BAB I. sama dengan mahluk hidup lainnya, pasti bergerak, karena tidak ada. kehidupan di dunia ini tanpa adanya gerakan. Gerak tergantung dari

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I. Aktivitas fisik setiap orang dalam menjalani kehidupan sehari-hari. dalam menunjang paradigma hidup sehat hendaknya dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat berinteraksi atau beradaptasi dengan lingkungan. Hal ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. termasuk pula kebanyakan orang indonesia. Remaja pun juga begitu. mereka tidak segan- segan melakukan banyak kegiatan ekstra selain

BAB I PENDAHULUAN. dan anggota gerak bawah. Yang masing-masing anggota gerak terdiri atas

BAB I PENDAHULUAN. pasti bergerak, karena tidak ada kehidupan di dunia ini tanpa adanya

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas setiap orang dalam menjalani kehidupan sehari-hari dalam

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan kondisi kebugaran jasmani dan rohani. Dengan. sakit atau cidera pada saat beraktifitas. Maka dari itu untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. mana jika kesehatan terganggu maka akan dapat mempengaruhi. kemampuan seseorang dalam melakukan aktifitas sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas fisik dan olahraga. Dalam menjalani kehidupan sehari-hari setiap

BAB I PENDAHULUAN. olahraga, dalam upaya mengembangkan prestasi olahraga yang tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. lanjut yang dilalui dalam proses kehidupan pada setiap manusia yang. kebanyakan orang awam yang umum bahwa secara fisik dan fungsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. untuk melakukan olahraga. Waktu istirahat tidak lagi digunakan untuk aktifitas olahraga

BAB I PENDAHULUAN. Reguler PS D-IV, Fisioterapi UEU

BAB I PENDAHULUAN. dalam melakukan aktivitas kegiatan sehari-hari. Pergerakan tersebut dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai mahluk hidup sama dengan mahluk hidup lainnya, pasti

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa stroke adalah

BAB I PENDAHULUAN. fungsional untuk menjadikan manusia menjadi berkualitas dan berguna

BAB I PENDAHULUAN. menunjang paradigma hidup sehat hendaknya dilakukan dengan kesadaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang. merokok dan minum-minuman keras. Mereka lebih memilih sesuatu yang

BAB I PENDAHULUAN. orang sakit (curative), tetapi kebijakan yang lebih ditekankan kearah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang kehidupan. Ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh tugas, kepribadian, dan lingkungan, seperti bekerja, olahraga,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tubuh baik pada kondisi diam maupun bergerak (Depkes,1996). Klasifikasi

BAB 1 PENDAHULUAN dan sejak itu menjadi olahraga dalam ruangan yang popular diseluruh dunia.

BAB I PENDAHULUAN. digemari di segala lapisan masyarakat Indonesia, dari anak-anak sampai

PENDAHULUAN. Olahraga merupakan hal yang penting dalam kehidupan kita, karena

BAB I PENDAHULUAN. bidang kesehatan, dimana terdapat lima fenomena utama yang mempengaruhi

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat cepat. Setiap detik terdapat dua orang yang berulang tahun ke-60 di dunia,

BAB I PENDAHULUAN. pencapain pembangunan di Indonesia. Peningkatan UHH ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hingga orang tua menyukai olahraga ini, cabang olahraga yang berbentuk

HUBUNGAN LAMANYA MENGIKUTI SENAM PERNAFASAN SINAR PUTIH DENGAN KESEIMBANGAN STATIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. gangguan pada keseimbangan gaya berdiri (center of gravitiy) dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. rutinitas yang padat dan sangat jarang melakukan aktifitas olahraga akan. penyakit termasuk salah satunya adalah penyakit stroke.

BAB I PENDHULUAN. tubuh ketika ditempatkan dalam berbagai posisi (Delito, 2003). Menurut Depkes

BAB I PENDAHULUAN. gerak. Kecepatan lari merupakan unsur kemampuan gerak yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. stabilitas sendi dapat menurunkan proprioseptif dan koordinasi yang dapat. mengakibatkan meningkatkan risiko cedera.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia antara lain taekwondo, karate, kempo, yudho, dan sebagainya.

BAB 1 PENDAHULUAN. Sepak bola adalah salah satu olahraga yang sangat popular di dunia. Di

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari. Setiap orang tentunya mempunyai tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN. dan mobilisasi yang baik, tidak ada keluhan dan keterbatasan gerak terutama

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Data Badan Pusat Statistik (BPS) juga menyebutkan industri kreatif

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pengguna jasa asuransi kesehatan. Pengertian sehat sendiri adalah suatu kondisi

BAB I PENDAHULUAN. modern yang memahami betul akan pentingnya kesehatan dalam. menunjang berbagai aktivitas dan penampilan (performance) mereka.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia dan juga tuntutan lingkungan agar dapat melakukan aktifitas dengan

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat berinteraksi atau beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Demi

BAB I PENDAHULUAN. telapak kaki. Bentuk kaki datar pada masa bayi dan anak-anak dengan usia

BAB I PENDAHULUAN. Wanita dewasa adalah wanita yang telah menyelesaikan masa

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/ mengganti diri dan. mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN LatarBelakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Basket merupakan salah satu cabang olahraga yang popular di seluruh dunia. Menurut International Basketball Federation (FIBA) pada tahun 2014, basket

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Semakin banyak kemajuan dan terobosan-terobosan baru di segala

BAB I PENDAHULUAN. seperti di Indonesia. Sebagai negara yang sedang berkembang maka. Gerak merupakan elemen essential bagi kesehatan individu yang

BAB I PENDAHULUAN. melakukan segala aktifitas dalam kehidupan sehari-hari nya. Sehat adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan yang terjadi dalam bidang kesehatan, meningkatnya kondisi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Gangguan pembuluh darah otak (GPDO) adalah salah satu gangguan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan. Olahraga merupakan kebutuhan yang tidak asing lagi.

BAB I PENDAHULUAN. mencakup 2 peristiwa yang sifatnya berbeda, tetapi saling berkaitan dan

BAB I PENDAHULUAN. mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis dikenalkan pada anak. menyikapi fenomena perilaku anak ( Gleen doman, 2005 )

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan generasi muda yang memiliki potensi untuk. meneruskan cita-cita perjuangan bangsa yang sedang tumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan anak (Needlman, 2000). Perkembangan adalah bertambahnya

BAB VI PEMBAHASAN. mahasiswa usia tahun dengan kurang aktivitas fisik. Mahasiswa usia tahun pada prodi D-IV Fisioterapi seluruhnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, jumlah lansia di Indonesia mengalami peningkatan. Pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. maupun luar tubuh. Proses menua terjadi secara terus menerus secara

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan terjadinya perkembangan fisik motorik, kognitif, dan

BAB I PENDAHULUAN. bidang lainnya yang telah memberikan kemudahan dan perubahan pada pola

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh manusia, manusia sebagai makhluk yang mempunyai aktifitas

BAB I PENDAHULUAN. Masa tumbuh kembang anak merupakan masa yang penting. Banyak faktor

BAB I PENDAHULUAN. masalah yang ada, sangat kompleks sekali masalah demi masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tingkat derajad kesehatan masyarakat secara makro. Berbagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hari. Pergerakan normal sangat diperlukan dalam menunjang aktivitas seharihari

BAB I PENDAHULUAN. sampai maksimal tetapi pada kenyataannya bukan gerak maksimal yang ada tetapi

BAB VI PEMBAHASAN. kelompok perlakuan, masing-masing kelompok berjumlah 30 orang.

BAB I PENDAHULUAN. kontraksi otot, elastisitas dan fleksibilitas otot, serta kecepatan dan waktu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN tahun yang lalu. Pertama kali diduga adanya stroke oleh Hipocrates. pengobatannya (Waluyo, 2013). Di Indonesia stroke

BAB I PENDAHULUAN. laptop dan bekerja sambil duduk di depan komputer dapat mengakibatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai tuntutan lingkungan hidup terhadap dirinya, untuk dapat. dimiliki antara lain kemampuan untuk melakukan gerak, aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. seluruh lapisan masyarakat terutama kaum laki laki mulai dari anak-anak,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pencapaian prestasi yang maksimal dalam olahraga dapat dilakukan

BAB VI PEMBAHASAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan nasional yang kini digalakan salah satunya adalah di

BAB 1 PENDAHULUAN. langsung dan tidak langsung, kesehatan masyarakat juga perlu. With Low Back Pain : A Randomized Controllled Trial Bukti juga

pelayanan rawat jalan di klinik Sasana Husada Stroke Service dan Karmel subjek yang terdaftar awalnya sejumlah 36 orang pasien, subjek yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu ciri dari makhluk hidup adalah bergerak. Secara umum gerak dapat diartikan berpindah tempat atau perubahan posisi sebagian atau seluruh bagian dari tubuh makhluk hidup. Manusia sebagai mahluk hidup sama dengan mahluk hidup lainnya, pasti bergerak, karena tidak ada kehidupan di dunia ini tanpa adanya gerakan. Gerak tergantung dari koordinasi dan integritas pada setiap level yang berjenjang, mulai dari tingkat mikro sampai dengan tingkat makro, yaitu terjadi pada molekuler, sel, jaringan, organ, sistem, dan individu serta dipengaruhi pula oleh faktor-faktor internal maupun eksternal. Kualitas gerak fungsional pun tergantung dari efektifitas dan efisiensi gerak dari individu tersebut. Ada beberapa faktor yang dapat dijadikan acuan untuk menilai efektifitas dan efisiensi gerak individu antara lain; fleksibilitas (flexibility), keseimbangan (balance), koordinasi (coordination), kekuatan (power) dan daya tahan (endurence ). Diantara berbagai faktor di atas penulis akan membahas lebih dalam mengenai keseimbangan. Keseimbangan tubuh adalah salah satu faktor yang penting bagi aktivitas dan kesehatan manusia. Dimana setiap aktivitas fisik yang dilakukan manusia membutuhkan tingkat keseimbangan yang baik. Seperti halnya kerangka bangunan rumah, kerangka tubuh manusia pun memiliki titik keseimbangan. Titik keseimbangan merupakan titik yang menjaga keseimbangan seluruh kerangka yang menopang bangunan tubuh manusia 1

2 agar tetap berdiri kokoh. Bila ia bergeser, maka bangunan tubuh manusia menjadi tidak seimbang dan goyah. Oleh karena itu titik keseimbangan ini harus dijaga agar tetap berada pada kedudukannya. Persoalannya, berbeda dengan rumah, tubuh manusia tidak menetap, selalu bergerak dan berubahubah posisi. Dengan demikian titik keseimbangannya pun ikut berubah-ubah mengikuti pergerakan dan perubahan posisi tubuh. Pengertian keseimbangan menurut O Sullivan adalah kemampuan untuk mempertahankan pusat gravitasi pada bidang tumpu terutama ketika saat posisi tegak. Dan menurut Ann Thomson, keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan tubuh dalam posisi kesetimbangan maupun dalam keadaan statik atau dinamik, serta menggunakan aktivitas otot yang minimal. Keseimbangan juga bisa diartikan sebagai kemampuan relatif untuk mengontrol pusat massa tubuh ( center of mass ) atau pusat gravitasi ( center of gravity ) terhadap bidang tumpu ( base of support ). Keseimbangan melibatkan berbagai gerakan di setiap segmen tubuh dengan di dukung oleh sistem muskuloskleletal dan bidang tumpu. Kemampuan untuk menyeimbangkan massa tubuh dengan bidang tumpu akan membuat manusia mampu untuk beraktivitas secara efektif dan efisien. Pada kemampuan keseimbangan berdiri diperlukan beberapa faktor faktor yang mempengaruhinya, sistem informasi sensoris, respon otot-otot postural yang sinergis (Postural muscles response synergies), kekuatan otot (Muscle Strength), Adaptive systems, lingkup gerak sendi (Joint range of motion).

3 Beberapa faktor yang yang memberikan kontribusi terhadap kemampuan keseimbangan antara lain fungsi sistem saraf yang efisien, sistem muskuloskeletal dan sistem sensorik. Pada masa kanak-kanak keseimbangan meningkat seiring dengan pertambahan usia. Anak perempuan lebih baik dibandingkan dengan anak laki-laki, sedangkan di masa remaja perkembangan keseimbangan cenderung menetap secara menetap. Pada kelempok usia umumnya jenis kelamin laki-laki lebih baik jika di bandingkan dengan perempuan ( Malina & Bouchard, 1991 ). Secara garis besar ada dua macam keseimbangan, yaitu static balance dan dynamic balance. Definisi balance yang dilaporkan oleh Bass (1939) menyebutkan dua tipe umum dari balance dibagi menjadi static balance yaitu kemampuan untuk mempertahankan equilibrium tubuh total dalam berdiri pada satu titik dan dynamic balance yaitu kemampuan untuk mempertahankan equilibrium ketika bergerak ketika bergerak dari satu titik ke titik yang lain. Balance didefinisikan sebagai kemampuan untuk mengontrol tubuh dan center of gravity secara relatif pada based support yang digambarkan sebagai family adjustment yang diperlukan agar dapat menjaga posture dan gerakan. Family adjustment ini mempunyai 3 tujuan, yang pertama yakni untuk mensupport kepala dan tubuh untuk melawan gravitasi dan tenaga/kekuatan dari luar. Kemudian untuk menjaga center of the body s mass/cbm(pusat massa tubuh) sesuai dengan aligment dan balance diatas based of support. Dan tujuan lainnya adalah untuk menstabilkan bagian tubuh dimana anggota tubuh yang lain bergerak/berpindah (Ghez,1991).

4 Kemampuan menjaga keseimbangan dan postur tubuh stabil adalah merupakan bagian dari aktivitas gerakan sehari-hari. Komponen yang signifikan dari balance adalah untuk mempertahankan posture tubuh, postural adjusment dalam mengantisipasi gerakan, saat self initiated movement dan postural adjustment untuk merespon bila ada rangsangan, gangguan atau reaksi dari. Linked-segment dynamics memainkan peran penting pada control tersebut. Posture Adjusment membuat equilibrium yang ada menjadi fleksibel dan bervariasi mengarah potensi interaksi dinamik yang tersedia dari hubungan dari komposisi Body Mass. Postural Adjusment adalah merupakan pattern aktivitas otot dan gerakan segmental yang membuat kita untuk mengontrol hubungan tersebut pada based of support dan movement of body segment. Pada posisi duduk based of support dihitung termasuk (kaki yang menapak dilantai) dan tungkai (atas). Luas dan besar based of support tergantung pada duduk kursi dan permukaan yang men-support. Pada individu, posisi berdiri, sebetulnya, merupakan aktivitas yang sangat menantang dan sulit karena 2/3 dari body mass, 2/3 dari tinggi kita, terletak beberapa jarak diatas dasar support tubuh. Pengurangan area dari dasar support tubuh mengurangi region stabilitas (Nashner abd Mc.Collum, 1985). Proses keseimbangan dibatasi oleh the body s dynamics, termasuk joint mobility panjang dan kekuatan otot, physical environment, dan pengalaman sebelumnya. Terdapat batasan untuk mencapai keseimbangan, kita tidak bisa memindahkan stability limit tanpa merubah based of support dan melangkahkan kaki yang membuat based of support baru. Area yang dapat kita jaga keseimbangannya pada saat bergerak disebut dengan region of

5 reversibility atau joint limit of stability. Tertentu saja sepertinya gambaran batasan stability bisa berbeda jika digambarkan sebagai ancaman pada stabilitas diikuti oleh visual input dan ketakutan atau stress. Proprioseptif menyediakan informasi gerakan dari tubuh yang berhubungan dengan based of support dan orientasi gerakan segmental yang berhubungan antar segment. Plantar cutaneous afferent telah menunjukkan memainkan peranan yang sangat penting pada balance regulation pada posisi berdiri. Visual system juga dikategorikan sebagai bagian propriseptif sebab hal ini tidak hanya menyediakan informasi tetapi juga menyediakan informasi tentang orientasi dan gerakan tubuh dan semua yang menyediakan informasi expropriceptive. Sensitivitas dari kebutuhan informasi penglihatan nampak pada aktifitas tertentu dan penting untuk keterampilan berjalan dan menyeimbangkan tubuh, karena hal tersebut khusus hubungan antara diri kita sendiri dengan lingkungan (environment). visual input memberitahukan kita posisi benda yang relevan di lingkungan kita, jarak benda dan apakah benda tersebut diam atau bergerak. Informasi visual membantu kita untuk memutuskan dimana apabila benda bergerak akan mencapai kita atau kaki ketika kaki kita akan menyentuh lantai pada saat kita melompat, hal ini dikatakan kita dapat memutuskan untuk merubah waktu untuk kontak secara akurat. Keadaan tersebut di atas selanjutnya membuat kita dapat merubah langkah kita yang lebih appropriate sehingga ketika kita meletakkan dan melangkahkan kaki kita lebih tepat pada saat kita menyeberang jalan yang ramai. Informasi waktu untuk kontak juga menolong kita berjalan di tempat /

6 ruang yang luas dan ramai serta untuk memutuskan melangkah kaki keluar pintu dan naik elevator Seperti yang tercantum dalam KEPMENKES 1363 tahun 2001 disebutkan bahwa : Fisioterapi adalah bentuk pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada individu dan atau kelompok untuk mengembangkan, memelihara, dan memulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang daur kehidupan dengan menggunakan penanganan secara manual, peningkatangerak, peralatan (fisik, elektroterapeutis, dan makanis), pelatihan fungsi dan komunikasi. Oleh karena itu fisioterapi sebagai tenaga kesehatan harus mempunyai kemampuan dan keterampilan untuk memaksimalkan potensi gerak yang berhubungan dengan mengembangkan, mencegah, mengobati dan mengembalikan (promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif) gerak dan fungsi seseorang. Hal ini menandakan peran seorang fisioterapi tidak hanya pada orang sakit saja tetapi juga berperan pada orang sehat untuk mengembangkan dan memelihara kemampuan aktifitas ototnya. Banyak cara untuk menjaga keseimbangan tubuh agar tetap terjaga, di antaranya adalah dengan melakukan latihan latihan keseimbangan. Latihan keseimbangan adalah latihan khusus yang ditujukan untuk membantu meningkatkan kekuatan otot dan untuk meningkatkan sistem vestibular / keseimbangan tubuh. Latihan keseimbangan adalah latihan / bentuk sikap badan dalam keadaan seimbang baik pada sikap berdiri, duduk, maupun jongkok. Latihan keseimbangan ini dapat dilakukan dengan cara mengurangi atau memperkecil bidang tumpuan.

7 Pengertian Core stability adalah kemampuan untuk mengontrol posisi dan gerak dari trunk sampai pelvis yang digunakan untuk dapat menghasilkan, memindahkan dan mengontrol kekuatan dan gerak sampai dengan segmen akhir pada aktivitas yang terintegrasi. Kemampuan mengontrol posisi dan gerak ini sangat tergantung pada otot-otot stabilisator. Secara tradisional core stability diasumsikan sebagai gerak fungsional yang melibatkan tubuh secara keseluruhan, selain sebagai penjagaan postur tubuh secara keseluruhan. Otototot core akan menata trunk sampai pelvis untuk mampu melawan pembebanan, baik yang bersifat statis maupun dinamis. Latihan Core stability merupakan suatu latihan yang menggunakan kemampuan dari trunk, lumbal spine, pelvic, hip, otot otot perut, dan otot otot kecil sepanjang spine. Otot otot tersebut bekerja bersama untuk membentuk kekuatan yang bertujuan mempartahankan spine sesuai dengan alignment tubuh yang simetri dan menjadi lebih stabil. Ketika spine kuat dan stabil, memudahkan tubuh untuk bergerak secara efektif dan efisien. Ketika tubuh bergerak secara efektif dan efisien, hal ini dapat mengurangi risiko terjadinya cidera, meningkatkan kemampuan olahraga seperti kekuatan, kecepatan dan fungsional serta memberikan support pada tubuh ketika melakukan semua gerakan dinamik. Core stability menggambarkan kemampuan untuk mengontrol atau mengendalikan posisi dan gerakan sentral pada tubuh diantaranya : head and neck alignment, alignment of vertebral column thorax and pelvic stability/mobility, dan ankle and hip strategies (Karren Saunders 2008).

8 Aktifitas core stability akan memelihara postur yang baik dalam melakukan gerak serta menjadi dasar untuk semua gerakan pada lengan dan tungkai. Selain itu core stability juga berpengaruh terhadap stabilitas. Stabilitas postural pada spine digambarkan ke dalam tiga subsistem : pasif (inert structures / tulang dan ligament), aktif (otot), kontrol neural. Ketiga subsistem ini saling berkaitan, jika salah salah satu dari subsistem ini tidak memberikan dukungan (support), maka akan mempengaruhi stabilitas secara keseluruhan. Instability pada segmen spinal sering merupakan suatu kombinasi dari kerusakan jaringan, kekuatan atau daya tahan otot yang sedikit, dan kurangnya kontrol neuromuskular. Pada aktifitasnya core stability dipengaruhi oleh otot-otot superficial (global) dan otot-otot deep (core). Otot-otot superficial (global) dan otot-otot dalam (core) fungsinya terutama untuk mempertahankan postur. Otot-otot global, yang multi segment, merupakan suatu hubungan besar yang merespon beban eksternal yang dikenakan pada trunk yang bergeser pada pusat massa tubuh (center of mass). Reaksinya adalah reaksi yang spesifik untuk mengontrol orientasi pada spinal. Otot-otot global tidak mampu untuk melakukan stabilisasi pada individual segment spinal kecuali melalui penekanan beban pada vertebrae. Jika suatu individual segment tidak stabil, penekanan beban dari hubungan global dapat mengakibatkan atau menimbulkan sebuah situasi nyeri sebagai stress yang terdapat pada jaringan inert pada akhir dari lingkup segmen tersebut.

9 Tujuan dari latihan Core Stability adalah untuk meningkatkan stabilitas dan keseimbangan, meningkatkan fungsi sensorimotor, dan memudahkan tubuh untuk bergerak secara efektif dan efisien. Latihan Core Stability dapat membentuk kekuatan pada otot otot postural, hal ini akan meningkatkan stabilitas pada thrunk dan postur, sehingga dapat meningkatkan keseimbangan. Selain itu pada saat terjadi peningkatan core akan diikuti oleh gerakan ekstensi hip, knee, dan peningkatan kekuatan otot otot ankle dan juga terjadi perbaikan konduktifitas saraf. Pemberian latihan Core Stability mempunyai kaitan antara core stability dengan hip, knee, dan ankle. Hal ini karena semua bagian pada tubuh terhubung satu sama sama lain, baik secara langsung ataupun tidak langsung. Jika core kuat, maka otot-otot pada hip, knee, dan ankle juga akan menjadi kuat. Dengan adanya kekuatan pada core, otot-otot hip, knee, dan ankle dapat meningkatkan keseimbangan. Latihan dengan wobble board adalah latihan dengan menggunakan papan keseimbangan. Latihan ini merupakan latihan keseimbangan pada posisi tubuh statis, yaitu kemampuan tubuh untuk menjaga keseimbangan pada posisi tetap. Prinsip dari latihan wobble board ialah meningkatkan fungsi dari pengontrol keseimbangan tubuh, yaitu sistem informasi sensorik, central processing, dan effektor untuk bisa beradaptasi dengan perubahan lingkungan. Latihan dengan wobble board secara teratur dapat membantu melatih propioseptif dan meningkatkan koordinasi. wobble board efektif untuk meningkatkan rasa proprioseptif, yang sangat terkait dengan keseimbangan. Latihan dapat di mulai pada tingkat yang sangat mudah yang cocok untuk semua orang, dan kemudian berkembang ke latihan yang lebih sulit. Latihan

10 dengan wobble board dapat membantu meningkatkan reflek dan keseimbangan. Ada beberapa jenis wobble board yang dapat digunakan. Bentuknya bervariasi dalam ukuran dan material. Latihan wobble board ini sebaiknya dilakukan di lantai lembut seperti karpet atau tikar, bukan lantai yang keras seperti kayu papan. Jika pada seorang yang baru untuk melakukan latihan wobble board, pastikan ada dinding atau suatu pegangan yang bisa di jangkau ketika kita kehilangan keseimbangan. Latihan dengan wobble board memberikan efek meningkatkan fungsi propioseptif pada stabilitator aktif sendi. Latihan wobble board meningkatkan recruitmen motor unit yang akan mengaktivasi golgi tendon dan memperbaiki koordinasi serabut intrafusal dan serabut ekstrafusal dengan saraf afferen yang ada di muscle spindle sehingga dapat meningkatkan fungsi propioseptif. Berdasarkan atas latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk mengetahui apakah ada efek dari latihan core stability dan latihan wobble board terhadap keseimbangan, maka peneliti mengambil topik tersebut melalui suatu penelitian dan memaparkannya dalam pembuatan skripsi yang berjudul Perbedaan Efek Latihan Core Stability dengan Latihan Core Stability dan Latihan Wobble Board Terhadap Keseimbangan Berdiri pada Mahasiswa.

11 B. Identifikasi Masalah Keseimbangan (balance) adalah kemampuan untuk mempertahankan kesetimbangan tubuh ketika ditempatkan di berbagai posisi. Keseimbangan juga bisa diartikan sebagai kemampuan relatif untuk mengontrol pusat massa tubuh (center of mass) atau pusat gravitasi (center of gravity) terhadap bidang tumpu (base of support). Keseimbangan melibatkan berbagai gerakan di setiap segmen tubuh dengan di dukung oleh system muskuloskeletal dan bidang tumpu. Kemampuan untuk menyeimbangkan massa tubuh dengan bidang tumpu akan membuat manusia mampu untuk beraktivitas secara efektif dan efisien. Banyak cara untuk menjaga keseimbangan tubuh agar tetap terjaga, di antaranya adalah dengan melakukan latihan latihan keseimbangan. Latihan keseimbangan adalah latihan khusus yang ditujukan untuk membantu meningkatkan kekuatan otot dan untuk meningkatkan sistem vestibular / keseimbangan tubuh. Core stability adalah kemampuan untuk mengontrol posisi dan gerak dari trunk sampai pelvis yang digunakan untuk dapat menghasilkan, memindahkan dan mengontrol kekuatan dan gerak sampai dengan segmen akhir pada aktivitas yang terintegrasi. Kemampuan mengontrol posisi dan gerak ini sangat tergantung pada otot-otot sabilisator. Kemudian latihan yang lebih bersifat ke arah latihan keseimbangan adalah latihan dengan wobble board. Latihan dengan wobble board adalah latihan dengan menggunakan papan keseimbangan. Latihan ini merupakan latihan keseimbangan pada posisi tubuh statis, yaitu kemampuan tubuh untuk

12 menjaga keseimbangan pada posisi tetap, dengan cara berdiri dengan satu kaki diatas wobble board. Prinsip dari latihan wobble board ialah meningkatkan fungsi dari pengontrol keseimbangan tubuh, yaitu sistem informasi sensorik, central processing, dan effektor untuk bisa beradaptasi dengan perubahan lingkungan. C. Perumusan Masalah Dari pembatasan masalah tersebut di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut : 1. apakah terdapat perbedaan efek latihan core stability terhadap keseimbangan berdiri pada mahasiswa? 2. apakah terdapat latihan wobble board terhadap keseimbangan berdiri pada mahasiswa? 3. apakah terdapat efek latihan core stability dan latihan wobble board terhadap keseimbangan berdiri pada mahasiswa? D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui perbedaan efek latihan core stability dengan latihan core stability dan latihan wobble board terhadap keseimbangan berdiri pada mahasiswa 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui efek latihan core stability terhadap keseimbangan berdiri pada mahasiswa.

13 b. Untuk mengetahui efek latihan core stability dan latihan wobble board terhadap keseimbangan berdiri pada mahasiswa. F. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti dan Fisioterapis a. Untuk menambah wawasan mengenai perbedaan efek latihan core stability dengan latihan core stability dan latihan wobble board terhadap keseimbangan berdiri pada mahasiswa 2. Bagi Institusi Pendidikan a. Sebagai bahan kajian untuk diteliti lebih lanjut sekaligus menjadi referensi tambahan bagi mahasiswa yang membutuhkan pengetahuan lebih lanjut mengenai perbedaan efek latihan core stability dengan latihan core stability dan latihan wobble board terhadap keseimbangan berdiri pada mahasiswa. b. Dapat menambah khasanah ilmu kesehatan dalam dunia pendidikan pada khususnya. 3. Bagi Institusi lain Sebagai referensi tambahan mengenai perbedaan efek latihan core stability dengan latihan core stability dan latihan wobble board terhadap keseimbangan berdiri pada mahasiswa.