembangnya obyek-obyek wisata di Baturaden yang disebabkan adanya beberapa faktor yang menjadikan wisatawan kurang tertarik untuk berkunjung ke Kawasan Wisata Baturaden. Faktor-faktor tersebut dapat dilihat dari kondisi yang ada sekarang ini, seperti jumlah atraksi wisata di masing-masing obyek wisata masih kurang sehingga yang ditawarkan kepada pengunjung hanya atraksi yang sama dari dulu hingga sekarang,

3 tidak ada penambahan jenis atraksi lainnya sehingga mengakibatkan pengunjung menjadi bosan untuk mengunjungi obyek wisata tersebut. Sebagai contoh di Telaga Sunyi, wisatawan yang datang ke obyek wisata ini hanya menikmati telaga yang sudah tidak terawat dan terlihat kotor, sekitarnya berupa alang-alang, bahkan minim sekali fasilitas yang tersedia. Pancuran Tujuh dan Pancuran Tiga hanya menyuguhkan pancuran air langsung dari sumber air panas. Wana Wisata yang hanya menyuguhkan ratusan ribu pohon pinus, camping ground dan pemandangan alam, tidak terdapat atraksi lain yang sebenarnya dapat dikembangkan sehingga wisatawan akan tertarik untuk berkunjung. Aksesibilitas ke masing-masing obyek wisata tidak semuanya mudah dicapai. Seperti misalnya akses ke Pancuran Tujuh dan Pancuran Tiga dapat dicapai dari dalam obyek wisata Lokawisata, namun untuk mencapainya, pengunjung harus berjalan kaki sepanjang 8 km untuk menuju Pancuran Tujuh, dan 2 km untuk menuju Pancuran Tiga. Dapat juga dicapai dari luar Lokawisata menggunakan kendaraan pribadi, namun angkutan umum yang tersedia untuk mengangkut pengunjung ke Pancuran Tujuh sangat terbatas jumlahnya bahkan ada yang sama sekali tidak dilalui angkutan umum, seperti Telaga Sunyi. Jadi tidak semua pengunjung dapat mengunjungi obyek-obyek wisata tersebut yang hanya terfokus pada satu atau dua obyek, padahal di kawasan ini terdapat 4 obyek wisata yang masing-masing memiliki daya tarik tersendiri. Sarana fasilitas seperti lahan parkir yang tersedia sangat kurang dan tidak mampu menampung kendaraan disaat hari libur. Selain itu banyak pedagang-pedagang yang memenuhi ruang publik di lokasi ini dan tidak teratur dalam penempatannya, sehingga sangat terlihat kotor dan tidak nyaman bagi pengunjung. Dilihat dari jenis wisatawan yang datang, hampir seluruhannya merupakan wisatawan nusantara, dan sebagian besar adalah masyarakat Banyumas dan sekitarya. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa Kawasan Wisata Baturaden masih kurang dalam hal promosi dan pemasaran, mengingat bahwa Baturaden merupakan kawasan wisata unggulan di Kabupaten Banyumas (Hasil wawancara dengan pihak Dinas Pariwisata, 2004). Upaya pengembangan pariwisata tidak dapat dilepaskan dari obyek wisata sebagai daya tarik utama kegiatan wisata, dan komponen wisata (atraksi wisata, fasilitas, transportasi, promosi, wisatawan) merupakan dasar utama pariwisata. Dengan tidak adanya komponen-komponen wisata tersebut maka wisatawan tidak akan mempunyai motivasi untuk mengunjungi suatu obyek wisata (Arsyadha, 2002:34). Dari kondisi komponen wisata di masing-masing obyek wisata belum seluruhnya dapat mendukung pengembangan Kawasan Wisata Baturaden. Dengan memperhatikan hal-hal tersebut, perencanaan dan pembangunan kepariwisataan perlu dilakukan secara terpadu antara berbagai komponen wisata untuk menunjang keberhasilan kegiatan pariwisata (Suyitno, 1999:18). Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk memilih Kawasan Wisata Baturaden sebagai obyek studi yang akan diteliti. Melihat dari fenomena diatas, permasalahan yang