BAB I PENDAHULUAN. bagi umat manusia seperti yang disebutkan dalam Al-Qur an, Sesungguhnya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. lalu umumnya masyarakat menjadi miskin bukan karena kurang pangan, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. sendi kehidupan manusia termasuk masalah ekonomi. Kegiatan perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. distribusi pendapatan memicu terjadinya ketimpangan pendapatan yang

Manajemen Aset Wakaf Jumat, 01 November :16

`BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. baik dibutuhkan sarana kesehatan yang baik pula. keinginan yang bersumber dari kebutuhan hidup. Tentunya demand untuk menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Sejak datangnya agama Islam di Indonesia pada abad ke-7 Masehi,

BAB I PENDAHULUAN. dan tersebar ke seluruh penjuru nusantara. Besarnya jumlah penduduk dan

BAB I PENDAHULUAN. Rasulullah SAW bersabda, apabila manusia meninggal dunia, maka

BAB I PENDAHULUAN. tahan lama (zatnya) kepada seseorang atau nadzir (penjaga wakaf), baik berupa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Sumber: Islam4Kids.com Berdasarkan Kisah Para Nabi oleh Ibnu Katsir dan Tafsir Ibnu Katsir

Harta benda wakaf adalah harta benda dimiliki dan dikuasai oleh pewakaf secara sah

Sumber: Islam4Kids.com Berdasarkan Kisah Para Nabi oleh Ibnu Katsir dan Tafsir Ibnu Katsir. Disebarluaskan melalui:

Isilah daftar berikut pada tempat yang telah disediakan. Jenis kelamin : Laki-laki / Perempuan *) Lama memiliki sarana : Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak asasi setiap orang. Setiap orang mempunyai hak

PERATURAN WALIKOTA MEDAN NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. badan hukum dengan menyerahkan sebagian dari harta bendanya untuk

1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam pembangunan nasional Indonesia, sub sektor peternakan merupakan bagian dari sektor

BAB IV ANALISIS WAKAF UANG DI KSPPS BMT MANDIRI SEJAHTERA KARANGCANGKRING JAWA TIMUR CABANG BABAT

BAB I PENDAHULUAN. masjid Quba sebagai wakaf pertama, kemudian beliau membangun masjid Nabawi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan prosesnya yang berkelanjutan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DAFTAR PERTANYAAN. 7. Jabatan : Kabag/Kasubag Keuangan Non Kabag/Kasubag Keuangan

ABSTRAKSI PENGGUNAAN DANA ZAKAT OLEH BADAN AMIL (BAZ) SURAKARTA

BAB V PENUTUP. akhirnya pada bab ini penulis dapat suatu kesimpulan. Adapun benang merah. 1. Pendapat Ulma Tentang Zakat Atas Tambak Garam.

PENDAHULUAN. diantara dua benua besar Asia dan Australia, dan di antara Lautan Pasifik dan

BAB I PENDAHULUAN. minallah atau dimensi vertikal dan hablum minannas atau dimensi horizontal.

BAB I PENDAHULUAN. manusia disebut sebagai makhluk sosial. Islam mengajarkan kita untuk saling

Tingkat pertumbuhan sekitar 1,48% per tahun dan tingkat kelahiran atau Total

Lampiran 1. Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk Menurut Kabupaten/Kota di Sumatera Utara Tahun 2012

SAATNYA MENCOCOKKAN ARAH KIBLAT. Oleh: Drs. H. Zaenal Hakim, S.H. 1. I.HUKUM MENGHADAP KIBLAT. Firman Allah dalam Surat al-baqarah ayat 144: Artinya:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Pendapat Imam Al-Sarkhasi (mazhab Hanafiyyah) tentang Istibdal harta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ibrahim AS dengan didirikannya Ka bah. Namun pada zaman Islam, wakaf

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Buah merupakan komoditi pertanian yang mudah rusak, tidak dapat disimpan

Mam MAKALAH ISLAM. Haji Syiar Islam Terbesar

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI TUGAS AKHIR. A. Sejarah Singkat Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah Kota

2. Albania merupakan negara satu-satunya di benua Eropa yang 90% penduduknya beragama Islam

BAB I. PENDAHULUAN. yang signifikan, dimana pada tahun 2010 yaitu mencapai 8,58% meningkat. hingga pada tahun 2014 yaitu mencapai sebesar 9,91%.

Isra Mi'raj dan Makna Fundamental Shalat

BAB I PENDAHULUAN. Ahmad M. Saefuddin, Ekonomi dan Masyarakat dalam Perspektif Islam, (Jakarta: CV Rajawali, 1987), h.71.

RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid

BAB I PENDAHULUAN. pengabdian badan, seperti shalat, puasa atau juga melalui bentuk pengabdian berupa

ANALISIS TERHADAP PROSES PENCATATAN STATUS TANAH WAKAF MASJID USWATUN HASANAH DI DESA SRIWULAN KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Sambutan Presiden RI pada Peresmian Sarana dan Prasarana DDII, Bekasi, 27 Juni 2011 Senin, 27 Juni 2011

BAB I PENDAHULUAN. jangan beredar di antara orang-orang kaya saja diantara kamu. Dan juga Ibn. Abbas r.a dalam Laroche (1996) mengatakan bahwa:

KUESIONER PENELITIAN. Pengaruh Labelisasi Halal Terhadap Keputusan Pembelian Produk Kosmetik Wardah Pada Perempuan Muslim di Kota Medan

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan harta agar seseorang dapat memenuhi kebutuhannya, menikmati

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN POLONIA. A. Sejarah Umum Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. diperhatikan oleh Pemerintah. Kesehatan juga merupakan salah satu indikator penting

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MANFAAT DAN HAMBATAN DALAM PENGELOLAAN WAKAF UANG * Oleh Drs. H. Asrori, S.H., M.H

BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pasal 215 ayat (1) Kompilasi Hukum Islam menyatakan bahwa wakaf

LEMBAR PERSETUJUAN UNTUK MELAKUKAN WAWANCARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an Al-karim ialah kitab Allah dan wahyu-nya yang diturunkan

BAB I PENDAHULUAN. tempat berdakwah menyampaikan risalah dari Nabi Muhammad SAW kepada

BAB I PENDAHULUAN. jelas dan tegas dari kehendak Tuhan untuk menjamin bahwa tidak seorang pun. ternyata mampu menjadi solusi bagi kemiskinan.

BAB I PENDAHULUAN. Di tengah problem sosial masyarakat Indonesia dan tuntutan terhadap

Asas Filsafat Nilai Dasar, Nilai Instrumental, Prinsip-prinsip, dan Faktor-Faktor Ekonomi Islam

TINJAUAN PENYELESAIAN SENGKETA TANAH WAKAF SKRIPSI

RASULULLAH SAW DALAM MEMBINA UMMAT PERIODE MADINAH

KAJIAN ATAS GANTI RUGI TANAH DAN/ATAU BANGUNAN WAKAF DALAM PENGADAAN TANAH UNTUK KEPENTINGAN UMUM

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENGELOLAAN WAKAF UANG DI BAITUL MAAL HIDAYATULLAH SEMARANG

TATA CARA DAN PENGELOLAAN WAKAF UANG DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang optimal bagi masyarakat diselenggarakan upaya kesehatan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya telah ditegaskan dalam al-qur an maupun hadis Nabi. SAW, bahwa Allah SWT mencintai keindahan.

BAB I PENDAHULUAN. H. Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Pustaka Setia, Bandung, 2013, hlm.33.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SISTEM EKONOMI ISLAM DAN KESEJAHTERAAN UMAT

PROSES PERALIHAN HAK ATAS TANAH WAKAF (Studi kasus di KUA Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo)

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM A. SEJARAH SINGKAT KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR DINAS PENDAPATAN KOTA MEDAN. A. Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Kota Medan

BAB I PENDAHULUAN. tauhid, mengubah semua jenis kehidupan yang timpang kearah kehidupan yang

KUISIONER. Analisis Persepsi Cendikiawan Muslim Terhadap Peningkatan Potensi Ekonomi Tanah Wakaf di Kota Medan

MODUL 1 Ayat-ayat Al-Qur an tentang kompetisi dalam kebaikan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB IV ANALISIS YURIDIS TERHADAP SENGKETA SERTIFIKAT TANAH WAKAF. A. Analisis terhadap Sengketa Sertifikat Tanah Wakaf

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II TINJAUAN PROYEK

MASJID JABALUL KHOIR PURWODADI SEBAGAI MASJID MODERN

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa melaksanakan pembangunan yang bersifat fisik materil dan mental


BAB 1 PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari perlu berhubungan dengan manusia lain,

BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Potensi Perkembangan Lembaga Keuangan Syariah di Berbagai Negara (Sumber: Dr. Halim Alamsyah, 2011:3)

GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota

BAB I PENDAHULUAN. shalat dan puasa. Namun ada juga yang berdampak secara sosial, seperti halnya

BAB II TAHUN 2004 TENTANG WAKAF. A. Dasar pemikiran lahirnya UU No 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf

BAB I PENDAHULUAN. diciptakan yaitu diciptakannya Nabi Adam as kemudian disusul dengan

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Medan Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

BAB III METODE PENELITIAN. yang menjadi sasaran dari ilmu pengetahuan yang bersangkutan (Soekanto,1990:

BAB I PENDAHULUAN. salah satu ibadah wajib. Selain zakat fitrah yang menjadi kewajiban setiap

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wakaf berasal dari kata waqfa yang mempunyai arti menahan, berhenti, diam di tempat atau tetap berdiri. Pengertian menahan atau berhenti atau diam ditempat dalam pengertian wakaf dihubungkan dengan kekayaan (Hasballah, 2003: 1). Dari pengertian diatas, wakaf dapat dikaitkan dengan dimensi ekonomi. Wakaf mempunyai arti memindahkan harta benda dari yang awalnya hanya sebagai barang konsumsi, menjadi barang produksi dan investasi demi kemaslahatan umat. Selain bertujuan untuk umat, wakaf dapat menjadi sedekah jariyah yang pahalanya tidak akan pernah terputus jika dilakukan hanya untuk mengharapkan keridhaan dari Allah SWT. Di kalangan ulama terjadi perbedaan pendapat dalam menentukan wakaf pertama. Hal ini berkaitan dengan Ka bah sebagai bangunan ibadah pertama kali bagi umat manusia seperti yang disebutkan dalam Al-Qur an, Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadah) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Makkah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia (Terjemahan QS. Ali Imran: 96). Mundzir (2000: 6) dalam bukunya Manajemen Wakaf Produktif, beliau menyimpulkan bahwa sebagian ulama yang menyatakan bahwa Ka`bah dibangun oleh Nabi Adam AS dan kaidah-kaidahnya ditetepkan oleh Nabi Ibrahim AS, 1

serta dilestarikan oleh Nabi Muhammad SAW, maka dengan demikian Ka bah merupakan wakaf pertama yang dikenal manusia dan dimanfaatkan untuk kepentingan agama. Sedangkan menurut pendapat ulama yang mengatakan bahwa Nabi Ibrahim yang membangun Ka bah, maka wakaf pertama kali dilakukan oleh Nabi Ibrahim AS untuk kepentingan agama dan menegakkan tauhid. Ka bah adalah sebagai tempat peribadatan bagi semua umat. Barulah pada zaman Islam dengan dimulainya masa kenabian Nabi Muhammad SAW didirikan Masjid Quba di Madinah dan dikatakan sebagai wakaf pertama pada zaman Islam tersebut. Ka bah merupakan wakaf yang pertama dikenal manusia sejak masa Nabi Adam AS dan Nabi Ibrahim AS. Namun pada masa itu Ka bah adalah sebagai tempat peribadatan bagi semua umat. Barulah pada zaman Islam dengan dimulainya masa kenabian Muhammad didirikan Masjid Quba di Madinah dan dikatakan sebagai wakaf pertama pada zaman Islam. Jadi Ka bah memang merupakan wakaf yang pertama dikenal oleh seluruh umat, namun bagi umat Islam, masjid Quba merupakan wakaf pertama yang dibangun pada zaman Islam. Walaupun terjadi perbedaan pendapat mengenai pembangunan Ka bah, namun tujuan pembangunan Ka bah oleh Nabi Adam AS ataupun Nabi Ibrahim AS adalah demi kepentingan umat sebagai tempat peribadatan. Jelas bahwa Ka bah menjadi wakaf pertama yang ada di dunia yang telah menjadi kiblat umat Muslim dalam ibadah shalat. Menurut Ahmad Azhar Basyir (dalam Kartika, 2006: 66) wakaf terbagi atas: 2

1. Wakaf Ahli (keluarga atau khusus) Merupakan wakaf yang ditujukan kepada orang-orang tertentu, seseorang atau lebih, baik keluarga wakif atau bukan, misalnya mewakafkan buku-buku untuk anak-anaknya yang mampu mempergunakan, kemudian diteruskan kepada cucucucunya. Wakaf semacam ini dipandang sah dan yang berhak menikmati harta wakaf adalah mereka yang ditunjuk dalam pernyataan wakaf. 2. Wakaf Umum (Khairi) Merupakan wakaf yang sejak semula ditujukan untuk kepentingan umum, tidak dikhususkan untuk orang-orang tertentu. Wakaf umum ini sejalan dengan amalan wakaf yang menyatakan bahwa pahalanya akan terus mengalir sampai wakif tersebut telah meninggal. Wakaf umum ini dapat dinikmati oleh masyarakat luas dan merupakan sarana untuk menyelenggarakan kesejahteraan masyarakat baik dalam bidang sosial-ekonomi, pendidikan, kebudayaan serta keagamaan. Selain pembagian diatas, berdasarkan jenis benda yang diwakafkan, wakaf, terdiri atas wakaf bergerak dan wakaf tidak bergerak, sebagaimana ditegaskan UU No. 41 Tahun 2004 tentang Wakaf Pasal 16 Ayat 1. Wakaf bergerak terdiri atas uang, logam mulia, kendaraan, hak sewa dan hak atas kekayaan intlektual. Wakaf tak bergerak terdiri atas tanah, bangunan atau bagian bangunan, tanaman dan sebagainya. Pada jenis wakaf tak bergerak sering sekali disebut sebagai tanah wakaf, dikarenakan merupakan aset tetap yang manfaatnya tahan lama. Tanah wakaf ini yang tergolong sebagai wakaf tak bergerak terdiri atas masjid, mushola, madrasah, kuburan dan bangunan sosial lainnya. Aset tanah wakaf ini yang lahannya cukup 3

luas dan tempatnya sangat stategis mempunyai nilai jual ratusan juta sampai miliaran rupiah sehingga diperlukan nazhir yang professional dalam mengelolah tanah wakaf. Sejak lama, wakaf sudah sangat populer di kalangan umat Islam, sehingga sebagian lapisan masyarakat berusaha untuk mengetahui dan mengamalkannya. Salah satu hadist mengatakan, apabila manusia meninggal dunia, terputuslah amalannya kecuali tiga hal, diantaranya shadaqah jariyah yang menurut pemahaman terhadapnya adalah wakaf. Wakaf ini disamping bermanfaat secara sosial, juga bermanfaat secara pribadi bagi orang yang mengamalkannya. Wakaf telah berperan dalam pengembangan sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat (Uswatun, 2010: 21). Wakaf dalam Islam berperan dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat. Adanya wakaf di tengah masyarakat bukan hanya bermanfaat bagi orang yang mewakafkan harta bendanya saja, tetapi juga masyarakat luas di sekitarnya. Wakaf yang ada di masyarakat mempunyai dimensi ekonomi yang dapat meningkatkan kesejahteraan masayarakat sekitarnya. Keberadaan wakaf dalam Islam telah banyak memberikan manfaat kepada masyarakat, terutama jika wakaf yang dikelola secara baik dapat menambah nilai yang semakin lama semakin bertambah. Konsep yang paling penting dalam hal ini adalah keabadian wakaf akan terjaga, yang ditandai dengan dimanfaatkannya wakaf secara terus-menerus. Adanya wakaf di tengah-tengah masyarakat selain dapat meningkatkan kesejahteraan, diharapkan juga dapat meningkatkan nilai persaudaraan. Selain itu, 4

rasa saling tolong-menolong dan ikatan yang kuat dalam masyarakat juga akan timbul dengan adanya instusi-instusi wakaf yang tersebar luas. Pemanfaatan tanah wakaf yang dilakukan oleh nazhir wakaf secara tepat akan menghasilkan manfaat yang bertambah dari waktu ke waktu. Salah satu manfaatnya adalah pahala yang terus mengalir bagi orang yang mewakafkan hartanya walaupun ia telah meninggal. Untuk itu pengelolaan tanah wakaf merupakan amanah yang besar bagi nazhir wakaf yang tanggung jawabnya bukan hanya kepada umat Islam saja tetapi juga kepada Allah SWT. Di negara-negara yang memiliki banyak umat Islam, pemanfaatan tanah wakaf cukup baik dan lebih produktif. Seperti di Saudi Arabia, pada tanah wakaf di dekat Masjidil Haram dibangun oleh pemerintah setempat berbagai pasar dan hotel. Di Mesir pemanfaatan tanah wakaf tergolong efektif dan prodiktif karena memberikan dampak positif di berbagai bidang, misalnya bidang pendidikan, investasi dan sosial. Bahkan di Malaysia pemanfaatan tanah wakaf bukan hanya diarahkan untuk pembangunan rumah ibadah atau sekolah tetapi juga untuk sarana yang memnunjang perekonomian masyarakat seperti pasar, SPBU dan perkebunan. Begitu besarnya peranan ekonomi harta wakaf pada masa yang lalu, sehingga wajar jika umat Islam pada masa sekarang mengkaji dan meneliti prospek ekonomi harta wakaf untuk membangun kembali kegemilangan Islam (Irsyad Lubis, 2010: 89). Walaupun dilapangan tak semudah seperti yang dikatakan, untuk itu diperlukan usaha yang keras dan istiqamah dalam menggali potensi ekonomi yang ada di tanah wakaf. 5

Dalam masyarakat Islam pada umumnya, para cendikiawan Muslim sangat berperan penting. Para cendikiawan memiliki pengaruh yang dapat masuk ke dalam kehidupan masyarakat tersebut, diantaranya dalam bidang agama, budi pekerti dan adat-istiadat. Dalam masyarakat Islam, cendikiawan Muslim merupakan orang yang dipandang sebagai tokoh panutan serta menjadi orang yang dimintai pendapatnya untuk menyikapi sesuatu hal mengenai kehidupan beragama, beradat dan berbudaya. Peran cendikiawan Muslim ini terlihat jelas termasuk di kota Medan. Cendikiawan Muslim memberi sumbangan dalam pembangunan kota dalam semua aspek. Berikut ini adalah tabel persebaran Ulama dan Mubaligh/ah yang tergolong sebagai cendikiawan Muslim di Kota Medan yang terdiri atas 21 kecamatan. 6

Tabel 2.1 Persebaran Ulama dan Mubaligh/ah Kota Medan No Kecamatan Ulama Mubaligh/ah 1 Medan Kota 5 180 2 Medan Barat 7 105 3 Medan Timur 6 135 4 Medan Baru 8 58 5 Medan Denai 7 145 6 Medan Johor 7 162 7 Medan Petisah 6 47 8 Medan Belawan 3 92 9 Medan Deli 11 170 10 Medan Tuntungan 8 40 11 Medan Marelan 7 189 12 Medan Labuhan 3 202 13 Medan Polonia 5 48 14 Medan Selayang 3 57 15 Medan Sunggal 6 172 16 Medan Area 5 99 17 Medan Tembung 6 196 18 Medan Maimun 5 42 19 Medan Helvetia 7 78 20 Medan Amplas 6 798 21 Medan Perjuangan 6 186 Jumlah 127 3,201 Sumber Data: Kantor Kementrian Agama Kota Medan Tahun 2009 Kota Medan yang memiliki 21 kecamatan ini memiliki persebaran tanah wakaf yang cukup baik, namun menurut data Dinas Pertanahan Kota Medan tahun 2011 hanya Kecamatan Medan Belawan yang tidak memiliki tanah wakaf. Jumlah keseluruhan tanah wakaf di Kota Medan berjumlah 1.242, sebanyak 657 yang sudah mempunyai sertifikat, 329 tanah wakaf sedang menjalani proses pembuatan sertifikat dan sisanya 585 tanah wakaf belum mempunyai sertifikat. Eksistensi 7

tanah wakaf ini juga menjadi perhatian para cendikiawan Muslim agar tanah wakaf lebih efektif dan efisien. Kota Medan yang terdiri atas 21 kecamatan memiliki tanah wakaf yang digunakan untuk melayani berbagai keperluan masyarakat. Keperluan-keperluan masyarakat yang disediakan olah tanah wakaf meliputi tempat peribadatan, pendidikan, kuburan dan kepentingan sosial lainnya dengan rincian sebagaimana tabel di bawah ini Tabel 2.2 Jumlah Persebaran Tanah Wakaf di Kota Medan No Kecamatan Jumlah Tanah Wakaf Sudah Sertifikat Proses Sertifikat 1 Medan Tuntungan 21 10 10 2 Medan Johor 81 42 14 3 Medan Amplas 97 47 18 4 Medan Denai 87 41 46 5 Medan Area 102 80 22 6 Medan Kota 66 35 16 7 Medan Maimun 43 30 0 8 Medan Polonia 20 10 4 9 Medan Baru 17 16 1 10 Medan Selayang 44 17 20 11 Medan Sunggal 63 25 11 12 Medan Helvetia 52 29 12 13 Medan Petisah 45 21 5 14 Medan Barat 65 35 12 15 Medan Timur 75 31 8 16 Medan Perjuangan 77 41 29 17 Medan Tembung 87 61 3 18 Medan Deli 65 30 34 19 Medan Labuhan 61 23 25 20 Medan Marelan 74 33 39 21 Medan Belawan 0 0 0 Jumlah 1.242 657 329 Sumber Data : Kantor Pertanahan Kota Medan Tahun 2011 8

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, penulis tertarik untuk meneliti tentang potensi ekonomi tanah wakaf, diambil dari persepsi cendikiawan Muslim di Kota Medan. Oleh karena itu penulis mengambil penelitian yang berjudul: Analisis Persepsi Cendikiawan Muslim Terhadap Peningkatan Potensi Ekonomi Tanah Wakaf di Kota Medan 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah sebagaimana yang telah diuraikan di atas, maka perumusan masalah yang dapat diambil sebagai dasar penelitian ini adalah: 1. Bagaimanakah persepsi cendikiawan Muslim terhadap potensi ekonomi tanah wakaf di Kota Medan pada saat ini? 2. Apakah potensi ekonomi tanah wakaf di Kota Medan dapat ditingkatkan dalam pandangan cendikiawan Muslim? 3. Hambatan dan kendala apa yang akan dihadapi dalam peningkatan potensi ekonomi tanah wakaf di Kota Medan? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini, yaitu: 1. Untuk mengetahui persepsi cendikiawan Muslim terhadap potensi ekonomi tanah wakaf di Kota Medan. 9

2. Untuk memastikan apakah potensi ekonomi tanah wakaf di Kota Medan dapat ditingkatkan dalam pandangan cendikiawan Muslim. 3. Untuk mengetahui hambatan dan kendala yang akan dihadapi dalam peningkatan potensi ekonomi tanah wakaf di Kota Medan. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis a. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan informasi dan pemikiran ilmu Ekonomi Islam, khususnya dibidang perwakafan. b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi literatur ilmiah dalam bidang ekonomi, sehingga dapat dijadikan sebagai penunjang penelitian lebih lanjut. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Masyarakat Muslim Hasil penelitian ini dapat menjadi pertimbangan dan rekomendasi bagi masyarakat yang akan melakukan wakaf sehingga dapat memperhitungkan nilai ekonomi dari tanah wakaf yang akan ia wakafkan. b. Bagi Nazhir Wakaf 10

Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan evaluasi dan proyeksi terhadap pengelolaan tanah wakaf, sehingga berupaya untuk meningkatkan potensi ekonomi jika itu memungkinkan untuk dilakukan. c. Bagi Cendikiawan Muslim Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan rujukan untuk pengambilan keputusan terhadap peningkatan potensi ekonomi tanah wakaf di Kota Medan. d. Bagi Pemerintah Hasil dari penelitian ini dapat menjadi sarana untuk meningkatkan pembangunan ekonomi melalui peningkatan potensi ekonomi tanah wakaf. Peran serta pemerintah sangat penting dalam peningkatan potensi ekonomi tanah wakaf. 11